You are on page 1of 9

DECISION: Jurnal Administrasi Publik

Volume 5, Nomor 1, Maret 2023


E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

EVALUASI KEBIJAKAN DI BADAN PERENCANAAN


PEMBANGUNAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
(BAPPELITBANG) KOTA BANDUNG
(STUDI: PERDA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RT RW KOTA
BANDUNG TAHUN 2011-2031)

Ine Mariane1)*, Ajeng Setia Prasasti2

1,2
Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pasundan, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia

1
Ine.mariane@unpas.ac.id, 2Prasasti.182010009@mail.unpas.ac.id

ABSTRACT
The issuance of Regional Regulation No. 18 of 2011 concerning the Spatial Planning of the City of
Bandung in 2011-2031, became a direction for the Bandung city government in carrying out spatial
planning for the city of Bandung which is growing rapidly so that it has an impact on the emergence of
various city problems that require solutions. BAPPELITBANG Bandung city as a regional apparatus is
tasked with facilitating the development of infrastructure and regional areas which includes the
planning, implementation and evaluation process of implementation. The purpose of this study was to
determine the process of systematic evaluation of policies at BAPPELITBANG Bandung (study: Perda
No.18 of 2011 concerning the RTRW of Bandung City in 2011-2031). The research method uses
qualitative research with a case study approach. Data collection techniques in the form of observation,
interviews, and documentation. The results of the study show that the implementation of this regional
regulation is quite good, it can be seen from good planning and has been implemented, but there are
also plans that have been implemented but still cannot solve the problems that exist in the city of
Bandung, especially in infrastructure development and regional development so that revisions must be
made in the city of Bandung. this regulation.

Keywords: BAPPELITBANG, Evaluation, Bandung City, and RT RW.

ABSTRAK

Terbitnya Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2011 tentang Penataan Ruang Kota Bandung Tahun
2011-2031, menjadi arahan bagi pemerintah kota Bandung dalam melaksanakan penataan ruang kota
Bandung yang berkembang pesat sehingga memiliki berdampak pada munculnya berbagai
permasalahan kota yang membutuhkan solusi. BAPPELITBANG Kota Bandung sebagai perangkat
daerah bertugas memfasilitasi pembangunan infrastruktur dan wilayah yang meliputi proses
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui proses evaluasi kebijakan secara sistematis di BAPPELITBANG Bandung (kajian: Perda
No.18 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Bandung Tahun 2011-2031). Metode penelitian menggunakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa implementasi Perda ini cukup baik, hal
ini terlihat dari perencanaan yang baik dan telah dilaksanakan, namun ada juga rencana yang sudah
dilaksanakan namun masih belum dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di kota Bandung
khususnya dalam pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah sehingga harus dilakukan
revisi peraturan ini di Kota Bandung

Kata Kunci: BAPPELITBANG, Evaluasi, Kota Bandung, dan RT RW.

