You are on page 1of 21

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI


LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GEOLOGI TEKNIK
PENGUJIAN PERMEABILITAS CONSTANT HEAD

Hari, Tanggal : Selasa, 29 Maret 2022


Waktu : 15.00 – 17.00 WIB
Praktikan : Rizky Rinaldi 119150062
Asisten : Johannes Edy Saputra Simanjutak 118150072
Nurul Qiftiah Yunirwan 118150058
RauzanFiqri Remelko 118150066

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


2022
ABSTRACT

Permeability can be expressed as the speed at which a liquid moves on a porous


medium in a saturated state. Permeability arises due to the presence of capillary
pores that are connected to each other. The method commonly used for soil
permeabillity measurement uses the falling head test and constant head test
methods. In the Constant head method suitable for relatively rough soils such as
sand and gravel. While for finer granules such as clay or mud can use the Falling
head test tool. Permeability coefficient plays a role in infiltration rate. This
coefficient depends on the average size of the pore affected by the particle size
distribution, particle shape, and soil structure. This is due to the influence of tillage,
plant rooting, or compaction of pedogenesis because there is clay hoarding as
occurs in soils that have argilic horizon. Soil permeability depends on several
factors, namely: Viscosity of liquid, Distribution of pore size, Distribution of grain
size, Ratio of voids, Hardness of mineral particles, Degree of soil saturation. In
practicum this time has the goal of determining the coefficient of permeability in
coarse-grained soils that are not disturbed and determine the type of coarse-
grained soil that is not disturbed. After testing and obtained the permeability
coefficient value of each sample in a row is 0.017; 0,007; 0.003cm/s. The result of
the coefficient of the three samples is at intervals of 10-2 - 10 mm/s which have a
type of fine gravel soil, coarse granules mixed.

Keyword: Permeability, coefficient, soil, grain, particle.

ii
ABSTRAK

Permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan


pada media berpori dalam keadaan jenuh. Permeabilitas timbul karena adanya
pori kapiler yang saling bersambungan satu dengan yang lainnya. Metode yang
biasa digunakan untuk pengukuran permeabillitas tanah ini menggunakan
metode falling head test dan constant head test. Pada metode Constant head
cocok digunakan untuk tanah yang relatif masih kasar seperti pasir dan kerikil.
sementara untuk butiran yang lebih halus seperti tanah liat atau lumpur dapat
menggunakan alat uji Falling head. Koefisien permeabilitas berperan dalam
laju infiltrasi. Koefisien ini bergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah.
Hal ini disebabkan oleh pengaruh pengolahan tanah, perakaran tanaman, atau
pemadatan pedogenesis karena ada penimbunan liat seperti terjadi pada tanah
yang mempunyai horizon argilik. Permeabilitas tanah bergantung pada
beberapa faktor, yaitu: Viskositas cairan, Distribusi ukuran pori, Distribusi
ukuran butiran, Rasio kekosongan, Kekerasan partikel mineral, Derajat
kejenuhan tanah. Pada praktikum kali ini memiliki tujuan yaitu menentukan
koefisien permeabilitas pada tanah berbutir kasar yang tidak terganggu dan
menentukan jenis tanah berbutir kasar yang tidak terganggu. Setelah dilakukan
pengujian dan didapatkan nilai koefisien permeabilitas dari masing- masing
sampel berturut-turut adalah 0,017; 0,007; 0,003cm/s. Hasil dari koefisien
ketiga sampel tersebut berada pada interval 10-2 – 10 mm/s yang memiliki jenis
tanah kerikil halus, butiran kasar bercampur.

Kata kunci: Permeabilitas, koefisien, tanah, butir, partikel.

