You are on page 1of 11

Minggu Ke-9

Pengenalan Daerah Kerja

Makna Pengenalan Daerah Kerja Penyuluhan Peternakan

Seorang penyuluh tidak cukup hanya mengenal masyarakat sasarannya saja, tetapi juga harus
mengenal beragam kekuatan yang mempengaruhi proses perubahan, baik yang menyangkut:
lingkungan fisik, lingkungan sosial, dll. Selaras dengan itu, salah satu tugas yang harus dilakukan oleh
setiap penyuluh melaksana-kan penyuluhan adalah: pengenalan daerah kerja penyuluhan.

Bagi seorang penyuluh, pengenalan daerah kerja sebelum melaksanakan tugas merupakan
persyaratan mutlak. Sebab, hanya dengan mengenal daerah kerja penyuluhan dapat memahami:

1. Keadaan masyarakat yang akan menjadi sasaran penyuluhannya


2. Keadaan lingkungan fisik dan sosial masyarakat sasarannya, Masalah-masalah yang pernah,
sedang, dan akan dihadapi oleh masyarakat sasarannya di masa-masa mendatang,
3. Kendala-kendala yang akan dihadapi untuk melaksanakan penyuluhannya, dan
4. Faktor-faktor pendukung dan pelancar kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakannya.

Melalui pengenalan daerah kerja yang mendalam, seorang penyuluh tidak hanya akan mengetahui
kegiatan usaha ternak yang dilaksanakan oleh masyarakat peternak yang menjadi penerima manfaat,
tetapi melalui pengenalan daerah kerja yang mendalam, seorang penyuluh akan dapat memahami:

1. Keadaan alam tempat peternak berusaha ternak


2. Keadaan usaha ternak, baik komoditi yang diusahakan, teknik budidaya, tingkat produktivitas,
dll.
3. Keadaan manusia yang berusaha ternak, termasuk: kebiasaan- kebiasaannya, kebutuhan dan
keinginannya, agama dan nilai-nilai sosial budaya yang dianut dan terus-menerus dijadikan
pedoman hidup dan bekerja serta diwariskan dari generasi ke generasi, dll.
4. Keadaan kelembagaan yang akan mempengaruhi kegiatan usaha ternak dan perilaku
peternak,
5. Prasarana yang tersedia, yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan oleh peternak untuk terus
meningkatkan produktivitas dan pendapatan serta keuntungannya.

Lebih lanjut, melalui pengenalan daerah kerja yang mendalam, penyuluh akan dapat melihat:

1. Peluang peran bantuan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki mutu hidup masyarakat
sasarannya
2. Memilih peluang peran bantuan yang paling tepat (mudah, murah, dan benarbenar
bermanfaat),
3. Sumberdaya yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan
yang direncanakan.

Oleh sebab itu, tanpa pengenalan daerah kerja yang baik, bukan saja akan menyulitkan penyuluh
untuk menyusun program dan kalender kerja penyuluhan yang akan dilakukan, tetapi sekaligus juga
akan menyulitkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan yang telah berhasil direncanakan.
Minggu Ke-10

Komunikasi Penyuluhan Perikanan

Secara umum, pengertian komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia, baik secara perorangan
maupun berkelompok yang bersifat umum dengan menggunakan lambing-lambang tertentu yang
berarti. Dalam kerangka penyuluhan, maka ilmu komunikasi jelas sangat diperlukan sebagai dasar
dalam mentransfer pesan yang akan disampaikan oleh penyuluh kepada sasaran. Sasaran komunikasi
dalam penyuluhan perikanan adalah masyarakat desa yang pada umumnya adalah paara petani,
peternak, nelayan, dan kelurganya, oleh karena itu dengan adanya perkembanganobyek tertentu
maka akan memerlukan komunikasi yang lebih spesifik. Sebagai contoh, dibidang penyuluhan
perikanan dikenal istilah komunikasi penyulahan perikanan. Sejalan dengan perkembangan zaman,
berkembang pula ilmu komunikasi. Saat ini telah berkembang berbagai bentuk komunikasi, di
antaranya adalah komunikasi social, komunikasi bisnis, mkomunikasi hokum, komunikasi politik,
komunikasi fotografis, dan sebagainya. Komunikasi secara paradigmatis adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat
atau perilaku, baik langsung maupun tak langsung melalui media.Yang diharapkan dari adanya proses
komunikasi tersebut, yakni memberi tahu atau memberi sikap (attitude), pendapat (opinion) atau
perrilaku (behavior).