22
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

PENDUHULUAN Persoalan transportasi kota bandung


Peraturan Daerah Nomor 18 tahun 2011 khususnya pada kemacetan memberikan
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dampak negatif bagi perekonomian, sosial
Bandung Tahun 2011- 2031, dimana dalam dan lingkungan.
pasal 3 disebutkan bahwa tujuan penataan
ruang kota yaitu mewujudkan tata ruang Upaya penyelesaian permasalahan yang
yang aman, nyaman, produktif, efektif, komprehensif dan struktur pada Perda No.
efisien, berkelanjutan, dan berwawasan 18 Tahun 2011 tentang RTRW Kota
lingkungan, berbasis perdagangan, jasa dan Bandung tahun 2011- 2031 hal ini terlihat
industri kreatif yang bertaraf nasional. dari upaya penyediaan luas jalan kota yang
Lahirnya Peraturan daerah ini membawa masih kurang, fly over/underpass
arah bagi Pemerintah Kota Bandung dalam belum terbangun semuanya, di tambah lagi
melakukan penataan ruang di Kota hadirmy angkutan berbasis online seperti
Bandung yang adil, transparan, dan ojeg online membuat masyarakat belum
akuntabel. Badan Perencanaan bisa beralih ke rencana angkutan massal,
Pembangunan Penelitian dan dari itu menunjukan belum
Pengembangan (BAPPELITBANG) Kota terimplementasi dengan baiknya aturan
Bandung sebagai perangkat daerah yang tersebut dalam mengatasi kemacetan di
membidangi perencanaan pembangunan kota bandung.
infrastruktur dan wilayah memiliki tugas
fasilitasi dan pengembangan infrastruktur Umumnya pengelolaan sampah hanya
dan wilayah daerah yang meliputi proses dilihat sebagai persoalan teknis operasional
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dan teknologi, padahal pengelolaan
pelaksanaan. sampah kota bandung adalah persoalan
manajemen. Fenomena umum yang sering
Kota Bandung yang berkembang semakin terlihat di kota bandung yang
pesat berdampak pada munculnya berbagai menunjukkan bahwa permasalahan sampah
permasalahan kota yang memerlukan di kota bandung masih berat yaitu kondisi
solusi pemecahan yang mampu TPS yang sering tidak mampu menampung
mengakomodir kepentingan semua pihak, sampah yang dihasilkan serta tidak
baik dari sisi pemerintah, swasta dan terawat, TPA yang sangat polutif dan
masyarakat. BAPPELITBANG Kota penuh dengan cepat, kemudian kerentanan
Bandung sebagai institusi pengampu unsur terhadap krisis sampah masih terlihat,
penunjang urusan pemerintahan terutama bila menjadi masalah yang
perencanaan pembangunan dan membuat sampah tidak terangkut ke TPA.
penelitian dan pengembangan
pada Pemerintah Kota Bandung, Pemerintah kota (Pemkot) melalui
diamanatkan untuk dapat menyelesaikan Badan Perencanaan Pembangunan
berbagai permasalahan kota melalui Penelitian dan Pengembangan
rekomendasi hasil dari berbagai jenis (BAPPELITBANG) Kota Bandung dalam
kegiatan kelitbangan yang dilakukan sesuai memaksimalkan pemanfaatan ruang di
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor kota Bandung harus berupaya merevisi
17 Tahun 2016, yang mana keluaran hasil Peraturan Daerah (Perda) Nomor 18 Tahun
dalam bentuk rekomendasi sebagai dasar 2011 tentang Rencana Tata Ruang
pengambilan kebijakan strategis di Wilayah (RT RW) Kota Bandung Tahun
pemerintah daerah. 2011- 2031 ini. Adapun faktor yang

22
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

membuat pemerintah harus segera merevisi dipahami sebagai kegiatan fungsional,


Perda RTRW ini yaitu adanya perubahan maka evaluasi kebijakan dipandang
kebijakan dari pemerintah pusat dan sebagai kegiatan yang sama pentingnya
dengan kebijakan itu sendiri. Tipe kedua
pemerintah provinsi sehingga harus segara
merupakan tipe evaluasi yang
dilakukan penyesuaian. Selain itu, faktor memfokuskan diri pada bekerjanya
dinamika pertumbuhan pembangunan di kebijakan atau program-program tertentu,
kota Bandung juga menjadi acuan untuk maka evaluasi dengan tipe seperti ini akan
pemerintah merevisi Perda No 18 tahun lebih membicarakan sesuatu mengenai
2011 tentang RTRW Kota Bandung. kejujuran atau efisiensi dalam
melaksanakan program. Tipe evaluasi
kebijakan ketiga adalah tipe evaluasi
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
kebijakan sistematis.
bermaksud mengangkat fenomena ini
dengan rumusan masalah Bagaimana Evaluasi sistematis melihat secara
Proses Evaluasi Sistematis Kebijakan di obyektif program- program kebijakan
BAPPELITBANG Kota Bandung (studi: yang dijalankan untuk mengukur
Perda No.18 Tahun 2011 tentang RTRW dampaknya bagi masyarakat dan melihat
Kota Bandung tahun 2011- 2031). Adapun sejauh mana tujuan-tujuan yang telah
dinyatakan tersebut tercapai.
tujuan Penelitian ini adalah untuk
a. Pencapaian tujuan kebijakan
Mengetahui Proses Evaluasi Sistematis Pencapaian tujuan yaitu semua upaya
Kebijakan di BAPPELITBANG Kota untuk mencapai tujuan yang
Bandung (studi: Perda No.18 Tahun 2011 dipandang sebagai bentuk suatu
tentang RTRW Kota Bandung tahun 2011- proses. Oleh sebab itu, untuk
2031). menjamin tujuan akhir, diperlukan
tahapan, yaitu meliputi penetapan
tujuan, usaha untuk mencapai tujuan,
Secara bahasa evaluasi berasal dari kata dan tujuan yang berhasil di capai.
bahasa inggris “evaluation” yang diserap b. Dampak Kebijakan
dan disesuiakn dengan pelafalan Indonesia
Evaluasi tentang dampak kebijakan
menjadi “evaluasi” yang artinya
pada dasarnya untuk mengukur
memberikan penilaian dengan
perubahan kondisi fisik maupun sosial
membandingkan sesuatu hal dengan
sebagai akibat dari output kebijakan
satuan tertentu sehingga bersifat
yang telah dijalankan. Dalam
kuantitatif, (Akbar & Mohi, 2018).
membicarakan evaluasi dampak dari
Evaluasi merupakan salah satu tahapan
sutau kebijakan harus di perhitungkan,
penting dalam proses kebijakan publik,
yaitu dampak kebijakan pada
namun sering kali tahapan ini diabaikan
keadaan-k eadaan sekarang dan
dan hanya berakhir pada tahap
keadaan di masa yang akan datang.
implementasi.

