You are on page 1of 15

Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol.

15 (1) Juni 2017


p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

HUBUNGAN PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN DAN


KELENGKAPAN FASILITAS PRAKTEK DENGAN HASIL BELAJAR
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN KONTINENTAL DI SMK
NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR

Yuspa Hanum dan Efrida Elisa Siregar*)1


Surel: yuspa.hanum@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to determine: (1) Knowledge of foodstuffs; (2) Completion of practice
facilities; (3) The learning result of processing and serving of continental food; (4) The
relationship of food knowledge with the learning result of processing and serving of continental
food; (5) The relation of the completeness of the practice facility to the learning result of
processing and serving of continental food; (6) Knowledge relation of foodstuffs and completeness
of practice facility with learning result of processing and presentation of continental food. Based
on the results of the research indicate that: (1) the level of knowledge of student's food trend of
64.86% is in enough category; (2) The trend level of the completeness of the practice facility of
56.76% is in sufficient category; (3) The level of trends in the learning outcomes of processing and
serving of continental food is in the high category in terms of School Standard Assessment and
Minimum Criteria of Completeness; (4) The result of partial correlation analysis there is a
positive and significant correlation between the knowledge of foodstuff with the learning result
with value (ry.1.2 = 0,345> rt = 0,325; 5%); (5) The result of partial correlation analysis there is
a positive and significant correlation between the completeness of practice facility with learning
result with value (ry.2.1 = 0,332> rt = 0,325; 5%); (6) Based on multiple correlation test there is
a positive and significant relationship between the knowledge of foodstuffs and the completeness
of practice facilities with learning outcomes with value R = 0.345 so that obtained Ftabel = 3.28
and Fh = 3.39 where Fcount> Ftable (3.39 > 3.28) so that the coefficient of double correlation at
significant level 5% means.

Keywords : Knowledge Of Foodstuff, Completeness Of Practice Facility, Processing And


Presentation Of Continental Food

PENDAHULUAN pendidikan, salah satunya


Pendidikan memiliki peranan pembelajaran yang dilakukan oleh
penting dalam upaya meningkatkan guru di sekolah.
sumber daya manusia yang Menurut Slameto, (2003) faktor-
berkualitas. Peran lembaga faktor yang mempengaruhi belajar
pendidikan sangat membantu dalam dan hasil belajar secara garis besar
dapat digolongkan menjadi 2
berhasilnya suatu proses belajar
golongan yaitu faktor intern dan
mengajar dan membantu ektern. Faktor intern adalah faktor
mengembangkan sumber daya yang ada didalam diri dari individu
manusia (SDM) yang berkualitas yang sedang belajar, terdiri dari
sebagai modal bagi pembangunan jasmaniah dan psikologis. Sedangkan
nasional. Untuk itu diperlukan upaya faktor intern adalah faktor yang
dalam meningkatkan kualitas muncul dari luar individu, terdiri dari
keluarga, sekolah dan masyarakat.

*) Dra. Yuspa Hanum, M.S: Dosen Jurusan PKK FT UNIMED


Elfrida Elisa Siregar : Mahasiswa Jurusan PKK FT UNIMED

85
PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

Dalam meningkatkan kualitas setelah pembelajaran dalam proses


lulusan SMK khususnya Tata Boga, belajar mengajar sebagian siswa
ada banyak faktor yang hanya mencapai nilai standart KKM
mempengaruhinya, salah satunya (Kriteria Ketuntasan Minimal).
adalah saran dan prasarana seperti Ketuntasan Minimal yang diterapkan
laboratorium praktek, perpustakaan, oleh pihak SMK N 3
serta alat-alat praktek. Jika standar Pematangsiantar adalah 3,00 = 75.
tersebut belum terpenuhi para siswa Hasil wawancara singkat
tidak dapat melaksanakan praktek peneliti dengan seorang guru jurusan
atau latihan untuk menerapkan ilmu tata boga mengungkapkan bahwa
yang telah diperolehnya dari guru. dalam proses belajar mengajar
Untuk itu harus ada upaya dalam terdapat siswa yang masih kurang
perbaikan fasilitas pada SMK mengerti dalam pelajaran
terutama alat praktek di pengetahuan bahan makanan,
Laboratorium sekolah. Pihak sekolah sehingga masih meminta bantuan
diharapkan dapat mengembangkan kepada teman atau guru dalam proses
serta memperluas akses dan belajar mata pelajaran pengetahuan
kemudahan praktikum bagi siswa bahan makanan, hal ini yang
SMK. mempersulit guru dalam mata
Pengolahan dan Penyajian pelajaran Pengolahan dan Penyajian
Makanan Kontinental merupakan Makanan Kontinental karena siswa
salah satu mata pelajaran masih kesulitan untuk mengenali
produktif/kejuruan yang diperoleh bahan-bahan yang akan digunakan,
siswa pada kelas XI yang mengacu sehingga sebelum akan melakukan
pada Standar Kompetensi Siswa praktek guru terlebih dahulu
(SKS) khususnya di SMK program menunjukkan contoh bahan secara
keahlian tata boga. Tujuan demontrasi.
mempelajari mata pelajaran ini Berdasarkan hasil observasi
adalah memberikan pengetahuan menunjukkan pada saat praktek
siswa tentang makanan yang berasal dalam pengolahan makanan
dari Negara Eropa dan Amerika yang kontinental dalam satu kelompok
disajikan secara bergiliran dari dibagi menjadi 3-4 orang.
hidangan pembuka (appetizer), soup, Pemanfaatan sarana praktik di
makanan utama (main course) hingga jurusan Tata Boga SMK Negeri 3
hidangan penutup (dessert) Pematangsiantar belum dilakukan
menggunakan bahasa asing dan dengan maksimal, Hal ini dibuktikan
membutuhkan pemahaman yang luas juga dengan penjelasan beberapa
tentang makanan kontinental, siswa siswa kelas XI jasa boga, mereka
diharapakan lebih aktif lagi dan mengatakan bahwa tidak semua
memiliki kesadaran serta kemauan sarana praktik yang ada digunakan
yang kuat untuk belajar. ketika proses kegiatan praktik
Dari hasil observasi pada berjalan, sampai dengan saat ini
bulan Februari 2015 di SMK Negeri masih banyak sarana praktik yang
3 Pematangsiantar dengan guru belum dipahami siswa cara
bidang studi Penyajian dan penggunaannya siswa hanya
Pengolahan Makanan Kontinental, diperkenalkan nama- nama alatnya
penulis mendapat informasi bahwa saja pada sarana praktik tersebut, dan

