Professional Documents
Culture Documents
1
Sebagaimana yang diuraikan dalam Bab 1 LKPJ Bupati Wonosobo tahun 2020
bahwa, dokumen LKPJ ini disusun berdasarkan pelaksanaan program dan kegiatan
yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan anggaran tahunan (RKPD) yang
merupakan penjabaran tahunan RPJMD dengan berpedoman pada RPJPD. LKPJ juga
dilakukan sebagai proses pencapaian kinerja dalam mewujudkan visi dan misi
pemerintah daerah sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD).
Sejak adanya ketentuan yang mengatur tentang tidak adanya kewajiban
Kepala Daerah Menyusun LKPJ akhir masa jabatan sesuai Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2019, maka LKPJ Kabupaten Wonosobo tahun 2020 mempunyai
kedudukan yang penting dan strategis dalam sistem perencanaan dan
pertanggungjawaban pemerintah daerah, karena merupakan laporan kinerja tahun
akhir pelaksanaan RPJMD periode 2016-2021, sehingga data – data capaian kinerja
tahun tersebut akan menjadi dasar (titik awal) perencanaan lima tahun yang akan
datang, sedangkan Permasalahan pembangunan setiap urusan pemerintah daerah
yang masih terjadi sampai tahun 2020 akan menjadi dasar perumusan isu strategis
baru yang harus diperhatikan dalam perencanaan lima tahun yang akan datang pada
RPJMD yang baru nantinya periode 2021 – 2025.
Secara garis besar dokumen LKPJ Bupati Wonosobo tahun 2020 yang
diserahkan kepada DPRD, telah menyajikan data dan informasi realisasi capaian
tujuan, sasaran, program dan kegiatan beserta capaian indikator kinerjanya,
keberhasilan serta permasalahan yang terjadi beserta solusi yang dilaksanakan
dalam pelaksanaan pembangunan selama Tahun 2020. Selanjutnya menjadi tugas
DPRD untuk membahasnya secara internal sesuai tatib DPRD, kemudian
memberikan catatan dan rekomendasi guna perbaikan kebijakan pada masa yang
akan datang.
2
penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut dikemas dalam tema
pembangunan “Peningkatan Kualitas Layanan Publik Berbasis Kabupaten
Pintar (smart regency) untuk Pemantapan Perekonomian Daerah
Kabupaten” yang merupakan tahapan kelima dalam periode RPJMD 2016-
2021. Merupakan pertanggung-jawaban atas pelaksanaan tahun ke 5 (lima) RPJMD
Kabupaten Wonosobo periode 2016-2021, dengan visi “TERWUJUDNYA
WONOSOBO BERSATU UNTUK MAJU, MANDIRI DAN SEJAHTERA UNTUK
SEMUA”.
Untuk mewujudkan visi, tersebut, pemerintah kabupaten Wonosobo ,
mengusung 5 misi strategis, yaitu:
1) Meningkatkan produktifitas dan pendapatan masyarakat melalui
kebijakan ekonomi kerakyatan dan peningkatan infrastruktur pedesaan
dan perkotaan;
2) Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada perluasan
pembangunan infrastruktur perdesaan dan perkotaan untuk
pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan,
dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat;
3) Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan
dengan meningkatkan investasi dan pemanfaatan sumberdaya alam
secara rasional, efektif dan efisien untuk mengurangi kesenjangan antar
wilayah dan memperluas lapangan kerja;
4) Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul, sehat dan berkualitas
melalui program pendidikan dan kesehatan serta berprestasi di
berbagai aspek kehidupan.
5) ewujudkan manajemen pemerintahan daerah yang profesional,
kepemimpinan daerah yang efektif, kepemimpinan yang amanah dan
pelayanan publik yang berkualitas.
Untuk tahun 2020, tema pembangunan sesuai RKPD Perubahan 2020 RKPD
sebagaimana telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 20 Tahun 2019
Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2020, yaitu
“Peningkatan Kualitas Layanan Publik Berbasis Kabupaten Pintar (smart
regency) untuk Pemantapan Perekonomian Daerah Kabupaten”. Tema
tersebut mengusung beberapa program strategis, sebagaimana dituangkan
dalam Dokumen Perubahan RKPD 2020.
