You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PENEREPAN METODE “LEARNING FROM INCIDENTS” PADA


SEBUAH TERMINAL PETI KEMAS
Rina Widya Astuti, Bina Kurniawan, Hanifa Maher Denny
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: rina9f@gmail.com

Abstract: Learning from incidents is one of Occupational Safety and Health


aspects which aimed to reduce accidents by learning from the previous incidents.
One of industry type that requires the application of learning from incidents
methods is container terminal. PT. X was a cargo handling company.It was
recorded that 60 accidents occured on 2016 - 2017 and 5 of it caused fatality.
The purpose of this research was to analyze the implementation of learning from
incidents method in a Container Terminal. This research was a qualitative
research. This research utilized purposive sampling technique. The investigator
recruited three informants and nine triangulation informants. The instruments that
used in this study were in-depth interview guides and document observation
sheets. The results showed that PT. X has implemented the entire process of
learning from incidents cycle. The company is in need to improve some aspects
of applying the learning from incidents method from incident reporting, incident
analysis, corrective action planning, implementation of corrective actions, follow-
up corrective action and evaluation.

Keywords : Incidents, Learning From Incidents, Container Terminal

PENDAHULUAN dengan adanya follow-up berupa


Keselamatan dan Kesehatan tindakan perbaikan dan evaluasi.3,4
Kerja (K3) secara umum diartikan Penelitian ini menggunakan referensi
sebagai langkah untuk siklus learning from incidents oleh
mengantisipasi, mengenali, Jacobsson Anders karena dalam
mengevaluasi dan mengontrol hazard siklus tersebut, selain menjelaskan
di tempat kerja.1 Salah satu capaian tantang langkah-langkah learning from
yang diharapkan dalam penerapan incidents Jacobsson Anders juga
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menjelaskan tentang kriteria penilaian
adalah agar organisasi mampu belajar untuk masing-masing langkah dalam
dari insiden yang pernah terjadi learning from incidents. Langkah-
sehingga insiden yang sama tidak langkah dalam implementasi lerning
terjadi lagi di masa yang akan datang, from incidents terdiri dari 1st Loop dan
atau biasa disebut learning from 2ndLoop. 1st Loop terdiri dari
incidents.2 pelaporan, analisis, perencanaan
Learning from incidents di tindakan perbaikan, implementasi dan
definisikan sebagai pembelajaran follow-up. 2ndLoop merupakan
yang diperoleh dari pengalaman tindakan pengumpulan data-data
insiden yang pernah terjadi pada insiden yang pernah terjadi dijadikan
sebuah organisasi, learning from sebagai database dalam analisis dan
incidents yang efektif harus diikuti pembelajaran atau bisa disebut

361
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sebagai langkah evaluasi, 2ndLoop berdasarkan catatan laporan


