You are on page 1of 21

Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial | Volume 12, No.

2 Desember 2021
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
doi: 10.46807/aspirasi.v12i2.2503
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren

Clean and Healthy Living Behavior during New Normal Adaptation


in Islamic Boarding School

Anih Sri Suryani


anih.suryani@dpr.go.id
Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI
Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, 10270

Naskah diterima: 11 September 2021 | Naskah direvisi: 28 Oktober 2021 | Naskah diterbitkan: 31 Desember 2021

Abstract: The Covid-19 pandemic has caused the learning and various activities of
students in Islamic boarding schools to be stopped. The spread of new Covid-19
clusters in Islamic boarding schools, as well as problems with the quality of cleanliness
and environmental health in Islamic boarding schools prior to the pandemic, are of
particular concern when plans for adopting new habits and Face-to-face Learning
will be carried out in Islamic boarding schools. The research aims to find out how the
condition of knowledge, attitudes, and clean and healthy living behavior of students in
Islamic boarding schools; how the influence of knowledge and attitudes of students
on the behavior of clean and healthy life of students; and how clean and healthy living
behavior is implemented in adopting new habits in Islamic boarding schools. The
research was conducted at Islamic Boarding Schools X and Y in Tasikmalaya with a
mixed-method, namely using quantitative methods with questionnaires and also
qualitative methods with interviews and literature studies. The results showed that the
knowledge index of attitudes and behavior of students was 79.54 (good), the results
of the correlation test showed that there was a relationship between knowledge
and attitudes and behavior of students related to clean and healthy living behavior.
Adaptation of new habits in Islamic boarding schools can be done by paying attention
to internal factors from students in the form of understanding the Covid-19 pandemic,
the availability of health facilities and facilities, as well as support factors from boarding
school caregivers and parents.

Keywords: clean and healthy living behavior; Covid-19 pandemic; Islamic boarding
school

Abstrak: Pandemi Covid-19 telah menyebabkan pembelajaran dan berbagai aktivitas


santri di pesantren dihentikan. Adanya penyebaran klaster baru Covid-19 di pesantren
dan juga permasalahan kualitas kebersihan dan kesehatan lingkungan di pesantren
sebelum adanya pandemi menjadi perhatian khusus saat rencana adaptasi kebiasaan
baru dan pembelajaran tatap muka akan dilakukan di pesantren. Penelitian bertujuan
untuk mengetahui bagaimana kondisi pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS) santri di pesantren, bagaimana pengaruh pengetahuan dan sikap
santri terhadap PHBS santri, dan diimplementasikan dalam adaptasi kebiasaan baru
di pesantren. Penelitian dilakukan di Pesantren X dan Y di Tasikmalaya dengan mixed
method, yaitu menggunakan metode kuantitatif dengan perangkat kuesioner dan

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 157
juga kualitatif dengan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa indeks pengetahuan, sikap, dan perilaku santri sebesar 79,54 (baik), hasil uji
korelasi menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan
perilaku santri terkait PHBS. Adaptasi kebiasaan baru di pesantren dapat dilakukan
dengan memperhatikan faktor internal dari santri berupa pemahaman akan pandemi
Covid-19, faktor ketersediaan fasilitas dan sarana kesehatan, serta faktor dukungan
dari pengasuh pondok dan orangtua.

Kata Kunci: pandemi Covid-19; pesantren; pola hidup bersih dan sehat

Pendahuluan da bulan Juli 2020. Hingga Juli 2020 dari


Salah satu bentuk lembaga pendidikan sekitar 28.000 pesantren yang ada di Indo-
Islam adalah pesantren, yang turut serta nesia, ada sekitar 8.085 pesantren yang
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dibuka kembali untuk kegiatan pembela-
dengan menjalankan fungsi pendidikan u- jaran. Pembukaan pesantren tersebut dila-
mum dan agama. Meskipun demikian fo- kukan secara bertahap, dan berupaya me-
kus utama pesantren adalah pendidikan a- nerapkan protokol kesehatan (prokes) yang
gama bagi para santrinya. Berdasarkan da- ketat (Nugraheny, 2020).
ta yang tercatat pada Pangkalan Data Pon- Berbagai fakta menunjukkan bahwa pe-
dok Pesantren (PDPP) Direktorat Pendidi- nyebaran Covid-19 justru terjadi di bebe-
kan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpd- rapa pesantren setelah pembukaan kem-
pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Is- bali pesantren pada Juli 2020. Pada Oktober
lam Kementerian Agama (Kemenag), pada 2020, lebih dari 20 Pondok Pesantren di
tahun 2020 terdapat 27.722 pesantren Banten menjadi klaster penyebaran Covid-
yang terdaftar di Indonesia dengan jumlah 19 (Prasetya, 2020). Demikian juga di ber-
santri aktif sebanyak 4.173.494 orang (Fir- bagai pesantren di Banyuwangi, Klaten,
dausy, 2020). Pesantren-pesantren terse- Gontor, Wonogiri, dan wilayah lain di Indo-
but tersebar di berbagai wilayah Indonesia. nesia (Fahham, 2020: 14). Berdasarkan
Lima provinsi dengan jumlah pesantren hasil pemantauan Federasi Serikat Guru
terbanyak adalah Jawa Barat (8.342 pe- Indonesia (FSGI) pada bulan September
santren), disusul kemudian Banten (4.579 sampai dengan November 2020 ditemukan
pesantren), Jawa Timur (4.452 pesantren), klaster penyebaran Covid-19 di puluhan
Jawa Tengah (3.787 pesantren), dan Aceh pesantren, dengan jumlah santri yang po-
(1.177 pesantren) (Kementerian Agama sitif Covid-19 tercatat lebih dari 3.200 o-
[Kemenag], 2020). rang (Setiawan, 2021). Hingga 2021, kasus
Sejak adanya pandemi Covid-19 seki- penyebaran Covid-19 di pesantren kian
tar Maret 2020 lalu pola pengajaran, baik berlanjut. Pada Februari 2021, klaster baru
di sekolah formal maupun di pesantren, terjadi di Tasikmalaya dengan santri ter-
berubah total. Kegiatan pembelajaran ta- konfirmasi positif lebih dari 380 orang (Ka-
tap muka (PTM) dihentikan sama sekali, utsar, 2021). Penyebaran Covid-19 tidak
digantikan dengan belajar melalui daring. hanya menyasar santri, namun juga menu-
Pesantren yang biasanya menerapkan sis- lari para pengasuh pondok pesantren ter-
tem pendidikan keagamaan berasrama, masuk para ulama, kiai, dan nyai. Berda-
untuk sementara harus memulangkan para sarkan data Majelis Ulama Indonesia (MUI),
santrinya ke rumah masing-masing. Hal ini hingga 4 Juli 2021, sebanyak 584 kiai wafat
karena dikhawatirkan pesantren dapat akibat Covid-19. Kasus paling banyak dia-
menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. lami oleh para pemimpin pondok pesantren
Namun, penghentian pembelajaran di pe- di wilayah Madura dan Jawa Tengah se-
santren hanya bersifat sementara, sebab perti Kudus, Pati, Demak, dan Jepara (Mi-
pesantren kembali menerima santrinya pa- chella, 2021).

158 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


Penyebaran pandemi Covid-19 khu- adaptasi kebiasaan baru kelak akan diber-
susnya yang terjadi di pesantren setidak- lakukan. Oleh karena itu, yang menjadi
nya terkait erat dengan tiga hal yang meru- permasalahan dalam penelitian ini adalah:
pakan kondisi umum pesantren yakni: (1) bagaimana kondisi pengetahuan, sikap,
sistem pendidikan berasrama, kesadaran dan PHBS santri di pesantren sebelum
pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang adanya pandemi Covid-19?; (2) bagaimana
masih rendah, dan juga fasilitas sanitasi pengaruh pengetahuan dan sikap santri
yang belum memadai (Fahham, 2019: 34). terhadap PHBS santri?; dan (3) bagaimana
Kondisi ruangan tertutup dengan jumlah PHBS diimplementasikan dalam adaptasi
penghuni yang padat seperti asrama dan kebiasaan baru di pesantren?
pondok pesantren, ditambah lagi dengan Penelitian dilakukan di Kota dan Kabu-
faktor ventilasi dan sirkulasi yang tidak paten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
optimal menyebabkan mekanisme penular- Pemilihan lokasi penelitian di daerah ini di-
an droplet, fomite (benda yang tercemar vi- dasari oleh fakta banyaknya jumlah pesan-
rus), dan airborne aerosol menjadi lebih tren di daerah ini. Berdasarkan data Keme-
mudah dan cepat. Di samping itu, kondisi nag yang sudah dituliskan sebelumnya
padatnya penghuni serta terdapat barang- terdapat lebih dari 8.000 pesantren di Jawa
barang atau benda yang digunakan bersa- Barat. Adapun lima kabupaten/kota de-
ma menjadi peluang penyebaran virus. San- ngan jumlah pesantren terbanyak di pro-
tri terbiasa tidur bersama dalam satu ka- vinsi Jawa Barat adalah: Tasikmalaya (1.318
mar, demikian juga kegiatan lainnya se- pesantren), Bogor (1.060 pesantren), Garut
perti makan, mengaji, belajar, dan bermain (1.030 pesantren), Cirebon (725 pesantren),
dilakukan bersama-sama. Banyaknya in- dan Sukabumi (629 pesantren) (Kemenag,
teraksi dalam suatu lingkungan yang ter- 2020). Banyaknya jumlah pesantren di Ta-
batas menyebabkan pesantren rentan men- sikmalaya menyebabkan daerah ini semen-
jadi klaster penyebaran Covid-19. jak tahun 1970-an dijuluki sebagai Kota
Masalah kesehatan dan penyakit di pe- Santri. Hingga tahun 2020, berdasarkan
santren sebelumnya sangat jarang menda- data Kemenag, jumlah santri mukim di Ta-
pat perhatian dengan baik dari warga sikmalaya berjumlah 33.239 orang dan
pesantren itu sendiri maupun masyarakat santri tidak mukim sebanyak 51.662 orang
dan juga pemerintah. Respons santri dalam (Kemenag, 2020).
sudut pandang medis modern perilaku ke- Jumlah pesantren dan santri yang se-
sehatannya masih kurang. Dalam hal meme- demikian besar di Tasikmalaya mengakibat-
lihara kesehatan dan memanfaatkan sistem kan jumlah kasus penyebaran Covid-19 se-
kesehatan, pesantren masih memiliki kultur bagai klaster pesantren di daerah ini juga
yang berbeda, yang dipengaruhi oleh nilai cukup banyak. Tercatat pada September
budaya dan juga religi yang ada di pesan- 2020 klaster penyebaran Covid-19 terjadi
tren (Ikhwanudin, 2013). Peristiwa pande- di dua pesantren di Kabupaten Tasikmala-
mi Covid-19 yang merebak di berbagai ka- ya (terdapat 32 kasus positif di satu pesan-
langan, institusi, dan juga penyelenggara tren). Hingga Desember 2020 jumlah san-
pendidikan termasuk pesantren seolah tri yang terpapar Covid-19 di Tasikmala-
memicu kesadaran semua pihak agar pe- ya bertambah menjadi 287 orang (TvOne,
santren juga tidak luput dari perhatian 2020). Kemudian kejadian yang lebih besar
dan perlu pengkondisian agar derajat dan lagi seperti dituliskan sebelumnya, pada
perilaku kesehatannya makin meningkat. Februari 2021 lalu, sekitar 380 orang santri
Kondisi pengetahuan, sikap, dan perilaku terkonfirmasi positif Covid-19. Angka
santri sebelum adanya pandemi meru- kasus terus bertambah, pada bulan beri-
pakan gambaran awal untuk lebih fokus kutnya, Maret 2021, menyusul 21 santri
lagi memperbaiki PHBS di pesantren saat juga dinyatakan positif Covid-19 (Arifian-