86 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (1) Juni 2017
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

yang mempraktikkannya adalah guru, yaitu mata pelajaran Pengolahan dan


siswa hanya diberi kesempatan untuk Penyajian Makanan Kotinental
mengamati saja baik melalui metode (Anonimous, 2000).
demontrasi maupun media gambar
yang ditampilkan guru tersebut, hal METODE PENELITIAN
ini terjadi karena sarana praktik yang Desain, Tempat, dan Waktu
bernilai tinggi atau dapat dikatakan Penelitian ini
jumlahnya terbatas, seperti food menggunakan metode deskriptif
processor, oven dan pornes gas. oleh korelasional yaitu penelitian untuk
karena itu hanya guru yang mengetahui tingkat hubungan antara
mempraktikkan sarana tersebut, dua variabel atau lebih, tanpa
padahal untuk dapat lebih memahami melakukan perubahan, tambahan
konsep- konsep yang diberikan atau manipulasi terhadap data yang
tentunya harus lebih sering untuk memang sudah ada (Arikunto, 2013).
dilaksanakan praktik. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Kompetensi yang Negeri 3 Pematangsiantar. Waktu
dilaksanakan di Sekolah Menengah penelitian pada bulan Februari 2016.
Kejuruan program studi keahlian 1) Uji Validitas Tes
Jasa Boga adalah Pengetahuan Bahan Menurut Arikunto, (2007)
Makanan yang diperoleh siswa sebuah tes disebut valid apabila tes
dipelajari pada tingkat kelas X. itu dapat tepat mengukur apa yang
Tujuan dari mata pelajaran ini yaitu akan diukur. Jika data yang
peserta didik di harapkan memahami dihasilkan dari sebuah instrumen
dan mengerti tentang bahan makanan valid, maka dapat dikatakan bahwa
yang meliputi cara memilih bahan instrumen tersebut valid, karena
makanan yang baik, cara menyimpan dapat memberikan gambaran tentang
bahan makanan, dan cara mengolah data secara benar sesuai dengan
bahan makanan yang baik, sehingga kenyataan atau keadaan
dapat diaplikasikan dalam kehidupan sesungguhnya.
sehari-hari. Kurangnya pengetahuan Cara menghitung validitas
bahan makanan dapat mempengaruhi butir tes dalam penelitian ini
hasil praktek maka siswa diharapkan dilakukan dengan rumus korelasi
terlebih dahulu mempelajari dengan point biserial.
baik pengetahuan bahan makanan
agar pada saat praktek tidak
mengalami kendala maupun masalah 2) Uji Reliabilitas Tes
dalam pemilihan bahan yang akan Arikunto, (2007)
digunakan dalam praktek. Mata mengemukakan bahwa untuk
pelajaran pengetahuan bahan menguji reliabilitas tes digunakan
makanan merupakan dasar bagi rumus Kuder dan Richardson (KR-
peserta didik program keahlian Tata 20) sebagai berikut :
Boga untuk lebih memahami,
mengenal dan mengerti tentang
bahan makanan yang baik, sehingga 3) Tingkat Kesukaran Tes
akan menunjang pada kegiatan Arikunto, (2007)
belajar yang diikuti oleh peserta mengemukakan bahwa untuk uji
didik program keahlian Tata Boga tingkat kesukaran soal dilakukan

87
PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

dengan menggunakan rumus sebagai terlebih dahulu dihitung besaran dari


berikut : rata-rata skor atau mean (M) dan
besaran dari Standart Deviasi (SD)
yang dikemukakan oleh Sugiyono,
4) Uji Daya Beda (2011) dengan rumusan sebagai
Daya pembeda butir tes berikut :
dihitung dengan menggunakan rumus Rumus rata-rata skor atau mean (M) :
indeks diskriminasi yang
X=
dikemukakan oleh (Arikunto, 2007)
yaitu : Rumus Standart deviasi (Sd) :

