You are on page 1of 19

Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.

2, (2014)

Jurnal Aksioma Ad-Diniyah ISSN 2337-6104


Vol. 2│No. 2

Konsep Pendidikan Islam Menurut Persfektif Ibnu Sina

Solihin
STAI La Tansa Mashiro Indonesia

Article Info Abstract


Keywords: The science of Islamic education is an ideal education.
education Islamic development grows and develops in line with the
existence of da'wah. Islamic education continues to change
both in terms of curriculum and in terms of Islamic
education institutions. science will not progress further
without research and renewal. Research efforts have
actually been carried out by past scholars, including
educational issues. Islamic education, which has always
been more visible as an educational practice, and not as a
science in the sense of science that has its own discussion
structure and research methodology. This is different from
the science of education in general whose growth and
development is much faster than the science of Islamic
education. Various aspects related to education in general,
ranging from problems of philosophy of education,
curriculum, learning methodology, technology education, to
the educational environment. The purpose of this study was
to find out the concept of Islamic education in Ibn Sina's
perspective. The method in this study is a naturalistic
qualitative method, this method used by Karen in
accordance with the purpose of the study, namely to

122
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

describe naturally. The results showed that the full name of


Ibn Sina was Abu ‘Al-Husain ibn‘ Abd Allah ibn Hasan ibnu
‘Ali ibn Sina. Ibn Sina was born in Afsyna near Bukhara in
980 AD and died in 1037 AD at the age of 58. His body was
buried in Hamadzan. Ibn Sina's theory in education must be
directed at the development of all the potential a person has
towards his perfect development, namely physical
development, intellectual and character

Coreresponding Ilmu pendidikan islam adalah pendidikan yang sangat ideal.


Author:
Solihin@gmail.com Perkemabangan islam tumbuh dan berkembang sejalan
dengan adanya dakwah. Pendidikan islam terus mengalami
perubahan baik dari segi kurikulum maupun dari segi
lembaga pendidikan islam. ilmu tidak akan bertambah maju
tanpa adanya penelitian dan pembaharuan.upaya penelitian
sebenarnya sudah dilakuakan para ulama masa lalu,
termasuk masalah pendidikan. Pendidikan islam yang
selama ini ada lebih tampak sebagai sebuah praktek
pendidikan, dan bukan sebagai ilmu dalam arti ilmu yang
memiliki struktur bahasan dan metodologi penelitiannya
tersendiri. Hal ini berbeda dengan ilmu pendidikan pada
umumnya yang pertumbuhan dan perkembangannya jauh
lebih pesat dibandingkan dengan ilmu pendidikan islam.
Berbagai aspek yang berkaitan dengan ilmu pendidikan
pada umumnya, mulai dari masalah filsafat pendidikan,
kurikulum, metodologi pembelajaran, teknologi
pendidikan, hingga lingkungan pendidikan. Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep pendidikan
islam dalam persfektif ibnu Sina. Metode dalam penelitian
ini adalah metode kualitatif naturalistic, metode ini
digunakan Karen sesuai dengan maksud penelitian, yakni
123
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

untuk menggambarkan secara alami. Hasil penelitian


didapatkan bahwa Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu
„Al-Husain ibnu „Abd Allah ibn Hasan ibnu „Ali ibn Sina.
Ibnu Sina dilahirkan di Afsyna dekat Bukhara pada tahun
980 M dan meninggal pada tahun 1037 M dalam usia 58
tahun. Jasadnya dikebumikan di Hamadzan. Teori Ibnu
Sina dalam pendidikan harus diarahkan pada perkembangan
seluruh potensi yang dimiliki seseorang kea rah
perkembangannya yang sempurna, yaitu perkembangan
fisik, intelektual dan budi pekerti.

Kata Kunci : Konsep Pendidikan Islam, Ibnu Sina


.
@ 2014 JAAD. All rights reserved

Pendahuluan sebagai ilmu dalam arti ilmu yang


Ilmu pendidikan islam adalah memiliki struktur bahasan dan
pendidikan yang sangat ideal. metodologi penelitiannya tersendiri.
Perkemabangan islam tumbuh dan Hal ini berbeda dengan ilmu
berkembang sejalan dengan adanya pendidikan pada umumnya yang
dakwah. Pendidikan islam terus pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami perubahan baik dari segi jauh lebih pesat dibandingkan
kurikulum maupun dari segi lembaga dengan ilmu pendidikan islam.
pendidikan islam. ilmu tidak akan Berbagai aspek yang berkaitan
bertambah maju tanpa adanya dengan ilmu pendidikan pada
penelitian dan pembaharuan.upaya umumnya, mulai dari masalah
penelitian sebenarnya sudah filsafat pendidikan, kurikulum,
dilakuakan para ulama masa lalu, metodologi pembelajaran, teknologi
termasuk masalah pendidikan. pendidikan, hingga lingkungan
Pendidikan islam yang selama ini pendidikan.
ada lebih tampak sebagai sebuah
praktek pendidikan, dan bukan
124
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

