You are on page 1of 11

1

Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung
Tapioka terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus


Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka terhadap Mutu Bakso Daging
Ayam

The effect of Jackfruit Seed Flour (Artocarpus heterophyllus Lamk.)


Addition as Tapioca Flour Substituted to the Quality of Chicken Meatballs
1)
Hasnita, 2) Halimah Husain 3) Jusniar
1,2.3)
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Makassar, Jalan Dg Tata Raya, Makassar
Email: hasnitanita27@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penambahan tepung biji nangka sebagai substitusi tepung tapioka
terhadap mutu bakso daging ayam. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen meliputi preparasi sampel, perendaman,
pengeringan, pengayakan, uji mutu tepung, pembuatan bakso daging
ayam dan uji mutu bakso daging ayam. Mutu bakso daging ayam yang
dimaksud pada penelitian ini dilihat dari aspek kimia meliputi kadar
air, kadar abu, kadar ptotein, kadar lemak dan uji organoleptik
meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur. Pembuatan bakso daging
ayam menggunakan perbandingan 1 : 2 (tepung : daging ayam)
dimana tepung yang digunakan bervariasi yaitu a (100% tepung
tapioka : 100 gram daging ayam), b (50% tepung tapioka : 50%
tepung biji nangka : 100 gram daging ayam) dan c (100% tepung biji
nangka : 100 gram daging ayam). Hasil analisis aspek kimia bakso
daging ayam tepung biji nangka sebagai substitusi tepung tapioka
yaitu kadar air 64,69%, kadar abu 1,24%, kadar protein 8,34%, kadar
lemak 0,39% dan uji organoleptiknya yaitu warna 3,00, aroma 2,87,
rasa 2,81 dan tekstur 3,12.
Kata Kunci : Artocarpus heterophyllus Lamk, Tepung Biji Nangka,
Bakso Daging Ayam, Uji Organoleptik

ABSTRACT
This research aimed to determine the effect of jackfruit seed
flour addition as tapioka flour substituted to the quality of chicken
meatballs. This research was an experimental research consisted of
several stage include sample preparation, maseration, drying, sieving,
flour quality test, chicken meatballs production and chicken meatballs
quality test. Quality of chicken meatballs referred to the chemical
aspect include water content, ash content, ptotein content, fat content
and organoleptic test include color, aroma, flavor and texture. Chicken
meatballs was produced using a ratio of 1: 2 (flour: chicken), where
the flour used vary namely a (100% of tapioca flour : 100 grams of
chicken meat), b (50% tapioca flour : 50% jackfruit seeds flour : 100
grams of chicken meat) and c (100% jackfruit seed flour : 100 grams
chicken meat). The chemical aspect analysis result of chicken
meatball using jackfruit seed flour as tapioka flour substituted showed

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


2
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung
Tapioka terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

that the water content of 64.69%, ash content of 1.24%, protein


content of 8.34%, fat content of 0.39% and the organoleptic test is
3,00 of color, 2,87 of aroma, 2,81 of flavor and 3,12 of texture.
Keywords: Artocarpus heterophyllus Lamk, Jackfruit Seed Flour,
Chicken
Meatballs, Organoleptic Test.