Sd =
5) Uji Validitas Angket
Validitas adalah tingkat 2) Uji Kecenderungan
kendala dan kesahihan alat ukur yang Untuk menentukan tingkat
digunakan (Arikunto, 2007). Untuk kecenderungan setiap variabel
menguji apakah instrumen yang dilakukan tolak ukur rata-rata ideal
digunakan dalam angket memenuhi (Mi) dan Standart Deviasi ideal
persyaratan validitas, pada dasarnya (SDi) dengan cara sebagai berikut :
digunakan Korelasi Product Moment Rumus rata-rata ideal (Mi) :
Pearson sebagai berikut : Mi =

Rumus Standart Deviasi ideal (SDi) :


6) Uji Reliabilitas Angket SDi =
Suatu angket dapat dikatakan
reliabel jika angket menunjukkan
hasil yang tetap. Reliabilitas adalah Untuk mengetahui kategori
suatu instrument yang dapat kecenderungan dengan menggunakan
dipercaya untuk digunakan sebagai kategori Penilaian Standar Sekolah,
alat pengumpul data karena SMK Negeri 3 Pematangsiantar
instrumen tersebut sudah baik sebagai berikut:
(Arikunto, 2007). Untuk menguji Kategori Penilaian Standar Sekolah
reliabilitas angket digunakan rumus Amat Baik : 90 – 100
alpha, yaitu : Baik : 80 – 89
Cukup : 70 – 79
Kurang : > 69
*KKM (Kriteria Ketuntasan
A. Teknik Analisis Data Minimal) = 75
Setelah semua data 1. Uji Persyaratan Analisis
dikumpulkan, maka data tersebut Penelitian ini bersifat
ditabulasi dan diolah sesuai dengan korelasional (hubungan), untuk itu
tujuan penelitian dan selanjutnya data yang akan dikorelasikan harus
dianalisis secara statistik. Dalam hal memiliki dua syarat yaitu data
ini digunakan teknik analisis data distribusi normal dan variabel X
sebagai berikut : dengan Variabel Y menunjukkan
1) Deskriptif Data Penelitian gejala linear. Untuk itu diadakan uji
Untuk mengetahui data normalitas dan linieritas.
penelitian yang telah diperoleh, maka

88 p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041


Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (1) Juni 2017
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

a. Uji Normalitas Setelah didapat uji


Uji normalitas dimaksudkan persyaratan analisis maka langkah
untuk memeriksa apakah data selanjutnya dilakukan pengujian
variabel penelitian berdistribusi hipotesis, sebelum menguji hipotesis
normal atau tidak, dan juga untuk terlebih dahulu dihitung besarnya
mengetahui apakah teknik analisis koefisien antar variabel dengan
regresi cocok digunakan untuk menggunakan korelasi Product
menganalisis data penelitian. Teknik Moment.
analisa yang digunakan adalah 1. Koefisien Korelasi Product
dengan rumus Chi-Kuadrat (²), Moment antar Variabel
sebagai berikut : Analisa korelasi
dipergunakan untuk mengetahui
koefisien korelasi antara variabel
b. Uji Linieritas Dan Keberartian bebas dan terikat. Perhitungan
Persamaan Regresi Ganda koefisien korelasi antar variabel
Untuk melihat hubungan bebas dan variabel terikat digunakan
fungsional antara variabel X dan Y, rumus korelasi Product Moment
maka perlu dilakukan persamaan (Arikunto, 2010), sebagai berikut :
regresi sederhana. Persamaan regresi rxy =
yang menyatakan kedua hubungan
variabel itu berbentuk (Sugiyono, 2. Korelasi Parsial
2011): Untuk menemukan korelasi
Ŷ = + X+ +…+ murni terlepas dari pengaruh variabel
Dengan lain, dilakukan pengontrolan salah
merupakan koefisien yang ditentukan satu variabel. Rumus yang digunakan
berdasarkan hasil penelitian. untuk menganalisis hal ini adalah
Untuk menghitung koefisien a dan seperti yang dikemukakan oleh
b dipakai rumus sebagai berikut : Sugiyono (2011), sebagai berikut :
a= Rumus I
b= ( )
ry.1 + ry.2 r1.2 
ry.1. =
Kemudian untuk mengetahui
apakah garis regresi mempunyai
( 2
)(
1 − ry.2 1 − r1.2
2
)
Rumus II
keberartian dan linier maka
dilanjutkan dengan rumus linier yang ( )
ry. 2 + ry.2 r1.2 
ry.2 =
dikemukakan oleh Sudjana (2010)
dengan rumus F:
( )(
1 − ry.2 1 − r1.2
2 2
)
= 3. Menghitung Koefisien
Korelasi Ganda
Untuk menguji hipotesis
ketiga, yaitu terdapat hubungan yang
Regresi linear dinyatakan bila harga
positif dan berarti antara
< pada taraf signifikan
pengetahuan bahan makanan dan
0,05. Kebenaran pembimbing = k
kelengkapan fasilitas praktek dengan
dan derajat kebenaran penyebut (dk =
hasil belajar digunakan rumus
n – k – 1).
kolerasi ganda seperti yang
4) Pengujian Hipotesis