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 159
to, 2021). Adanya klaster baru di bebera- konsep hidup bersih dan sehat di kalangan
pa pesantren di Tasikmalaya tersebut jus- pesantren. Definisi operasionalnya adalah
tru terjadi setelah pemerintah membuka skor terhadap penelitian kognitif tersebut
kembali pesantren semenjak Juli 2020 lalu. yang diperoleh dari hasil pengisian kuesi-
Oleh karena itu, menjadi menarik melaku- oner pengetahuan dan sikap santri di pe-
kan penelitian di Tasikmalaya, untuk dapat santren. Definisi konseptual dari PHBS
melihat bagaimana kondisi PHBS sebelum adalah penilaian kognitif individu mengenai
terjadinya pandemi Covid-19 dan bagaima- perilakunya terkait pola hidup bersih dan
na adaptasi kebiasaan baru dapat dilaku- sehat di pesantren.
kan agar klaster pesantren tidak terjadi lagi Kumar (2005) menggolongkan desain
khususnya di pesantren di Tasikmalaya penelitian berdasarkan jumlah kontak, peri-
dan umumnya di seluruh pesantren di In- ode referensi, dan sifat penelitian. Berda-
donesia. sarkan jumlah kontak, penelitian ini terma-
Penelitian ini menggunakan mixed me- suk ke dalam cross sectional study, yaitu
thod yang menggabungkan metode kuan- merupakan desain penelitian yang paling
titatif dan kualitatif. Menurut Creswell dan umum digunakan dalam meneliti fenome-
Clark (2007: 5) mixed method berfokus na, situasi, masalah dengan melakukan sa-
pada mengumpulkan, menganalisis, dan tu kali pengambilan data pada para partisi-
pencampuran antara data kuantitatif dan pan. Berdasarkan periode referensi, pene-
kualitatif dikombinasikan dalam satu atau litian ini tergolong pada retrospective study
serangkaian penelitian. Metode kuantita- design karena mengukur suatu fenomena,
tif dilakukan sebagai tahap awal penelitian situasi, masalah yang telah terjadi sebe-
untuk mengetahui tingkat pengetahuan, lumnya. Dalam penelitian ini, baik penge-
sikap, dan perilaku santri terkait PHBS di tahuan, sikap maupun perilaku merupakan
pesantren, dan juga untuk mengetahui fenomena yang telah terjadi dan menggu-
pengaruh pengetahuan dan sikap santri nakan data yang sudah ada dan melekat
terhadap perilaku PHBS. Selanjutnya me- dalam diri partisipan. Sementara itu, berda-
tode kualitatif digunakan untuk mengka- sarkan sifat penelitian, penelitian ini meru-
ji dan memaknai secara lebih mendalam pakan nonexperimental karena peneliti ti-
bagaimana adaptasi kebiasaan baru saat dak melakukan manipulasi variabel pada
dan setelah pandemi Covid-19 diimplemen- partisipan.
tasikan di pesantren dengan memperhati- Berdasarkan aplikasi penelitian, peneli-
kan temuan data kuantitatif sebelumnya. tian ini termasuk ke dalam applied research
Penelitian kuantitatif mensyaratkan ada- karena hasil penelitian dapat digunakan le-
nya hipotesis. Pada penelitian ini, hipo- bih lanjut untuk meningkatkan pemahaman
tesis alternatifnya adalah: pengetahuan dan memperoleh informasi mengenai pe-
dan sikap memiliki pengaruh terhadap ngetahuan, sikap, dan perilaku santri dalam
PHBS santri di pesantren. Sementara hipo- PHBS. Berdasarkan tujuan penelitian, pe-
tesis null-nya adalah: pengetahuan dan si- nelitian ini digolongkan ke dalam correla-
kap tidak memiliki pengaruh terhadap PH- tional research, yakni penelitian yang men-
BS santri di pesantren. coba menemukan adanya hubungan/aso-
Lebih lanjut, terdapat dua variabel yang siasi/saling ketergantungan antara dua a-
diperhitungkan dalam penelitian ini, yaitu tau lebih aspek dari sebuah situasi.
variabel bebas pengetahuan dan sikap Populasi yang dituju dalam penelitian
terhadap hidup bersih dan sehat dan vari- ini adalah seluruh santri yang bermukim di
abel tidak bebasnya adalah PHBS. Defini- pesantren di Kabupaten dan Kota Tasik-
si konseptual dari pengetahuan dan sikap malaya. Adapun sampel yang digunakan
adalah penilaian kognitif individu terha- dalam penelitian ini adalah santri di Pesan-
dap aspek-aspek yang ditinjau dalam tren X yang berlokasi di Kota Tasikmalaya

160 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


dan santri di Pesantren Y yang berlokasi di dianalisis dan direduksi berdasarkan deter-
Kabupaten Tasikmalaya. Jumlah sampel minasi faktor pemudah, pemungkin, dan
ditentukan berdasarkan daftar tabel Krejcie pendorong yang kemudian disimpulkan.
dan Morgan (1970, dalam Nugraha, 2007:
8–9). Dengan jumlah populasi sekitar 33 PHBS dan Sanitasi di Pesantren
ribu orang (jumlah santri mukim di Tasik- Menurut Benyamin Bloom (1908, dalam
malaya), maka didapatkan jumlah sampel Notoatmodjo, 2012) perilaku kesehatan di-
sebanyak 379 orang dengan margin error bagi dalam 3 domain, yaitu ranah kognitif
sebesar 5%. (cognitive domain), afektif (affective doma-
Dalam penelitian ini, pengumpulan data in), dan psikomotorik (psychomotor doma-
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan in). Ketiga domain perilaku tersebut diukur
instrumen penelitian berupa kuesioner. Pe- dari: pengetahuan (knowledge), sikap (atti-
nyebaran kuesioner dilakukan saat pene- tude), dan perilaku/tindakan (overt behav-
litian lapangan di Tasikmalaya pada tang- iour). Pengetahuan merupakan hasil dari
gal 4 s.d. 10 Juni 2018. Pada saat terse- tahu dan terbentuk setelah seseorang me-
but, pandemi Covid-19 belum terjadi dan lakukan pengindraan terhadap suatu ob-
pesantren serta sekolah masih melakukan jek tertentu. Pengetahuan ini dibagi lagi
kegiatan pembelajaran secara tatap muka. menjadi beberapa tingkatan, yakni: tahu,
Metode pengambilan sampel yang di- memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan
gunakan dalam penelitian ini adalah proba- evaluasi. Sikap merupakan reaksi atau res-
bility sampling. Dengan teknik ini setiap e- pons yang masih tertutup dari seseorang
lemen dalam populasi memiliki kesempat- terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap
an yang sama untuk menjadi sampel pene- merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
litian (Kumar, 2005). Secara lebih spesifik, bertindak, dan bukan merupakan pelaksa-
penelitian ini menggunakan metode acci- naan motif tertentu. Oleh karena itu, sikap
dental sampling, yaitu pemilihan sampel bersifat tertutup dan merupakan predis-
bergantung dari kesediaan dan keinginan posisi perilaku seseorang terhadap suatu
individu untuk menjadi partisipan penelitian. stimulus. Tingkatan dari sikap adalah: me-
Teknik analisis data yang digunakan nerima, menanggapi, menghargai, dan ber-
untuk mengolah data dalam penelitian ku- tanggung jawab (Bloom, 1908, dalam Karo,
antitatif adalah: (1) statistik deskriptif untuk 2020: 2). Sementara itu, perilaku manusia
menjelaskan karakteristik subjek penelitian adalah semua kegiatan atau aktivitas ma-
dengan melihat frekuensi dan persentase; nusia, baik yang dapat diamati langsung
(2) multiple correlation untuk menganalisis maupun yang tidak dapat diamati dari luar.
pengaruh variabel pengetahuan dan sikap Perilaku ini dibagi menjadi dua kategori
terhadap PHBS. Pengolahan data dilaku- berdasarkan bentuk respons terhadap sti-
kan dengan menggunakan SPSS versi mulus, yaitu perilaku tertutup dan perilaku
12.0. terbuka (Notoatmodjo, 2003, dalam Wa-
Data kualitatif dikumpulkan dari data wan & Dewi, 2010). Perilaku ini dapat
sekunder dengan menggunakan wawan- diamati apabila sudah diwujudkan dalam
cara kepada pengasuh pondok pesantren, bentuk tindakan atau praktik. Diperlukan
studi literatur yang bersumber dari pusta- fasilitas dan sarana prasarana agar suatu
ka, dan juga berita terbaru dari media ce- tindakan dapat terwujud.
tak maupun daring. Data yang dikumpul- Perilaku ini menjadi penting karena da-
kan berupa kajian terhadap analisis kebi- pat menciptakan suatu kondisi atau tata-
asaan PBBS dan upaya yang perlu diper- nan baru bagi perorangan, keluarga, kelom-
siapkan dalam adaptasi kehidupan baru pok, dan masyarakat. Sebagaimana PHBS
di pesantren saat pandemi Covid-19. Data dalam tatanan masing-masing dapat me-
dan informasi yang didapatkan kemudian nerapkan cara-cara hidup sehat dalam