Sejak di masa klasik hingga Tujuan dalam penelitian ini


sekarang belum banyak pakar dan adalah untuk mengetahui
ulama islam yang meneliti masalah perkembangan islam pada periode
pendidikan islam. Pemikiran- kelasik terutama teori pendidikan
pemikiran kependidikan yang Ibnu Sina, untuk mengetahui karya-
diajukan para tokoh klasik tidak karya Ibnu sina , untuk mengetahui
menutup kemungkinan masih ada konsep pemikiran Islam menurut
yang cocok dan perlu dilaksanakan. ibnu sina dan untuk mengetahui
Di tengah-tengah situasi dimana relevansi pemikiran pendidikan ibnu
umat islam saat ini sedang mencari sina dengan pendidikan masa kini.
model pendidikan unggul dan
Metode Penelitian
terpadu sebagai upaya menajwab
kebutuhan masyarakat. Dalam Metode yang digunakan dalam
makalah ini kami paparkan penelitian ini adalah metode
pemikiran tokoh muslim tentang kualitatif naturalistic, metode ini
pendidikan islam. Pendidikan digunakan Karen sesuai dengan
merupakan bagian penting dalam maksud penelitian, yakni untuk
kehidupan manusia. Pendidikan menggambarkan secara alami. Hal
(terutama Islam) dengan berbagai ini sesuai dengan yang diungkapkan
coraknya, berorientasi memberikan oleh Prof. Dr. Suharsimi Arikunto
bekal kepada manusia untuk bahwa (2002:11).
mencapai kebahagiaan dunia dan Metode penelitian kualitatif
akhirat. Oleh karena itu, semestinya naturalistic menunjukan bahwa
pendidikan Islam selalu diperbaharui pelaksanaan penelitian ini terjadi
konsepnya dalam rangka merespon secara alamiah, apa adanya, dalam
perkembangan zaman yang selalu situasi normal yang tidak
dinamis, agar peserta didik dalam dimanipulasi keadaan dan
pendidikan Islam tidak hanya kondisinya, menekankan pada
berorientasi pada kebahagiaan hidup deskripsi secara alami.
setelah mati, tetapi kebahagiaan Berdasarkan kutipan diatas
hidup di dunia juga bisa diraih. maka bisa ditarik kesimpulan bahwa
125
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

metode penelitian kualitatif dikuasai oleh golongan Banu Buwaih


naturalistic memang cocok dengan pada tahun 334 H dan kekuasaan
penelitian penulis, yaitu: untuk mereka berlangsung terus sampai
mengembangkan secara alami, apa tahun 447 H. Ibnu Sina dibesarkan di
adanya, subjektif mungkin dari daerah kelahirannya. Ia belajar al-
semua yang penulis dapatkan. Dalam Quran dengan menghapalnya dan
penelitian ini penulis tidak membuat belajar ilmu-ilmu agama serta ilmu-
hipotesis karena bersifat tentative. ilmu pengetahuan umum seperti :
Diharapkan dengan metode astronomi, matematika, fisika,
kualitatif naturalistic ini penulis bisa logika, kedokteran, dan ilmu
mendapatkan data tentang konsep metafisika.
pendidikan Islam menurut Ibnu Sina. Ketika umur Beliau belum
mencapai 16 tahun sudah menguasai
Pembahasan
ilmu kedokteran, sehingga banyak
Nama lengkap Ibnu Sina
orang yang datang kepadanya untuk
adalah Abu „Al-Husain ibnu „Abd
berguru. Kepandaiannya tidak hanya
Allah ibn Hasan ibnu „Ali ibn Sina.
dalam teori saja, melainkan segi
Ibnu Sina dilahirkan di Afsyna dekat
praktik pun ia menguasai.
Bukhara pada tahun 980 M dan
Beliau tidak pernah bosan
meninggal pada tahun 1037 M dalam
atau gelisah dalam membaca buku-
usia 58 tahun. Jasadnya dikebumikan
buku filsafat, dan setiap kali
di Hamadzan.
menghadapi kesulitan, ia memohon
Ibnu Sina dilahirkan dalam
kepada Tuhan untuk diberi petunjuk,
masa kekacauan, ketika Khilafat
dan ternyata permohonannya itu
Abbasiyah mengalami kemunduran
tidak pernah dikecewakan. Sering
dan negeri-negeri yang mula-mula
beliau menemukan pemecahan
berada di bawah kekuasaan khilafah
terhadap kesulitan-kesulitan yang
tersebut mulai melepaskan diri satu
dihadapinya.
persatu untuk berdiri sendiri.
Hidup Ibnu Sina penuh dengan
Kota Baghdad, sebagai pusat
kesibukan bekerja dan mengarang,
pemerintahan khilafah Abbasiyyah,
serta penuh dengan kesenangan dan
126
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

