You are on page 1of 9

Uniqbu Journal of Social Sciences (UJSS)

E-ISSN: 2723-3669
Volume 3 Nomor 3, Desember 2022 Halaman 36—44
Copyright © 2022 LPPM Universitas Iqra Buru (UNIQBU). All Right Reserved

MENINGKATKAN KREATIFITAS KEPALA MADRASAH DALAM MELAKUKAN


SUPERVISI MANAJERIAL
(Improving Head Masters of Madrasah Creativities in Managerial Supervision)

Muhammad Rasyidin
Pengawas Madrasah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wajo
Email: muhammadrasyidin248@gmail.com

(Received 29 September; Revised 18 October; Accepted 28 November 2022)

Abstract
The aim of this study is to explain the Head of a Madrasah’s creativity in managerial supervision. The
qualitative research method was applied in this study. Where the researcher describes the data in the form of
sentences. Meanwhile, the researcher is conducting a descriptive study. Whereas the descriptive approach
describes the occurrences of phenomena, symptoms, events, and events. The findings revealed that; The Head
Master of the Madrasah is in charge of increasing learning quality. Madrasah principals' managerial innovation
in increasing learning quality has been quite good. Madrasa heads, as creative leaders, must also improve the
quality of learning by creating quality teachers, realizing the vision and mission, planning for goal achievement,
managing and empowering Madrasa facilities and infrastructure, managing students, managing curriculum, and
implementing IT systems. Furthermore, the head of the Madrasah must be flexible in his or her thinking in order
to respond to changes by enhancing the quality of teachers, empowering existing resources to meet the vision
and goal, and controlling learning outcomes to generate great graduates.
Keywords: creativity, Madrasah Headmaster, Managerial Supervision

Abstrak
Tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan kreatifitas Kepala Madrasah dalam Supervisi Manajerial.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dimana peneliti menyampaikan data
dengan menguraikan berupa kalimat. Sedangkan jenis penelitian yang dipakai oleh penenlti adalah jenis
deskriptif. Dimana pendekatan deskritif mendiskripsikan fenoma, gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Kepala Madrasah bertanggung jawab dalam meningkatkan mutu
pembelajaran. Kreativitas manajerial kepala Madrasah dalam peningkatan mutu pembelajaran sudah sangat
baik. Kepala Madrasah sebagai pemimpin yang kreatif juga harus meningkatkan mutu pembelajaran seperti
kelancaran berfikir yang meliputi: menciptakan kualitas guru, merealisasikan pencapaian visi misi,
merencanakan pencapaian sasaran, mengelola dan memberdayagunakan sarana dan prasarana Madrasah,
pengelolaan peserta didik, pengelolaan kurikulum, dan pengimplementasian sistem IT. Selanjutnya kepala
Madrasah dalam meningkatkan mutu pembelajaran harus memiliki keluwesan berfikir yang meliputi:
menanggapi perubahan dalam peningkatan kualitas guru, memberdayagunakan sumberdaya yang ada untuk
pencapaian visi misi, dan pengelolaan hasil pembelajaran untuk menghasilkan lulusan yang berprestasi.
Kata Kunci; kreativitas, Kepala Madrasah, Supervisi Manajerial

PENDAHULUAN Madrasah harus menunjukkan kratifitas dan


Kepala Madrasah merupakan top selalu melakukan inovasi pada Madrasah
manajer dalam melaksanakan dan yang dipimpinnya agar guru-guru
bertanggung jawab atas Madrasah yang termotivasi dan kreatif dalam menciptakan
dipimpinnya, maka sebagai Kepala hal-hal baru dalam pembelajaran, sehingga

