You are on page 1of 4

PERTANYAAN :

1.    KAJIAN TAFSIR APA YANG PERNAH ANDA LAKUKAN, JELASKAN MENGGAPA


MENGGUNAKANNYA.
2.    JIKA BELUM PERNAH PERNAH , KAJIAN TAFSIR APA YANG PALING ANDA KETAHUI, BERIKAN
ALASANNYA.  

Assalamualaikum wr wb

Izin untuk menanggapi pertanyaan ibu.

Saya belum pernah melakukan kajian tafsir, kajian tafsir yang paling ingin saya ketahui adalah
tafsir bil ma’tsur karena kualitas dari tafsir tersebut merupakan yang paling baik. Tafsir bi al
ma’tsur terutama dalam bentuk tafsir al-Qur’an dengan Al-Qur’an dan tafsir Al-Qur’an dengan
sunnah Nabawiyah menurut para mufassir adalah merupakan tafsir yang paling berkualitas dan
paling tinggi nilainya. Dalam hal ini Ibnu Katsir mengatakan bila ada orang yang bertanya
tentang penafsiran yang paling baik maka jawabannya adalah menafsirkan Al-Qur’an dengan
AL-Qur’an karena pada sebagian ayat AL-Qur’an ada yang mujmal (global) maka pada bagian
lainnya ada uraian yang relativ rinci. Jika tidak terdapat dalam Al-Qur’an maka kita berpegang
pada sunnah Rasul SAW karena sunnah sebagai penjelas dan pensyarah Al-Qur’an.

Tafsir bi al-Ma’tsur adalah pendekatan yang digunakan dalam menafsirkan Alquran yang
didasarkan kepada penjelasan-penjelasan yang diperoleh melalui riwayat-riwayat pada sunnah,
hadis maupun atsar, termasuk ayat-ayat Alquran yang lain. Oleh karena itu, tafsir bi al-ma’tsur
disebut juga tafsir bi al-riwayah.

Selain hadis Nabi Saw, atsar sahabat dianggap mampu menjelaskan ayat Alquran karena
sahabat Nabi Saw dipandang sebagai orang yang banyak mengetahui Alquran dan bergaul
bersama Nabi Saw. Demikian juga para ulama di masa tabi’in yang dianggap juga sebagai orang
yang bertemu langsung dan berguru kepada sahabat. Oleh karena itu, penafsiran bi al-riwayah
ini dinilaisebagai penafsiran terbaik terhadap Alquran sebab diasumsikan lebih terjaga dari
kekeliruan dan penyimpangan dalam menafsirkan Alquran.

Manakala kita tidak mendapat penafsiran Al-Qur’an dengan Al- Qur’an dan tidak pula terdapat
dalam hadits maka harus merujuk kepada pendapat sahabat. Mereka adalah orang yang banyak
tau tentang wahyu dan banyak terlibat dalam proses penurunan wahyu, mereka mengenali hal-
hal yang bersifat spesifik, mereka memiliki kemampuan pemahaman yang sempurna, mereka
termasuk orang-orang shaleh dan berilmu, seperti Al-Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Utsman
dan Ali) disamping sahabat yang lain seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Ma’sud.
Demikian, wassalamualaikum wr wb.
JURNAL SITI SUHARTINAH DKK : SILAHKAN ANDA BERIKAN STATEMEN ATAS TULISAN
TERSEBUT, KEMUDIAN BAGAIMANA TOLERANSI INTER DAN ANTAR UMAT  BERAGAMA,
SERTA BERIKAN CONTOH MASING-MASING YANG ADA DI LINGKUNGAN TEMPAT
TINGGAL ANDA.
Assalamualaikum wr wb

Izin untuk menanggapi pertanyaan ibu.

Tulisan tersebut memuat tentang pemikiran KH. Ali Mustafa Yaqub mengenai toleransi
antar umat beragama untuk dijadikan satu solusi dalam menjawab permasalahan umat
beragama di Indonesia saat ini, yakni permasalahan krisisnya sikap toleransi. Dengan
pemahaman yang mendalam mengenai toleransi diharapkan dapat menciptakan
kerukunan yang stabil antar umat beragama.

Bagaimana Toleransi Inter Dan Antar Umat  Beragama


Secara intern umat beragama kita juga harus saling menjaga kerukunan, hal tersebut
dapat diciptakan dengan tidak saling menjelek jelekkan umat kelompok seagama,saling
mengingatkan dalam kebaikan, menjaga silaturahmi, tolong menolong, menjalankan
kewajiban beragama, menjaga kerukunan dengan tetangga, dan saling memaafkan
antar sesama.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang majemuk, ditandai dengan banyaknya
etnis, suku, agama, bahasa, budaya, dan adat-istiadat. Untuk persoalan agama, negara
Indonesia secara konstitusional mewajibkan warganya untuk memeluk satu dari agama-
agama yang diakui eksistensinya sebagaimana tercantum di dalam pasal 29 ayat (1) dan
(2) UUD 1945. Negara memberi kebebasan kepada penduduk untuk memilih salah satu
agama yang telah ada di Indonesia yaitu agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Budha dan Konghuchu. Kenyataan ini dengan sendirinya memaksa negara untuk
terlibat dalam menata kehidupan beragama.

Berikan Contoh Masing-Masing Yang Ada Di Lingkungan Tempat Tinggal Anda


Saya tinggal di daerah dengan bermacam-macam suku dan agama, kehidupan di sini
cukup kondusif. Toleransi yang tinggi antar umat beragama menjadi dasar terciptanya
lingkungan yang kondusif. Dalam bersosialisasi pun saya tidak canggung dengan teman
yang berbeda keyakinan. Kita sebagai makhluk sosial tentunya tidak dilarang untuk
bergaul dan bekerjasama dengan umat agama lain selama itu dalam batasan mu’amalah
dan juga urursan kemasyarakatan.
Bagian terpenting dari toleransi umat inter dan antar beragama adalah dengan
menciptakan keadaan yang damai bagi semua warga negara dan umat beragama.
Karena dengan keadaan damai juga kita dapat beribadah dengan khusu’. Tidak bisa kita
bayangkan apabila keadaan negara kita seperti yang sekarang terjadi di Suriah, tentunya
akan mengganggu stabilitas Negara dan juga akan mengacaukan aspek kehidupan sosial
maupun agama.

Demikian, wassalamualaikum wr wb

You might also like