You are on page 1of 15

PENERAPAN MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA TANAH

OLEH BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA PEKANBARU

Oleh : Endah Melina


Pembimbing 1 : Dr. Firdaus, S.H, M.H.
Pembimbing 2 : Ulfia Hasanah, S.H, M.Kn.
Alamat : Jl. Pala V Gg. Palam No.5, Pekanbaru.
Email : Endahmelina@ymail.com

ABSTRACT

This research is motivated increasingly high demand for land will lead to
many problems arising. To ensure fairness required the public land ownership
legal institutions are bound raw legal rules. Badan Pertanahan Nasional
Pekanbaru is the government agency that handles issues related on land.
In solving the problems of existing land disputes, Badan Pertanahan
Nasional Pekanbaru promote mediation in resolving land disputes. Because
solving problems of land with paths mediation resulted in a decision win win
solution and promote kinship between the two parties to the dispute. With that
way justice can be expected to materialize. Issues that will be examined in this
study are: first, How is the implementation of mediation in Badan Pertanahan
Nasional Pekanbaru? Secondly, how effectiveness of Badan Pertanahan Nasional
Pekanbaru as a mediator in the settlement of a land dispute to the parties in the
city of Pekanbaru? Third, What efforts should be made by Badan Pertanahan
Nasional Pekanbaru in land dispute resolution with mediation in Pekanbaru city?
This type of research is a sociological law research. Source of data used are
primary data and secondary data, data collection techniques using interviews
with 9 respondents who have and are undergoing the process of settlement of the
land dispute in Badan Pertanahan Nasional Pekanbaru and conducted interview
with the head section of disputes, conflicts and cases and interview with Kasub
Section of Disputes, conflict and cases at Badan Pertanahan Nasional Pekanbaru
and literature study.
In this study the authors used a qualitative analysis, in drawing
conclusions using inductive method of thinking. Results from this study were first,
Through the implementation of the Land Dispute Resolution Mediation with the
implementation of the research results of mediation in Badan Pertanahan
Nasional Pekanbaru either. Second, The effectiveness of Badan Pertanahan
Nasional Pekanbaru as a mediator in Land Dispute Resolution in Badan
Pertanahan Nasional Pekanbaru has been effective to solving the problems of
existing land disputes with mediation. Third, Efforts Conducted by the National
Land Agency in Pekanbaru City Land Dispute Settlement in Mediation has a
maximum in the resolution of existing problems. By looking at the results of the
research as a whole, very precise paths promoting mediation in resolving the land
dispute case.
Keywords: DisputeResolution-Land-Mediation

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 1


A. Latar Belakang Teknis Penanganan dan Penyelesaian
Arti penting tanah bagi manusia Masalah Pertanahan. Terhadap suatu
sebagai individu maupun negara sebagai kasus pertanahan yang disampaikan atau
organisasi masyarakat yang tertinggi, diadukan dan ditangani oleh Badan
secara konstitusi diatur dalam Pasal 33 Pertanahan Nasional, solusi
ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 penyelesaiannya dapat dilaksanakan
\DQJ PHQ\DWDNDQ EDKZD ³%XPL DLU GDQ dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
kekayaan alam yang terkandung di Pelayanan pengaduan dan informasi
dalamnya dikuasai oleh negara dan kasus, pengkajian kasus, penanganan
digunakan sebesar-besarnya bagi kasus dan penyelesaian kasus, yaitu
kemakmuUDQ UDN\DW ´ penyelesaian sengketa tanah dapat
ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu
Badan Pertanahan Nasional penyelesaian sengketa melalui
adalah suatu instansi pemerintahan yang pengadilan (litigasi) dan penyelesaian
mempunyai fungsi melaksanakan tugas sengketa diluar pengadilan (non-
pemerintahan di bidang pertanahan litigasi).
secara nasional, regional dan sektoral.
Badan Pertanahan Nasional juga Mediasi dilaksananakan secara
berkewajiban untuk menangani segala tertutup di Kantor Pertanahan oleh
sengketa pertanahan, mengingat bahwa pejabat/pegawai yang ditunjuk dengan
dalam penyelesaian sengketa tanah yang surat tugas/surat perintah dari Kepala
ada, diperlukan pengumpulan data Kantor Pertanahan, Kepala Kantor
administratif yuridis dan fisik melalui Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
suatu penelitian, dalam suatu mekanisme Kepala Badan Pertanahan Nasional
dan tata cara penanganan masalah Republik Indonesia. Dalam hal ini
pertanahan yang berlaku di lingkungan Mediator adalah orang/pejabat yang
Badan Pertanahan Nasional Republik ditunjuk dari jajaran Badan Pertanahan
Indonesia.1 Nasional Republik Indonesia yang
tersertifikasi dan disepakati oleh para
Munculnya sengketa hukum pihak yang bersengketa untuk
berawal dari tuntutan suatu hak atas menyelesaikan permasalahannya
tanah baik terhadap status tanah, (Authoritative Mediator). Para pihak
prioritas maupun kepemilikannya yang bersengketa harus mempunyai
dengan suatu harapan mendapatkan kepentingan langsung terhadap masalah
penyelesaian administrasi sesuai dengan yang dimediasikan. 3 Dalam pelaksanaan
ketentuan yang berlaku.2 Sengketa tanah mediasi yang dilaksanakan di Kantor
dapat berupa sengketa administratif, Pertanahan kota Pekanbaru, bertindak
sengketa perdata, sengketa pidana terkait selaku mediator adalah Kepala Seksi
dengan pemilikan, transaksi, Sengketa, Konflik dan Perkara Badan
pendaftaran, penjaminan, pemanfaatan,
penguasaan, dan sengketa hak ulayat. Berdasarkan data Kantor
Pertanahan kota Pekanbaru tahun 2014,
Badan Pertanahan Nasional jumlah sengketa keperdataan mengenai
menetapkan aturan tentang cara tanah berjumlah 24 kasus, yang
penyelesaian sengketa yang tercantum dikelompokkan menurut tipologi
dalam Keputusan Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2007 tentang Petunjuk 3
Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 34
1
Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun tahun 2007, Petunjuk Teknis Tentang
2006 tentang Badan Pertanahan Nasional. Pelaksanaan Mediasi, Juknis No.05/
2
Ibid, hlm.22. JUKNIS/ D.V/ 2007.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 2