PENDAHULUAN untuk memperbaiki tekstur, meningkatkan


Tanaman Nangka (Artocarpus daya ikat, menurunkan penyusutan akibat
heterophyllus Lamk) merupakan tanaman pemasakan dan meningkatkan elastisitas
yang berasal dari india bagian selatan dan produk. Selain tepung tapioka dapat juga
menyebar ke daerah tropis termasuk digunakan tepung yang lain seperti tepung
Indonesia. Buah ini umumnya dikonsumsi biji nangka. Tepung dari biji nangka
karena rasa dan aromanya yang khas, mengandung kadar pati yang cukup tinggi
sedangkan limbahnya yang berupa biji yaitu 40-50% (Winarti dan Purnomo,
kurang dimanfatkan secara optimal. Harga 2006).
buah nangka relatif murah dan mudah Berdasarkan jenis daging sebagai
didapat dipasaran. bahan baku untuk membuat bakso, maka
Menurut Setyawati, (1990) dikenal bakso sapi, bakso ayam, bakso
kandungan nutrisi biji nangka meliputi ikan, bakso kerbau, dan bakso kelinci
karbohidrat 36,7%, protein 4,2% dan (Gaffar, 1998). Penelitian ini
lemak 0,1%. Biji nangka juga merupakan menggunakan daging ayam dimana
sumber mineral yang baik, kandungan daging ayam sangat berpotensi untuk
mineral per 100 gram biji nangka adalah diolah menjadi bakso karena daging ayam
fosfor (200 mg), kalsium (33 mg), dan merupakan salah satu bahan pangan
besi (1 mg). penyumbang protein yang banyak
Biji nangka selama ini terbatas dikonsumsi masyarakat, jarang
dimanfaatkan oleh masyarakat dengan menimbulkan alergi, dan aromanya tidak
cara direbus, disangrai, digoreng, dan tajam.
dikukus. Biji nangka belum dimanfaatkan Berdasarkan uraian di atas,
secara optimal sebagai komoditi yang peneliti menganggap perlu dilakukan
memiliki nilai lebih padahal biji nangka penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
mengandung karbohidrat, kalsium, dan pengaruh penambahan tepung biji nangka
fosfor yang cukup tinggi. Kemajuan sebagai substitusi tepung tapioka terhadap
dibidang teknologi pangan mendorong mutu bakso daging ayam ditinjau dari
masyarakat untuk memanfaatkan biji aspek kimia dan uji organoleptik sebagai
nangka secara optimal dengan dibuat daya terima masyarakat terhadap bakso
menjadi tepung biji nangka, selanjutnya daging ayam tepung biji nangka.
dari tepungnya dihasilkan berbagai
makanan olahan. METODE PENELITIAN
Bahan pembuatan bakso pada A. Alat dan Bahan
umumnya menggunakan tepung tapioka. Alat yang digunakan dalam
Tepung tapioka memiliki tingkat pembuatan bakso daging ayam adalah
elastisitas dan kandungan karbohidrat baskom, panci, sendok, kompor, tirisan,
(pati) yang tinggi. Penambahan tepung talang, penggilingan daging dan alat yang
sebagai bahan pengisi bakso berguna digunakan dalam uji mutu bakso daging

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


3
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

ayam pada penelitian ini adalah batang Cawan petri yang telah dicuci
pengaduk, spatula, timbangan, oven, bersih dikeringkan dalam oven selama 15
pengayakan, tanur, gegep, eksikator, menit lalu didinginkan dalam eksikator,
erlenmeyer, spatula, labu ukur, pipet kemudian ditimbang beratnya. Bahan
volume, buret , pipet tetes, alat soxhlet, sampel ditimbang sebanyak 2 gr dengan
gelas ukur, labu alas bulat. menggunakan cawan petri yang telah
Bahan yang digunakan pada diketahui beratnya dan diovenkan pada
pembuatan bakso daging ayam adalah suhu 1050C selama 3 jam. Selanjutnya
tepung biji nangka, tepung tapioka, daging bahan didinginkan dalam eksikator, lalu
ayam, bawang merah, bawang putih, bahan tersebut ditimbang. Bahan
garam, es batu, merica, cabe, penyedap kemudian dipanaskan kembali dalam oven
rasa dan bahan yang digunakan pada selama 30 menit, kemudian didinginkan
pengujian mutu bakso daging ayam adalah dalam eksikator lalu ditimbang. Perlakuan
Asam Sulfat pekat (H2SO4), Natrium diulang hingga diperoleh berat konstan
Hidroksida (NaOH), Asam Borat (H3BO3) (selisih penimbangan berturut-turut 0,2
1%, larutan standar Asam Klorida (HCL) mg). Kadar air dihitung dengan
0,1 N, N-Heksan, Selen Reagent Mixture, menggunakan rumus sebagai berikut :
indikator fenolftalin (PP), indikator
Bromocresol green (BCG), aquades,
KadarAir = x100%
kertas saring dan lain-lain.

B. Prosedur Kerja b. Analisis Kadar Abu (Legowo, et al.,


Penelitian ini terdiri dari tiga 2004)
tahap penelitian yaitu pembuatan tepung Prinsip penentuan kadar abu di
biji nangka (preparasi sampel, dalam bahan pangan adalah menimbang
perendaman, pengeringan dan sisa mineral hasil pembakaran bahan
pengayakan), Pembuatan bakso daging organik pada suhu sekitar (550-6000C)
ayam menggunakan perbandingan 1 : 2 selama beberapa (2-8) jam dan kemudian
(tepung : daging ayam) dimana tepung menimbang sisa pembakaran yang
yang digunakan bervariasi yaitu a (100% tertinggal sebagai abu. Jumlah sampel
tepung tapioka : 100 gram daging ayam), pada analisis kadar abu adalah sekitar 2
b (50% tepung tapioka : 50% tepung biji gr.
nangka : 100 gram daging ayam), c Kadar Abu = x 100%
(100% tepung biji nangka : 100 gram
daging ayam) dan uji mutu bakso daging
ayam yang terdiri dari aspek kimia yaitu c. Analisis Kadar Protein (Legowo, et
kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar al., 2004)
lemak dan uji organoleptik yaitu warna, Kadar protein ditetapkan
aroma, rasa dan tekstur, yang dilakukan berdasarkan oksidasi bahan-bahan
oleh 9 orang panelis. berkarbon dan konversi nitrogen menjadi
ammonia. Penetapan kadar protein
1. Uji Mutu Tepung Biji Nangka dan menggunakan metode Kjeldahl.
Bakso Daging Ayam Sampel ditimbang sebanyak 0,5
a. Analisis Kadar Air (Sudarmadji, et gr dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer
al., 1997) ditambahkan dengan selenium mixture 0,5
gram dan 20 ml H2SO4 pekat. Sampel

