You are on page 1of 8

Naturalistic: Jurnal Kajian Penelitian dan Pendidikan dan Pembelajaran, 7 (1) (2022) 1416-1422

P-ISSN: 2528-2921
E-ISSN: 2548-8589

Desain Didaktis Sifat-Sifat Jajargenjang Berbasis Model Pembelajaran


Spade Untuk Siswa Kelas III Sekolah Dasar

Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini

Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dadaha, Tasikmalaya


*Coresspondence email: sitinurhalimah11@upi.edu

Abstract
This research is motivated by learning obstacle in the results of a preliminary study conducted at the State
Elementary School 1 Sukamulya class III about the material properties of parallelograms. Learning obstacle
causes students' understanding of the properties of parallelograms to experience obstacles, a conclusion is
obtained that essentially students still have difficulty understanding the concept of parallelogram material
according to its properties. Learning barriers that occur in students must be anticipated using learning that
can overcome these problems. The aim of the researcher is to design a learning design to minimize learning
barriers about the material properties of parallelograms called theDidactical Design Researchwhich consists
of three stages, namely the analysis of the didactic situation before learning in the form of a Hypothetical
Didactic Design including ADP, Metapedadidactic analysis, and analysis. a retrospective linking what will
happen to the hypothetical didactic situation analysis with the results of the metapedadidactic analysis. This
didactic design is based on the SPADE Learning model (Singing, Playing, Analyzing, Discussing, Evaluating).
This research was conducted at the State Elementary School 1 Sukamulya, Ciamis Regency in class III, this
study used a data collection technique, namely the triangulation technique, which means a combination of
data from observations, interviews and documentation studies which were processed and presented using
descriptive qualitative methods. The flow of student learning activities is in the form of HLT (hypothetical
learning trajectory) along with Pedagogical Didactic Anticipation (ADP) according to learning obstacle. This
research resulted in the development of teaching materials in the form of student activity sheets (LAS) to
minimize learning barriers on the material properties of parallelograms in class III.
Keywords:
Learning Obstacle, Rectangle, Didactical Design Research (DDR), SPADE Learning Model

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh learning obstacle pada hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di
Sekolah Dasar Negeri 1 Sukamulya kelas III tentang materi sifat-sifat jajargenjang. Learning obstacle
mengakibatkan pemahaman peserta didik terhadap sifat-sifat jajargenjang akan mengalami hambatan,
diperoleh suatu konklusi bahwa intinya peserta didik masih kesulitan dalam memahami konsep materi
jajargenjang sesuai sifat-sifatnya. hambatan belajar yang terjadi pada peserta didik harus diantisipasi
menggunakan pembelajaran yang bisa mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan peneliti merancang sebuah
desain pembelajaran untuk meminimalisir hambatan belajar tentang materi sifat-sifat jajargenjang yang
disebut dengan Desain Didaktis (Didactical Design Research) yang terdiri tiga tahapan yaitu analisis situasi
didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP, analisis
Metapedadidaktik, serta analisis restrosfektif yang mengaitkan yang akan terjadi analisis situasi didaktis
hipotesis dengan hasil analisis Metapedadidaktik. Desain didaktis ini berbasis model Pembelajaran SPADE
(Singing,Playing,Analyzing,Discussing,Evaluating). Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1
Sukamulya Kabupaten Ciamis di kelas III, penelitian ini memakai teknik pengumpulan data yaitu teknik
triangulasi yang artinya perpaduan antara data dari observasi, wawancara serta studi dokumentasi yg diolah
dan disajikan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Adapun alur kegiatan pembelajaran peserta didik
berupa HLT (hypothetical learning trajectory) beserta Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) sesuai learning
obstacle. Penelitian ini menghasilkan pengembangan materi ajar berupa lembar kegiatan siswa (LAS) untuk
meminimalisir hambatan belajar pada materi sifat-sifat jajargenjang pada kelas III.
Kata Kunci:
Learning Obstacle, Persegi Panjang, Didactical Design Research (DDR), Model Pembelajaran SPADE
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1416

