You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PERBANDINGAN HASIL INVESTIGASI PENYEBAB INSIDEN DENGAN


MENGGUNAKAN METODE SCAT DAN METODE TRIPOD
(STUDI KASUS PENYEBAB INSIDEN DI TERMINAL LPG SEMARANG)

Miranti, Hanifa Maher Denny, Bina Kurniawan


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: mirantiaderra@gmail.com

Abstract :Incidents are event that result in an accident or a near-miss event. The
cause of the incidence can be found by incident investigation methods to prevent
future incidents ought to be the same. Terminal LPG Semarang (TLS) is a company
with high hazard potential. TLS uses SCAT to investigate the cause of incident.
SCAT is a secondary method that identify the problem at the management and
safety culture so operational and human error factors are not identified. Tripod is a
primary method that identify the problem on organizational, operational, and human
error factors. This descriptive research aims to describe the comparison of incident
cause investigation results using SCAT and Tripod method. Data obtained using the
technique of in depth interview and secondary data collection. The main informants
in this study were 14 workers involved in the incident. The triangulation informant is a
4 person investigators who investigate the incidents. The result showed that there is
equation of result in identification of immediate cause between SCAT method and
Tripod method but there is difference of result in identification of barrier,
precondition, underlying cause, and recommendation between SCAT method and
Tripod method. From these results the company is expected to conduct in depth
analysis of appropriate incident investigation methods for the company.

Key Words : Investigation, SCAT, Tripod


menurunkan kualitas hidup pekerja
A. PENDAHULUAN bahkan kematian.7
Insiden merupakan suatu International Labour Organization
peristiwa yang dapat mengakibatkan (ILO) menyatakan bahwa pada tahun
kerugian (accident) atau peristiwa 2013, setiap 15 detik tercatat 1
yang tidak mengakibatkan kerugian pekerja yang meninggal dunia karena
secara langsung namun jika terjadi kecelakaan kerja. Setiap 1 jam,
perubahan kondisi dapat sedikitnya terjadi 1 kasus kecelakaan
mengakibatkan kerugian (near- kerja di Indonesia.1 Jamsostek
miss).18 Kecelakaan kerja adalah menyatakan terjadi peningkatan
salah satu insiden yang angka kecelakaan kerja dimana pada
mengakibatkan timbulnya kerugian tahun 2010 terdapat menyatakan
(accident) dalam bentuk materi, bahwa terdapat 98.711 kasus
waktu, dan kecacatan yang dapat kecelakaan kerja, pada tahun 2011
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