kepahitan hidup bersama-sama. Roma dan pada tahun 1331 M di


Boleh jadi, keadaan ini telah Mesir.
mengakibatkan ia tertimpa penyakit 3. Al-Isyart wa Tanbihat
yang tidak bisa diobati pada tahun Buku ini adalah buku terakhir dan
428 H (1037 M) dan meniggal dunia yang paling baik, dan pernah
di Hamadzan, pada usia 58 tahun. diterbitkan di Leiden pada tahun
Ibnu Sina tidak pernah 1892 M, dan sebagiannya
mengalami ketenangan, dan usianya diterjemahkan ke dalam bahasa
pun tidak panjang. Beliau banyak Perancis. Kemudian, diterbitkan lagi
disibukan dengan urusan politik, di Kairo pada tahun 1947 di bawah
sehingga tidak banyak mempunyai asuhan Dr. Sulaiman Dunia
kesempatan untuk mengarang. 4. Al-Hikmat Al-Masyriqiiyyah
Walaupun demikian, beliau telah Buku ini banyak dibicarakan orang,
berhasil meninggalkan berpuluh- karena tidak jelasnya maksud judul
puluh karangan. Adapun karangan buku, dan naskah-naskahnya yang
yang telah dibuat Ibnu Sina adalah : masih memuat bagian logika.
1. Asy-Syifa. Menurut Carlos Nallino, buku ini
Buku ini adalah buku filsafat yang berisi filsafat Timur sebagai
terpenting dan terbesar Ibnu Sina, imbangan dari filsafat Barat.a
dan terdiri dari empat bagian. yaitu 5. Al-Qanun atau Canon of
logik, fisika, matematika dan Medicine,
metafisika (ketuhanan). Buku Buku ini pernah di terjemahkan
tersebut mempunyai beberapa naskah dalam bahasa latin dan pernah
yang tersebar di berbagai menjadi buku standar untuk
perpustakaan di Barat dan Timur. universitas-universitas Eropa sampai
2. An-Najat akhir abad ke tujuh belas Masehi.
Buku ini merupakan keringkasan Buku tersebut pernah diterbitkan di
buku Asy-Syifa, dan Roma tahun 1593 M, dan India tahun
pernah diterbitkan bersama-sama 1323 H. Risalah-risalaj lain yang
dengan buku Al-Qanun dalam ilmu banyak jumlahnya dalam lapangan
kedokteran pada tahun 1593 M di filsafat, etika, logika dan fsikologi.
127
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

membiasakan diri berlaku sopan


Konsep pemikiran Pendidikan Islam santun dalam pergaulan hidup sehari-
Menurut Ibnu Sina hari. Adapun pendidikan kesenian
1. Tujuan Pendidikan diharapkan seorang anak dapat
Tujuan pendidikan menurut Ibnu mempertajam perasaannya dan
Sina, yaitu : meningkatkan daya khayalnya.
a) Diarahkan kepada pengembangan Kemudian Ibnu Sina mengemukakan
seluruh potensi yang dimiliki tujuan pendidikan yang bersifat
seseorang menuju perkembangan keterampilan, yang artinya mencetak
yang sempurna baik perkembangan tenaga pekerja yang profesional. Dari
fisik, intelektual maupun budi beberapa tujuan pendidikan tersebut
pekerti. di atas, kalau dihubungkan antara
b) Diarahkan pada upaya dalam rangka yang satu dengan yang lainnya
mempersiapkan seseorang agar dapat menunjukkan bahwa Ibn Sina
hidup bersama-sama di masyarakat memiliki pola pemikiran tentang
dengan melakukan pekerjaan atau tujuan pendidikan yang bersifat
keahlian yang dipilihnya disesuaikan hirarkis-struktural. Maksudnya
dengan bakat, kesiapan, tujuan pendidikan yang bersifat
kecenderungan dan potensi yang universal juga bersifat kurikuler
dimilikinya. (perbidang studi) dan bersifat
Sedangkan tujuan pendidikan yang operasional. Pandangan tentang
bersifat jasmani yang tidak boleh insan kamil yaitu manusia yang
ditinggalkan yaitu pembinaan fisik terbina seluruh potensinya secara
dan segala sesuatu yang berkaitan seimbang dan menyeluruh.
dengannya seperti olah raga, tidur, 2. Kurikulum
maka, minum, dan menjaga Menurut Crow bahwa kurikulum
kebersihan. Dengan pendidikan adalah rancangan pengajaran yang
jasmani diharapkan terbinanya isinya sejumlah mata pelajaran yang
pertumbuhan fisik siswa anak yang disusun secara sistematis yang
cerdas otaknya. Melalui pendidikan diperlukan sebagai syarat untuk
budi pekerti anak diharapkan
128
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