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan
rahmat rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita masih dapat
melaksanakan kegiatan kita sehari-hari dengan lancar dan dalam kondisi sehat
ditengah pandemi yang terjadi saat ini.
Penyusunan tugas pendahuluan laporan praktikum geologi teknik ini ditujukan
untuk prasyarat untuk mengikuti praktikum dan membantu dalam penyusunan
laporan akhir pada praktikum minggu keenam mengenai modul “ Pengujian
Permeabilitas Constant Head ”. Kemudian penulis berharap dengan adanya tulisan
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca. Penulis juga berharap kritik dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun untuk penulisan selanjutnya.
Dalam penyusunan tugas pendahuluan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak terkait, yaitu :
1. Orang tua, abang dan adik yang berada di rumah yang selalu memberikan
semangat dan doa selama pelaksanaan perkuliahan.
2. Bapak Kurniawan Adha, B.Sc (Hons), M.Sc. selaku dosen pengampu mata
kuliah Geologi Teknik semester genap TA 2021/2022.
3. Asisten praktikum yang akan menangani dan mengawasi selama praktikum
Geologi Teknik semester genap TA 2021/2022.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih dan semoga dapat menambah wawasan
bagi para pembaca.

Hormat saya,
Lampung Selatan, 29 Maret 2022

Rizky Rinaldi
119150062

iv
DAFTAR ISI

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

I.2 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3

II.1 Permeabilitas ................................................................................................ 3

II.2 Pengujian Constant Head ............................................................................. 4

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 5

III.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 5

III.2 Diagram Alir Penelitian .............................................................................. 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 8

IV.1 Hasil ............................................................................................................ 8

IV.2 Pembahasan................................................................................................. 9

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 11

V.1 Kesimpulan` ............................................................................................... 11

V.2 Saran ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

LAMPIRAN ......................................................................................................... 13

v
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Data Hasil Percobaan Pengujian Permeabilitas Constant Head ........ 8

Tabel IV.2 Data Hasil Perhitungan Pengujian Permeabilitas Constant Head ..... 8

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Pengujian constant head ................................................................. 4

Gambar III.1 Diagram alir pengujian permeabilitas constant head.................... 7

Gambar IV.1 Klasifikasi jenis tanah berdasarkan nilai koefisien permeabilitas . 10

vii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Permeabilitas didefenisikan secara kuantitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-
cairan atau penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu massa tanah atau
lapisan tanah. Permeabilitas timbul karena adanya pori kapiler yang saling
bersambungan satu dengan yang lainnya. Secara kuantitatif permeabilitas dapat
dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam
keadaan jenuh. Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeabel) dimana air bebas
mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran
tanah. Tanah diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada
rongga-rongga udara. Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam
meloloskan air. Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran
melalui suatu media poros. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan
koefisien permeabilitas tanah. Koefisien permeabilitas tanah (k) digunakan untuk
mengetahui besarnya rembesan pada permasalahan bendungan, saluran irigasi,
tanggul tanah, sumur resapan dan lainnya. Metode yang biasa digunakan untuk
pengukuran permeabillitas tanah ini menggunakan metode falling head test dan
constant head test. Pada pengukuran di laboratorium dengan metode falling head
yang memanfaatkan sensor ketinggian dapat digunakan untuk mengetahui laju
aliran fluida sehingga diharapkan mampu mendapatkan nilai koefisien
permeabilitas tanah yang tepat dan akurat.

Banyak peneliti telah mengkaji problema permeabilitas dan mengembangkan


beberapa rumus. Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas
efektif batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh
patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran butiran,
bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan gabungannya, tetapi
karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas hidrolik suatu akifer yang
berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-lapisan atau masing-maisng zona,
dan mungkin bervariasi cukup besar tergantung pada arah gerakan air. Pada
praktikum modul keenam geologi teknik kali ini membahas tentang “ Pengujian
Permeabilitas Constant Head”. Praktikum ini merupakan praktikum lanjutan dari

1
modul sebelumnya yaitu pengujian batas-batas atterbag. Seperti judulnya
praktikum ini akan membahas pengujian permeabilistas constant head.

