You are on page 1of 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PENGARUH HIGH INTENSITY INTERVAL

TRAINING TERHADAP VO2MAX PADA

ANGGOTA BRIGADE MOBIL POLDA JATENG

1. Tujuan 1.1 Sebagai pedoman dalam pelaksanaan


pemberian Pengaruh High Intensity Interval
Training terhadap VO2max pada anggota Brigade
Mobil Polda Jateng.
1.2 Sebagai pedoman dalam pengambilan data
sebelum dan sesudah diberikan high intensity
interval training dan jogging 400m, selama 4
minggu terhadap VO2max pada anggota Brigade
Mobil Polda Jateng.
2. Ruang lingkup 2.1 Sebagai pedoman pelaksanaan skripsi dengan
judul “Pengaruh High Intensity Interval
Training Terhadap VO2max Pada Anggota
Brigade Mobil Polda Jateng”.
3. Acuan 3.1 Menz, V., Marterer, N., Amin, S. B.,
Faulhaber, M., Hansen, A. B., & Lawley, J. S.
(2019). Running Low-Volume High-Intensity
Interval Training: Effects on VO 2 max and
Muscular Endurance. In ©Journal of Sports
Science and Medicine (Vol. 18).
http://www.jssm.org.
3.2 Arboleda Serna, V. H., Arango Vélez, E. F.,
Gómez Arias, R. D., & Feito, Y. (2019).
Effects of a high-intensity interval training
program versus a moderate-intensity
continuous training program on maximal
oxygen uptake and blood pressure in healthy
adults: Study protocol for a randomized
controlled trial. Trials, 17(1), 1–7.
https://doi.org/10.1186/s13063-016-1522-y
3.3 Atakan, M. M., Li, Y., Koşar, Ş. N., Turnagöl,
H. H., & Yan, X. (2021). Evidence-based
effects of high-intensity interval training on
exercise capacity and health: A review with
historical perspective. International Journal of
Environmental Research and Public Health,
18(13). https://doi.org/10.3390/ijerph18137201
4. Definisi 4.1 HIIT adalah jenis latihan kardiovaskular yang
melibatkan periode waktu singkat dengan
intensitas tinggi yang diikuti dengan periode
waktu singkat, intensitas rendah atau istirahat
(Atakan et al., 2021). Efek HIIT yang
menguntungkan pada beberapa faktor
prognostik penting (penyerapan maksimal
oksigen, fungsi ventrikel, fungsi endotel), dan
peningkatan kualitas hidup. Sehingga efek HIIT
pada sistem kariorespirasi dan otot memiliki
manfaat kesehatan (Guiraud, 2012 ; Kenney,
2020).
5. Prosedur 5.1 Penentuan Subjek
Sebelum penelitian, dilakukan survei terlebih
dahulu melalui observasi dan mengumpulkan
data anggota Brimob Polda Jateng. Populasi
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
serta bersedia menjadi subjek penelitian,
kemudian dilakukan anamnesis dan diberikan
kuisioner sebagai kelengkapan instrumen.
5.2 Informed Consent
Menjelaskan terkait lembar informasi esensial,
kemudian memberikan lembar informed
consent, subjek yang menyetujui
menandatangani informed consent.
5.3 Kriteria Pengukuran
a. Telah membaca, memahami, dan
menandatangani surat kesediaan menjadi
pengukur
b. Teliti dalam melakukan pengukuran
c. Mampu mengikuti prosedur yang telah
diberikan
5.4 Pengukuran Vital Sign
a. Alat yang diperlukan
1) Pulse oximeter
2) Sphygmomanometer
3) Tabel RPE dan SOB
b. Prosedur pengukuran Vital Sign
1) Pengukur akan meminta subjek untuk
duduk long sitting terlebih dahulu
selama 10-15 menit sebelum dilakukan
pengukuran vital sign.
2) Setelah duduk long sitting selama 10-
3) 15 menit barulah dilakukan pengukuran
denyut nadi, tekanan darah, saturasi
oksigen, skala sesak (Shortness of
Breath) dan skala kelelahan (Rating of
Preceived Exertion) tubuh dan tungkai.
4) Pengukuran vital sign dilakukan
sebelum dan setelah pemberian
intervensi.
5.5 Pengukuran V0₂max
a. Alat
1) Pulse oximeter
2) Stopwatch
3) Meteran
4) Alat tulis untuk mencatat jarak tempuh
5) Pita sebagai tanda trek dan jarak
interval.
b. Prosedur Pengukuran
Pengukuran VO2max menggunakan cooper 12
minute walk test. Pengukuran akan dilakukan
satu minggu sebelum diberiakan intervensi
HIIT dan dua hari setelah diberikan intervensi
HIIT terakhir pada pagi hari. Subjek disarankan
untuk menjaga pola hidup, seperti cukup
istirahat (tidur 6-8 jam pada malam
sebelumnya), tidak minum berakhohol,
menghindari caffein 6 jam sebelum test
dimulai, sarapan ringan 2-3 jam sebelum
latihan, dan tidak melakukan aktivitas berat.
Pastikan pakaian dan sepatu yang digunakan
nyaman serta tidak menghambat jalannya
pengukuran. Tahap pengukuran sebagai
berikut: (1) sebelum latihan subjek akan
diperiksa vital sign seperti tekanan darah,
denyut nadi, saturasi oksigennya oleh pengukur,
(2) subjek diminta melakukan warm up selama
10 menit, (3) subjek diminta mengatur posisi
agar tidak berbenturan satu sama lain, subjek
disarankan berlari dengan kecepatan stabil agar
tidak kelelahan dimenit terakhir, (4) Pengukur
menekan stopwatch saat aba-aba “mulai“, (5)
Ketika waktu untuk berlari 12 menit habis,
pengukur akan menyebutkan “berhenti”, (6)
Setelah selesai, pengukur akan memeriksa
mencatat hasil jarak tempuh subjek dan segera
dilakukan pengukuran VO2max dengan
menghitung denyut nadi per menit
menggunakan pulse oximeter, (7) Jumlah jarak
tempuh dimasukkan ke dalam rumus VO2max
berdasarkan Cooper 12 minute walk test, (8)
Hasil pengukuran akan didapat hasil pre dan
post test berupa nilai VO₂max, dimana akan
dilakukan pengolahan data dan analisa.

