Professional Documents
Culture Documents
Drying vs Evaporasi
2
How Drying Preserves Food
• Removes moisture stops the growth of
bacteria, yeasts & molds that normally
spoil food
• Slows down but doesn’t completely
inactivate enzymes
3
Several changes may occur on drying:
4
4. Texture: drugs on drying become harder ( roots), brittle
(leaves) while those containing starch become horny.
5. Colour: generally on drying, drugs become darker in
colour and in certain cases a total change of colour
occurs, e.g. poppy, when fresh is scarlet-red, on drying
becomes dull-violet.
Tea leaves change from green to brown almost black.
Flowers may lose their colour especially when red or
blue due to destruction of anthocyanin pigment
responsible for the colour.
6. Odour: Hyoscyamus and Digitalis lose their bad odour
on drying.
Orris acquire a pleasant odour on drying.
5
7. Taste: this may be altered. Fresh Gentian is very bitter
becoming pleasant on drying.
8. Constituents: some drugs containing sensitive
constituents as cardiac glycosides may undergo certain
degrees of hydrolysis during drying. Fresh Vanilla pods
contain gluco-vanillin and gluco-vanillic alcohol. On
drying, hydrolysis of both glycosides and oxidation to
vanillin take place.
6
Type of drying processes
- Normal Drying: Air and contact drying under atmospheric pressure
7
Kandungan Air Dalam Bahan
Kandungan air dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar
basah atau atas dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air
dengan jumlah bahan kering.
kg H 2O
- Dasar Basah: x 100%
kg H 2O kg Bahan
kg H 2O
- Dasar Kering X
kg Bahan
X
x 100%
1 X
8
Suatu padatan basah akan dikeringkan dari
kandungan lembaban (moisture) 80 menjadi 5%,
basis basah. Hitunglah jumlah lembaban yang
diuapkan per 1000 kg produk kering.
Penyelesaian:
◦ Kandungan lembaban mula-mula
= 0,8/(1-0,8) = 4 kg air/kg padatan kering
◦ Kandungan lembaban akhir
= 0,05/(1-0,05) = 0,0527 kg air/kg padatan kering
◦ Padatan kering dalam produk = 1000(0,95) = 950 kg
◦ Lembaban yang harus diuapkan = 950(4-0,0527) = 3750 kg
9
Fundamental
Dalam pengeringan yg berperan adalah hubungan kesetimbangan air
dalam bahan dengan uap air dalam gas (udara) pengering. Air yang
berada dalam suatu bahan akan memberikan tekanan uap tertentu (pB).
Apabila bahan yg mengandung air dipertemukan dengan suatu aliran
udara yg memiliki kondisi tertentu dan tetap (tekanan uap air dalam
udara, pA), maka bahan akan mengalami salah satu berikut:
pB Kemungkinan:
pA pA 1. Kesetimbangan : pA = pB
2. Terjadi proses drying: pA < pB
3. Terjadi proses adsorpsi: pA > pB
pB Bahan pB pA
basah
pB
pA pA
pB
10
Ad. 1. Bahan tidak mengalami
padatan kering
Keadaan ini disebut keadaan 11.Glass wool
12.Kain
setimbang
Kandungan air dalam bahan
disebut kandungan air
kesetimbangan
Besarnya kandungan air
kesetimbangan tetap selama kondisi
udara tetap
Berbagai bahan yg berbeda
umumnya mempunyai kandungan
air kesetimbangan yg berbeda pula
Kelembaban relatif, %
11
Ad. 2. Kandungan air menurun karena penguapan
Jika tekanan uap air yg diberikan bahan > daripada pA
Penguapan berlangsung sampai tekanan uap yang
diberikan bahan sama dgn pA
12
1. Kandungan uap lembab kesetimbangan, X*, yaitu kandungan uap lembab zat
ketika berada pada kesetimbangan dengan tekanan parsial uap yang tertentu.
2. Air terikat. Uap lembab yang terkandung dalam zat yang mana tekanan uap
kesetimbangannya lebih kecil dari tekanan uap cairan murni pada suhu yang
sama.
3. Air tak terikat. Uap lembab yang terkandung dalam zat yang mana tekanan uap
kesetimbangan sama dengan tekanan uap cairan murni pada suhu yang sama.
4. Air bebas, yaitu uap lembab yang dikandung oleh suatu zat melebihi uap lembab
kesetimbangan: X – X*. Hanya air bebas yang dapat diuapkan, dan kandungan
air bebas suatu padatan tergantung pada konsentrasi uap di dalam gas. 13
YR = HR
X1
14
YR
X1
15
X1
Apabila bahan dgn kandungan air > X*, dipertemukan dengan udara yang
mempunyai kelembaban relatif A = 0,5 kandungan air dalam bahan akan
turun sampai X*, yaitu harga air kesetimbangan pada YR = 0,5.
Kandungan air dalam bahan dapat turun lebih rendah lagi apabila
dipertemukan dengan kelembaban relatif yang lebih rendah.
16
Kandungan air dalam bahan yg lebih rendah dari X1 memberikan tekanan uap
yang lebih rendah dari tekanan uap jenuh air murni pada suhu yg sama.
Hal ini dapat disebabkan oleh hal berikut:
18
Klasifikasi Pengering (2)
19
Klasifikasi Pengering (3)
20
Klasifikasi Pengering (4)
21
Dryer types:
22
23
LAJU PENGERINGAN
Udara
T, H, G tetap
Hasil Pengamatan
Waktu (jam), t Berat Bahan (kg), W
W = berat bahan basah
t0 W0 W0 = berat bahan mula-mula
t1 W1 t = waktu, jam
t* = waktu dimana tdk ada lg
perubahan berat (W* tetap)
t* W*
25
Apabila berat bahan (tanpa air) adalah Wp kg, maka kandungan airnya adalah:
W Wp kg air
X
Wp kg bahan
Dari data percobaan pengeringan tersebut dapat dibuat kurva kandungan air atau
kandungan air bebas thd waktu
kg air
R
jam m 2
26
Secara matematik:
W
R
A t Bila kurva W vs t lurus (linier)
W p x A = luas bidang yg mengalami
pengeringan, m2
A t
27
Mula-mula, setelah bahan berkontak dengan udara pengering, terjadi perubahan
suhu bahan padat sampai suatu harga yang mantap (garis AB). Untuk kasus yg
lain, temperatur bahan agak tinggi, sehingga laju dimulai dari A’. Periode
penyesuaian awal ini yg bersifat unsteady (AB atau A’B) biasanya dalam periode
yg pendek dan sering diabaikan dalam analisa drying.
28
Setelah keadaan mantap tercapai, laju pengeringan akan tetap untuk
selang waktu tertentu (BC) pengeringan dengan laju tetap (Constant
Rate Period).
Air yg menguap adalah air tak terikat. Dapat dianggap bahwa bahan
diselaputi cairan pada permukaannya sehingga penguapan seolah-olah
berlangsung dari permukaan cair.
29
Drying processes: Air/water systems
Drying regimes
Warming up
Constant rate t
regime
Falling rate
dw / dt
regime
30
relative moisture