You are on page 1of 12

PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DI KELAS IV


SD NEGERI 03 PONTIANAK KOTA

Siti Nabila Nurrahmi, Siti Halidjah, Rio Pranata


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak
Email : sitinabila157@gmail.com

Abstract

This study aims to describe the teacher's role as a facilitator in using the blended learning
model during the COVID-19 pandemic in class IV of the 03 State Elementary School,
Pontianak City. The research method used is descriptive in the form of qualitative research.
The source of the data for this research is the fourth grade teacher at the State Elementary
School 03 Pontianak City and the data is the result of interviews and observations with the
fourth grade teacher. Data collection techniques in this study are non-participatory
observation techniques, semi-structured interview techniques, and documentation. The
researcher collecting data in this study was himself as the main instrument using
observation guidelines, interview guidelines, and documentation. Based on the data from
observations and interviews, the teacher's role as a facilitator in online and offline learning
has been carried out, although it is not the eleventh role of the teacher. Because in its
implementation there are several obstacles such as poor internet connection in certain
areas, the factor of lack of insight of teachers about the theory of teachers as facilitators,
the lack of school facilities, the factor of old habits in teaching too strong, and the factor
of the lack of teachers conducting comparative studies in schools. Who are considered have
succeeded in carrying out the teacher's role as a facilitator.

Keywords: Teacher Role, Facilitator, Learning Model, Blended Learning

PENDAHULUAN Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). Virus corona


Pendidikan merupakan salah satu atau yang lebih sering dikenal dengan istilah
kebutuhan manusia untuk meningkatkan dan covid-19 telah memberikan dampak yang
menggali potensi yang ada dalam diri manusia. sangat luar biasa kepada seluruh elemen
Tidak hanya itu saja, ada beberapa aspek yang termasuk dalam bidang pendidikan. Dampak
dapat berkembang yaitu aspek kognitif, aspek dari covid-19 itu sendiri membuat semua
afektif, dan aspek psikomotorik. Dalam tatanan di bidang pendidikan harus beradaptasi
kegiatan pembelajaran, guru sangat berperan dengan kehidupan yang baru. Salah satu contoh
dalam memberikan pengalaman belajar yang yang dapat kita rasakan dari dampak covid-19
bermakna bagi siswa terutama pada masa yaitu berubahnya sistem pembelajaran yang
pandemi covid-19 pada masa sekarang ini. biasanya dilakukan secara tatap muka, kini
Sejak bulan Maret 2020, seluruh satuan tidak bisa dilakukan secara tatap muka lagi.
pendidikan di Indonesia memberlakukan Pada masa pandemi covid-19 model
program belajar dari rumah. Tepatnya, saat pembelajaran mengalami perubahan di
virus Covid-19 masuk di Indonesia. beberapa satuan pendidikan.
Coronavirus Disease (Covid-19) disebabkan Menurut Joyce dan Weil (dalam Rusman,
oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome 2014 : p.133) menyatakan bahwa, “model

1
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola kegiatan belajar peserta didik, dan memberikan
yang dapat digunakan untuk membentuk semangat”.
kurikulum (rencana pembelajaran jangka Sanjaya (dalam Darmadi, 2019 : p.67)
panjang), merancang bahan-bahan mengemukakan bahwa ada sebelas peran guru
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran sebagai fasilitator, yaitu:
di kelas atau yang lain”. 1. Guru berusaha mendengarkan dan tidak
Salah satu model pembelajaran yang dapat mendominasi. Karena peserta didik
kita gunakan pada pembelajaran masa pandemi merupakan pelaku utama dalam
covid-19 yaitu menggunakan model Blended pembelajaran, maka sebagai fasilitator
Learning. Menurut Dwiyogo (dalam Husamah, guru harus memberi kesempatan agar
2014 : p.12) menyatakan bahwa, “makna asli peserta didik dapat aktif. Tapi langkah ini
sekaligus yang paling umum dari blended tidak terlalu mudah karena masih banyak
learning ini mengacu pada pembelajaran yang guru yang kurang mendengarkan peserta
mengombinasikan atau mencampurkan didik dan masih mau mendominasi di
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran kelas.
berbasis komputer (online atau offline)”. 2. Guru bersikap sabar. Aspek utama
Sedangkan menurut Moebs dan Weibelzahl pembelajaran adalah proses belajar yang
(dalam Husamah, 2014 : p.12) menyatakan dilakukan oleh peserta didik itu sendiri.
bahwa, “blended learning adalah campuran Jika guru kurang sabar melihat proses yang
antara online dan pertemuan tatap muka (face- kurang lancar lalu mengambil alih itu,
to-face meeting) dalam satu aktivitas maka hal ini sama dengan guru telah
pembelajaran yang terintegrasi”. Dengan merampas kesempatan belajar peserta
diterapkannya model pembelajaran blended didik. Inilah salah satu penghambat dari
learning ini, diharapkan agar siswa dapat peran guru sebagai fasilitator.
tertarik dan lebih semangat lagi dalam 3. Menghargai dan rendah hati. Guru berupaya
mengikuti kegiatan pembelajaran. menghargai siswa dengan menunjukan
Menurut Garnham (dalam Husamah, 2014 minat yang sungguh-sungguh pada
: p.12) menyatakan bahwa, “tujuan pengetahuan dan pengalaman mereka.
dikembangkannya blended learning adalah Tapi kebanyakan guru justru kurang
menggabungkan ciri-ciri terbaik dari menghargai peserta didik dan kurang
pembelajaran di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri bersikap rendah hati dalam menghadapi
terbaik pembelajaran online untuk para peserta didik.
meningkatkan pembelajaran mandiri secara 4. Mau belajar. Seorang guru tidak akan dapat
aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah bekerja sama dengan peserta didik apabila
waktu tatap muka di kelas”. dia tidak ingin memahami atau belajar
Dalam menggunakan model pembelajaran tentang mereka. Kebanyakan guru masih
blended learning, peran guru sebagai fasilitator kurang keinginan untuk belajar.
akan dilihat dari dua sistem, yaitu pembelajaran 5. Bersikap sederajat. Guru perlu
sistem daring dan pembelajaran sistem luring. mengembangkan sikap kesederajatan agar
Pada saat kegiatan pembelajaran dilakukan bisa diterima sebagai teman atau mitra
secara daring, guru hanya memfasilitasi atau kerja oleh peserta didiknya. Tapi yang
memberikan materi saja kepada peserta didik menjadi penghambat justru sikap guru
sehingga dalam pelaksanaannya perlu yang merasa ingin digugu dan ditiru.
bimbingan dari orang tua atau wali dari peserta 6. Bersikap akrab dan melebur. Hubungan
didik tersebut. dengan peserta didik sebaiknya dilakukan
Menurut Sanjaya (dalam Darmadi, 2019 : dengan suasana akrab, santai, bersifat dari
p.65) menyatakan bahwa, “guru sebagai hati ke hati (interpersonal realitionship),
fasilitator artinya guru memfasilitasi proses sehingga peserta didik tidak merasa kaku
pembelajaran. Fasilitator bertugas dan sungkan dalam berhubungan dengan
mengarahkan, memberi arah, memfasilitasi guru.