36
MENINGKATKAN KREATIFITAS KEPALA MADRASAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI MANAJERIAL
(Muhammad Rasyidin)

siswa juga meranya nyaman dan tertantang guru-guru dan siswa yang ada di Madrasah.
untuk belajar. Selama ini kepala Madrasah Setiap pimpinan lembaga pendidikan harus
kurang kreatif dalam administrasi Supervisi mampu inventif dan kreatif dalam
Manajerial, sehingga guru juga merasa peningkatan kualitas pembelajaran,
malas untuk kreatif dan mengakibatkan pembuatan kurikulum, pengembangan
siswa menjadi acuh-tak acuh dalam kualitas guru, penggalangan dana,
menerima materi pembelajaran yang penyediaan sarana dan prasarana, serta
disampaikan oleh guru. pengembangan kepribadian dan
Dengan demikian, Kepala Madrasah keterampilan siswa. Demikian pula, tugas-
sebagai leading sektor pada Madrasah yang tugas manajemen seperti perencanaan,
dipimpinnya, maka Kepala Madrasah harus pengorganisasian, pelaksanaan, dan
mampu untuk berkreatifitas dalam penilaian adalah satu kesatuan yang
menunjang proses pembelajaran bagi guru, membutuhkan ide dan tindakan kreatif dan
sehingga guru-guru dan siswa yang ada di inventif, (Deni Darmawan, 2012).
Madrasah tersebut berusaha untuk mengikuti Madrasah yang dikelola dengan baik
kratifitas yang telah dibuat oleh sang dalam hal pembelajaran dan sumber daya
pemimpin mereka. manusia, dalam hal ini pendidik dan
Kreativitas sebagai kemampuan pengelolaannya, akan menghasilkan output
manusia tidak ada gunanya jika hanya terjadi (siswa) berkualitas yang mampu bersaing di
pada manusia. Potensi tersebut harus lingkungan yang lebih besar dan kompleks.
dikembangkan secara sistematis dan Sebaliknya, apabila Madrasah yang dikelola
terencana agar dapat optimal, efektif, dan dengan buruk tidak akan menghasilkan
efisien. Tuhan telah memberikan manusia lulusan yang berkualitas, sehingga Madrasah
daya cipta yang tak terbatas untuk hidup. yang tidak terkontrol dari segi sistem dan
Peradaban manusia berkembang sebagai manajemen pembelajaran, mengakibatkan
hasil dari teknologi baru yang merangsang Madrasah tersebut tidak maju dan tidak
penemuan lebih lanjut, Utami Munandar, mampu bersaing di dunia globalisasi saat ini
2002. dan masa yang akan datang, (Dedy Mulyasa,
Kreativitas adalah kecerdasan yang 2011).
berkembang dalam diri manusia berupa Berdasarkan penjelasan pada latar
sikap, kebiasaan, dan perilaku yang belakang di atas, maka rumusan masalah
mengakibatkan lahirnya sesuatu yang baru pada tulisan ini adalah; bagaimana
dan unik untuk memecahkan suatu masalah. meningkatkan kreatifitas Kepala Madrasah
Kreativitas menumbuhkan keterampilan, dalam melakukan Supervisi Manajerial?
mengajarkan bagaimana memaksimalkan Sedangkan tujuan penulisan ini adalah untuk
potensi diri, mengeksplorasi ide-ide baru, menjelaskan kreatifitas Kepala Madrasah
tempat baru, dan aktivitas baru, serta dalam melakukan Supervisi Manajerial.
menumbuhkan kepekaan terhadap berbagai
tantangan. Dengan demikian, kreativitas LANDASAN TEORI
dapat didefinisikan sebagai kemampuan Kreatifitas merupakan hasil karya
untuk berkreasi atau berkreasi. Kemampuan dan cipta yang dibuat atau yang telah
individu untuk mengembangkan ide-ide baru dilakukan oleh seseorang yang memiliki
dan wawasan segar sebagai aktualisasi diri nilai seni dan burguna serta bermanfaat.
disebut sebagai kreativitas, (Momon Kreativitas adalah potensi yang ada
Sudarma, 2013). pada setiap manusia, bukan sesuatu yang
Kepala Madrasah merupakan datang dari luar. Kreativitas manusia lahir
seseorang yang kreatif dalam menemukan dengan lahirnya manusia. Sejak lahir,
jawaban atas kesulitan yang dihadapi oleh individu menunjukkan kecenderungan ke
37
(UJSS), Vol. 3, No. 3, December 2022: 36—44