A. PENDAHULUAN arsitektur, dll. Alasan mempelajari geometri


Pada dasarnya matematika adalah "Mempelajari geometri mengembangkan
disiplin ilmu tentang perhitungan keterampilan berpikir logis,
sistematis. Matematika digunakan sebagai mengembangkan keterampilan
mata pelajaran di semua jenjang pendidikan, memecahkan masalah, memberikan alasan,
mulai dari sekolah dasar hingga perguruan dan dapat mendukung banyak topik
tinggi, mengingat pentingnya peran matematika lainnya".7
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hasil dari kajian wawancara secara
“Bidang studi matematika merupakan langsung bersama guru kelas III SD Negeri 1
bagian integral dari pendidikan dasar di Sukamulya didadapatkan data permasalahan
bidang pengajaran. Bidang studi matematika dalam pelajaran matematika. Salah satunya
ini diperlukan untuk perhitungann dan adalah faktor pemahaman dan penguasaan
proses berpikir yang dibutuhkan orang materi siswa sendiri. Siswa cenderung lupa
untuk memecahkan berbagai masalah. 1 konsep materi matematika karena siswa
Pembelajaran matematika memiliki cenderung menghafal materi daripada
tujuan yaitu “menitikberatkan pada memahami sepenuhnya, termasuk materi
pembelajaran pedagogis modern, yaitu tentang sifat-sifat jajargenjang.
penggunaan metode saintifik (ilmiah)”. 2 Jajargenjang memiliki sifat-sifat
Terdiri dari lima proses pengalaman belajar, diantaranya memiliki 4 sisi, dimana sisi 1 dan
yaitu mengamati, bertanya, mengumpulkan sisi 3 sejajar dan sama panjang, serta sisi 2
informasi, mengasosiasi dan dan sisi 4 sejajar dan sama panjang. Keliling
mengomunikasikan”.3 Matematika jajar genjang dapat dengan mudah
mencakup beberapa materi yang diajarkan ditentukan dengan menambahkan dimensi =
"Rangkaian matematika dasar meliputi sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 + sisi 4. 8
bilangan, geometri, pengukuran dan Guru bisa memilih model
statistik".4 pembelajaran yang cocok untuk
Dalam pembelajaran matematika, pembelajaran yang efisien guna mencapai
geometri memiliki kedudukan dan peran tujuan pembelajaran.9 Model pembelajaran
penting. Geometri adalah “cabang SPADE sesuai dengan permainan tradisional
matematika yang lahir berabad-abad yang saat pembelajaran. Model pembelajaran
lalu. Jauh sebelum Masehi, orang Mesir dan dipolakan pada lima langkah kegiatan
Yunani telah menggunakan fondasi pembelajaran, yaitu bernyanyi (menyanyi),
geometris untuk memecahkan masalah bermain (bermain), menganalisis
sehari-hari mereka, seperti membangun (menganalisis), diskusi (mendiskusikan) dan
kembali batas-batas tanah”.5 Saat evaluasi (mengevaluasi). Model
mendefinisikan geometri, para ahli lain pembelajaran SPADE ini merupakan hasil
mengatakan bahwa "geometri adalah ilmu penelitian yang dilakukan oleh Nur'aeni dkk
mengukur permukaan bumi (geo)". 6 (2018) yang menerapkan pembelajaran
jajargenjang adalah bagian dari geometri. matematika berbasis permainan tradisional.
Manusia telah memamerkan berbagai Hasil Studi Pendahuluan yang lakukan
bentuk geometris sejak lahir. Visualisasi dari peneliti di SDN 1 Sukamulya Kelas III bahwa
lingkungan alam, karya seni, desain siswa mengalami kesulitan belajar dalam