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 161
rangka menjaga, memelihara dan mening- kesehatan dan kebersihan di lingkungan
katkan derajat kesehatan masyarakat pesantren.
(Guna & Amatiria, 2017: 7). PHBS merupa- Kondisi sanitasi lingkungan tempat ting-
kan esensi dan hak asasi manusia untuk gal dipicu oleh tiga faktor utama aktivitas
tetap mempertahankan kelangsungan hi- manusia, yakni kerumunan, mobilitas, dan
dupnya. Hal ini sejalan juga yang tercakup kontak erat. Jauh sebelum muncul wabah
dalam konstitusi WHO tahun 1948 yang Covid-19, kondisi perilaku hidup bersih
menyatakan bahwa derajat kesehatan se- dan sanitasi lingkungan pesantren kerap
tinggi-tingginya adalah hak yang funda- menjadi permasalahan sendiri. Kebanyak-
mental bagi setiap orang tanpa membe- an pondok pesantren di Indonesia memiliki
dakan ras, agama, politik yang dianut, dan masalah yang begitu klasik, yaitu tentang
tingkat sosial ekonominya. kesehatan santri dan masalah terhadap
PHBS merupakan sekumpulan perilaku penyakit. Penelitian Putri, Triyani, dan Indri-
yang dipraktikkan atas dasar kesadaran anto (2019: 76–77) di 18 pesantren di Kota
sebagai hasil pembelajaran, yang menjadi- Bandung menemukan angka kejadian pe-
kan seseorang atau keluarga dapat meno- nyakit kulit scabies dengan kejadian anta-
long diri sendiri di bidang kesehatan dan ra 10% sampai dengan 88%. Pada semua
berperan aktif dalam mewujudkan kese- pesantren yang dijadikan sampel pene-
hatan masyarakat (Notoatmodjo,2012: 55). litian, tidak ditemukan modul PHBS yang
Terdapat lima tatanan PHBS, yaitu rumah diajarkan di pesantren tersebut. Demiki-
tangga, sekolah, tempat kerja, sarana ke- an juga penelitian yang dilakukan oleh
sehatan, dan tempat-tempat umum. Tata- Khafid, Ainiyah, dan Maimunah (2019: 180)
nan adalah tempat di mana sekumpulan di salah satu pesantren di Surabaya yang
orang hidup, bekerja, bermain, berinterak- menyimpulkan bahwa PHBS di pesantren
si, dan lain-lain. Untuk mewujudkan PHBS tersebut belum terlaksana dengan optimal
pada setiap tatanan diperlukan pengelo- dengan tingkat PHBS baru 54,7%. Penge-
laan manajemen program PHBS melalui tahuan santri tentang PHBS masih sebe-
tahap pengkajian, perencanaan, pengge- sar 59,4%, sikapnya terhadap PHBS sebe-
rakan pelaksanaan, sampai dengan pe- sar 75%, dan peran guru terhadap PHBS
mantauan dan penilaian. sebesar 56,3%.
PHBS di institusi pendidikan (kampus, Kondisi sanitasi di sebagian pesan-
sekolah, pesantren, seminari, padepokan, tren di Indonesia juga mempunyai perma-
dll.) adalah upaya untuk memberdayakan salahan tersendiri. Sudirman (2018: 87–88)
seluruh entitas pendidikan dan masyara- melakukan penelitian terkait sanitasi di
kat di lingkungannya agar tahu, mau, dan tiga pesantren di Makassar. Indikator yang
mampu mempraktikkan PHBS, dan berpe- diteliti meliputi: penyediaan air bersih,
ran aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. sarana pembuangan tempat sampah, sa-
Menurut Peraturan Menkes No. 2269/Men- luran pembuangan air limbah (SPAL), kon-
kes/Per/XI/2011, PHBS di lembaga pendi- disi dapur, kepadatan hunian (asrama san-
dikan (termasuk pesantren) merupakan tri), dan ketersediaan toilet. Penelitian ter-
sasaran primer yang harus mempraktikkan sebut menyimpulkan bahwa kondisi sani-
perilaku yang dapat menciptakan institusi tasi lingkungan secara keseluruhan di be-
pendidikan ber-PHBS. PHBS setiap indi- berapa pesantren tersebut berkisar antara
vidu di pesantren merupakan sekumpul- 71% s.d. 86%. Sementara itu, hasil studi
an perilaku yang dipraktikkan atas dasar Fahham (2019: 33) menyimpulkan bahwa
kesadaran sebagai hasil pembelajaran. sebagian besar pesantren di berbagai wi-
PHBS menjadikan masyarakat pesantren layah di Indonesia belum memiliki sanitasi
mampu secara mandiri berperan aktif men- yang memenuhi syarat kesehatan. Hal ini
cegah penyakit dan meningkatkan derajat terjadi karena sebagian besar pesantren

162 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


mempunyai jumlah santri yang melebihi ini diadopsi dari indikator PHBS yang dite-
daya tampungnya sehingga para santri tapkan oleh Kementerian Kesehatan terse-
harus tinggal berdesakan di kamar yang but (lihat Tabel 1).
terbatas. Jumlah sarana mandi, cuci, kakus
pun terbatas, dengan kualitas air bersih Faktor Determinan
yang kerap tidak memenuhi baik dari segi Dimensi pengetahuan, sikap, dan peri-
kualitas maupun kuantitas. Kondisi ini laku yang ditampilkan pada Tabel 1 dikait-
berdampak pada derajat kesehatan santri. kan lebih jauh lagi dengan faktor-faktor
Berbagai penyakit yang kerap melanda determinan yang bersifat internal dari da-
santri antara lain: diare, scabies, dan lam diri seseorang maupun eksternal dari
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). pihak lain dan lingkungan sekitar. Menu-
Indikator yang dipakai sebagai ukuran rut Green (1980, dalam Notoatmodjo,
untuk menilai PHBS di tingkat pendidikan, 2010: 54) terdapat faktor-faktor pemudah/
yaitu: mencuci tangan dengan air yang predisposisi (predisposing factors), faktor
mengalir dan memakai sabun, mengguna- pemungkin (enabling factors) dan faktor
kan jamban bersih dan sehat, tidak mero- pendorong (reinforcing factors) dalam kait-
kok, mengkonsumsi jajanan warung/kantin annya dengan pengetahuan, sikap, dan
sekolah, olahraga teratur dan terukur, mem- perilaku santri di pesantren terhadap kese-
berantas jentik nyamuk, membuang sam- hatan. Kerangka teori terkait hubungan
pah pada tempatnya, dan menimbang be- antara pengetahuan, sikap, perilaku dan
rat badan dan mengukur tinggi badan seti- faktor-faktor yang memengaruhinya dapat
ap 6 bulan (Kementerian Kesehatan [Ke- dilihat pada Gambar 1. Faktor pemu-
menkes], 2011: 11). Oleh karena itu, indika- dah meliputi pengetahuan, sikap, keper-
tor untuk berbagai dimensi pada penelitian
Tabel 1.
Variabel Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator


Variable X Pengetahuan 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
Pengetahuan tentang Hidup 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
dan Sikap Bersih dan 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
Sehat 4) Olahraga yang teratur dan terukur.
5) Memberantas jentik nyamuk.
6) Tidak merokok di sekolah.
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8) Membuang sampah pada tempatnya.
Sikap tentang 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
Hidup Bersih 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
dan Sehat 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4) Olahraga yang teratur dan terukur.
5) Memberantas jentik nyamuk.
6) Tidak merokok di sekolah.
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8) Membuang sampah pada tempatnya.
Variable Y Perilaku Hidup 1) Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun.
Perilaku Bersih dan 2) Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.
Sehat 3) Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
4) Olahraga yang teratur dan terukur.
5) Memberantas jentik nyamuk.
6) Tidak merokok di sekolah.
7) Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.
8) Membuang sampah pada tempatnya.

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 163
Predisposing Factor:
Kepercayaan, nilai, sikap

Perilaku

Reinforcing Factor:
Health Dukungan keluarga,
Kesehatan
Education teman, peran petugas
kesehatan
Lingkungan
Pesantren
Enabling Factor:
Ketersediaan sarana
prasarana

Gambar 1. Kerangka Teori Faktor Penguat

cayaan, nilai, persepsi, serta berkenaan pesantren. Pada akhirnya akan mencip-
dengan motivasi seseorang atau kelom- takan kondisi dan derajat kesehatan para
pok untuk bertindak. Oleh karena itu, yang santri dan seluruh masyarakat pesantren.
dapat menjadi faktor pemudah, antara Adaptasi kebiasaan baru terkait dalam
lain: pengetahuan santri tentang kebersih- upaya pencegahan penyebaran virus Co-
an dan kesehatan, nilai yang dimiliki santri vid-19 di pesantren, selain dengan pene-
terkait kebersihan dan kesehatan, keper- rapan prokes yang ketat juga tidak terlepas
cayaan santri akan perlunya kebersihan, dari implementasi PHBS santri dan seluruh
persepsi, konsep, dan motivasi santri be- entitas pesantren. Pemerintah Jawa Barat
rupa pengalaman pribadi atau orang lain telah merancang 10 prokes, baik untuk
yang mendorong santri untuk menerapkan pesantren Salafiyah maupun pesantren
PHBS (Aji & Devy, 2006: 35–36). modern. Kesepuluh rancangan prokes ter-
Faktor-faktor pemungkin/penguat meli- sebut antara lain (Pemerintah Provinsi
puti keterampilan dan sumber daya yang Jawa Barat, 2020): (1) seluruh santri di ling-
perlu untuk melakukan perilaku kesehat- kungan pesantren harus memakai mas-
an. Mencakup biaya, jarak, dan keterse- ker; (2) santri selalu mengecek suhu tubuh-
diaan sarana dan prasarana atau fasili- nya sehingga ketika ada santri dengan
tas kesehatan bagi santri, misalnya: air gejala Covid-19 bisa ditindaklanjuti; (3)
bersih, tempat pembuangan tinja, tempat santri harus selalu mencuci tangan setiap
pembuangan sampah, ketersediaan ma- beraktivitas; (4) pengurus pesantren harus
kanan yang bergizi, dan sebagainya terma- menyiapkan fasilitas cuci tangan/hand sa-
suk juga fasilitas pelayanan kesehatan nitizer di setiap tempat; (5) pesantren harus
seperti: puskesmas, rumah sakit, poliklinik, mengecek secara rutin kesehatan para
praktik dokter, dan sebagainya. Faktor pen- pengajar; (6) penghuni pesantren dianjur-
dorong meliputi hal-hal eksternal yang men- kan mengonsumsi vitamin untuk menjaga
dorong santri untuk melakukan PHBS baik daya tahan tubuh; (7) rutin membersihkan
itu tokoh agama, pengasuh pesantren, pe- fasilitas pesantren dengan desinfektan; (8)
tugas medis, dan penyuluh kesehatan yang pesantren harus menyiapkan ruang isolasi
merupakan kelompok referensi dan peri- proporsional, disesuaikan dengan jumlah
laku masyarakat. Pengetahuan akan kese- santri, sebagai tindakan pertama jika ada
hatan akan memengaruhi faktor pendorong, kasus agar tidak menularkan ke santri lain;
pemungkin, dan penguat, yang kemudian (9) jika ada kasus, segera hubungi layanan
faktor-faktor ini membentuk perilaku san- kesehatan; (10) mengimbau para kiai untuk
tri dan menggambarkan kondisi lingkungan selalu memimpin doa atau selawat.

