You are on page 1of 113

PERBEDAAN WAKTU PEMUDARAN STRETCH MARK

MENGGUNAKAN OLIVE OIL DAN EKSTRAK


KULIT PISANG KEPOK (Musaacuminate)
PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TIGO BALEH
TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

OLEH :
WINDI OKTAFIANI
1815301189

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2019
FORT DE KOCK HEALTH SCIENCES COLLEGE BUKITTINGGI
APPLIED UNDERGRADUATE OF MIDWIFERY
SCIENTIFIC PAPER, JULY2019

Windi Oktafiani

The Different Time of Stretch Mark Fading by Using Olive Oil and Kepok
Banana Skin Extract for Postpartum in Tigo Baleh Community Health center,
Bukittinggi in 2019

VII + 73 pages, +2 tables, +3 charts, +11 Appendices

ABSTRACT
Stretch Marks or Striae Gravidarum are streaks that occur on the skin in the
form of thin lines or broad lines with a purplish, reddish and gradually white color.
Stretch marks or striae gravidarum provide itching, heat, and dryness and emotional
disturbances so that it becomes a serious problem of self-confidence (Lubis, et al.
2015). This study aims to determine the frequency distribution of the difference in the
fading time of stretch marks using Olive Oil and Kepok Banana Skin Extract in
puerperal mothers in the working area of Tigo Baleh Health Center in Bukittinggi in
2019.
The results of this study showed that the average fading time of stretch
marks by using olive oil was 2.3000 and the average fading of stretch marks by using
Kepok Banana skin extract was 1.0000. Moreover, the statistical test obtained there
was a significance p=000 <0.05. It can be concluded that there were differences in
fading time of stretch marks by using olive oil and Kepok Banana Skin Extract.
In short, Kepok Banana skin extract is more effective in fading stretch
marks than olive oil. Then, it is expected to the postpartum in Tigo Baleh Community
Health Center Bukittinggi to choose Kepok Banana skin extract for stretch mark
fading.
Keywords : Olive Oil, Kepok Banana Skin Extract, Stretch Marks
References : 31 (2006-2017)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT DE KOCK
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
Laporan Tugas Akhir, Juli 2019

WINDI OKTAFIANI

Perbedaan waktu pemudaran Stretch Mark menggunakan Olive Oil dan ektrak
Kulit Pisang Kepok pada ibu nifas di wilayah kerja puskesmas Tigo Baleh kota
Bukittinggi tahun 2019

VII+73 halaman, +2 tabel, +3 bagan , +11 Lampiran

ABSTRAK

Stretch Mark atau Striae Gravidarum adalah guratan yang terjadi pada kulit
yang berupa garis tipis ataupun garis yang lebar dengan warna keunguan, kmerahan
dan bertahap menjadi putih. Stretch mark atau striae gravidarum memberikan rasa
gatal, panas, dan kering serta gangguan emosional sehingga menjadi masalah
kepercayaan diri yang serius (Lubis,dkk.2015). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi frekuensi perbedaan waktu pemudaran stretch mark
menggunakan Olive Oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok pada ibu nifas di Wilayah
kerja Puskesmas Tigo Baleh kota Bukittinggi tahun 2019.
Metode penelitian yang digunakan Quasi eksperimen dengan desain Non
Equivalent Control Group.penelitian pada bulan Februari-Juli 2019, populasi semua
ibu nifas sebanyak 20 orang, 10 menggunakan olive oil dan 10 orang menggunakan
olive oil dan ekstak kulit pisang kepok ,dengan teknik pengambilan sampel
accidental sampeling. Uji statistic menggunakan uji independent samples t-test.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa rata-rata waktu pemudaran stretch mark
menggunakan Olive Oil adalah (2.3000) dan rata-rata pemudaran stretch mark
menggunakan Ektrak Kulit Pisang Kepok adalah (1.0000) uji statistic diperoleh nilai
signifikasi .000 < 0.05
Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan waktu pemudaran stretch
mark menggunakan olive oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok. Ibu nifas di Wilayah
kerja Puskesmas Tigo Baleh kota Bukittinggi hendaknya memilih Ektrak Kulit Pisang
Kepok untuk pemudaran stretch mark.