2
7. Guru berusaha tidak menceramahi. Peserta kurangnya pengalaman; (2) faktor masih
didik memiliki pengalaman, pendirian, dan kurangnya wawasan guru mengenai teori guru
keyakinan tersendiri. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator; (3) faktor minimnya fasilitas
tidak perlu menunjukkan diri sebagai sekolah; (4) faktor kebiasaan lama guru dalam
orang yang serba tahu tetapi berusaha mengajar terlalu kuat; dan (5) kurangnya guru
untuk saling berbagi pengalaman dengan melakukan studi banding ke sekolah-sekolah
peserta didiknya, sehingga diperoleh yang telah berhasil menerapkan peran guru
pemahaman yang kaya diantara keduanya. sebagai fasilitator dengan baik.
8. Berwibawa. Meskipun pembelajaran harus Faktor penghambat peran guru sebagai
berlangsung dalam suasana yang akrab dan fasilitator dalam pembelajaran sistem daring
santai, seorang fasilitator sebaiknya tetap menurut Shofiya & Sartika (2020) yaitu: (1)
dapat menunjukan kesungguhan di dalam koneksi internet yang kurang bagus di daerah
bekerja dengan peserta didiknya, sehingga tertentu; (2) banyak siswa yang tidak memiliki
peserta didik akan tetap menghargainya. handphone pribadi; dan (3) orang tua siswa
9. Tidak memihak dan mengkritik. Di tengah berat untuk membeli paket data internet.
kelompok peserta didik seringkali terjadi Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
pertentangan pendapat. Dalam hal ini, tertarik untuk melakukan penelitian dengan
diupayakan guru bersikap netral dan judul, “Peran Guru Sebagai Fasilitator dalam
berusaha memfasilitasi komunikasi di Menggunakan Model Pembelajaran Blended
antara pihak-pihak yang berbeda pendapat, Learning di Kelas IV”. Peneliti mengambil data
untuk mencari kesepakatan dan jalan di SD Negeri 03 Pontianak Kota untuk
keluarnya. mengetahui pelaksanaan peran guru sebagai
10. Bersikap terbuka. Biasanya peserta didik fasilitator pada pembelajaran sistem daring dan
akan lebih terbuka apabila telah tumbuh sistem luring. Diharapkan penelitian ini akan
kepercayaan kepada guru yang dapat memberikan sumbangsih bagi kemajuan
bersangkutan. Oleh karena itu, guru juga pendidikan.
jangan segan untuk berterus-terang bila Tujuan penelitian ini untuk
merasa kurang mengetahui sesuatu, agar mendeskripsikan peran guru sebagai fasilitator
siswa memahami bahwa semua orang dalam pembelajaran sistem daring dan sistem
selalu masih perlu belajar. luring serta faktor penghambat peran guru
11. Bersikap positif. Guru mengajak peserta sebagai fasilitator dalam pembelajaran sistem
didik untuk memahami keadaan dirinya daring dan sistem luring pada masa pandemi
dengan menonjolkan potensi-potensi yang covid-19 di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03
ada. Bukan sebaliknya mengeluhkan Pontianak Kota. Penelitian ini dinilai sangat
keburukan-keburukannya. Perlu diingat, penting dilakukan untuk memberikan informasi
potensi terbesar setiap peserta didik adalah terkait peran guru sebagai fasilitator dalam
kemauan dari manusianya sendiri untuk menggunakan model pembelajaran blended
merubah keadaan. learning di kelas IV SD Negeri 03 Pontianak
Dalam menjalankan suatu program, Kota.
tentunya kita pasti akan menemui berbagai
macam permasalahan seperti hambatan. Peran METODE PENELITIAN
guru sebagai fasilitator dalam menggunakan Metode yang digunakan dalam penelitian
model pembelajaran blended learning ini juga ini adalah metode deskriftif dengan pendekatan
mempunyai hambatan yang akan dibagi kualitatif, karena penelitian ini bertujuan untuk
menjadi dua, yaitu hambatan dalam mendeskripsikan peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran sistem daring dan hambatan dalam menggunakan model pembelajaran
pembelajaran sistem luring. blended learning pada masa pandemi covid-19
Faktor penghambat peran guru sebagai di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak
fasilitator dalam pembelajaran sistem luring Kota. Bentuk penelitian ini adalah studi kasus.
menurut Agustina (2017) yaitu: (1) faktor

