You are on page 1of 12

Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014

Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur


____________________________________________________________________________

Determinan Keberhasilan Turn Around pada Perusahaan


yang Mengalami Financial Distress
(Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

Oleh:
Dr.Hj.PudjiAstuty,SE,MM*) dan Septi Setia Ningsih*)

ABSTRACT
The global economic crisis in 2008 caused a lot of companies having financial
performance decreased. Financial distress is a decline in the financial condition of the
company before the bankruptcy. By these problems, it is important for researchers to examine
the determinants of the success of the turnaround for a company obtaining financial distress.
The study aims to analyze the influence of the factors which are the trend of severity
health firm, the availability of free assets, firm size, and the asset retrenchment in the success
of the turnaround to the manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in
2007-2012.
The sample in this study used secondary data obtained from the Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Financial data from 2008-2010 were processed into the
independent variable, and financial data on 2007-2012 werefunctioned as a benchmark to
determine the status of recovery using the Z-score model of Altman (1984). The sample in this
study took the 29 manufacturing companies consisting of 21 non-recovery and 8 recovery.
The hypothesis was tested by using the analysis model of the independent variables in
2008-2010. The results of data analysis using logistic regression indicates that the model
generates the prediction accuracy that is 80,5%. Variable of the trend of severity health firm
and the firm size gave significant positive effect on the condition of recovery with a
significance level of 5%.
Keywords: Financial distress, turnaround, severity, free assets, firm size, asset retrechment,
Altman's Z-score models.

PENDAHULUAN menjadi salah satu negara yang


pertumbuhannya terus bertahan diatas 6%
Ditengah gencarnya tekanan krisis
dalam 3 tahun terakhir pasca pecahnya
finansial global yang melanda Eropa dan
krisis finansial global tahun 2008. Namun
Amerika Serikat, Indonesia menjadi negara
timbul pertanyaan apakah ekonomi
yang terus menunjukkan pertumbuhan
Indonesia cukup kuat untuk terus bertahan
ekonomi yang pesat. Berbagai indikator
terhadap dampak krisis finansial yang
makro ekonomi menunjukkan
masih terus berlangsung terutama di
perekonomian Indonesia yang bukan saja
kawasan Eropa dan Amerika Utara (ICN,
mampu bertahan terhadap serangan krisis
2011).
finansial namun juga terus tumbuh dan
Dalam kondisi ekonomi yang tidak
337
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

stabil, sangat sulit bagi perusahaan- Menurut Wongsosudono (2013),


perusahaan untuk tetap mempertahankan financial distress merupakan kondisi
persaingan pasar yang semakin ketat. dimana keuangan perusahaan dalam
Seiring dengan perkembangan keadaan tidak sehat atau krisis. Financial
perokonomian yang mengakibatkan adanya distress terjadi sebelum kebangkrutan.
tuntutan bagi perusahaan untuk terus Turnaround menurut Supardi dan Mastuti
mengembangkan inovasi, memperbaiki (2003) dalam Candrawati (2008) terjadi
kinerja, dan melakukan perluasan usaha karena menajemen mengalami kegagalan
agar terus bertahan dalam persaingan. dalam membesarkan perusahaan sehingga
Tingkat kemampuan perusahaan sangat prospek perusahaan menjadi tidak jelas dan
ditentukan dari kinerja perusahaan itu mengalami krisis berkepanjangan, sehingga
sendiri. Dalam hal ini, perusahaan yang pemilik dan manajemen berusaha keras
tidak mampu bersaing lambat laun akan memutar arah organisasi.
tergusur dari pasar dan mengalami Terdapat beberapa perdebatan mengenai
penurunan kinerja, yang kemudian akan faktor apakah tingkat Δseverity
berpotensi pada kondisi kebangkrutan (kecenderungan tingkat kinerja perusahaan)
(Sumbodo, 2010). Salah satu sektor industri berpengaruh terhadap keberhasilan
yang terkena krisis global adalah industri turnaround. Penelitian Robin & Pearce
manufaktur. Berdasarkan data Badan Pusat (1992) dalam Candrawati (2008)
Statistik (BPS), industri manufaktur menunjukan hasil bahwa tingkat Δseverity
nasional pada kuartal IV 2008 tumbuh berpengaruh terhadap keberhasilan
2,06% jika dibandingkan dengan kuartal turnaround. Namun penelitian lain yang
yang sama 2007. Namun jika dibandingkan dilakukan oleh Makgeta (2010)
dengan kuartal III 2008 industri manufaktur menunjukkan bahwa tingkat Δseverity tidak
nasional justru tumbuh minus 2,76%. berpengaruh terhadap keberhasilan
Penelitian mengenai financial distress turnaround.Faktor lain yang mempengaruhi
dan turnaround mempunyai keterkaitan keberhasilan turnaround adalah
yang erat karena keberhasilan turnaround ketersediaan free asset. Penelitian Smith &
ditentukan dari respon perusahaan dalam Graves (2005) dan Candrawati (2008)
mengatasi masalah yang membawa menunjukkan bahwa free asset berpengaruh
perusahaan pada kondisi financial distress terhadap keberhasilan turnaround
tersebut. Penurunan kinerja keuangan yang perusahaan. Sedangkan penelitian Makgeta
sering disebut sebagai financial distress (2010) dan Lestari dan Triani (2013)
dapat dialami oleh berbagai perusahaan menunjukan bahwa free asset tidak
besar ataupun kecil dari berbagai sektor berpengaruh terhadap keberhasilan
industri, perusahaan-perusahaan yang turnaround suatu perusahaan.Hasil
mengalami kondisi tersebut akan penelitian Lestari dan Triani (2013)
menjalankan proses turnaround untuk dapat menunjukkan bahwa size (ukuran
memperbaiki kinerja keuangannya (Smith perusahaan) berpengaruh positif dan
and Graves, 2005). signifikan terhadap keberhasilan
338
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