arah aktualisasi diri. Kreativitas sangat mengajar sesuai dengan Al-Qur'an Sura An-
penting dalam kehidupan ini karena nisa ayat 59. yang artinya „Hai orang-orang
kreativitas merupakan keterampilan yang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah
sangat penting dalam proses kehidupan. Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu.
Pendapat yang disampaikan oleh Kemudian jika kamu berlainan pendapat
(Conny R Semiawan, 2009), kreativitas tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
adalah transformasi dari hal-hal yang sudah kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul
ada menjadi konsepsi baru. Artinya, dua ide (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
sebelumnya digabungkan untuk membentuk kepada Allah dan hari kemudian yang
ide baru. demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
Selain itu, pendapat berbeda dari baik akibatnya‟, (Departemen Agama RI,
(Utami Munandar, 2009), kreativitas adalah 1968).
hasil interaksi antara individu dengan Menurut kamus bahasa Indonesia,
lingkungannya, kemampuan untuk kepala adalah seorang guru yang memiliki
membentuk kombinasi baru berdasarkan tugas tambahan menjalankan madrasah.
data, informasi, atau elemen yang ada atau Pada hakekatnya kepala madrasah adalah
diketahui, yaitu semua pengalaman dan pejabat formal dan pengangkatannya
pengetahuan yang diperoleh seseorang dilakukan melalui proses dan prosedur
selama seumur hidup. tidak hanya di berdasarkan aturan yang berlaku. Beberapa
lingkungan Madrasah, rumah, atau pendapat tentang pengertian pemimpin di
masyarakat, tetapi juga dari masyarakat. atas dapat menjelaskan bahwa pemimpin
Berdasarkan penjelasan di atas, maka adalah guru yang menduduki jabatan
penulis dapat menyimpulkan bahwa, fungsional dan dipercaya sebagai pemimpin
Kreativitas merupakan sebuah kemampuan madrasah untuk mengatur proses interaksi
yang dimiliki oleh seseorang untuk antara guru dan siswa. Proses belajar dan
menciptakan dan menghasilkan hal-hal baru, mengajar adalah dari guru ke siswa,
baik berupa gagasan maupun karya nyata, (Departemen Pendidikan Nasional, 2002).
berupa karya baru, atau kombinasi dari yang Berdasarkan penjelasan di atas, maka
sudah ada, yang kesemuanya telah ada penulis dapat menyimpulkan bahwa, kepala
sebelumnya. Madrasah merupakan seorang pemimpin
Kepala Madrasah merupakan seorang yang diberikan amanah dan tanggung jawab
guru fungsional yang memiliki keahlian dan untuk melaksanakan tugas dan tanggung
kompetensi yang diberi tugas tambahan oleh jawabanya sebagai pemimpin di Madarasah.
pemerintah yang bertanggung jawab untuk Supervisi Manajerial merupakan
menjalankan Madrasah tempat upaya yang dilakukan oleh baik itu oleh
berlangsungnya proses belajar mengajar, Pengawas yang melakukan pengawasan,
atau tempat terjadinya interaksi antara guru maupun Kepala Madrasah sebagai
yang memberi pelajaran dan siswa yang penanggung jawab dan atau sebagai leading
menerima pelajaran. sektor di Mdrasah yang memberikan
Kata “kepala” dapat diartikan dukungan pengawasan kepada pendidik dan
sebagai ketua atau pemimpin suatu tenaga kependidikan dalam rangka
organisasi atau lembaga. Madrasah adalah pembinaan, evaluasi, dan pembinaan, mulai
sebuah lembaga yang menjadi tempat dari perencanaan dan proses program hingga
pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu, evaluasi, hasil, dan pelaporan kegiatan.
kepala madrasah secara sederhana dapat Istilah supervisi berasal dari dua kata
diartikan sebagai seorang guru fungsional yaitu ”super” dan ”vision”. Dalam Webstr‟s
yang diberi fungsi mengarahkan madrasah New Word Dictionari, istilah super berarti
yang menyelenggarakan proses belajar ”Higher in rank or position than, superior to
38
MENINGKATKAN KREATIFITAS KEPALA MADRASAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI MANAJERIAL
(Muhammad Rasyidin)