1
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran Tradisional Kampung Naga untuk Siswa Sekolah
di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Dasar. Hasil Penelitian Dan Dikti Tahun Ke-1
2 6
Depdiknas. (2013). Kurikulum 2013. Depdiknas Budhi. (2014). Geometri. Jurnal Pendidikan
Jakarta Matematika halaman 5
3 7
Depdiknas. (2013). Permendikbud No 81A. Nur’aeni, E . (2010) . Pengembangan Kemampuan
Depdiknas Jakarta Komunikasi Geometris Siswa Sekolah Dasar melalui
4
Depdiknas. (2013). Kurikulum 2013. Depdiknas Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele. Jurnal Saung
Jakarta Guru, 1(2), 28-34
5 8
Nur’aeni, E dk. (2018) Pengembangan Model Nuraeni, E dk. (2017). Konsep Dasar Geometri.
9
Pembelajaran Geometri Berbasis Permainan Rusman, (2011). Model-model pembelajaran.
jakarta : Rajawali Pers.
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1417

memahami materi untuk memahami konsep 3 Kendala Belajar yang terbagi menjadi 3
sifat-sifat jajar genjang. Kendala yang jenis yaitu :
dialami siswa tersebut dapat disebabkan 1. Tipe 1 : Learning Obstacle berkaitan
oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut dengan kemampuan siswa dalam
adalah “kesiapan mental siswa, pengajaran mengetahui nama bangun datar yang
guru, dan pengetahuan konteks siswa yang terdapat pada lapangan pecle.
terbatas”.10 Menurut Piaget bahwa “proses 2. Tipe 2 : Learning Obstacle berkaitan
berpikir manusia adalah perkembangan dengan kemampuan siswa dalam
bertahap dari berpikir intelektual konkret mendapatkan informasi yang
menuju abstrak melalui empat tahap bervariasi dengan menuliskan banyak
perkembangan secara berurutan”. 11 Studi sudut dan titik sudut bangun datar
Pendahuluan ini dilakukan oleh peneliti jajargenjang.
dengan memberikan 4 pertanyaan meliputi 3. Tipe 3 : Learning Obstacle berkaitan
sifat-sifat materi jajar genjang, hasil studi dengan kemampuan siswa dalam
pendahuluan menunjukkan bahwa terdapat menuliskan sifat-sifat bangun datar
jajargenjang.

Gambar 1. Hamabatan Belajar Tipe 1


Pada gambar di atas dapat diketahui kesimpulan bahwa sebagian besar siswa
bahwa siswa mengetahui dan memahami dapat menyelesaikan soal yang didalamnya
banyak bangun datar jajargenjang yang memahami bentuk-bentuk bangun datar
terdapat dalam lapangan pecle. Melalui hasil jajargenjang sehingga siswa mudah dalam
analisis gambar tersebut, maka ditarik menuangkan jawaban.

Gambar 2. Hambatan Belajar Tipe 2

10 11
Suryadi, D (2013) Didactial Design Research (DDR) Aisyah , N. D. (2014). Pengembangan
dalam Pengembangan Pembelajaran Matematika Pembelajaran Matematika. Journal Pedadidaktika2.
dan Pendidikan Matematika. Cimahi: STIKIP 1-4.18.
Siliwangi.
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1418

Pada gambar di atas siswa bahwa sebagian besar siswa


mendapatkan kesulitan dalam mengalami kesulitan dalam
menuliskan sudut dan titik sudut menuangkan jawaban dalam
jajargenjang melalui analisis gambar. menjawab soal sudut dan titik sudut
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bangun datar jajargenjang