menyelesaikan suatu program Ibnu Sina selanjutnya membagi


pendidikan tertentu. pelajaran kepada yang bersifat
Ibn Sina juga menyinggung tentang teoritis dan pelajaran yang bersifat
beberapa ilmu yang perlu dipelajari praktis atau pengetahuan terapan.
dan dikuasai oleh seorang anak a) Mata Pelajaran Yang Bersifat
didik. Menurut Ibn Sina kurikulum Teoritis
harus didasarkan kepada tingkat Menurut Ibnu Sina mata pelajaran
perkembangan usia anak didik, yaitu yang bersifat teoritis dapat di bagi
fase 3-5 tahun, 6-14 tahun, dan di tiga lagi yaitu:
atas 14 tahun.  Ilmu tabi‟i yang dikatagorikan
a) Usia 3 sampai 5 tahun sebagai ilmu yang berada pada
Menurut Ibn Sina, di usia ini perlu urutan yang di bawah.
diberikan mata pelajaran olah raga,  Ilmu matematika yang ditempatkan
budi pekerti, kebersihan, seni suara, pada urutan pertengahan
dan kesenian.  Ilmu ketuhanan yang ditempatkan
b) Usia 6 sampai 14 tahun sebagai urutan yang paling tinggi..
Selanjutnya kurikulum untuk anak
usia 6 sampai 14 tahun menurut Ibn b) Mata Pelajaran yang Bersifat Praktis
Sina adalah mencakup pelajaran Mata pelajaran yang bersifat praktis
membaca dan menghafal Al-Qur'an, itu terbagi kepada tiga bagian:
pelajaran agama, pelajaran sya'ir, dan  pertama terdiri dari ilmu yang
pelajaran olahraga. bertujuan membentuk akhlak dan
c) Usia 14 tahun ke atas perbuatan manusia yang mulia,
Pelajaran yang harus diberikan pada sehingga dapat mengantarkan kepada
anak usia 14 tahun ke atas menurut kebahagiaannya hidup di dunia dan
ibnu sina amat banyak jumlahnya, akhirat.
namun pelararan tersebut perlu
 Kedua terdiri dari ilmu yang
dipilih sesuai dengan bakat dan
berupaya menjelaskan tentang tata
minat si anak.
cara mengatur kehidupan rumah
tangga serta pola hubungan yang
3. Mata Pelajaran dalam Kurikulum
baik antara suami istri, orang tua
129
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

dengan anak-anaknya, majikan Qur'an, pelajaran agama, syair, dan


dengan para pembantunya. olah raga. Kurikulum untuk usia 14
 Ketiga ilmu yang mempelajari tahun ke atas dibagi menjadi mata
tentang politik, pimpinan, negara dan pelajaran yang bersifat teoritis dan
masyarakat yang utama atau praktis. Adapun yang bersifat teoritis
sebaliknya. adalah ilmu fisika, ilmu matematika,
Penjelasan menurut Ibn Sina, ilmu ketuhanan. Mata pelajaran yang
kurikulum didasarkan pada tingkat bersifat praktis adalah ilmu akhlak
perkembangan usia anak didik, yang mengkaji tentang cara
seperti mata pelajaran olah raga, budi pengurusan tingkah laku seseorang,
pekerti, kebersihan, seni suara dan baik ilmu pengurusan rumah tangga,
kesenian, ini semua untuk anak usia ilmu politik, berdagang, dan ilmu
3 sampai 5 tahun. keprofesian.
Mengenai mata pelajaran olah raga 4. Metode
yang dipengaruhi oleh pandangan Metode yang ditawarkan Ibn Sina
psikologis yang dapat diketahui dari adalah metode talqin, demonstrasi,
perkembangan usia, dan bakat, pembiasaan dan teladan, diskusi,
sehingga dapat diketahui mana yang magang, dan penugasan.
lebih banyak dilatih olah raga yang a) Metode talqin : Metode talqin
memerlukan fisik yang kuat serta digunakan dalam mengajarkan
keahlian dan mana olah raga yang membaca al-Qur'an,
tergolong ringan, cepat, lambat dan b) Metode demonstrasi : Menurut Ibn
sebagainya. Namun yang Sina, metode demonstrasi dapat
dimasukkan ke dalam keu adalah digunakan dalam pembelajaran yang
olah raga adu kekuatan, gulat, bersifat praktik, seperti cara
meloncat, jalan cepat, memanah, mengajar menulis.
berjalan dengan satu kaki dan c) Metode pembiasaan dan keteladanan
mengendarai unta. : Ibn Sina berpendapat bahwa
Selanjutnya kurikulum anak berusia pembiasaan adalah termasuk salah
6 sampai 14 tahun adalah mencakup satu metode pengajaran yang paling
pelajaran membaca, menghafal Al-
130
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

efektif, khususnya dalam Adapun pemikiran ibnu sina


mengajarkan akhlak. mengenai guru yang baik adalah
d) Metode diskusi : Metode diskusi guru yang cerdas, beragama,
dapat dilakukan dengan cara mengetahui cara mendidik akhlak,
penyajian pelajaran di mana siswa di cakap dalam mendidik anak,
hadapkan kepada suatu masalah yang berpenampilan tenang, jauh dari
dapat berupa pertanyaan yang berolok-olok dan main-main di
bersifat problematis untuk dibahas hadapan muridnya, tidak bermuka
dan dipecahkan bersama. Ibn Sina masam, sopan santun, bersih dan suci
mempergunakan metode ini untuk murni.
mengajarkan pengetahuan yang Kemudian seorang guru menurut
bersifat rasional dan teoretis. ibnu sina sebaiknya dari kaum pria
e) Metode magang : Ibn Sina telah yang terhormat dan menonjol budi
menggunakan metode ini dalam pekertinya, cerdas, teliti, sabar,
kegiatan pengajaran yang telaten dalam membimbing anak-
dilakukannya. Para murid Ibn Sina anak, adil, hemat dalam penggunaan
yang mempelajari ilmu kedokteran waktu, gemar bergaul dengan anak-
dianjurkan agar menggabungkan anak, tidak keras hati dan senantiasa
teori dan praktek. menghias diri.
f) Metode penugasan : Metode Pemikiran Ibn Sina tentang
penugasan ini pernah dilakukan oleh pendidikan terkait dengan
Ibn Sina dengan menyusun sejumlah pemikirannya tentang falsafat ilmu.
modul atau naskah kemudian Menurut Ibn Sina ilmu terbagi
menyampaikannya kepada para menjadi dua, yaitu ilmu yang tak
muridnya untuk dipelajarinya. kekal dan ilmu yang kekal (hikmah).
g) Metode targhib dan tarhib : Targhib Ilmu yang kekal dipandang dari
atau ganjaran, hadiah, penghargaan perannya sebagai alat dapat disebut
ataupun imbalan sebagai motivasi logika. Tapi berdasarkan tujuannya,
yang baik. maka ilmu dapat dibagi menjadi ilmu
yang praktis dan yang teoritis. Ilmu
5. Konsep Guru teoritis seperti ilmu kealaman,
131
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