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


4
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

didestruksi di ruang asam sampai cairan ditimbang. Kadar lemak dapat dihitung
jernih, kemudian didinginkan. Cairan dengan mengggunakan rumus:
yang diperoleh selanjutnya diencerkan ke
dalam labu takar 250 ml, Tambahkan 2-3
x 100%
tetes indikator PP 0,1 % dan NaOH
hingga pH basah, kemudian didestilasi.
Hasil destilasi ditampung dalam 20 ml
asam borat (H3BO3) 1%, Lalu dititrasi HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan HCL 0,1 N menggunakan BCG. A. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui kesalahan yang 1. Pembuatan tepung biji nangka
disebabkan oleh zat pereaksi, pelarut atau Pembuatan tepung biji nangka
kesalahan percobaan, maka dilakukan uji menggunakan biji yang yang masih segar,
titrasi tanpa menggunakan zat uji utuh dan tidak tergores. Proses pembuatan
(blanko). Kadar nitrogen diketahui dengan dimulai dengan membersihkan biji nangka
menggunakan rumus sebagai berikut : menggunakan air mengalir agar kotoran
yang melekat pada biji nangka hilang. Biji
N (%) = x 100%
nangka yang telah bersih dipisahkan dari
kulit luar dan kulit arinya dengan
Kadar protein (%) = % Nitrogen – faktor menggunakan pisau (Stainless stell)
Konfersi. kemudian dipotong kecil-kecil dengan
ukuran ±2 mm. Biji nangka direndam
d. Analisis kadar lemak (Sediaoetama, sebentar kemudian di lakukan pemutihan
1987) selama 10 menit. Biji nangka yang telah
Kadar lemak suatu bahan direndam ditiriskan dan di oven pada suhu
makanan dinyatakan dalam persen, lemak 600C selama 2,5 jam sampai diperoleh biji
yang ditentukan dengan metode soxhlet nangka kering. Biji nangka yang telah
adalah lemak total atau lemak kasar. kering dihaluskan mengunakan blender
Pengujian dimulai dengan menggerus kering kemudian diayak (80 Mesh) hingga
bahan kemudian ditimbang 2 gr, diperoleh tepung biji nangka yang
dibungkus dalam aluminium foil dan berwarna putih kecoklatan.
dikeringkan dalam oven pada suhu 1050C.
Masukkan sampel kedalam labu alas Tabel 1. Data Hasil Analisis Mutu Kimia
bulat yang telah diketahui beratnya Tepung Biji Nangka
kemudian tambahkan 15 mL N-Heksan Nilai Gizi
Komposisi Kimia
dan diamkan selama 8 jam. Pelarut Tepung
kemudian dipindahkan kedalam labu alas Kadar Air (%) 11,05
bulat kosong lain yang telah diketahui Kadar Abu (%) 3,39
beratnya. Labu alas bulat yang berisi
sampel ditambahkan kembali dengan N- Kadar Protein (%) 8,97
Heksan dan didiamkan selama 8 jam. Kadar Lemak (%) 0,62
Pelarut N-Heksan dipindahkan kedalam
labu alas bulat yang telah berisi N-Heksan 2. Pembuatan Bakso Daging Ayam
sebelumnya sampai pelarut N-Heksan Pembuatan bakso daging ayam
habis (2x). labu yang berisi pelarut N- terdiri dari empat tahap yaitu 1)
Heksan yang telah menguap kemudian penghancuran daging ayam, 2) pembuatan
adonan, 3) pencetakan bakso dan 4)