89
PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

dikemukakan oleh Sugiyono (2011), Berdasarkan data yang


yaitu : diperoleh dari hasil penelitian dengan
R2 = jumlah responden 37 orang, skor
tertinggi = 160 dan skor terendah =
Kemudian untuk mengetahui 101 dengan rata-rata (M) = 129,43
keberartian hubungan kedua variabel dan standar deviasi (SD) = 14,07.
bebas X1 dan X2 secara bersama Distribusi frekuensi skor variabel
sama terhadap variabel terikat Y kelengkapan fasilitas praktek terdiri
dilakukan dengan Uji-F seperti yang dari 6 (enam) kelompok yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011), berdistribusi normal hal ini dapat
sebagai berikut: dilihat pada tabel 2.
Fh = Tabel: 2. Distribusi Frekuensi
Variabel Kelengkapan Fasilitas
HASIL DAN PEMBAHASAN Praktek (X2)
Kelas Interval Kelas F abs F rel
1 101 s/d 110 2 5,41 %
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 2 111 s/d 120 8 21,62 %
1. Distribusi Frekuensi Variabel 3 121 s/d 130 11 29,73 %
4 131 s/d 140 7 18,92 %
Pengetahuan Bahan Makanan 5 141 s/d 150 7 18,92 %
(X1) 6 151 s/d 160 2 5,41 %
Berdasarkan data yang Jumlah 37 100%
diperoleh dari hasil penelitian dengan 3. Distribusi Frekuensi Variabel
jumlah responden 37 orang, skor Hasil Belajar Pengolahan Dan
tertinggi = 35 dan skor terendah = 12 Penyajian Makanan
dengan rata-rata (M) = 24,70 dan Kontinental (Y)
standar deviasi (SD) = 5,02 Berdasarkan data hasil
Distribusi frekuensi skor variabel penelitian dengan jumlah responden
pengetahuan bahan makanan terdiri 37 orang, skor tertinggi = 93 dan
dari 6 (enam) kelompok yang skor terendah = 71 dengan rata-rata
berdistribusi normal hal ini dapat (M) = 82,54 dan standar deviasi (SD)
dilihat pada tabel 1. = 4,797. Distribusi frekuensi skor
variabel hasil belajar pengolahan dan
Tabel: 1. Distribusi Frekuensi penyajian makanan kontinental
Variabel Pengetahuan Bahan terdiri dari 6 (enam) kelompok yang
Makanan (X1) berdistribusi normal hal ini dapat
Kelas Interval F abs F rel dilihat pada tabel 3.
Kelas
1 12 s/d 15 2 5,41 % Tabel: 3. Distribusi Frekuensi
2 16 s/d 19 3 8,11 % Variabel Hasil Belajar Pengolahan
3 20 s/d 23 9 24,32 % Dan Penyajian Makanan
4 24 s/d 27 13 35,14 % Kontinental (Y)
5 28 s/d 31 8 21,62 % Kelas Interval F abs F rel
6 32 s/d 35 2 5,41 % Kelas
Jumlah 37 100% 1 71 s/d 74 2 5,41 %
2. Distribusi Frekuensi Variabel 2 75 s/d 78 7 18,92 %
Kelengkapan Fasilitas Praktek 3 79 s/d 82 9 24,32 %
(X2) 4 83 s/d 86 10 27,3%

90
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (1) Juni 2017
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

5 87 s/d 90 7 18,92 % terendah 1, maka diperoleh rata-rata


6 91 s/d 94 2 5,41 % mean ideal (Mi) 100 dan standard
Jumlah 37 100% deviasi ideal (Sdi) = 20. Bila
digunakan klasifikasi kelengkapan
B. Kecenderungan Variabel
fasilitas praktek maka secara
Penelitian
terperinci dapat dilihat pada tabel 5
1. Tingkat Kecenderungan
sebagai berikut
Pengetahuan Bahan Makanan
(X1)
Untuk mengidentifikasi
Tabel: 5. Tingkat Kecenderungan
kecenderungan pengetahuan bahan
Kelengkapan Fasilitas Praktek
makanan yang dikumpulkan melalui
(X2)
tes yang terdiri dari 40 butir soal No. Interval Frekue Persent Keterang
dengan bobot pertanyaan paling Kelas nsi ase (%) an
tinggi 1 dan paling rendah 0, rata-rata 1 > 130 – 160 16 43,24 Tinggi
2 100 – 130 21 56,76 Cukup
mean ideal (Mi) = 20 dan standar 3 70 – 100 - - Kurang
deviasi ideal (Sdi) sebesar 6,67. Bila 4 < 40 – 70 - - Rendah
digunakan norma klasifikasi Jumlah 37 100