3
Tabel.1. Program Pemerintah Daerah Berdasarkan OPD
4
Program pengadaan
peningkatan dan perbaikan
sarana dan prasarana
puskesmas/ puskemas
pembantu dan jaringannya
Program Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Program pengawasan
danpengendalian kesehatan
makanan
Program Pencegahan
Penyakit tidak menular
Program Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Badan
Layanan Umum
Daerah (BLUD) Rumah Sakit
Program pengadaan
peningkatan sarana dan
prasarana rumah
sakit/rumah sakit jiwa/
rumah sakit paru-paru/
rumah sakit mata
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur
Program Pembangunan Jalan
dan Jembatan
Program Pembangunan
Saluran Drainase/ Gorong-
gorong
Program Rehabilitasi/
Pekerjaan Umum dan Pemeliharaan Jalan dan
Penataan Ruang Jembatan
Program Inspeksi Kondisi
Jalan dan Jembatan
Program Pengembangan dan
Pengelolaan Jaringan Irigasi
Rawa dan jaringan Irigasi
Lainnya
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan Air
Minum dan
Air Limbah
Program Peningkatan
Kapasitas Kelembagaan
Infrastruktur
Program Perencanaan Tata
Ruang
Program Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
Perumahan Rakyat dan Program Pengembangan
5
Kawasan Permukiman Perumahan
Program pencegahan dini
dan penanggulangan korban
bencana alam
Program perencanaan
Kententraman, Ketertiban pembangunan daerah rawan
Umum dan Perlindungan bencana
Masyarakat Program Peningkatan
Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Program pengembangan
wawasan kebangsaan
Program peningkatan
pemberantasan penyakit
masyarakat (pekat
Program pendidikan politik
masyarakat
Program pemberdayaan
masyarakat untuk menjaga
ketertiban dan keamanan
Sosial Program Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Lainnya
Program Pelayanan dan
Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial
Program Pembinaan Anak
Terlantar
Program Pembinaan Para
Penyandang Cacat dan
Trauma
Program pembinaan eks
penyandang penyakit sosial
(eks narapidana,
PSK, narkoba dan penyakit
sosial lainnya)
rogram Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan
Sosial
Urusan Wajib Program Peningkatan
Pelayanan Non Kualitas dan Produktivitas
Dasar Tenaga Kerja
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Program Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga
Ketenagakerjaan
Program Pengembangan
6
Tenaga Kerja Hubungan Industrial dan
Peningkatan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
Program Keserasian
Kebijakan Peningkatan
Kualitas Anak dan
Perempuan
Program Penguatan
Kelembagaan
Pengurustamaan Gender dan
Anak
Program Peningkatan
Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan
Program Peningkatan Peran
Serta dan Kesetaraan Gender
dalam Pembangunan
Program Peningkatan
Pangan Ketahanan Pangan
Program Pengembangan
Diversifikasi dan Pola
Konsumsi Pangan
Program Penataan
Pertanahan Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan, dan
Pemanfaatan Tanah
Program Penyusunan Sistem
Informasi Pertanahan yang
Handal
Program Pengembangan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Lingkungan Hidup Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan
Lingkungan
Hidup
Program Peningkatan
Kualitas dan Akses Informasi
Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
Program pengelolaan ruang
terbuka hijau (RTH
Program Peningkatan
7
Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan
Pemberdayaan Program Pengembangan
Masyarakat dan Desa Lembaga Ekonomi Pedesaan
Program Peningkatan
Partisipasi Masyarakat Dalam
Membangun
Desa
Program Peningkatan
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
Program Pembinaan Fasilitasi
Pengelolaan Keuangan Desa
Program Pembangunan
Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan
Perhubungan Program Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
Program Peningkatan
Pelayanan Angkutan
Program Pengendalian dan
Pengamanan Lalu Lintas
Program Pengembangan
Komunikasi Informasi dan
Komunikasi dan Media Massa
Informatika Program fasilitasi
Peningkatan SDM bidang
komunikasi dan
informasi
Program Kerjasama
Informasi Dengan Mass
Media
Program Optimalisasi
Pemanfaatan Teknologi
informasi
8
Kondusif
Program Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Program Peningkatan
Kualitas Kelembagaan
Koperasi
9
Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
Program Pengembangan
Data/Informasi
Program Perencanaan
10
Urusan Pembangunan Daerah
Penunjang Program Perencanaan
Urusan Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Pemerintahan Program Perencanaan
Pembangunan Sosial dan
Budaya
Program Perencanaan
Prasarana Wilayah dan
Sumber Daya Alam
11
Undangan
12
1. Capaian indikator makro ekonomi dan sosial daerah
2. Capaian indikator kinerja Visi dan Misi Daerah
3. Capaian indikator kinerja keuangan daerah
0
R 2016 R 2017 R 2018 R 2019 R 2020
-1
-1.66
-2
-3
14
Angka Pengangguran Wonosobo
5.00
4.51
4.50
4.00 3.64 4.04
3.50 2.96
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
R 2016 R 2017 R 2018 R 2019 R 2020
10
0
R 2016 R 2017 R 2018 R 2019 R 2020
72
71.87
71.5
71.31
71
70.66
70.5
70
69.5
R 2016 R 2017 R 2018 R 2019 R 2020
15
Rekomendasi:
Atas capaian kondisi makro ekonomi dan sosial tahun 2020 yang Kembali
mengalami penurunan, DPRD tentu memahaminya, bahwa tahun 2020
sebagai situasi darurat kesehatan, dimana pembatasan aktifitas masyarakat
untuk mencegah semakin meluasnya covid-19 tentu sangat mempengaruhi
kinerja ekonomi dan sosial atas target target makro ekonomi dan tingkat
kesejahteraan masyarakat yang telah di tetapkan pada tahun anggaran
2020, untuk itu atas menurun kinerja ekonomi dan sosial di tahun 2020
DPRD merekomendasikan hal hal sebagai berikut:
TUJUAN REKOMENDASI DPRD
1) Percepatan Dilakukan Langkah taktis untuk percepatan dan
terciptanya herd kelancaran pelayanan vaksinasi bagi kelompok rentan
immunity Kabupaten dan pelayanan public serta pekerja ekonomi
Wonosobo pada akhir kerakyatan di Kabupaten Wonosobo.
semester 2021
2) Percepatan Pemulihan a) Pemerintah daerah segera mengidentifikasi sector
ekonomi perekonomian penyumbang PDRB mana saja yang
kategorinya sangat terpuruk, terpuruk dan normal
oleh pandemic covid-19 ini.
b) Dari data hasil identifikasi berbagai sector pada
poin a diatas, pemerintah daerah pada tahun 2021
segera mengambil Langkah Langkah taktis berupa
kebijakan baik regulasi maupun anggaran yang
memadai, untuk menyelamatkan sektor yang
sangat terpuruk, pemulihan sector yang terpuruk
dan akselerasi sector yang masih normal, agar
perekonomian segera recovery.
c) Mempertahankan kemampuan konsumsi
masyarakat melalui bantuan sosial dan penciptaan
lapangan kerja dan pengendalian inflasi.
d) Mempercepat realisasi konsumsi pemerintah
(belanja APBD) dengan mengutamakan produk
local agar produksi barang dan jasa masyarakat
bergerak kembali.
e) Melindung sector pertanian, perikanan, perkebunan
untuk menjaga ketahanan dan keamanan pangan.