meningkat 0,8% yaitu terdapat 99.491 (immediate causes), penyebab dasar


kasus kecelakaan kerja. Kemudian (basic causes), dan menelusuri
pada tahun 2012 semakin meningkat lemahnya kontrol manajemen (lack of
menjadi 103.074 kasus. Pada tahun control) dengan menggunakan bagan
2013 BPJS Ketenagakerjaan SCAT.Metode SCAT merupakan
mencatat telah terjadi sekitar 129.911 metode sekunder yang perlu
kasus kecelakaan kerja, dan pada didampingi oleh metode lain untuk
tahun 2014 terjadi 105.383 kasus.2 pengaplikasiannya. Selain itu, SCAT
Setiap insiden baik berupa merupakan metode yang mencari akar
accident maupun nearmiss masalah pada budaya keselamatan di
mempunyai akar penyebab yang tingkat manajemen sehingga bagan
harus diteliti dan ditemukan agar SCAT hanya dapat mengidentifikasi
insiden serupa tidak terjadi lagi kekurangan dari unsur-unsur
dikemudian hari.8 Salah satu cara kebijakan manajemen yang terdapat
untuk mencari penyebab utama dalam dalam program keselamatan
terjadinya insiden serta menentukan sedangkan faktor lainnya, yaitu faktor
rekomendasi yang tepat yaitu dengan manusia dan faktor operasional tidak
melakukan investigasi.3 ikut teridentifikasi dalam bagan.5,10,30
Terminal Liquefied Petroleum Dari hasil hasil Laporan Kejadian
Gas (LPG) Semarang merupakan Penting (LKP) Terminal LPG
perusahaan bersama yang didirikan Semarang, tercatat bahwa terjadi
oleh OPSICO dan dioperasikan oleh penurunan jumlah insiden dari tahun
konsorsium CPO (CPM-Pertainsana- 2013-2016 yaitu 10 insiden pada
Opsico) yang berlokasi di Kawasan tahun 2013, 8 insiden pada tahun
Industri Cipta Guna Kav.11 Jl. Arteri 2014, 6 insiden pada tahun 2015, dan
Yos Sudarso Semarang Jawa 2 insiden pada tahun 2016. Walaupun
Tengah.Terminal LPG Semarang terjadi penurunan jumlah insiden dari
bergerak di bidang jasa penerimaan, tahun 2013-2016 namun insiden
penimbunan dan penyaluran LPG tersebut masih terus terjadi setiap
Pertamina yang berkomitmen tahunnya. Kelemahan metode
terhadap aspek Keselamatan dan investigasi dalam menganalisa akar
Kesehatan Kerja (K3).Hal tersebut penyebab masalah akan
dibuktikan dengan penghargaan menyebabkan tindak perbaikan yang
OHSHAS 18001:2007 yang berhasil rekomendasikan kurang tepat,
diraih Terminal LPG sehingga insiden memiliki
Semarang.Sebagai bentuk nyata dari kemungkinan untuk terjadi lagi di
komitmen tersebut, yaitu dilakukannya kemudian hari yang menyebabkan
investigasi penyebab insiden dengan perusahaan tidak dapat mencapai
menggunakan metode Systematic zero accident. Metode investigasi
Cause Analysis Technique (SCAT). penyebab insiden harus mampu
SCAT merupakan alat atau menganalisa akar penyebab masalah
metode yang dikembangkan oleh serta memberikan rekomendasi yang
International Loss Control (ILCI), yang tepat untuk memperbaiki kesalahan
digunakan untuk menyelidiki dan yang terjadi sebelumnya agar
mengevaluasi insiden dengan kesalahan serupa tidak terulang
mengidentifikasi penyebab langsung kembali, namun dalam

617
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengaplikasiannya sulit untuk Untuk mengidentifikasi faktor


menemukan satu metode investigasi organisasi, operasional, dan human
yang mampu mengalisa semua akar error dalam insiden pada tahun 2013-
penyebab masalah secara luas dan 2016 di Terminal LPG Semarang,
tepat.9 penulis tertarik untuk melakukan
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian berjudul Perbandingan Hasil
pengembangan metode investigasi Investigasi Penyebab Insiden Dengan
melalui analisis perbandingan hasil Menggunakan Metode SCAT dan
investigasi metode SCAT dengan Metode Tripod (studi kasus penyebab
metode investigasi lain yang mampu insiden di Terminal LPG Kota
mengeksplorasi akar masalah secara Semarang).
luas dan tepat. Dalam hal ini, metode
yang dapat melengkapi kekurangan B. METODE PENELITIAN
dari metode SCAT yaitu metode Penelitian ini merupakan
Tripod. Metode Tripod merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan
metode investigasi yang memulai mendeskripsikan perbandingan hasil
analisisnya dari proses identifikasi investigasi penyebab insiden dengan
penyebab dasar (underlying cause), menggunakan metode SCAT dan
penyebab/kondisi yang menyebabkan metode Tripod.
terjadinya immediate Pengumpulan data dilakukan
cause(precondition), dan penyebab dengan pengumpulan data sekunder
langsung (immediate cause). Tripod yaitu laporan hasil investigasi insiden
juga dapat mengidentifikasi barrier perusahaan dengan menggunakan
yang gagal dalam mencegah metode SCAT dan wawancara
terjadinya suatu insiden serta dapat mendalam mengenai penyebab
mengidentifikasi faktor organisasi, insiden menggunakan metode
operasional, dan human error dalam Tripod.Informan utama dalam
mengidentifikasi penyebab paling penelitian ini adalah 14 orang pekerja
dasar yang mengakibatkan insiden yang terlibat dalam insiden.Informan
dapat terjadi.5,10,30 Selain itu, Tripod triangulasi merupakan 4 orang
menggabungkan dua metode yang investigator yang melakukan
berbeda antara The Hazard and investigasi insiden.
Effects Management Process dan
Tripod model yang dapat C. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengidentifikasi agen (agent), objek 1. Deskripsi Hasil Investigasi
(object), dan peristiwa (event) yang Penyebab Insiden Tahun 2013-
menyebabkan suatu insidendapat 2016 di Terminal LPG Semarang
terjadi.10 Tingkat analisa yang dimiliki dengan Menggunakan Metode
oleh metode Tripod setara dengan SCAT
tingkat analisa metode SCAT yaitu
analisa pada tingkat pekerja, tingkat a. Immediate Cause
majemen, tingkat perusahaan, tingkat Pada penelitian ini
sistem kerja dan teknologi yang tepat didapatkan hasil bahwa
untuk diaplikasikan dalam suatu sebanyak 72% immediate
perusahaan.5 cause merupakan
substandard acts dan