sengketanya terdiri dari sengketa 2. Untuk mengetahui efektifitas
kepemilikan sebanyak 12 kasus, Badan Pertanahan Nasional
sengketa batas sebanyak 1 kasus, sebagai mediator dalam
sengketa kepemilikan dan batas wilayah penyelesaian suatu sengketa
sebanyak 1 kasus, sengketa warisan pertanahan bagi para pihak di
sebanyak 3 kasus dan sengketa terhadap kota Pekanbaru.
putusan pengadilan sebanyak 7 kasus. 3. Untuk mengetahui upaya yang
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa harus dilakukan oleh Badan
sengketa kepemilikan memiliki jumlah Pertanahan Nasional kota
yang paling banyak terjadi di kota Pekanbaru dalam penyelesaian
Pekanbaru dibandingkan sengketa sengketa tanah secara mediasi di
lainnya yang jumlahnya lebih sedikit. kota Pekanbaru.
2. Kegunaan Penelitian
Dari uraian tersebut diatas, Selanjutnya penelitian ini sangat
penulis melihat sengketa yang berhasil diharapkan akan bermanfaat dan
diselesaikan melalui tahapan mediasi berguna :
oleh Badan Pertanahan Nasional kota 1. Bagi Penulis
Pekanbaru lebih banyak jumlahnya Penelitian ini berguna sebagai
dibandingkan dengan sengketa yang salah satu syarat dalam rangka
diselesaikan melalui jalur hukum, maka memenuhi tugas akhir sebagai
penulis ingin meneliti lebih lanjut mahasiswi Fakultas Hukum
mengenai ³3(1(5$3$1 0(',$6, Universitas Riau guna
DALAM PENYELESAIAN memperoleh gelar sarjana hukum.
SENGKETA TANAH OLEH BADAN 2. Bagi Dunia Akademik
PERTANAHAN NASIONAL KOTA Diharapkan penelitian ini berguna
3(.$1%$58´ bagi pengembangan ilmu
B. Rumusan Masalah pengetahuan hukum perdata,
1. Bagaimana pelaksanaan mediasi di khususnya dalam hal penyelesaian
Kantor Badan Pertanahan Nasional sengketa tanah oleh Badan
kota Pekanbaru? Pertahanan Nasional kota
2. Bagaimana efektifitas Badan Pekanbaru.
Pertanahan Nasional sebagai
mediator dalam penyelesaian suatu D. Kerangka Teoritis
sengketa pertanahan bagi para 1. Teori Mediasi
pihak di kota Pekanbaru? Christopher W. Moore4
3. Bagaimana upaya yang harus memberikan batasan tentang pengertian
dilakukan oleh Badan Pertanahan mediasi adalah intervensi terhadap suatu
Nasional kota Pekanbaru dalam sengketa/negosiasi oleh pihak ketiga
penyelesaian sengketa tanah secara yang dapat diterima, tidak berpihak dan
mediasi di kota Pekanbaru? netral yang tidak mempunyai
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian kewenangan untuk mengambil
1. Tujuan Penelitian keputusan dalam membantu para pihak
Penelitian ini dilakukan dengan yang berselisih dalam upaya mencapai
tujuan: kesepakatan secara sukarela dalam
penyelesaian permasalahan yang
1. Untuk mengetahui pelaksanaan disengketakan.
mediasi di Kantor Badan
Pertanahan Nasional kota
Pekanbaru. 4
Joni Emirzon, Alternatif Penyelesaian
Sengketa di Luar Pengadilan, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm.68.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 3


2. Teori Restorative Justice 2. Lokasi Penelitian
Menurut G Bazemore dan Mark Lokasi penelitian dilakukan di
Umbreit5 ³5HVWRUDWLYH -XVWLFH LV DERXW Kantor Badan Pertanahan Nasional kota
restoring victims, restoring offenders, Pekanbaru.
DQG UHVWRULQJ FRPXQLFDWHV ´ NHDGLODQ 3. Populasi dan Sampel
adalah tentang pemulihan korban, Populasi dalam penelitian ini
memulihkan pelanggar, dan memulihkan adalah sekaligus menjadi sampel
komunikasi). penelitian. Sampel dalam penelitian ini
Selanjutnya menurut Marlina6 adalah pihak Kantor Pertanahan kota
konsep restorative justiceyaitu, proses Pekanbaru dan masyarakat yang terkait
penyelesaian tindakan pelanggaran dengan penyelesaian sengketa
hukum yang terjadi dilakukan dengan pertanahan di Kantor Badan Pertanahan
membawa korban dan pelaku Nasional kota Pekanbaru.
(tersangka) bersama-sama duduk dalam 4. Sumber Data
satu pertemuan untuk bersama-sama a. Data Primer
berbicara. Data yang diperoleh langsung
E. Metode Penelitian dari sumber pertama dan observasi
1. Jenis Penelitian langsung yang dilakukan oleh peneliti ke
Penulis menggunakan jenis lapangan, diperoleh melalui wawancara
penelitian sosiologis yaitu penelitian langsung dengan responden dan
terhadap efektifitas hukum yang sedang pengamatan (observasi) di lapangan
berlaku.7 Penulis dalam hal ini serta menggunakan kuisioner yang telah
melakukan penelitian terhadap disiapkan sebelumnya terhadap pihak
penyelesaian sengketa yang dilakukan Kantor Badan Pertanahan Nasional kota
secara mediasi oleh pihak-pihak yang Pekanbaru dan masyarakat.
terlibat dalam sengketa pertanahan b. Data Sekunder
tersebut, sifat penelitian ini termasuk Data yang mencakup dokumen-
penelitian deskriptif yaitu penelitian dokumen resmi, Peraturan Perundang-
yang dimaksudkan untuk memberikan Undangan, Undang-Undang Nomor 5
data yang seteliti mungkin tentang objek Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
yang akan diteliti seperti apa adanya Pokok Agraria, Undang-undang Nomor
dilapangan pada saat penelitian 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
dilangsungkan dan menggambarkan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
secara lengkap dan terperinci mengenai Peraturan Kepala Badan Pertanahan
pelaksanaan mediasi sebagai alternatif Nasional Republik Indonesia Nomor 3
yang dipilih oleh pihak yang Tahun 2011tentang Pengelolaan
bersengketa. Pengkajian dan Penanganan Kasus
Pertanahan, buku-buku, hasil-hasil
penelitian yang berwujud laporan yang
relevan dengan penelitian yang
5
dilakukan.
Bazemore, G and Mark Umbreit, c. Data Tersier
Balanced and Restorative Justice Project, Data yang mendukung data
Oxford University Press, New York 2002, primer dan data sekunder seperti kamus
hlm.11.
6
Marlina, Peradilan Pidana Anak di
Bahasa Indonesia, kamus Bahasa
Indonesia: Pengembangan konsep Diversi Inggris, ensiklopedia, terminologi
dan Restorative Justice, Refika Aditama, hukum, internet, surat kabar yang
Bandung, 2009, hlm.180. memberikan penjelasan terhadap data
7
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum primer dan data sekunder yang
dalam Praktek,Sinar Grafika, Jakarta, 2002,
hlm.16.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 4