3) Pemulihan kualitas a) Demi mencegah meluasnya Covid-19 telah
Pendidikan merubah sistem tatap muka pembelajaran di
penunjang IPM seluruh sekolah dari langsung menjadi daring, hal
ini tentu akan mempengaruhi kualitas Pendidikan
selama pandemi, untuk itu pemerintah daerah
segera melakukan perencanaan kebijakan sekolah
16
tatap muka Kembali (tentu dengan protocol
kesehatan yang ketat, misalnya pemanfaatan tes
covid bagi siswa tiap hari yang mudah dan cepat,
seperti g nose dll) agar meskipun ada covid
standar mutu Pendidikan harus tetap memenuhi
syarat untuk memenuhi abad 21. Jika perlu
Sekolah harus memanfaatkan waktu libur untuk
mengejar ketertinggalan di bidang Pendidikan
terutama bagi pelajaran yang memerlukan banyak
praktik lewat tatap muka. intinya sekolah harus
segera mengejar ketertinggalan dibidang
pembelajaran akibat covid sekaligus merehabilitasi
kehilangan masa sosialisasi antar siswa.
b) Reformasi pelayanan Kesehatan dengan
mengutamakan kebijakan promotive dan
preventive disbanding curative, dengan pandemic
covid-19 terbukti bahwa negara negara yang
tingkat kematiannya tinggi disebabkan oleh karena
comorbid (penyakit penyerta) yang tinggi.
Sebagaimana yang tersaji dalam bab I dokumen LKPJ Bupati Wonosobo Tahun
2020, bahwa: penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Wonosobo selama
Tahun 2020. Disusun berdasarkan Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 47 Tahun
2020 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Wonosobo
Tahun 2020 dan Peraturan Daerah Kabupaten Wonosobo No 12 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Wonosobo
Tahun 2016-2021.untuk perwujudan Visi dan Misi daerah.
17
Berdasarkan table 5.3. dalam Bab V RPJMD Kabupaten Wonosobo 2016-2021,
tentang Indikator Kinerja Tujuan, Sasaran dan Target Kinerjanya bahwa, telah
ditetapkan 7 misi daerah, misi tersebut akan dicapai melalui 26 Tujuan 54
sasaran serta 90 indikator sasaran beserta target kinerjanya. dengan
rincian jumlah indikator pengukuran indicator sasaran masing-masing misi
sebagai berikut:
Misi Jumlah
indicator
sasaran
1. Mewujudkan Kabupaten Wonosobo sebagai kabupaten yang religius 2
dan demokratis.
2. Mewujudkan Kabupaten Wonosobo sebagai gerbang ekonomi utama 24
bagian selatan Provinsi Jawa Tengah yang berbasis pertanian,
pariwisata, industri, dan perdagangan.
3. Mewujudkan Kabupaten Wonosobo sebagai daerah tujuan wisata 3
unggulan berbasis budaya dan kearifan lokal.
4. Mewujudkan Kabupaten Wonosobo yang unggul di bidang seni, 4
budaya, dan olahraga.
5. Mewujudkan Kabupaten Wonosobo sebagai kabupaten yang unggul 11
di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan.
6. Mewujudkan Kabupaten Wonosobo menjadi kabupaten yang memiliki 42
aparatur pemerintahan yang mampu melaksanakan tata kelola
pemerintahan yang baik, bersih, dan partisipatif yang berorientasi
pada optimalisasi pelayanan publik.
7. Mewujudkan desa di Kabupaten Wonosobo sebagai pusat 4
pertumbuhan ekonomi melalui pemberdayaan masyarakat dalam
berbagai bidang.
Jumlah 90
18
Misi/Sasaran Data Tercapa Tidak Jumlah %
Na i Tercapai Tercapai
19
Distribusi dan Konsumsi Serta
Keamanan Pangan Daerah
o) Meningkatnya Usaha Agribisnis 2 1 3 67%
Dalam Pengelolaan Potensi
Pertanian
p) Berkembangnya dan Meningkatnya 1 1 0%
Daya Jual Potensi Wisata
q) Berkembangnya Industri Kecil dan 1 1 0%
Menengah
3. Mewujudkan Kabupaten 2 1 3 67%
Wonosobo sebagai Daerah tujuan
Wisata unggulan berbasis budaya
dan kearifan lokal
a) Meningkatnya Partisipasi Pelaku 1 1 0%
Budaya Daerah
b) Meningkatnya Pembinaan Dan 2 2 100%
Perlindungan Asset Budaya
4. Mewujudkan Kabupaten 2 2 4 50%
Wonosobo yang unggul di bidang
seni, budaya, olahraga
a) Meningkatnya Prestasi Seni dan 1 1 0%
Budaya Daerah
b) Meningkatnya Prestasi Pemuda 1 1 100%
dan Olahraga
c) Meningkatnya Ketersediaan 1 1 100%
Wahana Peningkatan Prestasi Seni
Budaya
d) Meningkatnya Ketersediaan 1 1 0%
Wahana Peningkatan Prestasi
Pemuda dan Olaharaga
5. Mewujudkan Kab Wonosobo 7 4 11 64%
sebagai kabupaten yang unggul di
bidang pendidikan dan pelayanan
kesehatan.