Secara umum evaluasi kebijakan dapat METODE


dikatakan sebagai kegiatan yang Metode penelitian pada dasarnya
menyangkut estimasi atau penilaian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
kebijakan yang mencakup substansi, data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
implementasi dan dampak (WINARNO, Berdasarkan konsep dasar penelitian
2014, p. 229). James Anderson yang di
tersebut, maka pada penelitian kali ini
kutip oleh (WINARNO, 2014, pp. 230–
232) membagi evaluasi kebijakan menjadi peneliti menggunakan metode kualitati
tiga tipe, yaitu: Tipe pertama, evaluasi karena permasalahan yang muncul setelah
kebijakan dipahami sebagai kegiatan observasi sesuai jika menggunakan metode
fungsional. Bila evaluasi kebijakan kualitatif.

23
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

Teknik Pengumpulan data merupakan dalam jangka Panjang, yaitu ultimate


Tindakan fundamental dalam penelitian, planning selama 20 (dua puluh) tahun
sebab misi utama dari penelitian adalah dari tahun 2011-2031.
memperoleh data pada penelitian kali ini,
peneliti akan mengumpulkan data primer Dari hasil wawancara diperoleh informasi,
dan data sekunder dengan teknik bahwa dalam pelaksanaan ultimate
pengumpulan Observasi partisipan, planning Perda ini oleh BAPPELITBANG
Wawancara, dan Dokumentasi. Analisis kota Bandung dibuat rencana- rencana
data disebut juga pengolahan data dan dalam jangka pendek ataupun menegah,
penafsiran data. yaitu sekitar 5 (lima) tahunan. Hal ini
dilakukan untuk memperoleh hasil yang
Analisis data adalah proses maksimal tentunya harus di buat tahapan
mengorganisasikan dan mengurutkan data dan prioritas yang mana nantinya mampu
kedalam pola, kategori dan satuan uraian mengatasi masalah-masalah yang sifatnya
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan mendesak dan diselesaikan di 5 (lima)
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti tahun pertama dan seterusnya.
yang disarankan oleh data. Dalam
penelitian kualitatif, data diperoleh dari Bappelitbang memiliki peran dalam
berbagai sumber, dengan menggunakan penyusunan perencanaan kegiatan pada
teknik pengumpulan data yang bermacam- Perda No.18 tahun 2011 tentang RT RW
macam, dan dilakukan secara terus kota Bandung. Maka BAPPELITBANG
menerus sampai datanya jenuh. Dalam sebagai leading dalam perencanaan
penelitian ini, peneliti melakukan proses pembangunan perlu melakukan upaya
analisis data melalui tahapan: reduksi data, berkoordinasi. Koordinasi yang dilakukan
penyajian atau display data dan oleh BAPPELITBANG dengan dinas-
kesimpulan atau verifikasi. dinas terkait merupakan bentuk upaya
untuk Menyusun dan mensosialisasikan
rencana- rencana yang tertuang dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
RTRW berdasarkan Perda yang nanti
Pada evaluasi kebijakan yang ada di
kedapannya akan menjadi acuan
BAPPELITBANG Kota Bandung (studi:
pembangunan. Tidak hanya dengan
Perda No.18 Tahun 2011 tentang RTRW
perangkat daerah saja, koordinasi yang
Kota Bandung tahun 2011- 2031)
dilakukan oleh BAPPELITBANG Kota
penelitian ini akan merujuk pada tipe
Bandung juga dilakukan dengan
evaluasi kebijakan yang di kemukakan
pemerintah Provinsi Jawa Barat dan
oleh James Anderson dalam Winarno.
Pemerintah Pusat, hal ini dilakukan karena
Yaitu Evaluasi Sistematis. Dimana dengan
pembangunan-pembangunan yang ada
Evaluasi sistematis peneliti akan melihat
dikota Bandung harus bersinergi dengan
secara obyektif program-program
rencana pembangunan yang ada di
kebijakan yang dijalankan untuk mengukur
pemerintah provinsi Jawa Barat maupun
dampaknya bagi masyarakat dan melihat
pemerintah pusat. Oleh karena itu untuk
sejauh mana tujuan-tujuan yang telah
mencapai hal tersebut perlu dilakukan
dinyatakan tersebut tercapai.
koordinasi, asistensi, ataupun konsultasi.
a. Pencapaian tujuan
Berdasarkan RTRWP Jawa Barat yang
Perda No.18 tahun 2011 direncanakan
merujuk pada Perda No.22 Tahun 2010
untuk mengatasi masalah-masalah
tentang RTRW Provinsi diketahui bahwa