618
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sebanyak 28 % immediate peralatan, dan 4%


cause merupakan rekomendasi adalah perbaikan
substandard conditions. program house keeping.
b. Basic Cause
Pada penelitian ini 2. Hasil Wawancara Penyebab
didapatkan hasil bahwa Insiden Tahun 2013-2016 di
sebanyak 72% basic cause Terminal LPG Semarang dengan
merupakan personal factors, Menggunakan Metode Tripod
28 % merupakan job factors
dan 4 % tidak dapat a. Immediate Cause
teridentifikasi karena format Pada penelitian ini
laporan yang tidak mengikuti didapatkan hasil bahwa
bagan SCAT sebanyak 72% immediate
c. Lack of control cause merupakan
Pada penelitian ini substandard acts dan
didapatkan hasil bahwa sebanyak 28 % immediate
sebanyak 32% lack of control cause merupakan
merupakan analisa tugas dan substandard conditions.
prosedur, 12% lack of control b. Barrier
merupakan keselamatan di Pada penelitian ini
luar pekerjaan, 12% lack of didapatkan hasil bahwa
control merupakan sebanyak 60% operational
pengendalian kesehatan, 8% barrier dan 40% technical
lack of control merupakan barrier gagal atau tidak dapat
inspeksi terencana, 8% lack of mencegah terjadinya
control merupakan engineering insiden.Operational barrier
control, 4% lack of control dalam penelitian ini merupakan
merupakan rekruitmen dan aktivitas, tugas, dan tanggung
penempatan pekerjaan, 4% jawab personil yang dapat
lack of control merupakan mencegah terjadinya insiden.
pelatihan karyawan, 4% lack of Sedangkan technical barrier
control merupakan merupakan peralatan, struktur,
kepemimpinan dan desain, dan engineered
administrasi, dan 4% lack of system yang dapat mencegah
control tidak teridentifikasi terjadinya insiden.
karena format laporan yang c. Precondition
tidak mengikuti bagan SCAT. Pada penelitian ini
d. Rekomendasi didapatkan hasil bahwa
Pada penelitian ini sebanyak 52% precondition
didapatkan hasil bahwa merupakan kondisi pekerja,
sebanyak 76% rekomendasi 36% merupakan teamwork dan
adalah perbaikan peraturan 12% precondition
dan pemenuhan prosedur merupakanlingkungan.
perusahaan, 20% d. Underlying Cause
rekomendasi adalah perbaikan Pada penelitian ini
fasilitas dan pengadaan didapatkan hasil bahwa

