You are on page 1of 6

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN AWAK MOBIL


TANGKI TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGISIAN DAN PEMBONGKARAN BBM (STUDI KASUS DI PT. X
SEMARANG)
Fatwa Fa’izah Zaenina, Bina Kurniawan, Ekawati
Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: fatwafaizahzaenina@gmail.com

Abstract: Oil and gas companies have a high risk of danger, namely fires and
explosions. Compliance with Standard Operating Procedures has an important
role in preventing work accidents. PT. X is a fuel distribution company by
operating a tank car for fuel transportation. PT. X has a potential risk such as fire
and explosion, especially when filling and dismantling fuel. This purpose of this
study is to analyze the compliance of the Tank Car Crew on the Standard
Operating Procedure (SOP) for fuel filling and dismantling. This research was a
qualitative descriptive study. The subjects of this study were 13 people as the key
informants and 5 triangulation informants. The instrument used in this study was
indepth interview guides and observation sheets. The results of this study
showed the key informants had good knowledge and attitudes about
compliance with SOP, facilities and infrastructure that supported the realization of
compliance with SOP was good enough, namely with the existence of written
SOP, training and socialization, friend’s support was good enough to remind each
other if there were those who did not do work in accordance with the SOP and
the leadership support to do the work in accordance with the SOP is good that is
with supervision, warning and reminder to work safely during safety briefings. But
the results of observations in the field there were some Tank Car Crew who did
not work according to SOP such as did not put down fire extinguisher. The
company should increase supervision of the implementation of SOP, especially
when filling and dismantling of fuel.

Keywords : Compliance, Standard Operating Procedures, Filling and Dismantling


of Fuel, Tank Car Crew

PENDAHULUAN Menurut teori domino penyebab


Kasus kecelakaan kerja di langsung kecelakaan yaitu perilaku
Indonesia terjadi peningkatan setiap tidak aman (unsafe act) dan kondisi
tahunnya yaitu pada tahun 2011 tidak aman (unsafe condition). Untuk
sebesar 9,891 kasus kecelakaan mencegah terjadinya kecelakaan
kerja, pada tahun 2012 naik menjadi kerja dapat dilakukan dengan hirarki
21,735 kasus kecelakaan kerja dan pengendalian bahaya yaitu eliminasi,
pada tahun 2013 merupakan angka substitusi, rekayasa enginering,
yang paling tinggi yaitu 35,917 kasus administratif, alat pelindung diri
kecelakaan kerja, pada tahun 2014 (APD).
mengalami penurunan menjadi Standar Operasional
24,910 kasus kecelakaan kerja.1 Perusahaan (SOP) merupakan