164 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


Gambaran Sanitasi Pesantren di pesantren di Tasikmalaya yang masih ber-
Tasikmalaya nuansa tradisional, namun cenderung ke
Berjuluk Kota Santri, Tasikmalaya men- model pesantren modern.
jadi daerah yang dikenal religius. Apalagi Dengan jumlah santri yang sedemikian
kemudian, pemerintah daerah setempat banyak, baik di Pesantren X maupun Y, as-
mengeluarkan Peraturan Daerah No. 12 Ta- pek sanitasi di pesantren tentu menjadi
hun 2009 tentang Tata Nilai Berlandas- perhatian. Seperti halnya di pesantren
kan Ajaran Agama atau Perda Syariah Is- pada umumnya, asrama putra dan putri
lam. Perda tersebut memancing kontro- ditempatkan terpisah, begitu juga sara-
versi sehingga Pemerintah Kota Tasik- na mandi, cuci, kakus (MCK)-nya. Untuk
malaya merevisinya menjadi Perda No. 7 Pesantren X, kegiatan putra dan putri
Tahun 2014 tentang Tata Nilai Kehidupan semuanya dipisahkan, termasuk pembela-
Masyarakat yang Religius di Kota Tasikma- jaran di kelas, kegiatan olah raga, dan selu-
laya. ruh aktivitas lainnya. Sementara itu, untuk
Terdapat dua pesantren yang dija- Pesantren Y, beberapa aktivitas pembe-
dikan lokasi penelitian kali ini, yaitu Pesan- lajaran masih disatukan antara putra dan
tren X di Kota Tasikmalaya dan Pesantren putri.
Y di Kabupaten Tasikmalaya. Pesantren Y Adapun gambaran kondisi sanitasi di
sudah berdiri sejak tahun 1922, dengan Pesantren Y, sejauh ini jumlah kamar untuk
jumlah santri yang mondok sebelum ada- para santri mencukupi. Kebutuhan air ber-
nya pandemi sekitar 1.400 orang dengan sih dipenuhi oleh air tanah dalam berupa
jumlah pengajar 75 orang (Pengasuh Pe- sumur bor. Untuk keperluan makan minum,
santren Y, 2018a). Sementara itu, Pesan- sebagian besar santri ikut katering yang
tren X berdiri sejak tahun 1970. Jumlah disiapkan oleh masyarakat yang ada di
santri mukim sebelum pandemi adalah 877 sekitar komplek pesantren. Demikian juga
orang orang (Pengasuh Pesantren X, untuk keperluan cuci setrika pakaian,
2018a). beberapa santri mencuci pakaiannya sen-
Pesantren X adalah salah satu pesan- diri dan sebagian yang lain dengan sistem
tren yang dinilai sukses menerapkan prog- laundry bekerja sama dengan penduduk
ram PHBS dan merupakan salah satu con- yang tinggal di sekitar pesantren.
toh pesantren yang memiliki pelayanan Untuk pengelolaan sampah, Pesantren
terpadu untuk kesehatan santrinya. Selain Y mempunyai roda/gerobak sampah sen-
telah menjalankan PHBS, Pesantren X pun diri sebagai alat untuk mengumpulkan
memiliki sebuah klinik kesehatan yang bisa sampah dari asrama ke TPS. Kemudian
melayani santri, pengasuh pesantren, dan dari TPS baru diangkut oleh petugas ke-
masyarakat sekitarnya. Pada pagi sampai bersihan. Pernah dilakukan kerja sama de-
siang hari, santri menerima pendidikan ngan pemuda setempat dalam kegiatan
formal di madrasah aliyah, selanjutnya sore pengelolaan sampah ini. Sebagai sarana
hingga malam hari santri mengikuti berba- dan fasilitas kesehatan disediakan klinik
gai kegiatan dan pengajaran yang dise- khusus di dalam pesantren bagi santri yang
lenggarakan oleh pengasuh pondok pe- menderita sakit. Adapun jika memerlukan
santren. Dapat dikatakan pesantren ini perawatan lebih lanjut maka akan dirujuk ke
mendekati jenis semi boarding school ber- puskesmas terdekat. Selama ini hubung-
model pesantren. Sementara itu, Pesantren an dan koordinasi antara tenaga kesehatan
Y berjenis safiyah modern, pendalaman ki- di Pesantren Y dengan Dinas Kesehatan
tab kuning, nahwu, sorof sangat kental, Kabupaten Tasikmalaya sudah berjalan
namun sudah dibarengi dengan pendidik- baik (Pengasuh Pesantren Y, 2018b).
an formal. Kondisi kedua pesantren ini di- Sementara itu, di Pesantren X, jumlah
harapkan dapat mewakili gambaran umum asrama juga relatif mencukupi, tiap kamar

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 165
dihuni sekitar 7–10 santri. Sarana sanita- sudah mondok di pesantren antara 4–5
si berupa MCK jumlahnya sudah banyak. tahun (59%) dan kemudian lebih lama dari
Para santri dapat mencuci sendiri pakai- 5 tahun (37%). Berdasarkan gambaran res-
annya maupun laundry yang dikelola oleh ponden tersebut dapat dikatakan bahwa se-
masyarakat di sekitar pesantren. Untuk cara usia, responden sudah cukup dewasa,
makan sehari-hari, telah disiapkan oleh pe- jenis kelamin responden proporsional anta-
ngelola pesantren, dan para santri makan ra laki-laki dan perempuan. Di samping itu,
tiga kali sehari di ruang makan yang disiap- mayoritas responden sudah menjadi san-
kan secara khusus. Di Pesantren X juga tri dalam kurun waktu yang cukup lama.
sudah ada klinik kesehatan terpisah untuk Dengan demikian, diharapkan jawaban
santri putra dan putri (Pengasuh Pesantren responden dapat menggambarkan kondisi
X, 2018b). sebenarnya sesuai pengalaman yang diala-
mi dan dirasakan selama menjadi santri
Karakteristik Responden baik di Pesantren X maupun Y.

20 tahun Kelas IX Indeks Pengetahuan, Sikap, dan


0,7% 14 tahun 3,3%
19 tahun
0,9% Perilaku Santri
1,2% 15 tahun
9,1% Selanjutnya dilakukan perhitungan in-
deks untuk masing-masing variabel dan in-
Kelas X deks keseluruhan untuk mengetahui ting-
18 Kelas XII 37,7%
tahun 16
49,8% kat pengetahuan, sikap, dan perilaku santri
33,8% tahun terkait hidup bersih dan sehat di pesantren.
30,2% Berdasarkan hasil pengolahan kuesio-
17
tahun ner didapatkan bahwa mayoritas respon-
24,1% Kelas XI
9,2% den (73,68%) menjawab benar. Dapat di-
Usia Pendidikan katakan sebagian besar responden penge-
tahuannya tentang hidup bersih dan sehat
< 1 tahun 2–3 tahun di pesantren baik. Dalam hal sikap, 35,86%
1,3% 2,8% responden mempunyai sikap yang baik ter-
Perempuan kait pola hidup bersih di pesantren, diikuti
42,3%
35,24% responden yang sikapnya sangat
baik. Demikian juga dalam hal perilaku ter-
Laki-laki > 5 tahun
37,1% kait pola hidup bersih dan sehat. Sebanyak
57,7%
4–5 tahun
32,60% responden perilakunya baik sekali
58,8% dan 24,86% cukup baik.
Jenis Kelamin Apabila dihitung dalam bentuk indeks
Lama Menjadi Santri dalam rentang nilai 0 s.d. 100, didapatkan
bahwa indeks pengetahuan responden ni-
Grafik 1. Gambaran Umum
Responden Tasikmalaya
lainya 86,84 (paling tinggi di antara varia-
bel lainnya), indeks sikap nilainya 77,84,
Jumlah responden di Tasikmalaya ter- dan indeks perilaku nilainya 75,26. Adapun
diri dari 380 orang (210 orang santri di indeks keseluruhan sebesar 79,54. Berda-
Pesantren Y dan 170 santri di Pesantren sarkan hasil tersebut terlihat bahwa penge-
X). Gambaran umum responden dapat dili- tahuan santri akan PHBS sangat baik (men-
hat di Grafik 1. Responden sebagian besar dekati nilai maksimum 100), sedangkan va-
berusia 18 tahun dan mayoritas kelas XII riabel sikap dan perilaku baik mendekati
(kelas 3 SMA/Madrasah Aliyah). Secara sangat baik. Hasil tersebut menggambar-
jenis kelamin, laki-laki sebanyak 58% dan kan bahwa kedua pesantren di Tasikma-
perempuan 42%. Sebagian besar santri laya tempat dilakukan penelitian sudah

166 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


Tabel 2. Hasil Uji Korelasi

73,68%
26,32%
15,86%
8,93%
4,11%
35,24%
35,86%
23,98%
24,86%
Pengsik Perilaku
32,6%

9,78%
3,54%
Tsk Tsk
Pearson Correlation 1 .188*
Pengsik
Sig. (2-tailed) .021

Jawaban Benar
Tsk

Jawaban Salah
Sangat Kurang

Sangat Kurang
N 380 380
Baik Sekali

Baik Sekali
Pearson Correlation .188* 1
Perilaku
Sig. (2-tailed) .021
Tsk
Kurang

Kurang
Cukup

Cukup N 380 380


Baik

Baik

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Perilaku Sikap Pengetahuan Berdasarkan output seperti terlihat di