3
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini pembelajaran sistem daring dan sistem luring
sebagai instrumen utama penelitian, peneliti pada masa pandemi covid-19 di kelas IV
bertindak sebagai pengumpul data, perancang Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak Kota yaitu:
penelitian, pelaksana penelitian, penganalisis Berdasarkan hasil wawancara peneliti
data, dan pelapor hasil penelitian. Peneliti hadir dengan guru kelas IV A, guru kelas IV B, dan
untuk melakukan wawancara dan melakukan guru kelas IV C dapat diketahui bahwa peran
observasi terkait peran guru sebagai fasilitator guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
dalam pembelajaran sistem daring dan sistem sistem daring belum semuanya berjalan dengan
luring. baik. Karena pada pembelajaran sistem daring
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah kegiatan pembelajaran memiliki waktu yang
Dasar Negeri 03 Pontianak Kota yang sangat singkat. Sehingga peran guru sebagai
beralamat di Jl. K.H.W. Hasyim, Gg. Cimahi, fasilitator tidak berjalan dengan maksimal.
Kecamatan Pontianak Kota, Kelurahan Sungai Peran guru sebagai fasilitator yang berjalan
Bangkong, Kota Pontianak, Provinsi dengan baik pada pembelajaran sistem daring
Kalimantan Barat.Sumber data dalam penelitian yaitu: bersikap sabar, bersikap akrab dan
ini adalah sumber data primer yang meliputi melebur; tidak berusaha menceramahi,
guru yang mengajar sebagai wali kelas IV A, IV berwibawa, tidak memihak dan mengkritik; dan
B, dan IV C Sekolah Dasar Negeri 03 Pontianak bersikap terbuka. Hal ini juga dibuktikan
Kota. dengan hasil observasi peneliti dengan guru
Teknik pengumpulan data dalam kelas IV A, guru kelas IV B, dan guru kelas IV
penelitian ini berupa teknik observasi, teknik C dapat diketahui bahwa peran guru sebagai
wawancara, dan dokumentasi. Teknik observasi fasilitator dalam pembelajaran sistem daring
digunakan untuk melakukan pengamatan belum semuanya yang berjalan dengan baik.
dengan melihat dan mengamati sendiri Karena pada grup kelas IV A dan grup kelas IV
pelaksanaan peran guru sebagai fasilitator C hanya admin saja yang dapat mengirim pesan
dalam menggunakan model pembelajaran di grup tersebut. Sehingga, pada saat kegiatan
blended learning di kelas IV. Teknik pembelajaran berlangsung tidak ada respon atau
wawancara yang digunakan adalah wawancara timbal-balik dari peserta didik. Sedangkan pada
semiterstruktur yang ditujukan kepada wali grup kelas IV B ada interaksi yang terjadi antara
kelas IV A, IV B, dan IV C untuk memperoleh guru dan peserta didik.
jawaban terkait pelaksanaan peran guru sebagai Berdasarkan hasil wawancara peneliti
fasilitator serta faktor penghambatnya dalam dengan guru kelas IV A, guru kelas IV B, dan
menggunakan model pembelajaran blended guru kelas IV C dapat disimpulkan bahwa peran
learning di kelas IV. Serta teknik dokumentasi guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
yang digunakan sebagai pelengkap dari sistem luring sudah berjalan dengan baik. Guru
penggunaan teknik observasi dan teknik sudah berusaha agar perannya sebagai
wawancara dalam penelitian kualitatif. fasilitator dalam pembelajaran dapat berjalan
Analisis data yang digunakan dalam dengan maksimal. Peran guru sebagai fasilitator
penelitian ini menggunakan analisis data dalam pembelajaran ada sebelas, diantaranya:
kualitatif model Milles dan Huberman. Analisis mendengarkan dan tidak mendominasi;
data dilakukan dengan mereduksi data, bersikap sabar, menghargai dan rendah hati;
menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Cara mau belajar, bersikap sederajat, bersikap akrab
yang dilakukan untuk menguji keabsahan data dan melebur; tidak berusaha menceramahi,
dalam penelitian ini dengan menggunakan berwibawa, tidak memihak dan mengkritik;
triangulasi teknik pengumpulan data. bersikap terbuka, dan bersikap positif. Hal ini
juga didukung dengan hasil observasi peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap guru kelas IV A, guru kelas IV B, dan
Hasil guru kelas IV C ditemukan bahwa peran guru
Berdasarkan hasil data penelitian terhadap sebagai fasilitator dalam pembelajaran sistem
peran guru sebagai fasilitator dalam luring sudah berjalan dengan baik. Agar peran