529
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

pengendalian administratif dalam Salah satu upaya pengendalian


hirarki pengendalian bahaya, yaitu bahaya yang telah dilakukan PT. X
petunjuk operasional dalam yaitu adanya SOP dalam setiap
melakukan pekerjaan secara benar pekerjaan yang dilakukan.
dan konsisten sehingga Berdasarkan hasil studi
menghasilkan sebuah produk yang pendahuluan PT. X Semarang baru
sesuai dengan standar yang telah saja menerapkan New Gantry
ditetapkan.2 Didalam SOP juga System (NGS) dalam pengisian
terdapat prosedur kerja yang aman, BBM di filling shed, sehingga AMT 1
sehingga apabila SOP tidak (supir) harus mandiri dalam
dijalankan maka dapat menimbulkan melakukan pengisian BBM ke mobil
bahaya. tangki tanpa didampingi oleh
Sikap tidak patuh terhadap SOP operator. Menurut informasi dari 2
dapat menimbulkan kecelakaan pekerja bagian pemeliharaan,
kerja. Meledaknya truk tangki didapatkan bahwa di PT. X masih
pengangkut BBM akibat dari proses terdapat AMT yang tidak mematuhi
pengelasan tangki yang tidak sesuai SOP pada saat pengisian BBM di
dengan prosedurnya, yang filling shed sehingga menyebabkan
menyebabkan 2 orang dilarikan ke kerugian berkisar antara puluhan
Rumah Sakit.3 Sedangkan contoh hingga ratusan juta rupiah akibat
kasus kecelakaan kerja lainnya kerusakan pada alat yang digunakan
akibat dari tidak patuh terhadap SOP seperti rusaknya optik socket, selang
pada industri migas yaitu pengisian tertarik atau terinjak, kabel
terbakarnya kapal tangker arde untuk grounding tertarik akibat
pengangkut bahan bakar minyak dari tidak melepaskan kabel yang
(BBM) di perairan Mamuju, dipasang dan meletakkan kembali
Balikpapan, Kalimantan Timur pada tempatnya. Dari informasi yang
menyebabkan 2 orang meninggal didapatkan lama masa kerja tidak
dunia.4 mempengaruhi kepatuhan AMT
PT. X merupakan perusahaan terhadap SOP pengisian karena
hilir migas yang menyediakan jasa penerapan sistem pengisian yang
pendistribusian Bahan Bakar Minyak baru, akan tetapi pengetahuan dan
(BBM) . Pendistribusian yang sikap dari masing-masing AMT akan
dilakukan dengan mengoperasikan berpengaruh terhadap kinerjanya
mobil tangki untuk pengangkutan dalam menerapkan SOP.
BBM. Berdasarkan hasil survey Dari penjabaran diatas masih
pendahuluan, pendistribusian BBM terdapat AMT yang tidak mematuhi
yang dilakukan PT. X dilakukan oleh SOP. Oleh karena itu, melalui
Awak Mobil Tangki (AMT) dengan penelitian ini peneliti ingin
mengoperasikan mobil tangki. melakukan penilaian terhadap
Jumlah AMT di PT. X ada 621 orang faktor-faktor yang mempengaruhi
terdiri dari AMT 1 (Supir) sebanyak kepatuhan AMT terhadap SOP
264 orang dan AMT 2 (Kernet) pengisian dan pembongkaran BBM
sebanyak 356 orang, sistem kerja di PT. X.
AMT yaitu 4 hari kerja 2 hari libur.
Jumlah mobil tangki yang ada di PT. METODE PENELITIAN
X Semarang berjumlah 148 mobil Penelitian ini adalah deskriptif
dengan kapasitas 5000 liter, 8000 kualitatif. Populasi dalam penelitian
liter, 16.000 liter, 24.000 liter, 32.000 ini adalah seluruh AMT yang bekerja
liter. di PT. X Semarang. Sampel dalam