a) Meningkatnya Aksesibilitas 1 1 2 50%
Pendidikan
b) Terwujudnya Satuan Pendidikan 2 2 100%
Berbasis E- Learning
c) Meningkatnya Derajat Kesehatan 4 3 7 57%
Masyarakat
6. Mewujudkan Kabupaten 39 3 42 93%
Wonosobo menjadi kabupaten yang
memiliki aparatur pemerintaha n
yang mampu melaksanaka n tata
kelola pemerintaha n yang baik,
bersih, dan partisipatif yang
berorientasi pada optimalisasi
pelayanan publik.
a) Meningkatnya Kapasitas 1 1 100%
Pengelolaan Keuangan Dan Asset
Daerah
20
b) Terwujudnya Perencanaan Yang 1 1 100%
Akuntabel Dan Tepat Waktu
c) Meningkatnya Kapasitas Pembinaan 1 1 100%
Dan Pengawasan Internal
Pemerintahan
d) Penguatan Sistim Inovasi Daerah 1 1 100%
(SIDa)
e) Meningkatnya kompetensi aparatur 1 1 0%
f) Meningkatnya Kapasitas 6 6 100%
Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah Yang Lebih Efektif
g) Optimalisasi fungsi camat dalam 1 1 100%
rangka meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan,
pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat desa
h) Terselenggarakan nya dukungan 1 1 100%
pelaksanaan tugas dan wewenang
DPRD
i) Meningkatnya keterbukaan 4 4 100%
informasi dan komunikasi publik
yang berbasis Tekonologi Informasi
j) Meningkatnya keamanan informasi 1 1 100%
pemerintah daerah
k) Meningkatnya kepemilikan dokumen 7 7 100%
kependudukan dan pecatatan sipil
l) Meningkatnya layanan penanganan 1 1 100%
masalah pertanahan
m) Terkendalinya pertumbuhan 1 1 100%
penduduk
n) Meningkatnya pelayanan 1 2 3 33%
Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS)
o) Optimalnya pelayanan 2 2 100%
penanggulangan bencana dan
kebakaran daerah
p) Meningkatnya layanan 1 1 100%
tramtibumlinmas
q) Meningkatnya kesetaraan gender, 3 3 100%
perlindungan perempuan dan anak
dan pemenuhan hak anak
r) Meningkatnya Minat Baca 1 1 100%
Masyarakat
s) Meningkatnya Tertib Kearsipan 1 1 100%
Daerah
t) Meningkatnya Layanan Ketersediaan 1 1 100%
Statistik Sektoral dan Daerah Akurat
u) Meningkatnya layanan informasi 1 1 100%
dan fasilitasi penyelenggaraan
transmigrasi
21
v) Meningkatnya fasilitasi serta 1 1 100%
layanan data dan informasi urusan
ESDM
w) Meningkatnya dukungan kinerja 1 1 100%
perangkat daerah
7. Mewujudkan desa di Kabupaten 4 4 100%
Wonosobo sebagai pusat
pertumbuha n ekonomi melalui
pemberdayaa n masyarakat dalam
berbagai bidang.
a) Meningkatnya status desa 3 3 100%
b) Cakupan layanan pembangunan 1 1 100%
kawasan perdesaan
Jumlah/ Prosen 1 69 20 90 77%
22
Rincian 20 indicator sasaran yang pada LKPJ tahun 2020 tidak mencapai
target sehingga mempengaruhi tingkat keberhasil capaian misi daerah (tidak
seluruhnya target dicapai dengan predikat membanggakan), sebagaimana
dalam table berikut:
Indikator Kinerja Target Target Realisasi Capaian Status
Sasaran Akhir 2020 2020 2020
RPJMD
1) Nilai Tukar Petani 106,59 105,87 102,95* 97,24% Tidak
(NTP) Tercapai
2) Pesentase Peningkatan 20% 20% -66% -331,63% Tidak
Kunjungan Wisatawan Tercapai
3) Pertumbuhan PDRB 6,51% 6,29% 6,18%* 98,25% Tidak
Sektor Industri Tercapai
4) Presentase 85,0% 84,5% 61,54% 72,83% Tidak
Pertumbuhan Koperasi Tercapai
(Baru, Aktif, Sehat)
5) Pertumbuhan PDRB 7,47% 6,92% 6,22%* 89,88% Tidak
Sektor Perdagangan Tercapai
6) Persentase Cakupan Air 100% 100% 92,51% 92,51% Tidak
Minum Tercapai
7) Cakupan Akses Sanitasi 100% 100% 79,78% 79,78% Tidak
Layak Tercapai
8) Persentase 90,00% 90,00% 86,76% 96,40% Tidak
Peningkatan Tercapai
Kesesuaian Arahan
Penggunaan Lahan
9) Persentase 55,00% 52,50% 51,89% 98,83% Tidak
Pengembangan Tercapai
Kawasan Cepat
Tumbuh, Perkotaan
Wonosobo- Kutoarjo
dan Border City
10) Persentase Kinerja 72,71% 71,50% 66,18% 92,56% Tidak
Layanan Irigasi Tercapai
11) Cakupan Pelaku 10% 10% 1% 10,92% Tidak
Budaya dalam Even Tercapai
Budaya Daerah
12) Pertumbuhan Prestasi 10% 10% 1% 11,73% Tidak
Seni dan Budaya Tercapai
Daerah
13) Optimalnya 100% 100% 0% 0,00% Tidak
Pemanfaatan Wahana Tercapai
Pembinaan Pemuda
dan Olah Raga di
Heroes Park dan Sport
Center WR. Supratman
14) Angka Harapan Lama 14,30 14,10 13,50 95,74% Tidak
Sekolah Tercapai
