You are on page 1of 16

JES-MAT, Vol. 8 No.

1 Maret 2022

IMPLEMENTASI PAPAN PUZZLE PADA PEMBELAJARAN


DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MATING DALAM
MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS
SISWA

Puji Rahmawati1), Lilian Slow2), Yuli Budhiarti3)


1,2,3)
STKIP Melawi, Jalan RSUD Melawi KM 04, Melawi, Kalimantan Barat
puji_rahmawati89@yahoo.com1), lilianslow87@gmail.com2), yulibudhiarti22@gmail.com3)

Abstract
This research combines the MATING (Mathematics-English) Learning Model and Puzzle Board
Media. The purpose is to develop the MATING learning model by the implementation of puzzle
board media in the increasing of students’ problem solving. It conducted in Public Elementary School
01 Semanget and 12 Entikong toward the third-grade student, on March to November. The type of
this research is development research with test, observation, and interview in the data collecting
techniques. The data analysis technic was analysis-descriptive. Based on the first observation result
shows that problem solving competence of both of them is same, it is 25%. Merely there is one
problem solving competence on their problem-solving test sheet. Then, researcher conducts the small
group tryout in public elementary school 12 Entikong (20 students) and the result shows that there is
development in problem-solving competence, it is 50%. It means that there are three steps of
problem-solving on their problem-solving test sheet (at the third level). Next, researcher conducts the
big group tryout in both of the schools and the result is there are four level of problem-solving on
their test sheet (at the fourth level). Thus, there is the increasing is 75% of students’ problem-solving
competence. In short, the problem-solving competence can be developed by the combination of
MATING learning model and puzzle board media.

Keywords: MATING Learning Model; Problem-Solving Competence; Puzzle Board Media

Abstrak

Penelitian ini mengkombinasikan model pembelajaran MATING (Matematika-Bahasa Inggris) dan


Media Papan Puzzle. Tujuannya adalah mengembangkan model pembelajaran MATING dengan
mengimplementasikan papan puzzle dalam meningkatkan pemecahan masalah siswa. Penelitian ini
dilaksanakan di SDN 01 Semanget dan SDN 12 Entikong pada siswa kelas III pada bulan Maret
hingga November. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan teknik
pengumpulan data berupa teknik tes, observasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif. Berdasarkan hasil observasi awal bahwa kemampuan pemecahan masalah
siswa pada kedua sekolah adalah sama, yaitu 25%. Hanya terdapat satu kemampuan pemecahan
masalah pada lembar hasil tes kemampuan pemecahan masalah. Kemudian, peneliti melakukan uji
coba kelompok kecil di SDN 12 Entikong (20 siswa) dengan hasil tes menunjukkan terdapat
peningkatan kemampuan pemecahan masalah sebesar 50%. Artinya, terdapat tiga tahap pemecahan
masalah siswa (pada level tiga). Selanjutnya peneliti melakukan uji coba kelompok besar di SDN 12
Entikong (25 siswa) dan SDN 01 Semanget (19 siswa), diperoleh informasi bahwa terdapat empat
tahap pemecahan masalah di lembar hasil tes mereka (pada level empat). Dengan demikian terdapat
peningkatan sebesar 75% kemampuan pemecahan masalah siswa. Disimpulkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah dapat ditingkatkan dengan kombinasi penggunaan model pembelajaran
MATING dan media papan puzzle.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Mating; Papan Puzzle; Kemampuan Pemecahan Masalah

47
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Cara Menulis Sitasi: Rahmawati, P., Slow, L., & Budhiarti, Y. (2022). Implementassi papan
puzzle pada pembelajaran dengan model pembelajaran mating dalam meningkatkan
pemecahan masalah matematis siswa. Jurnal Edukasi dan Sains Matematika (JES-MAT), 8
(1), 47-62..
PENDAHULUAN Apsari; 2018), yaitu melakukan identifikasi
masalah (memahami masalah),
Penelitian ini berlandaskan pada merencanakan penyelesaian masalah,
hasil penelitian pada tahun 2018 hingga menjalankan rencana penyelesaian (solusi)
2020. Dikutip dari buku Rahmawati (2018; dari masalah, dan melihat kembali
78) mengenai kemampuan pemecahan (memeriksa kembali kesesuaian
masalah siswa perbatasan, beliau identifikasi, perencanaan dan pelaksanaan
mengatakan bahwa siswa kota perbatasan penyelesaian). Terdapat empat level
Entikong memiliki tingkat kemampuan kemampuan pemecahan masalah menurut
yang sangat rendah, dari empat tahap Kantowski (Roebyanto dan Harmini, 2017)
penyelesaian masalah polya siswa hanya level satu yaitu pengenalan, level dua yaitu
melaksanakan tahapan melihat kembali pemula, level tiga yaitu
(tahap terakhir/keempat). Berdasarkan hasil pecandu/penggemar, dan level empat yaitu
penelitian tahun 2018 (Rahmawati dan ahli.
Apsari; 2019) siswa pedalaman perbatasan
Entikong dapat melakukan dua tahap Level satu, pada level pengenalan
pemecahan masalah, yaitu tahap siswa hanya sedikit (hanya memiliki satu
memahami masalah dan tahap menjalankan tahap penyelesaian masalah) memiliki
rancangan solusi masalah. Kemampuan kemampuan pemecahan masalah, atau
pemecahan masalah di dalam pembahasan terkadang belum memiliki sama sekali.
ini berdasarkan teori kemampuan Pada level ini siswa belum memahami
pemecahan masalah Polya. kemampuan pemecahan masalah,
pentingnya, struktur dan strategi dari
Kemampuan pemecahan masalah pemecahan masalah. Level dua, siswa
merupakan kemampuan yang sangat dikatakan berada pada level pemula jika
penting dalam pembelajaran matematika siswa sudah mengenal pemecahan masalah
(Aini, 2016). Hal ini berhubungan dengan (memiliki lebih dari satu tahap
kerapnya ditemukan masalah dalam penyelesaian masalah, namun belum
pembelajaran matematika yang harus seluruhnya, memiliki 2 tahap penyelesaian
diselesaikan, baik masalah dalam ilmu masalah) siswa sudah mengetahui tahapan
matematika itu sendiri maupun implikasi penyelesaian masalah namun belum dapat
ilmu matematika. Siswa harus terbiasa menerapkan keempat tahapan tersebut.
memecahkan masalah dalam pembelajaran Level tiga, pada level pecandu/penggemar
matematika agar ketika menemukan siswa sudah merasa nyaman menghadapi
masalah matematika dalam kehidupan berbagai permasalahan. Siswa sudah
sehari-hari siswa sudah terbiasa dan terbiasa menyelesaikan masalah namun
memahami pemecahan masalahnya. belum seutuhnya menerapkan tahapan
penyelesaian masalah (masih terdapat
Sebagaimana diketahui bahwa
kekurangan tahapan dalam penyelesaian
kemampuan pemecahan masalah polya
masalah). Pada level ini siswa sudah
terdiri dari empat tahapan (Rahmawati dan

