You are on page 1of 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN MASALAH DISTRES SPIRITUAL

OLEH:

KELAS B / IV

1. Maria Sarina ilus


2. Margerita agalakari
3. Merliana meol Andrade
4. Markus Nani saingo

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2022
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Berkat
dan anugerah Kasi setinya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan
Pendahuluan Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Distres Spiritual” ini.
Kami sangat berterimah kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, semoga bantuan yang diberikan mendapatkan balasan
dari Tuhan Yesus Kirstus.Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritikan dan saran
yang membangun sangat kami harapkan.

Kupang, 23 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................I

DAFTAR ISI..........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................III

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................5
1.3 Tujuan ....................................................................................................................6
A. Umum.......................................................................................6
B. Tujuan Khusus......................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................8

2.1 Konsep Dasar Distres Spiritual ........................................................................................9

2.1.1 Definisi .........................................................................................................................10

2.1.2 Tanda Dan Gejala..........................................................................................................11

2.1.3 Etiologi..........................................................................................................................12

A. Faktor Predisposisi..................................................................................................13

B. Faktor Prespitasi......................................................................................................14

2.1.4 Proses Terjadinya Masalah...........................................................................................15

2.1.5 Tanda dan gejala


.................................................................................................................................................
16
2.1.6 karakteristik distres spritual
.................................................................................................................................................
17

2.1.7 penatalaksanaan

a. farmakologis

b. non- farmakologis

2.2 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Distres Spiritual........................................................17

2.2.1 Pengkajian.....................................................................................................................18

2.2.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................................18

2.2.3 Intervensi keperawatan.................................................................................................19


2.2.4 Implementasi ...............................................................................................................20

2.2.5 Evaluasi.........................................................................................................................21

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................22

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................23


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang paling tinggi derajatnya dibandingkan makhluk tuhan
yang lainnya. Karena manusia telah diberkahi dengan akal dan fikiran yang bisa membuat
manusia tampil sebagai khalifah dimuka bumi ini. Akal dan fikiran ini lah yang membuat
manusia bisa berubah dari waktu ke waktu.Dalam kehidupan manusia sulit sekali dipredeksi
sifat dan kelakuannya bisa berubah sewaktu-waktu. Kadang dia baik,dan tidak bisa bisa
dipungkiri juga banyak manusia yang jahat dan dengki pada sesame manusia dan makhluk
tuhan lainnya.
Setiap manusia kepercayaan akan sesuatu yang dia anggap angung atau
maha.kepercyaan inilah yang disebut sebagai spriritual. Spiritual ini sebagai kontrol manusia
dalam bertindak, jadi spiritual juga bisa disebut sebagai norma yang mengatur manusia
dalam berperilaku dan bertindak.

Dalam ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan. Berdasarkan konsep


keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan,
kerukunan, dan sistem kepercayaan. Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek
spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dengan
Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intrapersonal, interpersonal, dan
transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan
mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam
hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan distres siritual?
2. Apa penyebab dari distres spiritual?
3. Bagaimana proses keperawatan dari distres spiritual?

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum

1. Untuk mengetahui apa itu distres spiritual.

2. Untuk mengetahui tentang penyebab distres spiritual.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses keperawatan distres spiritual.

B. Tujuan khusus
Dapat melakukan Asuhan Keperawatan Jiwa pada masalah distres spiritual
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Distres Spiritual
2.1.1 Definisi
Distres spiritual adalah gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan
atau Tuhan (PPNI, 2016)
Distres spiritual adalah gangguan dalam prinsip hidup yang meliputi seluruh
kehidupan seseorang dan terintegrasi serta melebihi sifat alamiah biologis dan psikologis
seseorang. (Kim, et al., 1995).
2.1.2 Tanda dan Gejala
Mayor :
 Subjektif
1. Mempertahankan makna/tujuan hidup

2. Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang bermakna

3. Merasa menderita/kurang berdaya

 Objektif

1. Tidak mampu beribadah

2. Marah pada Tuhan


Minor :
 Subjektif

1. Menyatakan hidupnya terasa tidak/kurang tenang

2. Mengeluh tidak dapat menerima (kurang pasrah)


3. Merasa bersalah

4. Merasa terasing

5. Menyatakan telah diabaikan

 Objektif

1. Menolak berinteraksi dengan orang terdekat/pemimpin spiritual

2. Tidak mampu berkreativitas (misal: menyanyi, mendengarkan musik, menulis)

3. Koping tidak efektif

4. Tidak berminat pada alam/literatur spiritual (PPNI, 2016)


2.1.3 Etiologi
 Menjelang ajal
 Kondisi penyakit kronis
 Kematian orang terdekat
 Perubahan pola hidup
 Kesepian
 Pengasingan diri
 Pengasingan sosial
 Gangguan sosio-kultural

 eningkatan ketergantungan pada orang lain

 Kejadian hidup yang tidak diharapkan (PPNI, 2016)

A. Faktor Predisposisi :
 Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses
interaksi ini akan terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan
spiritual seseorang.
 Faktor frediposisi sosiokultural meliputi usia, gender, pendidikan,
pendapattan, okupasi, posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, politik,
pengalaman sosial, tingkatan sosial.

