Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
2.1 Nagasari
2.1.1 Pengertian
Nagasari atau Nogosari (Jaawa) merupakan salah satu kue khas Indonesia
dan sejenis kue basah. Menurut Rezeki (2013), nagasari adalah kue yang berbahan
dasar tepung beras, tepung tapioka, santan, gula, daun pandan dan garam yang
diisi pisang kemudian biasanya dibalut dengan daun pisang. Berdasarkan
pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa nagasari terbuat dari tepung beras
dan tepung tapioka yang dicampurkan dengan santan dan gula, serta diisi dengan
pisang, kemudian dibungkus dengan daun pisang. Kue Nagasari merupakan kue
tradisional yang sangat populer dalam masyarakat yang diwariskan secara turun –
temurun. Nama nagasari sendiri sampai sekarang belum memiliki informasi pasti
dari mana asalnya. Ditinjau dari namanya terdapat dua suku kata yakni Naga dan
Sari, Naga adalah hewan legenda dari daratan cina yang hidupnya kuat serta salah
satunya di lambangkan sebagai jiwa yang terhormat sedangkan Sari dalam kamus
besar bahasa Indonesia diartikan sebagai isi utama dari suatu benda. Apabila
disatukan, Nagasari berarti isi utama dari suatu benda yang terhormat atau
melegenda. Kue Nagasari tersebut memiliki warna putih dan kuning dibagian
tengahnya yang berasal dari isi pisang yang digunakan. Rasa kue nagasari yaitu
manis dan gurih serta memiliki aroma khas santan, daun pandan dan aroma pisang
2.1.2 Karakteristik Fisik
Karakteristik nagasari yaitu teksturnya kenyal, aromanya pandan, dan rasa
yang manis. Menurut Bakara (2017) tekstur yang baik untuk nagasari yaitu padat
namun tidak lengket. Selain memiliki tekstur yang padat, kue nagasari yang baik
yaitu memiliki tekstur yang empuk. Sedangkan pada warnanya, kue nagasari
memiliki beberapa macam warna yang tergantung pada bahan yang akan
digunakan. Nagasari yang berwarna putih, nagasari tersebut dibuat hanya
menggunakan santan dan tanpa ada campuran pewarna lainnya. Nagasari
berwarna kecoklatan, nagasari ini dibuat dengan penambahan campuran gula
merah. Nagasari yang berwarna hijau, nasagasari ini bisa berwarna hijau
dikarenakan terdapat penambahan campuran daun suji sebagai pewarna.
2.1.3 Komposisi Kimia
Kue nagasari mempunyai kandungan gizi yang utama yaitu karbohidrat
serta lemak yang berasal dari santan. Kandungan karbohidrat dalam nagasari ini
tentunya dapat digunakan sebagai pengganti nasi. Menurut Yuliyanti et al (2017)
kandungan gizi per bungkus nagasari ditujukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi kimia per bungkus nagasari
Komposisi
Energi 216,5 kkal
Protein 2,8 gram
Lemak 5,1 gram
Karbohidrat 40,5 gram
Kalsium 14,5 mg
Fosfor 50,3 mg
Besi 0,3 mg
2.1.4 Proses Pembuatan
Proses pembuatan kue nagasari yang pertama yaitu mempersiapkan semua
bahan-bahan yang akan digunakan dan alat-alat yang diperlukan. Setelah itu
pemasakan bahan-bahan tambahan hingga mendidih, lalu tepung tapioka dan
tepung beras dimasukkan hingga membentuk adonan. Tahap berikutnya yaitu
pencetakan adonan nagasari di dalam daun pisang dan memberi isi buah pisang.
Setelah pencetakan, kue nagasari dikukus terlebih dahulu selama 15-20 menit
dengan menggunakan api sedang. Selanjutnya kue nagasari yang sudah matang
didinginkan terlebih dahulu sebelum dimakan agar tekstur kue nagasari lebih
kompak dan empuk.