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


5
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

pemasakan. Pembuatan bakso daging B 64,69 1,24 8,34 0,39


ayam dilakukan dengan cara memisahkan
C 69,85 1,29 9,40 0,60
daging ayam dari kulitnya terlebih dahulu
kemudian dipotong kecil-kecil dengan
berat masing-masing 100 gram untuk Keterangan :
setiap perlakuan. Masing-masing n = Jumlah ulangan (pembuatan Bakso
perlakuan dicampur dengan bahan-bahan dilakukan sebanyak dua kali
seperti garam, es batu, lada, bawang putih, ulangan dan pengujian parameter
penyedap rasa, tepung tapioka dan tepung dilakukan sebanyak tiga kali
biji nangka sesuai dengan perlakuan, ulangan )
kemudian dimasukkan ke dalam alat A = Bakso daging ayam (100% tepung
penggilingan dan digiling. Adonan yang tapioka: 100 gram daging ayam)
telah jadi dibentuk menjadi bulat-bulatan B = Bakso daging ayam (50% tepung
kemudian dimasukkan ke dalam air panas tapioka : 50% tepung biji nangka :
hingga mengapung yang menandakan 100 gram daging ayam )
bakso daging ayam telah masak. C = Bakso daging ayam (100% tepung
Pembuatan bakso daging ayam biji Nangka : 100 gram daging
menggunakan perbandingan 1 : 2 (tepung ayam)
: daging ayam) dimana tepung yang
digunakan bervariasi yaitu perlakuan a Tabel 3. Data Hasil Rata-Rata Uji
(100% tepung tapioka : 100 gram daging Organoleptik Bakso Daging Ayam, n=2
ayam), perlakuan b (50% tepung tapioka : Jenis Warna Aroma Rasa Tekstur
50% tepung biji nangka : 100 gram daging perlakuan (skor) (Skor) (Skor) (Skor )
ayam), dan perlakuan c (100% tepung biji A 3,49 2,75 3,43 2,99
nangka : 100 gram daging ayam) B 3,00 2,87 2,81 3,12
Penampakan warna dari setiap perlakuan
memperoleh hasil yang berbeda- beda C 2,81 2,93 1,99 2,49
yaitu:
a. Bakso daging ayam pada perlakuan a Keterangan :
memiliki warna putih n = Dilakukan Sebanyak dua kali
b. Bakso daging ayam pada perlakuan b ulangan
memiliki warna kurang terang A = Bakso daging ayam (100% tepung
c. Bakso daging ayam pada perlakuan c tapioka: 100 gram daging ayam)
memiliki warna lebih gelap dari B = Bakso daging ayam (50% tepung
perlakuan b. tapioka : 50% tepung biji nangka :
100 gram daging ayam )
3. Analisis Mutu Bakso Daging Ayam C = Bakso daging ayam (100% tepung
biji Nangka : 100 gram daging
Tabel 2. Data Hasil Rata-Rata Analisis ayam)
Kadar Air, Kadar Abu, Kadar Protein Skor = 4 (sangat suka), 3 (suka), 2
dan Kadar Lemak Bakso Daging Ayam, (Biasa), 1 (Tidak suka)
n=2
Kadar Kadar Kadar Kadar B. PEMBAHASAN
Jenis
air Abu protein lemak 1. Pembuatan Tepung Biji Nangka
perlakuan
(%) (%) (%) (%)) Tepung biji nangka yang
A 60,68 1,06 8,24 0,31 diperoleh berwarna putih kecoklatan.