I.2 Tujuan
Dilaksanakan praktikum kali ini bertujuan sebagai berikut:

1. Menentukan koefisien permeabilitas pada tanah berbutir kasar yang tidak


terganggu
2. Menentukan jenis tanah berbutir kasar yang tidak terganggu

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Permeabilitas
Kemampuan bahan yang berpori untuk meloloskan fluida melalui rongga atau pori-
porinya. Mampunya suatu bahan yang berpori untuk meloloskan fluida karena
semua pori di dalam bahan tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang
lainnya, sehingga air dapat mengalir dari titik yang tinggi ke titik rendah.
Berdasarkan penjelasan di atas maka tanah juga mempunyai sifat fisik yaitu
permeabilitas. tanah yang mempunyai sifat mampu meloloskan fluida disebut
permeable, tanah yang mempunyai sifat mampu meloloskan fluida sangat kecil
disebut semi permeable, dan tanah yang mempunyai sifat tidak mampu meloloskan
fluida disebut impermeable. Permeabilitas tanah menujukkan kemampuan tanah
dalam meloloskan air ke lapisan bawah profil. Koefisien permeabilitas berperan
dalam laju infiltrasi. Koefisien ini bergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel, dan struktur tanah.
Semakin kecil ukuran dari partikel penyusun tanah maka semakin rendah koefisien
permeabilitasnya. Suatu lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-
butiran halus memiliki harga koefisien permeabilitas yang lebih rendah dan pada
tanah ini koefisien permeabilitas merupakan fungsi angka pori. Tinggi rendahnya
permeabilitas ditentukan oleh ukuran pori. Permeabilitas tanah adalah suatu
kesatuan yang meliputi infiltrasi tanah dan berfungsi dalam pengolahan tanah,
lapisan atas tanah memiliki kecepatan antara lambat sampai agak cepat (0,20-9,46
cm/jam), sedangkan pada lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang
(1,10-3,62 cm/jam). Hal ini disebabkan oleh pengaruh pengolahan tanah, perakaran
tanaman, atau pemadatan pedogenesis karena ada penimbunan liat seperti terjadi
pada tanah yang mempunyai horizon argilik. Permeabilitas tanah bergantung pada
beberapa faktor, yaitu: Viskositas cairan, Distribusi ukuran pori, Distribusi ukuran
butiran, Rasio kekosongan, Kekerasan partikel mineral, Derajat kejenuhan tanah
Hubungan antara permeabilitas tanah dengan erosi adalah apabila permeabilitas
dalam tanah terlalu tinggi sehingga menutupi seluruh pori tanah akan terjadi
penurunan kekuatan dalam tanah sehingga apabila tanah mendapatkan tekanan
dapat mengakibatkan terjadinya longsoran/erosi.

3
II.2 Pengujian Constant Head
Pengujian ini diperuntukkan pada tanah yang memiliki permebialitas tinggi dan
tanah berbutir seperti pasir. Untuk test dengan cara constant head test banyaknya
air yang mengalir lewat contoh tanah ditampung dalam gelas ukur. Waktu yang
diperlukan untuk mengumpulkan air tersebut di catat. Perlu diingat bahwa pada
constant head test, tinggi muka air diatas contoh tanah diusahakan tetap (constant).
Setelah kecepatan aliran di dalam pipa konstan maka air dikumpulkan dalam gelas
ukur selama waktu yang diketahui.

Gambar II.1 Pengujian constant head

Untuk mencari nilai koefisien permeabilitas melalui pengujian constant head


diperoleh rumus sebagai berikut:

𝑄 × 𝐿
𝑘 =
∆ℎ × 0.25 × 𝜋 × 𝐷2

Keterangan: k = Koefisien Permeabilitas (cm/s)


Q = Debit Air (cm3 /s)
L = Jarak Antar Lubang Piezometer (cm)
∆h = Selisih Tinggi Muka Air Piezometer (cm)
D = Diameter Tabung (cm)

4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada pelaksanaan praktikum kali ini sebagai
berikut:

Alat :

1. 1set alat Permeabilitas Constant Head


2. 2 buah batu pori
3. 2 buah kertas saring
4. 1 buah tabung gelas ukur 100 ml
5. 1 buah stopwatch

Bahan:

1. Air Suling
2. 500 gram tanah berbutir kasar yang tidak terganggu

III.2 Diagram Alir Penelitian


Terdapat gambar diagram alir penelitian kali ini yakni sebagai berikut:

Mulai

Ukur dan catat diameter tabung dan jarak antar lubang


piezometer pada alat permeabilitas constant head.

Batu pori diletakkan pada bagian bawah alat permeabilitas constant


head, kemudian kertas saringan diletakkan diatas batu pori.