Gambar 3. Hambatan Belajar Tipe 3


Pada gambar di atas, siswa mengalami sederhana. alat serta bahan yang digunakan
kesulitan dalam menjawab soal mengenai pun masih bisa diperoleh berasal alam
sifat-sifat bangun datar jajargenjang. Hal sekitar. Permainan tradisional meliputi Pecle,
tersebut menunjukan bahwa siswa bahwa petak umpet, gobag sodor, oray-orayan, dam-
kurang mampu menjawab soal tersebut, daman, serta masih banyak lagi. Para ahli
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyatakan bahwa “bermain merupakan
menjawab soal tersebut. suatu aktivitas yang secara alamiah sudah
Hambatan belajar (learning obstacle) dimiliki oleh setiap anak”.13 sehingga
tersebut perlu diatasi serta diminimalisir oleh permainan tradisional seringkali dimainkan
guru. Salah satunya yaitu menggunakan oleh siswa, baik itu di sekolah maupun di
desain didaktis yang dapat membantu guru sekitar rumah mereka. saat siswa bermain
dalam mengarahkan dan membimbing siswa permainan tradisional di sekolah, umumnya
supaya memperoleh pemahaman tentang dilakukan saat jam istirahat. Permainan
konsep sifat-sifat jajargenjang secara utuh. tradisional cocok dipergunakan dalam
Desain didaktis yang dikembangkan pun pembelajaran matematika, khususnya dalam
tentunya dapat menyenangkan siswa pembelajaran geometri.
sehingga dapat menarik minat belajar siswa. Secara spesifik, peneliti merumuskan
Maka dari itu siswa akan merasa senang dan masalah sebagai berikut :
tidak cepat merasa bosan pada pembelajaran. 1. Bagaimana desain didaktis pada materi
Salah satunya yaitu melalui permainan sifat-sifat jajargenjang melalui model
tradisional. Para ahli mendefinisikan pembelajaran SPADE buat mengatasi
permainan tradisional sebagai “permainan learning obstacle (hambatan belajar)
yang berkembang dan dimainkan anak-anak siswa kelas III Sekolah Dasar?
pada lingkungan masyarakat”.12 Hal ini pun 2. Bagaimana implementasi desain
menjadi upaya dalam melestarikan budaya didaktis di materi sifat-sifat
yang sudah diwariskan secara turun- jajargenjang melalui contoh
temurun. pembelajaran SPADE di kelas III SD?
Permainan tradisional adalah 3. Bagaimana respon peserta didik
permainan yang seringkali dilakukan terhadap desain didaktis sifat-sifat
mengunakan alat serta bahan yang

12 13
Subagiyo. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Retno. (2011). Pembelajaran Konkrit. Jurnal
(Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D). Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1419

jajargenjajang melalui model bahwa Didactical Design Research terdiri dari


pembelajaran SPADE pada kelas III SD? tiga tahapan, yaitu : (1) Prospective Analysis,
Untuk menjawab rumusan masalah sebuah kondisi sebelum pembelajaran yang
tersebut maka tujuan berasal adanya wujudnya berupa hipotesis serta ADP, (2)
penelitian ini artinya menjadi berikut : Metapedadidaktik, kondisi ketika
1. Menggambarkan desain didaktis buat pembelajaran berlangsung dengan tetap
mengatasi learning obstacle (kendala menerapkan pembelajaran secara didaktis,
