You are on page 1of 30

Pengeringan Bahan Padat (Drying)

Drying is a process of removal of relatively small amount of a


solvent (usually water) from a solid material to reduce the
content of residual liquid to acceptable level
(McCabe et al)

Operasi pengeringan dilakukan dengan cara menghembuskan udara


(gas) panas yg tidak jenuh pada bahan yg akan dikeringkan. Air (atau
cairan lain) menguap pada suhu yg lebih rendah dari titik didihnya
karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar muka
bahan padat – gas dengan kandungan uap air pada fasa gas.

Drying vs Evaporasi

- Produk: padatan - Larutan pekat


- Jumlah air yg diuapkan kecil - Jumlah air yg diuapkan besar
1
Industrial applications of drying:
Chemical Industry: Food Industry: Pharma Industry:
- Agrochemicals - Fruits - Inhalable drugs
- Fertilizers - Sugar - Transdermal drugs
- Detergents - Milk - Preservation
- Dyes/pigments - Starch
- Polymers
- Fine Chemicals
Tujuan Drying:
- Memudahkan penanganan selanjutnya
- Mengurangi biaya pengemasan dan transportasi
- Mengawetkan bahan
- Meningkatkan nilai guna suatu bahan agar dapat memberikan hasil
yg baik pada suatu penggunaan
- Mengurangi bahan korosi

2
How Drying Preserves Food
• Removes moisture stops the growth of
bacteria, yeasts & molds that normally
spoil food
• Slows down but doesn’t completely
inactivate enzymes

3
Several changes may occur on drying:

1. Size and weight: markedly decreases due to loss of 80-


90% of water.
2. Shape and appearance: some drugs shrivel on drying,
others have their surface wrinkled or reticulated.
3. The method of drying also affects the appearance of
some unorganized drugs. Aloes, when rapidly heated
and cooled, produces homogenous glassy masses but
when slowly heated and cooled produces
heterogeneous opaque masses.

4
4. Texture: drugs on drying become harder ( roots), brittle
(leaves) while those containing starch become horny.
5. Colour: generally on drying, drugs become darker in
colour and in certain cases a total change of colour
occurs, e.g. poppy, when fresh is scarlet-red, on drying
becomes dull-violet.
Tea leaves change from green to brown almost black.
Flowers may lose their colour especially when red or
blue due to destruction of anthocyanin pigment
responsible for the colour.
6. Odour: Hyoscyamus and Digitalis lose their bad odour
on drying.
Orris acquire a pleasant odour on drying.

5
7. Taste: this may be altered. Fresh Gentian is very bitter
becoming pleasant on drying.
8. Constituents: some drugs containing sensitive
constituents as cardiac glycosides may undergo certain
degrees of hydrolysis during drying. Fresh Vanilla pods
contain gluco-vanillin and gluco-vanillic alcohol. On
drying, hydrolysis of both glycosides and oxidation to
vanillin take place.

Some changes are favorable and hence conditions should be made


suitable to encourage such changes.
On the other hand certain changes are undesirable
and conditions should be controlled to guard against their occurrence.

6
Type of drying processes
- Normal Drying: Air and contact drying under atmospheric pressure

- Vacuum drying: vaporization is facilitated by lower pressure

- Freeze drying: the materials is brought to the freezing point, the


solvent is then sublimed off  untuk menghindari kerusakan akibat
kenaikan suhu

7
Kandungan Air Dalam Bahan
Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar
basah atau atas dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air
dengan jumlah bahan kering.
kg H 2O
- Dasar Basah: x  100%
kg H 2O  kg Bahan

kg H 2O
- Dasar Kering X
kg Bahan

X
x  100%
1 X

bahan yg dimaksud adalah bahan kering yg bebas air

8
Suatu padatan basah akan dikeringkan dari
kandungan lembaban (moisture) 80 menjadi 5%,
basis basah. Hitunglah jumlah lembaban yang
diuapkan per 1000 kg produk kering.