48
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

memahami kemampuan pemecahan penelitian Rahmawati (2016; 150)


masalah dan mengerti posisi dan struktur mengatakan bahwa pembelajaran dengan
aturan penyelesaian masalah. Level empat, menggunakan RPP dan LKS yang
level keempat merupakan level tertinggi dikembangkan dengan model pembelajaran
dalam kemampuan pemecahan masalah. RME efektif dalam meningkatkan
Pada level empat siswa sudah dikatakan kemampuan pemecahan masalah jika
ahli jika sudah mampu memilih strategi dipandang dari ketuntasan hasil belajarnya.
yang cocok untuk memecahkan suatu
permasalahan, dan biasanya telah berkali- Tahun 2020 penelitian yang
kali sukses menemukan solusi dari setiap dilakukan adalah penelitian pengembangan
permasalahan. Pada level ini siswa sudah (yaitu model pembelajaran RME) dengan
dapat menerapkan keempat tahapan mengkombinasikan antara Matematika dan
penyelesaian masalah, dan mampu Bahas Inggris. Model pembelajaran ini
menampilkan penyelesaian masalah yang disebut dengan Mating (yaitu singkatan
bervariasi. dari Matematika dan Bahasa Inggris).
Model pembelajaran ini pada saat
Jika dilihat dari tahun ke tahun pembelajarannya dilengkapi dengan buku
terdapat peningkatan kemampuan ajar yang didalamnya terdapat metode
pemecahan masalah matematika pada siswa dalam meningkatkan kemampuan
perbatasan, yaitu satu tahap (melihat pemecahan masalah. Penelitian tahun 2020
kembali) pada tahun 2018, dan meningkat mendapatkan hasil bahwa penerapan model
menjadi dua tahap (identifikasi masalah pembelajaran mating efektif dalam
dan menjalankan perencanaan penyelesaian meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah) pada tahun 2019. masalah matematika dan Bahasa inggris.
(Rahmawati & Slow, 2020)
Sedangkan pada tahun 2020
dilakukan penelitian pengembangan setalah Sedangkan pada tahun 2021
dilakukan penelitian analisis pada tahun penelitian yang digunakan adalah penelitian
2018 dan 2019. Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
adalah mengembangkan model mating. Pada pelaksanaannya model
pembelajaran Matematika-Bahasa Inggris pembelajaran mating menggunakan lima
(Mating) dalam meningkatkan kemampuan tahap pembelajaran RME dengan
pemecahan masalah matematika dan menggunakan media pembelajaran papan
Bahasa inggris di Sekolah Dasar. Pada puzzle.
penelitian tahun 2020 model pembelajaran
yang digunakan (yang dikembangkan) Berdasarkan permasalahan pada
adalah model pembelajaran yang dekat dan hasil penelitian sebelumnya, maka tujuan
mudah dipahami bagi peserta didik yaitu penelitian ini adalah untuk meningkatkan
Model Pembelajaran RME (Realistic kemampuan pemecahan masalah
Mathematics Education). Peneliti memilih matematika dengan menerapkan media
model pembelajaran ini dikarenakan model pembelajaran papan puzzle di Sekolah
pembelajaran ini dapat membantu dalam Dasar.
meningkatkan kemampuan pemecahan
LANDASAN/KAJIAN TEORI
masalah matematika. Sesuai dengan hasil
Media Papan Puzzle