619
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

sebanyak 40% underlying Pada penelitian ini


cause merupakan procedures dapat diketahui bahwa
(PR), 20% underlying cause terdapat perbedaan hasil
merupakan incompatible goal identifikasi precondition antara
(IG), 12% underlying cause metode SCAT dengan metode
merupakan maintenance Tripod. Hasil identifikasi
management (MM), 12% precondition dengan
underlying cause merupakan menggunakan metode SCAT
training (TR), 8% underlying didapatkan hasil sebanyak
cause merupakan 72% basic cause merupakan
communication (CO), 4% personal factors, 28 %
underlying cause merupakan merupakan job factors dan 4 %
design (DE), dan 4% tidak dapat teridentifikasi
underlying cause merupakan karena format laporan yang
house keeping (HK). tidak mengikuti bagan SCAT.
e. Rekomendasi Sedangkan dari hasil
Pada penelitian ini identifikasi precondition
didapatkan hasil bahwa dengan menggunakan metode
sebanyak 88% rekomendasi Tripod didapatkan hasil
adalah perbaikan peraturan sebanyak 52% precondition
dan pemenuhan prosedur merupakan teamwork, 32%
perusahaan, 8% rekomendasi merupakan kondisi pekerja
adalah perbaikan fasilitas dan dan 16% precondition
pengadaan peralatan, dan 4% merupakanlingkungan
rekomendasi adalah perbaikan Dari hasil tersebut
program house keeping. dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan antara
3. Perbandingan Hasil Investigasi hasil identifikasi precondition
Penyebab Insiden dengan pada metode SCAT dan
Menggunakan Metode SCAT metode Tripod. Pada metode
dan Metode Tripod dalam SCAT precondition yang paling
Insiden Tahun 2013-2016 di banyak muncul dalam
Terminal LPG Semarang penyebab insiden dalam
a. Immediate Cause penelitian ini yaitu personal
Pada penelitian ini factors, sedangkan pada
didapatkan hasil bahwa metode SCAT precondition
terdapat persamaan hasil hasil yang paling banyak muncul
identifikasi immediate cause dalam penyebab insiden dalam
antara metode SCAT dengan penelitian ini yaitu team work.
metode Tripod yaitu sebanyak c. Barrier
72% immediate cause Pada penelitian ini
merupakan substandard acts didapatkan hasil bahwa
dan sebanyak 28 % immediate terdapat perbedaan hasil
cause merupakan identifikasi barrier antara
substandard conditions. metode SCAT dengan metode
b. Precondition Tripod. Hasil identifikasi barrier

620
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan menggunakan metode lack of control merupakan


Tripod yaitu sebanyak 60% pelatihan karyawan, 4% lack of
operational barrier dan 40% control merupakan
technical barrier gagal atau kepemimpinan dan
tidak dapat mencegah administrasi, dan 4% lack of
terjadinya insiden. Sedangkan control tidak teridentifikasi
dengan menggunakan metode karena format laporan yang
SCAT terdapat 5 insiden yang tidak sesuai bagan SCAT.
tidak dapat dilakukan Sedangkan dari hasil
identifikasi barrier.Dari hasil identifikasi underlying cause
tersebut dapat disimpulkan dengan menggunakan metode
bahwa metode SCAT tidak Tripod didapatkan hasil
dapat mengidentifikasi semua sebanyak 40% underlying
barrier dalam insiden dalam cause merupakan procedures
penelitian ini.Meskipun bagan (PR), 20% underlying cause
SCAT tidak mengidentifikasi merupakan incompatible goal
barrier yang gagal untuk (IG), 12% underlying cause
mencegah terjadinya suatu merupakan maintenance
insiden, namun barrier dapat management (MM), 12%
teridentifikasi ketika underlying cause merupakan
investigator mengajukan training (TR), 8% underlying
pertanyaan kepada informan cause merupakan
investigasi. communication (CO), 4%
d. Underlying Cause underlying cause merupakan
Pada penelitian ini design (DE), dan 4%
dapat diketahui bahwa underlying cause merupakan
terdapat perbedaan hasil house keeping (HK). Lack of
identifikasi underlying cause control dalam metode SCAT
antara metode SCAT dengan hanya dapat mengidentifikasi
metode Tripod. Hasil kekurangan dari unsur-unsur
identifikasi underlying cause kebijakan manajemen yang
dengan menggunakan metode terdapat dalam program
SCAT didapatkan hasil keselamatan sehingga faktor
sebanyak 32% lack of control manusia dan faktor
merupakan analisa tugas dan operasional tidak ikut
prosedur, 12% lack of control teridentifikasi.9 Faktor manusia
merupakan keselamatan di dan operasional yang dapat
luar pekerjaan, 12% lack of teridentifikasi oleh metode
control merupakan Tripod yaitu incompatible goal
pengendalian kesehatan, 8% (IG), maintenance
lack of control merupakan management (MM), dan
inspeksi terencana, 8% lack of design (DE).
control merupakan engineering Dari hasil tersebut
control, 4% lack of control dapat disimpulkan bahwa
merupakan rekruitmen dan terdapat perbedaan antara
penempatan pekerjaan, 4% hasil identifikasi underlying