belajar) pada materi sifat-sifat (3) Retrosfective Analysis, kondisi akhir
jajargenjang berbasis permainan pembelajaran yang mengaitkan hasil analisis
tradisional Pecle buat siswa kelas III situasi didaktis hipotesis dengan analisis
Sekolah Dasar. metapedadidaktik.15
2. Menggambarkan implementasi desain
didaktis materi sifat-sifat jajargenjang B. HASIL DAN PEMBAHASAN
berbasis permainan tradisional Pecle Penelitian ini di latar belakangi
pada kelas III Sekolah Dasar. dengan beberapa hambatan belajar yang
3. Mendeskripsikan respon peserta didik dialami siswa ketika peneliti melakukan studi
terhadap desain didaktis sifat-sifat pendahuluan mengenai materi sifat-sifat
jajargenjang berbasis permainan jajargenjang di kelas III Sekolah Dasar yang
tradisional Pecle di kelas III SD. terbagi kepada tiga tipe menggunakan
Metode penelitian yang digunakan beberapa uraian pada pendahuluan, selain
yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif diawali oleh penemuan hambatan belajar di
yang berupa Didactical Design Research atau pembahasan ini peneliti menguraikan
penelitian desain didaktis, dengan beberapa jawaban untuk menjawab
memfokuskan penelitian pada analisis serta pertanyaan-pertanyaan pada rumusan
penyajian hambatan belajar sesuai masalah yang sudah disusun. Berikut
keterangan dilapangan, penelitian kualitatif beberapa uraian dalam menjawab pertanyaan
berupa uraian kata-kata atau deskripsi kata. yang terdapat pada rumusan masalah : Desain
Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Didaktis sifat-sifat jajargenjang melalui
Bogdan dan Biklen, S bahwa ‘metodologi model pembelajaran SPADE untuk siswa
kualitatif merupakan salah satu mekanisme kelas III Sekolah Dasar.
penelitian yang membentuk data deskriptif Hasil analisis KI, KD dan hambatan
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku belajar yang sudah peneliti temukan, maka
orang-orang yang diamati’.14 peneliti menyusun desain pembelajaran
Pada penelitian ini peneliti lebih menjadi sebagai cara dalam meminimalisir
fokus pada analisis hambatan belajar yang hambatan belajar yang dialami oleh siswa
terjadi pada materi konsep sifat-sifat bangun dengan diperkuat oleh beberapa teori para
datar jajargenjang, dengan demikian peneliti ahli yang relevan salah satunya teori yang
akan merancang sebuah desain pembelajaran mengemukakan perkembangan kognitif yaitu
dengan mengkaitkan dengan hal-hal yang teori Piaget yang mendukung bahwa rentang
bersifat nyata pada materi konsep sifat-sifat usia peserta didik sekolah dasar berada pada
bangun datar jajargenjang. tahapan operasional konkret yang
Penelitian ini menggunakan teknik mengharuskan pembelajaran dikaitkan
triangulasi dengan memadukan pengolahan menggunakan objek nyata.16 Lalu, teori
data asal teknik dokumentasi, wawancara dan lainnya yaitu teori yang dikemukakan oleh
observasi. Penelitian yang akan dilakukan Dienes bahwa tiap-tiap konsep matematika
berupa desain didaktis (Didactical Design
Research) yang dikembangkan oleh Suryadi