turnaround. Sedangkan penelitian lain dari dimana perusahaan mengalami penurunan


Ciorogariu & Goumas (2011) menyebutkan kinerja ekonomi dalam periode yang
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh panjang, sehingga kinerja perusahaan
negatif terhadap keberhasilan sangat rendah dan kelangsungan hidup
turnaround.Selain faktor-faktor tersebut, perusahaanpun akan terancam, kecuali
penelitian Francis & Desai (2005) melakukan upaya serius untuk
menemukan bahwa pengurangan aset meningkatkan kinerja perusahaan. Untuk
perusahaan (downsizing) berpengaruh mencapai keberhasilan turnaround,
terhadap keberhasilan turnaround. Hal ini perusahaan harus mengetahui penyebab
bertentangan dengan hasil penelitian Smith kegagalan usaha mereka, dan merumuskan
& Graves (2005) bahwa aktivitas strategi yang tepat untuk memperbaiki
downsizing tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
keberhasilan turnaround satu perusahaan.
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan Peran Kecenderungan Tingkat
masih terdapat perbedaan hasil penelitian Kesehatan Perusahaan/ ΔSeverity
(research gap) mengenai faktor-faktor yang terhadap Proses Turnaround
berpengaruh terhadap keberhasilan ΔSeverity menunjukkan seberapa
turnaround, maka penelitian ini bertujuan besar tingkat penurunan kinerja perusahaan
untuk mengetahui pengaruh ΔSeverity, free yang dicerminkan oleh selisih Zscore tahun
assets, ukuran perusahaan (size), dan pertama dan Zscore tahun kedua.
downsizing terhadap keberhasilan Perusahaan dengan tingkat penurunan
turnaround. kinerja yang tidak terlalu parah dapat
menerapkan berbagai strategi seperti
BAHAN DAN METODE mengembangkan pemasaran dan promosi
Financial Distress penjualan atau bergerak kedalam segmen
pasar yang lain (Lohrke dan Bedeian, 1998
Menurut Hofer (1980) dan Whitaker
dalam Candrawati, 2008), sedangkan
(1999) dalam Almilia (2006),
perusahaan memiliki tingkat distress lebih
mendefinisikan financial distress sebagai
parah mempunyai keterbatasan aksi untuk
suatu kondisi perusahaan mengalami laba
memanfaatkan sumber daya (Robbin dan
bersih (net income) negatif selama beberapa
Pearce, 1992 dalam Lestari dan Triani,
tahun. Menurut Platt dan Platt (2002),
2013). Ini menunjukkan bahwa semakin
mendefinisikan financial distress sebagai
besar tingkat penurunan kinerja, maka akan
tahap penurunan kondisi keuangan yang
semakin sulit bagi perusahaan untuk
terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan
mencapai turnaround.
atau likuidasi (Almilia, 2004).
Peran FreeAssets dalam Proses
Turnaround
Turnaround
Menurut Manimala (2013:3), situasi
Free assets atau sumber daya
turnaround merupakan salah satu situasi
perusahaan yang masih bebas akan
339
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