621
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

cause pada metode SCAT dan rekomendasi adalah perbaikan


metode Tripod. Pada metode program house keeping.
SCAT underlying cause yang Dari hasil tersebut dapat
paling banyak muncul dalam disimpulkan bahwa terdapat
penyebab insiden dalam perbedaan antara hasil
penelitian ini yaitu analisa identifikasi underlying cause
tugas dan prosedur, pada metode SCAT dan
keselamatan di luar pekerjaan, metode Tripod berdasarkan
dan pengendalian kesehatan. jumlah persentase pada
Sedangkan pada metode masing-masing kategori
Tripod underlying cause yang rekomendasi. Oleh karena hal
paling banyak muncul dalam tersebut, diperlukan kajian
penyebab insiden dalam yang mendalam mengenai
penelitian ini yaitu procedures metode investigasi insiden
(PR), incompatible goal (IG), yang tepat untuk
danmaintenance management perusahaan.hal tersebut
(MM). diperlukan untuk memberikan
e. Rekomendasi rekomendasi yang tepat
Pada penelitian ini sehingga dapat mencegah
dapat diketahui bahwa insiden yang telah terjadi
terdapat perbedaan hasil terulang kembali.9
rekomendasi antara metode
SCAT dengan metode Tripod. D. KESIMPULAN
Hasil rekomendasi dengan a. Terdapat persamaan hasil
menggunakan metode SCAT hasil identifikasi immediate
didapatkan hasil sebanyak cause antara metode SCAT
76% rekomendasi adalah dengan metode Tripod yaitu
perbaikan peraturan dan sebanyak 72% immediate
pemenuhan prosedur cause merupakan
perusahaan, 20% substandard acts dan
rekomendasi adalah perbaikan sebanyak 28 % immediate
fasilitas dan pengadaan cause merupakan
peralatan, dan 4% substandard conditions
rekomendasi adalah perbaikan b. Terdapat perbedaan hasil
program house keeping. identifikasibarrier antara
Sedangkan dari hasil metode SCAT dengan metode
rekomendasi dengan Tripod. Hasil identifikasi barrier
menggunakan metode Tripod dengan menggunakan metode
didapatkan hasil sebanyak Tripod yaitu sebanyak 60%
88% rekomendasi adalah operational barrier dan 40%
perbaikan peraturan dan technical barrier gagal atau
pemenuhan prosedur tidak dapat mencegah
perusahaan, 8% rekomendasi terjadinya insiden. Sedangkan
adalah perbaikan fasilitas dan dengan menggunakan metode
pengadaan peralatan, dan 4% SCAT terdapat 5 insiden yang

