Professional Documents
Culture Documents
Tampaksiring, Legenda Dan Istana
Tampaksiring, Legenda Dan Istana
Dari sinilah muncul istilah “tampaksiring” yang artinya jejak yang tampak
miring. Namun menurut legenda tersebut, hal ini tidak membuat pasukan
dewata kehilangan jejak. Mayadenawa berhasil diringkus, namun sang raja
masih memiliki siasat. Dengan mengerahkan ilmu kesaktiannya ia berhasil
menciptakan mata air yang beracun yang menyebabkan banyak kematian
para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air tersebut.
Batara Indra kemudian menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air
beracun tersebut. Air penawar racun itu kemudian bernama Tirta Empul
(bermakna “air suci”). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa dengan
berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah yang kemudian dikenal
dengan nama Tampaksiring.
Wisma Negara mempunyai luas 1.476 m2. Pada wisma ini terdapat Ruang
Tamu Negara. Bagian utama Wisma Negara juga sama dengan Bagian
utama Wisma Merdeka. Wisma ini dibangun di atas tanah berbukit dan
kedua bukit yang menopang kedua wisma itu dipisahkan oleh celah bukit
yang cukup dalam, lebih kurang 15 meter.
Wisma Bima terletak di sebelah barat laut Wisma Merdeka, luasnya 2.310
m2. selesai dibangun pada 1963. Nama Wisma diambil dari nama putra
kedua pendawa, wisma ini berfungsi sebagai tempat beristirahat para
pengawal serta petugas yang melayani Presiden beserta keluarga atau tamu
negara beserta pengiringnya.