membantu perusahaan meredam efek kurang produktif dengan tujuan untuk


penurunan kinerja keuangan dan meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan.
menyediakan sumber daya untuk Pengurangan aset dilakukan perusahaan
mengambil tindakan yang efektif, sehingga dengan harapan semakin berkurangnya aset
perusahaan dengan lebih banyak sumber yang kurang produktif dapat meningkatkan
daya bebas mempunyai peluang untuk utilitas aset secara efektif dan efisien
bertahan yang lebih baik selama masa (Lestari dan Triani, 2013). Pemotongan
decline. Jadi, semakin besar free assets biaya,peningkatan efisiensi dan investasi
yang dimiliki perusahaan maka semakin teknologi memainkan peran penting dalam
besar pula kemungkinan perusahaan untuk turnaround process. Peningkatan efisiensi
mencapai keberhasilan turnaround (Lestari akan meningkatkan pula profitabilitasdalam
dan Triani, 2013). jangka pendek dan memungkinkan
perusahaan melepaskan sumber-sumber
Peran Ukuran Perusahaan (Size) dalam yang dapat digunakan di tempat lain, serta
Proses Turnaround dapat juga memainkan peran politik yang
Menurut Francis & Desai (2005), penting dalam memenangkan dukungan
ukuran perusahaan memainkan peran yang stakeholder (Arogyaswamy &Yasai
penting yang berpengaruh positif terhadap Ardekani, 1997 dalam Smith & Graves,
keberhasilan turnaround karena ukuran 2005).Robin dan Pearce (1992) dalam
perusahaan merupakan sumber daya yang Lestari dan Triani (2013) menyatakan
nyata. Perusahaan besarmempunyai sumber bahwa aktivitas untuk meningkatkan
daya yang lebih luas dan mempunyai lebih efisiensi adalah strategi yang penting dalam
bayak pilihan untuk menentukan strategi proses kesuksesan turnaround. Aktivitas
turnaround.White (1983) dalam Candrawati untuk meningkatkan efisiensi dapat
(2008), menyatakan bahwa perusahaan dilakukan melalui downsizing, dimana
yang lebih besar lebih mempunyai perusahaan dapat melakukan restrukturisasi
kemungkinan untuk direorganisasi, karena dalam organisasi maupun pengurangan aset
mempunyai modal dan aset yang lebih dengan tujuan untuk meningkatkan
besar sehingga dapat menjadi jaminan efisiensi. Sehingga perusahaan yang
untuk mencari tambahan dana ketika melakukan downsizing memiliki peluang
menghadapi financial distress. Sehingga yang besar dalam mencapai turnaround.
perusahaan besar memiliki peluang yang Hipotesis dalam penelitian ini adalah
besar pula dalam mencapai keberhasilan sebagai berikut:
turnaround. H1 = ΔSeverity (peningkatan
tingkat kinerja keuangan)
Peran Downsizing dalam Proses berpengaruh positif dan signifikan
Turnaround terhadap keberhasilan proses
Downsizing merupakan turnaround
perampingan skala perusahaan yang dapat H2 = Ketersediaan free asset
dilakukan dengan retrenchment aset yang berpengaruh positif dan signifikan
340
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