Daftar bacaan : 31 (2006-2017)


Kata Kunci : Olive Oil, Ektrak Kulit Pisang Kepok, Stretch Mark
KATA PENGANTAR

‫ِب ا َّرل ْس َم ِب ا َّرل ِب ْس ِبـ‬ ‫ـــــــــــــــــــ‬


‫ِب‬ ‫ِب ْس‬

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas

akhir ini dengan judul “Perbedaan Waktu Pemudaran Stretch Mark Dan Ekstra Kulit

Pisang Kepok Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Tahun 2019

“penulisan laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

dalam rangka untuk menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana

Terapan Kebidanan di STIKes Fort De Kock Bukittinggi.

Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan, arahan, dan dukungan dari berbagai pihak. Terutama kepada Ibu Dr. Hj.

Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Nina Fitri, S.ST, M.Keb

selaku pembimbing II, yang telah mengarahkan dan memberi bimbingan, pemikiran

serta dorongan semangat kepada penulis. Pada kesempatan ini perkenankan penulis

mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Nurhayati, S.ST, M. Biomed ketua STIKes Fort De Kock Bukittinggi, yang

telah memberikan fasilitas dan sarana kepada penulis selama perkuliahan.

2. Ibu Febriyeni, S.ST, M.Biomed selaku Ketua Prodi Kebidanan Program Sarjana

Terapan STIKes Fort De Kock Bukittinggi.

3. Ibu Wahyuni, S.ST, M.Biomed selaku penguji 1 dan Ibu Vitria Melinda, S.ST,

M.Kes selaku penguji 2


4. Bapak / Ibu Dosen Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan STIKes Fort De

Kock Bukittinggi yang banyak memberikan pengetahuan, bimbingan,

pengalaman, dan nasehat selama pembelajaran.

5. Bapak dr. Lusfinaldi selaku Kepala Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi

beserta staf yang telah memberikan bantuan dan izin dalam melakukan

penelitian.

6. Teristimewa ayahanda tercinta Fakhruddin dan ibunda tersayang Martini, S.Pd

beserta adik Budi Anugrah dan Ikhsan Muhammad Rizki, dan keluarga besar

terimakasih atas do‟a, dukungan, motivasi, jerih payah dan pengorbanan serta

bantuan moril maupun materil selama penulisan dan mengikuti perkuliahan.

7. Serta semua sahabat dan rekan – rekan senasib seperjuangan yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi bantuannya baik secara

langsung maupun tidak langsung, serta dukungan semangat dan saran dalam

penyusunan laporan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna,

hal ini bukanlah suatu kesenjangan melainkan karena keterbatasan ilmu dan

kemampuan penulis, untuk itu penulis harapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.

Bukittinggi, Agustus 2019

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................. iv
DAFTAR BAGAN ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 9
E. Ruang Lingkup ................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Nifas ........................................................................................ 11
B. Stretch Mark ............................................................................ 25
C. Minyak Zaitun (Olive Oil)........................................................ 36
D. Kulit Pisang Kepok (Musa Acuminata) .................................... 43
E. Kerangka Teori ........................................................................ 51
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep ..................................................................... 52
B. Definisi Operasional ................................................................ 53
C. Hipotesis .................................................................................. 54
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................... 55
B. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................. 55
C. Populasi Dan Sampel Penelitian ............................................... 55
D. Prosedur Kerja ......................................................................... 57
E. Teknik pengumpulan data ........................................................ 58
F. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 60
G. Analisis Data ........................................................................... 61
BAB V METODE PENELITIAN
A. Gambaran Tempat Penelitian ................................................... 63
B. Karakteristik Responden .......................................................... 63
C. Analisis Univariat .................................................................... 64
D. Analisis Bivariat ...................................................................... 65
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat .................................................................... 67
B. Analisis Bivariat ...................................................................... 71
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 74
B. Saran........................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman
2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi ............... 13
2.2 Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang ........................................................ 44
2.2 Defenisi Operasional .......................................................................... 53
5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu ........................ 64
5.2 Karaktristik Responden Berdasarkan Umur Ibu ................................. 64
5.3 Pemudaran Stretch Mark Menggunakan Olive Oil .............................. 64
5.4 Pemudaran Stretch Mark Menggunakan Ekstrak Kulit Pisang Kepok . 65
5.5 Hasil Uji Mann-Whitney .................................................................... 65
DAFTAR BAGAN