24
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

kota Bandung bersama daerah lainnya kota Bandung bahwa penantaan ruang
termasuk wilayah metropolitan. harus berlandaskan daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup. Aspek
Adapun berdasarkan Perpres No.45 tahun pencapaian tujuan yaitu semua upaya
2018 tentang RTR Kawasan Perkotaan untuk mencapai tujuan yang dipandang
Cekungan Bandung bahwa kota Bandung sebagai bentuk suatu proses. Oleh sebab
merupakan kawasan inti dari sudut itu, untuk menjamin tujuan akhir,
kepentingan ekonomi kawasan strategis diperlukan tahapan, yaitu meliputi
nasional. Berdasarkan hal tersebut, Kota penetapan tujuan, usaha untuk mencapai
Bandung merupakan daerah yang menjadi tujuan, dan tujuan yang berhasil di capai.
target penyelesaian RTRW provinsi dan
Kota Bandung itu sendiri untuk Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18
memfasilitasi kegiatan strategis guna Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
mewujudkan iklim investasi yang ramah Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031,
lingkungan. Disahkannya Undang- Undang merupakan kebijakan yang berisi struktur
Cipta Kerja membawa banyak perubahan tata ruang yang dijadikan pedoman dalam
salahsatunya terhadap aturan penataan penyusunan RPJMD Kota Bandung
ruang yang sebelumnya diatur dalam UU sehingga terjadi penyelarasan pencapaian
nomor 26 Tahun 2007. visi, misi tujuan, sasaran, kebijakan, serta
strategi dan program untuk mengarahkan
Perubahan tersebut terlihat pada lokasi kegiatan dan menyusun program
penyederhanaan regulasi dan perizinan, hal pembangunan yang berkaitan dengan
ini bertujuan untuk mendorong percepatan pemanfaatan ruang kota. Berdasarkan hal
dan perluasan investasi serta pertumbuhan diatas, peneliti menginterpretasikan dalam
ekonomi. Salah satu bentuk penyesuaian pengukuran capaian tujuan sudah cukup
dengan Undang- Undang ini yaitu pada baik, hal ini bisa di lihat dari isu-isu
pasal 14A UUCK dimana fungsi Kajian strategis yang ada di kota Bandung
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) terdapat 3 (tiga) yaitu: kemacetan, banjir,
hanya menjadi bahan pertimbangan dalam dan persampahan.
Menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), oleh sebab itu adanya UU Cipta Penyelesaian di dalam RTRWsudah
Kerja ini juga menjadi salah satu alasan tertuang solusi rencana akan tetapi dalam
Pemerintah Kota Melalui pelaksanaannya masih belum
BAPPELITBANG Kota Bandung dalam terimplementasi contohnya saja dalam
merevisi Perda ini. Kebijakan bukanlah masalah kemacetan kota bandung belum
sesuatu yang permanen apalagi terkait mempunyai angkutan umum yang sifatnya
perencanaan oleh karena itu dibutukan lebih handal. Kemudian, masih banyaknya
penyesuaian-penyesuaian dengan faktor- rencana-rencana yang belum terlaksana
faktor yang mempenagaruhi kebijakan dan rencana-rencana yang sudah terlaksana
publik seperti, faktor politik, lingkungan, akan tetapi belum bisa memecahkan
sosial ekonomi dan teknologi yang terus permasalahan yang ada di Kota Bandung
berkembang. Oleh karena itu diperlukan terutama pada pembangunan infrastruktur
evaluasi kebijakan untuk melakukan dan pengembangan wilayah.
penyesuaian dan penyempurnaan
kebijakan tersebut. Selain itu, pada Perda
Nomor 18 Tahun 2011 tentang RTRW

