Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Basically, children have the right to get special protection in order to grow and develop
properly. In writing this thesis, the author tries to examine the implementation of Article 76 I
and Article 88 of Law No. 35 of 2014 concerning Amendments to Law No. 23 of 2002
concerning Child Protection in Dumai City.
The purposes of writing this thesis are: first, to find out the implementation of Article
76I and Article 88 of Law Number 35 of 2014 concerning child protection for parents who
employ children in the Dumai city area. Second, to find out the obstacles in implementing
criminal sanctions in the Dumai City area for perpetrators who employ children in the Dumai
City area and to find out what law enforcement efforts can do to overcome the obstacles to
criminal application against perpetrators who employ children in the Dumai city area. The
research method in this thesis uses a sociological legal research type, namely research that
wants to see the correlation between law and society, so as to be able to reveal the effectiveness
of law enforcement in society and identify unwritten laws that apply to society, so in this
sociological legal research which is carried out At first, careful research is secondary data
which is then continued with research on primary data in the field or on the community.
Based on the results of the study, the first conclusion can be drawn that the existing
legal protection system for child labor has not been implemented in real terms, criminals do not
get strict legal action so that the reality of crime and deviant behavior is growing. Second, the
obstacles faced by the government in implementing the crime on child protection against
parents who employ children in the Dumai City area include weak law enforcement and
supervision related to perpetrators who employ children, violations of the law are always
carried out continuously or become a habit and are considered as a normal thing. and
appropriate, the lack of community participation and understanding related to child labor
violations and the weak economic condition of the community so that children are forced to
work. And Efforts That Can Be Done In Implementing Crimes Regarding Child Protection
Against Parents Who Employ Children in the Dumai City Area are socializing laws and
regulations, holding routine patrols, coordinating and collaborating between relevant agencies
or institutions in the field of child labor and in terms of law enforcement. In terms of quantity
and quality, it is necessary to add personnel/officers so that officers can be more optimal in
carrying out their duties.
1 3
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan M. Ghufran H. Kordi K, Durhaka Kepada Anak
Tata Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 1989, Refleksi Mengenai Hak Dan Perlindungan
hlm.39 Anak,Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015, hlm. 2
2 4
Darwan Prinst, Hukum Anak Indonesia, H.R Abdusalam, Hukum Perlindungan Anak,
PT.Citra Aditya Bakti, Bandung : 1997, hlm.98 Restu, Agung, Jakarta: 2007, hlm 23
JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2
2. Yang mengeksploitasi ekonomi atau sehingga tidak ada waktu luang yang
seksual anak; diberikan kepada mereka untuk tumbuh
3. Dengan maksud untuk dan berkembang dengan baik. Pada hari
menguntungkan diri sendiri atau selanjutnya penulis menemukan dua
orang lain. orang anak membawa sekarung barang
Dalam hal ini, anak – anak dipaksa bekas untuk bahan daur ulang di Jalan
bekerja menggunakan segenap tenaganya Purnama. Ketika penulis melakukan
dan juga mengancam jiwanya. Adapun wawancara dengan anak-anak pemulung
yang melatarbelakangi terjadinya tersebut mereka menyebutkan bahwa
eksploitasi pekerja anak di Kota Dumai pekerjaan ini mereka mulai sehabis
yaitu kemiskinan dan lingkungan sosial. pulang sekolah dengan persetujuan
Dimana di kota Dumai banyak hal yang orang tua untuk membantu keuangan
dapat dikerjakan oleh seorang anak untuk keluarga. Dari permasalahan inilah
membantu ekonomi keluarganya. peneliti tertarik untuk melakukan
Kemiskinan terjadi karena penelitian yang akan di tuangkan dalam
ketidakmampuan untuk memenuhi bentuk skripsi nantinya dengan berjudul
kebutuhan dasar seperti makanan, “IMPLEMENTASI PASAL 76I DAN
pakaian, tempat berlindung, pendidikan PASAL 88 UNDANG – UNDANG
dan kesehatan. Kemiskinan dapat NOMOR 35 TAHUN 2014
disebabkan oleh kelangkaan alat TENTANG PERUBAHAN
pemenuh kebutuhan dasar ataupun UNDANG-UNDANG NOMOR 23
sulitnya akses terhadap pendidikan dan TAHUN 2002 TENTANG
pekerjaan5. Bahkan dalam kasus dan PERLINDUNGAN ANAK DI KOTA
bentuk tertentu pekerja anak telah masuk DUMAI “
sebagai kualifikasi anak – anak yang B. Rumusan Masalah
bekerja pada situasi yang paling tidak Berdasarkan latarbelakang diatas
bisa ditolerir. maka penulis dapat merumuskan
Pada umumnya pekerja anak permasalahan sebagai berikut :
kurang mendapatkan perlindungan yang 1. Bagaimana implementasi pasal 76I
memadai baik dari segi hukum maupun dan pasal 88 Undang – Undang
sosialnya, hal ini disebabkan dari Nomor 35 Tahun 2014 tentang
kondisi anak yang terpaksa bekerja perubahan Undang-Undang Nomor
yang terkadang hanya sebagai tambahan 23 tahun 2002 tentang perlindungan
tenaga pada proses produksi eksploitasi anak di kota Dumai ?