dapat dilakukan dengan cara kecelakaan perusahaan.
mengadakan rapat rutin untuk Berdasarkan latar belakang
menganalisis trend kecelakaan yang tersebut, maka peneliti ingin
terjadi dan juga penyebabnya.3 Salah menganalisis penerapan metode
satu jenis industri yang memerlukan learning from incidents di sebuah
adanya penerapan metode learning Terminal Peti Kemas.
from incidents adalah container
terminal atau terminal peti kemas. METODE PENELITIAN
Salah satu penelitian dalam Penelitian ini adalah penelitian
International Conference on Marine kualitatif. Pengambilan sampel
Technology 2016 menyatakan bahwa dilakukan dengan tehnik purpossive
kegiatan cargo handling merupakan sample. Pengumpulan data dilakukan
pekerjaan dengan risiko kecelakaan dengan cara wawancara mendalam
paling tinggi di aktivitas pelabuhan.5 (indepth interview) pada subyek
Berdasarkan catatan data penelitian serta review prosedur dan
kecelakaan pada tahun 2015 di data terkait dengan learning from
Pelabuhan Tanjung Priok, 75 dari 98 incidents. Informan dalam penelitian
kasus kecelakaan yang terjadi di ini berjumlah 12 orang yang terdiri dari
Palabuhan Tanjung Priok berkaitan 3 informan utama dan 9 informan
dengan aktivitas handling peti kemas triangulasi. Validasi data dalam
dan pada tahun 2017 tercatat terdapat penelitian ini dilakukan menggunakan
3 kasus fatality di Jakarta teknik triangulasi.
International Container Terminal
(JITC).5 HASIL DAN PEMBAHASAN
PT. X merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dibidang Kecelakaan PT. X Tahun 2016
cargo handling. PT. X mulai dan 2017 berdasarkan Jumlah
beroperasi secara mandiri mulai tahun Kejadian per Bulan
2016, sebelumnya PT. X berada
dibawah naungan perusahaan lain 11 X Tahun 2016
Kecelakaan PT.
dan pada tahun 2015 terdapat dan 2017 berdasarkan Kerugian
reorganisasi pada internal perusahaan yang Dialami
7
tersebut. Berdasarkan studi
pendahuluan yang telah dilakukan, Tahun 2016 Tahun 2017
4 4 4 4 4
diperoleh hasil bahwa tahun 2016 3 3
secara keseluruhan terjadi 42 2 2 2 2
2 2
29 1 1 1 1
kecelakaan, antara lain 29 kecelakaan 0 0 0 0
Gambar 2. Grafik Kecelakaan PT. X Tahun
yang mengakibatkan kerusakan alat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2016 dan
14 2017 berdasarkan Kerugian yang
atau fasilitas, 10 kecelakaan yang Berdasarkan
10 data laporan
Dialami
mengakibatkan korban luka dan 3 kecelakaan Tahun
kerja
2
2016PT.
3 2 XTahun 2017
dapat
kecelakaan yang mengakibatkan diperoleh hasil bahwa terjadi
fatality. Pada tahun 2017 secara Gambar 1. jumlah
penurunan Grafik Kecelakaan
kecelakaan PT. X Tahun
kerja
Kerusakan Luka Fatality
keseluruhan terjadi 18 kecelakaan, yang 2016 dansignifikan
cukup 2017 berdasarkan Jumlah
antara tahun
Alat dan
antara lain 14 kecelakaan yang 2016 Kejadian per Bulan
Fasilitasdan 2017, pada tahun 2016
menyebabkan kerusakan alat atau terjadi 42 kecelakaan kerja dan pada
fasilitas, 2 kecelalakaan yang tahun 2017 terjadi 18 kecelakaan
menyebabkan korban luka berat dan 2 kerja. Berdasarkan kerugian yang
kecelakaan yang menyebabkan dialami antara tahun 2016 dan tahun
fatality, data kecelakaan tersebut 2017 terjadi penurunan jumlah