622
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

tidak dapat dilakukan tanggung jawab personil


identifikasi barrier. terhadap kehandalannya
c. Terdapat perbedaan hasil dalam mencegah terjadinya
identifikasi precondition antara insiden.
metode SCAT dengan metode b. Diperlukan kajian yang
Tripod. Pada metode SCAT mendalam mengenai metode
precondition yang paling investigasi insiden yang tepat
banyak muncul dalam untuk perusahaan. hal tersebut
penyebab insiden dalam diperlukan untuk memberikan
penelitian ini yaitu personal rekomendasi yang tepat
factors, sedangkan pada sehingga dapat mencegah
metode SCAT precondition insiden yang telah terjadi
yang paling banyak muncul terulang kembali.9
dalam penyebab insiden dalam
penelitian ini yaitu team work. 2. Bagi Peneliti Lain
d. Terdapat perbedaan hasil Melakukan penelitian di tempat
identifikasi underlying cause yang sama dengan tema analisa
antara metode SCAT dengan sistem metode investigasi yang
metode Tripod. Pada metode digunakan Terminal LPG
SCAT underlying cause yang Semarang dikarenakan masih
paling banyak muncul dalam terdapat laporan insiden yang
penyebab insiden dalam tidak sesuai dengan bagan SCAT
penelitian ini yaitu analisa sehingga terdapat beberapa unsur
tugas dan prosedur, yang tidak teridentifikasi dalam
keselamatan di luar pekerjaan, laporan insiden.
dan pengendalian kesehatan.
Sedangkan pada metode F. DAFTAR PUSTAKA
Tripod underlying cause yang 1. BPJS Ketenagakerjaan.
paling banyak muncul dalam “Angka Kasus Kecelakaan
penyebab insiden dalam Kerja Menurun”.
penelitian ini yaitu procedures http://www.bpjsketenagakerjaa
(PR), incompatible goal (IG), n.go.id/berita/2943/angka-
danmaintenance management kasuskeselakaan-kerja-
(MM). menurun.html. Diakses pada
e. Terdapat perbedaan hasil tanggal 21 Juni 2017, pukul
rekomendasi antara metode 09.00 WIB.
SCAT dengan metode Tripod 2. Kementerian Kesehatan RI.
berdasarkan jumlah 2015. Situasi Kesehatan Kerja.
persentase pada masing- Jakarta : Pusat Data dan
masing kategori rekomendasi. Informasi Kementerian
Kesehatan RI.
E. SARAN 3. Anggun Permatasari. 2009.
1. Bagi Perusahaan Investigas Kecelakaan
a. Dilakukan evaluasi terhadap Penyeberangan Perlintasan
peraturan dan prosedur yang KRL UI-Margonda, Depok.
mencakup aktivitas, tugas, dan Skripsi. Fakultas Kesehatan

623
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Masyarakat, Universitas Business Losses.London :


Indonesia. Depok. London Energy Institute.
4. Urban Kjellén. 2000. 11. De La Rosa Ducut, J. 2011.
Prevention of Accidents Integrating Safety into
Thorough Experience Operations. Univ. Calif. Risk
Feedback, ISBN 0-7484-0925- Summit.
4, Taylor & Francis, London, 12. James Reason. 1990. Human
UK. error. New York: Cambridge
5. Snore Sklet. 2002. Methods for University Press.
Accident Investigation. Dept. of 13. S.A Shappell and D.
Production and Quality A.Wiegmann. 2000. The
Engineering,Norwegian Human Factors Analysis and
University of Science and Classification System–HFACS.
Technology : Norwegia. US Dep. Transpor Tation Fed.
6. Sajidi Hadipoetro. 2014. Aviat. Adm.
Manajemen Komprehensif 14. Frank E. Bird, Jr. and George
Keselamatan Kerja. Jakarta : L, Germany, 1996 “Practical
Yayasan Patra Tarbiyyah Loss Control. Leadership”,
Nusantara. Loganville, Georgia.
7. Sugeng Budiono dan Jusuf 15. R. Storbakken. 2002. An
Pusparini. 2003. Bunga Incident Investigation
Rampai HIPERKES dan Procedure for Use in Industry.
Kesehatan Kerja. Universitas M.S. Thesis. University of
Diponegoro. Semarang. Wisconsin-Stout Menomonie.
8. Esmiralda, Taufiq Ihsan, dan 16. James Reason dan Alan
Fachrudie Nasevy Putra. 2014. Hobbs. 2003.Managing
Investigasi Penyebab Maintenance Error : A Practical
Kecelakaan Kerja dengan Guide. United States : CRC
Menggunakan Metoda Press
Systemic Cause Analysis 17. Lexy J. Moleong. 2012.
Technique (SCAT) di Metode Penelitian Kualitatif
Lingkungan Kerja PT. X. Kualitatif. Edisi Revisi.
Prosiding SNSTL I 2014. Bandung : PT. Remaja
Padang. Rosdakarya
9. Iraj Mohammadfam, Nahid 18. Lee et al. 2010. Root Cause
Mansouri, dan Hanieh Analysis Handbook : A Guide
Nikoomaram. 2014. “Systemic to Efficient and Effective
Accident Analysis Methods: A Incident Investigation, Third
Comparison of Tripod-β, RCA Edition. ABS Consulting.
and ECFC”.. Jundishapur J 19. Ferry T.S., 1988. Modern
Health Sci. 2014;6(2):327-333. accident investigation and
10. London Energy Institute. Analysis (2nded.). ISBN 0.471-
2015. Guidance on Using 62481-0, Wiley Interscience
Tripod Beta in The publication, United States.
Investigation and Analysis of 20. Gilje, N. og Grimen, H., 1993.
Incidents, Accidents, and Samfunnsvitenskapenes