(superintendent), greater or better than mengumpulkan dan menganalisis informasi


others”, sedangkan dalam buku yang sama, untuk meningkatkan pemahaman tentang
kata vision berarti ”the ability to perceive suatu topik atau isu. Metode yang digunakan
something not actually visible, as through pada penelitian ini adalah penelitian
mental acutness or keen foresight, (Jaka kualitatif. Dimana peneliti menyampaikan
Waluya, 2013). data dengan menguraikan berupa kalimat.
Kata supervisi berasal dari bahasa Menurut Bodgan dan Taylor dalam (Sutristo
Inggris supervision yang berarti Hadi, 2015), mengungkapkan penelitian
pengawasan.2 Secara istilah, supervisi atau kualitatif merupakan prosedur penelitian
pengawasan pada awalnya dimaknai sebagai yang menghsilkan data deskriptif berupa
suatu pekerjaan menginspeksi, memeriksa, kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan mengawasi dengan mencari-cari dan perilaku yang diamati. Sedangkan jenis
kesalahan melalui cara memata-matai dalam penelitian yang dipakai oleh penenlti adalah
rangka perbaikan pekerjaan yang telah jenis deskriptif. Dimana pendekatan deskritif
diberikan, (Tim Ditjen Binbaga Islam mendiskripsikan fenoma, gejala, peristiwa
Depag, 2000). dan kejadian yang terjadi.
Supervisi/pengawasan dapat Menurut (John Leksi Moleong,
diartikan sebagai proses kegiatan monitoring 2013), pendekatan deskriptif bertujuan untuk
untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan menggambarkan secara tepat sifat-sifat atau
organisasi terlaksana seperti yang karakteristik suatu individu, keadaan, gejala
direncanakan dan sekaligus juga merupakan atau kelompok tertentu, pada suatu waktu
kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki atau untuk melihat adanya hubungan
bila ditemukan adanya penyimpangan yang tententu antara suatu gejala dan gejala
akan mengganggu pencapaian tujuan. lainnya dalam masyarakat, (Hanafi
Pengawasan juga merupakan fungsi Pelu&Muh. Zainal, 2022).
manajemen yang diperlukan untuk
mengevaluasi kinerja organisasi atau unit- HASIL DAN PEMBAHASAN
unit dalam suatu organisasi guna Berdasarkan hasil penelitan yang
menetapkan kemajuan sesuai dengan arah dilakukan oleh peneliti, dimana peneliti
yang dikehendaki, (Fatimatus Sa‟diyah, merupakan pengawas Madrasah yang
2016). memliki tugas untuk melakukan supervisi di
Berdasarkan penjelasan di atas, maka Madrasah, maka peneliti menemukan
penulis menyimpulkan bahwa, Supervisi permasalahan yang terkait dengan kreatifitas
manajerial merupakan upaya pengawas, Kepala Madrasah dalam Supervisi
khususnya kepala Madrasah dan warga Manajerial, yaitu; kepala Madrasah
Madrasah, untuk memfasilitasi pengelolaan melakukan supervisi hanya berdasrkan
Madrasah. Tujuan supervisi administrasi adanya kebutuhan dan keberhasilan pada
adalah pengelolaan aspek administrasi dan saat itu saja atau dengan kata lain bahwa
administrasi Madrasah yang berfungsi ketika Kepala Madrasah melakukan
sebagai penunjang penyelenggaraan supervisi hanya sebatas pemenuhan
pembelajaran. akreditasi dan kewajiban saja, selain itu
juga, ketidak-beranian dalam menanggung
METODE PENELITIAN resiko terhadap hasil kerja yang dilakukan
Metode penelitian adalah cara untuk berupa kreatifitas dikarenakan ketakukan
mendapat data dan informasi. Menurut (John dalam penggunaan anggaran. Terjadinya
Creswell, 2016), metode penelitian juga konformitas guru-guru dalam kelompok
merupakan sebuah prosedur berdasarkan dan tekanan sosial karena belum memiliki
langkah-langkah yang digunakan untuk kepahaman dan pola fikir yang sama.
39
(UJSS), Vol. 3, No. 3, December 2022: 36—44