Santri Santri Santri
Tabel 2, diketahui bahwa nilai signifikan-
Indeks Keseluruhan 79,54 sinya < 0.05, yang berarti terdapat korela-
Indeks Perilaku 75,26 si yang signifikan antara pengetahuan dan
Indeks Sikap 77,84 sikap dengan perilaku santri terkait PHBS
Indeks Pengetahuan 86,84 di pesantren. Nilai Pearson Correlation
Grafik 2. Indeks Perilaku, Sikap, dan yang dihubungkan antarmasing-masing
Pengetahuan Santri Tasikmalaya variabel adalah sebesar 0.188* dan mem-
punyai tanda bintang. Nilai korelasi terse-
memberikan pengetahuan yang sangat but menunjukkan bahwa terdapat korela-
baik kepada para santrinya terkait PHBS si dan signifikan antarvariabel yang saling
khususnya dalam pandangan Islam. Indi- berhubungan. Hasil uji statistik tersebut
kator sikap santri dalam hal kebersihan dapat dimaknai, bahwa responden berang-
dan kesehatan juga sudah baik. Meski- gapan pengetahuan dan sikap santri ter-
pun perilakunya sudah dalam kadar baik, kait/berhubungan dengan perilaku santri.
namun di antara ketiga variabel di atas nilai Berdasarkan tabel hasil uji regresi se-
indeksnya paling rendah. Menurut Notoat- perti dapat dilihat di Tabel 3, nilai R yang
modjo (2010: 57) perilaku merupakan res- merupakan nilai koefisien korelasi adalah
pons/reaksi seorang individu terhadap sti- sebesar 0,188. Nilai ini dapat diinterpre-
mulus yang berasal dari luar maupun dari tasikan bahwa hubungan kedua variabel
dalam dirinya yang merupakan hasil dari penelitian ada di kategori kurang kuat. Nilai
kumpulan pengalaman serta interaksi anta- Koefisien Determinasi (KD) adalah sebe-
ra dirinya dengan lingkungannya. Perilaku sar 0,035 yang menunjuk bahwa variabel
diwujudkan dalam tindakan. Apabila peri- bebas X hanya memiliki pengaruh kontri-
laku nilai indeksnya kecil dapat dikatakan busi sebesar 3,5% terhadap variabel Y.
tindakan santri dalam PHBS di lingkung- Sisanya, sebesar 96,5% dipengaruhi oleh
an pesantren juga rendah. Hasil dari pe- faktor-faktor lain di luar dimensi-dimensi
ngetahuan dan sikap terhadap PHBS ini pada variabel X.
seyogianya tercermin dalam perilaku, yang Selanjutnya adalah menentukan taraf
berupa tindakan nyata dari santri dalam signifikansi atau linieritas dari regresi.
mengimplementasikan PHBS. Kriterianya dapat ditentukan berdasarkan
uji F atau uji nilai Signifikansi (Sig). Berda-
Pengaruh Pengetahuan dan Sikap sarkan Tabel 3, nilai signifikansi penelitian
terhadap Perilaku ini adalah sebesar 0,021. Apabila Sig <
0,05 maka model regresi adalah linier. De-
Selanjutnya hubungan antara pengeta-
ngan demikian, model persamaan regre-
huan dan sikap dengan perilaku responden
si berdasarkan data penelitian adalah
didapatkan dengan uji korelasi dan regresi
signifikan dan memenuhi kriteria linieritas.
yang dapat dilihat di Tabel 2.
Dengan nilai F sebesar 5,481 dan Ho dito-

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 167
Tabel 3. Hasil Uji Regresi diartikan apabila pengetahuan dan sikap
Variables Entered/Removed a santri meningkat sebanyak 0,22 maka akan
diikuti oleh kenaikan perilaku santri sebe-
Variables Variables
Model Method sar 1 secara proporsional.
Entered Removed
1 PengsikTskb . Enter
Adaptasi Kebiasan Baru di Pesantren
a
Dependent Variable: PerilakuTsk Pandemi Covid-19 hingga kini belum-
b
All requested variables entered.
lah berakhir. Berbagai kebijakan pemerin-
Model Summary tah seperti pembatasan sosial berskala
besar (PSBB) dan pemberlakukan pemba-
Std. Error
Adjusted tasan kegiatan masyarakat (PPKM) dite-
Model R R Square of the
R Square rapkan untuk menangani pandemi Indo-
Estimate
nesia. Namun, sejalan dengan itu, adaptasi
1 .188a .035 .029 5.12532
kebiasaan baru (AKB) juga mulai dipersiap-
a
Predictors: (Constant), PengsikTsk kan. AKB dimaksudkan agar masyarakat
ANOVAa
tetap bisa beraktivitas dan bekerja secara
produktif di era pandemi. AKB juga sangat
Sum of Mean perlu diterapkan di pesantren agar para
Model df F Sig.
Squares Square
santri tetap bisa belajar, menuntut ilmu,
1 Regression 143.978 1 143.978 5.481 .021b
Residual 3940.338 150 26.269 meraih prestasi sambil tetap berpartisipa-
Total 4084.316 151 si aktif dalam mencegah penularan virus
a
Dependent Variable: PerilakuTsk Covid-19.
b
Predictors: (Constant), PengsikTsk Pada 30 Agustus 2021, Direktorat Jen-
deral Pendidikan Islam Kemenag telah me-
Coefficientsa
nerbitkan surat edaran mengatur panduan
Stand- penyelenggaraan pembelajaran madrasah,
Unstand-
ardized
ardized pesantren, serta lembaga pendidikan kea-
Coeffi-
Model Coefficients t Sig.
cient gamaan Islam berasrama dan tidak ber-
B
Std.
Beta asrama pada masa PPKM Covid-19. Lem-
Error
baga pendidikan pesantren mencakup Pen-
1 (Constant) 28.789 6.342 4.539 .000
PengsikTsk .222 .095 .188 2.341 .021
didikan Diniyah Formal (PDF), Satuan Pen-
didikan Muadalah (SPM), Ma’had Aly, Pen-
a
Dependent Variable: PerilakuTsk
didikan Kesetaraan Pada Pondok Pesan-
tren Salafiyah (PKPPS) (Kementerian Aga-
lak, maka dapat dikatakan bahwa terdapat ma [Kemenag], 2021). Surat edaran terse-
pengaruh dari pengetahuan dan sikap ter- but sebagai pertanda bahwa pesantren,
hadap perilaku santri dalam hidup sehat madrasah, dan lembaga pendidikan Islam
dan bersih di pesantren. Adapan model tengah bersiap untuk melaksanakan PTM.
persamaan regresinya adalah sebagai beri- Dalam pelaksanaannya, madrasah, pesan-
kut: tren, serta lembaga pendidikan keagamaan
Y = 28,789 + 0,222 X Islam berasrama maupun tidak berasrama,
harus berkoordinasi dengan Satuan Tugas
Di mana : Y = perilaku (Satgas) Covid-19 di daerahnya dan fasili-
X = pengetahuan dan sikap tas pelayanan kesehatan atau dinas kese-
Berdasarkan persamaan di atas, vari- hatan setempat. Pesantren dan lembaga
abel X bernilai positif. Hal ini berarti, apabi- pendidikan keagamaan yang berasrama
la terjadi kenaikan pengetahuan dan sikap melakukan PTM terbatas dengan mene-
santri maka perilaku santri juga akan rapkan standar prokes dalam penyiapan
meningkat, begitu juga sebaliknya. Dapat fasilitas/sarana prasarana pembelajaran,

168 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


proses kedatangan santri, pola ibadah, terhadap PHBS yang tinggi pula (77,84).
pola interaksi dan juga pola belajar santri. Namun, dari segi perilaku nampaknya nilai
AKB di pesantren adalah suatu tindak- indeksnya belum setinggi pengetahuan dan
an atau perilaku yang dilakukan oleh sege- sikap, dengan indeks pengetahuan sebe-
nap masyarakat pesantren untuk melaku- sar 75,26. Bisa dikatakan, belum sepenuh-
kan pola harian atau pola hidup baru yang nya pengetahuan yang dimiliki santri diim-
berbeda dengan sebelumnya yang bertu- plementasikan dalam bentuk tindakan.
juan agar masyarakat tetap produktif dan Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa
aman dari risiko penularan Covid-19 di peningkatan pengetahuan dan sikap sebe-
masa pandemi. Tatanan kenormalan baru sar 22% berpengaruh kepada peningkatan
(new normal) di pesantren merupakan perilaku sebesar 1 poin. Oleh karena itu,
momentum yang tepat untuk memprak- upaya peningkatan perilaku dapat diawali
tikkan dan membudayakan PHBS tidak dengan peningkatan pengetahuan dan si-
hanya bagi para santri, namun juga bagi kap santri terkait PHBS. Indikator-indikator
kepengurusan pesantren secara keselu- PHBS sebelum adanya pandemi dan sete-
ruhan. PHBS selama adaptasi new normal lah adanya pandemi sebenarnya tidak ter-
ini tentu berbeda dengan sebelum pande- lalu berbeda. Mencuci tangan dengan sa-
mi. Ada ketentuan mengenai prokes yang bun merupakan indikator PHBS baik sebe-
harus dipatuhi. Tantangan terbesar pesan- lum pandemi maupun setelahnya. Namun,
tren adalah physical distancing, mengi- saat pandemi ada penerapan PHBS baru
ngat selama ini jumlah santri pada umum- yang digalakkan yakni social distancing
nya melebihi kapasitas daya tampung dan memakai masker, di mana sebelum
pesantren. Oleh karena itu, persiapan pandemi kedua indikator ini tidak lazim di-
AKB dan PTM di pesantren perlu dilaku- terapkan. Demikian juga, ada keharusan
kan dengan matang dan bertahap. Uji baru yang dilakukan santri dan masyarakat
coba dengan hanya membatasi beberapa pesantren yaitu tes swab (baik itu antigen
persen saja santri yang diizinkan mondok maupun PCR) juga vaksinasi Covid-19.
kembali dapat dilakukan agar dapat dieva- Dikarenakan penelitian ini diawali dengan
luasi bagaimana tantangan dan tingkat ke- penelitian PHBS di Pesantren X dan Y di
berhasilan pesantren dalam mencegah pe- Tasikmalaya, maka informasi terkait kegi-
nyebaran Covid-19. atan dan aktivitas di kedua pesantren ter-
Hal utama dalam mencegah penularan sebut selama pandemi, dan upaya yang
virus adalah dengan melakukan pencegah- telah dilakukan kedua pesantren untuk
an terlebih dahulu. Oleh karena itu, pene- mencegah penularan virus dan implemen-
rapan PHBS di lingkungan pesantren men- tasi AKB juga menjadi penting untuk dike-
jadi sangat penting, terlebih saat AKB mu- tahui.
lai diterapkan, agar klaster Covid-19 di Klaster penyebaran Covid-19 telah ter-
pesantren tidak lagi terulang. Berdasar- jadi di Pesantren X yang menjadi lokasi
kan hasil penelitian di Pesantren X dan penelitian di Tasikmalaya pada Februari
Y di Tasikmalaya yang dilakukan sebe- 2021 lalu. Lebih dari 300 orang santri dan
lum adanya pandemi menunjukkan bahwa beberapa orang pengajar, karyawan, dan
indeks pengetahuan para santri nilainya petugas keamanan terkonfirmasi positif,
sudah cukup tinggi (86,84). Hal ini mengin- dan sebagian besar tanpa gejala. Santri
dikasikan bahwa pesantren telah cukup tanpa gejala ini kemudian diisolasi mandi-
baik memberikan informasi dan pengeta- ri di tempat isolasi khusus dan di sebuah
huan terkait PHBS kepada para santri. hotel di Tasikmalaya, 7 orang santri dirawat
Pengetahuan tersebut ditindaklanjuti de- di rumah sakit rujukan, adapun lebih dari
ngan sikap para santri yang baik, ditun- 400 santri yang hasil tes Covid-nya negatif
jukkan dengan nilai indeks sikap santri dipulangkan dulu ke keluarganya masing-