4
guru sebagai fasilitator dapat berjalan dengan yang diberikan bisa berupa video pembelajaran,
baik, maka diperlukan komunikasi bersama link YouTube, ataupun berupa foto materi yang
peserta didik. Karena jika komunikasi antara disampaikan oleh guru.
guru dan peserta didik sudah berjalan dengan Pada pembelajaran sistem daring peran
baik, maka guru akan lebih mudah untuk guru sebagai fasilitator yang berjalan dengan
menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam baik yaitu, bersikap sabar, bersikap akrab dan
pembelajaran. melebur; tidak berusaha menceramahi,
Berdasarkan hasil wawancara peneliti berwibawa, tidak memihak dan mengkritik; dan
dengan guru kelas IV A, guru kelas IV B, dan bersikap terbuka. Sedangkan pada
guru kelas IV C dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sistem luirng peran guru sebagai
faktor penghambat peran guru sebagai fasilitator pembelajaran sudah berjalan dengan
fasilitator dalam pembelajaran sistem daring baik semuanya.
yaitu koneksi internet di setiap daerah berbeda- Berikut akan dipaparkan terkait sebelas
beda, tidak semua siswa memegang hp pribadi peran guru sebagai fasilitator pembelajaran:
sehingga akan sulit untuk melakukan 1. Guru berusaha mendengarkan dan tidak
komunikasi yang efektif, kuota internet, dan ada mendominasi
peserta didik yang malas dalam kegiatan Menurut Sanjaya (dalam Darmadi, 2019 :
pembelajaran secara daring. p.67) “peserta didik merupakan pelaku
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan utama dalam pembelajaran, maka sebagai
guru kelas IV A, guru kelas IV B, dan guru kelas fasilitator guru harus memberi kesempatan
IV C ditemukan bahwa faktor penghambat agar peserta didik dapat aktif. Tapi langkah
peran guru sebagai fasilitator dalam ini tidak terlalu mudah karena masih
pembelajaran sistem luring yaitu faktor banyak guru yang kurang mendengarkan
kurangnya pengalaman guru dalam menerapkan peserta didik dan masih mau mendominasi
model pembelajaran blended learning, faktor di kelas.
masih kurangnya wawasan guru mengenai teori Pada kegiatan pembelajaran sistem daring,
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran, guru berusaha untuk tidak mendominasi
faktor kebiasaan lama guru dalam mengajar kelas. Hal itu dibuktikan dengan guru
terlalu kuat, dan kurangnya guru melakukan memberikan kesempatan kepada peserta
studi banding ke sekolah-sekolah yang didik untuk selalu bertanya mengenai apa
dianggap telah berhasil menerapkan peran guru saja yang ingin mereka tanyakan.
sebagai fasilitator. Pada pembelajaran sistem luring, peran
guru tersebut ditunjukkan dengan
Pembahasan melakukan kegiatan diskusi antar peserta
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didik. Pada kegiatan diskusi yang
dilakukan, diketahui bahwa peran guru sebagai dilakukan, guru hanya memfasilitasi saja
fasilitator dalam pembelajaran sistem daring selebihnya mengontrol kegiatan diskusi
tidak semua peran itu berjalan dengan baik. yang dilakukan oleh peserta didik. Hal ini
Sedangkan pada pembelajaran sistem luring bertujuan agar peserta didik dapat lebih
sebelas peran guru sebagai fasilitator sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena ada terutama pada kurikulum 2013.
perbedaan waktu dalam kegiatan pembelajaran 2. Bersikap sabar
yang dilakukan. Sikap sabar dalam kegiatan pembelajaran
Ketika pembelajaran dilakukan secara dilakukan dengan cara guru menahan diri
daring, guru menggunakan aplikasi WhatsApp untuk tidak bersikap emosi kepada peserta
Grup untuk melakukan kegiatan pembelajaran. didik pada saat kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung sedang berlangsung. Kegiatan
secara daring dilakukan oleh guru dengan pembelajaran yang dilakukan dengan
memberikan materi pelajaran kepada peserta metode diskusi.
didik melalui aplikasi WhatsApp Grup. Materi

5
Menurut Suryosubroto (2013 : p.167) Pada pembelajaran sistem daring, peran ini
metode diskusi adalah “suatu cara tidak berjalan dengan biak. Karena pada
penyajian bahan pelajaran di mana guru saat pemberian materi pelajaran guru
memberi kesempatan kepada para siswa langsung memberikan materi kepada
untuk mengadakan perbincangan ilmiah peserta didik. Sedangkan pada
guna mengumpulkan pendapat, membuat pembelajaran sistem luring peran ini sudah
kesimpulan atau penyusunan berbagai berjalan dengan baik. Pada pembelajaran
alternatif pemecahan masalah atas sesuatu sistem luring, pemberian materi pelajaran
masalah”. dilakukan dengan merangsang pikiran
Pada pembelajaran sistem daring kegiatan peserta didik terlebih dahulu. Karena guru
diskusi belum pernah dilaksanakan. meyakini bahwa setiap peserta didik
Karena mengingat adanya keterbatasan memiliki pengalaman tersendiri dalam
dalam waktu pembelajarannya. Sedangkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
pada pembelajaran sistem luring diskusi Sebagaimana yang dikemukakan oleh
sudah mulai diterapkan namun masih Kolb dalam (Alif & Maimunawati, 2020 :
dalam skala kecil. p.15), “belajar adalah proses penciptaan
3. Menghargai dan rendah hati pengetahuan melalui transformasi
Sikap ini ditunjukkan guru dengan pengalaman. Pengetahuan adalah hasil
memberikan reward kepada peserta didik. kombinasi antara pengalaman dan
Menurut Mulyasa (2015 : p.77) “reward mentransformasinya”.
atau penghargaan merupakan respon 5. Bersikap sederajat
terhadap suatu tingkah laku yang dapat Pada peran ini guru berusaha untuk
peningkatan kemungkinan terulang menempatkan dirinya agar memiliki posisi
kembalinya tingkah laku tersebut”. yang sederajat dengan peserta didik. Sikap
Reward tidak hanya berupa barang, ini dapat ditunjukkan oleh guru dengan
melainkan bisa berupa dukungan, saling mengajak ngobrol dan menyapa
dorongan, dan motivasi. peserta didik, belajar bersama peserta
Pada pembelajaran sistem daring, peran ini didik, dan menjalin keakraban.
tidak berjalan dengan baik. Karena pada Hal ini sangat diperlukannya interaksi
saat dilakukan observasi peneliti tidak antara guru dan peserta didik.
menemukan adanya guru yang Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alif
memberikan reward kepada peserta & Maimunawati (2020 : p.16) “interaksi
didiknya. Sedangkan pada pembelajaran dilakukan untuk mempermudah peserta
sistem luring peran ini sudah berjalan didik dalam membangun potensi dan
dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan mengoreksi presepsi atau makna yang
guru memberikan reward kepada peserta keliru”.
didik yang rajin dalam mengerjakan tugas. Pada pembelajaran sistem daring, peran ini
4. Mau belajar belum berjalan dengan baik. Karena pada
Peran guru dalam aspek ini ditunjukkan saat dilakukan observasi ada WhatsApp
dengan sikap guru yang selalu ingin terus Grup kelas yang dikunci, sehingga hanya
belajar. Pada aspek ini guru tidak admin saja yang dapat mengirim pesan
menempatkan posisinya sebagai tenaga disana. Sehingga hal tersebut
pendidik yang serba tahu akan ilmu menyebabkan tidak terjadinya interaksi
pengetahuan, tetapi guru selalu menggali antar guru dan peserta didik.
dan mendengarkan pendapat siswa. Hal ini Pada pembelajaran sistem luring, peran ini
ditunjukkan ketika ada peserta didik yang sudah berjalan dengan baik. Bahkan, peran
belum dapat memahami materi pelajaran ini sangat penting untuk diterapkan.
guru berusaha untuk menjelaskannya dan Karena apabila guru sudah bersikap
saling melakukan diskusi. sederajat maka peserta didik tidak akan
merasa takut dan segan kepada guru