berhubungan dengan objek penelitian berfikir yang menarik suatu kesimpulan
ini. dari suatu pernyataan atau dalil yang
5. Teknik Pengumpulan Data bersifat umum menjadi suatu pernyataan
a. Wawancara yaitu alat pengumpul yang bersifat khusus, yang mana dari
data dengan cara menanyakan berbagai kesimpulan tersebut dapat
langsung kepada pihak yang terkait diajukan saran.
dengan pelaksanaan mediasi di
Kantor Badan Pertanahan Nasional
kota Pekanbaru. TINJAUAN PUSTAKA
b. Kuisioner yaitu Metode A. Tinjauan Umum Tentang Sengketa
pengumpulan data dengan cara Tanah
wawancara terstruktur, membuat 1. Definisi Tanah
daftar-daftar pertanyaan yang
memiliki korelasi dengan Tanah mempunyai dimensi
permasalahan yang diteliti, yang pada ekonomi, sosial, kultural, politik, dan
umumnya dalam daftar pertanyaan ekologis. Menurut isi dari Pasal 4 ayat
itu telah disediakan jawabannya, dan (1) UUPA dinyatakan:
dengan menggunakan pedoman ³$WDV GDVDU KDN PHQJXDVDL GDUL 1HJDUD
wawancara tertutup dan terbuka, sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2
responden memilih jawaban sesuai ditentukan adanya macam-macam hak
dengan pilihannya, di samping atas permukaan bumi, yang disebut
dengan ada jawaban pertanyaan yang tanah, yang dapat diberikan kepada dan
belum ditentukan. dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri
c. Studi kepustakaan yaitu merupakan maupun bersama-sama dengan orang
alat pengumpul data yang dilakukan lain serta badan-EDGDQ KXNXP´
melalui data tertulis dengan Menurut kamus besar bahasa
menggunakan content analysis Indonesia (1994)9, tanah adalah:
berdasarkan literatur-literatur
kepustakaan yang memiliki korelasi 1. Permukaan bumi atau lapisan bumi
dengan permasalahan yang sedang yang diatas sekali.
diteliti. 2. Keadaan bumi di suatu tempat.
6. Analisis Data
Setelah diperoleh data, baik data 3. Permukaan bumi yang diberi batas.
primer maupun data sekunder, kemudian
pada data tersebut dikelompokkan sesuai 4. Bahan-bahan dari bumi sebagai bahan
dengan jenis data. Data yang diperoleh sesuatu.
dari wawancara disajikan dalam bentuk 2. Sengketa Tanah
pembahasan dengan uraian kalimat.8
Data yang telah dikumpulkan dianalisis Menurut Rusmadi Murad10,
secara kualitatif dengan menggunakan pengertian sengketa tanah atau dapat
uraian kalimat untuk menjelaskan juga dikatakan sebagai sengketa hak atas
hubungan antara teori yang ada dangan tanah, yaitu timbulnya sengketa hukum
kenyataan yaitu Penerapam Mediasi yang bermula dari pengaduan sesuatu
dalam Penyelesaian Sengketa Tanah pihak (orang atau badan) yang berisi
oleh Badan Pertanahan Nasional kota keberatan-keberatan dan tuntutan hak
Pekanbaru. atas tanah, baik terhadap status tanah,
Hasil analisis dari data ini akan
disimpulkan secara deduktif yaitu cara 9
Boedi Harsono, Op.cit, hlm.19.
10
Rusmadi Murad, Penyelesaian
Sengketa Hukum Atas Tanah,Alumni,
8
Ibid., hlm.62. Bandung, 1991, hlm.22.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 5


prioritas, maupun kepemilikannya yang menyebutkan ada tiga tipologi
dengan harapan dapat memperoleh mediator yaitu:13
penyelesaian secara administrasi sesuai a. Tipologi Pertama (Mediator
dengan ketentuan peraturan yang Sosial)
berlaku. b. Tipologi Kedua (Mediator
Otoritatif)
B. Tinjauan Umum Tentang Mediasi c. Tipologi ketiga (Mediator
Mandiri)
1. Pengertian Mediasi Adapun yang menjadi tugas
seorang mediator adalah:14
Menurut Kamus Besar Bahasa a. Melakukan diagnosis konflik.
Indonesia memberikan batasan bahwa11: b. Mengidentifikasikan masalah
³3HQJHUWLDQ PHGLDVL DGDODK VXDWX SURVHV serta kepentingan-kepentingan
pengikutsertaan pihak ketiga dalam kritis para pihak
penyelesaian suatu perselisihan sebagai c. Menyusun agenda
penasihat dan mediator adalah perantara Langkah kerja yang akan
(penghubung, penengah) bagi pihak- ditempuh mediator dapat juga
SLKDN \DQJ EHUVHQJNHWD LWX ´ diberitahukan kepada para pihak,
Menurut Rachmadi Usman12 sehingga mereka dapat mempersiapkan
³0HGLDVL DGDODK FDUD SHQ\HOHVDLDQ diri menghadapi proses mediasi. Dalam
sengketa diluar pengadilan melalui langkah tersebut tergambar jelas
perundingan yang melibatkan pihak langkah-langkah yang akan dilalui
ketiga yang bersikap netral (non bersama antara para pihak. Berikut
intervensi) dan tidak berpihak beberapa penjelasan mengenai tahap
(impartial) kepada pihak-pihak yang mediasi, dimana tahapnya dibagi
bersengketa serta diterima kehadirannya menjadi tiga, yaitu:15
oleh pihak-SLKDN \DQJ EHUVHQJNHWD´ a. Tahap Pramediasi
2. Peran Mediator Tahap pramediasi adalah tahap
Dengan bekal berbagai awal dimana mediator menyusun
kemampuan yang dimilikinya, mediator sejumlah langkah dan persiapan sebelum
diharapkan mampu melaksanakan mediasi benar-benar dimulai. Tahap
perannnya untuk menganalisis dan pramediasi merupakan tahap yang amat
mendiagnosis suatu sengketa tertentu. Ia penting, karena akan menentukan
kemudian mendesain serta berjalan atau tidaknya proses mediasi
mengendalikan proses mediasi untuk selanjutnya. Pada tahap ini mediator
menuntun para pihak untuk mendorong melakukan beberapa langkah antara
lahirnya suasana yang konstruktif bagi lain:16
diskusi. Dalam kaitan itu, mediator 1. Membangun kepercayaan
berperan membantu pihak-pihak dalam diri
pertukaran informasi dan proses tawar 2. Menghubungi para pihak
menawar. 3. Menggali dan memberikan
Berbagai ragam tipologi informasi awal mediasi
mediator yang dikemukakan oleh para 4. Mewaspadai perbuatan
ahli. Christoper W. Moore di antaranya, budaya
5. Menentukan siapa yang hadir
11
Tim Penyusun Kamus Pusat
13
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Rachmadi Usman, Op. Cit, hlm. 113-
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 114.
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Ibid, hlm. 86-88.
15
Jakarta, 1999, hlm.569. Ibid, hlm. 103.
12 16
Rachmadi Usman, Op. Cit, hlm.82. Rachmadi Usman, Op. Cit, hlm. 37.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 6


