You are on page 1of 9

ANALISIS SURVEI MAWAS DIRI DI

PUSKESMAS X
ANALYSIS OF SELF-INTRODUCTION SURVEY AT PUSKESMAS X

First author 1, second author 1, third author 1, fourth author 1, fifth author 1, six author 1, eight author 1,
ninth author 1, ten author 1, dr pembimbing 2, dr. penanggung jawab 3

Author Affiliations

1. Faculty of Medicine, University Hangtuah, Surabaya, Indonesia


2. Departement of Public Health, University Hangtuah, Surabaya, Indonesia
3. General practicioner, Tenggilis Health Center, Surabaya, Indonesia

Corresponding Author

Nama

Departement + alamat

Email

ABSTRACT
Background: Ministry of Health Republic of Indonesia create a vision in health development that is
“Independent and Justice of Healthy Community”. The embodiment of the mission statement is poured in
the form of a strategic programs which is District Alert programs through Village Community Deliberation
and Community Self Survey. Purpose: The purpose of this study is to evaluate the implementation of
Village Community Deliberation I and II of 2017 year in X Community Health Center. Methods: This type
of research is descriptive observational. Data collection techniques used through interviews and
secondary data collection. Methods of data analysis are done by doing a comparison between the data
already obtained with the theory and guidelines in the implementation of research materials. This study
lasted on February 26, 2018 - March 4, 2018. Results: Terms of implementers are still not in accordance
with existing provisions, while for SMD executor already corresponding. In the aspect of the
implementation of MMK and SMD is in accordance with the intended purpose as well as the results or
output expected at the all stage. Conclusion: The stages of activities have held with appropriate the
standards of existing regulations in Village Community Deliberation and Community Self Survey.
Keywords: Village Community Deliberation, Community Self Survey, evaluation, district, alert
ABSTRAK
Latar Belakang: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menjadikan visi dalam pembangunan
kesehatan yaitu “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Perwujudan pernyataan misi tersebut
dituangkan dalam bentuk sebuah upaya strategis yakni melalui program Kelurahan siaga aktif melalui
musyawarah masyarakat kelurahan dan survey mawas diri. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah
melakukan evaluasi dan analisis pelaksanaan Musyawarah masyarakat kelurahan I dan II tahun 2017 di
wilayah kerja Puskesmas X. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional Deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara dan pengumpulan data sekunder. Metode analisis
data dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara data yang sudah didapat dengan teori
maupun pedoman dalam pelaksanaan materi penelitian. Penelitian ini berlangsung selama satu minggu
pada 26 Februari 2018 – 4 Maret 2018. Hasil: Pelaksanaan musyawarah masyarakat kelurahan dan
Survei mawas diri di wilayah Puskesmas X dari segi pelaksana belum sesuai dengan ketentuan yang
ada, sedangkan untuk SMD pelaksana-nya sudah sesuai. Pada aspek pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Kelurahan dan Survei Mawas Diri sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan begitu
pula dengan hasil atau keluaran yang diharapkan pada tahapan MMK I, SMD, dan MMK II. Kesimpulan:
Tahapan kegiatan dalam kelurahan siaga meliputi musyawarah masyarakat kelurahan I dan II telah
dilaksanakan dengan sesuai standar, dan pelaksanaan SMD juga dikatakan telah memenuhi standar dari
peraturan yang ada.
Kata Kunci: Musyawarah Masyarakat Kelurahan, Survei Mawas Diri, evaluasi, kelurahan, siaga
PENDAHULUAN deskriptif yang digunakan adalah studi evaluasi,
yaitu studi yang bertujuan dalam menilai suatu
Pembangunan Kesehatan Masyarakat kegiatan atau program, dimana hasil deskripsi
Desa masih diperlukan untuk meningkatkan evaluasi yang telah dilakukan dapat dijadikan
peran serta masyarakat dan menggerakkan sebagai pedoman untuk perbaikan maupun
masyarakat dalam mengatasi masalah- upaya meningkatkan keberhasilan program
masalah kesehatan yang muncul di (Widyaningsih, 2008).
wilayahnya. Penggerakkan masyarakat Sumber data yang digunakan untuk
dilakukan untuk mengenali permasalahan penelitian ini adalah data primer serta data
kesehatan dan potensi setempat serta sekunder. Data primer mencakup hasil
merencanakan pemecahan permasalahan wawancara yang didapat melalui kegiatan
kesehatan tersebut melalui pelaksanaan wawancara kepada bidan kelurahan selaku
Survei Mawas Diri, Musyawarah Masyarakat penanggung jawab pelaksanaan kelurahan
Desa dan Perencanaan Partisipatif yang siaga aktif termasuk kegiatan musyawarah
dilakukan masyarakat dengan pendampingan masyarakat kelurahan. Data sekunder didapat
dari pendamping teknis kesehatan yang dari dokumen pelaporan musyawarah
berasal dari Puskesmas atau petugas lain yang masyarakat kelurahan I dan II, serta laporan
telah dilatih (Wibowo et al., 2022). pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) pada
Survey Mawas Diri adalah kegiatan tahun pelaksanaan 2017 yang dilakukan oleh
pengenalan, pengumpulan dan pengkajian puskesmas X.
masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh
kader dan tokoh masyarakat setempat HASIL DAN PEMBAHASAN
dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan Pengumpulan data penyebab masalah
dan Petugas Kesehatan (Petugas Puskesmas, dilakukan dengan melakukan survei mawas diri
Bidan di Desa) (Wibowo et al., 2022). yaitu pengisian kuesioner mengenai
SMD bertujuan mengenal kesehatan pengetahuan dan perilaku PSN kepada 20
yang ada di desa/ kelurahan dan orang KSH (Kader Surabaya Hebat) dari
menimbulkan minat atau kesadaran untuk Kelurahan Tenggilis Mejoyo RW 2 yang
mengetahui masalah kesehatan dan mengikuti kegiatan pemberantasan sarang
pentingnya permasalahan tersebut untuk nyamuk pada tanggal 17 Februari 2023.
diatasi (Sopiah and Wariah, 2018). Dari 20 orang KSH yang mengikuti
Tujuan penelitian survei ini adalah untuk kegiatan PSN tersebut, sebanyak 85% (17
mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan, responden) berusia 25 – 60 tahun dan sisanya
karakteristik dan perilaku ibu, anak dan sebanyak 15% (3 responden) berusia >60
keluarga dalam menjaga kesehatannya di tahun. Semua responden (20 responden)
wilayah Puskesmas Tenggilis kota Surabaya. berjenis kelamin. Perempuan. Kemudian untuk
Pengumpulan data sebagai bagian Pendidikan terakhir responden sebanyak 50%
dari survey mawas diri ini bersifat (10 responden) adalah sarjana, 20% (4
konvensional dengan menggunakan beberapa responden D3, dan sisanya 30% (6 responden)
lembaran kertas berisi kuesioner yang harus adalah SMA.
dikerjakan oleh responden, kemudian untuk
selanjutnya dikumpulkan dan dilakukan
analisis untuk dapat memecahkan
permasalahan yang muncul.