terhadap keberhasilan turnaround sampel dilakukan dengan metode purposive


H3 = Ukuran perusahaan (size) sampling, sehingga diperoleh sampel
berpengaruh positif dan signifikan sebanyak 29 perusahaan.
terhadap keberhasilan turnaround Variabel dalam penelitian ini
H4 = Downsizing berpengaruh dibedakan menjadi dua, yaitu variabel
positif dan signifikan terhadap dependen dan variabel independen.
keberhasilan turnaround. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah keberhasilan turnaround, sedangkan
Penelitian ini menguji secara variabel independennya adalah Δseverity,
empiris variabel-variabel yang free assets, ukuran perusahaan (size), dan
mempengaruhi keberhasilan turnaround downsizing.
pada perusahaan yang mengalami financial Dalam penelitian ini perusahaan
distress. Data yang digunakan dalam dikategorikan menjadi 2, kategori 1 sebagai
penelitian ini adalah data sekunder berupa perusahaan recovery dan kategori 0 untuk
laporan keuangan dari perusahaan perusahaan yang non recovery.Perusahaan
manufaktur yang telah terdaftar di Bursa yang selalu mengalami Z score kategori
Efek Indonesia (BEI) dan telah financial distress selama tahun 2007-2012
dipublikasikan. Penelitian ini menggunakan ditentukan sebagai perusahaan yang tidak
data time series yaitu periode tahun 2007- terecovery.Perusahaan yang dalam kurun
2012 yang diperoleh dari Indonesian waktu 2007-2012 mengalami Z score
Capital Market Directory (ICMD). kategori financial distress paling sedikit 2
Populasi dalam penelitian ini adalah tahun berturut-turut dan diikuti dengan Z
seluruh perusahaan manufaktur yang score kategori non financial distress secara
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan berturut-turut paling sedikit 2 tahun,
laporan keuangannya terdapat di publikasi ditentukan sebagai perusahaan yang
BEI pada tahun 2007-2012. Perusahaan terecovery (Smith & Graves, 2005).
yang akan diamati adalah perusahaan yang ΔSeverity of finance
kondisinya mengalami financial distress. performance(ΔSEV) merupakan
Untuk mengukur kondisi keuangan Kecenderungan tingkat kinerjakeuangan
perusahaan digunakan perhitungan analisis yang mempengaruhi situasi turnaround,
diskriminan Altman (1984) dengan yang diukur dengan peningkatan Z score
menghasilkan nilai hitung Z score.Dari nilai (Smith & Graves, 2005).
hitung Z score Altman tersebut diambil cut
ΔSeverity = Zt – Zt-1
off pertengahan pada grey area yaitu 1,2–
2,9 sehingga nilai Z score yang didapat Free Asset merupakan nilai total
adalah 2,05. Perusahaan yang memiliki aset setelahdikurangi total liability
nilai Z score kurang dari atau sama dengan dibandingkan dengan jumlahtotal aset, yang
2,05 dikategorikandalam perusahaan mencerminkan tersedianya free asset
financial distress (Ramadhany,2004 dalam (Francis &Desai,2005).
Candrawati, 2008).Teknik pengambilan
341
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

Free Assets = 1 -
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ukuran perusahaan (size)
merupakan gambaran dari besar kecilnya Berdasarkan uji penilaian
suatu perusahaan yang dapat dinyatakan keseluruhan model, nilai Negelkerke R
dengan total aktiva (Whittaker, 1999 dalam sebesar 0,318 yang berarti keragaman
Lestari & Triani, 2013). variabel dependen 31,8% dapat dijelaskan
oleh model dan sisanya diluar model. Uji
Size = Ln Total Asset kesesuaian atau kelayakan menunjukan
Downsizing/ pengurangan aset nilai Hosmer and Lomeshow Goodness of
perusahaan yang dianggap kurang produktif Fit sebesar 0,127 (lebih besar dari 0,05)
dengan tujuan untuk meningkatkan maka hal ini berarti model dapat diterima.
efisiensi, efektivitas, serta profitabilitas Uji ketepatan klasifikasi sampel
perusahaan (Smith & Graves, 2005). menunjukkan bahwa secara keseluruhan
ketepatan klasifikasi dari model regresi
– logistik dalam memprediksi keberhasilan
Downsizing =
turnaround sebesar 80,5%.
Tabel 1. Hail Uji Koefisien Regresi Logistik Model Analisis
Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


a
Step 1 SEV 1,003 ,483 4,318 1 ,038 2,726
FREEAS ,207 1,048 ,039 1 ,843 1,230
SIZE ,816 ,271 9,095 1 ,003 2,262
DOWNSIZING -2,601 1,651 2,483 1 ,115 ,074
Constant -24,046 7,549 10,145 1 ,001 ,000
a. Variable(s) entered on step 1: SEV, FREEAS, SIZE, DOWNSIZING.

Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 22.00

Berdasarkan uji signifikansi yang (freeas) tidak berpengaruh terhadap


dilihat dari tabel 1, Variabel ΔSEV keberhasilan turnaround. Variabel SIZE
mempunyai koefisien regresi sebesar 1,003 mempunyai koefisien regresi sebesar 0,816
dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,038 yang dengan nilai probabilitas (Sig.) 0,003 yang
lebih kecil dari 0,05 (α), yang berarti lebih kecil dari 0,05 (α), yang berarti
Δseverity berpengaruh terhadap ukuran perusahaan (size) berpengaruh
keberhasilan turnaround. Variabel terhadap keberhasilan turnaround. Variabel
FREEAS mempunyai koefisien regresi DOWNSIZING mempunyai koefisien
sebesar 0,207 dengan nilai probabilitas regresi sebesar –2,601 dengan nilai
(Sig.) 0,843 yang lebih besar dai 0,05 (α), probabilitas (Sig.) 0,115 yang lebih besar
yang berarti ketersediaan aset bebas dari 0,05 (α), yang berarti pengurangan aset