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


6
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

Warna cokelat ini berasal dari biji nangka ayam) sebesar 69,85%, sedangkan kadar
yang telah mengalami reaksi pencoklatan air yang terendah ditunjukkan pada
antara senyawa fenolik dan enzim perlakuan a (100% tepung tapioka : 100
polifenol oksidase yang menghasilkan gram daging ayam) sebesar 60,68%
pigmen warna cokelat (melanin). (Tabel 2). Menurut SNI 01-3818-1995
Dari penelitian yang dilakukan kadar air pada bakso daging maksimal 70
pada tepung biji nangka diperoleh kadar %, hal ini menunjukkan bahwa kadar air
air 11,05%, kadar abu 3,39%, kadar yang diperoleh pada penelitian ini sesuai
protein 8,97% dan kadar lemak 0,62%. dengan batasan air menurut SNI.
Menurut SNI kadar tepung yang bagus Penambahan tepung biji nangka
meliputi kadar air maksimal 14,5%, kadar pada adonan bakso daging ayam yang
abu maksimal 5%, kadar protein minimal dihasilkan akan semakin mengembang,
7%, dan kadar lemak maksimal 1,7% hal ini disebabkan karena kandungan pati
(Tabel 1). Dari hasil uji mutu tepung biji pada tepung biji nangka mengalami proses
nangka maka dapat disimpulkan bahwa gelatinisasi dimana pati mentah hanya
tepung biji nangka yang diperoleh sesuai akan menyerap air hingga sepertiga dari
dengan batasan SNI untuk tepung. beratnya, namun apabila pati dimasak
maka akan mampu menyerap air beberapa
2. Pengaruh Penambahan Tepung kali lipat dari beratnya sehingga
Biji Nangka Sebagai Substitusi ukurannya akan mengembang beberapa
Tepung Tapioka Terhadap Mutu kali lipat dari ukuran semula. Winarno
Bakso Daging Ayam (2004) menjelaskan pati mentah jika
Hasil penelitian analisis mutu dimasukkan ke dalam air dingin, granula
bakso ayam dan uji organoleptiknya dapat pati akan menyerap air dan membengkak,
dijelaskan sebagai berikut: namun pembengkakannya terbatas hingga
kadar 30%.
a. Analisis Mutu Bakso Daging Ayam
Dari Aspek Kimia 2) Kadar Abu
1) Kadar Air Abu adalah zat anorganik sisa
Kadar air adalah banyaknya air hasil pembakaran suatu bahan. Kadar abu
yang terkandung dalam bahan yang suatu bahan erat kaitannya dengan
dinyatakan dalam persen. Analisis kadar kandungan mineral suatu bahan.
air merupakan analisis yang sangat Pengujian kadar abu dilakukan untuk
penting karena akan mempengaruhi mengetahui kandungan mineral anorganik
penampakan, tekstur serta citarasa dalam sampel. Penentuan kadar abu
makanan. Selain itu sebagian besar dari dilakukan dengan mengoksidasi semua zat
perubahan-perubahan makanan terjadi organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar
dalam media air yang ditambahkan atau 500-600 kemudian menimbang zat yang
berasal dari bahan itu sendiri (Winarno, tertinggal setelah proses pembakaran.
2002). Prinsip pengukuran kadar air Kadar abu bakso daging ayam
adalah dengan mengeringkan bahan dalam terendah terdapat pada perlakuan a (100%
oven ±1050C sampai diperoleh bobot tepung tapioka : 100 gram daging ayam)
tetap. yaitu mengandung kadar abu sekitar
Kadar air yang paling tinggi 1,06%, sedangkan kadar abu tertinggi
ditunjukkan pada perlakuan c (100% ditunjukkan pada perlakuan c (100%
tepung biji nangka : 100 gram daging tepung biji nangka : 100 gram daging

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


7
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

ayam) yaitu mengandung kadar abu mempengaruhi kadar protein yang


sekitar 1,29 % (Tabel 2). Menurut SNI 01- diperoleh pada bakso daging ayam.
3818-195, kadar abu bakso daging yaitu Seiring dengan penambahan
maksimal 3%, hal ini menunjukkan bahwa tepung biji nangka kadar protein yang
nilai kadar abu pada penelitian ini sesuai diperoleh akan semakin meningkat, hal ini
dengan batasan kadar abu bakso menurut disebabkan karena tepung biji nangka
SNI. memiliki kadar protein yang cukup tinggi
Kadar abu bakso daging ayam yaitu 8,97% sehingga kadar protein yang
semakin meningkat seiring dengan diperoleh pada bakso daging ayam akan
penambahan tepung biji nangka, menurut semakin meningkat, dimana semakin
Mukprasirt, Sajjaanantakul (2003) tepung tinggi kadar protein suatu bahan pangan
biji nangka memiliki kandungan abu menunjukkan tingginya kualitas bahan
sekitar 3,21% sedangkan kandungan abu pangan tersebut.
dari tepung tapioka sebesar 1,5% (BSN,
1994) sehingga kadar abu pada bakso
daging ayam semakin meningkat seiring 4) Kadar Lemak
dengan banyaknya tepung biji nangka Kadar lemak tertinggi
yang ditambahkan. ditunjukkan pada perlakuan c (100%
tepung biji nangka : 100 gram daging
3) Kadar Protein ayam) yaitu 0,60% dan kadar lemak
Menurut Winarno (2004), protein terendah pada perlakuan a (100% tepung
merupakan suatu zat makanan yang amat tapioka : 100 gram daging ayam) sebesar
penting bagi tubuh, karena zat ini di 0,31% (Tabel 2). Menurut SNI 01-3818-
samping berfungsi sebagai bahan bakar 1995 kadar lemak pada bakso maksimal
dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat 2,0%, hal ini menunjukkan bahwa nilai
pembangun dan pengatur. Pengujian kadar lemak pada penelitian ini sesuai
protein menggunakan metode Khedjal. dengan batasan kadar lemak menurut SNI.
Kadar protein bakso daging ayam Kadar lemak tertinggi terdapat
tertinggi ditunjukkan pada perlakuan c pada perlakuan c (100% tepung biji
(100% tepung biji nangka : 100 gram nangka : 100 gram daging ayam) yaitu
daging ayam) yaitu 9,40% hal ini 0,60%, hal ini disebabkan karena tepung
menunjukkan bahwa pada perlakuan ini biji nangka memiliki kadar lemak
sudah memenuhi standar SNI 01-3818- sebanyak 0,61%, sedangkan lemak yang
1995 yang menyatakan kadar protein pada terdapat pada tepung tapioka 0,5%,
bakso minimal 9%, sedangkan kadar sehingga semakin banyak tepung biji
protein terendah ditunjukkan pada nangka yang ditambahkan maka kadar
perlakuan a (100% tepung tapioka : 100 lemak pada bakso daging ayam akan
gram daging ayam) yaitu 8,24 % (Tabel semakin meningkat. Pearson dan Tauber
2), hal ini menunjukkan bahwa pada (1984) menyatakan bahan pengisi
perlakuan ini tidak memenuhi standar diantaranya tepung berpati yang
yang telah ditetapkan oleh SNI 01-3818- digunakan memiliki kemampuan untuk
1995. Kadar protein yang rendah pada meningkatkan stabilitas emulsi dengan
perlakuan a (100% tepung tapioka : 100 cara meningkatkan daya ikat dan lemak.
gram daging ayam) disebabkan karena
tepung tapioka memiliki jumlah protein
yang sangat sedikit yaitu 1,1% sehingga