ekonomi yang pada umumnya mereka 2. Hambatan apa saja yang dihadapi
tidak terikat pada kesepakatan kerja, oleh pihak terkait dalam
karena syarat – syarat formal ( menerapkan pidana tentang
kecakapan ) yang harus dipenuhi tidak perlindungan anak terhadap orang
dimiliki oleh anak yang bekerja, dan tua yang mempekerjakan anak di
belum cukup umur untuk melakukan kota Dumai ?
kesepakatan sebuah perjanjian kerja. 3. Bagaimana upaya yang dapat
Berdasarkan observasi yang penulis dilakukan dalam menerapkan
lakukan pada hari Kamis tanggal 31 mei pidana tentang perlindungan anak
2020 di jalan sudirman di waktu malam terhadap orang tua yang
hari, didapat begitu banyak anak yang mempekerjakan anak di kota Dumai
menjadi pemulung dengan berbagai usia ?
5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Saiful Saleh, Ekploitasi Pekerja Anak
1) Tujuan Penelitian
Pemulung, Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi,
Universitas Muhammadiyah Makassar, Vol IV No.1, Untuk mengetahui implementasi Pasal
Mei 2016, hlm. 81 76I dan Pasal 88 Undang – Undang
JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3
Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2002 tentang perlindungan
anak di kota Dumai
2) Untuk mengetahui hambatan dalam
penerapan sanksi Pidana di wilayah
Kota Dumai Bagi Pelaku yang
Mempekerjakan Anak di Wilayah
Kota Dumai.
3) Untuk mengetahui upaya penegakan
hukum yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hambatan penerapan
pidana terhadap pelaku yang
mempekerjakan anak di wilayah kota
dumai.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian
ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan dan
pengetahuan ilmu yang telah
penulis peroleh selama studi di
Fakultas Hukum Universitas Riau.
2. Dengan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pencerahan dan
menemukan solusi terhadap
pekerja anak sebagai sumbangan
pemikiran dan alat mendorong
bagi rekan rekan mahasiswa untuk
melanjutkan penelitian
selanjutnya.
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Op.Cit.hlm.32
JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9
manusia.26 penerapan hukum pidana (criminal law
Dalam menjamin keadilan, application) yang melibatkan pelbagai
kepastian dan kemanfaatan hukum bagi sub sistem struktural berupa aparat
setiap warga negara, negara memiliki kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan
kewajiban memberikan perlindungan pemasyarakatan.