Pendinginan
Pendinginan
1. Uji Organoleptik
Sampel Parameter
Tekstur Warna Aroma Rasa Keseluruhan
Nagasari Rata- 3,48 3,64 3,96 3,88 4,12
dengan rata
santan
Nagasari Rata- 3,12 3,08 3,24 2,92 3,24
dengan rata
Susu
2. Uji Karakteristik Fisik
A. Warna
Sampel Rata-rata L
Nagasari dengan santan 44,70
Nagasari dengan Susu 49,60
B. Tekstur
Sampel Rata-rata T
Nagasari dengan santan 15gr/3mm
Nagasari dengan Susu 16gr/3mm
4.2 Analisis Data
4.2.1 Uji Organoleptik
a. Uji Tekstur
Tekstur merupakan salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan. Tekstur merupakan tingkat
kelembutan dan kekasaran pada suatu benda atau pun makanan (Wiryawan,
2011). Pada praktikum pembuatan nagasari ini dilakukan pengujian tekstur untuk
mengetahui efek dari penambahan santan dan susu terhadap kesukaan panelis.
Karena tekstur juga merupakan salah satu syarat agar nagasari dianggap baik.
Tekstur nagasari yang baik yaitu kenyal tetapi tetap padat. Setelah dilakukan
pengujian organoleptik diperoleh data, data tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1
3.6
3.48
3.5
3.4
3.3
3.2
3.12
3.1
3
2.9
Santan Susu
16.2 16
16
15.8
15.6
15.4
15.2 15
15
14.8
14.6
14.4
Nagasari dengan santan Nagasari dengan Susu
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum pembuatan nagasari
ini yaitu
1. Penambahan santan pada nagasari dapat membuat tekstur menjadi kenyal
dan padat, rasa yang gurih, warna yang putih, dan tidak menimbulkan
aroma langu/aroma menyengat yang dapat menutupi aroma pandan
sedangkan penambahan susu dapat membuat tekstur nagasari menjadi
keras, rasanya kurang gurih, aromanya tidak sedap dikarenakan aroma
pandanya tidak terlalu tercium, dan warnanya menjadi kuning.
2. Panelis lebih menyukasi nagasari dengan penambahan santan dikarenakan
tekstur, aroma, rasa, dan warnanya lebih baik dari pada nagasari dengan
penambahan susu
5.2 Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis yang sebaiknya saat
pengadukan memperhatikan adonannya agak bagian bawah adonan tidak gosong
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Agiel Puji et.al, Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surakarta, Jupe
UNS, Vol 2, No 1, Oktober 2013.
Handayani ,Nur., Apriliawati, dan Kiki Ninda. 2016. “ Pengaruh PAD dan DAU
terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota Jawa Timur. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi. ISSN 2460-0585.
Kurniawan, Muhammad Arif. 2015. Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar
Pengayaan “Cara Asyik Mengenal Bencana” Pada Materi Pembelajaran
Keadaan Iklim Indonesia Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sambi.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.Mann (1989
Melisa Vicilia.2017. Proses Produksi Pie Susu Pada Dyriana Bakery Semarang.
Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Murni, Asfia. (2013). Ekonomika Makro. Edisi Revisi. Bandung : PT. Refika
Aditama Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2003. Pengantar Pasar Modal.
Jakarta: Rineka Cipta
Rezeki,S.H.S.,Sumarno, S., Herry, G., Hindra, I.S.2013. Buku Ajar Infeksi dan
Pediatri Tropis Ed 2. IDAI. Jakarta
Risti, Y. 2013. Pengaruh Penambahan Telur Terhadap Kadar Protein, Serat,
Tingkat Kekenyalan dan Penerimaan mie Basah Bebas Gluten Berbahan
Baku Tepung Komposit. Skripsi. Program S1 Ilmu Gizi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Diponegoro. Semarang.
Winarno, F.G. 1993. Gizi, Teknologi, dan Konsumen. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wiryawan. 2011. Evaluasi Teori Model Standar Aplikasi dan Profesi, Contoh
Aplikasi Evaluasi Program: Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan,
Kurikulum, Perpustakaan, dan Buku Tes. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Pendinginanbahan Pemanasandanpencampuran
Pemotongandanpembersihandaunpisan Pembungkusandengandaunpisang
g
Pengukusannagasari Nagasari