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


8
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

b. Uji Mutu Organoleptik dengan asam. Warna bakso daging ayam


1) Warna tepung biji nangka tidak seperti warna
bakso daging pada umumnya dimana biji
Warna merupakan salah satu
nangka memiliki senyawa fenol yang
atribut yang sangat penting pada bahan
terdapat pada bagian luar atau didalam
dan produk pangan. Peranan warna sangat
jaringan biji (Maklffoel, 1982), senyawa
nyata karena umumnya konsumen akan
ini menyebabkan terjadinya reaksi
mendapat kesan pertama, baik suka atau
pencoklatan jenis enzimatis karena
tidak suka terhadap produk pangan dari
reaksinya dengan enzim
warnanya. Apabila suatu bahan makanan
fenolase/polisenol oksidasi (PPO) dan
memiliki warna yang tidak menarik maka
oksigen.
bahan makanan tersebut tidak dipilih.
Warna bakso daging ayam a
2) Aroma
(100% tepung tapioka : 100 gram daging
Aroma disebut juga pencicipan
ayam) mendapatkan skor tertinggi yaitu
jarak jauh karena manusia dapat mengenal
sebesar 3,49 yang berarti suka terhadap
enaknya makanan yang belum terlihat
warna bakso ayam yang dihasilkan
hanya dengan mencium aromanya dari
sedangkan perlakuan b (50% tepung
jarak jauh.
tapioka : 50% tepung biji nangka : 100
Aroma bakso daging ayam
gram daging ayam) mendapatkan skor
dengan perlakuan c (100% tepung biji
3,00 yang berarti suka dan skor terendah
nangka : 100 gram daging ayam)
ditunjukkan pada perlakuan c (100%
mendapatkan skor panelis tertinggi
tepung biji nangka : 100 gram daging
sebesar 2,93 dibanding dengan a (100%
ayam) mendapatkan skor 2,81 yang berarti
tepung tapioka : 100 gram daging ayam)
biasa (Tabel 3).
sebesar 2,75 sedangkan pada perlakuan b
Penambahan tepung biji nangka
(50% tepung tapioka : 50% tepung biji
berpengaruh terhadap warna pada bakso
nangka : 100 gram daging ayam)
daging ayam yang dihasilkan. Adanya
mendapatkan skor sebesar 2,87 yang
perubahan warna yang dihasilkan
artinya biasa (Tabel 3). Kesukaan panelis
disebabkan karena penambahan tepung
terhadap aroma bakso daging ayam pada
biji nangka yang berwarna putih
perlakuan c (100% tepung biji nangka :
kecoklatan, hal ini disebabkan karena
100 gram daging ayam) disebabkan
adanya enzim polipenolase yang bekerja
penggunaan tepung biji nangka dan
ketika biji nangka dipotong. Selain itu
daging ayam yang mengandung protein
pada proses pemasakan akan
yang tinggi. Selain itu adanya
mempengaruhi warna pada bakso daging
penambahan bahan tambahan pangan
ayam yang dihasilkan karena pada saat
seperti merica, bawang putih, bawang
pemanasan tersebut terjadi reaksi-reaksi
merah dan garam. Sudrajat (2007)
Maillard. Tepung biji nangka
menyatakan bahwa Aroma bakso
mengandung protein sebagai sumber asam
dipengahi oleh aroma daging, aroma
amino yang akan bereaksi dengan gula
tepung bahan pengisi, bumbu-bumbu dan
pereduksi pada saat pemanasan sehingga
bahan lain yang ditambahkan. Pemasakan
menghasilkan warna kurang terang pada
dapat mempengarhi warna, bau, rasa dan
bakso daging ayam. Hal ini didukung oleh
produk daging.
pernyataan (Schwedt, 2005) bahwa rekasi
Proses pemasakan terjadi reaksi
Maillard terjadi antara gula pereduksi
antara gula pereduksi dengan asam amino