6
tersebut. Mereka akan menganggap guru fasilitator hanya memfasilitasi saja seperti
itu adalah temannya sendiri. Dan jika memberikan video pembelajaran,
mereka sudah merasa seperti itu akan kemudian siswa disuruh untuk
memudahkan untuk saling melakukan mendengarkan penjelasan dari video
interaksi. Sikap yang ditunjukkan oleh tersebut dan setelah itu diberikan tugas.
guru yaitu dengan saling bercerita kepada Pada pembelajaran sistem luring, untuk
peserta didik. memudahkan peserta didik dalam
6. Bersikap akrab dan melebur pembelajaran yaitu dengan bertanya dulu
Pada peran ini, guru berusaha untuk kepada peserta didik terkait apa yang ada
membangun komunikasi dengan peserta dipikirannya. Hal itu merupakan
didik. Alif & Maimunawati (2020 : p.16) pancingan agar peserta didik berani untuk
menyatakan bahwa, “komunikasi mengemukakan pikirannya. Selain itu guru
diperoleh dari pengalaman yang ada. tidak menerapkan banyak tugas kepada
Dengan komunikasi akan membuat orang peserta didik.
lain memberikan tanggapan terbuka 8. Berwibawa
terhadap apa yang disampaikan sehingga Alif & Maimunawati (2020 : p.10)
terjadilah komunikasi”. menyatakan bahwa, “wibawa artinya
Pada pembelajaran sistem daring, peran kehadiran guru dimana saja, baik di dalam
guru dalam aspek ini tidak berjalan dengan kelas-kelas pembelajaran maupun di luar
baik. Karena pada saat dilakukan observasi kelas harus disegani. Disegani oleh karena
ada WhatsApp Grup kelas yang dikunci, memiliki integritas yang tinggi, kapabel,
sehingga hanya admin saja yang dapat dan kredibel”.
mengirim pesan disana. Dan hal itu Peran ini sudah berjalan dengan baik pada
menyebabkan tidak terjadinya komunikasi pembelajaran sistem daring maupun
antar guru dan peserta didik. pembelajaran sistem luring. Ketika
Pada pembelajaran sistem luring, guru pembelajaran dilakukan dengan sistem
berusaha untuk bersikap akrab dan berbaur daring, peserta didik tetap hormat, patuh,
dengan peserta didik dalam suasana ceria, dan menghargai guru.
gembira, tidak tegang, bersifat dari hati ke Pada pembelajaran sistem luring,
hati. Hal itu dilakukan dengan walaupun peran guru sebagai fasilitator
berkomunikasi. Jika ada peserta didik yang dalam pembelajaran yang hanya
memiliki masalah ia akan bercerita kepada memfasilitasi saja, namun hal itu tidak
gurunya agar dapat membantu mencarikan menghilangkan wibawa seorang guru
solusi dari permasalahan tersebut. terhadap peserta didiknya. Mereka masih
7. Tidak berusaha menceramahi patuh dan hormat terhadap gurunya. Hanya
Pada umumnya, guru seringkali saja peserta didik yang dituntut untuk lebih
menerapkan metode ceramah dalam aktif dalam kegiatan pembelajaran
pembelajaran dan cara itu termasuk terutama pada kurikulum 2013. Artinya,
metode lama. Seiring dengan standar proses pembelajaran dalam
perkembangan zaman, metode ceramah kurikulum 2013 menggunakan pendekatan
dianggap telah ketinggalan zaman. saintifik. Asrul, dkk (2014 : p.20)
Surakhmad (dalam Suryosubroto, 2013 : menyatakan bahwa, “proses pembelajaran
p.155) menyatakan bahwa, “ceramah dengan saintifik adalah proses
sabagai metode mengajar ialah penerangan pembelajaran yang mengupayakan agar
dan penuturan secara lisan oleh guru peserta didik dapat secara aktif
terhadap kelasnya”. mengonstruk konsep, hukum atau prinsip
Pada pembelajaran sistem daring, guru melalui tahapan-tahapan mengamati dalam
kelas IV tidak berusaha untuk rangka mengidentifikasi atau menemukan
menceramahi peserta didiknya. Dalam masalah, merumuskan masalah,
kegiatan pembelajaran peran guru sebagai merumuskan hipotesis, mengumpulkan