362
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

kerusakan alat atau fasilitas, korban PT. X belum memiliki


luka dan fatalitiy, kerugian yang prosedur terdokumentasi tentang
dialami akibat dari terjadinya pelaporan insiden di tempat kerja,
kecelakaan kerja pada tahun 2016 di untuk kegiatan pencatatan laporan
PT. X antara lain 29 kecelakaan yang insiden PT. X memiliki form Laporan
mengakibatkan kerusakan alat atau Kecelakaan. Berdasarkan hasil
fasilitas, 10 kecelakaan yang wawancara mendalam jenis insiden
mengakibatkan korban luka serta 3 yang dilaporkan di PT. X adalah
kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja, belum dilakukan
fatality dan pada tahun 2017 kerugian pelaporan untuk near miss di PT. X.
yang dialami antara lain 14 Penyebaran informasi kepada pekerja
kecelakaan yang menyebabkan tentang alur pelaporan insiden di PT.
kerusakan alat atau fasilitas, 2 X dilakukan dengan cara arahan atau
kecelalakaan yang menyebabkan instruksi dari atasan. Hal ini belum
korban luka dan 2 kecelakaan yang sesuai dengan Permenaker No. 03
menyebabkan fatality. tahun 1998 tentang Tata Cara
Berdasarkan data kecelakaan Pelaporan dan Pemeriksaan
per kasus pada tahun 2016 (sampai Kecelakaan dan juga PP No. 50 tahun
bulan Agustus), tahun 2017 dan tahun 2012 tentang SMK3 klausul 8.2
2018 (sampai bulan Mei) menunjukan tentang Pelaporan Kecelakaan.6,7
bahwa 18 dari 45 kecelakaan yang Form Laporan Kecelakaan PT.
terjadi di PT. X berkaitan dengan X belum memuat tentang situasi
trucking. Berikut data kecelakaan tempat kerja saat terjadi insiden,
yang berulang berdasarkan laporan kompetensi orang yang terlibat
kecelakaan tahun 2016 (sampai bulan insiden, instruksi kerja yang berkatan
Agustus), tahun 2017 dan tahun 2018 dengan insiden, kondisi iklim atau
(sampai bulan Mei) : lingkungan, kebijakan langsung yang
1. Alat bongkar muat menabrak diberikan oleh atasan dan nama
fasilitas pelabuhan terjadi 4 kali. pelapor. Menurut Jacobson Anders
2. Container jatuh terjadi 5 kali. informasi dalam laporan insiden harus
3. Container rusak terjadi 3 kali. mencakup berbagai aspek dan
4. Kecelakaan tunggal truck terjadi 7 memiliki deskripsi yang baik agar
kali. informasi tersebut dapat dipahami dan
5. Muatan jatuh dari truck terjadi 2 dijadikan dasar dalam proses analisis
kali. insiden.3
6. Pemasangan alat tidak tepat Saat terjadi insiden laporan dari
terjadi 4 kali. saksi mata akan langsung diteruskan
7. Tabrakan antar truck terjadi 3 kali. ke bagian K3, dan penyebaran
8. Tumpahan limbah terjadi 2 kali. informasi terkait detail insiden akan
Berdasarkan hasil observasi diberikan ke manajemen. Penyebaran
dokumen rencana tindakan perbaikan informasi insiden kepada pekerja akan
yang ada pada hasil laporan analisis dilakukan saat apel pagi atau briefing
insiden PT. X pada tahun 2017 overshift. Kecepatan waktu pelaporan
menunjukan bahwa terdapat tindakan sangatlah penting, selain itu
perbaikan yang dilakukan secara penyebaran informasi dalam
berulang di PT. X untuk memperbaiki organisasi juga perlu dilakukan
jenis insiden dan faktor penyebab sesegera mungkin agar pekerja
yang sama. mampu belajar dari insiden yang telah
terjadi.3 Kecepatan pelaporan dan
Pelaporan Insiden penyebaran informasi insiden di PT. X

363
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sudah cukup baik, karena saat terjadi manusia, management board, dan
insiden laporan langsung diberikan ke juga saksi terjadinya insiden.10
bagian K3 dan informasi insiden Analisis insiden akan langsung
disebarkan ke pekerja melalui briefing. dilakukan setalah diterimanya laporan
Analisis Insiden insiden, hal ini sudah sesuai dengan
PT. X sudah memiliki prosedur penelitian yang dilakukan Jacobson
analisis insiden yang mencakup near Anders bahwa kegiatan analisis
miss, kecelakaan kerja dan penyakit insiden harus dilaksanakan dan
akibat kerja, hal ini sesuai dengan diselesaikan sesegera mungkin.3
ketentuan OSHA dan juga PP No. 50 Petugas yang melakukan analisis
tahun 2012 klausul 8.3 tentang insiden adalah safety officer (petugas
Pemeriksaan dan Pengkajian K3) yang sedang piket dan jika terjadi
Kecelakaan, namun dalam kecelakaan dengan dampak besar
implementasinya PT. X belum akan dibantu oleh asdep dan deputy,
menjalankan analisis near miss, tidak ada kualifikasi tertentu karena
informasi ini diperoleh dari hasil semua safety officer sudah menerima
wawancara mendalam dan juga pelatihan tentang analisis insiden, PT.
observasi dokumen laporan X belum sepenuhnya memenuhi
kecelakaan yang dimiliki PT. X.7,8 ketentuan terkait kualifikasi petugas
Prosedur analisis insiden di PT. analisis insiden, karena menurut
X belum mencantumkan aspek Health and Safety Executive (HSE)
ketentuan waktu pelaksanaan analisis petugas yang melaksanakan analisis
insiden dan kualifikasi petugas yang insiden harus sudah menerima
melakukan analisis insiden. Timeline pelatihan dan sesuai dengan
pelaksanaan analisis insiden besarnya insiden yang terjadi, dan
merupakan salah satu aspek penting sebaikanya tim analisis insiden
yang perlu ditetapkan, hal ini sesuai diketuai oleh orang yang memiliki
dengan analisis yang dilakukan oleh kewenangan untuk membuat
Jakko Van Kampen yang menyatakan keputusan atau kebijakan serta
bahwa saat melaksanakan proses melibatkan ahli atau spesialis di
anlisis insiden perlu dikembangkan bidang K3. Hal-hal tersebut harus
timeline, selain itu dalam diatur di dalam prosedur analisis
penelitiannya Jacobson Anders juga insiden.8,10,11
menyatakan bahwa ketepatan waktu Informasi hasil analisis insiden
antara saat teradinya insiden sampai disampaikan kepada Direksi, General
analisis insiden selesai dilaksanaan Manager Terminal/Manager terkait
sangat penting agar faktor penyebab dan P2K3, hal ini tidak sesuai dengan
segera ditemukan dilakukan proses penelitian yang dilakukan oleh
perbaikan.3,9 Petugas analisis insiden Michalis Christou menyebutkan
merupakan salah satu aspek penentu bahwa penyebaran informasi dan
keberhasilan proses analisis insiden, laporan terkait kecelakaan dengan
sehingga perlu penetapan kualifikasi tujuan untuk pembelajaran sangat
yang sesuai untuk petugas analisis bermanfaat untuk berbagai pihak,
insiden, hal ini sesuai dengan dalam usaha pencegahan kecelakaan
penelitian Nicolas Dechy yang yang bersifat major keterlibatan
menyebutkan bahwa kriteria dasar semua pihak sangatlah diperlukan,
untuk tim analisis insiden adalah jadi perusahaan perlu menyebarkan
spesialis K3 multidisiplin, ahli sistem, informasi terkait kecelakaan yang
spesialis K3 umum, ahli perilaku terjadi kepada seluruh pihak terkait.12
Perencanaan Tindakan Perbaikan

