Professional Documents
Culture Documents
5242 14592 1 PB
5242 14592 1 PB
1 Maret 2022
Abstract
This research combines the MATING (Mathematics-English) Learning Model and Puzzle Board
Media. The purpose is to develop the MATING learning model by the implementation of puzzle
board media in the increasing of students’ problem solving. It conducted in Public Elementary School
01 Semanget and 12 Entikong toward the third-grade student, on March to November. The type of
this research is development research with test, observation, and interview in the data collecting
techniques. The data analysis technic was analysis-descriptive. Based on the first observation result
shows that problem solving competence of both of them is same, it is 25%. Merely there is one
problem solving competence on their problem-solving test sheet. Then, researcher conducts the small
group tryout in public elementary school 12 Entikong (20 students) and the result shows that there is
development in problem-solving competence, it is 50%. It means that there are three steps of
problem-solving on their problem-solving test sheet (at the third level). Next, researcher conducts the
big group tryout in both of the schools and the result is there are four level of problem-solving on
their test sheet (at the fourth level). Thus, there is the increasing is 75% of students’ problem-solving
competence. In short, the problem-solving competence can be developed by the combination of
MATING learning model and puzzle board media.
Abstrak
Kata Kunci: Model Pembelajaran Mating; Papan Puzzle; Kemampuan Pemecahan Masalah
47
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
Cara Menulis Sitasi: Rahmawati, P., Slow, L., & Budhiarti, Y. (2022). Implementassi papan
puzzle pada pembelajaran dengan model pembelajaran mating dalam meningkatkan
pemecahan masalah matematis siswa. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT), 8
(1), 47-62..
PENDAHULUAN Apsari; 2018), yaitu melakukan identifikasi
masalah (memahami masalah),
Penelitian ini berlandaskan pada merencanakan penyelesaian masalah,
hasil penelitian pada tahun 2018 hingga menjalankan rencana penyelesaian (solusi)
2020. Dikutip dari buku Rahmawati (2018; dari masalah, dan melihat kembali
78) mengenai kemampuan pemecahan (memeriksa kembali kesesuaian
masalah siswa perbatasan, beliau identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan
mengatakan bahwa siswa kota perbatasan penyelesaian). Terdapat empat level
Entikong memiliki tingkat kemampuan kemampuan pemecahan masalah menurut
yang sangat rendah, dari empat tahap Kantowski (Roebyanto dan Harmini, 2017)
penyelesaian masalah polya siswa hanya level satu yaitu pengenalan, level dua yaitu
melaksanakan tahapan melihat kembali pemula, level tiga yaitu
(tahap terakhir/keempat). Berdasarkan hasil pecandu/penggemar, dan level empat yaitu
penelitian tahun 2018 (Rahmawati dan ahli.
Apsari; 2019) siswa pedalaman perbatasan
Entikong dapat melakukan dua tahap Level satu, pada level pengenalan
pemecahan masalah, yaitu tahap siswa hanya sedikit (hanya memiliki satu
memahami masalah dan tahap menjalankan tahap penyelesaian masalah) memiliki
rancangan solusi masalah. Kemampuan kemampuan pemecahan masalah, atau
pemecahan masalah di dalam pembahasan terkadang belum memiliki sama sekali.
ini berdasarkan teori kemampuan Pada level ini siswa belum memahami
pemecahan masalah Polya. kemampuan pemecahan masalah,
pentingnya, struktur dan strategi dari
Kemampuan pemecahan masalah pemecahan masalah. Level dua, siswa
merupakan kemampuan yang sangat dikatakan berada pada level pemula jika
penting dalam pembelajaran matematika siswa sudah mengenal pemecahan masalah
(Aini, 2016). Hal ini berhubungan dengan (memiliki lebih dari satu tahap
kerapnya ditemukan masalah dalam penyelesaian masalah, namun belum
pembelajaran matematika yang harus seluruhnya, memiliki 2 tahap penyelesaian
diselesaikan, baik masalah dalam ilmu masalah) siswa sudah mengetahui tahapan
matematika itu sendiri maupun implikasi penyelesaian masalah namun belum dapat
ilmu matematika. Siswa harus terbiasa menerapkan keempat tahapan tersebut.
memecahkan masalah dalam pembelajaran Level tiga, pada level pecandu/penggemar
matematika agar ketika menemukan siswa sudah merasa nyaman menghadapi
masalah matematika dalam kehidupan berbagai permasalahan. Siswa sudah
sehari-hari siswa sudah terbiasa dan terbiasa menyelesaikan masalah namun
memahami pemecahan masalahnya. belum seutuhnya menerapkan tahapan
penyelesaian masalah (masih terdapat
Sebagaimana diketahui bahwa
kekurangan tahapan dalam penyelesaian
kemampuan pemecahan masalah polya
masalah). Pada level ini siswa sudah
terdiri dari empat tahapan (Rahmawati dan
48
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
49
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
Puzzle adalah sebuah gambar yang materi penelitian, materi penelitian yang
dibagi-bagi menjadi potongan-potongan disampaikan dalam penelitian ini adalah
gambar yang bertujuan untuk mengasah pecahan sederhana.