Penyelesaian:
◦ Kandungan lembaban mula-mula
= 0,8/(1-0,8) = 4 kg air/kg padatan kering
◦ Kandungan lembaban akhir
= 0,05/(1-0,05) = 0,0527 kg air/kg padatan kering
◦ Padatan kering dalam produk = 1000(0,95) = 950 kg
◦ Lembaban yang harus diuapkan = 950(4-0,0527) = 3750 kg

9
Fundamental
Dalam pengeringan yg berperan adalah hubungan kesetimbangan air
dalam bahan dengan uap air dalam gas (udara) pengering. Air yang
berada dalam suatu bahan akan memberikan tekanan uap tertentu (pB).
Apabila bahan yg mengandung air dipertemukan dengan suatu aliran
udara yg memiliki kondisi tertentu dan tetap (tekanan uap air dalam
udara, pA), maka bahan akan mengalami salah satu berikut:

pB Kemungkinan:
pA pA 1. Kesetimbangan : pA = pB
2. Terjadi proses drying: pA < pB
3. Terjadi proses adsorpsi: pA > pB

pB Bahan pB pA
basah
pB
pA pA
pB

10
Ad. 1. Bahan tidak mengalami

Kandungan air kesetimbangan, kg H2O/100 kg


1.Kertas
perubahan kandungan air 2.Wool
3.Nitroselulosa
Jika tekanan uap yg diberikan bahan 4.Sutra
5.Kulit
(pB) sama dengan tekanan uap di 6.Kaolin
7.Daun tembakau
udara (pA) sehingga tidak ada gaya 8.Sabun
9.Lem
dorong untuk perpindahan air. 10.Kayu

padatan kering
 Keadaan ini disebut keadaan 11.Glass wool
12.Kain
setimbang
 Kandungan air dalam bahan
disebut kandungan air
kesetimbangan
Besarnya kandungan air
kesetimbangan tetap selama kondisi
udara tetap
Berbagai bahan yg berbeda
umumnya mempunyai kandungan
air kesetimbangan yg berbeda pula
Kelembaban relatif, %
11
Ad. 2. Kandungan air menurun karena penguapan
Jika tekanan uap air yg diberikan bahan > daripada pA
Penguapan berlangsung sampai tekanan uap yang
diberikan bahan sama dgn pA

Ad. 3. Kandungan air bahan akan bertambah


Jika tekanan uap yg diberikan bahan < tekanan uap di
udara dan akan berlangsung sampai tekanan uap yang
diberikan bahan sama dgn pA.

12
1. Kandungan uap lembab kesetimbangan, X*, yaitu kandungan uap lembab zat
ketika berada pada kesetimbangan dengan tekanan parsial uap yang tertentu.
2. Air terikat. Uap lembab yang terkandung dalam zat yang mana tekanan uap
kesetimbangannya lebih kecil dari tekanan uap cairan murni pada suhu yang
sama.
3. Air tak terikat. Uap lembab yang terkandung dalam zat yang mana tekanan uap
kesetimbangan sama dengan tekanan uap cairan murni pada suhu yang sama.
4. Air bebas, yaitu uap lembab yang dikandung oleh suatu zat melebihi uap lembab
kesetimbangan: X – X*. Hanya air bebas yang dapat diuapkan, dan kandungan
air bebas suatu padatan tergantung pada konsentrasi uap di dalam gas. 13
YR = HR

X1

Apabila bahan mempunyai kandungan air X1 atau lebih besar, tekanan


uap yg diberikan bahan sama dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yg
sama. Ini berarti bahwa bahan akan berada dalam kesetimbangan dengan
udara hanya apabila udara dalam keadaan jenuh (YR = 1 atau 100%)

14
YR

X1

Apabila bahan mengandung air lebih kecil dari X1 dipertemukan dengan


udara jenuh (YR = 1 atau 100%), maka kesetimbangan akan tercapai
setelah kandungan air bahan naik sampai X1

15
X1

Apabila bahan dgn kandungan air > X*, dipertemukan dengan udara yang
mempunyai kelembaban relatif A = 0,5 kandungan air dalam bahan akan
turun sampai X*, yaitu harga air kesetimbangan pada YR = 0,5.