5.6 Pelaksanaan
a. Pelaksanaan latihan HIIT
Sebelum pemberian intervensi, subjek diminta
melakukan warm up selama 10 menit untuk
mencegah terjadi cedera ketika latihan. Pakaian
dan sepatu yang digunakan subjek harus
nyaman serta tidak gerakan saat latihan.
Kelompok perlakuan akan memperoleh
intervensi HIIT dengan variasi gerakan high
knees run, push up, crurch cycle, burpee, dan
mountain climbers.
Masing-masing gerakan dilakukan dalam satu
set durasi waktu 8x20 detik dan diselingi
istirahat 10 detik. Satu set latihan 3 kali diulang
dan diselingi istirahat selama 5 menit. Dosis
latihan dilakukan 12 sesi dalam 4 minggu.
Dilakukan latihan seminggu 3 sesi, memerlukan
waktu latihan 22 menit. HIIT yang akan
diberikan direkam dengan video, kemudian
diberikan sebelum intervensi untuk memastikan
bahwa subjek terbiasa dengan gerakan dan
prosedur. Video ini diputar di layar selama
intervensi pelatihan untuk memastikan bahwa
subjek mengikuti ritme setiap gerakan. Untuk
memastikan bahwa intervensi dilakukan pada
intensitas latihan yang memadai, HR peserta
dicatat sepanjang sesi dengan pulse oximeter.
Detak jantung puncak dari setiap sesi dianggap
75% dari HRmax atau lebih yang telah dicatat
selama cooper 12 minute walk test. Kemudian
sesudah latihan dilakukan pendinginan selama
5 menit.
c. Pelaksanaan jogging 400m
Prosedur pemberian jogging 400m pada
kelompok kontrol. Subjek melakukan jogging
dua kali dalam satu minggu, saat melakukan
jogging disarankan memakai pakaian dan
sepatu yang nyaman agar tidak menghambat
jalannya aktivitas jogging, selama penelitian
diharapkan tidak mengikuti program atau
melakukan aktivitas berat, selalu konsisten saat
jogging.
6. Dokumentasi Dilakukan oleh pengukur

You might also like