Professional Documents
Culture Documents
DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT PRATAMA MAKARTI JAYA
Jl. SultanAgung No.56 Ling. II KecamatanMakarti JayaKabupatenBanyuasin
hospt.pratama04@gmail.com ;KodePos 30772
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PRATAMA MAKARTI JAYA
NOMOR :
TENTANG
MEMUTUSKAN ;
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dilakukan
perbaikan apabila ternyata di kemudian hari terdapat kekeliruan di dalam
keputusan ini.
Direktur,
BAB I
DEFINISI
1. Kondisi terminal adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh cedera atau penyakit dimana terjadi
kerusakan organ multiple yang dengan pengetahuan dan tehnologi kesehatan terkini tak mungkin
lagi dapat dilakukan perbaikan sehingga akan menyebabkan kematian dalam rentang waktu yang
singkat. Pengaplikasian terapi untuk memperpanjang/ mempertahankan hidup hanya akan berefek
dan memperlama proses penderitaan/sekarat pasien.
2. Pasien tahap terminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin lama makin memburuk.
3. Pasien tahap terminal adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
penyakit/ sakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh yang diakibatkan kegagalan
organatau multiorgan sehingga sangatdekat proses kematian. Respon pasien tahap terminal sangat
individual tergantung kondisi fisik, psikologis, sosial yang dialami, sehinggan dampak yang
ditimbulkan pada tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang
ditunjukan oleh pasien terminal.
4. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun
sakit.
5. Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan) ditambah henti
sirkulasi ( jantung) total dengan semua aktivitas otak terhenti, tetapi tidak ireversibel.
6. Mati Biologis adalah proses mati/ rusaknya semua jaringan, dimulai dengan neuron otak yang
menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa sirkulasi, diikuti oleh jantung, ginjal, paru dan hati
yang menjadi nekrotik selama beberapa jam atau hari.
7. Mati BatangOtak adalahkeadaandimana terjadi kerusakan seluruhisi saraf intrakranial yang tidak
12. Donasi Organ adalah tindakan memberikan organ tubuh dari donor kepada resipien.
13. Perawatan Paliatif adalah upaya medik untuk meningkatkan atau
mempertahankankualitashiduppasiendalamkondisiterminal.
14. Menurut Dadang Hawari “orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut
lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga
pembinaan kerohanian saat pasien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”
Maksud danTujuan
Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik dalam pelayanan yang
penuh hormat dan kasih sayang. Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan
semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan. Agar dapat terlaksana, semua staf harus
menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan
terhadap gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respons terhadap aspek psikologis, social,
emosional, agama, budaya pasien dan keluarganya, serta keterlibatannya dalam keputusan
pelayanan.
BAB II
RUANGLINGKUP
Pasien yang menuju akhir hidupnya, dan keluarganya, memerlukan asuhan yang terfokus akan
kebutuhan mereka yang unik. Pasien dalam tahap terminal dapat mengalami gejala yang berhubungan
dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau memerlukan bantuan yang berhubungan dengan masalah -
masalah psikososial, spiritual dan budaya yang berkaitan dengan kematian dan proses kematian. Keluarga
dan pemberi pelayanan dapat diberikan kelonggaran dalam melayani anggota keluarga pasien yang sakit
terminal atau membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan.
Tujuan rumah sakit untuk memberikan asuhan pada akhir kehidupan harus mempertimbangkan
tempatasuhan atau pelayanan yang diberikan (sepertihospice
atauunitasuhanpalliatif),tipepelayananyangdiberikandankelompokpasienyang dilayani. Rumah sakit
mengembangkan proses untuk mengelola pelayanan akhir hidup.
Prosestersebutadalah:
• Keracunansepertikeracunanobat,makanan,zatkimia.
1. Faseprediagnostikterjadiketikadiketahuiadagejalaataufaktorresikopenyakit.
2. Fase Akut:Berpusatpadakondisikrisis,pasiendihadapkanpadaserangkaian
keputusan,termasukkondisimedis,interpersonal, maupunpsikologis.