No Bagan Halaman

2.1 Patofisiologi Stretch Mark ............................................................... 29


2.2 Kerangka Teori ................................................................................ 51
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 52
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Pada Responden

Lampiran 2 Format Perstujuan Responden

Lampiran 3 Lembar Observasi

Lampiran 4 Standar Prosedur Operasional

Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data

Lampiran 6 Surat Izin Penelitian

Lampiran 7 Surat Selesai Penelitian Laboratorium Sains STIKes FDK

Lampiran 8 Lembar Konsultasi

Lampiran 9 Surat Validasi Data

Lampiran 10 Surat Lembaga Bahasa

Lampiran 11 Dokumentasi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan

menyebabkan perubahan fisiologis yang terjadi di semua sistem

organ. Perubahan tubuh ibu diakui sebagai peristiwa sementara sebagai respon

dari tingkat hormon termasuk dampak uterus, vagina, payudara, saluran

kemih, saluran pencernaan, saluran pernafasan, skeleton dan sendi,

metabolisme, kardiovaskular, serta pada kulit (Helen,2001).

Striae Gravidarum adalah garis yang terlihat pada kulit perut wanita

hamil. Striae atau guratan terjadi pada hampir 90% ibu hamil. Striae terjadi

di perut akibat peregangan kulit sejalan dengan membesarnya rahim dan

dinding perut. Guratan yang muncul bentuknya mirip garis-garis berlekuk

dipermukaan kulit dengan warna agak putih. Terkadang muncul rasa gatal

diguratan dan sekitarnya. Tidak sedikit ibu yang mengeluh soal striae saat

kehamilan. Walaupun tidak dapat hilangkan penuh, keadaannya dapat

diminimalisir dengan perawatan kulit sejak dini.

Ibu hamil sering mengalami ketidaknyamanan selama proses adaptasi

dalam kehamilan, hal ini bersifat fisiologis tetapi tetap harus diberikan suatu

pencegahan dan perawatan, beberapa ketidaknyamanan trimester III pada Ibu

hamil diantaranya sering buang air kecil 50%, keputihan 15 %, konstipasi

40%, perut kembung 30%, bengkak pada kaki 20%, kram pada kaki 10%,
sakit kepala 20%, striae gravidarum 50%, hemoroid 60%, sesak nafas 60%

dan sakit pinggang 70%. Sekitar 100 Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan

pada trimester III 50% Ibu hamil memiliki keluhan seperti, merasa sakit

pinggang lebih banyak diderita oleh ibu hamil, hal ini disebabkan karena

perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil yang mempengaruhi bentuk

tulang belakang (Astuti, 2009).

Menurut Clinical Dermatology USA, Sekitar 40 hingga 90 persen

orang Amerika mengalami stretch mark biasanya di ketiak, paha, perut, dada

dan selangkangan. Meskipun stretch mark tidak dianggap sebagai masalah

kesehatan yang signifikan, tetapi dapat mempengaruhi wanita dengan cara

yang berbeda dan dapat menyebabkan penderitaan pada beberapa wanita.

Stretch mark juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau masalah

kosmetik atau sebagai estetika. Wanita dengan stretch mark yang parah

memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi.

Warna kulit mempengaruhi perkembangan striae gravidarum pada

wanita hamil. Chang et al (2004) menyatakan bahwa striae gravidarum lebih

umum berkembang pada wanita berkulit putih atau ras non white. Atwal et al

(2006) menyatakan bahwa frekuensi striae gravidarum pada wanita berkulit

putih di inggris sebanyak 53%. Osmen et al (2007) menyatakan frekuensi

wanita ras Lebanon yang mengalami perkembangan striae gravidarum

sebanyak 61%, dan Buchanan et al (2009) dalam studi kohort menemukan

bahwa wanita Afro-Caribbean yang mengalami perkembangan striae

gravidarum sebanyak 50%. J-Orh dan Titapant (2008) menyatakan wanita


hamil Thailand yang mengalami perkembangan striae gravidarum sebanyak

77,9%.