Menurut Jones (1975), pengertian dan proses komunikasi dalam bidang perikanan adalah sangat
kompleks, hal ini disebabkan karena banyak faktor yang terlibat di dalamnya. Proses komunikasi dalam
kaitannya dengan penyuluhan perikanan, menghaarapkan bahwa komunikasi yang terjadi tidak
semata-mata berpindahnnya pesan dari komunikator ke sasara atau komunikan, tetapi bagaimana
pesan tersebut dapat diterima, dimengerti oleh sasaran sehiingga timbul suatu kesadaran, yang
berlanjut keminat, keinginan untuk menimbang-nimbang dan mencoba hingga menerapkan pesan
yang disampaiakan ooleh komunikator tersebut dengan kesadarannya sendiri.

1.1 Komunikasi Antarperorangan

Komunikasi antar perorangan atau disebut komunikasi antar individu atau komunikasi tatap muka
dilakukan secara individu antar komunnikator dengan komunikan. Pada umumnya, komunikasi seperti
ini dilakukan secara akrab, terbuka dan tidak mengganggu bila keduanya menginginkan komnikasi
dalam waktu yang relative lebih lama karena pesan yang disampaikan perlu dimengerti benar agar
keduanya dan kepuasan di dalamnya.

1.2 Komunikasi Intramanusia

Komunikasi intramanusia atau komunikasi dengan diri sendiri, juga lazim dilakukan oleh anggotaa
masyarakat. Walaupun sepintas tidak terlihat sebagai bentuk komunikasi karena terjadi dalam diri
pribadi seseorang.

1.3 Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok terjadi, baik dalam masyarakat modern ataupun masyarakat pedesaan yang
lebih sederhana. Komunikasi kelompok dalam masyarakat modern cenderung lebih efektif dibanding
pada masyarakat pedesaan sederhana, hal ini dikarenakan pada masyarakaat modern umumnya
pendidikan dan pengetahuannya relatif lebih tinggi disbanding masyarakat pedesaan

1.4 Komunikasi Massa

Komunikasi massa umumnya dilakukan dalam jumlah yang relative banyak. Komunikasi massa
umumnya digunakan sekedar mengunggah emosi seseoraang atau hanya sekedar memberi
pengertian atau penjelasan, berupa informasi agar masyarakat mengerti tentang hal-hal yang
sebelumnya belum diketahui oleh mereka. Komunikasi sebagai suatu bentuk penyampaian pesan,
maka perlu diketahui apakah pesan yang disampaikan telah efektif sampai kepada sasaran
komunikasi. Komunikator yang baik perlu mengetahui apakah tugasnya dalam menyampaiakan pesan
pada masyarakat sasaran telah berhasil dengan baik atau sebaliknya, tidak berhasil. Untuk hal
tersebut, maka seoorang komunikator perlu melakukan evaluasi dalam bentuk umpan balik atau
feedback. Umpan balik dari komunikator ke komunikan dapat bersifat langsung (direct feed-back)
maupun tidak langsung (indirect feedback).

Umpan balik langsung dan tidak langsung digambarkan dalam gambar 1 dan gambar 2 berikut ini.

Gambar 1 Umpan Balik Langsung dari Proses Komunikasi

Pada gamvar diatass mnunjukan bahwa seorang komunikator perlu mengetahui secara
langsung ppesan yang disampaikan kepada komunikan apakah telah daapat diterima dengan baik dan
jelas dalam bentuk umpan balik, sehingga pesan yang diberikan selanjutnya dapat lebih diperjelas
informasinya.