49
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Puzzle adalah sebuah gambar yang materi penelitian, materi penelitian yang
dibagi-bagi menjadi potongan-potongan disampaikan dalam penelitian ini adalah
gambar yang bertujuan untuk mengasah pecahan sederhana.
daya piker, melatih kesabaran, dan
mengaktifkan siswa. Menurut Afra, dkk Media pembelajaran papan puzzle
(2020: 75) penggunaan media puzzle dalam berperan sebagai alat yang digunakan di
pembelajaran dapat membantu siswa dalam dalam permainan yang terdapat di dalam
memahami dan meningkatkan perhatian proses pembelajaran. Menurut Moyles
siswa terhadap materi, sehingga (dalam Safitri dkk 2014) bermain
pemahaman konsep yang diajarkan menjadi merupakan sesuatu yang diperlukan bagi
pengetahuan dasar siswa. anak-anak ataupun orang dewasa. Aktivitas
pembelajaran dengan melibatkan media
Mutiah (2017) menyatakan bahwa, puzzle membuat anak merasa santai dalam
pembelajaran dengan menerapkan belajar dan tertarik dalam memperhatikan
permainan melalui media puzzle tergolong pembelajaran dan berpengaruh terhadap
permainan yang dapat membangun struktur kecerdasannya. (Safitri dkk, 2014).
yang dapat mengasah anak dalam hal
berpikir dan memecahkan masalah. Kemampuan kognitif siswa SD
Menurut Malahayati (2009) permainan berada pada level operasional konkrit.
puzzle dalam pembelajaran mampu melatih Yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan
ketajaman otak anak dalam Menyusun atau pengetahuan, keterampilan, dan pemikiran.
merancang sesuatu dengan baik. Menurut Mulyati (2011) Kegiatan
pembelajaran matematika di SD haruslah
Selanjutnya, Al-Azizy (2010) melibatkan siswa berperan aktif, hal ini
menyebutkan manfaat permainan puzzle, bertujuan untuk pengalaman dan
sebagai berikut: (a) Mengasah otak; (b) keterlibatan aktif siswa dalam proses
Melatih coordinasi antara mata dan tangan; pemecahan masalah.
(c) Melatih nalar; (d) Melatih kesabaran;
dan (e) Menambah pengetahuan. Model Pembelajaran Mating

Sedangkan menurut Nisa’enha Mating merupakan singkatan dari


(2015: 17) puzzle merupakan alat Matematika dan Bahasa Inggris. Mating
permainan edukatif yang dapat dimainkan merupakan model pembelajaran yang
dengan cara membongkar pasang kepingan dikembangkan dari RME (Realistic
sesuai pasangan di papan puzzle. Mathematic Education). Model
Sedangkan menurut Maviro (2017: 32) pembelajaran RME didirikan dibelanda
media puzzle merupakan alat penyampaian pada tahun 1989. Sedangkan di Indonesia
informasi atau pesan dengan cara RME dikenal dengan sebutan PMRI
menyambungkan bagian satu dengan yang (Pembelajaran Matematika Realistik
lainnya sehingga membentuk suatu gambar. Indonesia). Model pembelajaran RME
Dengan demikian peran papan puzzle memiliki lima tahapan pembelajaran
didalam penelitian ini adalah sebagai media (Wijaya; 2012) yaitu: (1) menyajikan
pembelajaran yang membantu peneliti masalah dunia nyata; (2) mengidentifikasi
dalam penyampaian informasi terkait konsep matematika; (3) perumusan asumsi,
generalisasi, dan formalisasi; (4)

50
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

menyelesaikan masalah matematika, dan dimaksudkan masalah dalam penelitian ini


(5) menerjemahkan kembali solusi merupakan masalah matematika. Menurut
matematis ke dunia nyata. Model Wena (2014: 52) pemecahan masalah
pembelajaran mating menggunakan sintaks dipandang sebagai suatu proses untuk
model pembelajaran RME. menemukan kombinasi dari sejumlah
aturan yang dapat diterapkan dalam upaya
Model pembelajaran mating mengatasi situasi yang baru. Sedangkan
merupakan model pembelajaran yang menurut Solo (dalam Masyah dkk, 2017)
dikembangkan pada tahun 2020. Model kemampuan pemecahan masalah adalah
pembelajaran ini pada saat sesuatu pemikiran yang terarah secara
pembelajarannya dilengkapi dengan buku langsung untuk menemukan suatu solusi
ajar yang didalamnya terdapat metode atau jalan keluar untuk suatu maslaah yang
dalam meningkatkan kemampuan spesifik.
pemecahan masalah. Penelitian tahun 2020
mendapatkan hasil bahwa penerapan model Seperti yang telah disebutkan di
pembelajaran mating efektif dalam latar belakang, kemampuan pemecahan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian
masalah matematika dan Bahasa inggris. ini adalah kemampuan pemecahan masalah
(Rahmawati dan Slow, 2020: 454) sesuai dengan teori Polya. Menurut
Roebyanto dan Harmini (2017) (Sumarni,
Kemampuan Pemecahan Masalah 2020; Sumarni, Darhim, & Fatimah, 2021)
kemampuan pemecahan masalah
Kemampuan pemecahan masalah
berdasarkan tahapan Polya terdiri dari
merupakan kreatifitas dalam mencari solusi
empat tahapan. Terlihat pada Gambar 1 di
terhadap masalah yang dihadapi. Yang
bawah ini.

51
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Gambar 1. Kemampuan pemecahan masalah berdasarkan tahapan Polya

METODE PENELITIAN adalah pembeajaran mating dengan media


Jenis Penelitian pembelajaran papan puzzle. Desain
Penelitian ini merupakan penelitian penelitian yang digunakan dalam penelitian
pengembangan dengan pendekatan ini adalah desain penelitian Borg and Gall
eksperimen dengan menggunakan (1979), dengan alur penelitian sebagai
penerapan papan puzzle. Adapun yang berikut:
dikembangkan di dalam penelitian ini