Dalam penelitian Lubis, Thaufik, Widyawati, dan Suhartono. (2015)

mengatakan bahwa prevalensi ibu hamil dengan Striae Gravidarum (Stretch

Mark) secara umum berkisar 50-90%. Striae Gravidarum (Stretch Mark)

memberikan rasa gatal, panas, dan kering serta gangguan emosional sehingga

menjadi masalah kepercayaan diri yang serius (Sharon, Salter M, Alexa B,

Kimball M, 2006).

Stretch mark dalam masyarakat sering disebut dengan istilah garis

kehamilan, merupakan salah satu permasalahan yang membuat wanita hamil

merasa minder terhadap perubahan fisik pada perut, paha, pantat dan

payudara. Pada tempat-tempat tersebut muncul garis yang tidak beraturan. Hal

tersebut menimbulkan kurangnya kolagen pada tubuh yang sangat membantu

elastisitas kulit terutama lapisan dermis sehingga mengakibat kan

renggangnya kulit, berkurangnya vitamin A, C dan E (Varney, 2007).

Perubahan pada kulit, tampak sangat meregang di permukaan,

meningkatkan sekresi hormondari korteks adrenal karena wanita hamil akibat

pecahnya serat kolagen, disebut striae gravidarum (Helen, 2001). Lima puluh

hingga sembilan puluh persen wanita hamil cenderung memiliki Striae

Gravidarum (SG) pada kehamilan pertama, dan kemungkinan meningkat 43%

setelah usia kehamilan 24 minggu (Sharon,et.al.,2006; (Hibah et. al., 2007) .

Striae gravidarum adalah kelainan kulit yang umum muncul saat

kehamilan. Penyebab striae gravidarum secara umum dan epidemiologinya


tidak diketahui secara pasti. Risiko terkait paling kuat adalah penambahan

berat badan selamakehamilan, usia ibu yang muda, dan riwayat dalam

keluarga.Striae gravidarum dikenal juga dengan sebutan stretch marks

umumnya muncul pada usia kehamilan 24 minggu memiliki karakteristik

garis–garis sepanjang minimal 5cm, dengan warna kemerahan, keunguan dan

secara bertahap akan berubah menjadi berwarna putih atau garis atrophic

hipopigmentasi pada masa post partum. Garis- garis striae gravidarum ini

dapat berupa garis yang tipis ataupun garis yang lebar. Para ilmuwan telah

menyatakan dalil bahwa beberapa hormon seperti estrogen, relaxin, dan

hormon adrenokortikoid, menurunkan kerapatan antara kolagen, serat

danmeningkatkan substansi dasar, yang menyebabkan suatu area peregangan

yang dikenal sebagai striae.

Ketidaknyamanan pada ibu hamil sebagian besar akan berlangsung di

masa nifas. Salah satunya perubahan pada bagian perut ibu hamil yang disebut

dengan stretch mark masih berlanjut pada masa nifas. Perawatan masa nifas

ini termasuk dalam perawatan kebidanan dimana perawatan kebidanan tidak

hanya terbatas pada masa kehamilan dan persalinan tetapi juga masa nifas

sampai pulih seperti semula yang semua itu mempunyai tujuan agar kegiatan

itu terarah dan terevaluasi.

Terapi herbal merupakan salah satu metode pengobatan komplementer

dan alternatif, lebih disukai karena komplikasinya lebih sedikit dan biaya

lebih murah dibandingkan dengan prosedur invasif seperti terapi laser dan
bedah kosmetik. Pencegahan perkembangan Striae Distance atau Striae

Gravidarum sama dengan penyembuhan luka dan bekas luka.

Terdapat beberapa cara pengobatan untuk mengatasi stretch mark bisa

dengan metode kimiawi dan pengobatan dengan metode alami. Pengobatan

stretch mark dengan metode kimiawi seperti krim dan salep, terapi laser,

scrub, suplemen, dan microdermabrasi. Sedangkan pengobatan stretch mark

dengan menggunakan metode alami seperti pijat, pelembab kulit alami yang

berupa minyak zaitun dan kunyit, srbuk kopi, lemon, lidah buaya, kentang,

gula dan kulit pisang.

Beberapa penelitian mencoba cream, lotion, butter untuk mencegah

striae, namun hasil yang ditunjukkan belum signifikan (Young, Jewell, 2010).

Masyarakat banyak menggunakan olive oil untuk mencegah striae

gravidarum, minyak ini merupakan minyak yang diimpor, sehingga harganya

mahal dan tidak mudah didapat (Taavoni, et al, 2011).