14 16
Rahmat, P.S. (2009). Penelitian Kualitatif. Jurnal : Mursalin. (2016). Pembelajaran Geometri Bidang
EQUILIBRIUM. 5 (9), 1-8. Datar di Sekolah Dasar Berorientasi Teori Belajar
15
Zahroh, S.N, dkk. (2016). Desain Didaktis Konsep Piaget. Jurnal : Jurnal Dikma. 4 (2)
Luas Daerah Persegi dan Persegi Panjang Kelas III
Sekolah Dasar. Jurnal : PEDADIDAKTIKA
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1420

dapat disajikan menggunakan objek nyata.17 Model pembelajaran SPADE yang


Maka pembelajaran harus dikemas menarik ditunjang oleh teori- teori yang relevan pada
serta diarahkan menggunakan cara bermain pembelajaran maka dapat dijadikan sebagai
serta belajar dimanipulasi pada pembelajaran salah satu alternatif sumber pembelajaran
matematika.18 Peneliti menyusun desain terkait materi sifat-sifat jajargenjang. Agar
didaktis ini dengan disertai penyusunan HLT hambatan belajar yang terjadi dapat
yang didalamnya memuat tujuan dari diminimalisir maka penyusunan desain
pembelajaran yang akan dilaksanakan, didaktis ini dilengkapi dengan perumusan
langkah kegiatan pembelajaran, prediksi prediksi respon siswa beserta antisipasinya
respon peserta didik yang muncul beserta yang mungkin akan muncul pada kegiatan
antisipasinya agar pembelajaran yang pembelajaran. Pada dasarnya desain revisi
dilaksanakan dapat mengatasi hambatan yang dikembangkan sama urutannya dengan
belajar yang dialami oleh siswa. Agar aktivitas desain awal sedangkan pada
pembelajaran lebih terarah secara sistematis pengimplementasian desain awal, peneliti
maka peneliti menyusun sebuah skema menganalisis hasil desain awal pada tahapan
kegiatan pembelajaran. retrospective analysis untuk dikembangkan
Kegiatan pembelajaran diawali kembali dalam menyusun desain revisi dan
berdasarkan pengalaman (Construktivism) pada desain revsi terdapat beberapa bagian
dengan membangun konsep yang telah di yang direvisi yakni terkait dengan waktu,
ketahui oleh siswa dengan cara menyebutkan langkah kegiatan, petunjuk kegiatan, konteks
beberapa benda di sekitar kelas. Contohnya soal dan prediksi respon siswa.
permukaan penghapus, pigura, dll. Lalu guru 1. Implementasi Desain Didaktis
memberikan pertanyaan (Questioning) Berbasis Model pembelajaran
berkaitan dengan konsep yang telah SPADE
dipahami siswa dengan konsep yang baru Hasil dari data yang diperoleh dari
akan mereka temukan atau mereka pelajari lapangan bahwa terdapat beberapa
melalui bantuan media yang sediakan karakteristik yang ditemukan dalam learning
(Inquiry), setelah menemukan konsep yang obstacle, sebagian siswa mendapatkan
baru mereka kenal maka salah satu siswa kesulitan dalam memahami konsep yang
diminta untuk menyampaikannya kembali di diakibatkan oleh salah satunya keterbatasan
depan kelas (Learning Community). Setelah pemerolehan informasi yang didapatkan pada
kegiatan penemuan konsep tersebut kegiatan pembelajaran.
dilakukan maka diperkuat dengan kegiatan Kegiatan desain didaktis awal di
yang dekat dengan diri siswa salah satunya laksanakan di kelas III SDN 1 Sukamulya
kegiatan yang dirancang dalam desain ini Ciamis yang berjumlah 24 orang siswa,
yaitu permainan tradisional pecle menjadi pembelajaran dilakukan dalam alokasi waktu
salah satu cara agar tercapainya pembelajaran 3 x 35 menit dalam 1 pertemuan. Kegiatan
secara kontekstual (Modelling), untuk diawali dengan pembelajaran di dalam kelas
memperkuat pengetahuan siswa dalam untuk membangun konsep yang akan
memahami konsep baru maka peneliti dipelajari, pada kegiatan pertama siswa
memberikan sebuah LAS yang merupakan mengamati benda-benda di sekitar kelas yang
pengembangan bahan ajar pada desain berbentuk jajargenjang, lalu menyanyikan
didaktis ini (Reflection) dan memberikan lagu sifat-sifat jajargenjang dengan irama lagu
gambaran kepada siswa mengenai sejauh “Paman Datang”. Setelah bernyanyi selesai,
mana siswa memahami konsep tersebut siswa melakukan permainan tradisional pecle
(Authentic). di lapangan secara berkelompok dengan
ketentuan waktu yang telah ditentukkan

17
Jannah, U.R. (2013). Teori Dienes dalam panjang bebrbasis permainan tradisional oray-
Pembelajaran Matematika. Jurnal : Jurnal Interaksi. 8 orayan di sekolah dasar. PEDADIDAKTIKA: Jurnal
(2), 126-131 Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 5 (3), hlm. 10-
18
Nursaidah, A. Nur’aeni, E. & Pranata O. H. (2018) 20
Desain didaktis sifat-sifat persegi dan persegi
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1421

