Professional Documents
Culture Documents
Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
(EBM 403)
MODUL SESI 07
SIKAP KOSNUMEN
Definisi Sikap Konsumen
Sikap dapat digambarkan sebagai perasaan, dan kecenderungan bagaimana memperlakukan
sebuah produk secara relatif konsisten.
Lebih jauh,
• A learned predisposition to behave in a consistently favorable or unfavorable manner
with respect to a given object
• A positive attitude is generally a necessary, but not sufficient, condition for purchase
Penjelasan dari gambar di atas adalah, Sikap ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
a) Komponen kognitif
Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek.
Kepercayaan atribut tentang suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif
b) Komponen afektif
Merupakan emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu.
Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluative
sifatnya, yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan
menyeluruh.
Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap.
Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil emosi atau
evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau
kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk
pada setiap atributnya.
c) Komponen perilaku
Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas. Seperti
keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen
behavioral.
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa
terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga,
kemasan, penggunaan, media dan sebagainya.
Konsistensi sikap
Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan
direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Tetapi,
walaupun mempunyai konsistensi, sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap dapat
berubah.
Intensitas sikap
Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan bervariasi tingkatannya, ada yang
sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menukainya. Ketika konsumen
menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan
intensitas sikapnya.
Resistensi sikap
Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena
berlalunya waktu
Keyakinan sikap
Situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek. Situasi tertentu dapat
menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang kelihatannya tidak konsisten
dengan sikap mereka.
Fungsi-fungsi Sikap
· Fungsi Pengetahuan
Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat diketahui bahwa dirinya memiliki
pengetahuan yang cukup, yang banyak atau tidak tahu sama sekali mengenai objek sikap.
Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen mengurangi ketidakpastian dan kebingungan
dalam memilah-milah informasi yang relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya.
Yang sangat penting dalam memahami peran sikap dalam perilaku konsumen adalah
pengertian mengenai struktur dan komposisi sikap. Terdapat empat kategori besar model
sikap, yaitu:
• Classical conditioning - through past associations
• Operant conditioning - through trial and reinforcement
• Cognitive learning – through information processing
– Cognitive dissonance theory
– Attribution theory
1. Pengaruh Keluarga
2. Pengalaman langsung
Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk
sikap tertentu pada individu.
4. Pemasaran langsung
5. Kepribadian
Media massa ini sangat penting dalam pembentukan sikap, maka pemasar perlu
mengetahui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar sasarannya dan melalui media
tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap positif dapat dibentuk.
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam memprediksi perilaku,
antara lain:
Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap tinggi (misalnya
produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan sikapnya yang cenderung kuat.
· Pengukuran sikap
Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu dapat
mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang positif. Contoh seorang
anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun karena orang tua atau kakaknya
mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek B, maka meskipun sikapnya positif
terhadap merek A, namun perilakunya tidak positif.
· Faktor situasional
Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam kondisi berduka
/sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat digunakan untuk
memprediksi perilaku.
Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang diharapkan seringkali
mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku. Konsumen bisa memilih merek lain karena
setelah dipilih dan dirasakan ternyata sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
· Kekuatan sikap
Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap tersebut sangat kuat
ada pada konsumen.
Penelitian sebelumnya menggunakan teori ini dalam mengetahui ada tidaknya pengaruh
hubungan independen antara indentitas diri individu dengan niatan atau rencana berperilaku.
Hal ini dilakukan karena keragu-raguan terhadap pengaruh sikap individu dalam konsumsi
sayuran organik yang dihasilkan negara. Hal ini berart intensi dan perilaku yang diteliti adalah
konsumsi sayuran organik.
a) Attitude Toward Behavior
Link
https://www.researchgate.net/publication/264000974_The_Influence_of_Attitudes_on_Behav
ior
Tugas
Dewasa ini, teori ini juga dapat diterapkan untuk beberapa perilaku sehat lainnya, seperti
pencegahan perilaku merokok. Komponen attitude toward behavior dari pencegahan perilaku
merokok adalah membuat perokok percaya akan hal postitif dan negative dari merokok
sehingga ia memiliki kecenderungan untuk sadar akan konsekuensi merokok. Komponen
subjective norms adalah orang-orang disekitar perokok yang diminta atau dibuat untuk
mendukung perokok berhenti merokok; perokok juga distimulasi agar menginternalisasi
bahwa ia harus berhenti merokok. Lalu, komponen perceived behavioral control adalah
penggalian pengalaman buruk akibat merokok serta mendukung perokok agar mengkontrol
perilaku merokoknya.
Soal 2
Yang dimaksud dnegan komponen kognitif di dalam sikap :
a. kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Kepercayaan atribut tentang
suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap
suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka akan semakin mendukung
keseluruhan sikap tersebut.
b. perasaan konsumen mengenai produk atau merk tertentu. Emosi dan perasaan ini
sering dianggap oleh para peneliti konsumen sangat evaluative sifatnya, yaitu
mencakup penilaian seseorang terhadap obyek sikap secara langsung dan menyeluruh.
c. respon dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli
atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen behavioral.
Soal 3
Arti sikap sebagai fungsi utilitarian
a. Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar imbalan dan
hukuman. Disini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap produk atas
dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan
Soal 4
Pengaruh keluarga sebagai pembentuk sikap, artinya
a. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen melakukan
interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan lain.
b. Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk
sikap tertentu pada individu.
c. Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk melindunginya dari
tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga membentuk fungsi
mempertahankan ego.
Soal 5
Apa yang dimaksud dengan hubungan sikap dengan perilaku
a. Individu akan melakukan sesuatu sesuai dengan sikap yang dimilikinya terhadap suatu
perilaku. Sikap terhadap perilaku yang dianggapnya positif itu yang nantinya akan
dipilih individu untuk berperilaku dalam kehidupannya
b. Seorang individu akan melakukan suatu perilaku tertentu jika perilakunya dapat
diterima oleh orang-orang yang dianggapnya penting dalam kehidupannya dapat
menerima apa yang akan dilakukannya
c. Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu akan membentuk
sikap tertentu pada individu.