Kandungan air dalam bahan dapat turun lebih rendah lagi apabila
dipertemukan dengan kelembaban relatif yang lebih rendah.

16
Kandungan air dalam bahan yg lebih rendah dari X1 memberikan tekanan uap
yang lebih rendah dari tekanan uap jenuh air murni pada suhu yg sama.
Hal ini dapat disebabkan oleh hal berikut:

1. Air berada dalam pori-pori (kapiler)


Air terikat
2. Air berupa larutan (ada zat padat yang larut)
(bound water)
3. Ada ikatan tertentu antara air dan bahan
Kandungan air lebih besar dari X1, memberikan tekanan uap yg sama dgn tekanan
uap air murni, air ini disebut air tak terikat (unbound water)
Kandungan air X1 merupakan perbatasan antara air terikat dan air tak terikat, disebut
dengan kandungan air kritik
Kandungan air atau jumlah air di atas harga kandungan air kesetimbangan disebut
air bebas (free water)

Bedakan : Air Bebas dengan Air Tak Terikat

Bila kandungan air bahan = X,


kandungan air kesetimbangan X* ,dan
kandungan air kritik Xk, maka

Kandungan air bebas = X – X*


Kandungan air tak terikat = X – Xk 17
Klasifikasi Pengering

• Pengering dimana zat padat bersentuhan langsung


dengan gas panas (biasanya udara). Pengering ini
disebut pengering adiabatik (adiabatic dryer) atau
pngering langsung (direct drying).
• Pengering dimana panas berpindah ke zat padat dari
suatu medium luar (mis uap yang terkondensasi,
biasanya melalui permukaan logam yang bersentuhan
dengan zat padat itu). Pengering jenis ini disebut
pengering non-adiabatik (non-adiabatic).
Pengering yang dipanaskan dengan energi dielektrik, radiasi, atau
gelombang mikro juga merupakan pengering non-adiabatik.

18
Klasifikasi Pengering (2)

Pada beberapa pengering terdapat gabungan pengering


adiabatik dan non-adiabatik, pengering jenis ini disebut
“pengering langsung tak langsung” (direct-indirect dryer).

Dalam pengering adiabatik, bahan yang akan dikeringkan


dapat dikontakkan dengan udara panas menurut cara yang
berbeda-beda:
1.Gas ditiup melintas permukaan hamparan atau lembaran zat padat
atau melintas satu atau kedua sisi lembaran atau film sinambung.
Proses ini disebut pengeringan dengan sirkulasi silang (cross
circulating drying).

19
Klasifikasi Pengering (3)

2. Gas ditiupkan melalui hampran zat 3. Zat padat disiram ke


padat butiran kasar yang bawah melalui suatu
ditempatkan di atas ayakan aliran gas yang bergerak
(screen). Cara ini disebut perlahan-lahan ke atas
pengeringan sirkulasi tembus
(through circulating drying).
Sebagaimana pada pengeringan
sirkulasi silang, di sinipun
kecepatan gas harus rendah untuk
mencegah zat padat terbawa oleh
gas panas.

20
Klasifikasi Pengering (4)

4. Gas dialirkan melalui zat 5. Zat padat seluruhnya dibawa


padat dengan kecepatan ikut dengan aliran gas
yang cukup untuk kecepatan tinggi dan
memfluidisasi hamparan. diangkut secara pneumatik
dari piranti pencampuran ke
pemisah mekanik.