Kurangnya keberanian dalam melakukan proses kreatif dan dukungan juga dorongan
eksplorasi terhadap tantangan terhadap hal- dari lingkungan penghasil produk kreatif,
hal yang baru. adanya Otoritarianisme, (Agus Makmur, 2015).
ketidak saling menghargai terhadap fantasi Kepala Madrasah adalah sosok yang
dan kreatifitas. Selin itu juga, permasalahan bertanggung jawab terhadap roda pendidikan
yag terjadi secara internal dan eksternal. yang ada pada wilayah yang dipimpinnya.
Permasalah internal, tidak semua guru Oleh karena itu, sebagai seorang Kepala
paham mengenai IT (Informasi Teknologi) Madrasah harus memiliki visi, keahlian dan
dan kurangnya SDM dalam pengembangan kompetensi untuk berkreasi agar dalam
kretifitas baik secara kualitas maupun melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
kuantitas. Permasalah eksternal, keterbatasan selalu memunculkan ide-ide dan gagasan
ruang lingkup sarana dan prasaran dan yang baru dengan cara memikirkan sesuatu
terbatasnya lingkungan Madrasah. yang lebih baik dari sebelumnya melalui
Kreatifitas merupakan salah satu perbaikan, pengembangan, pengayaan dan
faktor yang mendukung kesuksesan pemodifikasian guna pengembangan guru-
pemimpin dalam kepemimpinannya. guru sebagai educator dan Madrasah sebagai
Pemimpin yang sukses sejatinya adalah lembaga pendidikan. Dalam rangka
pemimpin yang Kreatif. Era globalisasi memajukan dan mengembangkan Madrasah,
membutuhkan pemimpin yang kreatif dan Kepala Madrasah harus memiliki kreativitas
inovatif. Pemimpin yang Kreatif memiliki yang sifatnya inovasi, baik itu secara
ciriciri yaitu: Memiliki passion, dia fokus individu sebagai Pemimpin atau sebagai
pada hal-hal yang ingin diubah, tantangan- kelompok atau komunitas pembelajaran
tantangan yang ada, serta strategi untuk yang ada di Madrasah yang dipimpinnya.
menghadapi tantangan-tangangan. Memiliki Kepala Madrasah merupakan seorang
visi dan tujuan kreatifitas tersebut. tenaga fungsional guru yang diberi tugas
Memandang perubahan sebagai tantangan untuk memimpin suatu madrasah, dimana
pemimpin yang kreatif, memiliki ambisi dan diselenggarakannya proses belajar dan
tak pernah puas dengan kondisi “nyaman”. mengajar ataupun tempat dimana terjadinya
Berani bertindak di luar aturan untuk interaksi antar guru yang memberikan
berkreasi, tak jarang seorang pemimpin pelajaran dan murid yang menerima
perlu menantang aturan yang ada. Pemimpin pelajaram, (Wahjosumidjo, 2010).
yang kreatif menganggap kegagalan sebagai Supervisi Manajerial oleh Kepala
bagian dari pelajaran untuk mencapai Mdrasah, bentuk kreativitas manajerial
kesuksesan. Mau berkolaborasi dengan kepala Madrasah dalam peningkatan mutu
pihak lain untuk melakukan perubahan- pembelajaran terlihat dari pembinaan,
perubahan, baik itu perubahan pola fikir para disiplin, meningkatkan kualitas guru bdan
guru-guru untuk merancang pembelajaran mengadakan pelatihan-pelatihan. Kreativitas
yang berkreasi dan menyenangkan dan manajerial kepala Madrasah juga dapat
perubahan dalam mengintegrasikan materi dilihat dari kelancaran berfikir, keluwesan
ajar dengan teknologi yang ada. berfikir, elaborasi dan originalitas. Ke empat
Kreativitas adalah suatu proses yang indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai
menuntut keseimbangan dan aplikasi dari berikut;
ketiga aspek esensial yaitu kecerdasan a. Kelancara berfikir, kepala
analis, kreatif dan praktis. Beberapa aspek Madrasah dalam meningkatkan
yang ketika digunakan secara kombinatif mutu pembelajaran memiliki
dan seimbang akan melahirkan kecerdasan kelancaran berfikir guna
kesuksesan. Kreatifitas berkaitan dengan meningkatkan mutu
pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam pembelajaran. Kepala Madrasah
40
MENINGKATKAN KREATIFITAS KEPALA MADRASAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI MANAJERIAL
(Muhammad Rasyidin)