364
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PT. X belum memiliki prosedur manajemen terhadap K3, salah satu


atau instruksi tertulis kerja terkait bentuk dukungan manejemen adalah
kegiatan tindakan perbaikan. Menurut dukungan dana.15 Data kecelakaan
Tenzin Tashi dalam penelitiannya PT. X menunjukan bahwa kecelakaan
menyebutkan setiap perusahaan yang paling banyak terjadi adalah
harus memiliki prosedur tertulis berkaitan dengan trucking.
tentang tindakan perbaikan dan juga Berdasarkan data rencana tindakan
pencegahan, karena perusahaan perbaikan tahun 2017, tindakan
harus memiliki instruksi yang jelas dan perbaikan yang dilakukan untuk
tepat untuk menangani berbagai manangani kecelakaan truck di PT. X
masalah dan hal yang tidak diinginkan adalah dengan melakukan sosialisasi.
yang muncul di perusahaan.13 Faktor penyebab terjadinya
Rekomendasi hasil analisis kecelakaan truck di PT. X antara lain
insiden akan dianalisis dan dipilah lagi kurangnya pengawasan, standar kerja
dan dijadikan sebagai bahan untuk tidak baik, keahlian atau kapabilitas
perencanaan tindakan perbaikan. Hal kurang, sistem peringatan tidak ada,
ini sesuai dengan analisa yang ruang gerak terbatas, pencahayaan
disusun oleh Workplace Safety and tidak baik dan alat yang rusak.
Health Committe University of Rencana tindakan perbaikan tersebut
Manitoba yang menyatakan bahwa tidak sesuai dengan faktor penyebab
hasil analisis insiden dapat membantu yang ada. Hal ini tidak sesuai dengan
manajemen dalam penyusunan penelitian yang dilakukan oleh Mark
tindakan perbaikan insiden yang Paradies yang menyebutkan bahwa
sesuai.14 tindakan perbaikan harus dilakukan
Penyebaran informasi terkait dengan pendekatan dan metode yang
rencana tindakan perbaikan di tepat, yang berarti tindakan perbaikan
perusahaan diberikan kepada pihak harus sesuai dengan faktor penyebab
terkait dan untuk persetujuan akhir terjadinya kecelakaan.16
rencana tindakan perbaikan diberikan Implementasi Tindakan Perbaikan
kepada direktur operasi dan bagian Jangka waktu antara
keuangan. Keterlibatan top pembuatan rencana tindakan
manajemen dalam penentuan perbaikan sampai implementasi
tindakan perbaikan sudah sesuai tindakan perbaikan di PT. X tidak
dengan penelitian yang dilaukan menentu, biasanya jangka waktunya
Jacobson Anders yang menyatakan beberapa bulan karena berkaitan
bahwa top manajemen harus terlibat dengan persetujuan direksi dan
dalam seluruh pemutusan tindakan ketersediaan dana. Hal ini tidak
perbaikan baik pada insiden yang sesuai dengan analisis Phillips
bersifat general maupun major.3 Service Industries tentang Root
Dukungan sumber daya dalam Cause and Corrective Action yang
tindakan perbaikan dari perusahaan menyatakan bahwa dalam
sudah cukup baik. Hal ini menunjukan pelaksanaan tindakan perbaikan perlu
bahwa manajemen PT. X sudah dibuat timeline sesuai dengan jenis
memiliki komitmen terhadap K3, salah tindakan yang dilakukan, untuk
satu bentuk komitmennya adalah tindakan yang sifatnya spesifik perlu
dengan adanya dukungan berupa dilakukan dengan segera agar
dana untuk tindakan perbaikan mencegah masalah muncul lagi dan
insiden. Hal ini sesuai dengan untuk perbaikan yang lebih sistematis
penelitian yang dilakukan oleh Noer timeline tindakan perbaikan dibuat
Rafikah tentang komitmen lebih panjang.17