B. Faktor Precipitasi

 Kejadian Stresful

Mempengaruhi perkembangan spiritual seseorang dapat terjadi karena


perbedaan tujuan hidup, kehilangan hubungan dengan orang yang terdekat
karena kematian, kegagalan dalam menjalin hubungan baik dengan diri
sendiri, orang lain, lingkungan dan zat yang maha tinggi.

 Ketegangan Hidup
Beberapa ketegangan hidup yang berkonstribusi terhadap terjadinya distres
spiritual adalah ketegangan dalam menjalankan ritual keagamaan, perbedaan
keyakinan dan ketidakmampuan menjalankan peran spiritual baik dalam
keluarga, kelompok maupun komunitas.
2.1.4 Proses Terjadinya Masalah
a) Faktor predisposisi
Gangguan pada dimensi biologis akan mempengaruhi fungsi kognitif
seseorang sehingga akan mengganggu proses interaksi dimana dalam proses interaksi
ini akan terjadi transfer pengalaman yang pentingbagi perkembangan spiritual
seseorang.
b) Faktor precipitasi
Background stressornya berupa pertengkaran dalam kehidupannya yaitu
dengan kedua orang tuanya.
c) Penilaian terhadap stressor
Penilaian klien terhadap stressornya adalah :
1) Lingkungan : Lingkungan klien menirim stimulus secara terus menerus,
stimulus tersebut adalah dimana orang tuanya memarahi klien bahkan hingga
diancam diusir jika mengulangi perbuatannya dan tidak memutuskan
hubungan.

2) Kondisi fisiologis tubuh : Pada kondisi fisiologis tubuh klien ini,


kondisinya adalah pertumbuhan masa remaja yang dimana pada masa remaja
biasa terjadi peningkatan stress karena beradaptasi dengan kehidupan dengan
yang baru. Seperti dikasus yang sudah mulai mengenal sebuah hubungan
dengan laki-laki yang membuat klien menjadi berubah dan tidak disukai oleh
orang tuanya.
d) Koping
Strategi koping yang dipilih oleh klien adalah :
1) Seeking social support yaitu dengan usaha klien mencari kenyamanan dan
nasehat dari perawat yang dikunjunginya untuk menceritak masalah dan apa
yang dirasakan ssat itu.

2) Accepting responbility yaitu dengan klien mengakui bahwa dirinya juga


menyebabkan masalah dan klien mencoba belajar dari pengalaman. Kemudian
klien ingin belajar kembali seperti dulu.

2.1.5 Pohon Masalah

Harga Diri Rendah

Distres Spiritual

Koping Individu
Tidak Efektif
2.2 Asuhan Keperawatan pada pasien Distres Spiritual
1. Pengkajian
I. Identitas pasien

Nama : Ny. D

Usia : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

II. Faktor precipitasi

Keluhan utama: Ny D merasa cemas dan takut.

III. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran : Composmentis
TTV :
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 36oC
Berat Badan : 50 kg
Tinggi badan : 153 cm

IV. Psikososial
 Genogram

- Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik dalam keluarganya maupun dlm
lingkungannya

- Dalam keluarga klien tidak ada yang menderita gangguan jiwa

- Klien tinggal dengan kedua orang tua.

 Konsep Diri

a) Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada kecacatan pada anggota
tubuhnya
b) Identitas diri
Klien adalah seorang perempuan, pasien menerima dirinya sebagai seorang
perempuan.
c) Peran
Dalam keluarga klien berstatus sebagai seorang anak.
d) Ideal diri
Klien mengharapkan bisa kembali melakukan ibadah seperti sebelumnya.
e) Harga diri
Klien tidak mau keluar kamar dikarenakan takut kepada orang tua nya dan merasa
tidak ada yang menyayanginya.

V. Status Mental

1. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi, klien memakai pakaian dengan sesuai.
2. Pembicaraan
Klien bicara dengan suara lambat, halus tapi jelas, inisiatif untuk memulai
pembicaraan kurang namun sudah sesuai dengan topik pembicaraan.
3. Aktivitas Motorik
Tingkat motorik klien glisah karena klien cemas dengan masalah yang dihadapinya.