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


9
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

yang berasal dari protein yang terkandung tepung yang digunakan, dimana tepung
dalam tepung biji nangka dan daging biji nangka dan tepung tapioka memiliki
ayam serta bahan tambahan lainnya struktur kimia kalsium dan fosfor yang
sehingga dapat meningkatkan aroma pada berbeda. Diduga perbedaan struktur kimia
bakso ayam yang dihasilkan. Pernyataan mempengaruhi kecepatan penerimaan
tersebut didukung oleh Schwedt (2005) rangsangan rasa. Perubahan tekstur atau
bahwa reaksi pembentukan aroma yang viskositas bahan dapat mengubah rasa dan
terjadi antara gula reduksi dengan asam bau yang timbul karena dapat
amino disebut dengan reaksi Maillard. mempengaruhi kecepatan timbulnya
Reaksi tersebut dapat menghasilkan rangsangan terhadap sel reseptor dan
perubahan warna dan aroma, dan kelenjer air liur (Winarno, 2004).
merupakan indikator untuk suatu proses
pemanasan bahan pangan. 4) Tekstur
Tekstur bakso ditentukan oleh
3) Rasa kandungan air, kandungan lemak dan jenis
Rasa merupakan faktor penentu karbohidrat. Kandungan air yang tinggi
daya terima konsumen terhadap produk akan menghasilkan tekstur yang lembek
pangan. Rasa produk bakso daging ayam begitu juga dengan kadar lemak yang
ditentukan dari hasil uji organoleptik tinggi akan menghasilkan bakso yang
terhadap panelis. Uji rasa bakso daging berlubang-lubang sehingga akan
ayam ini melibatkan panca indera lidah mempengaruhi tekstur bakso (Octavianie,
sehingga dapat diketahui tingkat kesukaan 2002). Aspek yang dinilai dari tekstur
konsumen terhadap rasa produk bakso bakso ditandai dengan kasar atau halusnya
daging ayam yang dihasilkan. produk yang dihasilkan (Soeparno, 2005).
Rasa pada bakso daging ayam Tekstur pada perlakuan b (50%
dengan perlakuan a (100% tepung tapioka tepung tapioka : 50% tepung biji nangka :
: 100 gram daging ayam) mendapatkan 100 gram daging ayam) mendapatkan skor
skor tertinggi yaitu 3,43 yang artinya tertinggi yaitu 3,12 yang artinya disukai
disukai, sedangkan skor terendah sedangkan skor terendah pada perlakuan c
ditunjukkan pada perlakun c (100% (100% tepung biji nangka : 100 gram
tepung biji nangka : 100 gram daging daging ayam) yaitu 2,49 yang artinya
ayam) yaitu 1,99 yang artinya tidak suka biasa. Perlakuan c (100% tepung biji
(Tabel 3). Semakin banyak jumlah nangka : 100 gram daging ayam)
penambahan tepung biji nangka maka rasa mendapatkan skor paling rendah (Tabel
bakso daging ayam yang dihasilkan akan 3), hal ini dikarenakan tidak adanya
semakin berasa khas tepung biji nangka penggunaan tepung tapioka yang
dan skor panelis akan semakin menurun. mengandung amilopektin lebih banyak
Hal ini disebabkan karena granula pati sehingga dapat memberikan kekenyalan
tepung biji nangka mengalami hidrolisis pada bakso daging ayam. Hal ini sesuai
yang menghasilkan monosakarida sebagai pendapat Djafar, et al., (2000) bahwa
bahan baku untuk menghasilkan asam dengan penambahan tapioka maka produk
organik. Senyawa asam volatile akan makanan akan mempunyai keunggulan
menghasilkan aroma dan cita rasa khas kualitas baik kenampakan secara fisik,
pada tepung biji yang cenderung langu. tekstur, rasa, warna, zat gizi ataupun
Adanya perbedaan rasa yang proses pengolahan yang lebih, mudah dan
dihasilkan diduga karena pengaruh dari cepat. Kandungan air dan kandungan