METODE
Jenis penelitian ini adalah
observasional, dimana data diperoleh dari
wawancara dan observasi terhadap obyek di
lapangan, serta tidak diberi perlakuan sama
sekali (Notoadmojo, 2012). Menurut jenisnya,
penelitian ini termasuk dalam penelitian
deskriptif dimana penelitian bertujuan Gambar 2.1 Grafik Usia Responden
menjelaskan serta menggambarkan fenomena
tanpa dilakukan analisis mengenai kejadian
dalam fenomena tersebut. Jenis penelitian
Gambar 2.2 Grafik Jenis Kelamin Responden Gambar 2.5 Grafik Perilaku Responden

Berdasarkan Gambar 2.6 yaitu cara


efektif untuk mencegah DBD, sebanyak 45% (9
responden) menjawab fogging yang dilakukan
pada nyamuk dewasa dan sisanya menjawab
melalui imunisasi yaitu sebanyak 55% (11
reponden).

Gambar 2.3 Grafik Pendidikan Terakhir


Responden

Berdasarkan Gambar 2.4 didapatkan


sebanyak 55% (11 responden) memiliki tingkat
pengetahuan yang baik mengenai keiatan PSN,
sedangkan sisanya yaitu 45% (9 responden)
memmilki tingkat pengetahuan yang kurang.
Gambar 2.6 Grafik Cara Responden
Mencegah DBD