15) Angka Kematian Ibu 70/100.000 70/100.00 215,67/10 32,46% Tidak
23
KH 0 0.000 KH Tercapai
KH
16) Angka Kematian Balita 1 /1.000 10,5/1.000 13,08/ 80,28% Tidak
KH KH 1000KH Tercapai
17) Prevalensi Gizi Buruk 0,05% 0,05% 0,07% 71,43% Tidak
Tercapai
18) Persentase Aparat yang 97,00% 95,50% 88,70% 92,88% Tidak
Memiliki Kapasitas Tercapai
Sesuai Standard
19) Cakupan Keluarga yang 2,70% 2,70% 1,86% 68,89% Tidak
Mendapat Layanan Tercapai
UPPKS
20) Cakupan Keluarga yang 63,00% 62,44% 61,74% 98,88% Tidak
Mendapat Layanan Tri Tercapai
Bina
24
Air Minum, Sanitasi dan masyarakat terhadap peningkatan anggaran untuk
Rumah Layak Huni Bagi sanitasi Cakupan Akses Sanitasi Layak
Masyarakat bagi masyarakat
8) Meningkatnya Apa penyebab indicator ini tidak
Kesesuaian Arahan mencapai target? Persentase
Penggunaan Lahan Peningkatan Kesesuaian Arahan
Penggunaan Lahan
9) Meningkatnya Persentase Pengembangan
Pengembangan Kawasan Cepat Tumbuh,
Kawasan Strategis Perkotaan Wonosobo- Kutoarjo
Cepat Tumbuh, dan Border City
Perkotaan Wonosobo-
Kutoarjo dan Border
City
10)Meningkatnya Persentase Kinerja Layanan
Pelayanan Irigasi Irigasi
11)Meningkatnya Cakupan Pelaku Budaya dalam
Partisipasi Pelaku Even Budaya Daerah
Budaya Daerah
12)Meningkatnya Prestasi Pertumbuhan Prestasi Seni dan
Seni dan Budaya Budaya Daerah
Daerah
13)Meningkatnya Optimalnya Pemanfaatan Wahana
Ketersediaan Wahana Pembinaan Pemuda dan Olah
Peningkatan Prestasi Raga di Heroes Park dan Sport
Pemuda dan Olaharaga Center WR. Supratman
14)Meningkatnya Angka Harapan Lama Apa Peyebab nya indicator ini
Aksesibilitas Pendidikan Sekolah tidak mencapai target?
15)Meningkatnya Derajat Turunnya Angka Kematian Perbaikan kebijakan (program,
Kesehatan Masyarakat Ibu kegiatan dan kecukupan
anggaran) untuk penurunan AKI
16)Meningkatnya Derajat Turunnya Angka Kematian Perbaikan kebijakan (program,
Kesehatan Masyarakat Balita kegiatan dan kecukupan
anggaran) untuk penurunan
AKBalita
17)Meningkatnya Derajat Turunnya Angka Kematian Perbaikan kebijakan (program,
Kesehatan Masyarakat Bayi kegiatan dan kecukupan
anggaran) untuk penurunan AKB
18)Meningkatnya Derajat Penurunan Prevalensi Gizi Perbaikan kebijakan (program,
Kesehatan Masyarakat Buruk kegiatan dan kecukupan
anggaran) untuk peningkatan
gizi Masyarakat
19)Meningkatnya Standarisasi kapasitas Peningkatan kegiatan yang efektif
kompetensi aparatur aparatur untuk meningkatkan Aparat yang
Memiliki Kapasitas Sesuai
Standard
20)Meningkatnya Cakupan Keluarga yang
pelayanan Penyandang Mendapat Layanan UPPKS
Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber
25
Kesejahteraan Sosial
(PSKS)
21)Meningkatnya Cakupan Keluarga yang
pelayanan Penyandang Mendapat Layanan Tri Bina
Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan
Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial
(PSKS)
26
Bagi hasil bukan pajak -
Dana alokasi umum 930.205.439.000,00 930.205.439.000 - 100,0%
Dana alokasi khusus 257.833.079.793,00 263.711.964.583 5.878.884.790 102,3%
LAIN2 PENDAPATAN YG SAH 642.054.712.000 637.160.984.548 (4.893.727.452) 99,2%
Dana darurat -
Pendapatan hibah 83.687.200.000,00 84.855.970.332 1.168.770.332 101,4%
Dana bagi hasil pajak dr prov. 103.415.715.000,00 91.978.353.408 (11.437.361.592) 88,9%
Dana penyesuaian & otsus 53.372.572.000,00 62.978.422.000 9.605.850.000 118,0%
Bantuan keuangan dr prov. 37.586.000.000,00 33.355.013.808 (4.230.986.192) 88,7%
Pendapatan lainnya/Dana desa 363.993.225.000,00 363.993.225.000 - 100,0%
BELANJA 2.240.478.231.418 2.126.472.056.535 114.006.174.883 94,9%
BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.485.217.375.343 1.422.103.666.071 63.113.709.272 95,8%
Belanja pegawai 828.682.546.310,83 785.403.848.312 43.278.697.999 94,8%
Belanja bunga 700.000.000,00 406.391.671 293.608.329
Belanja subsidi -
Belanja hibah 91.292.033.132,00 89.567.618.695 1.724.414.437 98,1%
Belanja bantuan sosial 18.316.900.000,00 17.045.992.092 1.270.907.908 93,1%
Belanja bagi hasil kepada pemdes 9.250.002.600,00 9.250.002.600 - 100,0%