Pembuatan Uji Coba


Perencanaan Produk Awal
Mulai Observasi Awal Awal
Awal

Uji Coba Produk Perbaikan


Mulai Perbaikan Produk Awal Produk Awal

Gambar 1. Pola Penelitian Pengembangan

52
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Waktu dan Tempat Penelitian selanjutnya yang peneliti lakukan adalah


mengurus surat menyurat terkait proses
Penelitian ini terhitung sejak bulan penelitian.
Maret 2021 hingga bulan November 2021,
yaitu meliputi tahapan sesuai tahapan Borg Pembuatan Produk Awal
and Gall seperti dipaparkan di atas.
Penelitian ini dilakukan di dua sekolah Pembuatan produk awal merupakan tahap
dengan akreditasi dan tingkat kemampuan awal proses penelitian, setelah peneliitian
pemecahan masalah siswanya sama di direncanakan. Pada tahap ini peneliti
Kecamatan Entikong, yaitu SDN 12 membuat produk penelitian dengan
Entikong dan SDN 01 Semanget. mempertimbangkan hasil observasi awal.
Produk penelitian yang dibuat oleh peneliti
Target/Subjek Penelitian adalah instrument penelitian berupa tes
kemampuan pemecahan masalah, RPP
Subjek penelitian ini adalah siswa model pembelajaran mating dengan media
kelas III SDN No.12 Entikong dan SDN pembelajaran papan puzzle, dan lembar
No.01 Semanget. Sedangkan objek pada observasi pelaksanaan pembelajaran.
penelitian ini adalah kemampuan
pemecahan masalah. Penelitian ini Uji Coba Awal
dilakukan di SDN 12 Entikong dengan
sampelnya adalah kelas III rombel A dan B, Uji coba awal merupakan proses uji coba
dan siswa kelas III di SDN 01 Semanget. semu produk awal kepada rekan sejawat
Tehnik pemilihan sampel yang digunakan atau kepada tim validator ahli. Pada tahap
adalah tehnik sampling jenuh dengan ini penelitian diuji cobakan atau divalidasi
mengambil seluruh populasi. kepada rekan sejawat yang memiliki
landasan pendidikan Magister Pendidikan
Prosedur Matematika dan Magister Teknologi
Pendidikan. Proses uji coba ini berlangsung
Prosedur penelitian ini sesuai sebanyak tiga kali pada validator ahli
dengan tahapan penelitian dan bidang keahlian matematika, dan dua kali
pengembangan Borg and Gall. Seperti yang pada validator ahli bidang keahlian
terlihat pada gambar 1. Alur penelitian ini teknologi Pendidikan.
adalah sebagai berikut:
Perbaikan Produk Awal
Observasi Awal
Hasil proses uji coba awal penelitian
Observasi awal dibutuhkan dalam kepada teman sejawat atau kepada tim
memperoleh informasi terkait tempat validator ahli, selanjutnya dilakukan
penelitian, subjek dan objek penelitian pada perbaikan produk awal. Perbaikan produk
sumber yang terpercaya. Pada observasi awal bertujuan untuk memperbaiki dan
awal peneliti menggunakan lembar meminimalisir kesalahan atau kekurangan
wawancara kepada pihak sekolah dan implementasi media papan puzzle dengan
siswa. model pembelajaran mating dalam
meningkatkan kemampuan pemecahan
Perencanaan Awal masalah siswa sekolah dasar.
Perencanaan awal penelitian merupakan Uji Coba Produk Awal
perencanaan dan penentuan atau
pengambilan sikap atau keputusan dalam Setelah produk di validasi dan dilakukan
memperoleh informasi di observasi awal. perbaikan, produk awal sudah siap untuk
Setelah penelitian ini diputuskan, diuji cobakan. Pada tahap ini uji coba

53
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

dilakukan dua kali yaitu uji coba pada observasi yang digunakan untuk melihat
kelompok kecil dan uji coba pada kondisi awal menelaah hasil penelitian
kelompok besar. Yang dimaksud dengan terdahulu, instrument wawancara untuk
kelompok kecil adalah siswa kelas III SDN melakukan wawancara eklusif kepada
No.12 Entikong kelas A dan kelompok sumber terkait penelitian dan permasalahan
besar adalah siswa kelas III SDN No.12 yang dihadapi di tempat penelitian, dan
Entikong Kelas B dan siswa kelas III SDN instrument tes yang digunkan untuk melihat
No.01 Semanget. Uji coba kelompok besar kemampuan pemecahan maslaah
dilakukan setelah hasil uji coba kelompok matematika di sebelum dan sesudah
kecil diperbaiki, artinya pelaksanaannya penelitian.
adalah uji coba kelompok kecil, perbaikan
produk, dan uji coba kelompok besar. Teknik Analisis Data

Perbaikan Produk Tehnik analisis data yang digunakan


dalam penelitian ini adalah analisis
Perbaikan produk pada tahap ini deskriptif. Analisis deskriptif yang
merupakan perbaikan produk setelah digunakan bertujuan untuk
dilakukan uji coba. Perbaikan produk pada mendeskripsikan hasil penelitian sesuai
tahap ini dilakukan dengan analisis data dengan rumusan masalah dan tujuan
yang telah dirancang peneliti. Analisis data penelitian.
yang digunakan adalah analisis data
deskriptif. Analisis deskriptif digunakan HASIL PENELITIAN DAN
peneliti untuk memaparkan peningkatan PEMBAHASAN
kemampuan pemecahan masalah Hasil penelitian ini adalah berupa
berdasarkan sudut pandang teori polya. penggambaran kemampuan pemecahan
Penyajian lain penelitian ini adalah masalah pada mata pelajaran matematika
penggunaan persentase kemunculan atau materi pecahan. Berikut adalah hasil tes
penggunaan empat tahap pemecahan kemampuan pemecahan masalah
masalah polya dari hasil tes siswa. matematika pada materi pecahan sederhana
kelompok kecil. Dari tabel 1, tabel 2, tabel
Data, Intrumen, dan Teknik 3 dan tabel 4 akan ada baris yang
Pengumpulan Data menunjukkan besarnya persentase
kemunculan atau penggunaan tahapan
Tehnik pengumpulan data yang penyelesaian masalah teori Polya.
digunakan dalam penelitian adalah tehnik
observasi, tehnik wawancara dan tehnik tes.
Adapun instrument penelitian yang
digunakan adalah instrument lembar