342
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

(downsizing) tidak berpengaruh terhadap berarti bahwa ΔSEV yang tinggi


keberhasilan turnaround. mengindikasikan probabilitas perusahaan
akan mengalami recovery lebih besar.
Pengaruh ΔSeverity terhadap
Sebaliknya perusahaan dengan ΔSEV
Keberhasilan Turnaround
(kecenderungan tingkat kinerja keuangan)
Hasil uji regresi logistik untuk yang rendah, maka probabilitas perusahaan
model analisis menunjukkan bahwa akan mengalami recovery semakin kecil,
variabel ΔSEV secara konsisten memiliki karena ΔSEV adalah kecenderungan
koefisien regresi yang positif dengan nilai peningkatan Z-score tingkat kinerja
probabilitas (Sig.) yang lebih kecil dari 0,05 keuangan yang ukur dengan Z-score dari
(α), artinya ΔSEV berpengaruh positif dan analalisis diskriminan Altman (1984) yang
signifikan terhadap recovery. mengandung unsur rasio keuangan sebagai
Hasil temuan ini menunjukkan berikut:
kesesuaian tanda dengan hipotesis, hal ini

Z-score = 0,717 WC/TA + 0,847 RE/TA + 3,107 EBIT/TA + 0,42 MVE/BVD +


0,998 S/TA
ΔSEV = Zt – Zt-1

Z-score yang tinggi mengindikasikan rasio- kemampuan perusahaan untuk


rasio keuangan yang tinggi. Rasio ini menghasilkan laba dari aktiva perusahaan
menunjukkan kemampuan perusahaan sebelum pembayaran bunga dan pajak.
untuk menghasilkan modal kerja bersih dari Rasio MVE/BVD menunjukkan
keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. kemampuan perusahaan untuk memenuhi
Rasio ini dihitung dengan membagi modal kewajiban-kewajiban dari nilai pasar modal
kerja bersih dengan total aktiva. Modal sendiri (saham biasa). Sedangkan Rasio
kerja bersih diperoleh dengan cara aktiva S/TA menunjukkan apakah perusahaan
lancar dikurangi dengan kewajiban lancar. menghasilkan volume bisnis yang cukup
Modal kerja yang negatif kemungkinan dibandingkan investasi pada total
besar akan menghadapi masalah dalam aktivanya. Rasio ini mencerminkan
menutupi kewajiban jangka pendeknya efisiensi manajemen dalam menggunakan
karena tidak tersedianya aktiva lancar yang keseluruhan aktiva perusahaan untuk
cukup untuk menutupi kewajiban tersebut. menghasilkan penjualan dan mendapatkan
Sebaliknya, perusahaan dengan modal kerja laba (Endri, 2009). ΔSEV adalah besar
lebih yang bernilai positif, jarang sekali peningkatan Z-score perusahaan. Menurut
menghadapi kesulitan dalam melunasi Robbins & Pearce (1992 ) dalam
kewajibannya. Rasio RE/TA menunjukkan Candrawati (2008), semakin besar tingkat
kemampuan perusahaan untuk penurunan kinerja maka akan semakin sulit
menghasilkan laba ditahan dari total aktiva bagi perusahaan untuk mencapai
perusahaan. Rasio EBIT/TA menunjukkan turnaround.
343
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