pengetahuan bahan makanan, maka


secara terperinci dapat dilihat pada C. Uji Persyaratan Analisis
tabel 4 sebagai berikut Dalam pengujian analisis
Tabel: 4.Tingkat Kecenderungan statistis untuk menguji hipotesis,
Data Pengetahuan Bahan maka dilakukan uji normalitas dan
Makanan (X1) homogenitas untuk melihat terpenuhi
No. Interval Frekuen Persen Keteran atau tidaknya distribusi normal data
Kelas si tase gan
(%)
tiap variabel penelitian dan linier
1 > 30,01 6 16,22 Tinggi atau tidaknya tiap hubungan variabel
– 40,01
bebas dan variabel terikat.
2 20 – 24 64,86 Cukup
30,01 1. Uji Normalitas
3 9,995 – 7 18,92 Kurang Pengujian normal tidaknya
20
4 < 0,01 – 0 0 Rendah sebaran data dilakukan dengan
9,995 menggunakan rumus Chi-Kuadrat
Jumlah 37 100
(X2). Syarat normal dipenuhi jika χ2h
2. Tingkat Kecenderungan <χ2t. Dalam penelitian ini ditetapkan
Kelengkapan Fasilitas Praktek taraf signifikansi 5 % (α=0,05)
(X2) dengan derajat kebebasan jumlah
Untuk mengidentifikasi interval (kelas) dikurangi 1, dalam
kecenderungan kelengkapan fasilitas hal ini jumlah kelas adalah 6,
praktek yang dikumpulkan dengan berdasarkan pada kelas interval
angket dengan jumlah soal 40 butir kurva normal sehingga derajat
dan bobot skor tertinggi 4 dan kebebasan (db) = 5 Uji normalitas

91
PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

data setiap variabel penelitian data ketiga variabel berdistribusi


diperoleh apabila Xhitung< Xtabel pada normal.
taraf siginifikan 5%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa

Variabel Penelitian Dk Xhitung Xtabel

Pengetahuan bahan makanan (X1) 5 7,776 11,07


Kelengkapan fasilitas praktek (X2) 5 9,139 11,07
Hasil belajar pengolahan dan penyajian
5 7,118 11,07
makanan kontinental (Y)

2. Uji Linieritas
a. Hasil Belajar Pengolahan dan Penyajian Makanan Kontinental (Y) atas
Pengetahuan Bahan Makanan (X1)

Berikut ini disajikan kontinental (Y) atas Pengetahuan


ringkasan analisis varians yang Bahan Makanan (X1)
menguji kelinieran dan keberartian
persamaan regresi antara hasil belajar
pengolahan dan penyajian makanan

Tabel: 6. Ringkasan Sajian Data Peneltian

F
F tabel
Sumber Varians Dk JK RJK Status
Hitung (a=
0,05
Total 37 JK (T)
= 253138
Regresi 1 JK (a)
(a) = 252078,81
Regresi 1 JK (b/a) RJK (b/a)
(b/a) = 125,72 = 125,72
4,71 4,11 Berarti
Residu 35 JK (res) RJK (s)
(s) = 933,28 = 26,67
Tuna Cocok 17 JK (TC)
(TC) = RJK (TC)
-459569,75 = -27033,51 -1,06 2,25 Linier
Galat 18 JK (G) RJK (G)
(G) = 460503 = 25583,5

p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041


92
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (1) Juni 2017
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

Dari tabel 13 dapat dilihat 2,25 sehingga persamaan regresi Y


bahwa ftabel dengan taraf signifikan atas X1 adalah Linier.
5% (α=0,05) adalah 4,71 sedangkan b. Hasil Belajar Pengolahan dan
ftabel = 4,11. Ternyata Fh < Ft yaitu Penyajian Makanan
(4,71 > 4,11) sehingga persamaan Kontinental (Y) atas
regresi Y atas X1 adalah berarti. Kelengkapan Fasilitas Praktek
Dengan Demikian dapat disimpulkan (X2)
bahwa persamaan Y = 73,34 + 0,372 Berikut ini disajikan
X1 mempunyai Keberartian. ringkasan analisis varians yang
Demikian pula dengan ft dengan dk menguji kelinieran dan keberartian
(Pembilang 17 : penyebut 18) pada α persamaan regresi antara hasil belajar
= 0,05 adalah -1,06 sedangkan ftabel = pengolahan dan penyajian makanan
2,25 sehingga fh < ft yaitu -1,06 < kontinental (Y) atas kelengkapan
fasilitas praktek (X2).

Tabel: 8. Persamaan Regresi (Y) dengan (X2)

F
Sumber F
Dk JK RJK tabel Status
Varians Hitung
( a = 0,05
Total 37 JK (T)
= 253138
Regresi 1 JK (a)
(a) = 252078,81
Regresi 1 JK (b/a) RJK (b/a)
(b/a) = 11,53 = 11,53 Tidak
0,385 4,11
Residu 35 JK (res) RJK (s) Berarti
(s) = 1047,66 = 29,93
Tuna Cocok 24 JK (TC) RJK (TC)
(TC) = -195512,34 =
-11500,73 -1,09 2,61 Linier
Galat 11 JK (G) RJK (G)
(G) = 196560 = 10596,36