Gambar.2 Umpan Ballik Langsung dari Proses Komunikasi

Pada gambar di atas menunjukan bahwa pesan yang disampaikan kepada komunikan apakah
pesan tersebut telah mengena pada sasaran, dapat diketahui melalui adanya pihak lain yang
memberikan umpan balik pada komunikator, adanya umpan balik memberikan kesempatan atau
peluang komunikator untuk melanjutkan pesan atau memperbaiki pesan yang disampaikan sehingga
tercapai tujuan. Komunikasi dua arah atau two ways traffic communication yang efektif akan
menghasilkan umpan balik yang positif untuk kedua belah pihak. Dalam komunikasi penyuluhan,
tujuan komunikasi sudah jelas yaitu antara lain supaya apa yang kita sampaikan dapat dimengerti
dengan sebaik-baiknya dan dapat diikuti dengan gagasan maupun inovasi yang diajarkan menjadi
suatu perubahan yang mengarah pada tindakan-tindakan yang lebih produktif.
Minggu Ke-11

Kelembagaan Kelompok Tani Pembudidaya Ikan

Kelompok tani pada dasarnya adalah organisasi non formal di perdesaan yang
ditumbuhkembangkan “dari, oleh dan untuk petani “, memiliki karakteristik sebagai berikut:

• Ciri Kelompok Tani


1. Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota
2. Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam berusaha tani
3. Memiliki kesamaan dalam tradisi dan atau pemukiman, hamparan usaha, jenis usaha, status
ekonomi maupun sosial, bahasa, pendidikan dan ekologi.
4. Ada pembagian tugas dan tanggung jawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan
bersama.

• Unsur Pengikat Kelompok Tani


1. Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya,
2. Adanya kawasan usaha tani yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya,
3. Adanya kader tani yang berdedikasi untuk menggerakkan para petani dan kepemimpinannya
diterima oleh sesama petani lainnya,
4. Adanya kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh sekurang kurangnya sebagian besar
anggotanya,
5. Adanya dorongan atau motivasi dari tokoh masyarakat setempat untuk menunjang program
yang telah ditentukan.

• Fungsi Kelompok Tani


1. Kelas Belajar; Kelompoktani merupakan wadah belajar mengajar bagi anggotanya guna
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) serta tumbuh dan berkembangnya
kemandirian dalam berusaha tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya
bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
2. Wahana Kerjasama; Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama
diantara sesama petani dalam kelompoktani dan antar kelompoktani serta dengan pihak lain.
Melalui kerjasama ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
3. Unit Produksi; Usahatani yang dilaksanakan oleh masing masing anggota kelompoktani,
secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan
untuk mencapai skala ekonomi, baik dipandang dari segi kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas.
Minggu Ke-12

Penumbuhan Kelompok Tani

Dasar dan Prinsip-Prinsip Penumbuhan Kelompok Tani

Dasar Penumbuhan Penumbuhan kelompoktani dapat dimulai dari kelompok/ organisasi sosial yang
sudah ada dimasyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan perikanan diarahkan menuju
bentuk kelompoktani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam
meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha taninya.

Penumbuhan kelompoktani didasarkan kepada prinsip prinsip sebagai berikut:

1. Kebebasan, artinya menghargai kepada para individu para petani untuk berkelompok sesuai
keinginan dan kepentingannya. Setiap individu memiliki kebebasan untuk menentukan serta
memilih kelompoktani yang mereka kehendaki sesuai dengan kepentingannya. Setiap individu
bisa tanpa atau menjadi anggota satu atau lebih kelompok tani;
2. Keterbukaan, artinya penyelenggaraan penyuluhan dilakukan secara terbuka antara penyuluh
dan pelaku utama serta pelaku usaha;
3. Partisipatif, artinya semua anggota terlibat dan memiliki hak serta kewajiban yang sama dalam
mengembangkan serta mengelola (merencanakan, melaksanakan serta melakukan penilaian
kinerja) kelompoktani;
4. Keswadayaan artinya mengembangkan kemampuan penggalian potensi diri sendiri para
anggota dalam penyediaan dana dan sarana serta pendayagunaan sumber daya guna
terwujudnya kemandirian kelompoktani;
5. Kesetaraan artinya hubungan antara penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha yang harus
merupakan mitra sejajar;
6. Kemitraan artinya penyelenggaraan penyuluhan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip saling
menghargai, saling menguntungkan, saling memperkuat, dan saling membutuhkan antara
pelaku utama dan pelaku usaha yang difasilitasi oleh penyuluh.