matematika, ilmu ketuhanan dan Maka menurut Ibn Sina,


ilmu Kulli. Sedangkan ilmu yang pendidikan yang diberikan oleh nabi
praktis adalah ilmu akhlak, ilmu pada hakikatnya adalah pendidikan
pengurusan rumah, ilmu pengurusan kemanusiaan. Disini dapat dilihat
kota dan ilmu nabi (shari’ah). bahwa pemikiran pendidikan Ibn
Sina bersifat komprehensif.
Menurut Hasan Langgulung
Sementara itu pandangan-pandangan
pemikiran pendidikan Ibn Sina
Ibn Sina dalam bidang politik hampir
dalam falsafat praktisnya (ilmu
tidak dapat dipisahkan dari
praktis) memuat tentang ilmu akhlak,
pandangannya dalam bidang agama,
ilmu tentang urusan rumah tangga,
karena menurutnya hampir semua
politik dan shari’ah. Karya tersebut
cabang ilmu keislaman berhubungan
pada prinsipnya berkaitan dengan
dengan politik, ilmu ini selanjutnya
cara mengatur dan membimbing
ia bagi menjadi empat cabang yaitu
manusia dalam berbagai tahap dan
ilmu akhlak, ilmu cara mengatur
sistem. Pembahasan diawali dari
rumah tangga, ilmu tata negara, dan
pendidikan individu. Yaitu
ilmu tentang kenabian.
bagaimana seseorang mengendalikan
diri (akhlak). Kemudian dilanjutkan Ilmu politik ini juga masuk
dengan bimbingan kepada keluarga dalam ilmu pendidikan, karena ilmu
(takbiralmanzil), lalu meluas ke pendidikan merupakan ilmu yang
masyarakat (tadbir al-madinat) dan berada pada garis terdepan dalam
akhirnya kepada seluruh umat menyiapkan kader-kader yang siap
manusia. untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan.

Dalam pemikiran
pendidikannya, Ibn Sina juga telah
menguraikan tentang psikologi
pendidikan. Hal ini terlihat dari
uraiannya mengenai hubungan
pendidikan anak dengan tingkat usia,
132
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

kemauan dan bakat anak dengan Islam. Kondisi yang


mengetahui latar belakang tingkat demikian menunjukkan bahwa
perkembangan, bakat dan kemauan betapa bobroknya akhlak kaum
anak, maka bimbingan yang muslimin. Padahal bila akhlak suatu
diberikan kepada anak akan bangsa telah rusak, maka bangsa
lebih berhasil. tersebut pasti akan hancur pula.
Menurut Ibn Sina adanya Kondisi sosial yang demikian, baik
kecenderungan manusia untuk secara langsung maupun tidak
memilih pekerjaan yang berbeda langsung telah berpengaruh terhadap
dikarenakan di dalam diri manusia pemikiran pendidikannya.
terdapat faktor yang tersembunyi
Selanjutnya Ibn Sina
yang sukar dipahami dan dimengerti
membagi tingkat pendidikan menjadi
serta sulit untuk di ukur kadarnya.
dua bagian diantaranya adalah:
Dengan pandangannya ini terlihat
bahwa dalam 1. Tingkat umum. Pada tingkat
pemikiran pendidikannya ia telah uni anak dilatih untuk dapat
merintis adanya perbedaan individu belajar mempersiapkan badan
(Individual Differences) seperti yang jasmaninya, akal dan jiwanya
dikenal dunia pendidikan modern pada tingkat ini anak diberi
sekarang. pelajaran membaca, menulis,
al-Qur‟an, masalah-
Dalam memformulasikan
masalah penting dalam
konsep pendidikan, Ibn Sina
agama dasar-dasar bahasa
sangat menekankan pada pendidikan
dan sedikit sastra.
akhlak. Karena pada zaman itu
2. Tingkat khusus, pada tingkat
suasana dan kondisi sosial politik
ini anak dipersiapkan untuk
pada massanya memang sangat
menuju suatu profesi yaitu
kacau. Ketika itu fitnah terus
mereka dilatih untuk
berkecamuk sehingga kekacauan
melakukan praktek yang
politik dan pertentangan aliran-aliran
berkaitan dengan masalah
madzhab tengah melanda umat
kehidupan. Karena jika hanya
133
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

memiliki rasa ingin tahu saja Berangkat dari pandangan


belum cukup tetapi harus tersebut, Ibn Sina mengemukakan
berlatih terus menerus. Di bahwa tujuan pendidikan adalah
sini Ibn Sina hendak “pendidikan harus diarahkan
mengarahkan menuju profesi- pada pengembangan seluruh potensi
profesi dan bakat-bakat yang dimiliki oleh seseorang ke
yang sesuai dengan arah perkembangannya yang
kemampuan dan cocok sempurna, yaitu perkembangan fisik,
dengan kecenderungan- intelektual, dan budi pekerti.”
kecenderungan anak didik.
Selain itu tujuan pendidikan