21
Dryer types:

22
23
LAJU PENGERINGAN

Laju pengeringan diperlukan untuk merencanakan waktu


pengeringan untuk memperkirakan ukuran alat yang
digunakan untuk pengeringan suatu bahan tertentu, perlu
diketahui:

• Berapa lama waktu yang diperlukan untuk menge-


ringkan suatu bahan dari suatu kandungan air
tertentu sampai kandungan air yang lain
• Bagaimana pula pengaruh kondisi udara pengering
terhadap waktu tersebut.

Laju pengeringan suatu bahan tidak dapat diramalkan


tetapi harus diamati dan ditentukan dengan percobaan.
24
Percobaan pengeringan dilakukan dengan cara mengeringkan suatu bahan dengan
kondisi (suhu, kelembaban dan laju alir ) udara yang tetap. Berat bahan diamati
pada tiap selang waktu tertentu. Dari data berat bahan pada berbagai waktu selama
pengeringan dapat ditentukan laju pengeringan pada berbagai saat. Percobaan
pengeringan dilangsungkan sampai bahan tidak lagi mengalami perubahan berat

Udara

T, H, G  tetap

Hasil Pengamatan
Waktu (jam), t Berat Bahan (kg), W
W = berat bahan basah
t0 W0 W0 = berat bahan mula-mula
t1 W1 t = waktu, jam
t* = waktu dimana tdk ada lg
perubahan berat (W* tetap)
t* W*
25
Apabila berat bahan (tanpa air) adalah Wp kg, maka kandungan airnya adalah:
W  Wp kg air
X
Wp kg bahan

Pada kondisi percobaan, kandungan air kesetimbangan dapat ditentukan


misalnya X*.

Kandungan air bebas: X = Xt – X*


Xt = kandungan air pada waktu t

Dari data percobaan pengeringan tersebut dapat dibuat kurva kandungan air atau
kandungan air bebas thd waktu

Laju pengeringan didefinisikan sbg:

R = jumlah air yg menguap per satuan waktu per satuan luas

kg air
R
jam  m 2
26
Secara matematik:
W
R
A  t Bila kurva W vs t lurus (linier)
W p  x A = luas bidang yg mengalami
 pengeringan, m2
A  t

Apabila kurva W vs t tidak lurus, pengukuran W harus dilakukan pada waktu yg


kecil (persamaan sebelumnya hanya memberikan harga R rata-rata). Jadi R
dihitung dengan mengukur arah lereng (slope) garis W vs t atau X vs t pada suatu
saat. (dW/dt dievaluasi secara grafik).

Kurva laju pengeringan sering kali teridiri dari 2 bagian:


-Periode pengeringan dengan laju tetap (BC)
-Periode pengeringan dengan laju menurun (CDE)

27
Mula-mula, setelah bahan berkontak dengan udara pengering, terjadi perubahan
suhu bahan padat sampai suatu harga yang mantap (garis AB). Untuk kasus yg
lain, temperatur bahan agak tinggi, sehingga laju dimulai dari A’. Periode
penyesuaian awal ini yg bersifat unsteady (AB atau A’B) biasanya dalam periode
yg pendek dan sering diabaikan dalam analisa drying.
28
Setelah keadaan mantap tercapai, laju pengeringan akan tetap untuk
selang waktu tertentu (BC)  pengeringan dengan laju tetap (Constant
Rate Period).

Air yg menguap adalah air tak terikat. Dapat dianggap bahwa bahan
diselaputi cairan pada permukaannya sehingga penguapan seolah-olah
berlangsung dari permukaan cair.

Periode ini berlangsung sampai kandungan air pada bahan mencapai


kandungan air kritik (Xk). Setelah melewati Xk, laju pengeringan akan
menurun terus sampai akhirnya berhenti (R=0), yaitu pada saat
tercapainya kandungan air kesetimbangan (X*).  pengeringan dengan
laju menurun (Falling Rate Period).

29
Drying processes: Air/water systems

Drying regimes

Warming up

Constant rate t
regime

Falling rate
dw / dt
regime

30
relative moisture

You might also like