Pasang tabung pada alat permeabilitas constant head dan


dipersiapkan sampel tanah berbutir kasar tidak terganggu.

5
Masukkan sampel tanah berbutir kasar yang tidak terganggu ke
dalam tabung kemudian diletakkan kertas saringan di atas
permukaan sampel tanah berbutir kasar yang tidak terganggu.

Letakkan batu pori diatas kertas saringan yang sudah di atas


permukaan sampel tanah berbutir kasar yang tidak terganggu.

Pasang pegas diatas batu pori yang berada


diatas alat permeabilitas constant head.

Tutup alat permeabilitas constant head dengan mengencangkan baut dan


kran bagian bawah yang terdapat pada alat permeabilitas constant head.

Jenuhkan sampel tanah dengan menggabungkan selang ke


lubang piezometer yang nantinya akan dialirkan air.

Perhatikan kenaikan tinggi muka air pada piezometer.


Apabila belum ada perubahan, kran bagian bawah dibuka.

Tampung air yang mengalir dari kran bagian bawah yang terdapat pada
alat permeabilitas constant head melalui selang dengan tabung gelas ukur.

Hitung lama air yang tertampung pada tabung gelas ukur menggunakan stopwatch
selama 60 detik dan diukur volume air yang tertampung pada tabung gelas ukur.

hitung lama air yang tertampung pada tabung gelas ukur menggunakan stopwatch
selama 60 detik dan diukur volume air yang tertampung pada tabung gelas ukur.

6
Selesai

Gambar III.1 Diagram alir pengujian permeabilitas constant head

Keterangan:

= Mulai/ selesai = Langkah selanjutnya

= Proses

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan dan pengolahan data yang telah dilakukan pada saat
praktikum didapatkan hasil analisis sebagai berikut:

Tabel IV.1 Data Hasil Percobaan Pengujian Permeabilitas Constant Head

Satuan Sampel Sampel


No Keterangan Simbol Satuan
1 2 3
1 Diameter Tabung D cm 10
2 Jarak Antar Lubang Piezometer L cm 5
3 Tinggi Muka Air Piezometer Atas h1 cm 79 80 78
Tinggi Muka Air Piezometer
4 h2 cm 78 79 77
Bawah
5 Volume Air Tertampung V cm3 16 7 3
6 Waktu t s 60 60 60

Tabel IV.2 Data Hasil Perhitungan Pengujian Permeabilitas Constant Head

Satuan Sampel Sampel


No Keterangan Simbol Satuan
1 2 3
Selisih Tinggi Muka Air
1 Δh cm 1 1 1
Piezometer
2 Debit Air Q cm3/s 0,267 0,117 0,05
3 Koefisien Permeabilitas K cm/s 0,017 0,007 0,003

Perhitungan Pengujian Permeabilitas Constant Head

1. Selisih tinggi muka air piezometer (cm)

Δh = h1- h2

• Sampel 1
Δh = 79 – 78 = 1 cm
• Sampel 2
Δh = 80 – 79 = 1 cm
• Sampel 3
Δh = 78 – 77 = 1 cm

8
2. Debit Air

Q = V/t

• Sampel 1
Q = 16 cm3/ 60s = 0,267 cm3/s
• Sampel 2
Q = 7 cm3/ 60s = 0,117 cm3/s
• Sampel 3
Q = 3 cm3/ 60s = 0,05 cm3/s

3. Koefisien Permeabilitas

K = Q x L / Δh x 0,25x π x D2

• Sampel 1
K = 0,267 x 5 / 1 x 0,25 x 3,14 x 102 = 1,335 / 78,5 = 0,017 cm/s
• Sampel 2
K = 0,117 x 5 / 1 x 0,25 x 3,14 x 102 = 0,585 / 78,5 = 0,007 cm/s
• Sampel 3
K = 0,05 x 5 / 1 x 0,25 x 3,14 x 102 = 0,25 / 78,5 = 0,003 cm/s

