Professional Documents
Culture Documents
Lampung Timur (ANTARA) - Di perairan laut timur Kabupaten Lampung Timur Provinsi
Lampung berlangsung dua musim tangkapan ikan. Nelayan setempat menyebutnya musim
baratan dan musim timuran.
Musim baratan hampir semua jenis ikan bisa didapat. Musim baratan berlangsung pada
bulan Oktober atau November sampai bulan April. Pada musim timur hanya jenis
ikan tertentu yang didapat dan hasil tangkapan nelayan pun di musim ini merosot. Musim
timur terjadi pada bulan Juni-September, dan kadang sampai Oktober.
Begitu siklus musim tangkapan nelayan setiap tahunnya di perairan laut timur Kabupaten
Lampung Timur. Dua musim tangkapan itu sebenarnya adalah siklus peralihan Musim Angin
Barat dan Musim Angin Timur. Musim Angin Timur atau Angin Muson Timur adalah angin
yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit
curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit
dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia
mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada
bulan Juli.
Musim Angin Barat atau Angin Muson Barat adalah angin yang berhembus dari
Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan
yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat
yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah
Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia
mengalami musim hujan. Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di
Indonesia terjadi musim hujan.
Nelayan Lampung Timur khususnya di daerah pesisir Kecamatan Labuhan Maringgai, pada
bulan November ini telah bersiap menyambut datangnya musim baratan atau musim Angin
Muson Barat. Contohnya adalah kelompok nelayan bagan. Ada ratusan
nelayan bagan menanti datangnya musim baratan ini. Nelayan setempat sebulan
lalu sudah memesan ribuan batang bambu buat dirakit menjadi bagan tancap. Bahkan Sudah
ada yang lebih awal memasang bagan. Nelayan bagan mengincar ikan teri dan cumi, karena
pada musim baratan, ikan teri dan cumi ada. Ikan teri yang dicari seperti teri gepeng, teri
air, teri kepala merah dan teri hitam, berikut cumi.
Kawasan laut yang menjadi tempat nelayan memasang bagan tancap berada di perairan
laut Way Kambas sampai Pulau Sekopong, Lampung Timur. Butuh waktu empat
sampai lima jam perjalanan laut dengan kapal motor dari pantai Labuhan Maringgai
untuk sampai ke lokasi bagan ini.
Bagan Tancap dibentuk dari batang bambu dan dirakit sedemikian rupa. Batang
tiang ditancapkan ke dasar laut, kedalaman delapan meter. Di tengah bagan dipasangi jaring
waring dan atasnya lampu-lampu bohlam serta saung sebagai tempat menunggu. Lampu
bohlam yang menyala terang malam hari dari mesin gensed berfungsi menarik perhatian ikan
supaya masuk ke dalam jaring waring. Nelayan bekerja pada malam hari kecuali malam terang
bulan. Dari siang mereka berangkat dengan kapal motor dan malamnya menunggui bagan
semalaman.
Ubadilah, salah seorang nelayan bagan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai
berharap hasil bagan tahun ini melimpah. Ubaidilah menyebutkan modal membuat bagan
tancap lumayan besar, berkisar Rp15-20 juta. Ubaidilah mengatakan, modal sebesar itu bisa
kembali dan untung lebih jika tangkapan ikan teri banyak. "Kalau lagi bagus bisa mencapai
dapat 1 ton, kalau sekarang per hari masih dapat 1 kuintal ikan teri," ujarnya. Menurut
Ubaidilah, karena masih awal musim, ikan teri yang didapat belum banyak. Dia
menyebutkan, harga ikan teri basah Rp8 ribu sampai Rp10 ribu per kilogram. Adapun teri
yang telah direbus Rp30 ribu per kilogram. Dia menya- takan, puncak hasil tangkapan
nelayan berlangsung mulai bulan Januari sampai April.
Selain nelayan bagan, nelayan tradisional jaring rajungan juga sudah bersiap menyambut
bulan baratan ini. Mereka menyiapkan jaring yang berkualitas agar tidak mudah rusak
karena akan dipakai berkali-kali. Sebab musim baratan ini, kepiting rajungan jumlahnya
melimpah. Uu, pengelola di salah satu lapak pengolah kepiting rajungan menyebutkan
hasil tangkapan kepiting rajungan pada bulan ini belum begitu banyak meski sudah masuk
musim baratan. Menurut dia, per orang nelayan baru
bisa mendapat rata-rata 7 kilogram kepiting rajungan. Dia juga berharap tahun ini, hasil
tangkapan nelayan kepiting rajungan melimpah dari tahun lalu. Karena musim Angin barat
tidak hanya membawa berkah bagi ribuan nelayan dan keluarganya namun juga bagi para
pedagang dan warga di luar daerah.
a. Pola angin muson barat yaitu angin yang berhembus dari Benua Asia (musim
dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang
banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati
tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Angin Musim Barat
menyebabkan wilayah pesisir lampung timur mengalami musim hujan. Angin
ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April (Gambar 2).
Gambar 2. Pola Angin Muson Barat
Pada saat angin muson barat wilayah pesisir lampung timur memasuki musim
penghujan. Pada musim penghujan kondisi Suhu Permukaan Laut (SPL)
rendah dengan kandungan Klorofil-a (Nutrient) tinggi. Peningkatan nutrien
terlarut bisa disebabkan oleh meningkatnya curah hujan yang membawa
limpasan nutrien dari darat ke laut melalui muara sungai. Sehingga angin
berpengaruh signifikan terhadap variabilitas klorofil-a dan SPL, ketika musim
baratan klorofil-a meningkat dan SPL menurun. Nutrient yang melimpah
diikuti dengan kelimpahan fitoplankton sehingga pada musim baratan di
wilayah pesisir lampung timur terjadi kelimpahan ikan antara lain: ikan teri,
cumi-cumi, rajungan dll.
b. Posisi pesisir lampung timur terletak di belahan bumi selatan (BBS). Musim
baratan terjadi pada bulan oktober sampai april. Pada bulan oktober-november
posisi matahari ada di garis khatulistiwa menuju belahan bumi selatan (musim
peralihan II), pada bulan desember-februari posisi matahari ada di belahan
bumi selatan menuju khatulistiwa (musim barat) dan pada bulan maret-april
posisi matahari di garis khatulistiwa menuju belahan bumi utara (musim
peralihan I) (Gambar 3). Gerak semu matahari mempengaruhi proses
pemanasan atau penyebaran panas yang terjadi di perairan akibat adanya
gerakan udara secara vertikal. Panas laten dipengaruhi di perairan di pengaruhi
oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan gradien kelembaban vertikal
yang membuat variasi pelepasan panas laten kecil pada musim penghujan.
Gambar 3. Gerak Semu Matahari