6. Menentukan tujuan penyelesaian sengketa dapat
pertemuan kesepakatan pula dilanjutkan melalui jalur
waktu dan tempat arbitrase atau pengadilan.
7. Menciptakan rasa aman bagi Pemilihan lembaga arbitrase
kedua belah pihak untuk sebagai lembaga penyelesaian
bertemu dan membicarakam sengketa memerlukan komitmen
perselisihan mereka. kedua belah pihak.
b. Tahap Pelaksanaan Mediasi C. Tinjauan Umum Tentang Restorative
Tahap pelaksanaan mediasi Justice
adalah tahap dimana pihak-pihak yang Tony Marshall19 dalam
bertikai berhadapan satu sama lain, dan tulisannya ³5HVWRUDWLYH -XVWLFH DQ
melalui proses mediasi. 2YHUYLHZ´ PHQJDWDNDQ ³Restorative
c. Tahap Akhir Implementasi Hasil Justice is a process whereby all the
Mediasi parties with a stake in a particular
Tahap ini dimana para pihak offence come together to resolve
hanyalah menjalankan hasil-hasil collectively how to deal with the
kesepakatan, yang telah mereka aftermath ot the offence and its
tuangkan bersama dalam suatu LPSOLFDWLRQ IRU WKH IXWXUH ´ (Restorative
perjanjian tertulis. Para pihak Justice adalah sebuah proses dimana
menjalankan hasil kesepakatan para pihak yang berkepentingan dalam
berdasarkan komitmen yang telah pelanggaran tertentu bertemu bersama
mereka tunjukan dalam proses mediasi. untuk menyelesaikan persoalan secara
Umumnya pelaksanaan mediasi bersama-sama bagaimana
dilakukan para pihak sendiri, tetapi tidak menyelesaikan akibat dari pelanggaran
tertutup kemungkinan juga ada bantuan tersebut demi kepentingan masa depan).
pihak lain untuk mewuujudkan Menurut G Bazemore dan Mark
kesepakatan atau perjanjian tertulis. 17 Umbreit20 ³5HVWRUDWLYH -XVWLFH LV DERXW
Berakhirnya mediasi akan restoring victims, restoring offenders,
membawa konsekuensi bagi para pihak DQG UHVWRULQJ FRPXQLFDWHV ´ NHDGLODQ
yang melakukan mediasi sebagai adalah tentang pemulihan korban,
berikut:18 memulihkan pelanggar, dan memulihkan
1. Masing-masing pihak memiliki komunikasi).
kebebasan setiap saat untuk Selanjutnya menurut Marlina21
menarik diri dari proses mediasi. konsep restorative justice yaitu, proses
2. Jika mediasi berjalan dengan penyelesaian tindakan pelanggaran
sukses, para pihak hukum yang terjadi dilakukan dengan
menandatangani suatu dokumen membawa korban dan pelaku
yang menguraikan beberapa (tersangka) bersama-sama duduk dalam
persyaratan penyelesaian
sengketa.
3. Kadang-kadang jika mediasi 19
tidak berhasil pada tahap Tony Marshall, Restorative Justice on
pertama, para pihak mungkin Trial in Britain, Oxford University Press,
New York, 2002, hal.11.
setuju untuk menunda mediasi 20
Bazemore, G and Mark Umbreit,
sementara waktu Balanced and Restorative Justice Project,
4. Jika dikaitkan dengan kegagalan Oxford University Press, New York 2002,
mediasi, maka proses hlm.11.
21
Marlina, Peradilan Pidana Anak di
Indonesia: Pengembangan konsep Diversi
17
Ibid, hlm.54. dan Restorative Justice, Refika Aditama,
18
Ibid, hlm.55. Bandung, 2009, hlm.180.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 7


satu pertemuan untuk bersama-sama mendominasi berdasarkan laporan
berbicara. Penanganan Sengketa dan Konflik
PEMBAHASAN Pertanahan di kantor Pertanahan Kota
Pekanbaru Pada Tahun 2014 adalah
A. Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa Sengketa kepemilikan sebanyak 12
Pertanahan Melalui Mediasi di kasus atau 50% dari total kasus yang
Kantor Badan Pertanahan Nasional terdaftar. Sedangkan Tipologi sengketa
Kota Pekanbaru yang paling sedikit adalah di Sengketa
Tanah menjadi faktor yang Batas dan Sengketa Kepemilikan dan
sangat penting bagi masyarakat dan Batas yaitu masing-masing 1 kasus atau
negara, harus pula menyesuaikan dengan 4,16% dari kasus yang ada.
kebutuhan masyarakat serta kepentingan Jalur penyelesaian sengketa
negara. Dalam rangka memenuhi yang ditempuh melalui dua cara yaitu
tuntutan diperlukan persedian tanah litigasi dan non litigasi. Berdasarkan
untuk menampung dinamika data diatas maka disimpulkan bahwa
perkembangan tersebut. Sementara proses penyelesaian pada tahun 2014 di
untuk menjamin terlaksananya fungsi Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru lebih
tanah sebagai sarana pemenuhan banyak menggunakan jalur non litigasi
kepentingan dan kebutuhan Masyarakat atau mediasi.
dan Negara, dituntut adanya kepastian Berdasarkan wawancara dengan
hukum hak atas tanah sehingga kepala Sub Seksi Sengketa dan Konflik
pelaksanaan kewenangan dari hak tanah Petanahan Kota Pekanbaru, beliau
tersebut dapat berlangsung sebagai mana menegaskan bahwa jalur mediasi
mestinya, namun demikian tuntutan digunakan sebagai langkah awal oleh
akan kepastian hukum tersebut kantor pertanahan Kota Pekanbaru
seringkali belum sesuai terjadi. Hal ini dalam menyelesaikan masalah tersebut
tampak dari masih banyaknya sengketa akan tetapi jika kedua belah pihak tidak
tanah yang timbul, dibuktikan dengan menemukan kesepakatan, maka
masih banyaknya masyarakat yang disarankan bagi pihak yang mengajukan
mengadukan persoalan mereka kepada pengaduan untuk menempuh jalur
pihak-pihak terkait, dalam hal ini kepada hukum.22
Badan Pertanahan Nasional Kota Tingginya keberhasilan
Pekanbaru. penyelesaian dengan cara mediasi di
Badan Pertanahan Nasional Kota
Dalam kurun waktu 10 bulan Pekanbaru juga ditunjang oleh sifat
(Tanggal 2 Januari 2014 s/d 28 kooperatif masing-masing pihak dalam
November 2014), sengketa tanah yang memenuhi panggilan mediasi yang
terdaftar pada Kantor Pertanahan Kota dilakukan Badan Pertanahan Nasional
Pekanbaru sebanyak 24 kasus. Dilihat Kota Pekanbaru, hal ini terbukti dari
dari jenis penyelesaian berdasarkan data jawaban kuisioner yang diberikan oleh
laporan sengketa dan konflik pertanahan responden, dari 9 responden yang
pada Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru GLEHULNDQ SHUWDQ\DDQ ³dalam rangka
Tahun 2014 adalah sebanyak 3 atau penyelesaian masalah sengketa tanah,
12,5% kasus penyelesaiannya melalui
Lembaga Peradilan, sebanyak 6 kasus 22
Wawancara dengan Ibu Chairany
atau 25% penyelesaian melalui syafiie Kasub Seksi Sengketa, Konflik dan
penyelesaian alternatif. Perkara Badan Pertanahan Nasional
Pekanbaru, Hari Senin 29 Desember 2014,
Berdasarkan data laporan Bertempat di Kantor Badan Pertanahan
sengketa dan konflik pertanahan tahun Nasional Pekanbaru.
2014 bahwa Tipologi Sengketa yang