Berdasarkan Gambar 2.7 dari 20


responden sebanyak 15% (3 responden)
menjawab waktu yang tepat untukmelakukan
PSN bila ada yang menderita DBD, sebanyak
5% (1 responden) jika didatangi petugas
Kesehatan, sebanyak 50% (10 responden)
kegiatan PSN dilakukan secara rutin dan
berkesinambungan, dan sisanya yaitu 30% (6
responden) menjawab dilakukan ketika ada
Gambar 2.4 Grafik Tingkat Pengetahuan wabah DBD.
Responden

Berdasarkan Gambar 2.5 sebanyak


40% (8 responden) melaksanakan kegitan PSN
dengan tepat dan sebanyak 60% (12
responden) melaksanakan kegiatan PSN
dengan kurang tepat.
Gambar 2.7 Grafik Waktu yang Tepat Untuk
Melakukan PSN

Berdasarkan Gambar 2.8 sebanyak


94,4% (17 responden) menguras bak mandi
seminggu sekali dan 5,6% (1 responden)
menguras tiap 2 minggu sekali.

2.9 Grafik cara mencegah jentik selain dengan


menguras bak mandi

Cara mencegah jentik selain dengan menguras


bak mandi:
Dari 18 responden menjawab : 45% (9
responden) ditaburi serbuk abate, 30% (6
responden) ditutup, 25% (5 responden)
dikosongkan airnya, 0% (0 responden) dibiarkan
saja, 0% (0 responden) dibuang melalui bagian
Gambar 2.8 Grafik Seberapa Sering
bawah saja.
Menguras Bak Mandi
2.10 Grafik waktu fogging pada nyamuk dewasa
Penentuan penyebab masalah dengan Fish
Waktu fogging pada nyamuk dewasa bone
Dari 20 responden menjawab : 0% (0
responden) 1 minggu sekali, 50% (10
responden) 1 bulan sekali, 0% (0 responden) 2
kali dalam sebulan, 5% (1 responden) bila ada
warga terkena DBD, 45% (9 responden) bila ada
permintaan warga.

Penentuan masalah dengan fish bone

Daftar Penyebab Masalah

Prioritas Masalah dengan metode CARL


Setelah menentukan penyebab masalah
dilanjutkan dengan alternative pemecahan
masalah yang juga menggunakan metode CARL
dengan hasil yang paling tinggi adalah
mengusulkan penambahan kader sevcara
berkala dan memberikan kesempatan seluas-
luasnya.

Setelah ditentukan penyebab masalah


dan alternative pemecahan maslah maka
dibentuk tim pemecahan masalah yang tediri
dari penasehat yaitu kepala kelurahan tenggilis,
penanggung jawab yaitu kepala puskesma
Tenggilis, dokter pembimbing DM FK UHT, serta
pelaksana nya yang terdiri dari dokter
puskesmas tenggilis, dokter muda FK UHT,
penanggung jawab program P2PM Puskesmas
tenggilis dan kader Surabaya hebat.
Penyusunan rencana penerapan
penyelesaian masalah dilakukan dengan Gantt
Chart dimana penambahan kader secara
Penentuan penyebab masalah berkala dinilai tiap 6 bulan, pemberian himbauan
menggunakan metode CARL dimana urutan pada rumah positif jentik tiap minggu serta
pertama penyebab masalah dengan nilai 240 penyuluhan program bebas jentik dan
yaitu waktu yang dimiliki oleh kader, dilanjutkan melengkapi ketersediaan senter tiap 1 bulan.
dengan lingkukan, temoat untuk nyamuk
berkembang biak, kebersihan lingkungan dan
kerja sama lintas sektor, keterlibatan warga
untuk PSN, pengetahuan tentang PSN dan
penyebaran/penularan DBD, pelaporan kasus
DBD dan pengetahuan kader terhadap aktivitas
nyamuk.