7
data, menganalisis data, menarik 10. Bersikap terbuka
kesimpulan dan mengomunikasikan Keterbukaan merupakan kunci utama
konsep”. dalam membangun kepercayaan dan
9. Tidak memihak dan mengkritik hubungan baik antara guru dan peserta
Pada kehidupan sehari-hari tak jarang didik. Biasanya, peserta didik akan terbuka
masih ditemukannya guru yang sering apabila telah tumbuh kepercayaan kepada
membeda-bedakan peserta didik antara guru tersebut. Apabila keterbukaan antara
satu dengan yang lainnya. Hal itu guru dan peserta didik telah terlaksana,
disebabkan karena ada perbedaan siswa maka dalam kegiatan pembelajaran akan
dalam kegiatan pembelajaran seperti terasa sangat menyenangkan. Guru juga
tingkat kepintaran, kerajinan, dan lainnya. harus terbuka terkait hal-hal yang
Pada peran guru sebagai fasilitator hal itu menyangkut dalam pembelajaran, seperti
tidak berlaku. Karena guru harus hasil belajar, karakter peserta didik, dan
memandang bahwa setiap anak itu perkembangan peserta didik.
memiliki keunikan, kemampuan, dan Berdasarkan hasil observasi dan
karakternya masing-masing. Guru harus wawancara, peran ini sudah berjalan
memperlakukan semua peserta didiknya dengan baik. Baik itu secara sistem daring
dengan posisi yang sama. maupun secara sistem luring. Untuk
Pada pembelajaran sistem daring, peran ini masalah tugas guru selalu terbuka dengan
sudah berjalan dengan baik. Hal ini peserta didiknya. Jika ada peserta didik
ditunjukkan dengan guru tidak membeda- yang tidak mengumpulkan atau
bedakan peserta didik satu dengan lainnya. mengerjakan tugas akan ditanya
Seperti ada peserta didik yang memiliki HP penyebabnya. Dan saling berbagi keluh-
pribadi, peserta didik yang rajin kesah, apabila ada masalah di kelas jangan
mengumpulkan tugas, rajin melakukan sampai masalah tersebut sampai ke luar
absensi, dan lainnya. Guru memandang kelas dulu harus diselesaikan di dalam
rata semua peserta didik tersebut. Dengan kelas. Tugas merupakan hal utama yang
begitu peserta didik akan merasa senang selalu disampaikan dan tidak bosan-
karena gurunya tidak pilih kasih dalam bosannya untuk diingatkan kepada peserta
pembelajaran. didik.
Pada pembelajaran sistem luring, aspek ini Sebagaimana yang dikemukakan oleh Alif
juga sudah berjalan dengan baik. Guru & Maimunawati (2020 : p.41) menyatakan
tidak membeda-bedakan antara peserta bahwa, “terbuka bisa berarti pula saling
didik satu dengan lainnya. Jika ada peserta bertukar pemikiran dan informasi anak.
didik yang nakal mereka diberikan nasehat Orang tua dan guru bisa saling bekerja
secara personal agar mereka menyadari sama dalam mendidik anak”.
bahwa apa yang dilakukannya itu salah. 11. Bersikap positif
Namun sebenarnya tidak ada siswa yang Menurut Ananda, dkk (2014 : p.102)
nakal, melainkan hiperaktif. Peserta didik “sikap adalah salah satu istilah bidang
yang hiperaktif itu biasanya senang psikologi yang berhubungan dengan
mencari perhatian, dan kadang suka persepsi dan tingkah laku”. Istilah sikap
menganggu temannya dalam kegiatan dalam bahasa inggris disebut attitude.
pembelajaran. Untuk itu dalam Attitude adalah suatu cara bereaksi
pembelajaran guru harus bisa terhadap suatu perangsang. Peran guru
menempatkan siapa lawannya untuk sebagai fasilitator juga harus berusaha
peserta didik tersebut dan pentingnya untuk memberikan pikiran yang positif
untuk mengetahui karakteristik dari setiap bagi peserta didik. Hal itu bisa dilakukan
peserta didik. dengan memberikan motivasi kepada
peserta didik.