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 8


apakah saudara memenuhi panggilan menyelesaikan sengketanya dengan
mediasi yang diajukan oleh Badan mediasi lebih murah dibanding jika
3HUWDQDKDQ 1DVLRQDO .RWD 3HNDQEDUX´ menempuh jalur hukum selanjutnya. Hal
sebanyak 8 responden atau 88,88% tersebut juga sesuai dengan hasil
menjawab Ya, sedangkan 1 respoden kuisioner yang di berikan kepada 9
atau 11,11% mengatakan tidak. Setelah responden yang pernah menyelesaian
ditanya alasan mengapa tidak sengketa pertanahan mereka di Badan
menghadiri panggilan mediasi oleh Pertanahan Kota Pekanbaru, yang
Badan Pertanahan Nasional Kota ditanya tentang biaya dalam
Pekanbaru, beliau mengatakan penyelesaian masalah sengketa di Badan
dikarenakan dari awal beliau tidak ingin Pertanahan Kota Pekanbaru maka
dimediasi. Mayoritas responden sebanyak 1 responden atau 11,11%
memenuhi panggilan mediasi mengatakan biaya yang dibebankan
dikarenakan keinginan mereka untuk untuk menyelesaikan sengketa dengan
menyelesaikan masalah sengketa tanah mediasi tersebut tinggi, 5 responden atau
dengan cara kekeluargaan dan ingin 55,55% mengatakan biaya untuk
permasalahan tersebut cepat menyelesaikan sengketa mereka dengan
terselesaikan tanpa harus lanjut kejalur mediasi tersebut sedang, dan 3
pengadilan yang cendrung memakan responden atau 33,33% mengatakan
waktu lama. biaya yang dibebankan kepada mereka
Berdasarkan wawancara kepada tergolong ringan.
Kepala Seksi Sengketa Konflik dan Dari hasil kuisoner yang telah
Perkara23, mengatakan bahwa penerapan disebar kepada 9 responden tentang
mediasi dikantor Pertanahan Nasional biaya penyelesaian sengketa di Kantor
Kota Pekanbaru dalam menyelesaikan Pertanahan Kota Pekanbaru dapat
sengketa sangat dikedepankan karena disimpulkan bahwa biaya yang
proses tersebut merupakan alternatif dibebankan oleh Badan Pertanahan
penyelesaian masalah dengan bantuan Nasional Kota Pekanbaru masih dalam
pihak ke tiga (mediator) dan prosedur batas kewajaran, tanpa menyebutkan
yang disepakati oleh para pihak dimana berapa nominal yang pasti dari setiap
mediator memfasilitasi untuk dapat proses mediasi yang dijalani. Dan sejauh
tercapai suatu solusi (perdamaian) yang informasi yang penulis dapat dari
saling menguntungkan para pihak. wawancara kepada Kepala Seksi
Dalam proses mediasi para pihak yang Sengketa Konflik dan Perkara24 , beliau
bersengketa harus mempunyai mengatakan tidak ada patokan yang
kepentingan langsung terhadap masalah pasti mengenai biaya penyelesaikan
yang dimediasikan. Saat ditanya sengketa dengan proses mediasi
mengenai biaya yang dibebankan khususnya di Badan Pertanahan
kepada pihak yang bersengketa, Kepala Nasional Kota Pekanbaru karena
Seksi Sengketa Konflik dan Perkara memang tidak diatur dalam Keputusan
Kota pekanbaru enggan untuk Kepala Badan Pertanahan Nasional
menjelaskannya secara terperinci, tetapi Republik Indonesia Nomor 34 Tahun
yang pasti biaya yang dibebankan 2007 .
kepada pihak yang bersengketa jika
24
Wawancara dengan Bapak Abdul
23
Wawancara dengan Bapak Abdul Rajab N. Kepala Seksi Sengketa, Konflik
Rajab N. Kepala Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara Badan Pertanahan Nasional
dan Perkara Badan Pertanahan Nasional Pekanbaru, Hari Selasa 30 Desember 2014,
Pekanbaru, Hari Selasa 30 Desember 2014, Bertempat di Kantor Badan Pertanahan
Bertempat di Kantor Badan Pertanahan Nasional Pekanbaru.
Nasional Pekanbaru.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 9