3. Fasekronis,pasienbertempurdenganpenyakitdanpengobatannya.
PRINSIPPELAYANANPASIENPADATAHAPTERMINAL(AKHIRHIDUP)
1. Rumahsakitmemberikandanmengaturpelayananakhirkehidupan.
2. Asuhan pasien dalam proses kematian harus meningkatkan kenyamanan dan kehormatannya.
ASPEKYANGBERPENGARUHPADAPASIENTAHAPTERMINAL
1. AspekKeperawatan
Banyak masalah yang melingkupi kondisi terminal pasien, yaitu mulai dari titik
yangaktualdimanapasiendinyatakankritissampaidiputuskanakanmeninggal dunia atau mati. Seseorang
dinyatakan meninggal/ mati apabila fungsi jantung
danparuberhenti,kematiansistemikataukematiansistemtubuhlainnyaterjadi dalam beberapa menit, dan
otak merupakan organ besar pertama yang
menderitakehilanganfungsiyangireversibel,selanjutnyaorgan-organlainakan
mati.Responpasiendalamkondisiterminalsangatindividualtergantungkondisi
fisik,psikologis,sosialyangdialami,sehinggadampakyangditimbulkanpada
tiap individu juga berbeda. Hal ini mempengaruhi tingkat kebutuhan dasar yang ditunjukan oleh pasien
terminal.
MenurutElisabethKübler-Ross,M.D.,ada5fasemenjelangkematian,yaitu:
a. Denial(fasepenyangkalan/pengingkarandiri)
Dimulai ketika orang disadarkan bahwa ia menderita penyakit yang parah dan dia tidak dapat
menerima informasi ini sebagai kebenaran dan bahkanmungkin mengingkarinya. Penyangkalan
ini merupakan mekanisme pertahanan yang acapkali ditemukan pada hampir setiap pasien pada
saat pertama mendengar berita mengejutkan tentang keadaan dirinya, pada
tahapiniindividumenyangkaldanbertindaksepertitidakterjadisesuatu,dia mengingkari bahwa
dirinya dalam kondisi terminal. Pernyataan seperti tidak mungkin hal ini tidak akan terjadi pada
saya, saya tidak akan mati karena kondisi ini umum di lontarkan pasien.
b. Anger(fasekemarahan)
c. Bargaining(fasetawarmenawar).
Ini adalah fase di mana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup sedikit lebih lama lagi atau
dikurangi penderitaannya. Mereka bisa menjanjikanmacam-
macamhalkepadaTuhan,"Tuhan,kalauEngkau
menyatakan kasih - Mu, dan keajaiban kesembuhan - Mu, maka aku akan
mempersembahkanseluruhhidupkuuntukmelayaniMu.merupakantahapan proses berduka dimana
pasien mencoba menawar waktu untuk hidup cara yang halus atau jelas untuk mencegah
kematian. Seperti Tuhan beri saya kesembuhan, jangan cabutnyawaku, saya akan berbuat baik
mengikuti program pengobatan.
d. Depresion(fasedepresi)
Setelah ternyata penyakitnya makin parah, tibalah fase depresi. Penderita merasa putus asa
melihat masa depannya yang tanpa harapan. ketika ajal
semakindekatataukondisisemakinmemburukpasienmerasaterlalusangat kesepian dan menarik diri.
Komunikasi terjadi kesenjangan, pasien banyak berdiam diri dan menyendiri.
e. Acceptance(fasemenerima/pasrah)
Pasien dalam kondisi terminal akan mengalami berbagai masalah baik fisik, psikologis, maupun sosio -
spiritual, antara lain:
c. Problem nutrisi dan cairan; asupan makanan dan cairan menurun, peristaltic
menurun,distensiabdomen,kehilanganberatbadan,bibirkeringdanpecah- pecah, lidah kering dan
membengkak, mual, muntah, cegukan, dehidrasi terjadi karena asupan cairan menurun.
e. Problem sensori; Penglihatan menjadi kabur, refleks berkedip hilang saat mendekati kematian,
menyebabkan kekeringan pada kornea, Pendengaran menurun, kemampuan berkonsentrasi menjadi
menurun. penglihatan kabur, pendengaran berkurang, sensasi menurun.
g. Problem kulit dan mobilitas; seringkali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit
sehingga pasien terminal memerlukan perubahan posisi yang sering.
h. Masalah psikologis; pasien terminal dan orang terdekat biasanya mengalami banyak respon
emosi,perasaaan marah dan putus asa.
2. PerawatanPaliatif
Perawatan paliatif bertujuan mencapai quality of life dan quality of death. Perawatan paliatif
menyangkut psikologis, spiritualis, fisik, keadaan sosial. Terkait hal ini, memberikan pemahaman bagi
keluarga dan pasien sangat pentingagarkeluargamengertibetulbahwapasientidakakansembuh,sehingga
merekaakanmemberikanperhatiandankasihsayangdiakhir kehidupan pasien tersebut.