25
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

b. Dampak kebijakan pada kebutuhan- kebutuhan infrastruktur


Pelaksanaan Perda No.18 Tahun 2011 jalan, ketersediaan pemukiman dan
tentang tata ruang ini berdampak pada drainnase yang mana apabila kebutuhan-
kegiatan perwujudan perencanaan kebutuhan tersebut tidak terakomodir maka
pembangunan kota yang berbasis tata akan timbulah isu-siu baru yang berkaitan
ruang wilayah dalam mewujudkan dengan lingkungan. Terkait isu trasportasi
kualitas lingkungan kota yang lebih berkaitan dengan masalah kemacetan yang
baik, sehingga Perda ini bisa menjadi disebabkan oleh kegiatan ekonomi seperti
acuan bagi BAPPELITBANG kota pasar, pedagang kaki lima, pusat
Bandung khususnya untuk Menyusun perbelanjaan dan lainnya, yang kemudian
perencanaan tata ruang wilayah. di dukung juga oleh ruas jalan yang
sempit. Pada tahun 2020 titik kemacetan
Hal ini serupa dengan hasil wawancara yang teridentifikasi berada paa 115 ruas
yang dilakukan, bahwasanyaa Perda No.18 jalan yang ada di kota bandung.
Tahun 2011 tentang RTRW kota Bandung
tahun 2011-2031 ini merupakan payung Kemudian titik yang sudah teratasi
hukum bagi BAPPELITBANG kota sebanyak 87 titik atau sebesar 75.65% dan
Bandung sebagai badan perencanaan untuk yang belum diatasi sebanyak 28 titik atau
merencanakan pembangunan kota sekitar 24,35% dalam kategori macet. Pada
Bandung dalam bentuk dokumen RTRW, laporan perubahan RPJMD tahun 2018-
dimana nanti dokumen tersebut akan 2023 pengendalian terhadap kemacetan
menjadi acuan bagi perangkat ataupun akan berfokus pada 8 titik yang sudah
dinas dalam pelaksanaan operasionalnya. teridentifikasi pada kota Bandung dengan
gagasan perencanaan seperti; (1)
Peraturan Daerah No.18 tahun 2011 tidak Transportasi massal yang representative
hanya menjadi rujukan dalam proses serta pembangunan jalan simpang tidak
perencanaan spasial ruang, akan tetapi sebidang di 5 (lima) titik (2) Pembangunan
pada perencanaan yang bersifat non-spasial jalan layang (flyover) atau bahkan jalan
ruang juga seperti non- infrastruktur dan bawah tanah (underpass) dan lain
perekonomian yang tentunya tetap sebagainya.
terhubung dengan struktur dan pola ruang.
Artinya, dalam kegiatan yang lebih Sejalan dengan jumlah penduduk yang
sectoral misal seperti transportasi. Sumber semakin meningkat, maka jumlah sampah
daya air, dan persampahan ini juga diatur yang dihasilkan di Kota Bandung juga
dalam RTRW, yang mana RTRW ini besar. Pada tahun 2021 mencapai 1.324 ton
merujuk pada Perda No.18 Tahun 2011 per hari. Kondisi ini lebih rendah dari
tersebut. Perkembangan kota Bandung tahun-tahun sebelumnya yang mencapai
yang sangat dinamis menimbulkan banyak 1.500 ton perhari. Kondisi ini juga secara
permasalahan-permasalahan baru muncul tidak langsung merupakan keberhasilan
yang misal berkaitan dengan infrastruktur, dari program Kang Pisman di Kota
banjir, kemacetan dan persampahan. Bandung. Pengelolaan sampah perlu
Mentropolitan Bandung merupakan kota dilakukan secara efektif dalam
yang menjadi tujuan untuk berkerja mewujudkan kota yang berkelanjutan dan
sehingga banyak warga masyarakat yang kondisi lingkungan yang sehat bagi
berpindah dari daerahnya ke kota masyarakat kota bandung. Saat ini belum
Bandung. Hal ini tentunya berpengaruh banyak upaya yang dilakukan dalam