Tabel 1. Data Pretest Kelompok Kecil


Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 B1 √ √ √ √ √
2 B2 √ √ √ √
3 B3 √ √ √ √ √
4 B4 √ √ √ √
5 B5 √ √ √ √
6 B6 √ √ √ √ √
7 B7 √ √ √ √
8 B8 √ √ √ √
9 B9 √ √ √ √ √
10 B10 √ √ √ √ √

54
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5


NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
11 B11 √ √ √
12 B12 √ √ √ √ √
13 B13 √ √ √ √
14 B14 √ √ √ √ √
15 B15 √ √ √ √
16 B16 √ √ √
17 B17 √ √ √ √ √
18 B18 √ √ √
19 B19 √ √ √ √ √
20 B20 √ √ √ √ √
Jumlah 0 0 17 0 0 0 17 0 0 0 17 0 0 0 18 0 0 0 18 0
Persentase - - 85 - - - 85 - - - 85 - - - 90 - - - 90 -
Persentase
25 25 25 25 25
Polya

Hasil pretest pada kelompok kecil peneliti juga melakukan pretest pada
menjadi pijakan atau standar kenaikan kelompok besar. Adapun hasil uji tersebut
kemampuan pemecahan masalah pada dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah.
tahapan posttest kelompok kecil. Selain
kelompok kecil, pada observasi awal
Tabel 2. Hasil Pretest Kelompok Besar
Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A1 √ √ √ √ √
2 A2 √ √ √ √ √
3 A3 √ √ √ √ √
4 A4 √ √ √ √
5 A5 √ √ √ √ √
6 A6 √ √ √ √
7 A7 √ √ √ √ √
8 A8 √
9 A9 √ √ √ √ √
10 A10 √ √ √ √ √
11 A11 √ √ √ √ √
12 A12 √ √ √ √
13 A13 √ √ √ √
14 A14 √ √ √ √
15 A15 √ √ √ √ √
16 A16 √ √ √ √
17 A17 √ √ √ √
18 A18 √ √ √ √ √
19 A19 √ √ √ √
20 A20 √ √ √ √
21 A21 √ √ √ √ √
22 A22 √ √ √ √ √
23 A23 √ √ √ √
24 A24 √ √ √ √ √
25 A25 √ √ √ √
26 C1 √ √ √ √
27 C2 √ √ √ √ √
28 C3 √ √ √ √ √
29 C4 √ √ √ √
30 C5 √ √ √ √ √
31 C6 √ √ √ √ √
32 C7 √ √ √ √
33 C8 √ √ √ √
34 C9 √ √ √ √
35 C10 √

55
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5


NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
36 C11 √ √ √ √
37 C12 √ √ √ √
38 C13 √ √ √ √ √
39 C14 √ √ √ √ √
40 C15 √ √ √ √
41 C16 √ √ √ √
42 C17 √ √
43 C18 √ √ √ √
44 C19 √ √ √ √
Jumlah 0 0 38 0 0 0 39 0 0 0 37 0 0 0 37 0 0 0 36 0
Persentase - - 86 - - - 88 - - - 84 - - - 84 - - - 82 -
Persentase
25 25 25 25 25
Polya

Keterangan:
A adalah siswa kelas III SDN No.12 Entikong rombel A
C adalah siswa kelas III SDN No.01 Semanget

Setelah pelaksanaan observasi awal kepada ahli peneliti melakukan perbaikan


yang di dalamnya terdapat tes kemampuan produk.
pemecahan masalah, peneliti melaksanakan
perancangan produk. Produk yang dibentuk Uji coba yang dilakukan selanjutnya
adalah berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), adalah uji coba kepada subjek dan objek
RPP dengan model pembelajaran mating penelitian. Uji coba ini dilakukan sebanyak
dan media papan puzzle, lembar tes dan dua kali, yaitu uji coba pada kelompok
lembar wawancara. Setelah semua kecil (siswa kelas III SDN No.12 Entikong
instrument selesai dibuat, Langkah rombel B) dan uji coba pada kelompok
selanjutnya adalah melakukan uji coba atau besar (siswa kelas III SDN No.12 Entikong
validator kepada ahli (peneliti melakukan rombel A dan siswa kelas III SDN N0.1
uji coba atau validator ke ahli matematika Semanget). Hasil uji coba kelompok kecil
dan teknologi). Uji coba ini dilakukan adalah terlihat pada Tabel 3 di bawah ini.
sebanyak lima kali, yaitu tiga kali pada ahli
matematika, dan dua kali pada ahli
teknologi. Setelah dilakukan uji coba

Tabel 3. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok Kecil


Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 B1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 B2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 B3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 B4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 B5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 B6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 B7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 B8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 B9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 B10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 B11 √ √ √ √ √ √ √ √
12 B12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 B13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

56
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5


NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
14 B14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 B15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 B16 √ √ √ √ √ √ √ √
17 B17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 B18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 B19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 B20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 16 19 17 0 17 19 17 0 19 18 17 0 18 18 18 0 17 19 18 0
Persentase 80 95 85 20 85 95 85 20 95 90 85 20 90 90 90 20 85 95 90 20
Persentase Polya 75 75 75 75 75