dalam petunjuk permainan. Setelah Pada kegiatan selanjutnya mengenai sifat-


permainan selesai, siswa melanjutkan dengan sifat jajargenjang melalui menganalisis
pengisian LAS terkait materi yang mereka gambar yang tersedia, siswa hanya
pelajari yakni tentang sifat-sifat jajargenjang merangkum atau menyimpulkan jawaban
yang dikaitkan dengan pembelajaran di luar dari nyanyian sebelumnya tanpa siswa paham
kelas melalui permainan pecle. Pada kegiatan arti dari konsep sifat-sifat bangun datar
pertama dalam LAS yang disajikan yaitu jajargenjang. Hal tersebut diluar prediksi oleh
terkait nama permainanan tradisional dan peneliti dalam merancang sebuah konteks
penentuan bangun datar yang mereka pada soal ataupun pada kegiatan
temukan dalam arena permainan pecle baik penyampaiannya. Hal tersebut merupakan
dalam gambar yang tersedia maupun pada hal yang cukup wajar terjadi pada proses
arena permainannya secara langsung di pembelajaran, maka untuk meminimalisir hal
lapangan, selanjutnya terkait dengan tersebut yaitu dengan memberikan
pengelompokkan bangun datar jajargenjang bimbingan dan arahan baik itu secara
berdasarkan hasil analisis siswa pada gambar spontan disesuaikan dengan kebutuhan siswa
yang terdapat dalam LAS, selanjutnya terkait maupun sesuai dengan prediksi respon yang
dengan sifat-sifat jajargenjang berdasarkan telah dirancang untuk diimplementasikan
analisis siswa pada gambar yang terdapat kembali pada desain yang telah direvisi.
dalam LAS. C. SIMPULAN
Tahap selanjutnya merupakan tahap Desain didaktis pembelajaran konsep
penyusunan desain didaktis revisi, desain sifat-sifat bangun datar jajargenjang berbasis
didaktis revisi disusun berdasarkan hasil model pembelajaran SPADE di kelas III
analisis implementasi desain didaktis awal. sekolah dasar disusun berdasarkan hasil
Perubahan pada hasil analisis tersebut tidak Learning Obstacle yang dipeoleh dari hasil
terlalu signifikan hanya perbuahan terkait analisis studi pendahuluan yang terbagi
dengan konteks soal, prediksi respon, dalam 3 tipe, berdasarkan ketiga learning
langkah kegiatan, petunjuk kegiatan dan obstacle tersebut pada dasarnya siswa
waktu. Peneliti melakukan desain revisi pada mengalami kesulitan yang salah satunya
tempat yang sama yakni di kelas III SDN 1 disebabkan oleh keterbatasan pemerolehan
Sukamulya yang berjumlah 17 orang siswa, konsep yang disampaikan sehingga siswa sulit
hasil analisis desain revisi yang telah untuk memahami konsep itu sendiri dan
dirancang oleh peneliti dapat dijadikan mengkaitkanya dengan konsep yang lain.
sebagai salah satu bahan ajar yang menunjang Berdasarkan learning obstacle yang
dalam pembelajaran khususnya pada materi diperoleh dari hasil analisis studi
sifat-sifat persegi jajargenjang di kelas III pendahuluan, maka peneliti merancang
sekolah dasar. desain didaktis pada pembelajaran sifat-sifat
jajargenjang disesuaikan dengan karakteristik
2. Respon Siswa Terhadap Desain siswa kelas III sekolah dasar yang diperkuat
Didaktis Sifat-sifat Persegi Panjang dengan teori-teori pembelajaran yang relevan
Berbasis Model Pembelajaran SPADE salah satunya teori Piaget dan teori Dienes.
Berdasarkan hasil implementasi pada Peneliti menggunakan permainan tradisional
desain awal yang telah dilaksanakan di SDN 1 pecle pada desain didaktis yang telah disusun,
Sukamulya, terdapat beberapa respon siswa desain didaktis tersebut merupakan
yang sesuai dengan prediksi respon yang pengembangan bahan ajar berupa lembar
telah disusun ada pula respon siswa yang aktivitas siswa dengan berbasis model
tidak sesuai dengan prediksi respon yang pembelajaran SPADE dapat mengurangi atau
telah dirancang. Pada kegiatan 3 dalam LAS mengatasi hambatan belajar yang ada
terkait penentuan bangun datar jajargenjang sebelumnya. Hasil desain awal dan desain
melalui arena permainan pecle beserta revisi yang sudah di implementasikan oleh
gambar benda yang ada di LAS mana peneliti dan menunjukkan adanya
termasuk bangun datar jajargenjang, respon pengembangan kemampuan siswa.
siswa sudah sesuai dengan prediksi respon Pengimplementasi desain didaktis
yang telah dirancang oleh peneliti. diawali dengan penerapan desain awal yang
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |
Siti Nurhalimah*, Epon Nur’aeni L, Rosarina Giyartini | 1422

