Professional Documents
Culture Documents
Muqoddimah Pidato
Muqoddimah Pidato
ور ال ُّد ْنيَا َوالدِّي ِنَ ،وال َّ ُأ ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِم َ
صالَةُ َوال َّسالَ ُم ينَ ،وبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى ُم ِ
ينَ ،أ َّما بَ ْع ُد
ـع َ صحْ بِ ِه َأجْ ـ َم ِ
لى آلِ ِه َو َ ف الـ ُمرْ َسلِ َ
ين َو َع َ لى َأ ْش َر ِ َع َ
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan
dalam semua urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan
kepada Rasul paling mulia, keluarganya dan seluruh sahabatnya. Adapun sesudah
itu:
Isi Pidato
ك َأاَّل تَ ْعبُ ُدوا ِإاَّل ِإيَّاهُ َأيُّهَا اِإل ْخ َوةُ ال ِك َرا ُم :لِنَتَ َدبَّرْ قَ ْو َل هللاِ تعالىَ ﴿ :وقَ َ
ضى َربُّ َ
ك ْال ِكبَ َر َأ َح ُدهُ َما َأ ْو ِكاَل هُ َما فَاَل تَقُلْ لَهُ َما ُأ ٍّ
ف َواَل َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا ِإ َّما يَ ْبلُ َغ َّن ِع ْن َد َ
الذلِّ ِم َن الرَّحْ َم ِة َوقُلْ َربِّ اخفِضْ لَهُ َما َجنَا َح ُّ تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَهُ َما قَ ْواًل َك ِري ًما * َو ْ
ص ِغيرًا﴾ارْ َح ْمهُ َما َك َما َربَّيَانِي َ
اس َعلَى ْال َولَ ِد بَ ْع َد َسيِّ ِدنَا َرسُو ِل هللاِ يَ ِجبُ َعلَ ْينَا َأ ْن نَ ْعلَ َم َأ َّن ْال َوالِ َد ْي ِن هُ َما ِم ْن َأ َمنِّ النَّ ِ
از ِد َرا ًءان يَ ِج ُد في نَ ْف ِس ِه ْ صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم ،فَِإ َذا َك َ
ان اِإْل ْن َس ُ صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو َ َ
ْأ
َواحْ تِقَارًا لِ َوالِ َد ْي ِهَ ،أو َع َد َم ِعنَايَ ٍة ِبَأ ْم ِر ِه َما َو َش نِ ِه َماَ ،أو نَ ْقصًا في احْ تِ َرا ِم ِه َماَ ،أو
ال في التَّ َعا ُم ِل َم َع ْال َوالِ َد ْي ِن
ض ٍ ض ُع َ صي َح ٍة لَهُ َماَ ،أو بِرٍّ بِ ِه َما ،فَه َُو ُم ْبتَلًى بِ َم َر ٍ َع َد َم نَ ِ
احبُهُ اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ ا ْبتِ َدا ًءَ ،أو اَل
ص ِوقَ ،و َ َوهَ َذا ْال َم َرضُ هُ َو الَّ ِذي يُ َس َّمى بِ ْال ُعقُ ِ
ت اَل قَ َّد َر هللاُ يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َأبَدًا اَل قَ َّد َر هللاُ تَ َعالَى ِإ ِن ا ْستَ َح َّل ُعقُوقَهُ َماَ ،أِلنَّهُ َسيَ ُم ْو ُ
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه ُول هللاِ َ ك لِقَ ْو ِل َسيِّ ِدنَا َرس ِ تَ َعالَى َعلَى سُو ِء ْال َخاتِ َم ِةَ ،و َذلِ َ
ق» َر َواهُ اِإْل َما ُم َأحْ َم ُد َع ْن َع ْب ِد هللاِ ب ِْن َع ْم ٍرو صحْ بِ ِه َو َسلَّ َم« :اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َعا ٌّ َو َ
ض َي هللاُ َع ْنهُ َماَر ِ
!Wahai -saudara-saudara yang mulia
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya
atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah
engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang
baik.
Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku pada waktu kecil.” [Al-Isra’: 23-24]
Saudara-saudara yang mulia!
Di antara kewajiban seorang anak kepada orang tuanya adalah berbicara kepadanya
dengan perkataan yang santun, kalimat yang lembut, tidak meninggikan suaranya
kepada mereka berdua dan tidak berbicara kepada mereka dengan ungkapan-
ungkapan yang tajam, kata-kata yang tidak pantas, kasar dan keras. Ini diharamkan
secara syar’i. Ini termasuk kedurhakaan kepada orang tua.
Kita harus tahu bahwa orang tua adalah salah satu orang yang paling aman atas
anak-anaknya setelah Sayyiduna Rasulullah ﷺ. Bila seseorang mendapati pada
dirinya ada sikap merendahkan dan meremehkan kedua orang tuanya atau tidak
memperhatikan urusan dan keadaan mereka berdua atau kurang menghormati
keduanya atau tidak memberikan nasehat kepada keduanya atau tidak berbakti
kepada keduanya maka dia menderita penyakit kronis dalam bergaul dengan kedua
orang tuanya.
Penyakit ini disebut dengan kedurhakaan. Orang yang durhaka kepada kedua orang
tuanya tidak akan masuk surga secara langsung atau tidak akan masuk surga
selamanya bila dia menyatakan halalnya durhaka kepada kedua orang tua. Semoga
Allah Ta’ala tidak mentakdirkannya.
Karena kalau demikian dia akan meninggal dalam keadaan suul khatimah. Semoga
Allah Ta’ala tidak menakdirkannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah ﷺ,”Tidak
akan masuk surga orang yang durhaka kepada kedua orang tua.” Imam Ahmad
meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma.
Penutup Pidato
َأيُّهَا اِإْل ْخ َوةُ ال ِك َرا ُم
ْف نَتَ َعا َم ُل َم َع َ تََأ َّملُوا هَاتَي ِْن اآْل يَتَي ِْن ْال َك ِري َمتَي ِْن اللَّتَي ِْن يُبَي ُِّن لَنَا فِي ِه َما َربُّنَا َع َّز َو َج َّل َكي
ار بَ ْع َد هللاِ َع َّز َو َج َّل
ِ ان َسبَبًا في ُوجُو ِدنَا في هَ ِذ ِه ال َّد َ َم ْن َك،اس لَنَا ِ َّب الن ِ َأ ْق َر
Perhatikanlah kedua ayat mulia ini yang di dalamnya Allah Azza wa Jalla
menjelaskan kepada kita bagaimana bergaul dengan orang yang paling dekat
dengan diri kita yang telah menjadi sebab keberadaan kita di dunia ini setelah Allah
Azza wa Jalla.
Saya memohon kepada Allah Ta’ala agar Allah tidak menghalangi kita dari beradab
terhadap kedua orang tua saat masih hidup maupun setelah mereka meninggal.
Amin.[i]