Pelaksanaan tersebut memerlukan


monitoring untuk menilai keberhasilan dari
program, komponen untuk monitoring seperti
partisipasi kader melalui jumlah kehadiran,
memonitor tiap kegiatan dan memantau
keaktifan kader di setiap kegiatan. Selain
monitor perlu juga dilakukan evaluasi untuk
membahas kasil kegiatan yang telah dilakukan
berdasarkan sasaran dan target kegiatan
tersebut. Evaluasi yang dilakukan seperti 2. Aspek pelaksanaan MMK dan SMD sudah
menghitung jumlah partisipasi yang datang, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
mengevaluasi hasil kerja kader dan apa yang 3. Aspek waktu pelaksanaan dalam kegiatan
menjadi masalah kader dalam melakukan musyawarah masyarakat kelurahan belum
kegiatan serta menghitung persentase ABJ pada sesuai, sedangkan untuk SMD sudah sesuai
masing-masing rumah. dengan pedoman.
4. Hasil atau keluaran yang diharapkan pada
tahapan MMK I, Survei mawas diri, dan MMK II
Pedoman Pelaksanaan Kelurahan Siaga sudah sesuai dengan pedoman yang berlaku.
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik 5. Aspek pelaporan untuk musyawarah
Indonesia Nomor 1529/MENKES/ SK/X/2010, masyarakat kelurahan dan survey mawas diri
dikaitan dengan tahapan ketiga yang sudah sesuai dengan pedoman yang ada.
dilaksanakan dalam kelurahan siaga aktif adalah
pelaksanaan musyawarah di tingkat kelurahan. Kelurahan siaga sendiri dapat berjalan
Berdasarkan hasil observasi peneliti, dengan baik sesuai dengan konsepnya yaitu
musyawarah masyarakat kelurahan I menjadikan masyarakat sehat yang mandiri.
dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan Secara keseluruhan tahapan kegiatan dalam
daftar masalah yang didapat melalui metode kelurahan siaga di puskesmas X yang meliputi
Focus Group. Discussion, dimana petugas musyawarah masyarakat kelurahan I maupun II
pelaksana kegiatan yaitu staf puskesmas telah dilaksakanan dengan sesuai. Pelaksanaan
menyebarkan kertas pada masing-masing SMD mayoritas aspek pelaksanaannya telah
perwakilan RW serta RT. memenuhi pedoman yang ada.
Perwakilan RW maupun RT yang telah
menerima kertas tersebut, lalu menuliskan KESIMPULAN
masalah yang ada di wilayahnya dengan
berdiskusi bersama para kader kesehatan yang Hasil kuesioner mengenai pengetahuan dan
turut diundang dalam kegiatan musyawarah perilaku PSN kepada 20 orang KSH (Kader
tersebut dengan didampingi oleh bidan Surabaya Hebat) dari Kelurahan Tenggilis
kelurahan. Setelah kegiatan penulisan selesai, Mejoyo RW 2, menunjukkan bahwa mayoritas
kertas yang telah dibagikan akan dikumpulkan responden berusia 25 – 60 tahun dan berjenis
dan dilakukan diskusi dalam forum musyawarah kelamin perempuan. Hampir setengah lebih
masyarakat kelurahan tersebut dengan dipimpin responden memiliki pengetahuan yang baik
oleh pemimpin rapat. Pemimpin rapat mengenai kegiatan PSN, tetapi dalam
merupakan salah satu petugas kesehatan dari melaksanan kegiatan tersebut masih belum
puskesmas yang didampingi oleh staf kelurahan. tepat. Dalam pencegahan DBD mayoritas
Diskusi tersebut nanti akan menghasilkan responden memilih fogging, menguras bak
prioritas masalah kesehatan yang disetujui oleh mandi seminggu sekali, mencegah jentik dengan
seluruh peserta musyawarah yang hadir, ditaburi serbuk abate dan imunisasi serta
sehingga nanti prioritas masalah yang didapat kegiatan ini dilakukan secara rutin dan
akan dijadikan sebagai acuan utama dalam berkesinambungan. Penyebab melaksanakan
pembuatan pertanyaan untuk tahapan kelurahan kegiatan PSN masih belum tepat dikarenakan
siaga selanjutnya yaitu Survei Mawas Diri kurangnya kesadaran dan pengetahuan kader
(SMD). Berdasarkan data, maka proses MMK I terhadap DBD. Untuk solusi pemecahan
berdasarkan empat aspek penilaian ditampilkan masalah ini bisa di usulkan penambahan kader
pada tabel 1. secara berkala, memberi himbauan kepada
rumah yang ditemukan jentik, dan memberikan
SIMPULAN penyuluhan mengenai pengetahuan terhadap
Pelaksanaan musyawarah masyarakat program bebas jentik nyamuk.
kelurahan dan survei mawas diri di wilayah
puskesmas X setelah dilakukan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa : DAFTAR PUSTAKA
1. Aspek pelaksana untuk musyawarah Asdasad
masyarakat kelurahan masih belum sesuai Asda
dengan ketentuan yang ada, sedangkan untuk Dassd
SMD pelaksananya sudah sesuai. Ad
As

You might also like