3. AspekMedis
Kebanyakan kalangan dalam dunia kedokteran dan hukum sekarang ini mendefinisikan kematian
dalam pengertian mati otak (MO) walaupun jantung mungkin masih berdenyut dan ventilasi buatan
(ventilator) dipertahankan. Akan tetapi banyak pula yang memakai konsep mati batang otak (MBO)
sebagai pengganti MO dalam penentuan mati.
Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kedokteran maka banyak pilihan
pengobatan yang berguna memberi bantuan hidup terhadap pasien tahap terminal. Pilihan ini
seringkali menimbulkan dilema terutama bagi keluarga pasien karena mereka menyadari bahwa
tindakan tersebut bukan upaya penyembuhan dan hanya akan menambah penderitaan pasien. Keluarga
menginginkan sebuah proses di mana berbagai intervensi medis(misalnya pemakaian ventilator) tidak
lagi diberikan kepada pasien dengan harapan bahwa pasien akan meninggal akibat penyakit yang
mendasarinya.
Ketikakeluarga/walimemintadoktermenghentikanbantuanhidup(withdrowing life support) atau
menunda bantuan hidup (withholding life support) terhadap pasien tersebut, maka dokter harus
menghormati pilihan tersebut. Pada situasi tersebut, dokter memiliki legalitas dimata hukum dengan
syarat sebelum keputusanpenghentianataupenundaanbantuanhidup dilaksanakan,timdokter telah
memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang kondisi terminal pasien dan pertimbangan
keputusan keluarga/ wali tertulis dalaminformed consent.
BAB III
TATALAKSANA
1. AspekKeperawatan
A. AsesmenKeperawatan
Perawat dapat berbagi penderitaan pasien menjelang ajal dan
mengintervensidenganmelakukanasesmenyangtepatsebagaiberikut:
a. Asesmentingkatpemahamanpasien&/keluarga:
1) Closed Awareness: pasien dan atau keluarga percaya bahwa pasien akan segera
sembuh.
2) Mutual Pretense: keluarga mengetahui kondisi terminal pasien dan tidak
membicarakannya lagi, Kadang-kadang keluarga menghindari percakapan tentang
kematian demi menghindarkan dari tekanan.
3) Open Awareness: keluarga telah mengetahui tentang proses kematian dan tidak
merasa keberatan untuk memperbincangkannya walaupun terasa sulit dan sakit.
Kesadaraninimembuatkeluargamendapatkankesempatanuntuk
menyelesaikanmasalah - masalah, bahkan dapat berpartisipasi dalam merencanakan
pemakaman. Pada tahapan ini, perawat
ataudokterdapatmenyampaikanisuyangsensitivebagikeluarga seperti autopsi atau
donasi organ.
b. Asesmenfaktorfisikpasien
Pada kondisi terminal atau menjelang ajal, pasien dihadapkan pada
berbagaimasalahmenurunnyafisik,perawatharusmampumengenali
perubahanfisikyangterjadipadapasienterminalmeliputi:
1) Pernapasan(breath)
Apakahteraturatautidakteratur,
Apakahadabatuk,bilaadaapakahproduktifatautidak
Apakahadasputum,bilaadabagaimanajumlah,warna,bau dan jenisnya
Apakahmemakaiventilasimekanik(ventilator)atautidak
2) Kardiovaskuler(blood)
Bagaimanairamajantung,apakahreguleratauireguler
Bagaimanaakral,apakahhangat,kering,merah,dingin,
basahdanpucat
BerapatensidanMAPdalamukuranmmHg,
Lain–lainbilaada
3) Persyarafan(brain)
BagaimanaukuranGCStotaluntukmata,verbal,motorik dankesadaranpasien
ApakahadatandaTIKsepertinyerikepalaataumuntah proyektil
Bagaimanakonjungtiva,apakahanemisataukemerahan
Lain–lainbilaada
4) Perkemihan(blader)
Bagaimanaareagenital,apakahbersihataukotor
Berapajumlahcairanmasukdalamhitungancc/hari
Bagaimananafsumakan,apakahbaikataumenurun
Bagaimanaporsimakan,habisatautidak
Minumberapacc/hari,denganjeniscairanapa
Apakahmulutbersih,kotordanberbau
Apakahadamualataumuntah
Buangairbesarberapakalisehari,apakahteraturatautidak, bagaimana konsistensi,
warna dan bau dari feses
6) Muskuloskeletal/integumen
Apakahadadekubitusatautidak,bilaadadimanalokasinya
Apakahadakontrakturatautidak,bilaadadimanalokasinya
Apakahadafrakturatautidak,bilaadadimanalokasinyadan apajenisfrakturnya
Apakahadajalurinfusatautidakbilaadadimanalokasinya
c. Asesmentingkatnyeripasien
Lakukan asesmen rasa nyeri pasien.Bila nyeri sangat mengganggu, maka segera lakukan
menajemen nyeriyang memadai.