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 169
masing secara bertahap. Setelah itu pe- Faktor Pemudah
santren di-lockdown untuk mengurangi Faktor pemudah merupakan variabel in-
penularan virus dan semua pembelajaran ternal yang dimiliki oleh para santri yang
dilakukan dengan daring. Kemudian steri- terdiri dari kepercayaan, nilai, dan sikap
lisasi dilakukan di Pesantren tersebut santri dalam kaitannya dengan PHBS baik
(Pengasuh Pesantren X, 2021). sebelum adanya pandemi maupun saat
Sementara itu klaster Covid-19 juga ter- AKB. Berdasarkan data yang diperoleh
jadi di pesantren Y di Kabupaten Tasikma- melalui kuesioner di pesantren X dan Y se-
laya yang menjadi lokasi penelitian. Jum- belum adanya pandemi, diketahui bahwa
lahnya memang tidak sebanyak di Pesan- pengetahuan santri akan PHBS sebelum
tren X. Tercatat pada awal Oktober 2020 masa pandemi mempunyai indeks yang
setelah dilakukan swab massal sebanyak cukup besar, yakni sebesar 86,84 dari ska-
40 santri terkonfirmasi positif. Sebagian la 100. Sementara itu, indeks untuk sikap
besar santri dirawat di RSUD SMC Kabu- santri terhadap PHBS sebesar 77,84. Apa-
paten Tasikmalaya, dan dilakukan isolasi bila kemudian dikaitkan dengan perilaku,
mandiri bagi yang tanpa gejala. Selanjut- indeksnya makin menurun menjadi sebesar
nya pesantren melakukan isolasi mandiri 75,26. Hal ini menjadi perhatian tersendiri,
dan meminimalisir penerimaan kunjungan karena perilaku para santrilah yang pada
dari pihak luar pesantren. Penyemprotan akhirnya berperan besar dalam upaya
desinfektan dilakukan di semua bagian menghambat penyebaran Covid-19 di ling-
pesantren (Pengasuh Pondok Pesantren Y, kungan pesantren. Indeks perilaku pada ki-
2021). saran angka 75 masih dinilai rendah, jika
Pada 17 September 2021 Ketua Satgas dipandang perlunya penerapan prokes
Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter yang ketat dan disiplin yang tinggi.
Indonesia (IDI) mempersilakan kegiatan Faktor pemudah terkait PHBS dalam
belajar mengajar di pesantren dibuka kem- AKB di pesantren antara lain pengetahuan
bali dengan prokes yang ketat. Prasyarat santri terkait pandemi, pola penyebaran-
lainnya, pembukaan kembali pesantren nya, upaya untuk menghambat penye-
dapat dilakukan jika para santri dan peng- barannya, dan juga prokes apa saja yang
asuh pondok sudah divaksin (Sari, 2021). harus dilakukan. Hal yang paling dasar
Di samping itu, penerapan PHBS perlu di- adalah terkait pemahaman santri bahwa
lakukan secara terus-menerus. Penerapan virus Covid-19 itu nyata adanya, mudah
PHBS saat AKB di pesantren diharapkan menyebar, dan dapat berdampak buruk
dapat berjalan efektif apabila faktor-faktor bagi kesehatan. Di samping itu, penge-
yang berhubungan dengan perilaku santri tahuan akan pentingnya 3M (mencuci ta-
dapat tersedia dan terselenggara secara ngan, memakai masker, dan menjaga ja-
optimal. Sebagaimana disampaikan pada rak) adalah pengetahuan minimal yang ha-
Gambar 1, faktor-faktor tersebut terdi- rus dimiliki dan dipahami oleh santri. Hasil
ri dari faktor pemudah, faktor pemungkin, uji regresi juga menunjukkan bahwa pe-
dan faktor pendorong. Ketiga faktor terse- ngetahuan dan sikap santri akan PHBS
but jenis dan karakte-ristiknya tentu tidak berbanding lurus dengan perilaku santri.
hanya mengacu pada indikator PHBS saat Pemahaman dan pengetahuan tersebut
sebelum pandemi, namun perlu disesuai- akan menimbulkan sikap kehati-hatian dan
kan dengan kebutuhan dan ketentuan yang memotivasi santri untuk berperilaku sesuai
termuat dalam prokes di pesantren saat prokes dan lebih lanjut lagi dapat menge-
AKB. Dengan demikian, faktor-faktor yang dukasi lingkungan sekitarnya untuk turut
dinilai dapat memengaruhi praktik PHBS di menangkal penyebaran Covid-19.
pesantren menjadi penting untuk diuraikan.

170 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


Saat AKB, pemahaman para santri a- Demikian juga telah ada Satgas Covid-
kan PHBS beserta prokesnya di Pesantren 19 di Pesantren X dan Y. Satgas Covid-19
X dilakukan dengan cara pemberian materi berfungsi sebagai pusat informasi dan so-
khusus sebelum pembelajaran dimulai dan sialisasi penanganan dan pencegahan
terus diingatkan secara periodik. Sosialisa- Covid-19. Keberadaan Satgas Covid-19
si AKB di pesantren juga dilakukan oleh di- menunjukkan bahwa tingkat kepedulian
nas kesehatan setempat untuk lebih mem- pesantren akan upaya pencegahan virus
beri informasi dan pemahaman terkait Co- sudah cukup besar, namun menjelang ke-
vid-19 bagi para santri dan seluruh masya- giatan PTM dan dalam upaya implemen-
rakat pesantren sekaligus untuk menang- tasi AKB, sekitar 15% sisa pesantren yang
kal berita-berita hoaks yang beredar. Moti- belum memiliki Satgas Covid-19 menjadi
vasi santri untuk bersikap dan berperilaku pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
PHBS juga didorong oleh banyaknya kasus
positif Covid-19 di pesantren ini pada Feb- Faktor Pemungkin
ruari 2021 lalu. Walau tidak ada korban ji- Faktor pemungkin terkait ketersediaan
wa, namun kondisi yang mencekam akibat fasilitas sarana prasarana untuk mendu-
tingginya kasus Covid merupakan ingatan kung PHBS di pesantren. Berdasarkan pe-
yang cukup mendalam di kalangan santri nelitian di Tasikmalaya, sarana untuk me-
sehingga memicu mereka untuk taat pro- nerapkan PHBS di pesantren seperti ka-
kes (Pengasuh Pesantren X, 2021). kus, tempat sampah, air bersih, ruang ma-
Sementara itu, edukasi terkait PHBS di kan, dsb., telah tersedia di Pesantren X
Pesantren Y selain dilakukan oleh penga- dan Y. Santri pun dapat mengakses fasili-
suh pesantren dan dinas kesehatan setem- tas kesehatan seperti klinik atau tempat
pat, juga dilakukan oleh kalangan universi- praktik dokter baik yang berada di lingkun-
tas yang terdiri dari mahasiswa dan dosen gan pesantren maupun di luar pesantren.
yang merupakan anggota tim pengabdian Namun, dalam era pandemi Covid-19 fasi-
masyarakat. Pengabdian masyarakat ini litas dan sarana prasarana tersebut tidak-
dilakukan melalui serangkaian kegiatan, lah cukup. Sarana lain yang diperlukan an-
antara lain diskusi dengan para pengasuh tara lain: tempat cuci tangan yang lebih
pesantren, edukasi santri, pemberian ban- banyak, jika tersedia di setiap kelas lebih
tuan sarana kebersihan seperti sabun cuci baik; penyemprotan desinfektan secara
piring, sabun cuci tangan, hand sanitizer, berkala; peralatan makan dan minum se-
dan masker. Di samping itu, dibuat pula tiap santri yang terpisah; peralatan mandi,
poster-poster edukasi yang dipasang di belajar dan beribadah yang juga terpisah;
tempat strategis sebagai pengingat bagi vitamin; masker; hand sanitizer; dan ther-
para santri untuk menjaga kebersihan diri mogun sebagai kebutuhan baru yang
dan lingkungan (Pengasuh Pesantren Y, harus tersedia setiap hari. Fasilitas kese-
2021). hatan yang mudah diakses dan penyedia-
Keberadaan Satgas Covid-19 di pesan- an tempat isolasi mandiri secara khusus
tren sangat diperlukan untuk terus menge- juga penting agar upaya penyebaran virus
dukasi, mengingatkan, dan memperdalam dapat segera diantisipasi. Demikian juga
pengetahuan tentang virus Covid-19 dan sarana untuk melakukan tes Covid-19
perilaku seperti apa yang perlu dilakukan seperti untuk tes antigen dan PCR hendak-
saat AKB di pesantren. Berdasarkan data nya tersedia setiap saat.
Kementerian Kesehatan, hingga November Pada masa persiapan AKB di Pesan-
2020, sebanyak 84,9% pesantren di tanah tren X, pengasuh dan pengelolaan pesan-
air telah membentuk Satgas Covid-19 tren dipastikan dalam kondisi sehat, telah
(One Pesantren One Product Jawa Timur divaksin dua kali, dan seluruh fasilitas da-
[Opop-jatim], 2020). lam keadaan steril dan disemprot dengan