Tujuan dan sasaran pendidikan menurut Ibn Sina harus diarahkan

Ibn Sina menerangkan tujuan pada upaya mempersiapkan

pendidikan memiliki tiga fungsi seseorang agar dapat hidup

yang kesemuanya bersifat normatif. di masyarakat secara bersama-sama

Pertama, tujuan itu menentukan dengan melakukan pekerjaan

haluan bagi proses pendidikan. atau keahlian yang dipilihnya sesuai

Kedua, tujuan itu bukan hanya dengan bakat, kesiapan,

menentukan haluan yang dituju kecenderungan dan potensi yang

tetapi juga sekaligus memberikan dimilikinya.

rangsangan. Ketiga, tujuan itu adalah Tujuan pendidikan juga harus


nilai, dan jika dipandang bernilai, orientasi kemberikan keterampilan-
dan jika diinginkan, tentulah akan keterampilan kepada anak didiknya.
mendorong anak didik untuk Menurut Ibn Sina hal ini ditujukan
mengeluarkan tenaga yang pada pendidikan bidang perkayuan,
diperlukan untuk mencapainya. penyablonan, dan sebagainya.

Tujuan itu mempunyai fungsi Sehingga akan muncul tenaga-tenaga

untuk menjadi kriteria dalam pekerja profesional yang mampu

memulai proses pendidikan. mengerjakan pekerjaan secara


profesional. Pendidikan keterampilan
ini bertujuan untuk mempersiapkan
134
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

anak dalam mencari biaya hidup, kesenian. Dengan pendidikan budi


dalam hal ini Ibn Sina pekerti diharapkan seorang anak
mengintegrasikan antara nilai- memiliki kebiasaan bersopan santun
nilai idealitas dengan pandangan dalam pergaulannya setiap hari dan
pragmatis, sebagaimana ia katakan, sehat jiwanya. Dan dengan
Jika anak sudah selesai belajar al- pendidikan kesenian, seorang anak
Qur‟an dan menghafal dasar-dasar diharapkan pula dapat mempertajam
gramatika, saat itu amatilah apa yang perasaannya dan meningkatkan daya
ia inginkan mengenai pekerjaan, khayalnya.
maka arahkanlah ke arah itu.
Selain itu, tujuan pendidikan
yang paling esensial yaitu
harus membentuk manusia yang
Oleh karena itu hendaknya mereka
berkepribadian akhlak mulia. Ibn
mengarahkan pendidikan anak-anak
Sina mengemukakan bahwa ukuran
kepada apa yang menjadikan mereka
akhlak mulia tersebut dijabarkan
baik, kemudian menuangkan
secara luas yang meliputi segala
pengetahuan mereka pada prinsip
aspek kehidupan manusia. Aspek-
yang ditetapkan yang bersifat
aspek kehidupan yang menjadi syarat
khusus. Pemikiran ini juga yang
bagi terwujudnya suatu sosok
masih sangat relevan
pribadi berakhlak mulia meliputi
pada pendidikan modern ini. Di
aspek pribadi, sosial, dan spiritual.
mana instansi pendidikan, SMK
Ketiganya harus berfungsi secara
pada khususnya menerapkan atau
integral dan komprehensif.
membekali anak didiknya
Pembentukan akhlak mulia ini juga
keterampilanketerampilan yang akan
bertujuan untuk mencapai
bermanfaat di kemudian hari dan
kebahagiaan (sa’adah)
akan menjadi nilai ekonomisnya.
Kebahagian menurut Ibn Sina dapat
Ibn Sina juga berpendapat diperoleh manusia secara
seorang anak harus diberikan bertahap. Dari tujuan pendidikan
pendidikan budi pekerti dan yang berkenaan dengan budi pekerti,