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


10
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

lemak yang tinggi pada bakso juga ikut perlakuan c (100% tepung biji nangka :
mempengaruhi tekstur yang dihasilkan. 100 gram daging ayam) dan dari segi
Kandungan air yang tinggi akan tekstur pada perlakuan b (50% tepung
menghasilkan bakso yang yang berlubang- tapioka : 50% tepung biji nangka : 100
lubang sehingga dapat mempengaruhi gram daging ayam).
tekstur bakso (Oktavianie, 2002)
Pada perlakuan b (50% tepung B. Saran
tapioka : 50% tepung biji nangka : 100 Pada proses pengeringan biji
gram daging ayam) mendapatkan skor nangka sebaiknya tidak terjadi kontak
yang paling tinggi karena pada perlakuan yang berlebihan terhadap udara, Pada
ini menggunakan dua jenis tepung yang proses pengeringan sebaiknya
berbeda yaitu tepung tapioka dan tepung menggunakan Cabinet Dryer yang
biji nangka. Dimana kedua tepung ini penggunaanya lebih efektif dan dapat
memiliki karakteristik yang berbeda. mengatur suhu dengan baik dan sebaiknya
Tepung biji nangka memiliki kandungan panelis tetap dan terlatih disetiap
amilosa sebesar 47,60% dan amilopektin pengujian serta kondisi pengujian
39,50% sedangkan tepung tapioka organoleptic lebih diperhatikan lagi.
memiliki kandungan amilosa sebesar
17,41% dan amilopektin sebesar 82,59%. DAFTAR PUSTAKA
Pati yang mengandung amilopektin tinggi, Djafar, Titek. F, Sitti Rahayu dan Rob
akan menghasilkan gel yang bersifat Mudjisihono. 2000. Teknologi
lengket dan elastis dibandingkan yang Pengolahan Sagu. Kanisius,
mengandung amilopektin rendah. Diduga Yogyakarta.
karena adanya penggunaan tepung yang Dwi, Desti. K., Sigit, B.A dan Rahadian,
berbeda pada perlakuan ini sehingga D.A.M., 2012. Pengaruh
berpengaruh terhadap tekstur yang Perlakuan dan Suhu
dihasilkan. Pengeringan Terhadap Sifat
Fisik, Kimia, dan Sensori Tepung
KESIMPULAN DAN SARAN Biji Nangka (Artocarpus
A. Kesimpulan heterophyllus). Surakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang Gaffar, R. 1998. Sifat fisik dan
diperoleh dapat disimpulkan bahwa palatabilitas bakso daging ayam
Penambahan tepung biji nangka sebagai dengan bahan pengisi tepung
substitusi tepung tapioka terhadap mutu sagu dan tepung tapioka. Skripsi.
bakso daging ayam dari aspek kimia Fakultas Peternakan, Institut
diperoleh kadar air 64,69%, kadar abu Pertanian Bogor, Bogor.
1,24%, kadar protein 8,34% dan kadar Legowo, Anang Mohamad dan
lemak 0,39%, Penambahan tepung biji Nurwantoro. 2004. Diklat Kuliah
nangka sebagai substitusi tepung tapioka Analisis Pangan. Universitas
terhadap uji organoleptik bakso daging Diponegoro. Semarang.
ayam yaitu warna 3,00, aroma 2,87, rasa Mukprasirat, A dan Sajjanantakul, K.
2,81 dan tekstur 3,12 dan Mutu 2004. Physic-Chemical
organoleptik bakso daging ayam dari segi Properties Of Flour and Startch
warna dan rasa yang paling disukai pada From Jackfruit Seeds
perlakuan a (100% tepung tapioka : 100 (Artocarpus Heterophyllus lamk)
gram daging ayam), dari segi aroma pada Compared with Modified

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11


11
Pengaruh Penambahan Tepung Biji Nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) sebagai Substitusi Tepung Tapioka
terhadap Mutu Bakso Daging Ayam

Starches. Internasional Jurnal of


Food Science and Technology.
Octavianie, Y. 2002. Kandungan Gizi dan
Palabilitas Bakso Campuran
Daging dan Jantung Sapi.
Fakultas Petrenakan: Institut
Pertanian Bogor.
Pearson, A. M. dan F. W. Tauber. 1984.
Processed Meats. The AVI
Publishing Co Inc. Westport.
Connecticut.
Schmidt, 1988. Meat Science, Milk
Science and Technology. Elsevier
Science Publishers, New York.
Setyawati. 1990. Karakteristik Pati dan
Manfaatnya Dalam Industri. IPB.
Bogor.
Wibowo, S. 2006. Pembuatan Bakso Ikan
dan Daging. Cetakan 7. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Winarti, S dan Purnomo, Y. 2006. Olahan
Biji Buah. Surabaya : Trubus
Agrisarana.

Jurnal Chemica Vo/. 22 Nomor 2 Desember 2021, 1 - 11

You might also like