Proses pelaksanaan mediasi Badan Pertanahan Nasional Kota
mencakup Pengaduan, Menelaah, Pekanbaru
Pemanggilan, upaya mediasi dan
diakhiri dengan kesepakatan. Jangka Tidak semua permasalahan
waktu dari setiap tahap-tahapan sengketa pertanahan yang ditangani
pelaksanaan mediasi bervariasi sesuai Badan Pertanahan Nasional Kota
dengan Keputusan Kepala Badan Pekanbaru dapat terselesaikan melalui
Pertanahan Nasional Republik Indonesia mediasi, akan tetapi berdasarkan data
1RPRU 7DKXQ EDKZD ³3URVHV yang diperoleh dari Kantor Pertanahan
negosiasi sering kali harus dilakukan Kota Pekanbaru, sebanyak 9 responden
secara berulang-ulang dan dalam waktu yang telah melewati proses mediasi
\DQJ EHUEHGD´ .HSXWXVDQ .HSDOD terdapat 6 responden yang proses
Badan Pertanahan Nasional tersebut mediasinya berhasil mendapat
tidak mengatur secara spesifik berapa kesepakatan antara kedua belah pihak,
lama waktu yang dibutuhkan dalam sedangkan 3 lainnya memilih untuk
mediasi, tergantung proses yang dijalani, mengajukan permasalahan mereka ke
bisa cepat jika proses tersebut berjalan muka pengadilan (litigasi). Dari data
dengan baik dalam artian setiap pihak tersebut dapat disimpulkan bahwa peran
yang bersengketa merasa mendapatkan mediator dalam menyelesaikan sengketa
hak-hak yang mereka inginkan dan pertanahan yang dalam hal ini Badan
mendapatkan kesepakatan yang Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru
menguntungkan kedua belah pihak, telah efektif. Badan Pertanahan Kota
namun jika proses pelaksanaan mediasi Pekanbaru sebagai mediator telah
berjalan dengan alot maka bisa mampu memediasi sebagian besar
membutuhkan waktu yang lama bahkan laporan permasalahan sengketa tanah
berlanjut keproses hukum selanjutnya. yang masuk dan menindaklanjutinya
Kemudian, masing masing sehingga masalah tersebut selesai sesuai
pihak memberi klarifikasi tentang dengan prosedur dan menghasilkan
masalah yang dihadapi untuk kesepakatan yang saling menguntungkan
menyamakan pemahaman yang antara kedua belah pihak.
menghasilkan kesepakatan. Namun jika Hal tersebut juga didukung hasil
kesepakatan tidak berhasil maka kedua kuisioner yang diberikan kepada 9
belah pihak mempunyai dan diberikan responden yang pernah dimediasi oleh
hak untuk mengajukan permasalahan Badan Pertanahan Nasional Kota
sengketa tersebut kemuka pengadilan. 25 Pekanbaru dengan pertanyaan
Setelah melihat pemaparan ³(IHNWLINDK SHQHUDSDQ PHGLDVL ROHK
berdasarkan penelitian yang telah Badan Pertanahan Nasional Kota
dilakukan diatas, dapat diambil Pekanbaru dalam penyelesaian
kesimpulan bahwa Badan Pertanahan VHQJNHWD´
Nasional Kota Pekanbaru telah
melaksanakan penyelesaian sengketa Sebanyak 5 responden (55,5%)
pertanahan melalui mediasi sesuai berpendapat efektif penerapan mediasi
dengan porsi dan ketentuan yang yang dilakukan Badan Pertanahan
berlaku. Nasional Kota Pekanbaru dalam
menyelesaikan sengketa tanah, sebanyak
B. Efektifitas Badan Pertanahan 3 responden (33,33%) berpendapat
Nasional sebagai Mediator dalam cukup efektif, dan 1 responden (11,11%)
Penyelesaian Sengketa Pertanahan di mengatakan tidak efektif penerapan
mediasi yang dilakukan Badan
25
Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru
Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 10


dalam menyelesaikan sengketa tanah. mengenali penyebab sengketa
Dari data diatas dapat diambil diperlukan pengetahuan hukum yang
kesimpulan bahwa penerapan mediasi di cukup. Tidak saja hukum tanah, tetapi
Badan Pertanahan Nasional Kota juga hukum perorangan, hukum benda,
Pekanbaru harus tetap dipertahankan, hukum penjanjian dan hukum-hukum
karena mayoritas masyarakat merasa lainnya. Dalam hal ini Kantor
puas dengan mediasi tersebut dalam Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru
penyelesaian permasalahan mereka. melalui seksi sengketa, Konflik dan
Tentunya hal tersebut dikarenakan Perkara yang berwenang untuk
proses mediasi yang penerapannya menyelesaikan sengketa pertanahan di
dilakukan dengan mengedepankan tingkat Pekanbaru.26
musyawarah untuk mufakat dan
memanggil pihak pihak yang Secara garis besarnya, sengketa
bersengketa untuk duduk bersama tanah beraspek yuridis yang
mendengarkan keluh kesah mereka memerlukan penyelesaian berupa
sehingga prosesnya berjalan secara keputusan mengenai siapa yang berhak
kekeluargaan dan menghasilkan dan siapa yang tidak berhak, serta ada
keputusan yang menguntungkan kedua kemungkinan untuk melakukan gugatan.
belah pihak (win win solution). Kepala Seksi Sengketa, Konflik
Wawancara juga dilakukan ke dan Perkara Kantor Pertanahan Kota
Kepala Seksi Sengketa Konflik dan Pekanbaru menjelaskan mengenai
Perkara Kantor Pertanahan Kota tipologi masalah pertanahan, antara lain:
Pekanbaru yaitu Bapak Abdul Rajab N. 1. Penguasaan tanah tanpa hak,
sebagai Pejabat yang berwenang yang 2. Sengketa batas Sengketa
bertindak selaku Authoritative Mediator waris, yaitu perbedaan
di Kantor Pertanahan Nasional Kota persepsi, nilai atau pendapat,
Pekanbaru dalam memediasi kepentingan mengenai status
permasalahan sengketa yang ada, beliau penguasaan di atas tanah
menerangkan dari 9 kasus sengketa yang tertentu yang berasal dari
telah dimediasi, 6 kasus yang berhasil di warisan.
selesaikan dengan mendapatkan hasil 3. Jual berkali-kali
kesepakatan yang saling menguntungkan 4. Sertipikat ganda,
antara kedua belah pihak. Beliau 5. Sertipikat pengganti
menambahkan, untuk mencapai 6. Akta Jual Beli Palsu,
kesepakatan tersebut memang tidak 7. Kekeliruan penunjukan batas,
semuanya berjalan dengan mulus, akan 8. Tumpang tindih
tetapi sebagai mediator terus berusaha 9. Putusan Pengadilan
untuk melakukan upaya-upaya yang
tentunya tidak melanggar hukum. Kami Masyarakat merasa peran Badan
tetap memberikan kesempatan ke dua Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru
belah pihak yang bersengketa untuk sebagai mediator yang mengutus Pejabat
menyampaikan permasalahan dan yang berwenang (Authoritative
klarifikasi agar duduk persoalan Mediator) di Kantor Pertanahan nasional
permasalahan yang ada jelas, kemudian
kami menyampaikan opsi-opsi 26
alternative penyelesaian. Wawancara dengan Bapak Abdul
Rajab N., Kepala Seksi Sengketa Konflik
Beliau juga menambahkan pada dan Perkara Badan Pertanahan Nasional
umumnya masyarakat belum memahami Pekanbaru, Hari Selasa 25 November 2014,
penyebab sengketa, karena untuk Bertempat di Kantor Badan Pertanahan
Nasional Pekanbaru.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 11