d. Asesmenfaktorkulturopsikososial
TahapDenial: Asesmen pengetahuan pasien, kecemasan pasien dan penerimaan pasien
terhadap penyakit, pengobatan dan hasilnya.
TahapAnger: pasien menyalahkan semua orang, emosi tidak
terkendali,komunikasiadadantiada,orientasipadadiri sendiri.
TahapanBargaining: pasien mulai menerima keadaan
danberusahauntukmengulurwaktu,rasamarahsudahberkurang.
TahapanDepresi: Asesmen potensial bunuh diri, gunakan kalimat terbuka untuk
mendapatkan data dari pasien.
TahapanAcceptance:Asesmenkeinginanpasienuntukistirahat/ menyendiri.
e. Asesmen faktorspiritual
Asesmen kebutuhan pasien akan bimbingan rohani atau seseorang yang dapat
membantukebutuhan spiritualnya, biasanya pada saat pasien sedang berada di tahapan
bargaining.
Intervensikeperawatan
Pertahankankebersihantubuh,pakaiandantempattidurpasien
Aturposisitiduryangnyamanuntukpasien
Lakukan“Suction”bilaterjadipenumpukansecretpadajalannafas
Berikannutrisidancairanyangadekuat
Lakukanperawatanmataagartidakterjadikekeringan/infeksi kornea
Lakukanoralhygiene
Lakukan reposisi tidur setiap 2 jam sekali dan lakukan masase pada daerah
penonjolan tulang dengan menggunakan minyak kayu putih untuk mencegah
dekubitus
Lakukanmanajemennyeriyangmemadai
f. Faktorpsikologis
Perubahan psikologis juga menyertai pasien dalam kondisi terminal. Perawat harus peka
dan mengenali kecemasan yang terjadi pada
pasienterminal,harusbisamengenaliekspresiwajahyangditunjukkan
apakahsedih,depresi,ataumarah.Problempsikologislainnyamuncul
padapasienterminalantaralainketergantungan,ajalyangterjadipada pasien terminal.
g. FaktorSosial
Perawat harus mengkaji bagaimana interaksi pasien selama kondisi
terminal,karenapadakondisiinipasiencenderungmenarikdiri,mudah tersinggung, tidak ingin
berkomunikasi, dan sering bertanya tentang kondisi penyakitnya. Ketidakyakinan dan
keputusan sering membawa pada perilaku isolasi. Perawat harus bisa mengenali tanda
pasien mengisolasidiri,sehinggadapatmemberikandukungansosialbisadari teman dekat,
kerabat / keluarga terdekat untuk selalu menemani pasien.
II. AspekMedis
A. IntervensiMedis
Ketika pasien mengalami cedera berat atau sakit yang serius,maka beberapa intervensi medis
dapat memperpanjang hidup pasien, sebagai berikut:
a. TindakanResusitasiJantungParu(RJP)
Pemberian bantuan hidup dasar dan lanjut kepada pasien yang mengalami henti napas atau
henti jantung. RJP diindikasikan untuk pasien yang tidak bernapas dan tidak menunjukan
tanda – tanda sirkulasi,dantanpainstruksiDNR direkammedisnya.
b. PemakaianAlatVentilasiMekanik(Ventilator)
Pemakaian ventilator,ditujukan untuk keadaan tertentu karena penyakityangberpotensiatau
menyebabkangagalnapas.
c. PemberianNutrisi
Feeding Tube, Seringkali pasien sakit terminal tidak bisa mendapatkan makanan
lewat mulut langsung, sehingga perlu dilakuan pemasanganfeeding tubeuntuk
memenuhi nutrisipasien tersebut.