365
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Berdasarkan data rencana menunjukan bahwa tindakan


tindakan perbaikan yang ada pada perbaikan merupakan sebuah langkah
hasil laporan analisis insiden PT. X berkelanjutan. Tindakan yang diambil
pada tahun 2017 menunjukan bahwa saat ini bertujuan untuk mencegah
terdapat tindakan perbaikan yang terjadinya kejadian yang sama.
dilakukan secara berulang di PT. X Tindakan perbaikan fokus terhadap
untuk memperbaiki jenis insiden dan perubahan sistem dan juga proses
faktor penyebab yang sama, hal ini yang berpotensi untuk mengalami
tidak sesuai dengan penelitian Mark kegagalan.19 Dengan adanya
Paradies tentang pengembangan beberapa kecelakaan yang berulang
tindakan perbaikan yang efektif, Mark dapat disimpulakan bahwa proses
menyebutkan bahwa ketika suatau tindakan perbaikan yang dilakukan
insiden yang sama terjadi secara oleh PT. X belum maksimal.
berulang hal ini menunjukan bahwa Penelitian Branislav dan Vesna sesuai
tindakan perbaikan yang dilakukan dengan penelitian yang dilakukan oleh
tidak efektif sehingga perlu dilakukan Mark Paradies yang menyebutkan
pengembangan tindakan perbaikan bahwa untuk meningkatkan performa
yang lebih sesuai agar insiden yang K3 suatu organisasi perlu langkah
sama tidak terulang.16 Hal ini juga yang berkelanjutan, dengan
sesuai dengan penelitian yang pendekatan dan metode yang tepat
dilakukan oleh David L. Cooke serta komitmen manajemen yang baik
tentang Learning From Incidents yang maka tidak akan ada kegagalan
menyatakan bahwa ketika sebuah tindakan perbaikan.16
tindakan perbaikan yang efektif Evaluasi
diterapkan maka akan ada PT. X sudah melakukan
perkembangan dalam sistem K3 di kegiatan evaluasi insiden, pihak yang
organisasi tersebut sehingga terdapat terlibat dalam proses evaluasi adalah
penurunan insiden.18 bagian SSE dan juga tim P2K3.
Kegiatan evaluasi tim P2K3 dilakukan
Follow-Up Tindakan Perbaikan setiap 1 atau 2 bulan sekali. Saat
Proses follow-up tindakan dilakukan observasi dokumen
perbaikan di PT. X dilakukan sampai ditemukan bahwa data kecelakaan
proses perbaikan selesai, hal ini tidak per case PT. X tahun 2016 tidak
sesuai dengan penelitian yang lengkap, data yang tersedia adalah
dilakukan oleh Jacobsons Anders. data kecelakan pada bulan Januari –
Jacobsons Anders menyebutkan Agustus 2016. Selain itu data hasil
bahwa hal utama yang harus anlisis insiden tahun 2016 dan 2018
diperhatikan dalam kegiatan follow-up tidak tersedia. Hal ini tidak sesuai
tindakan perbaikan adalah hasil nyata dengan penelitian yang dilakukan oleh
dari implementasi tindakan perbaikan, Jacobson Anders yang menyatakan
apakah tindakan perbaikan efektif bahwa pengumpulan data insiden
untuk mencegah terjadinya insiden sangatlah penting, karena akumulasi
yang sama atau tidak, jadi kegiatan dari data insiden dapat menunjukan
follow-up tindakan perbaikan harus kesempatan analisis dan
dilakukan dalam jangka panjang.3 pembelajaran lebih lanjut untuk
Berdasarkan observasi dokumen orgnisasi.3 Pernyataan Jacobson
laporan kecelakaan PT. X dari tahun sesuai dengan penelitian yang
2016-2018, terdapat beberapa dilakukan oleh Dane Lukic tentang
kecelakaan berulang. Penelitian yang Key Factors In Effective Approaches
dilakukan oleh Branislav dan Vesna To Learning From Safety Incidents