Dari tabel 14 dapat dilihat bahwa ftabel dengan taraf signifikan 5% (α=0,05)
adalah 0,385 sedangkan ftabel persamaan regresi Y atas X2 adalah
= 4,11. Ternyata Fh > Ft yaitu (0,385 Linier.
< 4,11) sehingga persamaan regresi
Y atas X2 adalah tidak berarti. D. Pengujian Hipotesis
Dengan demikian dapat disimpulkan Untuk uji hipotesis penelitian
bahwa persamaan Y = 73,3 + 0,04 X2 pertama dan kedua digunakan teknik
mempunyai Ketidak berartian. korelasi parsial dimaksud untuk
Demikian pula dengan ft dengan dk menghitung koefisien korelasi murni
(Pembilang 24 : penyebut 11) adalah antar variabel bebas (prediktor)
-1,09 sedangkan ftabel = 2,61 sehingga dengan variabel terikat (kriterium).
fh < ft yaitu (-1,09 < 2,61) sehingga Sedangkan untuk uji hipotesis
penelitian ketiga menggunakan

93

PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

teknik korelasi ganda. Sebelum Jika kelengkapan fasilitas


melakukan uji hipotesis terlebih praktek dikontrol koefisien korelasi
dahulu menghitung besar koefisien parsial antara hasil belajar
antar variabel menggunakan rumus pengolahan dan penyajian makanan
teknik korelasi Product Moment kontinental maka hasil ry.2.1 adalah
sebesar 0,329 dengan rtabel sebesar
0,325 dan harga thitung = 2,082, ttabel =
1,697 dengan dk = 1 : 37. Sehingga
1. Hubungan Pengetahuan Bahan dapat dilihat bahwa thitung > ttabel yaitu
Makanan (X1) dengan Hasil 2,082 > 1,697. Berdasarkan kriteria
Belajar Pengolahan dan penerimaan dan penolakan hipotesis,
Penyajian Makanan hipotesis pertama menyatakan
Kontinental (Y) hubungan positif dan berarti antara
Untuk melihat hubungan kelengkapan fasilitas praktek (X1)
secara murni antara variabel bebas dengan hasil belajar pengolahan dan
dan variabel terikat dengan penyajian makanan kontinental (Y)
mengontrol salah satu variabel bebas dapat diterima.
lainnya digunakan analisis statistik 3. Hubungan Pengetahuan Bahan
korelasi parsial Makanan (X1) dan
Jika pengetahuan bahan Kelengkapan Fasilitas Praktek
makanan dikontrol koefisien korelasi (X2) dengan Hasil Belajar
parsial antara hasil belajar Pengolahan dan Penyajian
pengolahan dan penyajian makanan Makanan Kontinental (Y).
kontinental maka hasil ry.1.2 adalah Untuk menguji hipotesis yang
sebesar 0,342 dengan rtabel sebesar menyatakan terdapat hubungan dan
0,325 dan harga thitung = 2,143, ttabel = signifikan antara pengetahuan bahan
1,697 dengan dk = 1 : 37. Sehingga makanan (X1) dan kelengkapan
dapat dilihat bahwa thitung > ttabel yaitu fasilitas Praktek (X2) dengan hasil
2,143 > 1,697. Berdasarkan kriteria belajar pengolahan dan penyajian
penerimaan dan penolakan hipotesis, makanan kontinental (Y), digunakan
hipotesis pertama menyatakan analisis Korelasi Ganda. Untuk
hubungan positif dan berarti antara menguji keberartian persamaan
pengetahuan bahan makanan (X1) regresi ganda digunakan rumus
dengan hasil belajar pengolahan dan analisis regresi linier persamaan
penyajian makanan kontinental (Y) regresi ganda berarti apabila Fhitung>
dapat diterima. Ftabel
2. Hubungan Fasilitas Praktek Berdasarkan perhitungan
(X2) dengan Hasil Belajar diketahui bahwa koefisien regresi
Pengolahan dan Penyajian ganda untuk Y Y = + X1 +
Makanan Kontinental (Y)
0,009 X2 didapatkan hasil
Untuk melihat hubungan
secara murni antara variabel bebas perhitungan ternyata Fhitung> Ftabel
dan variabel terikat dengan dengan dk (2:34) pada α = 0,05 yaitu
mengontrol salah satu variabel bebas (17 > 3,28). Dengan demikian dapat
lainnya digunakan analisis statistik disimpulkan bahwa persamaan
korelasi parsial (perhitungan dapat regresi antara variabel pengetahuan
dilihat pada lampiran 17 hal 146). bahan makanan (X1) dan