530
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

penelitian ini terdiri dari informan Analisis Hubungan Pengetahuan


utama dan informan triangulasi. dengan Kepatuhan terhadap SOP
Informan utama dalam penelitian ini Berdasarkan Hasil pengetahuan
yaitu 13 orang Awak Mobil Tangki. informan utama tentang SOP sudah
Informan triangulasi dalam penelitian baik karena informan utama dapat
ini yaitu petugas New Gantry menjelaskan dengan baik.
System, petugas Quality and Pengetahuan informan utama dan
Quantity dan Supervisor SPBU, informan triangulasi hampir sama
Assistant Supervisor SPBU. Teknik sehingga dapat membuktikan bahwa
pengambilan sampel yang pengetahuan karyawan sudah baik.
digunakan adalah incidental Pengetahuan informan utama yang
sampling. sudah baik mendukung untuk
terwujudnya praktek dari pekerjaan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang sesuai dengan SOP.
Analisis Hasil Observasi Hal ini sesuai dengan penelitian
Berdasarkan observasi yang Nadhya Rizky pada pekerja
dilakukan sebagian besar AMT kelistrikan yaitu pengetahuan
sudah bekerja sesuai dengan SOP pekerja yang baik dapat
yang ada, baik itu pengisian maupun mempengaruhi kepatuhan terhadap
pembongkaran BBM. Penerapan SOP dalam pekerjaannya.5 Juga
New Gantry System untuk pengisian sejalan dengan penelitian yang
BBM di filling shed menuntut AMT dilakukan oleh Utami pada karyawan
untuk harus selalu bekerja sesuai SPBU memiliki pengetahuan yang
dengan SOP, karena sistem tidak sangat baik untuk menerapkan
akan beroperasi apabila tidak sesuai K3LL6 Pengetahuan merupakan
dengan langkah-langkah yang dasar yang sangat penting untuk
terdapat pada SOP. Sedangkan terbentuknya perilaku seseorang,
untuk pembongkaran BBM, AMT perilaku akan bersifat lama jika
harus bekerja sesuai dengan SOP penerimaan perilaku melalui proses
yang ada dikarenakan akan peningkatan pengetahuan,
mendapat komplain dari SPBU jika kesadaran dan sikap yang positif.7
melakukan kesalahan..
Tetapi masih terdapat 3 dari 7 Analisis Hubungan Sikap dengan
AMT yang tidak menurunkan APAR Kepatuhan terhadap SOP
pada saat sebelum melakukan Hasil sikap informan utama
pengisian BBM di filling shed, dan 2 dapat dikatakan baik karena sudah
dari 6 AMT yang tidak menurunkan bekerja sesuai dengan SOP yang
APAR pada saat pembongkaran ada, memahami apa yang harus
BBM di SPBU. Menurut informan dilakukan, jika ada yang terlupa dan
triangulasi adanya AMT yang tidak diingatkan untuk bekerja sesuai SOP
menurunkan APAR dikarenakan maka informan utama akan menurut
kurang fokus terhadap pekerjaannya dan tidak marah. Informan utama
akibat dari kelelahan yang dialami juga memahami bahwa harus
oleh informan utama. Kelelahan melakukan pekerjaannya sesuai
dapat terjadi akibat dari waktu kerja dengan SOP yang ada dan ketika
yang dituntut untuk tepat waktu ada teman yang bekerja tidak sesuai
dalam pengiriman BBM dan dengan SOP maka informan utama
keadaan jalan yang ramai ketika akan langsung mengingatkan secara
mengirimkan BBM. baik-baik. Sikap yang ditunjukkan
oleh informan utama dapat