dilaksanakan di SDN 1 Sukamulya kelas III Nur’aeni, E . (2010) . Pengembangan


dengan menunjukkan beberapa temuan yang Kemampuan Komunikasi Geometris
harus diperbaiki diantaranya terkait Siswa Sekolah Dasar melalui
perubahan langkah permainan dan Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele.
penambahan waktu dan langkah kegiatan Jurnal Saung Guru, 1(2), 28-34
pada RPP, perubahan beberapa respon Nur’aeni, E dk. (2018) Pengembangan Model
beserta Antisipasi Didaktis Pedagogisnya. Pembelajaran Geometri Berbasis
Berdasarkan hasil temuan tersebut, maka Permainan Tradisional Kampung Naga
peneliti memperbaikinya dan membuat untuk Siswa Sekolah Dasar. Hasil
desain didaktis revisi. Implementasi desain Penelitian Dan Dikti Tahun Ke-1
didaktis revisi kembali dilakukan di SDN 1 Nursaidah, A. Nur’aeni, E. & Pranata O. H.
Sukamulya Ciamis. Hasil dari implementasi (2018) Desain didaktis sifat-sifat persegi
desain didaktis revisi yaiatu, Lembar Aktivitas dan persegi panjang bebrbasis
Siswa berbasis permainan tradisional pecle permainan tradisional oray-orayan di
yang telah dikembangkan oleh peneliti dapat sekolah dasar. PEDADIDAKTIKA:
dijadikan sebagai bahan ajar yang menunjang Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
dalam pembelajaran konsep sifat-sifat Dasar. 5 (3), hlm. 10-20
jajargenjang. Hal tersebut ditunjukkan oleh Rahmat, P.S. (2009). Penelitian Kualitatif.
beberapa respon siswa dan guru yang sangat Jurnal : EQUILIBRIUM. 5 (9), 1-8.
positif pada desain didaktis ini, selain itu Rusman, (2011). Model-model pembelajaran.
desain didaktis ini dapat meminimalisir jakarta : Rajawali Pers.
hambatan belajar. Sundari, H. (2015) Model-Model Pembelajaran
dan Pemerolehan Bahasa Kedua/Asing.
DAFTAR PUSTAKA Journal Punjangga, 1(2), 106-117.
Afrianti, D.A., & Karlimah, d. H. (2016). Subagiyo. (2016) Metode Penelitian
Desain Didaktis Pengelompokan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Bangun Datar untuk Mengembangkan Kualitatif dan R&D).Bandung: Alfabeta
Komunikasi Matematis Siswa Kelas II Suryadi, D (2013) Didactial Design Research
Sekolah Dasar. Journal: (DDR) dalam Pengembangan
Pedadidaktika,150-158 Pembelajaran Matematika dan
Aisyah , N. D. (2014). Pengembangan Pendidikan Matematika. Cimahi:
Pembelajaran Matematika. Journal STIKIP Siliwangi.
Pedadidaktika2. 1-4.18. Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan
Ahmad, Susanto (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana
Jakarta:Kencana Prenada Media Group Yeni, E M. (2015). Kesulitan Belajar
Depdiknas. 2013 Kurikulum 2013. Depdiknas matematika di sekolah dasar.
Jakarta JUPENDAS : Jurnal Pendidikan Dasar,
Gazali. (2016). Pembelajaran Matematika 2(2), hlm. 1-10.
yang Bermakna. Match Didactic: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(3).
Ibda, F. (2015) Perkembangan Kognitif: Teori
Jean Piaget. Intelektualita, 3(1), 27-28.
Jannah, U.R. (2013). Teori Dienes dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal :
Jurnal Interaksi. 8 (2), 126-131
Mursalin. (2016). Pembelajaran Geometri
Bidang Datar di Sekolah Dasar
Berorientasi Teori Belajar Piaget. Jurnal
: Jurnal Dikma. 4 (2)
Nur’aeni, E dkk. 2016 . Konsep Dasar
Geometri. Tasikmalaya: Hibah Buku
UPI
p- ISSN 2528-2921 e- ISSN 2548-8589 |

You might also like