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 171
desinfektan secara rutin. Pengasuh meng- disebutkan sebelumnya, daya tampung
umumkan kepada wali santri bahwa santri pesantren khususnya ruangan tempat ber-
yang hendak kembali ke pesantren harus aktivitas santri seperti ruang belajar, ru-
dalam kondisi sehat, dengan membawa ang untuk beristirahat dan tidur luasannya
surat keterangan sehat dari rumah sakit/ sangat terbatas. Social distancing bisa di-
puskesmas tempat asalnya. Saat aktivitas katakan sulit dilakukan, dan memperluas
belajar dan beribadah santri wajib memba- ruangan atau mengembangkan bangunan
wa sajadah dan peralatan ibadah/bel- pesantren dalam waktu dekat juga hal sulit
ajar sendiri, selalu menggunakan masker, dilakukan karena terkendala biaya. Untuk
mengurangi kontak fisik secara langsung mengatasi hal tersebut, pembelajaran di
dan senantiasa berperilaku PHBS terma- pesantren secara bertahap dengan mulai
suk berolahraga secara rutin (Penga- melibatkan sebagian santri terlebih dahu-
suh Pesantren X, 2021). Sementara itu, di lu nampaknya bisa dilakukan. Jika kondisi
Pesantren Y, selain beberapa hal yang sa- kapasitas ruangan atau sarana prasarana
ma seperti di Pesantren X, para santri juga pendukung tidak memungkinkan, maka se-
diharuskan untuk berjemur pada jam-jam baiknya jumlah santri yang diperbolehkan
tertentu dan mengupayakan seminggu se- mengikuti PTM juga dibatasi sesuai kondi-
kali santri dapat mengonsumsi suplemen si daya tampung yang mendekati ideal a-
makanan atau minuman yang dapat me- gar prokes dapat dilakukan secara optimal.
ningkatkan imun (Pengasuh Pesantren Y, Dalam upaya menambah daya tam-
2021). pung pesantren, pada tahun 2021 ini Ke-
Penyediaan berbagai fasilitas dan sa- menterian PUPR tengah membangun 3 pon-
rana dan prasarana tersebut tentu membu- dok pesantren di daerah Jawa Barat de-
tuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk itu, ngan total anggaran 7 miliar rupiah. Se-
pemerintah telah mengalokasikan anggar- cara konstruksi pesantren yang dibangun
an hingga Rp2,6 triliun dalam rangka me- tersebut berupa rumah susun (rusun) terdiri
nyiapkan pesantren untuk beradaptasi di dari 1 tower 2 lantai seperti yang sedang
era new normal. Pemerintah juga telah dibangun di Pondok Pesantren Hidayatul
memberikan bantuan pembangunan atau Ulum Tasikmalaya pada Oktober 2021 ini.
perbaikan sarana prasarana seperti: tem- Fasilitas pendukung pesantren tersebut di-
pat duduk, wastafel, dan tempat cuci ta- rencanakan dapat menampung 60 santri
ngan di 100 pesantren yang tersebar di 10 (Kementerian Pekerjaan Umum dan Peru-
provinsi. Kementerian Pekerjaan Umum mahan Rakyat, 2021). Selain di Provinsi
dan Perumahan Rakyat (Kementerian PU- Jawa Barat, pada tahun 2021 Kementerian
PR) juga telah membuat pilot project de- PUPR juga membangun 2 rusun bagi para
ngan pembangunan sarana dan prasarana santri di Provinsi Sumatera Selatan dan
berupa MCK pria dan MCK wanita di pe- juga rusun tipe mini di Pesantren Usman
santren yang memiliki santri besar dan ter- bin Affan Kabupaten Dompu, Nusa Teng-
utama lokasinya terjangkau (Kementerian gara Barat. Pembangunan infrastruktur fisik
Keuangan, 2020). Adanya anggaran khu- pesantren oleh Kementerian PUPR tersebut
sus untuk persiapan AKB di pesantren ter- tentu turut membantu peningkatan jumlah
sebut diharapkan dapat menjadi faktor sarana pesantren. Namun, jumlahnya be-
penting yang memungkinkan PHBS di era lum sebanding dengan jumlah sarana ba-
new normal dapat diimplementasikan di ngunan yang dibutuhkan oleh pesantren di
pesantren. seluruh Indonesia. Oleh karena itu, sumber
Hal yang menjadi kendala utama seba- pendanaan lainnya (termasuk dana dari
gai salah satu faktor pemudah PHBS di masyarakat) untuk pembangunan fisik pe-
pesantren adalah terkait kapasitas ruang- santren sangat diperlukan agar PHBS da-
an dan daya tampung santri. Sebagaimana pat dengan optimal diimplementasikan.

172 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


Faktor Pendorong di pesantren dapat menjadi salah satu faktor
Faktor pendorong merupakan variabel pendorong dalam upaya menghambat pe-
eksternal seperti peran kiai, pengasuh pe- nyebaran virus maupun melakukan tindak-
santren, tenaga kesehatan, sesama san- an antisipasi secara cepat apabila ada ka-
tri, maupun keluarga yang dapat meme- sus positif baru di pesantren. Satgas Co-
ngaruhi perilaku santri terkait PHBS saat vid-19 di Pesantren X telah dilatih terlebih
penerapan AKB. Survei yang dilakukan dahulu oleh pemerintah desa dan puskes-
Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nah- mas terdekat. Tugas dari Satgas Covid-19
dlatul Ulama (LKKNU) kepada 599 pengu- antara lain: mendata santri rentan sakit, me-
rus Satgas Covid-19 di pesantren di Indo- nerima laporan apabila ada santri yang sa-
nesia menunjukkan bahwa prokes dan kit, menjadwalkan untuk melakukan pe-
kebiasaan baru dianggap merepotkan oleh nyemprotan desinfektan secara rutin,
kalangan santri (Kurnia, 2020). Oleh karena mengoordinasi santri untuk berolahraga,
itu, di sinilah peran para kiai dan pengasuh dan melaporkan ke tim tracing dan Satgas
pesantren untuk memberikan pemahaman Covid-19 tingkat kelurahan apabila ada
kepada para santri-santrinya, agar santri santri yang menunjukkan ciri-ciri penderita
menjadi paham dan dapat berperilaku se- Covid-19 (Pengasuh Pesantren X, 2021).
suai prokes sehingga terhindar dari Covid- Selain peran pengasuh pesantren, pe-
19. Secara psikologis, selain adanya faktor ran orangtua santri juga sangat penting
ketaatan santri kepada kiai dan penga- dalam mendorong perilaku santri yang taat
suh pesantren, nasihat dari kiai dan bu prokes. Dukungan awal para orangtua a-
nyai pengasuh pesantren, serta penge- dalah saat pertama kali mengantar anaknya
tahuan yang cukup, adalah faktor terting- untuk mondok di pesantren. Diberlakukan-
gi yang bisa membuat para santri menu- nya ketentuan untuk menunjukkan hasil tes
rut. Tata krama mencium tangan para kiai Covid-19 sebelum santri masuk pesantren
di samping merupakan adab yang baik adalah salah satu prosedur yang perlu
sebagai bentuk penghormatan, juga diang- didukung oleh orangtua. Demikian juga
gap mengandung berkah tersendiri bagi pengaturan pembatasan waktu dan tempat
para santrinya. Di pesantren Y, hal terse- menjenguk orangtua perlu didukung oleh
but sering dilakukan saat sebelum pande- para orangtua, agar potensi penyebaran
mi. Pada saat AKB, hal tersebut tentu ti- virus dari luar pesantren dapat diminimali-
dak diperkenankan untuk sering dilakukan sir.
karena adanya potensi penyebaran virus.
Perubahan kebiasaan ini tentu disosialisa- Penutup
sikan oleh kiai kepada para santrinya (Peng- Santri di Pesantren X dan Y di Tasik-
asuh Pesantren Y, 2021). Demikian juga malaya mempunyai pengetahuan yang sa-
perilaku PHBS yang dicontohkan oleh para ngat baik terkait hidup sehat dan bersih
kiai, seperti mencuci tangan secara rutin, sesuai dengan ajaran Islam. Indeks kese-
disiplin menggunakan masker, dan meng- luruhan terkait pengetahuan, sikap, dan
gunakan hand sanitizer akan dicontoh perilaku adalah sebesar 79,54 dan ini
langsung oleh para santri. masuk dalam kategori baik.
Untuk menjaga kedisiplinan santri da- Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa
lam melaksanakan PHBS, penempatan terdapat hubungan antara pengetahuan
pengawas di setiap blok asrama juga dapat dan sikap dengan PHBS santri, baik di
dilakukan untuk mengontrol dipatuhinya Pesantren X maupun Pesantren Y. Hasil
prokes. Sanksi moral misalnya berupa te- uji regresi juga menunjukkan bahwa ada
guran dan sanksi yang sifatnya mendidik pengaruh positif antara pengetahuan dan
dapat dilakukan pada santri yang tidak sikap dengan perilaku santri di Tasikmala-
mematuhi aturan. Adanya Satgas Covid-19 ya, yang artinya jika pengetahuan dan si-

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 173
kap santri bertambah, maka perilaku santri Hasil penelitian ini dapat menjadi
juga bertambah, demikian juga sebaliknya. menjadi masukan kepada pengawasan dan
PHBS saat adaptasi kebiasaan baru di penganggaran pendidikan di pesantren
pesantren dapat diimplementasikan de- selama pandemi, baik oleh Komisi VIII
ngan memperhatikan faktor pemudah yaitu dalam bermitra dengan Kemenag, maupun
pengetahuan, pemahaman, dan sikap san- Komisi X dengan mitranya Kementerian
tri terkait pandemi Covid-19; faktor pe- Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
mungkin, yaitu ketersediaan fasilitas dan Teknologi untuk menjaga pembelajaran di
sarana prasarana kesehatan yang mendu- pesantren dapat berjalan secara optimal
kung santri untuk menerapkan prokes; dan di masa pandemi. Dorongan ini termasuk
faktor pendorong terutama peran para kiai, memastikan PURR dapat membangun dan
pengasuh pesantren, dan juga orangtua menyiapkan sarana dan prasarana sanitasi
yang terus membimbing dan menanamkan yang layak di pesantren.
perilaku PHBS di pesantren.
Partisipasi aktif dari masyarakat pesan-
tren, pembinaan, dan kerja sama dengan Daftar Pustaka
puskesmas serta Satgas Covid-19 sangat
penting untuk keberhasilan upaya pence-
Aji, B., & Devy, S. R. (2006). Faktor
gahan dan pengendalian Covid-19 di pe- predisposing, enabling dan reinforcing
santren. Keberhasilan PHBS di pesantren pada pasien di pengobatan alternatif
akan memberikan kontribusi bermakna radiesthesi medik metode Romo H.
dalam upaya peningkatan status kese- Loogman di Purworejo Jawa Tengah. The
hatan masyarakat pesantren, khususnya Indonesian Journal of Public Health, 3(2),
di saat kedaruratan kesehatan masyara- 35–44.
kat dan AKB di Indonesia dan dunia pada Arifianto, B. (2021, Februari 16). Hampir 4.000
umumnya. kasus Covid-19, Pemkot Tasikmalaya
Berdasarkan penelitian, disimpulkan terapkan lockdown di pesantren.
bahwa pengetahuan santri dalam hal hidup Pikiranrakyat.com. Diakses dari https://
sehat dan bersih sudah sangat baik, namun www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-
kategori sikap dan perilaku masih dalam 011444355/hampir-4000-kasus-covid-19-
pemkot-tasikmalaya-terapkan-lockdown-
kisaran baik. Dengan demikian, perlu
di-pesantren, pada 5 September 2021.
upaya terus-menerus dan pembiasaan di
pesantren agar sikap dan perilaku santri Creswell, J. W., & Clark, V. L. P. (2007).
sejalan dengan pengetahuan yang dimi- Designing and conducting: mixed methods
research. London: Sage Publications.
likinya.
Dalam pelaksanaan AKB, peningkatan Fahham, A. M. (2019). Sanitasi dan dampaknya
kualitas lingkungan dan derajat kesehatan bagi kesehatan: studi dari pesantren.
santri di pesantren juga perlu terus diting- Aspirasi: Jurnal Masalah-masalah Sosial,
katkan. Dalam hal kebersihan lingkungan, 10(1), 33–47. doi: 10.46807/aspirasi.
v10i1.1230
pengelolaan sampah, kebersihan kamar,
dan MCK adalah prioritas utama, sedang- Fahham, A. M. (2020). Pembelajaran di
kan dalam hal kesehatan kualitas makan- pesantren pada masa pandemi Covid-19.
an perlu menjadi perhatian. Makanan yang Info Singkat, XII(14), 13–18.
higienis dan bergizi, serta sarana prasa- Firdausy, A. F. (2020, Oktober 22). Hari
rana penyediaan makan yang bersih juga santri nasional 2020, momentum
seyogianya disediakan dan disiapkan. revolusi kesehatan di pondok pesantren.
Santri dapat turut dilibatkan baik dalam Kumparan.com. Diakses dari https://
kumparan.com/tugumalang/hari-santri-
menjaga kebersihan lingkungan maupun
nasional-2020-momentum-revolusi-
meningkatkan kualitas kesehatannya.