531
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

mempengaruhi perilaku patuh kepatuhan dalam pelaksanaan


11
terhadap SOP. SOP. Hal ini sesuai dengan teori
Hasil penelitian ini sejalan perilaku Lawrence Green bahwa
dengan hasil penelitian Nadhya sarana dan prasarana merupakan
Rizky pada pekerja kelistrikan yaitu faktor yang memungkinkan
pekerja memiliki sikap positif yang seseorang untuk berperilaku.9
dapat mempengaruhi kepatuhan
pekerja dalam bekerja sesuai Analisis Hubungan Dukungan
dengan SOP.8 Tetapi tidak sejalan Teman dengan Kepatuhan
dengan penelitian yang dilakukan terhadap SOP
oleh Utami pada karyawan SPBU Hasil dukungan teman untuk
memiliki sikap yang rendah untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
menerapkan K3LL.9 Sikap dan SOP yaitu sudah baik karena
tindakan dapat dijadikan dasar informan akan saling mengingatkan
dalam mengamati perilaku jika ada temannya yang melakukan
seseorang, sedangkan perilaku itu pekerjaan tidak sesuai dengan SOP
sendiri merupakan tindakan yang dan juga menurut informan
dilakukan makhluk hidup.10 triangulasi sikap antar informan
utama dapat mempengaruhi satu
Analisis Hubungan Sarana dan sama lain untuk berperilaku bekerja
Prasarana dengan Kepatuhann sesuai dengan SOP. Dukungan
terhadap SOP teman dapat mempengaruhi perilaku
Hasil sarana dan prasarana informan untuk bekerja sesuai
yang mendukung SOP sudah baik dengan SOP.
yaitu terdapat SOP tertulis yang Hal tersebut sesuai dengan
mudah dipahami disetiap tempat teori Lawrence Green yaitu faktor
pengisian dan pembongkaran BBM, dari lingkungan sosial terdekat
diadakannya pelatihan untuk SOP individu yang dapat memperkuat
pengisian dan pembongkaran BBM, perilaku.9 Selain itu teman memiliki
selalu dilakukan sosialisasi saat fungsi terpenting dalam memberikan
safety briefing. Tetapi masih sumber informasi diluar dari
terdapat beberapa informan utama keluarga.12
yang belum mengikuti pelatihan
SOP dikarenakan pelatihan Analisis Hubungan Dukungan
dilakukan secara bergantian. Pimpinan dengan Kepatuhan
Seharusnya perusahaan membuat terhadap SOP
jadwal dan melakukan pencatatan Hasil dukungan pimpinan untuk
keikut sertaan pekerja dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
pelatihan, sehingga seluruh pekerja SOP yaitu sudah baik karena
mendapatkan gilirannya untuk terdapat pengawasan terhadap
mengikuti pelatihan. Sarana dan pekerjaan yang dilakukan, teguran
prasarana yang sudah baik berupa mengingatkan secara lisan
mendukung untuk terwujudnya apabila ada pekerja yang melakukan
praktek dari pekerjaan yang pekerjaan tidak sesuai SOP, dan
dilakukan sesuai dengan SOP. diingatkan untuk bekerja dengan
Hasil penelitian ini sejalan aman oleh supervisor setiap hari
dengan hasil penelitian Sri yaitu pada saat safety briefing. Dukungan
ketersediaan fasilitas sarana dan pimpinan dalam bentuk pengawasan
prasaraana yang lengkap, serta dalam melakukan pekerjaan dapat
mudah diakses sangat penting untuk mempengaruhi informan utama

532
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

untuk patuh bekerja sesuai dengan untuk berperilaku bekerja


SOP. sesuai dengan SOP.
Hal ini sejalan dengan penelitian b. Dukungan pimpinan untuk
yang dilakukan Dewi pada petugas melakukan pekerjaan sesuai
labolatorium yaitu adanya hubungan dengan SOP yaitu sudah baik
yang bermakna antara pengawasan karena terdapat pengawasan
dengan kepatuhan petugas.13 Tetapi terhadap pekerjaan yang
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan, teguran dan
dilakukan Utami pada pekerja SPBU diingatkan untuk bekerja
yang memiliki pengawasan yang dengan aman oleh supervisor
rendah terhadap pekerjaannya.6 setiap hari pada saat safety
briefing.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Faktor Predisposing Saran
a. Pengetahuan informan utama 1. Bagi Perusahaan
tentang pengertian SOP dan a. Mengatur jadwal kerja yang
pemahaman terhadap SOP berisi estimasi waktu
yang harus dilakukan sudah pengiriman, estimasi waktu
baik. kembali dan waktu istirahat
b. Sikap informan utama dapat untuk pekerja.
dikatakan baik karena sudah b. Meningkatkan pengawasan
bekerja sesuai dengan SOP tahapan prosedur yang
yang ada, memahami apa dilakukan oleh pekerja ketika
yang harus dilakukan, saling melakukan pengisian dan
mengingatkan satu sama lain pembongkaran BBM
jika ada prosedur yang c. Membuat jadwal pelatihan
terlupa. SOP pengisian dan
2. Faktor Enabling pembongkaran BBM yang
Sarana dan prasarana yang merata kepada seluruh
mendukung SOP sudah baik yaitu pekerja, dan mencatat keikut
terdapat SOP tertulis, adanya sertaan pekerja dalam
pelatihan, dan selalu dilakukan pelatihan.
sosialisasi saat safety briefing. 2. Bagi Karyawan
Tetapi masih terdapat beberapa a. Memperhatikan setiap
informan utama yang belum tahapan yang terdapat dalam
mengikuti pelatihan SOP SOP sehingga tidak ada
dikarenakan pelatihan dilakukan tahapan yang terlewat ketika
secara bergantian. melakukan pekerjaan.
3. Faktor Reinforsing b. Selalu mematuhi SOP ketika
a. Dukungan teman untuk berada dimanapun sehingga
melakukan pekerjaan sesuai dapat menghindari
dengan SOP yaitu sudah baik kecelakaan kerja yang
karena informan utama akan terjadi.
saling mengingatkan jika ada 3. Bagi Peneliti Lain
temannya yang melakukan Peneliti lain dapat melakukan
pekerjaan tidak sesuai dengan penelitian tentang tentang faktor
SOP dan juga menurut lingkungan yang mempengaruhi
informan triangulasi sikap kepatuhan terhadap SOP pengisian
antar informan utama dapat dan pembongkaran BBM.
mempengaruhi satu sama lain