Parenteral Nutrition, adalah sebuah upaya untuk mengirim nutrisi secara langsung
kedalam pembuluh darah, yang berguna untuk menjaga kebutuhan nutrisi pasien.
d. TindakanDialisis
Tindakan dialisis diberikan pada pasien terminal yang mengalami penurunan fungsi ginjal,
baik yang akut maupun yang kronikdengan LFG < 15 mL/ menit. Pada keadaan ini fungsi
ginjal sudah sangat menurun sehingga terjadi akumulasi toksin dalam tubuh yang disebut
sebagai uremia.
e. PemberianAntibiotik
Pasien terminal, memiliki risiko infeksi berat 5 - 10 kali lebih tinggi dibandingkan pasien
lainnya. Infeksi berat ini paling sering ditemukan pada saluran pernapasan, saluran kemih,
peredaran darah, atau daerah trauma/ operasi. Infeksi tersebut menyebabkan peningkatan
morbiditas dan mortalitas, pemanjangan masa perawatan, dan
pembengkakanbiayaperawatan.Penyebabmeningkatnyarisikoinfeksi ini bersifat multifaktorial,
meliputi penurunan fungsi imun, gangguan
fungsibarrierusus,penggunaanantibiotikspektrumluas,katekolamin, penggunaan preparat
darah, atau dari alat kesehatan yang digunakan (seperti ventilator). Pasien menderita
penyakit terminal dengan prognose yang buruk hendaknya diinformasikan lebih dini untuk
menolakataumenerimabiladilakukanresusitasimaupunventilator.
B. Withdrawinglifesupport&withholdinglifesupport
Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian bantuan hidup(with drawing life support)
danpenundaan bantuan hidup(with holding life support) yang dilakukan pada pasien yang
dirawatdiruang rawatintensif care (IRIR dan ROI).Keputusanwith drawing/ with
holdingadalah keputusan medis dan etis yang dilakukan oleh 3 (tiga)dokteryaitu dokter
spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi dan 2
(dua)orangdokterlainyangditunjukolehkomitemedisrumahsakit.
Adapunpersyaratanwithdrawinglifesupport&withholdinglifesupport
sebagaiberikut:
a. InformedConsent
Pada keadaan khusus, dimana perlu adanya tindakan penghentian/
penundaanbantuanhidup(withdrawing/withholdinglifesupport)
pada seorang pasien, maka harus mendapat persetujuan keluarga terdekat pasien.
Persetujuan penghentian/ penundaan bantuan hidup oleh keluarga terdekat pasien harus
diberikan secara tertulis (written consent) dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam
Formulir Pernyataan Pemberian Informasi Kondisi Terminal yang disimpan dalam rekam
medis pasien, dimana pernyataan tersebut diberikan setelah keluarga mendapat penjelasan
dari tim DPJP yang bersangkutan mengenaibeberapa halsebagaiberikut:
1. Diagnosis:
2. Terapiyangsudahdiberikan
3. Prognosis:
- Prognosistentanghidup-matinya(advitam).
- Prognosistentangfungsinya(adfunctionam).
- Prognosistentangkesembuhan(adsenationam).
b. KondisiTerminal
Tidak dilakukan tindakan - tindakan luar biasa, pada pasien-pasien yang jika diterapi
hanya memperlambat waktu kematian dan bukan memperpanjang kehidupan.
Untukpasien ini dapat dilakukan
penghentianataupenundaanbantuanhidup.Pasienyangmasihsadar tapi tanpa harapan, hanya
dilakukan tindakan terapeutik/ paliatif agar pasien merasa nyaman dan bebas nyeri.
c. MatiBatangOtak(MBO)
Semua bantuan hidup dihentikan pada pasien dengan kerusakan fungsi batang otak yang
ireversibel. Setelah kriteria Mati Batang Otak (MBO) yang ada terpenuhi, pasien
ditentukan meninggal dan
disertifikasiMBOsertasemuaterapidihentikan.Jikadipertimbangkan donasi organ, bantuan
jantung paru pasien diteruskan sampai organ
yangdiperlukantelahdiambil.KeputusanpenentuanMBOdilakukan
oleh3(tiga)dokteryaitudokterspesialisanestesiologiataudokterlain
yangmemilikikompetensi,dokterspesialissarafdan1(satu)dokterlain yang ditunjuk oleh
komite medis rumah sakit dengan prosedur pengujian MBO sebagai berikut :
i. Memastikan hilangnya refleks batang otak dan henti nafas yang menetap
(ireversibel). yaitu:
- Tidakadaresponsterhadapcahaya
- Tidakadareflekskornea
- Tidakadarefleksvestibule–okular
- Tidakadaresponmotorterhadaprangsangadekuatpadaarea somatic.
- Tidak ada refleks muntah (gag reflex) atau refleks batuk karena rangsang oleh
kateter isap yang dimasukkan kedalam trakea.