daya piker, melatih kesabaran, dan
mengaktifkan siswa. Menurut Afra, dkk Media pembelajaran papan puzzle
(2020: 75) penggunaan media puzzle dalam berperan sebagai alat yang digunakan di
pembelajaran dapat membantu siswa dalam dalam permainan yang terdapat di dalam
memahami dan meningkatkan perhatian proses pembelajaran. Menurut Moyles
siswa terhadap materi, sehingga (dalam Safitri dkk 2014) bermain
pemahaman konsep yang diajarkan menjadi merupakan sesuatu yang diperlukan bagi
pengetahuan dasar siswa. anak-anak ataupun orang dewasa. Aktivitas
pembelajaran dengan melibatkan media
Mutiah (2017) menyatakan bahwa, puzzle membuat anak merasa santai dalam
pembelajaran dengan menerapkan belajar dan tertarik dalam memperhatikan
permainan melalui media puzzle tergolong pembelajaran dan berpengaruh terhadap
permainan yang dapat membangun struktur kecerdasannya. (Safitri dkk, 2014).
yang dapat mengasah anak dalam hal
berpikir dan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif siswa SD
Menurut Malahayati (2009) permainan berada pada level operasional konkrit.
puzzle dalam pembelajaran mampu melatih Yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan
ketajaman otak anak dalam Menyusun atau pengetahuan, keterampilan, dan pemikiran.
merancang sesuatu dengan baik. Menurut Mulyati (2011) Kegiatan
pembelajaran matematika di SD haruslah
Selanjutnya, Al-Azizy (2010) melibatkan siswa berperan aktif, hal ini
menyebutkan manfaat permainan puzzle, bertujuan untuk pengalaman dan
sebagai berikut: (a) Mengasah otak; (b) keterlibatan aktif siswa dalam proses
Melatih coordinasi antara mata dan tangan; pemecahan masalah.
(c) Melatih nalar; (d) Melatih kesabaran;
dan (e) Menambah pengetahuan. Model Pembelajaran Mating
50
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
51
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
52
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
53
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
dilakukan dua kali yaitu uji coba pada observasi yang digunakan untuk melihat
kelompok kecil dan uji coba pada kondisi awal menelaah hasil penelitian
kelompok besar. Yang dimaksud dengan terdahulu, instrument wawancara untuk
kelompok kecil adalah siswa kelas III SDN melakukan wawancara eklusif kepada
No.12 Entikong kelas A dan kelompok sumber terkait penelitian dan permasalahan
besar adalah siswa kelas III SDN No.12 yang dihadapi di tempat penelitian, dan
Entikong Kelas B dan siswa kelas III SDN instrument tes yang digunkan untuk melihat
No.01 Semanget. Uji coba kelompok besar kemampuan pemecahan maslaah
dilakukan setelah hasil uji coba kelompok matematika di sebelum dan sesudah
kecil diperbaiki, artinya pelaksanaannya penelitian.
adalah uji coba kelompok kecil, perbaikan
produk, dan uji coba kelompok besar. Teknik Analisis Data
54
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
Hasil pretest pada kelompok kecil peneliti juga melakukan pretest pada
menjadi pijakan atau standar kenaikan kelompok besar. Adapun hasil uji tersebut
kemampuan pemecahan masalah pada dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah.
tahapan posttest kelompok kecil. Selain
kelompok kecil, pada observasi awal
Tabel 2. Hasil Pretest Kelompok Besar
Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A1 √ √ √ √ √
2 A2 √ √ √ √ √
3 A3 √ √ √ √ √
4 A4 √ √ √ √
5 A5 √ √ √ √ √
6 A6 √ √ √ √
7 A7 √ √ √ √ √
8 A8 √
9 A9 √ √ √ √ √
10 A10 √ √ √ √ √
11 A11 √ √ √ √ √
12 A12 √ √ √ √
13 A13 √ √ √ √
14 A14 √ √ √ √
15 A15 √ √ √ √ √
16 A16 √ √ √ √
17 A17 √ √ √ √
18 A18 √ √ √ √ √
19 A19 √ √ √ √
20 A20 √ √ √ √
21 A21 √ √ √ √ √
22 A22 √ √ √ √ √
23 A23 √ √ √ √
24 A24 √ √ √ √ √
25 A25 √ √ √ √
26 C1 √ √ √ √
27 C2 √ √ √ √ √
28 C3 √ √ √ √ √
29 C4 √ √ √ √
30 C5 √ √ √ √ √
31 C6 √ √ √ √ √
32 C7 √ √ √ √
33 C8 √ √ √ √
34 C9 √ √ √ √
35 C10 √
55
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
Keterangan:
A adalah siswa kelas III SDN No.12 Entikong rombel A
C adalah siswa kelas III SDN No.01 Semanget
56
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
Setelah diperoleh data hasil tes perbaikan produk untuk mendapatkan hasil
kemampuan pemecahan masalah setelah yang lebih baik lagi pada uji coba
diberikan tindakan berupa pembelajaran kelompok besar. Ketika perbaikan sudah
dengan menggunakan media papan puzzle selesai dan semua kekurangan sudah
dan model pembelajaran mating, dan diperbaiki, selanjutnya proses uji coba
dihitung peningkatannya serta dilihat kelompok besar. Adapun hasilnya adalah
kekurangannya selanjutnya dilakukan ditunjukkan pada table 4.
Tabel 4. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok Besar
Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 A2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 A3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 A4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 A5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 A6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 A7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 A8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 A9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 A10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 A11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 A12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 A13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 A14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 A15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 A16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 A17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 A18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 A19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 A20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 A21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
22 A22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
23 A23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
24 A24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
25 A25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
27 C2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
28 C3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
29 C4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
30 C5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
31 C6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
32 C7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
33 C8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
34 C9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
35 C10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
36 C11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
37 C12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
57
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
58
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
59
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
60
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
61
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022
62