Kota Pekanbaru dalam memediasi C. Upaya yang Dilakukan oleh Badan
permasalahan sengketa sudah efektif. Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru
Terbukti dari 9 responden yang ditanya dalam Penyelesaian Sengketa Tanah
tentang hasil penyelesaian sengketa secara Mediasi di Kota Pekanbaru
yang mereka ajukan ke Kantor
Pertanahan Kota Pekanbaru, sebanyak 3 Dalam rangka mengatasi
responden atau 33.33% yang memilih hambatan-hambatan dalam pelaksanaan
jalur mediasi mengatakan cepat dengan penyelesaian sengketa pertanahan secara
hasil keputusannya, 3 responden atau mediasi pada Kantor Pertanahan Kota
3.33% yang juga memilih jalur mediasi Pekanbaru, maka dilakukan langkah-
mengatakan cukup cepat dan 3 langkah sebagai berikut:29
responden atau 3.33% yang memillih 1. Memberikan penyuluhan dan
jalur penyelesaian ke pengadilan menyampaikan informasi
mengatakan lambat. pertanahan kepada masyarakat
Peran Mediator sangat penting melalui seminar-seminar
dalam penyelesaian permasalahan yang pertanahan di Kota Pekanbaru.
ada. Karena menurut Rachmadi 2. Mengirim pegawai di
Usman,27 yang berpendapat keterlibatan lingkungan Kantor Pertanahan
pihak ketiga dalam hal ini Badan Kota Pekanbaru, khususnya
Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru yang menangani permasalahan
yang bersikap netral (non intervensi) dan pertanahan untuk mengikuti
tidak berpihak (impartial) kepada pihak- pelatihan Penyidik Pegawai
pihak yang bersengketa serta diterima Negeri Sipil (PPNS).
kehadirannya oleh pihak-pihak yang
bersengketa sangat berpengaruh dalam Informasi yang tepat sangat
mencari solusi sengketa pertanahan yang penting bagi masyarakat pada umumnya
baik dalam proses mediasi. Dan setelah dan juga bagi kedua yang bersengketa
dilakukannya penelitian ini, maka dapat pada khususnya dalam menyelesaikan
diambil kesimpulan bahwasannya Badan permasalah sengketa yang sedang
Pertanahanan Nasional Kota Pekanbaru mereka hadapi. Dengan informasi yang
telah efektif dalam penyelesaian tepat, membuat masyarakat lebih mudah
permasalahan sengketa petanahanan untuk melengkapi hal-hal yang
yang ada dengan mediasi, hal ini telah dibutuhkan dalam proses untuk
dibuktikan dengan banyaknya menyelesaikan sengketa pertanahan
penyelesaian sengketa pertanahan yang yang sedang mereka hadapi. Selain itu,
diselesaikan dengan mediasi dibanding informasi-informasi tersebut juga dapat
dengan menempuh jalur hukum lainnya. menambah pengetahuan masyarakat
Tentunya keberhasilan itu didapat tentang pertanahan. Dalam hal ini,
dengan menerapkan restorative Justice Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru juga
yang menurut Marlina, 28 proses berupaya memberikan informasi-
penyelesaian tindakan pelanggaran informasi sebaik mungkin yang
hukum yang terjadi dilakukan dengan berkaitan dengan proses penyelesaian
membawa korban dan pelaku sengketa yang masuk ke Kantor
(tersangka) bersama-sama duduk dalam Pertanahan Kota Pekanbaru. Infomasi
satu pertemuan untuk bersama-sama mulai dari persyaratan pengaduannya,
berbicara. berkas-berkas apa saja yang dibutuhkan,
tahapan-tahapan yang akan dilewati,
biaya yang akan dibebankan, sampai
27
Rachmadi Usman, Op. Cit, hlm.82.
28 29
Marlina, Op.Cit, hlm.180. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 12


memberi informasi tentang konsekuensi tentang Mekanisme Pelaksanaan
jika memilih menyelesaikan Mediasi.
pemasalahan denga jalur litigasi atau
non litigasi. Peneliti juga memberi Berdasarkan kuisioner yang
kuisioner kepada 9 responden yang diberikan kepada 9 responden yang
menanyakan mengenai informasi- menanyakan tentang pelayanan yang
informasi yang diberikan Badan diberikan oleh pegawai Badan
Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru Pertanahan Nasional Kota Pekanbaru
dalam proses penyelesaian sengketa dalam menyelesaikan sengketa
yang ada pertanahan mereka, sebanyak 7
responden atau 77,7 % mengatakan
Dapat dilihat bahwasannya 6 Puas, 2 Responden atau 22,2 % Cukup
responden atau 66.66% mengatakan puas, dan 0 responden atau 0 % tidak
puas dengan informasi yang telah puas.
diberikan Kantor Pertanahan Kota
Pekanbaru, 3 responden atau 33.33% Disimpulkan bahwasannya
mengatakan cukup puas dan tidak ada mayoritas masyarakat yang sedang
satu pun responden mengatakan tidak berproses dalam penyelesaian sengketa
puas dengan informasi-informasi yang tanahnya di Kantor Pertanahan Kota
diberikan Kantor Pertanahan Kota Pekanbaru merasa puas dengan
Pekanbaru. Dari data tersebut dapat pelayanan yang diberikan. Dan hanya
disimpulkan bahwasannya Kantor sebagian kecil yakni 2 2.22%
Pertanahan Kota Pekanbaru telah mengatakan cukup puas dan tidak ada
berupaya maksimal dalam yang mengatakan tidak puas dengan
menyampaikan informasi-informasi pelayanan yang diberikan Kantor
yang dibutuhkan oleh masyarakat yang Pertanahan Kota Pekanbaru.
tanahnya sedang bersengketa. Dari penjabaran data dan hasil
Kesimpulan ini juga diperkuat dengan penelitian diatas maka dapat
penjelasan-penjelasan yang diberikan disimpulkan bahwasannya upaya yang
Kepala seksi dan Sub Seksi Sengketa dilakukan Badan Pertanahan Kota
dan konflik pertanahan yang telah Pekanbaru telah maksimal dalam
penulis jabarkan dilembaran penyelesaian permasalahan yang ada,
sebelumnya. upaya yang dilakukan antara lain
Kantor Pertanahan Kota menyampaikan informasi yang ada
Pekanbaru juga berupaya melakukan dengan transfaran dan baik, berupaya
pelayanan sebaik mungkin sesuai mencari
dengan prosedur yang telah ditetapkan PENUTUP
Badan Pertanahan Nasional menetapkan
aturan tentang cara penyelesaian A. Kesimpulan
sengketa yang tercantum dalam
Berdasarkan hasil penelitian
Keputusan Kepala Badan Pertanahan
yang telah dilakukan dengan metode
Nasional Republik Indonesia Nomor 34
wawancara dan kuisioner yang diberikan
Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis
kepada responden serta berdasarkan
Penanganan dan Penyelesaian Masalah
hasil pembahasan yang telah diuraikan
Pertanahan. Pelayanan yang baik dan
di atas maka dapat ditarik kesimpulan:
prima sangat dibutuhkan demi
kenyamanan dan kepuasan masyarakat 1. Dalam penyelesaian masalah
dan mengutamakan penyelesaian pertanahan yang ada, Kantor
melalui mediasi sesuai sesuai Petunjuk Pertanahan Kota Pekanbaru
Teknis Nomor 05/JUKNIS/D.V/2007 telah melaksanakan