94
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (1) Juni 2017
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

kelengkapan fasilitas praktek (X2) E. Pembahasan Hasil Penelitian


dengan hasil belajar pengolahan dan Berdasarkan hasil yang
penyajian makanan kontinental (Y) diperoleh dari analisis data dan
yaitu Y = + X1 + 0,009 X2 setelah diadakan pengujian-
adalah berarti pada α = 0,05. pengujian, maka secara umum
Dengan demikian terdapat korelasi ditemukan, pengetahuan bahan
linier positif dan berarti antara makanan (X1) tergolong cukup
pengetahuan bahan makanan (X1) (64,86%). Untuk itu perlu
dan kelengkapan fasilitas praktek ditingkatkan lagi pengetahuan bahan
(X2) dengan hasil belajar pengolahan makanan kepada siswa. Kelengkapan
dan penyajian makanan kontinental fasilitas praktek (X2) siswa
(Y) dari siswa Kelas XI Jurusan Tata dikategorikan tergolong cukup
Boga SMK Negeri 3 (56,74%). Untuk itu perlu lebih
Pematangsiantar. Berdasarkan ditingkatkan lagi kelengkapan
kriteria penerimaan dan penolakan fasilitas praktek berupa alat sebagai
hipotesis, Hipotesis Ketiga yang sarana penunjang yang diperlukan
menyatakan ada korelasi yang positif siswa melaksanakan kegiatan
berarti antara pengetahuan bahan praktek. Hasil belajar pengolahan
makanan (X1) dan kelengkapan dan penyajian makanan kontinental
fasilitas praktek (X2) dengan hasil siswa kelas XI SMK Negeri 3
belajar pengolahan dan penyajian Pematangsiantar dikategorikan
makanan kontinental (Y) dapat tergolong tinggi dengan presentase
diterima artinya terdapat hubungan 89,19%.
antara Pengetahuan Bahan Makanan Dari hasil analisis data
dan Kelengkapan Fasilitas Praktek korelasi ditemukan harga koefisien
dengan Hasil Belajar Pengolahan dan antara variabel antara pengetahuan
Penyajian Makanan Kontinental bahan makanan dengan hasil belajar
siswa Kelas XI Jurusan Tata Boga pengolahan dan penyajian makanan
SMK Negeri 3 Pematangsiantar. kontinental ry.1.2 = 0,342 dengan
Kemudian dari perhitungan demikian semakin tinggi tingkat
diperoleh koefisien determinasi (R2) pengetahuan bahan makanan yang
sebesar = 0,119. hasil belajar diberikan kepada siswa maka
pengolahan dan penyajian makanan semakin tinggi hasil belajar
kontinental (Y) dapat dijelaskan oleh pengolahan dan penyajian makanan
pengetahuan bahan makanan (X1) kontinental.
dan kelengkapan fasilitas praktek Dari perhitungan
(X2) sehingga dapat diketahui kelengkapan fasilitas praktek dengan
koefisien korelasi ganda R = 0,345. hasil belajar pengolahan dan
penyajian makanan kontinental ry.2.1
= 0,329 dengan demikian semakin
baik kelengkapan fasilitas praktek

95

PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

yang diberikan kepada siswa maka kontinental pada siswa kelas XI


semakin tinggi hasil belajar program keahlian tata boga SMK
pengolahan dan penyajian makanan Negeri 3 Pematangsiantar berada
kontinental. pada kategori tinggi ditinjau dari
Berdasarkan perhitungan Penilaian Standar Sekolah dan
diketahui bahwa koefisien regresi Kriteria Ketuntasan Minimal
ganda untuk Y Y = + X1 + dengan rata-rata hitung sebesar
0,009 X2 didapatkan hasil 50 dan standar deviasi 16,67.
perhitungan yaitu (17 > 3,28). 4. Terdapat hubungan yang positif
Dengan demikian terdapat korelasi dan signifikan antara
linier positif dan berarti antara pengetahuan bahan makanan
pengetahuan bahan makanan (X1) dengan hasil belajar pengolahan
dan kelengkapan fasilitas praktek dan penyajian makanan
(X2) dengan hasil belajar pengolahan kontinental dengan nilai (ry.1.2 =
dan penyajian makanan kontinental 0,345 > rt = 0,325; pada taraf
(Y) dari siswa Kelas XI Jurusan Tata signifikan 5%)
Boga SMK Negeri 3 5. Terdapat hubungan yang positif
Pematangsiantar. dan signifikan antara
kelengkapan fasilitas praktek
KESIMPULAN dengan hasil belajar pengolahan
Dari hasil penelitian yang dan penyajian makanan
telah dilakukan dapat diambil kontinental dengan nilai (ry.2.1 =
kesimpulan bahwa: 0,332 > rt = 0,325; pada taraf
1. Tingkat kecenderungan signifikan 5%).
pengetahuan bahan makanan 6. Terdapat hubungan yang positif
pada siswa kelas XI program dan signifikan antara
keahlian tata boga SMK Negeri 3 pengetahuan bahan makanan dan
Pematangsiantar berada pada kelengkapan fasilitas praktek
kategori cukup (64,86%) dengan dengan hasil belajar pengolahan
rata-rata hitung sebesar 20 dan dan penyajian makanan
standar deviasi 6,67. kontinental yang dibuktikan
2. Tingkat kecenderungan melalui uji korelasi ganda dengan
kelengkapan fasilitas praktek nilai R = 0,345. Sehingga
pada siswa kelas XI program diperoleh Ftabel = 3,28 dan Fhitung
keahlian tata boga SMK Negeri 3 = 3,39 dimana Fhitung > Ftabel (3,39
Pematangsiantar berada pada > 3,28 ) sehingga dapat
kategori cukup (56,76%) dengan disimpulkan bahwa koefisien
rata-rata hitung sebesar 100 dan korelasi ganda pada taraf
standar deviasi 20. signifikansi 5%, berarti. Maka
3. Tingkat hasil belajar pengolahan dapat disimpulkan semakin tinggi
dan penyajian makanan pengetahuan bahan makan dan