Belanja bantuan keu. Kpd pemdes 529.751.835.800,00 518.785.870.613 10.965.965.187 97,9%
Belanja tidak terduga 7.224.057.500,00 1.643.942.088 5.580.115.412 22,8%
BELANJA LANGSUNG 755.260.856.075 704.368.390.464 50.892.465.611 93,3%
Belanja pegawai 53.305.214.143,00 55.039.797.799 (1.734.583.656) 103,3%
Belanja barang & jasa 428.445.366.857,00 395.313.583.513 33.131.783.344 92,3%
Belanja modal 273.510.275.075,00 254.015.009.152 19.495.265.923 92,9%
Surplus / (Devisit) (120.137.969.845) 40.788.030.206
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 120.137.969.845 107.701.046.205 12.436.923.640
Silpa tahun sebelumnya 87.840.209.776 87.840.209.776 -
Pencairan dana cadangan -
Hasil penjualan kekada yg dipisah -
Penerimaan pinjaman daerah 32.000.000.000,00 19.122.750.150 12.877.249.850
Pen. kembali pembr. pinjaman 297.760.069,00 738.086.279 (440.326.210)
Penerimaan piutang daerah
Pengeluaran Pembiayaan - -
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal (investasi)
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
Pembayr. Kegiatan lanjutan
Pembiayaan netto 120.137.969.845 107.701.046.205
SILPA THN BERJALAN - 148.489.076.411 6,5%
27
PROPORSI SILPA KAB. WONOSOBO
400,000,000,000 14.8% 16.0%
350,000,000,000 14.0%
300,000,000,000 12.0%
150,000,000,000 6.0%
4.8% 3.9%
100,000,000,000 175,892,571,872.0 4.0%
148,489,076,410.8
107,110,069,657.0
50,000,000,000 87,824,659,973.8 2.0%
- 0.0%
2016 R 2017 R 2018 R 2019 R 2020 LKPJ
SILPA THN BERJALAN Prosentase
Silpa tahun 2020 sudah dilaporkan dalam LKPJ 2020 namun belum cukup
jelas kategorinya, berapa sisa lebih anggaran yang sudah terikat
penggunaannya dan berapa yang belum.
Untuk itu direkomendasikan kepada DPRD agar meminta tambahan data
rincian Laporan silpa tahun berjalan 2020 (unaudited) berdasarkan obyek dan
rincian obyek sumbernya, agar dapat diketahui sejak dini, berapa besaran
silpa yang bebas dimanfaatkan untuk perubahan APBD tahun 2021, dan
berapa besaran silpa tahun berjalan yang sudah terikat penggunaannya,
28
Ringkasan Realisasi Pendapatan 2020
Kabupaten Wonosobo (unaudited BPK)
URAIAN 2020 P 2020 R SELISIH %
PENDAPATAN 2.120.340.261.573 2.167.260.086.741 46.919.825.168 102,2%
PAD 261.999.024.780 304.779.565.558 42.780.540.778 116,3%
Pajak daerah 62.000.142.000,00 74.598.729.755 12.598.587.755 120,3%
Retribusi daerah 11.693.637.386,00 12.207.464.126 513.826.740 104,4%
Hasil pengl Kekada yg 14.951.021.382,00 14.953.292.871
dipisahkan 2.271.489 100,0%
Lain - lain PAD yang sah 173.354.224.012,00 203.020.078.806 29.665.854.794 117,1%
DANA PERIMBANGAN 1.216.286.524.793 1.225.319.536.635 9.033.011.842 100,7%
Bagi hasil pajak 28.248.006.000,00 31.402.133.052 3.154.127.052 111,2%
Bagi hasil bukan pajak -
Dana alokasi umum 930.205.439.000,00 930.205.439.000 - 100,0%
Dana alokasi khusus 257.833.079.793,00 263.711.964.583 5.878.884.790 102,3%
LAIN2 PENDAPATAN YG
SAH 642.054.712.000 637.160.984.548 (4.893.727.452) 99,2%
Dana darurat -
Pendapatan hibah 83.687.200.000,00 84.855.970.332 1.168.770.332 101,4%
Dana bagi hasil pajak dr prov. 103.415.715.000,00 91.978.353.408 (11.437.361.592) 88,9%
Dana penyesuaian & otsus 53.372.572.000,00 62.978.422.000 9.605.850.000 118,0%
Bantuan keuangan dr prov. 37.586.000.000,00 33.355.013.808 (4.230.986.192) 88,7%
Pendapatan lainnya/Dana 363.993.225.000,00 363.993.225.000
desa - 100,0%
29
PENDAPATAN DAERAH WONOSOBO DAN PERTUMBUHANNYA
20.0% 18.0% 2,200,000,000,000
15.0%
2,172,436,857,0 2,167,260,086,7 2,150,000,000,000
96 41
• Patut disayangkan atas alokasi dalam APBN berupa transfer Dana Insentif
daerah (DID) Kabupaten Wonosobo tahun 2021 yang menurun, tinggal
30
sebesar Rp. 20,73M lebih dari sebesar Rp. 58 M lebih di tahun 2020, tentu
ini disebabkan oleh karena kinerja yang menurun di tahun 2019.
• DID merupakan instrument fiscal pemerintah pusat dalam mendorong
pemerintah daerah lebih berprestasi, kreatif, inovatif dan efisien dalam
penyelenggaraan pemerintahan. Dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) ditransfer kepada daerah tertentu berdasarkan
kriteria tertentu.