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 13


penyelesaian persengketaan menyelesaikan sengketa
tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dengan jalur
yang telah ditetapkan dan dalam mediasi.
penyelesaian masalah. Kantor c. Mencari solusi dari
Pertanahan Kota Pekanbaru hambatan yang ada
lebih mengedepankan Proses dalam proses
mediasi untuk penyelesaiannya penyelesaian melalui
yang difasilitasi oleh mediator mediasi sesuai dengan
dari pejabat Badan Pertanahan aturan hukum yang
Nasional Kota Pekanbaru. berlaku.
2. Peran Mediator dari Badan d. Memberikan pelayanan
Pertanahan Kota Pekanbaru kepada masyarakat
sudah efektif dalam dengan maksimal dan
penyelesaian permasalahan mengutamakan
tanah terhadap masyarakat yang penyelesaian
bersengketa. Hal ini terbukti permasalahan sengketa
lebih banyaknya permasalahan tanah dengan mediasi.
sengketa tanah yang dapat
diselesaikan melalui mediasi B. Saran
dan tidak dilanjutkan ke Sebagai akhir dari pembahasan
pengadilan. Hal ini dikarenakan ini maka penulis mencoba memberi
Mediator dapat menjalankan saran yang sekiranya dapat memberi
perannya dengan baik dan manfaat bagi semua pihak yang terkait :
proses mediasi yang mereka
lakukan dapat menghasilkan 1. Perlu ada perbaikan dan
kesepakatan yang menjadi peningkatan dari segi pelayanan
keputusan yang menguntungkan dan penyampaian informasi agar
kedua belah pihak. tewujudnya pelayanan
3. Upaya yang dilakukan Kantor pertanahan di Kantor Pertanahan
Pertanahan Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru yang Efektif
dalam menyelesaikan sengketa dan Efisien.
pertanahan yang ada antara lain: 2. Mengedepankan mediasi
a. Memanggil pihak yang terhadap pemecahan dari
bersengketa dan permasalahan yang ada tentunya
Mendorong sangat baik, akan tetapi hal ini
penyelesaian sengketa juga harus di ikuti dengan
pertanahan yang sedang kemampuan pejabat yang baik
mereka hadapi dengan dalam memediator setiap
jalur mediasi. masalah yang ada agar
b. Memberikan Informasi mencapai kesepakatan yang
dengan baik dan menguntungkan kedua belah
transparan sesuai pihak.
dengan kebutuhan 3. Sebaiknya masyarakat dalam
masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan
penyelesaian sengketa pertanahan yang ada
permasalahan sengketa lebih memilih proses mediasi.
yang sedang dihadapi Agar permasalahan pertanahan
sehingga para pihak yang mereka hadapi
yang bersengketa mendapatkan hasil keputusan
semakin yakin untuk yang menguntungkan kedua

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 14


belah pihak. Serta sebaiknya Oxford University Press,
masyarakat mengikuti prosedur New York.
yang telah ditetapkan agar
proses penyelesaian sengketa B. Jurnal/Kamus
tersebut bisa terselesaikan sesuai LH. Santoso, 2010, Kamus Lengkap
dengan aturan yang berlaku dan
Bahasa Indonesia,Pustaka
tidak menimbulkan
permasalahan hukum
Agung Harapan, Surabaya.
dikemudian harinya. Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Bahasa,
A. Buku Kamus Besar Bahasa
Emirzon, Joni, 2001, Alternatif Indonesia, Jakarta:
Penyelesaian Sengketa di Departemen Pendidikan
Luar Pengadilan, PT. dan Kebudayaan.
Gramedia Pustaka
Utama,Jakarta. C. Peraturan Perundang-undangan
G, Bazemore, dan Mark, Umbreit, Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun
2002, Balanced and 2006 Tentang Badan
Restorative Justice Pertanahan Nasional.
Project, Oxford University
Press, New York. Keputusan Kepala Badan Pertanahan
Marlina, 2009, Peradilan Pidana Nasional Republik
Anak di Indonesia: Indonesia Nomor 34 tahun
Pengembangan konsep 2007 Tentang Petunjuk
Diversi dan Restorative Teknis Penanganan dan
Justice, Refika Aditama, Penyelesaian Sengketa
Bandung. Pertanahan.
Waluyo, Bambang, 2002, Penelitian
D. Website
Hukum dalam Praktek,
http://www.bpn.go.id/Program-
Sinar Grafika, Jakarta.
Prioritas/Penanganan-
Harsono, Boedi, 2008, Hukum
Kasus-Pertanahan.Diakses
Agraria Indonesia, Edisi
hari Sabtu, tanggal 15
2008, Djambatan, Jakarta.
November 2014, pukul
Murad, Rusmadi, 1991, Penyelesaian
15.35 WIB.
Sengketa Hukum Atas
http://www.bpn.go.id/Tentang-
tanah, Alumni,Bandung.
Kami/Sekilas. Diakses hari
Usman, Rachmadi, 2003, Pilihan
Sabtu, tanggal 15
Penyelesaian Sengketa
November 2014, pukul
Diluar Pengadilan,Citra
17.20 WIB.
Aditya Bakti,Bandung.
Soemartono, Gatot,2006, Arbitrase
dan Mediasi di Indonesia,
PT.Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Marshall, Tony, 2002, Restorative
Justice on Trial in Britain,

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 15

You might also like