Proses Penumbuhan Kelompoktani Penumbuhan kelompoktani dilaksanakan melalui langkah-


langkah, sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dan informasi, yang meliputi antara lain :


• Tingkat pemahaman tentang organisasi petani;
• Keadaan petani dan keluarganya;
• Keadaan usaha tani yang ada;
• Keadaan sebaran, domisili dan jenis usaha tani;
• Keadaan kelembagaan masyarakat yang ada.

2. Advokasi (saran dan pendapat) kepada para petani khususnya tokoh-tokoh petani setempat
serta informasi dan penjelasan mengenai: a.
• Pengertian tentang kelompoktani, antara lain mengenai; Apa kelompoktani, tujuan serta
manfaat berkelompok untuk kepentingan usaha tani serta hidup bermasyarakat yang lebih
baik lagi.
• Proses atau langkah-langkah dalam menumbuhkan/membentuk kelompoktani,
• Kewajiban dan hak setiap petani yang menjadi anggota kelompok serta para pengurusnya,
• Penyusunan rencana kerja serta cara kerja kelompok.
3. Penumbuhan/pembentukan kelompoktani dilakukan dalam pertemuan atau musyawarah
petani yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, pamong desa, penyuluh perikanan sebagai mitra
kerja petani dan instansi terkait. Selanjutnya kesepakatan membentuk kelompoktani
dituangkan dalam berita acara pembentukan kelompoktani. Penumbuhan kelompoktani yang
mantap memerlukan kesabaran sesuai dengan tingkat kesadaran para petani yang akan
membentuknya. Pembentukan kelompoktani yang terlalu cepat atau terlalu lama dapat
mengakibatkan turunnya minat calon anggota, dan hal ini harus dihindarkan.

PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI

Pengembangan kelompoktani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompoktani dalam


melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis,
penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain :

1. Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan


berkesinambungan.
2. Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana
sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara
partisipasi
3. Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama;
4. Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih;
5. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir;
6. Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar;
7. Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para petani umumnya
dan anggota kelompoktani khususnya;
8. Adanya jalinan kerja sama antara kelompoktani dengan pihak lain;
9. Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan
kelompok.
Minggu Ke-13

Dinamika Kelompok Pembudidaya Perikanan

Dinamika merupakan tingkah laku anggota satu dengan lainnya langsung saling mempengaruhi
secara timbal balik. Atau proses berlangsungnya interaksi dan interdependensi antara anggota
kelompok yang satu dengan yang lain, anggota dengan anggota keseluruhan. Tujuan Dinamika
Kelompok Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok. Tujuan perlu
memberi arah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi pengambilan keputusan yang rasional
tentang jenis dan jumlah kegiatan yang harus dilakukan oleh kelompok yang menjadi kriteria pengukur
kemajuan. Tujuan dinamika kelompok :

1. Meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok


2. Meningkatkan produktivitas anggota kelompok
3. Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik, lebih maju
4. Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya

Manfaat Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang
hidup dalam sebuah kelompok. Manfaat dinamika kelompok antara lain:

1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.


(Bagaimanapun manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
2. Memudahkan segala pekerjaan. (Banyak pekerjaan yang tidak dapat dilaksanakan tanpa
bantuan orang lain.
3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang terlalu besar sehingga selesai lebih cepat, efektif dan efesian. (pekerjaan besar
dibagi-bagi sesuai bagian kelompoknya masing-masing / sesuai keahlian.
4. Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat (setiap individu bisa memberikan
masukan, berinteraksi dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat)

Unsur-unsur Dinamika Kelompok disebut juga dengan variabel atau dimensi dinamika kelompok.
Unsur-unsur dinamika kelompok terdiri dari :