96
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 15 (1) Juni 2017
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

semakin baik kelengkapan Fridiarty, Lely. (2011). Pegetahuan


fasilitas praktek siswa maka Bahan Makanan. Medan:
semakin tinggi hasil belajar Unimed Press
pengolahan dan penyajian Departemen Pendidikan dan
makanan kontinental siswa. Kebudayaan, 2014.
Kurikulum Sekolah
DAFTAR PUSTAKA Menengah Kejuruan. Jakarta
Anonimus, (2000). Pengetahuan : Depdikbud
Bahan Makanan. Yogyakarta: Gie, the Liang. 2000. Perencanaan
Sukokarso Pengajaran Yang Efisien.
Arikunto S. 2006. Prosedur Yogyakarta: Gajah Mada
Penelitian Suatu Pendekatan University Press
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Hidayat. 2001. Pengetahuan Dan
.2007. Prosedur Keterampilan. Bandung:
Penelitian Surat Pendekatan Grafindo
Praktik. Bandung: Rhineka Heinerman, Jhon. 1999. Ensiklopedi
Cipta. Juice Buah dan Sayur untuk
.2010. Prosedur Penyembuhan. Jakarta :
Penelitian Suatu Pendekatan Pustaka Delapratasa
Praktik. (Rev.Ed). Jakarta: Hutabarat. 1996. Komunikasi Dalam
Rineka Cipta Teori dan Praktek. Bandung:
.2012. Dasar-Dasar Rake Sarasin
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kamus Besar Bahasa Indonesia.
PT Bumi Aksara 2002. KBBI dan Terjemahan.
.2013. Prosedur Jakarta : Balai Pustaka.
Penelitian. Jakarta: Rineka Kandow. 1998. Pembelajaran Di
Cipta Sekolah. Jakarta: Gramedia
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar- Kuncoro. 2003. Metedologi
Dasar Evaluasi Pendidikan. Penelitian. Jakarta : Bumi
Jakarta : Bumi Aksara. Aksara.
Apriadji, Wied Harry. 2006. 180 Jus, Liana Ria Panggabean. (2013).
Buah dan Sayuran. Jakarta : Hubungan Persepsi Siswa
PT. Gramedia Pustaka Utama Dengan Prosedur K3
Bartono P.H. 1981. Pengetahuan (Kesehatan Dan Keselamatan
Masak Modern. Yogyakarta: Kerja) Dengan Kelengkapan
CV. Nur Cahaya Alat Praktek Boga Siswa
.2006. Dasar Dasar Food Kelas X Di SMK Yapim
Product. Yogyakarta: CV. Medan. Skripsi, Medan :
Andi Offset Unimed

97
PUSDIBANG – KS UNIMED
Yuspa Hanum dan Elfrida Elisa Siregar ..., hal. 85- 98

Ngatimin .1990 dalam Caiwardana, Sugiyono. 2005. Metode Penelitian


Pengertian Pengetahuan dan Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Surachman. 1997. Pengantar Evaluasi
sikap
Pendidikan. Jakarta: Grafindo
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan Suryabrata, Sumadi. 1998 . Metodelogi
dan Perilaku Kesehatan. Penelitian. Jakarta: Rajawali
Jakarta: Rineka Cipta Slameto. 2006. Belajar dan Faktor-Faktor
Odilia Winneke dan Rinto Habsari. yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
2001. Kamus Lengkap Bumbu Tim Penyusun Fakultas Teknik. 2015.
Indonesia. Jakarta : PT Pedoman Penulisan Skripsi.
Gramedia Pustaka Utama Universitas Negeri Medan.
Riris Chyntia Monika. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Hubungan Penguasaan Istilah
Pendidikan Nasional. Jakarta :
Asing Dengan Hasil Belajar Depdiknas
Mengolah Makanan
Kontinental Pada Siswa
Program Keahlian Tata Boga
Di SMK Negeri 3 Tebing
Tinggi. Skripsi, Medan :
Unimed
Rusyan, Tarbani. (1989). Pendekatan
dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung :
CV. Remaja Rosdakarya.
Remika Situmorang. (2013).
Hubungan Pengetahuan
Bahan Makanan Dengan
Hasil Belajar Makanan
Oriental Di SMK Putra Anda
Binjai. Skripsi, Medan :
Unimed
Sudjana A. 2010. Metode Statistik.
Bandung: Tarsito
Sufi S.Y. 2009. 100+ Tip Pilihan
Antigagal Memasak. Jakarta :
PT Kawan Pustaka
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta
Sugiyono. 2011. Statistika untuk
penelitian. Bandung: CV.
Alfabeta

98
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041
Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera Vol. 14 (28) Desember 2016
p-ISSN : 1693 - 1157, e-ISSN : 2527 - 9041

PUSDIBANG – KS UNIMED 15

You might also like