Setelah diperoleh data hasil tes perbaikan produk untuk mendapatkan hasil
kemampuan pemecahan masalah setelah yang lebih baik lagi pada uji coba
diberikan tindakan berupa pembelajaran kelompok besar. Ketika perbaikan sudah
dengan menggunakan media papan puzzle selesai dan semua kekurangan sudah
dan model pembelajaran mating, dan diperbaiki, selanjutnya proses uji coba
dihitung peningkatannya serta dilihat kelompok besar. Adapun hasilnya adalah
kekurangannya selanjutnya dilakukan ditunjukkan pada table 4.
Tabel 4. Kemampuan Pemecahan Masalah Kelompok Besar
Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5
NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 A1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 A2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 A3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 A4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 A5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
6 A6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
7 A7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
8 A8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
9 A9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
10 A10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
11 A11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12 A12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 A13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
14 A14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
15 A15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 A16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17 A17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
18 A18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
19 A19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
20 A20 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
21 A21 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
22 A22 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
23 A23 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
24 A24 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
25 A25 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
26 C1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
27 C2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
28 C3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
29 C4 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
30 C5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
31 C6 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
32 C7 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
33 C8 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
34 C9 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
35 C10 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
36 C11 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
37 C12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

57
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Kode Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5


NO
Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
38 C13 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
39 C14 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
40 C15 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
41 C16 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
42 C17 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
43 C18 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
44 C19 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Jumlah 44 44 42 42 44 44 39 39 44 44 41 41 44 44 37 38 44 44 36 36
Persentase 100 100 95 95 100 100 87 87 100 100 93 93 100 100 84 86 100 100 82 82
Persentase Polya 100 100 100 100 100

Selanjutnya hasil uji coba kelompok kemampuan pemecahan masalah yang


kecil dan kelompok besar ini disebut juga diujikan kepada kelompok kecil dan
dengan hasil posttest. Berdasarkan kelompok besar, lembar pengamatan ini
instrument penelitiannya terdapat hasil juga dilaksanakan pada saat kegiatan
penelitian yang lain yaitu hasil pengamatan pembelajaran pada kelompok kecil dan
proses pelaksanaan pembelajaran dengan besar. Hasil pengamatan tersebut dapat
model pembelajaran mating dan media dilihat pada table 5 di bawah ini.
papan puzzle. Sama halnya dengan tes

Tabel 5. Hasil Observasi Pembelajaran Kelompok Kecil dan Besar


Kegiatan Pembelajaran yang Pelakasanaan pada Pelaksanaan pada
No.
Diamati (5 karakteristik RME) Kelompok Kecil Kelompok Besar
Menggunakan masalah kontekstual
1 √ √
pada awal pembelajaran.
2 Menggunakan model. √ √
Menggunakan produk sendiri dan
3 √ √
kontribusi siswa.
Interaksi antara siswa dan siswa, atau
4 √ √
siswa dan guru.
Mengaitkan dengan pembelajaran
5 √ √
atau materi yang lain.
Persentase 100 100

Kegiatan pembelajaran yang 2021-2022 rombel A hanya melakukan satu


diamati pada lembar observasi tahap dari empat tahap penyelesaian
diambil/berdasarkan dari sintak masalah sesuai teori Polya. Satu tahap
pembelajaran model pembelajaran mating tersebut merupakan tahap ketiga, yaitu
yang bersumber dari model pembelajaran tahap menjalankan rencana penyelesaian
RME. Seperti yang telah dipaparkan pada masalah. Jika dinyatakan dalam bentuk
bagian pendahuluan bahwa model persentase dari keempat tahapan
pembelajaran mating merupakan penyelesaian masalah adalah sebanyak
pengembangan dari model pembelajaran 25%, sedangkan jika dilihat dari level
RME sehingga model pembelajaran ini kemampuan pemecahan masalah
menggunakan sintaks dari RME. matematika siswa kelompok kecil terdapat
pada level satu yaitu pengenalan. Siswa
Hasil pretest kelompok kecil pada pada kelompok kecil dinyatakan berada
Tabel 1 menunjukkan bahwa siswa kelas III pada level satu karena siswa belum
SDN No.12 Entikong Tahun Pendidikan memahami prosedur, struktur dan strategi