1. Tujuan Kelompok Tujuan kelompok dapat diartikan sebagai gambaran yang diharapkan
anggota yang akan dicapai oleh kelompok. Tujuan kelompok harus jelas dan diketahui oleh
seluruh anggota.
2. Kekompakan Kelompok Kekompakan kelompok menunjukkan tingkat rasa untuk tetap tinggal
dalam kelompok, hal ini dapat berupa : loyalitas, rasa memiliki, rasa keterlibatan, dan
keterikatan.
3. Struktur kelompok Struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara individu-individu
dalam kelompok sesuai posisi dan peranan masing-masing. Struktur kelompok harus
sesuai/mendukung tercapainya tujuan kelompok.
4. Fungsi Tugas Kelompok
• Fungsi tugas adalah segala kegiatan yang harus dilakukan kelompok dalam rangka
mencapai tujuan. Secara keseluruhan fungsi ini sebaiknya dilakukan dengan kondisi
menyenangkan, dengan kondisi yang menyenangkan dapat menjamin fungsi tugas ini
dapat terpenuhi.
• Klasifikasi fungsi tugas yaitu:
a. Koordinasi, berfungsi sebagai koordinasi untuk menjembatani kesenjangan antar
anggota
b. Informasi, berfungsi memberikan informasi kepada masing-masing anggota
c. Prakarsa, berfungsi menumbuhkan dan mengembangkan prakarsa anggota
d. Penyebaran, berfungsi menyebarkan hal-hal yang dilakukan kelompok kepada
masyarakat atau lingkungannya
e. Kepuasan, berfungsi untukmemberikan kepuasan pada anggota
f. Kejelasan, berfungsi menciptakan kejelasan kepada anggota seperti tujuan dan
kebutuha anggota
5. Pengembangan dan Pemeliharaan Kelompok Mengembangkan dan membina kelompok
dimaksudkan sebagai usaha mempertahankan kehidupan kelompok
6. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan bersemangat atau apatis yang
ada dalam kelompok, suasana kelompok yang baik bila anggotanya merasa saling menerima,
saling menghargai, saling mempercayai dan bersahabat.
7. Efektivitas Kelompok
Efektifitas kelompok adalah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas kelompok dalam
mencapai tujuan. Semakin banyak tujuan yang dapat dicapai, semakin banyak keberhasilan,
anggota kelompok akan semakin puas. Bila anggota kelompok merasa puas kekompakan dan
kedinamisan kelompok akan semakin kuat.
8. Tekanan Kelompok
Tekanan pada kelompok dimaksudkan adalah adanya tekanan-tekanan dalam kelompok yang
dapat menimbulkan ketegangan, dengan adanya ketegangan akan timbul dorongan untuk
mempertahankan tujuan kelompok. Tekanan kelompok yan cermat, dan terukur akan dapat
mendinamiskan kelompok, bila tidak justru akan berakibat sebaliknya.
9. Maksud Terselubung
Maksud terselubung adalah suatu tujuan anggota kelompok yang terselubung atau ditutup-
tutupi atau sengaja tidak diberitahukan pada anggota lainnya dalam melakukan suatu
aktivitas tertentu dalam kelompok, karena tujuan sebenarnya dari anggota kelompok
berlawanan dan bertentangan dengan tujuan kelompok yang telah disepakati bersama.
Minggu Ke-14

Program Kerja Dan Evaluasi Penyuluhan Perikanan

Programa penyuluhan perikanan disusun setiap tahun dan memuat rencana penyuluhan
perikanan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan.
Penyusunan programa penyuluhan dulakukan sebaiknya secara partisipatif untuk mengakomodasi
kebutuhan dan kepentingan pelaku utama dan pelaku usaha. Inti programa adalah Rencana Kegiatan
Penyuluhan Perikanan yang disusun melalui sebuah lokakarya partisipatif berdasarkan potensi
wilayah dan masalah/kebutuhan petani serta dukungan instansi/pihak terkait. Isi dari program ini
adalah kegiatan-kegiatan utama dalam penyuluhan perikanan yang akan dilaksanakan diwilayah kerja
penyuluhan perikanan selama satu tahun.