melakukan langkah-langkah mengajar, dan melihat


meliputi: menciptakan kualitas pemahaman guru terhadap
guru, merealisasikan pencapaian karakteristik belajar siswa;
visi misi, merencanakan 4) Mengelola dan
pencapaian sasaran, mengelola memberdayagunakan sarana
dan memberdayagunakan sarana prasarana Madrasah, dalam
prasarana Madrasah, pengelolaan mengelola dan
peserta didik, pengelolaan memberdayagunakan sarana
kurikulum, dan prasarana Madrasah kepala
pengimplementasian sistem IT. Madrasah mempunyai
Langkah-langkah tersebut dapat strategi yang meliputi:
dijelaskan sebagai berikut; menciptakan lingkungan yang
1) Menciptakan kualitas guru, kondusif untuk kelancaran
untuk menciptakan kualitas belajar mengajar, seperti
guru kepala Madrasah melihat ruang kelas, yaitu
melakukan beberapa langkah penerangnya, ventilasi dan
yang meliputi: pembinaan suhu udaranya dan ruang
dalam proses pembelajaran, kelas harus jauh dari
menegakkan kedisiplinan kebisingan;
guru, meningkatkan motivasi 5) Pengelolaan peserta didik,
guru, dan mengadakan untuk mengelola peserta didik
pelatihan-pelatihan atau kepala Madrasah mempunyai
workshop-worksop; proses meliputi: memberikan
2) Merealisasikan pencapaian pelayanan khusus untuk
visi misi, untuk peserta didik yang
merealisasikan pencapaian berprestasi, dan
visi misi kepala Madrasah mengembangkan potensi
melakukan beberapa program siswa secara optimal;
yang meliputi: menyusun 6) pengelolaan kurikulum,
perencanaan Madrasah, dalam pengelolaan kurikulum
mengembangkan organisasi kepala Madrasah mempunyai
sesuai dengan kebutuhan, langkah yang meliputi:
mengelola perubahan dan memberikan
pengembangan Madrasah, pelatihanpelatihan untuk
mengelola sarana dan guru, melihat struktuk-
prasarana, mengelola peserta struktur kurikulum tersebut
didik, mengelola kurikulum, apa-apa saja, pembagian jam
dan melakukan monitoring mengajar guru, dan
dan evaluasi; mengevaluasi kegiatan;
3) Merencanakan pencapaian 7) Peimplementasian sistem IT,
sasaran, untuk merencanakan dalam pengimplementasian
pencapaian sasaran kepala sistem IT kepala Madrasah
Madrasah melakukan menerapkan: semua guru
perencanaan yang meliputi: harus menerapkan sistem IT
tingkat penguasaan guru contohnya, mencari bahan
terhadap bahan ajar, melihat ajar, mencari referensi belajar
metode atau pendektan apa dan mencari informasi-
yang digunakan guru dalam informasi penting.
41
(UJSS), Vol. 3, No. 3, December 2022: 36—44