533
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

DAFTAR PUSTAKA Kesehatan. Jakarta : Rineka


1. Kementrian Kesehatan RI. Cipta ; 2007
Situasi Kesehatan Kerja.
Jakarta ; 2015 8. Pradipta, N.R. Analisis
Kepatuhan Standar Operational
2. Gabriele G. Analisis Penerapan Procedure (SOP) pada Pekerja
Standar Operasional Prosedur Kelistrikan di PT. Angkasa Pura
(Sop) di Departemen Marketing I Semarang Tahun 2016. Jurnal
dan HRD PT Cahaya Indo Kesehatan Masyarakat.
Persada. Artikel Ilmiah Jurnal Universitas Diponegoro. 2016
Agora. Agora. 2018 Jan 4;6(1). Juli; 4(3): 537-548.

3. Novianty D. Di Bengkel Las, 9. Rahmawati, U., Mardiyah, S, U,


Truk Tangki Pengangkut BBM K. Tingkat Kesadaran Karyawan
Meledak. Diakses Dalam Menerapkan
https://www.suara.com/news/20 KeselamatanKesehatan Kerja
18/06/28/072337/di-bengkel-las- dan Lindungan Lingkungan
truk-tangki-pengangkut-bbm- (K3LL) Di SPBU 44.571.13
meledak pada Sabtu 15 Dagen. Yogyakarta: Uiversitas
September 2018 pukul 8.20 WIB Negeri Yogyakarta

4. Tim Penyusun Kamus Pusat 10. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi


Bahasa. Psikologi Kesehatan. Kesehatan dan Perilaku
Jakarta: Grasindo; 2002 Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta ; 2012
5. Pradipta, N.R. Analisis
Kepatuhan Standar Operational 11. Sri, M. D., F. S. Susilaningsih.,
Procedure (SOP) pada Pekerja A. A. Arif. Kepatuhan Hand
Kelistrikan di PT. Angkasa Pura Hygiene di Rumah Sakit
I Semarang Tahun 2016. Jurnal Immanuel Bandung. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Ilmu Keperawatan. Jurnal
Universitas Diponegoro. 2016 Universitas Pandjajaran
Juli; 4(3): 537-548.
12. Santrock, J.W. Educational
6. Rahmawati, U., Mardiyah, S, U, Psychology 2nd ed. New York:
K. Tingkat Kesadaran Karyawan McGraw-Hill Companies, Inc;
Dalam Menerapkan 2004
KeselamatanKesehatan Kerja
dan Lindungan Lingkungan 13. Dewi M. Analisis Kepatuhan
(K3LL) Di SPBU 44.571.13 Petugas terhadap Prosedur
Dagen. Yogyakarta: Uiversitas Mutu Laboratorium sesuai ISO
Negeri Yogyakarta 17025: 2005 di Balai Teknik
Kesehatan Lingkungan
7. Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Palembang Tahun 2010.
Kesehatan dan Perilaku Skripsi. Depok: Universitas
Indonesia; 2010

534

You might also like