624
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

forutsetninger Innføring i organisational learning. ISBN 0


samfunnsvitenskapenes 08 0430740, Pergamon, 1997.
vitenskapsfilosofi, 29. Sugiyono. 2014. Metode
Universitetsforlaget, Oslo. Penelitian Kuantitatif Kualitatif
21. Groeneweg, J., 1998. dan R&D.Bandung : Alfabeta.
Controlling the controllable The 30. Snorre Sklet. 2004.
management of safety. Fourth Comparison of Some Selected
edition. DSWO Press, Leiden Methods ForAccident
University, The Netherlands, Investigation. Journal of
1998. Hazardous Materials 111
22. Hale A, Wilpert B, Freitag M, (2004) 29–37
1997. After The Event - From 31. The Stiching Tripod
Accident to Organisational Foundation. 2014. IncidentXP
Learning. ISBN 0 08 0430740, Software Manual. USA
Pergamon, 1997. 32. R. Bogdan & S. Biklen. 1992.
23. Hendrick K, Benner L Jr, 1987. Qualitative Research &
Investigating accidents with Quantitative Approaches.
STEP. ISBN 0-8247-7510-4, Thousand Oaks, CA : Sage
Marcel Dekker, 1987. Publication
24. Hopkins, A., 2000. Lessons 33. Nazir. 2005. Penelitian
from Longford. ISBN 1 86468 Komparatif. Jakarta: Bumi
422 4, CCH Australia Limited, Aksara.
Australia. 34. Silalahi. 2003. Metodologi
25. Høyland, A. and Rausand, M., Penelitian dan Studi Kasus.
1994. System reliability theory: Sidoarjo:Citramedia
models and statistical 35. Septa Tri Ratnasari. 2009.
methods. ISBN 0-471-59397-4, Analisis Risiko Keselamatan
Wiley, New York. Kerja Pada Proses
26. Kjellén, U. & Larsson, T.J., Pengeboran Panas Bumi Rig
1981. Investigating accidents Darat #4 PT Aprxindo Pratama
and reducing risks – a dynamic Duta TBK Tahun 2009. Skripsi.
approach. Journal of Fakultas Kesehatan
Occupational Accidents, 3: Masyarakat Universitas
129–140. Indonesia
27. Kjellén U., Tinmannsvik, R.K., 36. Stein Hauge, dan Knut Oien.
Ulleberg, T., Olsen, P:E, 2016. Guidance for Barrier
Saxvik, B., 1987. SMORT Management in The Petroelum
Sikkerhetsanalyse av Industry. Safety Research.
industriell organisasjon – SINTEF Technologi and
Offshore-versjon, Society
Yrkeslitteratur. 37. Aprilia Rizky Ardila, Halinda
28. Leplat, J. 1997. Event Analysis Sari Lubis, dan Eka Lestari
and Responsibility in Complex Mahyuni. 2014 Analisis Hasil
Systems, In Hale A, Wilpert B, Investigasi Kecelakaan Kerja
Freitag M, 1997. After the Pada Inalum Smelting Plant
event – fromaccident to (ISP) PT Indonesia Asahan

625
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 1, Januari 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Aluminium Kuala Tanjung


Tahun 2014. Universitas
Sumatera Utara
38. Direktorat Jenderal
Perhubungan darat. Laporan
Akhir : Pedoman Teknis
Kampanye Program
Keselamatan. Jakarta :
Departemen Perhubungan.
2008
39. OGP. Safety Performance
Indicator. 2013 Data Report No
2013 : The International
Association of Oil and Gas
Prosedures.

626

You might also like