- Teshentinafaspositif.
ii. Bila tes hilangnya refleks batang otak dinyatakan positif, tes diulang lagi 25 menit
kemudian
iii. Bila tes tetap positif, maka pasien dinyatakan mati walaupun
jantungmasihberdenyut,danventilatorharussegeradihentikan.
5. Memberikanresponpadamasalah-masalahpsikologis,emosional,spiritualdan
budayadaripasiendankeluargamenghadapikematiandankesedihan.
6. Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga.
7. Mengikutsertakanpasiendankeluargadalamkeputusanterhadapasuhan.
Beberapaperubahanfisiksaatkematiantelahmendekat:
- pasienkurangrensponsif
- fungsitubuhmelambat
- pasienberkemihdandefekasisecaratidaksengaja
- rahangcendrungjatuh
- pernafasantidakteraturdandangkal
- sirkulasimelambatdanektremitasdingin,nadicepatdanmelemah
- kulitpucat
- matamembelalakdantidakadaresponterhadapcahaya
Padasaat-saatsepertiini,berikankesempatanpadapasiendankeluargauntuk
mengungkapkanperasaan,didiskusikankehilangansecaraterbuka,dangalimakna pribadi dari kehilangan.
Jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat. Pengetahuan bahwa tidak ada lagi pengobatan
yang dibutuhkan dan bahwa kematian sedang menanti dapat menyebabkan menimbulkan perasaan ketidak
berdayaan, marah dan kesedihan yang dalam dan respon berduka yang lainnya. Diskusi terbuka dan jujur
dapat membantu pasien dan anggota keluarga menerima
danmengatasisituasidanresponmerekaterhadapsituasitersebut.
Pasien stadium terminal memerlukan perawatan yang lebih khusus, karena
banyaknyakeluhanyangdiarasakan.Keluargaumumnyamemasrahkanperawatan dan pengobatannya di rumah
sakit, karena dianggap memang tenaga ahlinya ada
disitu,dankeluargatidakmengetahuibagaimanamerawatpenderita.Namun,harus diketahui, pengobatan paliatif
tidak ada batas waktu sampai kapan harus dirawat di rumah sakit, karena hanya mengobati gejala penyakit
saja sampai menunggu panggilan Allah. Jangka waktu perawatan bisa sangat lama, dan tentunya
memerlukan biaya sangat besar baik untuk ongkos penginapan, obat - obatan, tenaga medis dan paramedis.
Selain itu keluarga juga akan sangat repot, karena harus menunggu siang maupun malam, sehingga harus
meninggalkan rumah, keluarga dan pekerjaan, mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk transport dan
lain - lain.
Memang benar, untuk mengatasi keluhan - keluhan fisik yang dirasakan penderita seperti rasa nyeri,
mual-mual, perdarahan, borok, sakit kepala dan lain - lain memerlukan tenaga dokter dan paramedis.
Namun keluhan lain seperti rasa sepi, rasa kesendirian, putus asa, rasa takut, cemas, waswas, rasa ingin
dicintai, rasaingindisayangi,rasaaman,kebutuhanspiritual,supportmental,supportsosial,
sangatmemerlukandukungandarikeluargadanlingkungansekitarnyayangdengan tulus hati mau mendengar,
memberikan uluran kasih sayang dan perhatian yang sangatdiperlukanpenderitamendekatisaat-saat
terakhirnya.
Perawatan paliatif bukan hanya dapat dilakukan di rumah sakit saja, namun dapat juga dilakukan di
luar rumah sakit yaitu di rumah penderita itu sendiri. Perawatan di rumah penderita sendiri ini disebut juga
home care. Home care dapat dilaksanakan dengan standart pengobatan seperti di rumah sakit. Untuk dapat
melaksanakan perawatan di rumah ini, perlu kerjasama berbagai pihak yang akan berfungsi sebagai Tim
Perawatan Paliatif Rumah, yaitu dapat dokter di wilayah setempat bisa dokter Puskesmas atau dokter
keluarga, PKK setempat dan relawan yang ingin membantu dan dibekali pelatihan tertentu sesuai bidang
minat yang sesuaibaikbidangperawatan,dukunganspiritualmaupundukunganmoril.
B
A
B
I
V
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I
1. FormulirPersetujuanTindakanKedokteran
2. FormulirPenolakanTindakanKedokteran
3. FormulirDNR
4. AsesmenPasienTahapTerminal
5. FormEndofLife
Direktur,