26
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

menangani permasalahan persampahan di tahun sekali untuk menyempurnakan


kota bandung. Oleh sebab itu, perlu rencana- rencana yang sudah disusun,
dilakukan kajian yang lebih luas terkait sehingga dapat diketahui apakah rencana
pengenlolaan sampah baik aspek pembangunan tersebut berjalan dan sudah
operasional, aspek regulasi, aspek dirasakan oleh masyarakat. Salah satu
kelembagaan, anggaran, serta peran kegiatan evaluator dalam melakukan
masyarakat. Dalam menghadapi tantangan evalausi kebijakan yaitu melaksanakan
baru, diperlukan solusi yang mampu evaluasi dampak kebijakan, dimana
mengakomodir kepentingan tersebut, yang evaluasi ini menyangkut konsekuensi-
dalam pembangunan bertahap berbasis konsekuensi yang ditimbulkan oleh
budaya dan lingkungan hidup di perlukan kebijakan publik yang telah dijalankan
kebijakan ekonomi kreatif. sebelumnya, dalam hal ini peneliti akan
menilai dari dampak masa sekarang dan
Ekonomi kreatif adalah sistem kegiatan masa yang akan datang.
Lembaga dan manusia yang terlibat dalam
produksi, distribusi, dan konsumsi barang Berdasarkan hal tersebut, peneliti
dan jasa yang bernilai kultural, artistik, dan menginterpretasikan bahwa pelaksanaan
hiburan. Saat ini perencanaan kota Perda No.18 tahun 2011 ini berdampak
Bandung akan diarahkan menjadi kota perubahan pola struktur ruang yang
yang berekonomi kreatif yang mana dalam menyebabkan berbagai masalah
hal ini diatur pada Perda No. 1 Tahun 2021 lingkungan muncul, diantaranya kebutuhan
tentang penataan dan pengembangan air bersih, penanganan sampah, dan
ekonomi kreatif kota Bandung. Dalam pemenuhan tempat tinggal dan pada
rangka penyusunan perencanaan dan pembangunan kota bandung di masa yang
pengembangan ekonomi kreatif menuju depan yang akan diarahakan untuk
kota kreatif, wali kota bandung merujuk mengembangkan penataan ruang menjadi
pada perencanaan tata ruang dan wilayah kota ekonomi kreatif yang artinya kota
daerah kota bandung yang telah ada bandung tidak memiliki sumber daya alam
sebelumnya. dan hanya berfokus pada perdagangan dan
jasa yang diisi oleh masyarakat yang
Upaya-upaya yang dilakukan oleh kreatif. Hal ini bukan dikarenakan sumber
pemerintah kota Bandung, dunia usaha, daya alam yang tidak bagus di Kota
perguruan tinggi serta masyarakat menata Bandung akan tetapi industry kreatif yang
infrastruktur dan kegiatan ekonomi kreatif muatan utamanya adalah kreatifitas,
berdasarkan kewilayahan dan tema keahlian dan talenta yang berpotensi
ekonomi kreatif melalui penciptaan iklim meningkatkan kesejahteraan melalui
usaha, pembinaan serta pengembangan penawaran kreasi intelektual masyarakat
usaha kreatif dan industri kreatif. Dalam kota Bandung itu sendiri.
mengukur besaran dampak yang
ditimbulkan oleh Perda No.18 tahun 2011 SIMPULAN
yang direalisasikan dalam bentuk RPJMD Evaluasi Kebijakan di Badan Perencanaan
dan RKPD, dimana dalam rancangan- Pembangunan penelitian dan
rancangan tersebut terdapat tujuan, sasaran Pengembangan (BAPPELITBANG) Kota
dan indikator- indikator yang harus dicapai Bandung (studi: Perda No.18 Tahun 2011
yang mana nantinya dilakukan evaluasi. tentang RTRW kota Bandung tahun 2011-
Evaluasi ini dilakukan selama 5 (lima) 2031) berdasarkan teori yang disampaikan