terhadap siapa saja mengenai persoalan Seperti yang kita ketahui di alinia
apapun yang bersinggungan dengan ke IV, pembukuaan Undang-Undang
hukum, termasuk didalamnya persoalan Dasar 1945 dinyatakan bahwa tujuan
terhadap anak.27 kemerdekaan Indonesia adalah untuk
Perlindungan anak dalam rangka memberikan kesejahteraan yang
menjamin terpenuhinya hak-hak anak setinggi-tingginya kepada seluruh
merupakan upaya perlindungan yang masyarakat, yaitu kesejahteraan lahir
diberikan untuk semua anak tanpa dan batin, materil dan spiritual dapat di
kecuali.28 Wujud dari perlindungan rumuskan sebagai berikut :
hukum terhadap anak, pemerintah telah 1. Melindungi segenap bangsa
berupaya membuat berbagai peraturan Indonesia dan seluruh tumpah
perundang-undangan yang mengatur darah Indonesia
kepentingan anak, yaitu : 2. Memajukan kesejahteraan umum,
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun mencerdaskan kehidupan bangsa
1979 tentang Kesejahteraan anak dan ikut melaksanakan ketertiban
2. Undang-Undang Nomor 39 dunia yang berdasarkan
Tahun 1999 tentang Hak Asasi kemerdekaan dan keadilan
Manusia sosisal.29
3. Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2014 tentang Perubahan Untuk mencapai tujuan
atas Undang-Undang Nomor 13 kemerdekaan tersebut di perlukan usaha
Tahun 2006 tentang Perlindungan pembinaan tertib hukum, sehinga
Saksi dan Korban Indonesia sebagai Negara hukum bukan
4. Undang-Undang Nomor 11 kekuasaan belaka, maka pemerintah
Tahun 2012 tentang Sistem berkewajiban memberikan perlindungan
Peradilan Pidana Anak hukum dan kepastian hukum bagi
5. Undang-Undang Nomor 35 seluruh warga Negara, termaksuk anak
Tahun 2014 Tentang Perubahan dibawah umur yang menjadi suatu bahan
atas Undang-Undang Nomor 23 eksploitasi bagi pihak-pihak tertentu.
Tahun 2002 Tentang Berkaitan dengan perlindungan
Perlindungan Anak. hukum, maka setiap orang wajib
mendapatkan perlindungan hukum
Sebagai suatu proses yang bersifat termasuk seorang anak yang masih
sistemik, maka penegakan hukum dibawah umur yang pada
pidana menampakkan diri sebagai keharusannya belum bertanggung
jawab untuk mencari nafkah bagi
26
dirinya sendiri maupun untuk orang
Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum),
lain. Maka perlindungan hukum bagi
Surakarta, Magister Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004, hlm. seorang anak ini sangat
3. membutuhkan undang-undang yang
27
Lismaida, “Tindak Pidan Melakukan Eksploitasi memuat suatu aturan yang mengikat
Anak Secara Ekonomi Sebagai Pengemis (Suatu
Penelitian Di Kota Banda Aceh”, Skripsi, Banda
29
Aceh, 2017, hlm. 74 Sri Soemantri, Azas Negara Hukum dan
28
Djoko Purwanto, “Implementasi Hak-Hak Anak Perwujutannya Dalam Sistem Hukum Nasional,
Indonesia”, Fakultas Hukum, Muhammadiyah Dalam Politik Pembangunan Hukum Nasional, UII
Jember, hlm.42. Pres, Yokyakarta, hlm,25.
JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10
agar berlangsungnya suatu hukum dan yang paling penting adalah
perlindungan terhadap anak di perhatian dari keluarga dan orang tua
Negara Indonesia ini, selain anak itu sendiri atas realita bahwa masih
perlunya suatu Undang-undang banyaknya anak dibawah umur yang
diperlukan kan lagi aparatur hukum dijadikan objek eksploitasi oleh orang
yang mengawal agar tidak adanya dewasa untuk aktifitas mengemis. 31
pelanggaran terhadap Undang- Dalam menegakkan hukum ada
undang tersebut. Upaya tiga unsur yang selalu harus
perlindungan anak perlu diperhatikan: kepastian hukum
dilaksanakan sedini mungkin, yaitu (Rechtssicherheit), kemanfaatan
sejak dari dalam kandungan sampai (Zweckmassigkeit) dan keadilan
anak berusia delapan belas tahun. 30 (Gerechtigkeit).
2. Hambatan Yang Dihadapi Oleh Pekerja anak di sektor informal
Pihak terkait Dalam Menerapkan kerap kali menjadi salah satu yang sulit
Pidana Tentang Perlindungan di buktikan karena dalih mereka hanya
Anak Terhadap Orang Tua Yang membantu orang tuanya dalam mencari
Mempekerjakan Anak Di nafkah yang di anggap wajar dalam
Wilayah Kota Dumai kultur masyarakat indonesia. Orang tua
Dari aturan-aturan hukum yang dalam keluarga merupakan pemegang
tertulis dalam Undang-Undang kontrol dalam kehidupan keluarga.
Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Tumbuh kembang anak akan dilihat dari
Perlindungan anak, sesungguhnya hak- peranan orang tua dalam mengatur
hak pekerja anak telah dipenuhi dengan kehidupan anaknya.32
lengkap. Namun dalam penelitian ini Menurut Nora Lisda beberapa
terlihat jelas bahwa eksploitasi terhadap faktor yang menjadi penyebab terjadinya
pekerja anak masih saja terjadi, yang anak dieksploitasi sebagai pengemis
menunjukkan dalam pelaksanaan ialah sebagai berikut :33
maupun penegakan hukum tidak 1. Faktor Urbanisasi
berjalan sebagaimana yang dicita- Faktor urbanisasi menjadi
citakan. faktor yang cukup berperan tinggi,
Beberapa jenis pekerjaan informal sehingga terdapat banyak anak di
yang dilakukan anak-anak dapat Kota Dumai yang dipekerjakan
dianggap sebagai pekerjaan mencari sebagai pengemis, tingginya kaum
uang secara mandiri, misalnya urban yang terdapat di Kota
menyemir sepatu, mengemis, menarik Dumai dan kerasnya persaingan
becak, menjadi kernet angkutan kota, untuk mendapatkan lapangan kerja
berjualan koran, menjadi tukang menyebabkan sebagian dari
sampah, dan memulung. Pekerjaan masyarakat atau kaum urban untuk
informal lainnya berlangsung di rumah mencari nafkah dengan jalan
dan karena itu, kurang terlihat oleh meminta-minta atau mengemis.
umum. Tidak hanya semata-mata karena
Perlunya mendapatkan perhatian persaingan yang cukup keras
yang lebih dari berbagai pihak baik dari dalam lapangan kerja, melainkan
pemerintah, lingkungan masyarakat,
serta semua elemen-elemen penegak 31
M. Giri Sunandar, “Eksploitasi Anak Di Bawah
Umur Untuk Aktifitas Mengemis”, Skripsi, Malang,
2016
30
Rini Fitriani, “Peranan Penyelenggara 32
Ajeng Gayatri Octorani Putri, “Eksploitasi Pekerja
Perlindungan Anak Dalam Melindungi Dan Anak Dibawah Umur Sebagai Bentuk Penyimpangan
Memenuhi Hak-Hak Anak” Jurnal Samudera Sosial”, Jurnal Sosietas, Vol. 5, No. 1.
33
Keadilan, Fakultas Hukum, Universitas Samudera, Nora Lisda, Kasi Pelayanan Anak di Dinas Sosial
Vol.II. No. 2, hlm.253. Kota Dumai, wawancara tanggal 10 November 2020.
JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 2 Oktober 2015 11
juga kurangnya kemampuan
dalam menghadapi persaingan
kerja menajadi faktor utama
sehingga mereka lebih memilih
untuk melakukan pekerjaan
mengemis.
2. Faktor Dorongan Keluarga dan
Lingkungan
Sebagian dari anak yang
menjadi anak jalanan dan
pengemis tidak terlepas dari
faktor dorongan orang tua dan
lingkungan. Karena kebutuhan
ekonomi yang mendesak dan
susahnya mencari pekerjaan yang
layak menyebabkan orangtua atau
keluarga menyuruh dan
membiarkan anaknya untuk turun
kejalanan demi mencari uang.
Selain dari faktor keluarga
tersebut, faktor lingkungan
menjadi faktor utama juga
sehingga seorang anak menjadi
anak jalanan dan pengemis.
Pihak Dinas Sosial Kota
Dumai juga menambahkan
beberapa faktor yang menjadi
penyebab terjadinya anak
dieksploitasi sebagai pengemis
ialah sebagai berikut :
1. Faktor Lemahnya
Pengawasan Dari Orang
Tua
2. Faktor Ekonomi
3. Faktor Kurangnya
Kepekaan Dan Kepedulian
Dari Masyarakat Dan
Pemerintah
4. Faktor Lemahnya
Penegakan Hukum
3. Peraturan Perundang-undangan
JOM Fakultas Hukum Volume 2 No. 2 Oktober 2015 16