VI. Mekanisme koping


 Mekanisme koping Klien menggunakan cara adaptif dengan cara berbicara atau
konsultasi dengan perawat dan menyelesaikan masalahnya.
 Masalah psikososial dan lingkungan
 Masalah dengan dukungan sosial, spesifiknya setelah klien mengenal pasangan
terjadilah konflik dengan orang tua karena pasangan klien tidak disetujui oleh orang
tua klien.

2. Diagnosa
1) Distres Spiritual berhubungan dengan gangguan psikiatrik

3. Intervensi

Intervensi Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


Distres Spisitual Dengan dilakukan Observasi :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 x  Identifikasi perasaan
gangguan psikiatrik 24 jam, dengan kriteria khawatir, kesepian dan
hasil yang dimilki : ketidakberdayaan
 Verbalisasi  Identifikasi pangan tentang
perasaan hubungan tentang spiritual
diabaikan dan kesehatan
membaik (5)  Identifikai harapan dan
 Perasaan takut kekuatan pasien
menurun (5)  Identifikasi ketaatan dalam
 Koping membaik beragama
(5) Terapeutik :
 Berikan kesempatan
mengekspresikan perasaan
 Berikan kesempatan
mengekspresikan dan
meredakan marah secara
tepat
 Sediakan privasi dan waktu
tenang untuk aktivitas
spiritual
 Fasilitasi melakukan
kegiatan ibadah
Edukasi :
 Anjurkan berinteraksi
dengan keluarga, teman,
dan orang lain
 Anjurkan berpartisipasi
dalam kelompok
pendukung
 Ajarkan metode ralaksasi,
meditasi dan imajinasi
terbimbing
Kolaborasi :
 Atur kunjungan dengan
rohaniwan (mis, ustadz,
pendeta, romo)

4. Implementasi Dan Evaluasi


Tanggal Implementasi Evaluasi
07 maret 2022 S : Klien mengatakan apa yang
Mengobservasi menjadi penyebab kecemasan yang
faktor-faktor penyebab dialami.
kecemasan dan O : Ketika klien menceritakan
ketakutan masalahnya klien menangis.
mengurangi faktor A : Klien nampak sudah mampu
penyebab kecemasan menyadari kesalahan kemudian mau
dan ketakutan untuk berubah.
P : Menganjurkan klien untuk
menerapkan rencana kegiatan yang
telah di buat bersama.
08 Maret 2022 S : Klien mengatakan ingin berubah
 Pembatasan dan kembali seperti dahulu.
dimungkinkan oleh O : Klien nampak bisa
rumah sakit atau menerima kesalahannya.
lingkungan A : Klien mampu untuk menjalankan
keperawatan ibadah seperti sebelumnya.
P : Memberi pengarahan lebih lanjut.
 Keterbatasan yang
berhubungan dengan
proses penyakit atau
aturan tindakan.

09 Maret 2022 S : Klien mengatakan sudah


 Memisahan dari menjalankan ibadah seperti dahulu
artikel kitab suci, atau dan rasa takut dan cemasnya hilang.
lingkungan spiritual O : Klien menggunakan hijabnya
bermakna. kembali dan tampak lebih tenang dan
 Rasa takut santai.
menentang atau rasa A : Klien mampu mepertahankan
malu. ibadahnya.
P : Menganjurkan klien untuk tetap
beribadah dan lebih istiqomah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam ilmu keperawatan spiritual juga sangat diperhatikan. Berdasarkan konsep
keperawatan, makna spiritual dapat dihubungkan dengan kata-kata : makna, harapan,
kerukunan, dan sistem kepercayaan. Dyson mengamati bahwa perawat menemukan aspek
spiritual tersebut dalam hubungan seseorang dengan dirinya sendiri, orang lain, dan dengan
Tuhan. Menurut Reed (1992) spiritual mencakup hubungan intrapersonal, interpersonal, dan
transpersonal. Spiritual juga diartikan sebagai inti dari manusia yang memasuki dan
mempengaruhi kehidupannya dan dimanifestasikan dalam pemikiran dan prilaku serta dalam
hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan (Dossey & Guzzetta, 2000).
Distres spiritual adalah gangguan pada keyakinan atau sistem nilai berupa kesulitan
merasakan makna dan tujuan hidup melalui hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan
atau Tuhan (PPNI, 2016)
DAFTAR PUSTAKA
Kim, M. J., McFarland, G. K. & Mclane, A. M., 1995. Diagnosa Keperawatan. 5 ed. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Lilik Ma'rifatul Azizah, I. Z. (2016). BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Teori
dan Aplikasi Praktik Klinik. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

You might also like