366
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

yang menyebutkan bahwa salah satu memperbaiki beberapa aspek dalam


bentuk learning from incidents adalah penerapan metode learning from
pembelajaran formal melalui incidents mulai dari proses pelaporan
penyimpanan data insiden pada insiden, analisis insiden, perencanaan
database perusahaan, sehingga tindakan perbaikan, implementasi
pekerja atau pihak yang tindakan perbaikan, follow-up tindakan
membutuhkan dapat megakses data perbaikan dan evaluasi. Untuk
tersebut secara leluasa untuk proses memperbaiki penerapan metode
pembelajaran.20 learning from incidents sebaiknya PT.
Berdasarkan observasi X:
dokumen yang dilakukan PT. X belum 1. Membuat prosedur tentang
memiliki form untuk dokumen lesson pelaporan insiden.
learned, informasi hasil evaluasi 2. Menambah aspek situasi tempat
insiden diketahui oleh bagian SSE, tim kerja saat terjadi insiden,
P2K3 dan manajemen, pekerja belum kompetensi orang yang terlibat
menerima hasil evaluasi insiden atau insiden, instruksi kerja yang
dokumen lesson learned. Hal ini tidak berkatan dengan insiden, kondisi
sesuai dengan penelitian Jacobson iklim atau lingkungan, kebijakan
Anders yang menyatakan bahwa langsung yang diberikan oleh
learning from incidents berarti atasan dan nama pelapor dalam
informasi tentang insiden dan form laporan insiden.
perbaikannya di lingkup organisasi 3. Melakukan analisis insiden saat
disebarkan ke pihak-pihak yang terjadi near miss.
berkaitan dengan insiden dan pihak- 4. Menambahkan aspek ketentuan
pihak tersebut siap untuk bertindak waktu pada proses analisis
sesuai dengan pesan dan perbaikan insiden dan kualifikasi petugas
yang disampaikan dalam informasi yang melakukan analisis insiden.
tersebut, hasil akhir dari learning from 5. Petugas yang melakukan analisis
incidents adalah pembelajaran dari insiden menyesuaikan dengan
kejadian yang telah terjadi ditransfer besar dampak insiden.
serta dikumpulkan dalam memori 6. Membentuk tim analisis insiden
organisasi.3 Pernyataan tersebut dan menunjuk General Manager
sesuai dengan penelitian yang atau Direktur Utama sebagai
dilakukan oleh Gordon tentang ketua tim analisis insiden, karena
Integrating Learning Into Safety yang memiliki wewenang untuk
menyebutkan bahwa lessons learned membuat kebijakan.
tidak hanya sebatas pada dokumen 7. Membuat instruksi kerja terkait
yang disebarkan tapi lesson learned tindakan perbaikan insiden.
adalah penerapan perubahan yang 8. Melakukan tindakan perbaikan
efektif dan dilakukan secara berulang sesuai dengan faktor penyebab
sehingga dapat mencegah terjadinya kejadian dan tidak
insiden yang sama. Hasil akhir dari mengimplementasikan tindakan
learning from incidents adalah perbaikan yang sama jika terjadi
pembelajaran dari kejadian yang telah insiden yang berulang.
terjadi ditransfer serta dikumpulkan 9. Membuat timeline dalam
dalam memori organisasi.3,21 pelaksaaan tindakan perbaikan.
KESIMPULAN DAN SARAN 10. Melakukan follow-up tindakan
PT. X sudah menerapkan seluruh perbaikan sampai program atau
proses dalam siklus learning from tindakan perbaikan dijalankan.
incidents, namun masih perlu