Sesuai dengan rumusan pengertian programa penyuluhan perikanan, maka penulisan


penyusunan program dapat disusun sebagai berikut, yaitu: Perumusan Keadaan, Penetapan Tujuan,
Penetapan Masalah, Penetapan Rencana Kegiatan, Rencana Monitoring dan Evaluasi. Penyusunan
programa penyuluhan dilakukan oleh penyuluh perikanan bersama para pelaku utama dan pelaku
usaha serta organisasi petani secara partisipatif, memalui tahapan sebagai berikut:

• Perumusan Keadaan
Perumusan keadaan adalah penggambaran fakta berupa data dan informasi disuatu wilayah
pada saat program disusun yang diperoleh setelah melakukan pengumpulan dan pengolahan
data. Sebelum keadaan dirumuskan, perlu dilakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis
data mengenai potensi, produktivitas dan lingkungan usaha perikanan, perilaku/tingkat
kemampuan pelaku utama dan pelaku usaha, dan kebutuhan pelaku utama dalam usahanya
disuatu wilayah. Hasil analisis data dan informasi dapat digali melalui berbagi metode
partisipatfi, diantaranya PRA (Participatory Rural Appraisal), dari rencana kegiatan pelaku
utama dan pelaku usaha (RDK/RDKK) serta dari rekapitulasi programa penyuluhan setingkat
dibawahnya.
• Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan adalah perumusan keadaan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 1
(satu) tahun. Tujuan dirumuskan dengan kalimat-kalimat perubahan perilaku pelaku utama
dan pelaku usaha yang hendak dicapai. Penetapan tujuan tersebut dilakukan bersama-sama
pemerintah, pelaku utama dan pelaku usaha, serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku
usaha sehingga rumusan tersebut berupa keinginan dan kepentingan dari kedua belah pihak.
• Penetapan Masalah
Penetapan masalah adalah perumusan faktor-faktor yang dapat menyebabkan tidak
tercapainya tujuan.
• Penetapan Rencana Kegiatan
Pada tahap ini dirumuskan cara mencapai tujuan, yaitu menetapkan rencana kegiatan yang
menggambarkan bagaimana tujuan bisa dicapai. Ada dua rencana yang harus disusun, yaitu:
a. Rencana kegiatan penyuluhan yang meliputi data dan informasi mengenai tujuan,
masalah, sasaran, lokasi, metode/kegiatan, waktu, lokasi, biaya dan penanggungjawab
serta pelaksana. Masalah dalam rencana kegiatan penyuluhan berupa masalah-masalah
yang bersifat perilaku, yang antara lain bisa disidik (identifikasi) berdasarkan teknik faktor
penentu.
b. Rencana kegiatan untuk membantu mengikhtiarkan pelayanan dan pengaturan yang
meliputi data dan informasi mengenai tujuan, sasaran, lokasi, kenis kegiatan, waktu,
penanggungjawab serta pelaksana. Masalah petani bersifat non perilaku antara lain
masalah-masalah yang berkaitan dengan kondisi sarana dan prasarana usahatani,
pembiayaan, pengaturan, pelayanan dan kebajikan pemerintah/iklim usaha yang kurang
konsudif.

Prinsip-Prinsip Penyusunan Program Penyuluhan Perikanan

Penyusunan programa penyuluhan tersebut harus memenuhi syarat yaitu: Harus terukur, Realistis ,
Bermanfaat, Dapat dilaksanakan serta dilakukan secara partisipatif, Terpadu, Transparan, Demokratis,
Dan bertanggungjawab.

1. Terukur: Program yang disusun dapat diukur keberhasilannya.


2. Realistis: Program yang disusun sesuai dengan keadaan/kenyataan sebenarnya.
3. Bermanfaat: Program penyuluhan harus memberikan nilai manfaat bagi peningkatan
pengetahuan, ketrampilan dan prilaku untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan
kesejahteraan pelaku utama dan pelaku usaha.
4. Dapat dilaksanakan: bahwa program penyuluhan dapat dilaksanakan oleh penyuluh, pelaku
utama dan pelaku usaha dalam mencapai tujuan
5. Partisipatif: penyusunan program melibatkan secara aktif pelaku utama dan pelaku usaha dan
penyuluh sejak dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi.
6. Terpadu: bahwa program penyuluhan yang disusun dengan memperhatikan program
penyuluhan kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional dengan berdasar kebutuhan pelaku
utama dan plaku usaha.
7. Transparan: program penyuluhan diselengarakan secara terbuka antara pnyuluh, pelaku
utama dan pelaku usaha sehingga dapat diketahui oleh sesama unsur terkait.
8. Demokratis: penyusunan program yang diselenggarakan dengan saling menghormati
pendapatantara penyuluh, pemerintah, dan pelaku utama serta pelaku usaha.

Evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dan dampak
kegiatan-kegiatan proyek/program sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan
obyektif. Setiap program kegiatan yang direncanakan seharusnya diakhiri dengan evaluasi dan dimulai
dengan hasil evaluasi kegiatan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan dimaksudkan untuk melihat
kembali apakah suatu program atau kegiatan telah dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
dan tujuan yang diharapkan. Adapun lima ciri dalam evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Kualitas: apakah program baik atau tidak baik, kualitas isi program, kegiatan pendidik, media
yang digunakan, penampilan pelaksana program.
2. Kesesuaian: pemenuhan kebutuhan dan harapan masyarakat. Program tidak menyulitkan
atau membebani masyarakat, sesuai dengan tingkat teknis, sosial dan ekonomis masyarakat.
3. Keefektifan: seberapa jauh tujuan tercapai.
4. Efisiensi: penggunaan sumber daya dengan baik, dan
5. Kegunaan: kegunaan bagi masyarakat yang ikut terlibat dalam program.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan dapat dilakukan dengan
cara penyebaran kuesioner sebelum kegiatan penyuluhan dilaksanakan dan penyebaran kuisioner
setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan.
Minggu Ke-15

Kelembagaan dan Sistem Penyuluhan Perikanan

Kelembagaan penyuluhan diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 154 Tahun
2014 Tentang Kelembagaan Penyuluhan Perikanan, Peternakan, Dan Kehutanan Kelembagaan
penyuluhan merupakan faktor penting dalam sistem penyuluhan, tanpa kelembagaan penyuluhan
maka penyelenggaraan penyuluhan tidak bisa berjalan dengan baik. Lembaga penyuluhan berperanan
dalam menyelenggarakan program penyuluhan dengan melakukan penyebarluasan teknologi dari
sumber teknologi kepada pengguna (petani) atau klien di dalam sistem sosial. Oleh karena itu lembaga
penyuluhan mulai dari pusat, propinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan tingkat desa harus menjalin
hubungan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi program, baik secara fungsional maupun secara
operasional dalam penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Menurut Alma S. Tan di dalam Valera, et
al. (1987), bahwa konsep atau pemikiran mengenai fungsi penyampaian penyuluhan (Extension
Dilevery System) dapat dilihat dari dinamika, proses dalam kerangka sistem (System framework).
Lebih lanjut menjelaskan bahwa di dalam sistem penyuluhan terdapat tiga komponen pokok/utama
yaitu: sistem penelitian, sistem perubahan dan sistem klien.

1. Sistem penelitian: adalah suatu kegiatan untuk menghasilkan ilmu dan teknologi yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna (petani). Teknologi yang dihasilkan berupa teknologi tepat guna
sesuai dengan kondisi masyarakat lokal. (pengetahuan, ekonomi, pendidikan, kebiasaan,
tujuan dan nilai-nilai budaya).
2. Sistem perubahan: adalah suatu sistem di mana kegiatan-kegiatan lebih diarahkan pada suatu
perubahan pada sistem sosial terutama dalam transfer teknologi. Faktor dan sistem ini adalah
doktrin, kerja keras, kelembagaan, pengorganisasian program, struktur organisasi,
pendekatan atau metode; materi, agen perubah dan program pemberdayaan. Pendekatan
penyuluhan yang diorganisasikan merupakan perpaduan dan kombinasi strategis yang dari
metode-metode di dalam penyuluhan pedesaan di suatu wilayah tertentu. Antara pendekatan
yang satu dengan pendekatan lainnya tidak berdiri sendiri (Vicentre A. Martinez dan Ramiro
F. Plopino; dalam Valera, et al, 1987)
3. Sistem klien: adalah kelompok, komunitas dan masyarakat desa yang merupakan klien dari
sistem penyampaian penyuluhan. Di dalam konteks penyuluhan, klien merupakan sasaran
utama dalam pembangunan perikanan. Klien merupakan penerima informasi inovasi
teknologi sesuai kebutuhannya yang diperoleh dengan memanfaatkan saluran komunikasi
yang ada.sehingga esensi dari sistem penyampaian penyuluhan yaitu mekanisme transfer
teknologi.

You might also like