174 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


kesehatan-di-pondok-pesantren- Kementerian Kesehatan RI. (2011). Peraturan
1uRKvMuhBDa/full, pada 10 Agustus Menteri Kesehatan tentang Pedoman
2021. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) (Permenkes Nomor 2269/
Guna, A. M., & Amatiria, G. (2017). Perilaku
Menkes/PER/XI/2011). Diaskes dari
hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam
https://promkes.kemkes.go.id/pedoman-
upaya mencegah penyakit kulit pada santri
phbs
di pondok pesantren Nurul Huda. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 11(1), 7–14. Kementerian Keuangan. (2020, Oktober
doi: 10.26630/jkep.v11i1.375 22). Ini berbagai bentuk dukungan
pemerintah untuk pesantren di tengah
Ikhwanudin, A. (2013). Perilaku kesehatan
pandemi. [Berita]. Diakses dari https://
santri: (Studi Deskriptif perilaku
www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-
pemeliharaan kesehatan, pencarian
berbagai-bentuk-dukungan-pemerintah-
dan penggunaan sistem kesehatan dan
untuk-pesantren-di-tengah-pandemi/
perilaku kesehatan lingkungan di Pondok
Pesantren Assalafi Al Fithrah, Surabaya). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Jurnal Sosial dan Politik, 2(2), 3. Rakyat. (2021, Oktober 14). Libatkan
masyarakat setempat Kementerian
Karo, M. Br. (2020, Mei 7). Perilaku hidup
PUPR rampungkan rusun ponpes
bersih dan sehat (PHBS) strategi
Hidayatul Ulum di Kota Tasikmalaya.
pencegahan penyebaran virus Covid-19.
[Berita]. Diakses dari https://pu.go.id/
Dalam W. P. Harun, & S. N. Gude (Eds.).
berita/libatkan-masyarakat-setempat-
[Prosiding] Seminar Nasional Hardiknas
kementerian-pupr-rampungkan-rusun-
Belajar dari Covid-19, Vol. 1(2020), 1–4.
ponpes-hidayatul-ulum-di-kota-
Idea Publishing.
Khafid, M., Ainiyah, N., & Maimunah, S.
Kautsar, N. D. (2021, Februari 16). 4 Fakta
(2019). Gambaran perilaku hidup bersih
kasus Covid-19 di pesantren Tasikmalaya,
dan sehat di Pondok Pesantren Nurul
berawal dari seorang santri sakit. Merdeka.
Huda Surabaya. The Indonesian Journal
com. Diakses dari https://www.merdeka.
of Health Science, 11(2), 177–181. doi:
com/jabar/ berawal-dari-seorang-
10.32528/ijhs.v11i2.2960
santri-sakit-ini-4-fakta-kasus-covid-19-
di-pesantren-tasikmala.html, pada 10 Kumar, R. (2005). Research methodology: a
Agustus 2021. step by step guide for beginners. London:
SAGE Publications.
Nugraha, S. (2007). Penentuan ukuran sampel
memakai rumus Slovin dan tabel Krejcie- Kurnia, D. (2020, Oktober 10). Pentingnya
Morgan: Telaah konsep dan aplikasinya. peran aktif Kiai atasi Covid-19 di
[Makalah]. Diskusi Ilmiah Jurusan Sosial pesantren. Republica.co.id. Diakses
Ekonomi Fakultas Peternakan Unpad, dari https://www.republika.co.id/berita/
Kamis 22 November 2007. qhxrld380/pentingnya-peran-aktif-kiai-
atasi-covid19-di-pesantren, pada 5
Kementerian Agama. (2020). Data statistik
September 2021.
pendidikan Islam. Diakses dari
http://emispendis.kemenag.go.id/ Michella, W. (2021, Juli, 5). Ratusan ulama
dashboard/?content=data-statistik wafat selama pandemi, MUI imbau
perketat prokes Covid-19. Sindonews.
Kementerian Agama. (2021, September
com. Diakses dari https://nasional.
3). Kemenag terbitkan panduan
sindonews.com/read/474722/15/ratusan-
penyelenggaraan PTM terbatas di
ulama-wafat-selama-pandemi-mui-imbau-
madrasah dan pesantren. [Pres Rilis].
perketat-prokes-covid-19-1625472423,
Diakses dari https://www.kemenag.
pada 21 November 2021.
go.id/read/kemenag-terbitkan-panduan-
penyelenggaraan-ptm-terbatas-di- Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian
madrasah-dan-pesantren-zeoed kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 175
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan mempengaruhinya/Anih Sri Suryani, Pu-
dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka sat Penelitian Badan Keahlian Dewan
Cipta. Sekretariat Jenderal DPR RI, Pesantren Y
Tasikmalaya.
Nugraheny, D. E. (2020, Juli 21). Kemenag:
baru 8.085 pesantren kembali membuka Pengasuh Pesantren Y. (2018b, Juni 8).
pembelajaran. Kompas.com. Diakses dari Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
https://nasional.kompas.com/read/2020/ PHBS santri di pesantren dan faktor yang
07/21/13201081/kemenag-baru-8085- mempengaruhinya/Anih Sri Suryani, Pu-
pesantren-kembali-membuka-kegiatan- sat Penelitian Badan Keahlian Dewan
pembelajaran?page=all, pada 21 Oktober Sekretariat Jenderal DPR RI, Pesantren Y
2021. Tasikmalaya.
One Pesantren One Product Jawa Timur. Pengasuh Pesantren Y. (2021, Oktober 22).
(2020, November 18). Pemerintah terus Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
dorong semua pesantren untuk bentuk PHBS santri di pesantren dan faktor yang
satgas Covid-19. opop.jatimprov.go.id. mempengaruhinya/Anih Sri Suryani, Pu-
Diakses dari https://opop.jatimprov. sat Penelitian Badan Keahlian Dewan
go.id/ detail/82/pemerintah-terus-dorong- Sekretariat Jenderal DPR RI, Pesantren Y
semua-pesantren-untuk-bentuk-satgas- Tasikmalaya.
covid-19, pada 3 September 2021.
Prasetya, D. (2020, Oktober, 24). 20
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2020, Juni 5). Pondok pesantren di Banten jadi klaster
Ini dia 10 rancangan protokol kesehatan penyebaran Covid 19. Merdeka.com.
untuk pondok pesantren. [Berita]. Diakses Diakses dari https://www.merdeka.com/
dari https://jabarprov.go.id/index.php/ peristiwa/20-pondok-pesantren-di-banten-
news/38032/2020/06/05/Ini-Dia-10- jadi-klaster-penyebaran-covid-19.html,
Rancangan-Protokol-Kesehatan-Untuk- pada 10 Agustus 2021.
Pondok-Pesantren, pada 12 Agustus 2021.
Putri, S. R. S., Triyani, Y., & Indrianto. (2019).
Pengasuh Pesantren X. (2018a, Juni 5). Hubungan angka kejadian scabies dengan
Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap modul perilaku hidup bersih dan sehat
PHBS santri di pesantren dan faktor yang (PHBS) di pesantren Kota Bandung
mempengaruhinya/Anih Sri Suryani, Pu- pada bulan Mei-Desember tahun 2018.
sat Penelitian Badan Keahlian Dewan Prosiding Pendidikan Dokter Seminar
Sekretariat Jenderal DPR RI, Pesantren X Penelitian Sivitas Akademika Unisba,
Tasikmalaya. 5(1): 71–80. doi: 10.29313/kedokteran.
v0i0.14591
Pengasuh Pesantren X. (2018b, Juni 10).
Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap Sari, H. R. (2021, September 17). Satgas
PHBS santri di pesantren dan faktor yang PBIDI persilakan pesantren dibuka: Tetap
mempengaruhinya/Anih Sri Suryani, Pu- harus waspada, patuhi prokes. Merdeka.
sat Penelitian Badan Keahlian Dewan com. Diakses dari https://www.merdeka.
Sekretariat Jenderal DPR RI, Pesantren X com/peristiwa/satgas-pb-idi-persilakan-
Tasikmalaya. pesantren-dibuka-tetap-harus-waspada-
patuhi-prokes.html, pada 20 Oktober
Pengasuh Pesantren X. (2021, Oktober 22).
2021.
Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap
PHBS santri di pesantren dan faktor yang Setiawan, R. (2021, Februari 23). Klaster
mempengaruhinya/Anih Sri Suryani, Pu- pesantren muncul lagi: 632 Santri tertular
sat Penelitian Badan Keahlian Dewan Covid-19. Tirto.id. Diakses dari https://
Sekretariat Jenderal DPR RI, Pesantren X tirto.id/klaster-pesantren-muncul-lagi-632-
Tasikmalaya santri-tertular-covid-19-gax3, pada 10
Agustus 2021.
Pengasuh Pesantren Y. (2018a, Juni 4).
Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap Sudirman, N. (2018). Kondisi sanitasi ling-
PHBS santri di pesantren dan faktor yang kungan pondok pesantren Kota Makassar

176 Aspirasi Vol 12 No 2, Desember 2021


tahun 2018. [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Alauddin, Sulawesi Selatan.
TVOne. (2020, Desember 10). 287 santri di
Tasikmalaya positif terinfeksi Covid-
19. TvOneNews.com. Diakses dari
https://www.tvonenews.com/channel/
tvonenews/28864-287-santri-di-
tasikmalaya-positif-terinfeksi-covid-19-
tvone
Wawan, A., & Dewi, M. (2010). Teori dan
pengukuran pengetahuan, sikap, dan
perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Anih Sri Suryani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Saat Adaptasi Kebiasaan Baru di Pesantren 177

You might also like