Hasil penelitian ini mendukung menjadi jaminan utama bank atau lembaga
penelitian Smith & Graves (2005) dan keuangan lainnya dalam memutuskan untuk
Francis & Desai (2005), yang menyatakan memberi pinjaman perusahaan yang
bahwa severity adalah tingkat kinerja mengalami financial distress atau tidak
keuangan mempengaruhi keberhasilan (Lestari dan Triani, 2013: 1151).
turnaround. Penelitian yang dilakukan oleh
Candrawati (2008) juga menemukan hasil Pengaruh Size terhadap Keberhasilan
bahwa kecenderungan tingkat kinerja Turnaround
keuangan mempengaruhi keberhasilan Ukuran perusahaan merupakan
turnaround. gambaran besar kecilnya satu perusahaan,
yang diproksikan dengan Ln total aset
Pengaruh Free Asset terhadap menunjukkan besarnya aset yang dimiliki
Keberhasilan Turnaround perusahaan. Sehingga, semakin besar
ukuran ukuran perusahaan maka semakin
Free asset merupakan aset besar aset yang dimilikinya. Perusahaan
perusahaan yang tidak dijaminkan kepada besar cenderung memiliki sumber daya
kreditur. Aset bebas perusahaan akan yang lebih luas dan lebih banyak pilihan
membantu perusahaan dalam meredam efek untuk menentukan strategi turnaround
penurunan kinerja keuangan dan (Lestari dan Triani, 2013: 1151).
menyediakan sumber daya untuk Hasil uji regresi logistik untuk
mengambil tindakan yang efektif. Sehingga model analisis menunjukkan bahwa
perusahaan dengan lebih banyak free variabel SIZE secara konsisten memiliki
assetmempunyai kemungkinan bertahan tanda koefisien regresi yang positif dengan
selama masa decline (Barker & Mone, 1998 nilai probabilitas (Sig.) yang lebih kecil dari
dalam Francis & Desai, 2005). 0,05 (α), hal ini berarti bahwa SIZE (ukuran
Hasil uji regresi logistik untuk perusahaan berpengaruh positif dan
model analisis menunjukkan bahwa signifikan terhadap probabilitas recovery.
variabel FREEAS secara konsisten memiliki Hasil temuan ini menunjukkan
tanda koefisien yang positif, namun tidak kesesuaian dengan hipotesis. Hal ini
signifikan karena nilai probabilitas (Sig.) mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan
yang lebih besar dari 0,05 (α), hal ini berpengaruh terhadap keberhasilan
berarti bahwa free asset tidak berpengaruh turnaround. Hasil penelitian ini mendukung
terhadap keberhasilan turnaround. Hasil penelitian Francis & Desai (2005),
penelitian ini mendukung penelitian yang Candrawati (2008), Lestari dan Triani
dilakukan oleh Makgeta (2010) yang (2013) yang menyatakan bahwa ukuran
menyatakan bahwa free assettidak perusahaan berpengaruh terhadap
berpengaruh terhadap keberhasilan keberhasilan turnaround.
turnaround. Hal ini disebabkan Ukuran perusahaan berpengaruh
ketersediaan free asset tidak mewakili positif, yang mengindikasikan bahwa
semua perputaran aset perusahaan dan semakin besar ukuran perusahaan maka
344
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

akan semakin besar peluang perusahaan kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk
dalam mencapai keberhasilan turnaround. mendukung keberlanjutan kegiatan
Perusahaan besar dengan sumber daya yang operasional perusahaan, sehingga
luas memiliki banyak pilihan dalam downsizing harus dilakukan secara optimal
menetapkan strategi. Selain itu perusahaan (Lestari dan Triani, 2013: 1152).
besar cenderung memiliki profil yang lebih
tinggi di mata investor dan kreditur SIMPULAN DAN SARAN
dibanding dengan perusahaan kecil,
sehingga perusahaan lebih mudah untuk Terdapat 28% perusahaan yang
mendapatkan tambahan dana ketika termasuk dalam kategori perusahaan yang
mengalami kondisi financial distress mengalami recovery dan 72% tidak
(Lestari dan Triani, 2013: 1151). mengalami recovery atau tetap dalam
kondisi financial distress dari 103
Pengaruh Downsizing terhadap perusahaan pada tahun 2007-2012. Hal ini
Keberhasilan Turnaround berarti bahwa perusahaan yang mengalami
Downsizing merupakan recovery lebih sedikit dibandingkan dengan
pengurangan skala perusahaan yang perusahaan yang tidak mengalami recovery
dilakukan melalui pengurangan aset dengan pada perusahaan yang mengalami financial
tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan distress.Hasil pengujian dengan regresi
efektivitas perusahaan. Hasil uji regresi binary logit untuk model analisis tahun
logistik menunjukkan bahwa downsizing 2008-2010 menunjukkan presentasi
memiliki hubungan yang negatif dengan kebenaran model ketepatan prediksi 80,5%.
keberhasilan turnaround yang ditunjukkan Variabel kecenderungan tingkat
oleh nilai negatif efisien regresi dan kinerja keuangan, free asset, dan ukuran
memiliki nilai probabilitas (Sig.) lebih besar perusahaan berpengaruh positif terhadap
dari 0,05 (α). Hal ini mengindikasikan probabilitas recovery, tetapi yang
bahwa downsizing tidak berpengaruh berpengaruh signifikan dengan tingkat
terhadap keberhasilan turnaround. Hasil signifikansi 5%, hanya variabel
penelitian ini mendukung penelitian yang kecenderungan tingkat kinerja keuangan
dilakukan oleh Smith & Graves (2005), dan ukuran perusahaan, sedangkan free
Candrawati (2008), Lestari dan Triani asset tidak berpengaruh signifikan.
(2013) bahwa downsizing tidak Sedangkan variabel pengurangan aset
berpengaruh terhadap keberhasilan memiliki hubungan negatif dan tidak
turnaround. berpengaruh signifikan terhadap
Pengurangan jumlah aset untuk probabilitas recovery.
meningkatkan efisiensi adalah hal yang
baik, namun pada titik tertentu pengurangan Variabel yang berpengaruh
aset yang terlalu besar merupakan tindakan signifikan adalah (ΔSEV) dan (SIZE).
yang kurang efektif. Karena downsizing Variabel yang berpengaruh paling besar
akan mengakibatkan semakin berkurang dari model yang didapat dalam penelitian
345
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