367
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

11. Membuat dokumen lesson Incident [Accident]


learned dan menyebarkan Investigations: A Guide for
dokumen tersebut ke seluruh Employers. 2015;
pekerja. 9. Kampen J V, Drupsteen L.
12. Memperbaiki sistem Accident Investigastion And
penyimpanan data insiden. Analysisi. Netherland:
13. Melakukan penyebaran informasi Netherlands Organisation for
terkait learning from incidents. Apllied Scintific Research;
2017.
DAFTAR PUSTAKA 10. Dechy N, Dien Y, Funnemark
1. Alli BO. Fundamental principles E, Roed-Larsen S, Stoop J,
of occupational health and Valvisto T, et al. Results and
safety [Internet]. Vasa. 2008. lessons learned from the
17-32 p. ESReDA’s Accident
2. Keeley D, Gadd S, Fullam B. Investigation Working Group.
Principles for Learning Lessons Introducing article to “ Safety
From Incidents – a Uk Science” special issue on “
Perspective [Internet]. United Industrial Events Investigation”
Kingdom: Queen’s Printer for . Saf Sci. 2012;50(6):1380–91.
Scotland; 2006. p. 7–12. 11. Health and Safety Executive.
3. Jacobsson A. Methodology for Investigating accidents and
Assessing Learning from incidents: A workbook for
Incidents – a Process Industry employers, unions, safety
[Internet]. Lund University; representatives and safety
2011. professionals. 2004;1–89.
4. Drupsteen-sint L. Improving 12. Christou M, Konstantinidou M.
organisational safety through Safety of Offshore Oil and Gas
better learning from incidents Operations: Lessons from Past
and accidents. Copenhagen: Accident Analysis. European
Aalborg University; 2014. Union. 2012.
5. Sunaryo, Hamka MA. Safety 13. Tashi T, Mbuya VB,
risks assessment on container Gangadharappa HV. Corrective
terminal using hazard action and preventive actions
identification and risk and its importance in quality
assessment and fault tree management system: A review.
analysis methods. Procedia Int J Pharm Qual Assur.
Eng [Internet]. 2017;194:307– 2016;7(1):1–6.
14. 14. Workplace Safety And Health
6. Peraturan Menteri Tenaga Committee. A Guide to
Kerja Republik Indonesia Investigating Workplace
Nomor : Per. 03/MEN/1998 Incidents. Manitoba: Uiniversity
Tentang Tatacara Pelaporan of Manitoba; 2003.
dan Pemeriksaan Kecelakaan. 15. Zulyanti NR. Komitmen
7. Peraturan Pemerintah No. 50 Kebijakan Keselamatan Dan
Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Kerja ( K3 ) Sebagai
Manajemen Keselamatan Dan Upaya Perlindungan terhadap
Kesehatan Kerja. Tenaga Kerja. Adm Publik.
8. United States Department of 2013;11(2):264–75.
Labor - Occupational Safety 16. Paradies M. Why People Don’t
and Health Administration. Develop Effective Corrective

368
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Actions. Knoxville, Tennesse:


System Improvments Inc; 2002.
17. Root Cause Analysis and
Corrective Action. Phillips
Service Industries; 2012.
18. Cooke DL, Rohleder TR.
Learning From Incidents : From
Normal Accidents To High
Reliability. Syst Dyn Rev.
2006;22(3):213–39.
19. Tomić B, Brkić VS. Effective
Root Cause Analysis and
Corrective Action Process. J
Eng Manag Compet Mihajlo
Pupin. 2011;1(12):16–20.
20. Lukic D, Margaryan A,
Littlejohn A. Key factors in
effective approaches to
learning from safety incidents in
the workplace. Inst Chem Eng
Symp Ser. 2011;(156):481–7.
21. Gordon H. Integrating Learning
Into Safety. Prof Saf 53.
2008;(9):30–4.

369

You might also like