58
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

dalam penyelesaian masalah. Pada level ini masalah (menjalankan rencana


guru memberikan sebuah model masalah penyelesaian masalah) sedangkan setelah
untuk dipecahkan oleh siswa, guru perlakuan diperoleh bahwa rata-rata siswa
menjelaskan prosedur, tehnik dan strategi sudah mampu menjalankan 3 sampai 4
dalam penyelesaian masalah. langkah penyelesaian masalah namun
masih terbilang sangat sedikit. Siswa
Tabel 2 menunjukkan hasil pretest banyak mengalami kekeliruan dan tidak
pada saat observasi untuk siswa yang menjalankan tahapan penyelesaian masalah
berada pada kelompok besar. Siswa ke-3 dan ke-4 karena siswa belum dapat
kelompok besar merupakan gabungan memahami tehnik dan struktur pemecahan
siswa kelas III di SDN No.12 Entikong dan masalah dengan utuh meskipun dia sudah
siswa kelas III di SDN No.01 Sontas. Hasil memahami makna penyelesaian masalah.
pretest yang ditunnjukkan oleh tabel 2 Setelah ditelaah, terdapat kesalahpahaman
terlihat bahwa siswa pada kelompok besar dalam memahami soal tes yang diberikan.
memiliki tingkat kemampuan pemecahan Pada saat pelaksanaan penelitian peneliti
masalah yang sama dengan siswa pada kurang menekankan pentingnya dan
kelompok kecil. Terlihat bahwa siswa di bagaimana cara melaksanakan keempat
kelompok besar memiliki atau menjalankan tahapan penyelesaian masalah teori Polya.
satu tahap penyelesaian masalah, yaitu
tahap menjalankan perencanaan Perbaikan dilaksanakan peneliti
penyelesaian masalah (tahap ke-3). Jika setelah hasil analisis hasil dan
dipersentasekan kemampuan pemecahan permasalahan dari uji coba kelompok kecil.
masalah siswa kelompok besar pada pretest Selanjutnya diteruskan dengan uji coba
sebesar 25%, berada pada level satu yaitu kelompok besar. Pada uji coba kelompok
pengenalan. besar dapat kita lihat bahwa kemampuan
pemecahan masalah mengalami
Nilai pretest merupakan standar dan peningkatan sebesar 75%. Pada saat pretest
pijakan dalam menentukan seberapa besar siswa memiliki kemampuan pemecahan
persentase peningkatan kemampuan masalah pada level dua (memiliki 2 tahapan
pemecahan masalah yang dimiliki siswa penyelesaian masalah), sedangkan pada uji
setelah pembelajaran dengan model coba (posttest) kemampuan pemecahan
pembelajaran mating dan media papan masalah siswa meningkat pada level empat.
puzzle. Hal yang peneliti anggap perlu di Siswa dapat menjalankan 3 sampai 4
bahas dalam poin selanjutnya adalah tahapan penyelesaian masalah dengan
peningkatan kemampuan pemecahan tepat, meskipun pada uji coba ini terdapat
masalah siswa setelah pembelajaran atau sebagian siswa yang belum seutuhnya
perlakuan. menyelesaikan prosedur pemecahan
masalah sampai pada tahap akhir (tahap 4).
Kemampuan pemecahan masalah
siswa pada kelompok kecil dapat dilihat Berdasarkan hasil uji coba
peningkatannya berdasarkan kemunculan kelompok besar peneliti tetap melakukan
penggunaan atau pelaksanaan tahapan perbaikan produk, yaitu membiasakan
penyelesaian masalah. Pada pretest siswa siswa menggunakan tahapan penyelesaian
memunculkan satu tahap penyelesaian masalah dalam menyelesaikan masalah

59
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

dalam pelaksanaan belajar mengajar. Jika SIMPULAN DAN SARAN


dilihat dari hasil uji coba baik kecil ataupun
besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa Simpulan
kemampuan pemecahan masalah siswa Penelitian ini dilaksanakan di SDN
dapat ditingkatkan dengan implementasi 01 Semanget dan SDN 12 Entikong,
media papan puzzle dengan model penelitian dilakukan di kelas III.
pembelajaran mating. Hal ini sejalan Berdasarkan hasil observasi awal, dapat
dengan penelitian Permata (2020), hasil dilihat bahwa pada observasi awal
penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa di
penggunaan permainan media puzzle kedua sekolah adalah sama yaitu 25%
dalam proses pembelajaran dapat (hanya terdapat satu kemampuan
meningkatkan kemampuan pemecahan pemecahan masalah). Kemudian, pada uji
masalah dan juga menjadi proses coba kelompok kecil peneliti melakukan
pembelajaran lebih menyenangkan bagi ujicoba di sekolah SDN 12 Entikong
anak. Media dalam pembelajaran dengan hasil tes menunjukkan bahwa
matematika memegang peranan penting, terdapat peningkatan pada kemampuan
menurut (S. Sumarni et al., 2018; Sumarni pemecahan masalah sebesar 50%, artinya
Sumarni et al., 2018) penggunaan media tingkat kemampuan pemecahan masalah
pembelajaran merupakan upaya untuk siswa berada pada level tiga (terdapat tiga
menciptakan proses pembelajaran yang tahap pemecahan masalah siswa di lembar
berkualitas untuk tercapainya tujuan hasil tes kemampuan pemecahan masalah).
pembelajaran matematika. Selanjutnya hasil uji coba kelompok besar
peneliti lakukan uji coba di SDN 12
Hal ini sejalan dengan hasil
Entikong dan SDN 01 Semanget, hasil
penelitian Armini (2020), yang menyatakan
penelitian menunjukkan bahwa level
bahwa sikap positif siswa di dalam
kemampuan pemecahan masalah siswa
pembelajaran dapat membantu siswa dalam
berada pada level empat (terdapat empat
meningkatkan kemampuan pemecahan
tahap pemecahan masalah). Dengan
masalah. Selain melalui implementasi
demikian, berdasarkan hasil uji coba tes
model pembelajaran, bahan ajar yang
kemampuan pemecahan masalah pada
digunakan dapat memfasilitasi
kelompok kecil dan besar menunjukkan
meningkatnya kemampuan pemecahan
bahwa kemampuan pemecahan masalah
masalah matematis siswa (Lestari, Sumarni,
dapat ditingkatkan dengan model
& Riyadi, 2022). Penelitian (Sofyan,
pembelajaran mating dengan penggunaan
Sumarni, & Riyadi, 2021) melaporkan
media papan puzzle.
bahwa perangkat pembelajaran berbasis
model project based learning yang Saran
dikembangkan melalui penelitian
pengembangan dapat memfasilitasi Hasil penelitian ini dapat menjadi
meningkatnya kemampuan pemecahan acuan pengembangan model pembelajaran
masalah matematis siswa. Mating dengan ranah penelitian yang lebih
luas lagi. Selanjutnya penelitian dapat
diterapkan pada sekolah atau jenjang
pendidikan yang lebih tinggi lagi.