8
Pada pembelajaran sistem daring, peran ini Pada pembelajaran sistem luring, faktor
tidak berjalan dengan baik. Hal ini penghambat peran guru sebagai fasilitator yaitu
ditunjukkan dengan tidak adanya guru faktor masih kurangnya wawasan guru
yang berusaha untuk memberikan mengenai teori guru sebagai fasilitator dalam
dorongan atau pikiran positif kepada pembelajaran, faktor minimnya fasilitas
peserta didiknya. Pada kegiatan sekolah, faktor kebiasaan guru dalam mengajar
pembelajaran guru hanya memberikan terlalu kuat, dan faktor kurangnya guru
materi dan tugas saja kepada peserta didik. melakukan studi banding ke sekolah-sekolah
Pada kegiatan pembelajaran sistem luring yang dianggap berhasil menerapkan peran guru
berlangsung, guru berusaha untuk sebagai fasilitator.
membangun pikiran dan suasana yang Berikut akan dipaparkan faktor
positif untuk peserta didik. Pada kegiatan penghambat peran guru sebagai fasilitator:
pembelajaran, hal ini dilakukan dengan a. Sistem Daring
diselingi candaan. Karena jika tidak 1) Koneksi internet yang kurang bagus di
diselingi dengan candaan, maka peserta daerah tertentu
didik akan cepat bosan. Selain itu, jika Dalam pembelajaran sistem daring,
peserta didik merasa bosan guru dapat koneksi internet merupakan faktor
melakukan ice breaking yang bertujuan yang utama agar dapat menjalankan
untuk mengembalikan semangat peserta kegiatan pembelajaran. Apabila
didik dalam kegiatan pembelajaran. koneksi internet tidak berjalan dengan
Berdasarkan penelitian yang telah baik, maka kegiatan pembelajaran
dilakukan, model pembelajaran blended tidak bisa terlaksana.
learning ini masih memerlukan peran guru 2) Banyak siswa yang tidak memiliki
sebagai fasilitator dalam pembelajaran, namun, handphone pribadi
yang menjadi fokus utamanya adalah pelajar. Handphone juga termasuk alat yang
Sebagaimana penelitian yang telah dilakukan dapat menunjang keberhasilan
oleh Usman (2018), tentang komunikasi kegiatan pembelajaran secara sistem
pendidikan berbasis blended learning dalam daring. Dengan menggunakan
membentuk kemandirian belajar menunjukkan handphone maka akan terjalin
bahwa pembelajaran blended learning fokus komunikasi antara guru dan peserta
utamanya adalah pelajar. Pelajar harus mandiri didik. Namun, tentunya tidak semua
pada waktu tertentu dan bertanggung jawab siswa kelas IV yang memiliki
untuk pembelajarannya. handphone baik itu handphone pribadi
Dalam pelaksanaannya, tentunya peran maupun handphone orang tuanya.
guru sebagai fasilitator memiliki faktor 3) Orang tua siswa berat untuk membeli
penghambat, baik itu secara sistem daring paket data internet
maupun secara sistem luring. Kata penghambat Selain itu, pada pembelajaran sistem
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia daring juga memerlukan paket data
diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau internet. Berdasarkan hasil wawancara
penyebab lain yang menghambat (merintangi, yang diperoleh, orang tua siswa tidak
menahan, menghalangi). ada keluhan terhadap paket data
Pada pembelajaran sistem daring, faktor internet melainkan keluhan terhadap
penghambat peran guru sebagai fasilitator sistem pembelajaranya saja. Karena
diantaranya koneksi internet yang kurang bagus pada sistem pembelajaran daring
di beberapa daerah, dan siswa malas dalam peserta didik menjadi malas untuk
melaksanakan pembelajaran secara sistem belajar, dan tidak paham terhadap
daring karena alasannya tidak paham terhadap materi yang disampaikan.
materi yang disampaikan. Dan juga faktor
bimbingan orang tua selama pembelajaran
secara sistem daring.

9
b. Sistem Luring pun tidak kalah penting dalam proses
1) Faktor kurangnya pengalaman pembelajaran, dengan sarana yang
Berdasarkan hasil wawancara yang baik akan membuat siswa menjadi
telah dilakukan, ketiga guru kelas IV nyaman ketika belajar”.
sudah pernah menerapkan model 4) Faktor kebiasaan lama guru dalam
pembelajaran blended learning. Model mengajar terlalu kuat
pembelajaran itu diterapkan pada masa Dari hasil wawancara diperoleh bahwa
pandemi covid-19 karena dianggap kebiasaan guru dalam mengajar
model pembelajaran yang paling sebelum masa pandemi covid-19 ini
efektif untuk digunakan. Sehingga dengan metode berdiskusi. Metode
ketika guru akan menerapkan model diskusi yang dilakukan bertujuan agar
pembelajaran tersebut mereka tidak peserta didik lebih aktif dalam
bingung lagi bagaimana agar kegiatan pembelajaran terutama pada
pembelajaran tersebut dapat terlaksana kurikulum 2013 yang diterapkan
dengan baik. Hal ini menunjukkan sekarang ini.
bahwa peran guru pada masa pandemi Menurut Suryosubroto (2013 : p.167),
covid-19 sudah ada pengalaman metode diskusi adalah “suatu cara
dalam menggunakan model penyajian bahan pelajaran di mana
pembelajaran blended learning. guru memberi kesempatan kepada para
2) Faktor masih kurangnya wawasan siswa untuk mengadakan
guru mengenai teori guru sebagai perbincangan ilmiah guna
fasilitator mengumpulkan pendapat, membuat
Faktor yang kedua yaitu masih kesimpulan atau penyusunan berbagai
kurangnya wawasan guru mengenai alternatif pemecahan masalah atas
teori guru sebagai fasilitator. Jika sesuatu masalah”.
seorang guru masih kurang wawasan 5) Kurangnya guru melakukan studi
mengenai teori guru sebagai fasilitator, banding
maka dalam kegiatan pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa
yang dilakukan akan menimbulkan Indonesia (2008), “studi banding
kendala sehingga kegiatan adalah proses penggalian ilmu khusus
pembelajaran tidak akan berjalan tentang kelebihan tempat lain sehingga
dengan maksimal. Sebagai fasilitator menghasilkan data yang dapat
guru harus menciptakan suasana yang dijadikan pembanding di tempat kita”.
menyenangkan dalam pembelajaran Dari hasil wawancara diperoleh bahwa
agar peserta didik tidak bosan. Selain ketiga guru kelas IV belum pernah
itu guru juga harus menyiapkan melakukan studi banding ke sekolah-
fasilitas apa saja yang diperlukan sekolah yang dianggap telah berhasil
dalam kegiatan pembelajaran. Fasilitas menerapkan peran guru sebagai
yang bisa disiapkan oleh guru fasilitator pembelajaran. Dengan tidak
misalnya menyiapkan metode pernahnya guru melakukan studi
pembelajaran, media pembelajaran. banding tersebut akan menimbulkan
3) Faktor minimnya fasilitas sekolah dampak tidak ada bandingan untuk
Fasilitas sekolah sangat diperlukan mengetahui peran guru sebagai
untuk menunjang keberhasilan fasilitator dan prinsip-prinsip guru
seorang guru dalam menerapkan sebagai fasilitator yang sesungguhnya
perannya sebagai fasilitator dalam untuk dijalankan oleh guru.
kegiatan pembelajaran. Sebagaimana
pendapat yang dikemukakan oleh Alif
& Maimunawati (2020 : p.5) “selain
metode dalam pembelajaran, sarana