b. Keluwesan berfikir, kepala yang berupa benda meliputi


Madrasah dalam meningkatkan komputer, sistem IT, dan
mutu pembelajaran memiliki sarana prasarana;
keluwesan berfikir guna 3) pengelolaan pengembangan
meningkatkan mutu pembelajaran untuk
pembelajaran, kepala Madrasah menghasilkan lulusan yang
melakukan langkah-langkah berprestasi, kepala Madrasah
meliputi: menanggapi perubahan melakukan pengelolaan
dalam peningkatan kualitas guru, pengembangan pembelajaran
memberdayagunakan untuk menghasilkan lulusan
sumberdaya yang ada untuk yang berprestasi meliputi:
pencapaian visi misi, pengelolaan guru, peserta didik, tenaga
pengembangan pembelajaran penndidik dan kependidikan
untuk menghasilkan lulusan yang dan kurikulum yang
berprestasi. Langkah-langkah memadai, dari input inilah
tersebut dapat dijelaskan sebagai kemudian dilakukan proses
berikut; pembelajaran yang akan
1) Menanggapi perubahan menghasilkan output yang
dalam meningkatkan kualitas berupa lulusan berprestasi.
guru, kepala Madrasah dalam c. Elaborasi, kepala Madrasah
menanggapi perubahan dalam meningkatkan mutu
meningkatkan kualitas guru pembelajaran memiliki elaborasi
meliputi: kemampuan melalui guna meningkatkan mutu
kompetensi pedagogik, pembelajaran, kepala Madrasah
kompetensi kepribadian, melakukan langkah-langkah
kompetensi sosial dan meliputi; mengembangkan
kompetensi profesional, yang organisasi Madrasah,
kedua melalui kegiatan pelaksanaan program Madrasah.
pelatihan atau pendidikan Langkah-langkah tersebut dapat
baik yang dilaksankan oleh dijelaskan sebagai berikut;
Madrasah seperti KKG dan 1) Mengembangkan organisasi,
MGMP, maupun pelatihan kepala Madrasah dalam
yang di luar Madrasah seperti mengembangkan organisasi
kesempatan melanjutkan meliputi: harus adanya
pendidikan; pembagian tugas dan
2) Memberdayagunakan tanggung jawab, ketertiban
sumberdaya yang ada untuk dalam organisasi agar
pencapaian visi misi, kepala terciptanya budaya kerja yang
Madrasah melakukan sangat kuat dan kedisplinan
memberdayagunakan kerja;
sumberdaya yang ada untuk 2) Pelaksanaan program
pencapaian visi misi meliputi: Madrasah, kepala Madrasah
mengelola komponen dalam pelaksanaan program
organisasi berupa manusia Madrasah memiliki hal-hal
dan yang berupa benda. Yang yang meliputi: pemantauan
berupa manusia meliputi pembinaan, penyelesaian
pengelolaan pengajaran masalah terhadap
kesiswaan, dan kepegawaian,
42
MENINGKATKAN KREATIFITAS KEPALA MADRASAH DALAM MELAKUKAN SUPERVISI MANAJERIAL
(Muhammad Rasyidin)

pelaksanaan program, dan di lingkungan Madrasah, (Priansa dan


harus memiliki displin waktu. Karwati, 2013).
d. Originalitas, kepala Madrasah Selain itu, menurut E. Mulyasa
dalam meningkatkan mutu mengatakan bahwa faktor penting yang
pembelajaran memiliki besar pengaruhnya terhadap mutu dalam
originalitas guna meningkatkan sebuah Madrasah adalah kepala Madrasah
mutu pembelajaran, kepala sebagai pemimpin pendidikan. Kepala
Madrasah melakukan langkah- Madrasah merupakan pimpinan tunggal di
langkah meliputi: membentuk Madrasah yang mempunyai tanggung jawab
organisasi untuk pencapaian visi untuk mengajar dan mempengaruhi semua
misi Madrasah, dan pihak yang terlibat dalam kegiatan
melaksanakan supervisi kelas. pendidikan di Madrasah untuk bekerja sama
Langkah-langkah tersebut dapat dalam mencapai tujuan Madrasah. Kepala
dijelaskan sebagai berikut Madrasah dituntut untuk mampu memimpin
1) Membentuk organisasi untuk sekaligus mengorganisir dan mengelola
pencapaian visi misi pelaksanaan program belajar mengajar yang
Madrasah, kepala Madrasah dilaksanakan di Madrasah yang
dalam membentuk organisasi dipimpinnya, (E. Mulyasa, 2011).
untuk pencapaian visi misi
Madrasah meliputi: PENUTUP
perencanaan, pembinaan Kepala Madrasah bertanggung jawab
pembelajaran, dan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
manajemen waktu; Kreativitas manajerial kepala Madrasah
2) Melaksanakan supervisi dalam peningkatan mutu pembelajaran
kelas, kepala Madrasah dalam sudah sangat baik. Kepala Madrasah sebagai
melaksanakan supervisi kelas pemimpin yang kreatif juga harus
meliputi: supurvisi seminggu meningkatkan mutu pembelajaran seperti
sekali dikarenakan banyak kelancaran berfikir yang meliputi:
mata pelajaran, menciptakan kualitas guru, merealisasikan
menyampaikan teknik pencapaian visi misi, merencanakan
ketetapan mengajar, materi pencapaian sasaran, mengelola dan
yang diajarkan sesuai dengan memberdayagunakan sarana dan prasarana
kurikulum yang digunakan, Madrasah, pengelolaan peserta didik,
media-media yang digunakan pengelolaan kurikulum, dan
juga harus sesuai dengan pengimplementasian sistem IT. Selanjutnya
mata pelajaran, melaksanakan kepala Madrasah dalam meningkatkan mutu
alokasi waktu dan melakukan pembelajaran harus memiliki keluwesan
sistem penilaian. berfikir yang meliputi: menanggapi
Menurut Priansa dan Karwati perubahan dalam peningkatan kualitas guru,
mengatakan bahwa mutu pembelajaran akan memberdayagunakan sumberdaya yang ada
tercipta apabila penyelenggara pendidikan untuk pencapaian visi misi, dan pengelolaan
dapat dilaksanakan secara efektif dalam hasil pembelajaran untuk menghasilkan
kerangka kerja yang konseptual. Efektifitas lulusan yang berprestasi.
penyelenggaraan pendidikan akan
menghasilkn mutu pendidikan yang
diharapkan sesuai visi misi dan tujuan dari
sistem pembelajaran yang diselenggarakan