27
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

oleh Anderson dalam (Winarno, 2014) Creswell, J. W. (2019). Research Design


tentang evaluasi tipe sistematis yang mana Pendekatan Metode Kualitatif,
terdapat dua pengukuran yaitu capaian Kuantitaif dan Campuran (4 Ed.).
tujuan dan dampak, berdasarkan hal Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
tersebut disimpulkan bahwapelaksanaan Kurniati, P. S. (2016). Implementasi
Perda ini belum cukup baik, bisa dilihat Kebijakan Penataan Ruang di Kota
dari masih banyaknya rencana yang belum Bandung. Ilmu Politik Dan
terlaksana dan rencana-rencana yang sudah Komunikasi, VI(2), 101–112.
terlaksana namun masih belum bisa Kurniawan, R. (2018). Kebijakan
memecahkan permasalahan yang ada Pemerintah Kota Bandung Dalam
dikota Bandung terutama pada Upaya Penyediaan Ruang Terbuka
pembangunan infrastruktur dan Hijau Berdasarkan Perda No.18
pengembangan wilayah. Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Bandung
Kemudian perda ini akan berdampak Tahun 2011-2031 Pasal 46 Huruf
perubahan pola struktur ruang yang (A) Dan Huruf (B) Dalam Persfektif
menyebabkan berbagai masalah Siyasah Dusturiyah.
lingkungan muncul, diantaranya kebutuhan Nugraha, M. F. (2020). Perkembangan
air bersih, penanganan sampah, dan Lahan Terbangun dalam
pemenuhan tempat tinggal dan pada Implementasi Rencana Tata Ruang
pembangunan kota bandung di masa yang Wilayah Kota Bandung.
depan yang akan diarahakan untuk http://repository.ipb.ac.id/handl
mengembangkan penataan ruang menjadi e/123456789/105771
kota ekonomi kreatif, berdasarkan hal Sugiyono. (2020). Metode Penelitian
tersebut maka diperlukan perevisian pada Kualitatif (untuk penelitian yang
perda ini. bersifat:eksploratif, enterpretif,
interaktif, dan konstruktif) (S. Y.
DAFTAR PUSTAKA Suryandari (ed.); Cet.III). ALFABETA.
Akbar, M. F., & Mohi, W. K. (2018).Studi Suyeno, & Sekarsari, R. W. (2018).
Evaluasi Kebijakan (Evaluasi ANALISIS KEBIJAKAN
Beberapa Kebijakan di Indonesia) PENGATURAN TATA RUANG
(Issue March). (STUDI TENTANG ANALISIS
Ashameeta, S., & Sumiyati, Y. (2018). RTRW DI KOTA MALANG).
Efektivitas Peraturan Daerah Kota Jurnal Ketahana Pangan, 2, 44–65.
Bandung Nomor 18 tahun 2011 WINARNO, B. (2014). KEBIJAKAN
tentang Rencana Tata Ruang PUBLIK (TEORI, PROSES, DAN
Wilayah Kota Bandung Tahun 2011- STUDI KASUS) (cet. II). CAPS
2031 dalam Pembangunan Ruang (Centers Of Academic Publihing
Terbuka Hijau Publik Dikaitkan Service).
Dengan Perencanaan Dokumen RTRW kota Bandung Tahun
Pembangunan Bandung Icon di 2011-2031
Lokasi Eks- Palaguna. Prosiding RPJMD Kota Bandung tahun 2018- 2023
Ilmu Hukum, 4, 121–128. Masterplan Transportasi Kota Bandung
Creswell, J. W. (2015). Penelitian Masterplan Persampahan Kota Bandung
Kualitataif dan Desain Riset (I).
Pustaka Pelajar.

28
DECISION: Jurnal Administrasi Publik
Volume 5, Nomor 1, Maret 2023
E-ISSN: 265-4939
P-ISSN: 2655-884X

Perda Nomor 18 Tahun 2011 tentang


RTRW Kota Bandung Tahun 2011-
2031
Perda Nomor 22 Tahun 2010 tentang
RTRW Provinsi Jawa Barat 2010-
2030
Perpres No.45 tahun 2018 tentang RTR
Kawasan Perkotaan Cekungan
Bandung

29

You might also like