Tujuan DID memberikan penghargaan atas perbaikan kinerja
tertentu di bidang tata kelola keuangan daerah, pelayanan dasar
publik dan kesejahteraan masyarakat.
Dari data kemenkeu Nampak penurunan DID tahun 2021 disebabkan oleh
karena beberapa indicator yang tidak memenuhi syarat untuk memperoleh
alokasi DID seperti:
1) Kesehatan Fiskal dan pengelolaan keuangan daerah ( Belanja modal
Kesehatan, Pendidikan dan kemandirian daerah)
2) Pencegahan korupsi
3) APM dan Mutu Pendidikan
4) Balita mendapat imunisasi, penanganan stanting dan persalinan di
fasilitas Kesehatan
5) Akses sanitasi layak dan sumber air minum layak
6) IPM dan penurunan kemiskinan
7) Inovasi pelayanan public dan inovasi pemerintah daerah
8) Penyelenggaraan pemerintah daerah
9) Export dan investasi
31
Ringkasan Realisasi Belanja 2020
Kabupaten Wonosobo (unaudited BPK)
URAIAN 2020 P 2020 R SELISIH %
BELANJA 2.240.478.231.418 2.126.472.056.535 114.006.174.883 94,9%
BELANJA TIDAK LANGSUNG 1.485.217.375.343 1.422.103.666.071 63.113.709.272 95,8%
Belanja pegawai 828.682.546.310,83 785.403.848.312 43.278.697.999 94,8%
Belanja bunga 700.000.000,00 406.391.671 293.608.329
Belanja subsidi -
Belanja hibah 91.292.033.132,00 89.567.618.695 1.724.414.437 98,1%
Belanja bantuan sosial 18.316.900.000,00 17.045.992.092 1.270.907.908 93,1%
Belanja bagi hasil kepada pemdes 9.250.002.600,00 9.250.002.600 - 100,0%
Belanja bantuan keu. Kpd pemdes 529.751.835.800,00 518.785.870.613 10.965.965.187 97,9%
Belanja tidak terduga 7.224.057.500,00 1.643.942.088 5.580.115.412 22,8%
BELANJA LANGSUNG 755.260.856.075 704.368.390.464 50.892.465.611 93,3%
Belanja pegawai 53.305.214.143,00 55.039.797.799 (1.734.583.656) 103,3%
Belanja barang & jasa 428.445.366.857,00 395.313.583.513 33.131.783.344 92,3%
Belanja modal 273.510.275.075,00 254.015.009.152 19.495.265.923 92,9%
Secara nominal belanja daerah tahun 2020 turun Rp. 59,8 M dibanding tahun
sebelumnya, tumbuh minus – 2,7%.
-10% 1,800,000,000,000
32
Rekomendasi DPRD atas pengelolaaan keuangan daerah tahun 2020:
33
Peningkatan sarana dan prasarana dan Sumberdaya Manusia untuk
mendorong tata kelola pelayanan pajak dan Retribusi;
Optimalisasi penerimaan pendapatan baik pajak dan retribusi antara lain
dengan penyesuaian tarif dan penggalian potensi obyek baru;
Penegakan disiplin pengelolaan pajak dan Retribusi Daerah dengan
meningkatkan pengawasan yang melibatkan Tim Intensifikasi dan
ekstensifikasi pendapatan yang terdiri dari Inspektorat, Bagian Hukum,
Bagian Organisasi dan Satuan Polisi Pamong Praja;
Peningkatan pelayanan melalui peningkatan sistem dan penyederhanaan
prosedur pengelolaan pendapatan untuk memudahkan dan memberikan
rasa keadilan bagi masyarakat wajib pajak /retribusi;
Memanfaatkan kemajuan teknologi dalam management pendapatan
daerah, cara cara tradisional dalam pengumpulan PAD harus di ganti
dengan cara yang lebih modern, penuh inovasi sebagai buah dari
pemanfaatan teknologi informasi.
3) Melakukan pembinaan terhadap BUMD agar meningkatkan dan memperbaiki
manajemen sehingga lebih efektif dalam pengelolaannya serta mengefektifkan
pengawasan
Dalam pengelolaan belanja daerah:
1) Penajaman belanja daerah pada APBD perubahan tahun 2021 pada
skala prioritas program dan kegiatan yang target kinerjanya yang
belum terpenuhi, focus pada penanganan covid-19 dan dampaknya.
2) Analisis Strandart belanja hendaknya selalu menjadi dasar penyusunan
anggaran sedangkan standart Pelayanan Minimal untuk urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar agar di
kembangkan sesuai kebutuhan, maka ke depan Pengembangan
komponen-komponen anggaran kinerja, seperti: Indikator Kinerja,
Standart Harga, Analisis Standart Belanja, dan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) sudah seharusnya menjadi dasar penyusunan APBD.
3) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja daerah melalui
penerapan standar harga serta intensifikasi pengawasan baik oleh
aparatur pengawasan fungsional maupun masyarakat;
34
4) Meningkatkan kapasitas belanja modal yang dapat memberi dampak
besar dalam peningkatan ekonomi rakyat dan perbaikan pelayanan
publik;
5) Alokasi belanja daerah pada tahun 2021 dan perubahannya sesuai dengan
kapasitas kemampuan pendanaan akan memperhatikan kebijakan belanja
untuk mendukung prioritas daerah dalam rangka pencapaian visi dan misi
daerah yang sudah ditetapkan pada RPJMD, serta memperhatikan
kebutuhan belanja daerah yang bersifat wajib mengikat dan earnmarked
seperti:
Alokasi belanja urusan pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari
belanja daerah, sesuai amanat peraturan perundang-undangan.