135
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

kesenian, dan perlunya keterampilan menjaga kebersihan. Melalui


sesuai dengan bakat dan minat tentu pendidikan jasmani atau olah
erat kaitannya dengan perkembangan raga, seorang anak diarahkan agar
jiwa seseorang. terbina pertumbuhan fisiknya dan
cerdas otaknya. Sedangkan
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan budi pekerti diharapkan
tujuan pendidikan yang bersifat seorang anak memiliki kebiasaan
spiritual mendapat penekanan yang bersopan santun dalam pergaulan
lebih. Untuk terciptanya sosok hidup sehari-hari. Dengan adanya
manusia yang berakhlak, maka pendidikan kesenian seorang anak
harus dimulai dari dirinya sendiri, diharapkan dapat mempertajam
serta ditunjang kesehatan jasmani perasaannya dan meningkat daya
dan rohani. Bila kondisi ini dimiliki, khayalnya.
maka manusia akan mampu Hasan Langgulung
menjalankan proses mu‟amalah berpendapat, salah satu fungsi tujuan
dengan teman pergaulan dan pendidikan adalah sebagai alat untuk
lingkungannya, serta menentukan haluan pendidikan yang
mampu mendekatkan diri kepada terbagi pada tiga tahap, yaitu tujuan
Allah, bahkan pada akhirnya mampu khusus (objectivies), tujuan umum
melakukan ma’rifat kepada Allah. (goals), dan tujuan akhir
Kondisi yang demikian merupakan (aims). Apabila dikaitkan dengan
puncak dari tujuan pendidikan rumusan tujuan pendidikan dari Ibn
manusia. Sina di atas, maka tujuan akhir
adalah “pengembangan akal”. Sebab
Mengenai pendidikan yang bersifat menurut Ibn Sina, akal (intellect)
jasmani, Ibn Sina adalah puncak dari
mengatakan hendaknya tujuan proses pendidikan.
pendidikan tidak melupakan Jika beberapa pendapat Ibn
pembinaan fisik dan segala suatu Sina mengenai tujuan-tujuan
yang berkaitan dengannya, seperti pendidikan tersebut dihubungkan
olahraga, makan, minum, tidur dan dengan satu dan lainnya, maka akan
136
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

tampak bahwa Ibn Sina memiliki maka tunjukkan dan arahkan pada
pandangan tentang tujuan pendidikan hal tersebut, dan berilah kesempatan
yang bersifathirarkis-struktural. untuk mempelajari suatu ilmu yang
Artinya bahwa disamping ia diinginkan. Setiap anak didik akan
memiliki pendapat tentang tujuan mudah mempelajari suatu ilmu
yang bersifat universal, juga pengetahuan yang sesuai dengan
memiliki tujuan yang bersifat bakatnya.
kurikuler atau tiap bidang studi dan Jika anak dengan mudah
tujuan yang bersifat operasional. mencapai setiap ilmu yang
Selain itu tujuan pendidikan yang diinginkan, maka anak dengan
dikemukakan Ibnu Sina tersebut mudah pula menjadi ahli sastra, ahli
tampak didasarkan pada ilmu eksak, dokter juga yang lainnya.
pandangannya tentang insan kamil Intinya yang sesuai dengan
(manusia yang sempurna). Yaitu kecerdasan dan tingkat
manusia yang terbina seluruh potensi intelektualitas anak bersangkutan
dirinya secara seimbang dan akan cepat berpengaruh dalam
menyeluruh. Ibn Sina juga ingin menentukan hasil atau tidaknya
tujuan pendidikan universal itu seseorang untuk meraih apa yang
diarahkan kepada terbentuknya diinginkannya. Ibn Sina memandang
manusia yang sempurna. bahwa tujuan pendidikan, terdiri dari
Ibn Sina memandang, bahwa dua bagian diantaranya adalah:
yang sangat penting dilakukan 1. lahirnya insan kamil yaitu
dalam sistem dunia pendidikan manusia yang terbina
adalah meneliti tingkat kecerdasan, seluruh potensi dirinya secara
karakteristik dan bakat-bakat yang seimbang dan menyeluruh
dimiliki anak, dan memeliharanya 2. kurikulum
dalam rangka menentukan pilihan yang memungkinkan
yang disenangi untuk masa yang berkembangnya seluruh
akan datang. Jika anak suka potensi manusia, meliputi
mempelajari suatu ilmu secara dimensi fisik, intelektual dan
intelektual dan ilmiah, jiwa.
137
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

Sedangkan mengenai sasaran dikemukakan oleh Ibn Sina sama


pendidikan, menurut Ibn halnya dengan penyampaian dakwah
Sina, pendidikan dimulai sejak dini atau pendidikan yang dilakukan oleh
yaitu melalui pendidikan individu. Nabi Muhammad SAW. karena
Dalam pendidikan individu ini lebih menurut Ibn Sina pendidikan yang
ditekankan pada pendidikan akhlak diberikan oleh Nabi adalah
yaitu bagaimana seseorang dapat pendidikan kemanusiaan. Dengan
mengendalikan akhlaknya. Pada konsep pemikiran pendidikan
pendidikan individu ini pada sebagaimana yang telah dijabarkan
hakekatnya masih menjadi tanggung di atas, menurut Hasan Langgulung
jawab orang tua. bahwa konsep pemikiran Ibn Sina
Karena di dalam keluarga merupakan konsep pendidikan yang
anak meniru segala macam akhlak lebih komprehensif di dunia
yang dilakukan oleh orang pendidikan.
tuanya. Setelah pendidikan individu Sasaran pendidikan
dilaksanakan, kemudian sebagaimana yang dikemukakan oleh
dilanjutkan pada pendidikan dan Ibn Sina tersebut sesuai dengan
bimbingan kepada keluarga. rumusan tujuan yang telah
Pendidikan ini masih juga menjadi dijabarkan di atas. Di mana tujuan
tanggung jawab kedua orang tuanya. pendidikan pada hakekatnya untuk
Setelah melalui pendidikan keluarga mencapai kebahagiaan (sa’adah).
barulah dilanjutkan pada pendidikan Kebahagiaan tersebut dapat
masyarakat dan terakhir pada diklasifikasikan dalam
pendidikan seluruh umat manusia. Di bentuk kebahagiaan pribadi,
dalam memberikan pendidikan kebahagiaan rumah tangga,
kepada masyarakat dan kepada umat kebahagiaan masyarakat dan yang
manusia secara umum merupakan terpenting adalah kebahagiaan
tanggung jawab bersama. manusia di akherat kelak.
Dengan demikian dapat Kebahagiaan tersebut
dipahami bahwa pada hakekatnya menurut Ibn Sina bisa didapatkan
sasaran pendidikan yang oleh manusia secara bertahap pula,
138
Solihin/ Konsep Pendidikan Islam dalam Persfektif Ibnu Sina /122-140