IV.2 Pembahasan
Dilakukannya pengujian permeabilitas constant head adalah untuk keperluan dalam
bidang konstruksi. Hal ini berkaitan dengan menentukan koefisien permeabilitas
dari suatu tanah sebagai tempat atau lokasi konstruksi yang disusun oleh material-
material penyusun tanah baik itu material organik maupun dari material litik. Pada
pengujian permeabilitas constant head, dilakukan pencarian data seperti selisih
tinggi muka air piezometer, volume tertampung air tiap sampel, waktu tiap sampel,
debit air tiap sampel dan koefisien permeabilitas tiap sampel, Berdasarkan data
yang telah dihasilkan, diukur volume air yang tertampung dalam waktu 60 detik.
Pengukuran ini dilakukan dalam waktu yang disamakan untuk lebih terlihat
kemampuan dari 3 sampel tanah dalam meloloskan fluida. Untuk sampel dengan
volume air tertampung yang terbanyak adalah sampel 1. Untuk debit air hasil

9
perhitungan, maka sampel 1 juga memiliki debit tercepat dari 2 sampel lainnya. Ini
menandakan bahwa tanah sampel 1 mampu meloloskan fluida lebih baik
dibandingkan 2 sampel lainnya. Untuk nilai koefisien permeabilitasnya, dalam hasil
perhitungan berturut-turut dari 3 sampel adalah 0,017; 0,007; 0,003cm/s. Nilai
koefisien tertinggi adalah pada tanah sampel 1 dengan besaran nilainya 0,017 cm/s.

Gambar IV.1 Klasifikasi jenis tanah berdasarkan nilai koefisien permeabilitas

Sampel 1 dengan nilai koefisien permeabilitas (k) sebesar 0,017cm/s atau 1,7000
mm/s termasuk dalam jenis sand (pasir) dan termasuk dalam kategori tanah
pervious (permeable/sarang air). Berdasarkan nilai k 1,7000 mm/s berarti jenis
tanah sampel 1 tersusun atas butir berukuran kerikil halus, butiran kasar bercampur.
Sampel 1 mungkin tersusun atas butir yang cenderung dominan kasar sehingga
dapat memengaruhi tanah untuk meloloskan fluida lebih baik. Untuk sampel 2
memiliki nilai k sebesar 7 x 10-1 mm/s, tergolong dalam jenis tanah sand (pasir) dan
termasuk dalam kategori jenis tanah pervious (permeable/ sarang air). Jenis tanah
sampel 2 dari nilai k, klasifikasinya termasuk dalam jenis tanah kerikil halus,
butiran kasar bercampur. Sampel 3 memiliki nilai k sebesar 3 x 10-1 mm/s tergolong
dalam jenis tanah sand (pasir) dan termasuk dalam kategori jenis tanah pervious
(permeable/ sarang air). Jenis tanah sampel 3 dari nilai k, klasifikasinya termasuk
dalam jenis tanah kerikil halus, butiran kasar bercampur. Pada penjelasan tersebut
dapat kita simpuilkan bahwa nilai k untuk sampel tanah tersebut berada pada
interval 10-2 – 10 yang memiliki jenis tanah kerikil halus, butiran kasar bercampur.

10
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan`
Dari hasil modul praktikum pengujian permeabilitas constant head diperoleh
kesimpulan yakni sebagai berikut:

1. Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah dalam meloloskan fluida/


2. Nilai koefisien permeabilitasnya berturut-turut dari 3 sampel adalah 0,017;
0,007; 0,003cm/s
3. Hasil koefisien ketiga sampel berada pada interval 10-2 – 10 mm/s yang
memiliki jenis tanah kerikil halus, butiran kasar bercampur.
4. Semakin besar nilai koefisien permeabilitas maka akan semakin baik
permeabilitas tana tersbut.

V.2 Saran
Dengan selesainya modul praktikum pengujian permeabilitas constant head,
terdapat beberapa saran yakni sebagai berikut:

1. Untuk setiap praktikan diharapkan dapat mengolah data praktikum dengan


lebih teliti
2. Perhatikan dan pahami tujuan praktikum kali ini.
3. Mematuhi protokol kesehatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah. 2005. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis) Jilid I.


Surabaya : Erlangga
Rohmat. 2009. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah) Edisi
Kedua. Jakarta : Penerbit Erlangga
Soedarmo,Purnomo. 1993. Mekanika Tanah, hal 179-188, Kanisiusanisius:Malang

12
LAMPIRAN

13
14

You might also like