Alokasi belanja urusan kesehatan minimal 10 persen dari total belanja
APBD diluar gaji.
Penerimaan dari pajak daerah diutamakan untuk belanja program dan
kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan
pajak daerah, belanja yang harus disediakan untuk layanan
masyarakat yang terkait dengan perolehan pajak, serta belanja bagi
hasil kepada desa minimal sebesar 10 persen dari total penerimaan
pajak daerah. Selanjutnya sisanya dialokasikan untuk mendanai
program pembangunan prioritas lainnya.
Penerimaan dari retribusi daerah diutamakan untuk belanja program
dan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pengelolaan obyek
retribusi baik fisik maupun non fisik, belanja untuk pengeloaan
penerimaan retribusi, serta belanja bagi hasil kepada desa minimal
sebesar 10 persen dari total penerimaan retribusi daerah.
Selanjutnnya juga dialokasikan untuk mendanai program
pembangunan prioritas lainnya.
Penerimaan dari pendapatan Badan Layanan Umum Daerah diarahkan
untuk pemenuhan belanja Badan Layanan Umum Daerah.
Penerimaan dari Dana Transfer yang bersifat Umum yaitu Dana
Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil diprioritaskan untuk belanja
pegawai, Alokasi Dana Desa (ADD)sebesar 10 persen, minimal 25
35
persen penerimaan setelah dikurangi ADD dialokasikan untuk belanja
modal dan pemeliharaan infrastuktur publik.
Penerimaan dari Dana Alokasi Khusus dialokasikan sesuai dengan
tujuan dimana dana tersebut dialokasikan.
Penerimaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dialokasikan
sesuai dengan pedoman yang berlaku, yaitu sebesar 50 persen untuk
pelayanan kesehatan dan selebihnya dialokasikan untuk pembinaan
lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan bidang cukai, dan
pemberantasan barang kena cukai illegal.
Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak Rokok minimal 50 persen
dialokasikan untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat
berpedoman pada peraturan perundang-undangan, dan khususnya
sebesar 75 persen dari alokasi untuk pelayanan kesehatan dimaksud
digunakan untuk pemberian bantuan iuran BPJS kepada penduduk
miskin.
Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor dialokasikan
minimal 10 persen untuk mendanai pembangunan dan atau
pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi
umum.
Penerimaan dari Bantuan Keuangan Provinsi dialokasikan untuk
belanja berpedoman pada Peraturan Gubernur.
Penerimaan dari Dana Desa dialokasikan untuk belanja bantuan
keuangan kepada desa sebesar proyeksi penerimaan.
Belanja untuk pembangunan sarana dan prasarana kelurahan serta
pemberdayaan masyarakat kelurahan dialokasikan pada masing-
masing kelurahan paling sedikit sebesar Dana Desa terendah.
Rencana Bisnis dan Anggaran pada Badan Layanan Umum Daerah
berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun
2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
4) Tetap Selalu meningkatkan derajat transparansi, partisipasi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana amanat Peraturan pemerintah
(PP) nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
36
5) Menyediakan informasi data/dokumen APBD kepada masyarakat secara
rutin/berkala dalam website pemerintah daerah Kabupaten Wonosobo, agar
masyarakat dapat dengan mudah cepat dan murah mengakses data APBD.
6) Meningkatkan mutu proses dan output Musrenbang di semua tingkatan
(musrenbang Desa – Kecamatan dan Kabupaten) agar arah dan kebijakan
APBD tidak menyimpang dari aspirasi/kebutuhan masyarakat.
7) Meningkatkan mutu proses dan output reses DPRD dan forum OPD agar
perencanaan daerah cukup komprehensip dan aspiratif (sinkron antara aspirasi
masyarakat, DPRD dan kebutuhan OPD).
E. Penutup:
Penyusunan dan penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
(LKPJ) Bupati Wonosobo Tahun 2020 kepada DPRD berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Nomor 13 tahun 2019 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah, dan mengacu Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 18
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2020 tentang Laporan dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;.
Dokumen LKPJ Bupati Wonosobo Tahun Anggaran 2020 telah mampu
menjelaskan tentang arah kebijakan umum pemerintahan daerah, pengelolaan
keuangan daerah secara makro termasuk Pendapatan Dan Belanja Daerah,
Penyelenggaraan Tugas Pembantuan dan Penyelenggaraan Tugas Umum
Pemerintahan.
Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati
Wonosobo Tahun 2020 kepada DPRD, pada dasarnya dalam rangka pelaksanaan
fungsi pengawasan DPRD terhadap penyelenggaraan pemerintahan di daerah,
sehingga terjadi check and balances sistem pemerintahan yang lebih seimbang
antara DPRD dan Pemerintah Daerah. Dokumen telah menginformasikan capaian
kinerja perangkat daerah secara runtut sepanjang Tahun Anggaran 2020,
berdasarkan target indikator kinerja yang tertuang dalam RPJMD Tahun 2016 – 2021
dan RKPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2020 beserta perubahannya. Gambaran
kinerja pembangunan tahunan ini merupakan implementasi penyelenggaraan
manajemen pemerintahan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
37
oleh seluruh Perangkat Daerah Kabupaten Wonosobo serta pengawasan dan
pengendalian ditunjang oleh seluruh stakeholder menjadi sarana evaluasi terhadap
pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Kegagalan dan
keberhasilan pencapaian indikator kinerja seharusnya akan dijadikan acuan tindakan
perbaikan dalam pelaksanaan pembangunan Kabupaten Wonosobo ditahun
mendatang.
38