Yakni kebahagiaan keluarga atau 5. Al-Qanun atau Canon of


rumah tangga hanya dapat tercapai Medicine,
dengan adanya kebahagiaan pribadi. Metode yang ditawarkan Ibn Sina
Di mana kebahagiaan pribadi adalah:
tersebut dapat dicapai melalui 1. Metode talqin : Metode talqin
kemuliaan akhlak. digunakan dalam mengajarkan
Akhlak mulia akan membaca al-Qur'an.
mencerminkan pribadi-pribadi yang 2. Metode demonstrasi : dapat
baik. Akhlak mencakup Hablu min digunakan dalam pembelajaran
Allah, Hablu min an-Nas, dan Hablu yang bersifat praktik, seperti cara
min al-‘Alam. Ketiga hubungan mengajar menulis.
tersebut tidak dapat dipisahkan. 3. Metode pembiasaan dan
Orang yang mempunyai hubungan keteladanan : pembiasaan adalah
baik kepada Allah SWT. tentu ia termasuk salah satu metode
akan mempunyai akhlak yang baik pengajaran yang paling efektif,
pula kepada manusia lainnya. khususnya dalam mengajarkan
akhlak.
Kesimpulan 4. Metode diskusi : Dilakukan
Nama lengkap Ibnu Sina dengan cara penyajian pelajaran
adalah Abu „Al-Husain ibnu „Abd di mana siswa di hadapkan
Allah ibn Hasan ibnu „Ali ibn Sina. kepada suatu masalah yang dapat
Ibnu Sina dilahirkan di Afsyna dekat berupa pertanyaan yang bersifat
Bukhara pada tahun 980 M dan problematis untuk dibahas dan
meninggal pada tahun 1037 M dalam dipecahkan bersama. Ibn Sina
usia 58 tahun. Jasadnya dikebumikan mempergunakan metode ini
di Hamadzan. untuk mengajarkan pengetahuan
Karya-karya Ibnu Sina: yang bersifat rasional dan
1. As-Syifa‟ teoretis.
2. An-Najat 5. Metode magang : Ibn Sina telah
3. Al-Isyart wa Tanbihat menggunakan metode ini dalam
4. Al-Hikmat Al-Masyriqiiyyah kegiatan pengajaran yang
139
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol 2 No.2, (2014)

dilakukannya. Para murid Ibn Crow dan crow, penghantar ilmu


pendidikan, ( Yogyakarta : Rake
Sina yang mempelajari ilmu
Serasin, 1990), Edisi III
kedokteran dianjurkan agar
Hasan Langgulung, Asas-Asas
menggabungkan teori dan Pendidikan (Jakarta: Al-Husnah,
2000),
praktek.
6. Metode penugasan : Metode Hasan Langgulung, Manusia dan
Pendidikan, Suatu Analisa
penugasan ini dilakukan dengan Psikologi dan Pendidikan (Jakarta:
menyusun sejumlah modul atau Al-Husna Zikra, 1995).
naskah kemudian Ibn sina, Kitab As-Syiasah Fi
attarbiyah, ( Mesir: majalah Al-
menyampaikannya kepada para
Masyrik, 1906)
muridnya untuk dipelajarinya.
Jalaluddin, Filsafat Pendidikan
7. Metode targhib dan tarhib : Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Targhib atau ganjaran, hadiah, Persada, 1996),

penghargaan ataupun imbalan Samsul Ulum dan Triyo


Supriyatno, Tarbiyah
sebagai motivasi yang baik.
Qur‟aniyah (Malang: UIN Press,
2006),
DAFTAR PUSTAKA Sirajuddin zar, filsafat islam, ( Jakarta :
„Ali al-Jumbulati dan Abdul Futuh At- PT Raja Grafindo Persada 2004 )
Tuwanisi, Perbandingan Susilawati, “Konsep Pendidikan Islam
Pendidikan Islam, Terj. H.M. menurut Al-Ghozali dan Ibn
Arifin (Jakarta: PT. Rineka Cipta, Sina” Jurnal Fokus, Volume 4,
1994), Nomor 2 (Desember, 2004),
Abu „Ali al-Husin ibn „Ali Ibn
Sina, al-Qanun fi al-Tibb, Juz I
(Beirut: Dar al- Fikr, 1994)
Abu „Ali al-Husin ibn „Ali Ibn
Sina, Al-Siyasah fi al-
Tarbiyah (Mesir: Dar al-
Ma‟arif, 1994),
Ahmad D. Marimba, Filsafat
Pendidikan Islam (Bandung: PT.
Al-Ma‟arif, 1990),
Atang abdul hakim dan beni ahmad
saebeni, filsafat umum, (Bandung :
Pustaka Setia, 2008 )
140

You might also like