10
SIMPULAN DAN SARAN pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru juga
Simpulan harus memiliki kreativitas yang harus dapat
Simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) dikembangkan agar dapat diterapkan dalam
peran guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Dan guru juga harus
pembelajaran sistem daring sudah terlaksana. melakukan studi banding ke sekolah-sekolah
Namun, tidak semua peran guru sebagai yang dianggap telah berhasil menerapkan peran
fasilitator itu berjalan dengan baik. Masih ada guru sebagai fasilitator dengan baik; (3) bagi
beberapa peran guru sebagai fasilitator yang orang tua agar lebih membimbing peserta didik
belum berjalan. Peran guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Terutama pada
yang berjalan dengan baik yaitu bersikap sabar, pembelajaran sistem daring. Pada pembelajaran
bersikap akrab dan melebur, tidak berusaha sistem daring peran guru akan digantikan oleh
menceramahi, berwibawa, tidak memihak dan orang tua yang membimbing kegiatan
mengkritik, dan bersikap terbuka; (2) sebelas pembelajaran yang dilakukan dari rumah.
peran guru sebagai fasilitator dalam Selain itu, orang tua juga harus memantau dan
pembelajaran sistem luring sudah berjalan bersikap peduli terhadap pekerjaan yang
dengan baik semuanya. Guru berusaha agar dikerjakan oleh anaknya; (4) bagi peserta didik
dalam pembelajaran sistem luring dapat hendaknya menyadari bahwa kegiatan
memfasilitasi peserta didiknya; (3) faktor pembelajaran yang dilakukannya itu untuk
penghambat peran guru sebagai fasilitator dirinya sendiri. Dan peserta didik memiliki
pembelajaran sistem daring terdiri dari koneksi semangat dan motivasi yang tinggi dalam
internet yang kurang bagus di beberapa daerah, kegiatan pembelajaran; (5) bagi peneliti lain
siswa malas dalam mengikuti kegiatan agar selanjutnya melakukan penelitian pada
pembelajaran pada sistem daring, dan juga beberapa guru di suatu daerah, sehingga
faktor bimbingan orang tua dalam pembelajaran wawasan hasil penelitian ini semakin luas dan
sistem daring; dan (4) faktor penghambat peran dapat melengkapi semua instrument penelitian
guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran dan dapat dipertanggungjawabkan.
sistem luring meliputi faktor masih kurangnya
wawasan guru mengenai teori guru sebagai DAFTAR RUJUKAN
fasilitator, faktor minimnya fasilitas sekolah, Agustina, R. (2017). Peran Guru Sebagai
faktor kebiasaan guru dalam mengajar terlalu Fasilitator dalam Proses Pembelajaran
kuat, dan faktor kurangnya melakukan studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri
banding ke sekolah-sekolah yang dianggap 1 Wonosobo Kabupaten Tanggamus.
telah berhasil menerapkan peran guru sebagai Diperoleh dari
fasilitator dengan baik. http://repository.radenintan.ac.id/1727/1/
SKripsi_Full_Ria.pdf.
Saran
Saran dalam penelitian ini adalah: (1) bagi Alif, M., & Maimunawati, S. (2020). Peran
sekolah agar lebih memperhatikan lagi fasilitas, Guru, Orang Tua, Metode dan Media
sarana, dan prasarana yang dapat mendukung Pembelajaran: Strategi K.B.M di Masa
dalam kegiatan pembelajaran, agar kegiatan Pandemi Covid-19. Banten: Penerbit 3M
pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan Media Karya Serang.
dengan maksimal. Sehingga apabila fasilitas
sekolah sudah memadai maka tujuan Ananda, R., Asrul., & Rosnita. (2014). Evaluasi
pembelajaran dapat tercapai dengan mudah; (2) Pembelajaran. Bandung: Citapustaka
bagi guru kelas agar lebih dapat Media.
memaksimalkan dalam menjalankan peran guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran, Darmadi, H. (2019). Pengantar Pendidikan Era
terutama pada pembelajaran sistem daring. Globalisasi: Konsep Dasar, Teori,
Guru juga harus mempunyai inovasi baru agar Strategi dan Implementasi dalam
tidak terkesan monoton dalam kegiatan

11
Pendidikan Globalisasi. Jakarta: Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja
An1mage. Rosdakarya.

Djamarah, S. B. (2014). Guru dan Anak Didik Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran
dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Cipta. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Dwiyogo, W. D. (2018). Pembelajaran Shofiya, S., & Sartika, S. B. (2020). Peran Guru
Berbasis Blended Learning. Depok: Sebagai Fasilitator dalam Kegiatan
Rajawali Pers. Belajar dari Rumah, Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Sains Indonesia, 3(2),
Husamah. (2014). Pembelajaran Bauran 112-117, ISSN:2623-0852.
(Blended Learning). Jakarta: Prestasi
Pustakaraya. Suryosubroto, B. (2013). Proses Belajar
Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka
KBBI. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Cipta.
(KBBI).
Usman. (2018). Komunikasi Pendidikan
Mulyasa, E. (2015). Menjadi Guru Profesional: Berbasis Blended Learning Dalam
Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Membentuk Kemandirian Belajar,
Jurnalisa, 4(1), 136-150.

12

You might also like