ini adalah ukuran perusahaan (SIZE). turnaround perusahaan, dengan menambah


Semakin besar ukuran perusahaan maka faktor eksternal tersebut diharapkan akan
probabilitas perusahaan mengalami lebih mengetahui faktor-faktor yang
recovery juga akan semakin besar. Ukuran mempengaruhi keberhasilan turnaround
perusahaan dalam penelitian ini diproksikan secara lebih luas, dan tidak hanya
dengan natural log dari total aset. Ln total memandang dari faktor internal perusahaan
aset menunjukkan besarnya aset yang saja. Selain itu juga, hasil pengumpulan
dimiliki perusahaan, sehingga semakin sampel jumlah perusahaan dari hasil
besar ukuran perusahaan maka semakin analisis diskriminasi Altman menemukan
besar aset yang dimilikinya. Perusahaan sampel perusahaan yang terecovery hanya
besar cenderung memiliki sumber daya 28% yang jauh lebih kecil dari perusahaan
yang luas dan memiliki banyak pilihan yang tidak terecovery yaitu sebesar 72%.
dalam menetapkan strategi. Selain itu
perusahaan besar cenderung memiliki profil DAFTAR PUSTAKA
yang lebih tinggi di mata investor dan
kreditur dibanding dengan perusahaan Almilia, Luciana Spica, “Prediksi Kondisi
Financial Distress Perusahaan Go
kecil, sehingga perusahaan lebih mudah
Public dengan Menggunakan
untuk mendapatkan tambahan dana ketika Analisis Multinomial logit”, Jurnal
mengalami kondisi financial distress. Ekonomi & Bisnis, Vol. XII No.1,
STIE Perbanas Surabaya, Maret
Variabel kedua yang pengaruhnya 2006.
paling besar adalah tingkat kecenderungan
, ”Analisis Faktor-faktor yang
kinerja perusahaan (ΔSEV).
Mempengaruhi Kondisi Financial
Kecenderungan kinerja yang semakin baik Distress Suatu Perusahaan yang
menandakan daya tahan perusahaan terdaftar di BEJ”, Jurnal Riset
terhadap distress semakin baik. Kinerja Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 1,
perusahaan yang diukur dari elemen rasio STIE Perbanas Surabaya, Januari
likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas dari 2004.
Z-score Altman (1984), mendeskripsikan Brigham, Eugene. F and Phillip R. Daves,”
kondisi perusahaan yang lebih likuid, dan Intermediate Financial
efisien dalam menggunakan aset dalam Management”, Eight Edition.
mengusahakan penjualan akan lebih Thomson, South-Western, p.837-
berhasil dalam turnaround. 859, 2003.
Candrawati, Anna, “Analisis Faktor-faktor
Penelitian ini hanya menggunakan
yang Mempengaruhi Keberhasilan
faktor internal perusahaan, sehingga pada Turnaround pada Perusahaan
penelitian selanjutnya diharapkan dapat yang Mengalami Financial
menambakan faktor eksternal seperti inflasi Distress”, Tesis, Universitas
dan pertumbuhan ekonomi yang mungkin Diponegoro, Semarang, 2008.
juga berpengaruh terhadap keberhasilan Ciorogariu, E. and Goumas, A.
“Turnaround – Modeling the
346
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