43
(UJSS), Vol. 3, No. 3, December 2022: 36—44

DAFTAR PUSTAKA John Leksi Moleong. (2013). Metode


Agus Makmur. (2015). Efektifitas Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
Penggunaan Metode Base Method PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Dalam Meningkatkan Kreativitas Momon Sudarma. (2013). Mengembangkan
Dan Motivasi Belajar Matematika keterampilan berpikir kreatif.
Siswa SMP Negeri 10 Jakarta: Paramadina.
Padangsidimpuan. Jurnal EduTech Priansa dan Karwati. (2013). Kinerja dan
Vol .1 No 1 Maret, 5. Profesionalisme Membangun
Conny R Semiawan. (2009). Kreativitas Sekolah yang Bermutu. Bandung:
Kebebakatan. Jakarta: PT Indeks. Alfabeta.
Dedy Mulyasa. (2011). Pendidikan bermutu Sutristo Hadi. (2015). Metode Penelitian
dan berdaya saing. Bandung: Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Remaja Rosdakarya. Kualitatif dan R&D). Bandung:
Deni Darmawan. (2012). Inovasi Alfabeta.
pendidikan. Bandung: Remaja Tim Ditjen Binbaga Islam Depag. (2000).
Rosdakarya. Pedoman Pengembangan
Departemen Agama RI. (1968). Al-Qur’an Administrasi Supervisi Pendidikan.
dan Terjemahannya. Semarang: CV. Jakarta: Departemen Agama RI.
Asy-Syifa. Utami Munandar. (2009). Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). kreativitas anak berbakat. Jakarta:
Kamus Besar Bahasa Indonesia Rineka cipta.
Edisi ke – 3. Jakarta: Balai Pustaka. Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan
E. Mulyasa. (2011). Kepala Madrasah: Tinjauan Teoritik
Manajemen&Kepemimpinan Kepala dan Permasalahannya. Jakarta:
Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Rajawali Pers.
Fatimatus Sa‟diyah. (2016). Dampak
Kinerja Pengawas Terhadap
Pencapaian Standar Nasional
Pendidikan di Madrasah Ibtidiyah
Nurul Hidayah Krian Sidoarjo.
Skripsi. Surabaya: UIN Sunan
Ampel, Jurusan Kependidikan Islam,
Prodi MPI. .
Hanafi Pelu&Muh. Zainal. (2022).
Komunikasi Interaktif melalui
Metode Cas-Cis-Cus. Jurnal Ilmiah
Nizamia Jurnal Pendidikan, Sosial,
dan Agama Volume 04, No. 2, April,
174.
Jaka Waluya. (2013). Supervisi Pendidikan
pada Sekolah Dasar. Jurnal
Pedagogik Vol. I, No. 1, Februari,
33.
John Creswell. (2016). Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif dan Metode
Campuran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

44

You might also like