60
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

DAFTAR PUSTAKA Mulyati, Tita. (2011). Kemampuan


Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Afra, Yulita., dkk. (2020). Pengaruh Media
Sekolah Dasar. Eduhumaniora: Jurnal
Papan Puzzle terhadap Pemahaman
Pendidikan Dasar, 3, (2). 61-76.
Konseptual Matematika Siswa di
Mutiah, Diana. (2017). Psikologi Bermain
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. Kencana: Prenada
Dasar, 8, (2):74-86.
Media.
Aini, I., N. (2016). Upaya Meningkatkan
Nisa’enha, H. (2015). Pengembangan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Media Puzzle pada Konsep
Matematika Siswa Melalui Pendekatan
Pengukuran Bangun Datar Terhadap
Open-ended. Jurnal Edukasi dan Sains
Pemahaman Siswa Kelas IV MI Al-
Matematika (JES-MAT), 2(2), pp. 29-
Mufidah Wongsorejo Banyuwangi.
40.
Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
Al-Azizy, A. Suciaty. (2010). Ragam
dan Keguruan UIN Maulana Malik
Latihan Khusus Asah Ketajaman Otak
Ibrahim Malang.
Anak Plus Melejitkan Daya Ingatnya.
Permata, R. Dwi. (2020). Pengaruh
Jogjakarta: Diva Press.
Permianan Puzzle terhadap
Armini, A. (2020). Penerapan Model
Kemampuan Pemecahan Masalah
Pembelajaran Terpadu Tipe Nested
Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal PINUS:
dalam Pembelajaran Pemecahan
Jurnal Penelitian Inovasi
Masalah Matematika pada Materi
Pembelajaran, 5, (2): 1-10.
Induksi Matematika. Jurnal Edukasi
Rahmawati, P. & Apsari, N. (2018).
dan Sains Matematika (JES-MAT),
Analisis Kemampuan Pemecahan
6(2), 113-128.
Masalah Aritmatika Sosial pada Siswa
Borg, W. R and Gall, M.D. 1979.
SDN No.05 Suruh Tembawang
Educational Researh an Introduction.
(Perbatasan Indonesia-Malaysia).
New York & London: Logman.
Jurnal Pendidikan Informatika dan
Lestari, S. D., Sumarni, S., & Riyadi, M.
Sains, 7, (2): 209-218.
(2022). Kemampuan pemecahan
Rahmawati, P. & Apsari, N. (2019).
masalah matematis siswa SMK ditinjau
Analisis Kemampuan Pemecahan
dari gaya kognitif field independent
Masalah Matematika Siswa Perbatasan
dan field dependent. Range: Jurnal
Entikong (Indonesia-Malaysia). Jurnal
Pendidikan Matematika, 3(2), 113–
Pendidikan Dasar, 7, (1): 1-14.
128.
Rahmawati, P. & Slow, L. (2020).
Malahayati. (2009). 50 Permainan Melatih
Kemampuan Pemecahan Masalah
Kecerdasan Anak. Nusamtara
Matematika dengan Model
Publishing.
Pembelajaran Matematika Bahasa
Masyah, Maretha., dkk. (2017).
Inggris (Mating) di Sekolah Dasar.
Meningkatkan Kemampuan
UNION: Jurnal Pendidikan
Pemecahan Masalah Melalui Bermain
Matematika, 8, (3): 443-455.
Tebak Gambar pada Anak Kelompok
Rahmawati, P. (2016). Pengembangan
A1 di PAUD Kemala Bhayangkari
Model Pembelajaran Berbasis Realistic
Bengkulu Utara. Jurnal Ilmiah:
Mathematics Education (RME) untuk
POTENSIA, 2, (2): 101-106
Meningkatkan Kemampuan
Maviro, A.L.T. (2017). Analisis
Pemecahan Masalah Siswa di SD.
Kemampuan Pemecahan Masalah
Jurnal Pendidikan Dasar, 4, (2): 139-
Aritmatika Sosial pada Siswa SDN
154.
No.05 Suruh Tembawang (Perbatasan
Rahmawati, Puji. (2018). Mengenal
Indonesia-Malaysia). Jurnal
Kemampuan Pemecahan Masalah
Pendidikan Informatika dan Sains, 7,
(2): 209-218.

61
JES-MAT, Vol. 8 No.1 Maret 2022

Matematika Siswa Perbatasan. Kemampuan pemecahan masalah


Bandung: Uwais. mahasiswa calon guru matematika
Roebyanto, G. & Harmini, S. (2017). sekolah menengah berdasarkan
Pemecahan Masalah Matematika tahapan polya. AKSIOMA: Jurnal
untuk PGSD. Bandung: Remaja Program Studi Pendidikan
Rosdakarya Bandung. Matematika, 10(3), 1396–1411.
Safitri, D., dkk. (2014). Peningkatan
Kemampuan Daya Ingat Melalui Sumarni, S., Darhim, D., Fatimah, S.,
Permainana Puzzle pada Anak Usia 5- Priatna, N., Anjelita, A., & Taufik, A.
6 Tahun. JPPK: Jurnal Pendidikan (2018). The students’ mathematical
dan Pembelajaran Khatulistiwa, 3,(6): concept understanding ability through
1-17. cooperative learning type jigsaw
Sofyan, Y., Sumarni, & Riyadi, M. (2021). assisted visual media. Journal of
Pegembangan perangkat pembelajaran Physics: Conference Series, 1132(1).
materi bangun ruang sisi datar https://doi.org/10.1088/1742-
berbasis model project based learning 6596/1132/1/012051
untuk meningkatkan kemampuan Wena, M. (2014). Strategi Pembelajaran
pemecahan masalah matematis siswa. Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan
SIGMA : JURNAL PENDIDIKAN Konseptual Operasional. Jakarta:
MATEMATIKA, 13(2), 129–142. Bumi Aksara.
Wijaya, A. (2012). Pendidikan Matematika
Sumarni. (2020). Kemampuan Matematis Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Tujuan dalam Pembelajaran Pembelajaran Matematika.
Matematika (1st ed.). Cirebon: CV. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Eulim Publisher.

Sumarni, Darhim, & Fatimah, S. (2021).

62

You might also like