Probability of a Turnaround”, Hui, Huang dan Jing Jing Zhou,


Thesis, Lund University School of “Relationship Between Corporate
Economics and Management, Governance and Financial
2011. Distress: An Empirical Study Of
Endri, “Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Distressed Companies In China”,
Menghadapi dan Mengelola International Journal Of
Perubahan Lingkungan Bisnis: Management, Desember, 2008.
Analisis Model Altman’s Z-Score”,
Perbanas Quarterly Review, Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti,
Volume 2 Nomor 1, Maret 2009. “Dasar-dasar Manajemen
Fachrudin, Khaira Amalia, “Faktor-faktor Keuangan”, edisi keempat cetakan
yang Meningkatkan Peluang pertama, UPP AMP YKPN,
Survive Perusahaan Kesulitan Yogyakarta, 2004.
Keuangan”, Jurnal Manajemen Lestari, Rizki Dwi dan Ni Nyoman.A.T.
Bisnis, Vol.1 No. 1, Universitas “Determinan Keberhasilan
Sumatera Utara, Januari 2008. Turnaround pada Perusahaan
Fachrudin, Khaira Amalia,”Kesulitan yang Mengalami Financial
Keuangan Perusahaan dan Distress”, Jurnal Ilmu Manajemen,
Personal”, USU Press, Medan, Vol. 1 No. 4, Juli 2013.
2008. Makgeta, Malose, “Turnaround
Francis, John D. and Desai, Ashay B. Determinants of Distressed Firms
“Situational and Organizational Funded by the Industrial
Determinants of Turnaround”, Development Corporation”,
Management Decision 43 (9): Thesis, University of Pretoria,
1203-1224. 2005. Desember 2010.
Manimala, Mathew J. ”Succesfull
Ghazali, Imam, “Analisis Multivariate Turnaround: The Role of
Lanjutan dengan Program SPSS”, Appropriate Entrepeneurial
Badan Penerbit Universitas Strategies”, Indian Institite of
Diponegoro, Semarang, 2011. Management Bangalore, No.337,
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2011.
“Analisis Laporan Keuangan”, Manzoor, Amir, “Hr Intervention for
Edisi Ketiga Cetakan Pertama, Organizational Turnaround:
STIE YKPN: Yogyakarta, 2007. Evidence from Pakistan Financial
Hasan, M.Iqbal, “Pokok-pokok Materi Sector”, Arabian Journal of
Statistik 2 (Statistik Intensif)”, Business and Management Review
PT.Bumi Aksara, Jakarta, 2010. (Oman Chapter), 2.10: 79-97, Mei
Hendriani, Nidia Galuh, “Pengaruh 2013.
Penerapan Corporate Governance Nuraini, Yustiana Ratna, “Analisis
untuk Menghindari Financial Pengaruh Return on Investment,
Distress dengan Variabel Kontrol Fixed Assets Ratio, Firm Size, dan
Ukuran Perusahaan dan Sumber Rate of Growth terhadap Debt do
Pendanaan”, Skripsi, UIN Syarif Equity Ratio pada Perusahaan
Hidayatullah Jakarta, 2011. Manufaktur yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia Periode

347
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta
Jurnal Ekonomi, Volume 16 Nomor 3, Oktober 2014
Copyright @ 2014, oleh Program Pascasarjana, Universitas Borobudur
____________________________________________________________________________

2003-2007”, Tesis, Universitas di BEI”,Skripsi, Universitas


Diponegoro, Semarang, 2010. Sebelas Maret, Surakarta 2010.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali,
“Manajemen Keuangan-Edisi Syafrizal, “Analisis Strategi Turnaround
Pertama”, Mitra Wacana Media, pada Perusahaan yang Terdaftar
Jakarta, 2010. di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal
Rodoni, Ahmad dan Rahman Muslim, Bussines & Manajemen, Volume 2
“Prediksi Kondisi Financial Nomor 1, 2006.
Distress Perusahaan Go Public Wongsosudono, Corinna, “Analisis Rasio
Menggunakan Analisis Keuangan untuk Memprediksi
Multinomial Logit”, Etikonomi, Financial Distress pada
Vol. 8 No. 2, UIN Syarif Perusahaan Sektor Keuangan
Hidayatullah Jakarta, Agustus yang Terdaftar di Bursa Efek
2009. Indonesia”, Jurnal Bina Akuntansi,
Vol. 19 No. 2, ISSN 1858-3202,
Smith, Malcolm and Graves, C. “Corporate STIE IBBI Medan, Juni 2013.
Turnaround and Financial
Distress”, Managerial Auditing http://id.wikipedia.org/wiki/perusahaan_pu
Journal20 (3): 304-320, 2005. blik
Sugiyono, “Metode Penelitian http://mutiaralumpur.blogspot.com
Administrasi”, CV Alfabeta,
Bandung, 2008. http://www.ICMD.co.id

Sugiyono, “Statistika untuk penelitian”, CV http://www.idx.co.id


Alfabeta, Bandung, 2007. http://www.scribd.com/doc/52798915/Anali
Sumbodo, Joko, “Perbandingan Model sis-Regresi-Logistik
Diskriminan dan Model Logit ICN, Maret 2008, Fokus Ketahanan
untuk Memprediksi Financial Ekonomi Indonesia Terhadap Krisis
Distress Perusahaan Manufaktur Finansial.

348
_____________________________
*) Dosen Program Pascasarjana Universitas Borobudur Jakarta
*) Mahasiswa S1 FakultasEkonomi dan Bisnis, UIN SyarifHidayatullah Jakarta

You might also like