Menurut peneliti, untuk mencegah kecemasan pada ibu hamil karena

perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan khususnya pada kejadian striae

gravidarum, sangat efektif dan efisien dengan menggunakan minyak zaitun

dan digunakan secara rutin, kandungan yang ada pada minyak zaitun dapat

dengan efektif mencegah terjadinya striae gravidarum, minyak zaitun Dapat

memberikan kelembapan tersendiri bagi kulit ibu yang mengalami striae

gravidarum karena terjadinya peregangan pada perut akibat dari pembesaran

Uterus dari janin yang semakin hari semakin membesar. Selain khasiat dan

kandungan minyak zaitun yang sangat baik bagi kesehatan kulit yang terbukti
dari teori-teori dan referensi yang ada, minyak zaitun juga sangat efisien dan

mudah didapatkan.( Susilawati, 2017).

Menurut Miller (2008), bahwa minyak zaitun dengan kandungan asam

lemak (meningkatkan penyerapan zat yang dibawa), hidrokarbon dan

bikarotin (komponen utama zat pelicin dan penghalus), tokoferol (untuk

menjaga elastisitas kulit), fatty alkohol, waxes, pigmen atau klorofil dan

karotenoid, sterol (menjaga kelenturan kolagen), memiliki manfaat yang

sangat baik untuk mengatasi stretch mark atau garis kehamilan.

Menurut Lubis, Thaufik, Widyawati, dan Suhartono (2015) dalam

jurnal riset kesehatan minyak tidak bersifat melunakkan kulit, tetapi

membantu melicinkan kulit dengan mengisi ruang di epidermis yang kasar

sebagai bahan startum korneum yang tidak teratur. Hidrasi kulit yang baik

akan menyebabkan permeabilitas kulit yang meningkat, sehingga

mempercepat penetrasi obat atau bahan yang dioleskan. Ada perbedaan

proporsi tingkat eritema striae gravidarum antara kelompok yang

pengolesannya menggunakan olive oil, VCO (virgin Coconut Oil), ataupun

placebo tropical.

Selain ekstrak buah yang telah disebutkan, pisang merupakan tanaman

yang buahnya telah dibuktikan memiliki aktivitas antioksidan, dimana bagian

kulit buah pisang memiliki aktivitas antioksidan yang lebih besar daripada

daging buahnya. Kulit pisang merupakan bahan buangan atau limbah yang

cukup banyak jumlahnya dan belum dimanfaatkan secara maksimal selain


dibuang sebagai limbah organik dan sebagai makanan ternak seperti kambing,

sapi dan kerbau (Susanti, 2006)

Beberapa spesies pisang yang diketahui adalah Musa acuminata L.,

Musa balbisiana L., Musa sapientum L., Musa fehi Bert. dan Musa

paradisiaca L. (Valmayor et al., 2000). Pisang kepok (Musa acuminata L.)

merupakan tumbuhan yang dapat hidup di daerah tropis dan subtropis. Kulit

buah pisang masak yang berwarna kuning kaya akan senyawa flavonoid,

maupun senyawa fenolik yang lainnya, disamping banyak mengandung

karbohidrat, mineral seperti kalsium dan natrium, serta selulosa.

Kulit pisang secara in vitro memiliki aktivitas antioksidan yang lebih

tinggi dibanding bagian tanaman pisang lainnya. Aktivitas antioksidan pada

kulit pisang mencapai 94,25% pada konsentrasi 125 μg/ml atau 0,12%

sedangkan pada bagian buah pisang hanya sekitar 70% pada konsentrasi 50

mg/ml atau 5%. Aktivitas antioksidan tinggi ini dihubungkan dengan tanin

yang terkandung dalam kulit pisang.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal

13-15 Desember 2018 terhadap 10 responden ibu nifas dengan stretch mark

mengaku bahwa sebelumnya tidak pernah mengetahui tentang pemberian

Olive Oil dengan ekstrak Kulit Pisang Kepok dapat memudarkan Stretch

Mark, kemudian responden bersedia jika nantinya peneliti memberikan Olive

Oil dengan ekstrak kulit pisang kepok untuk menyamarkan Stretch Mark.

Sedangkan dari 10 responden ada 7 orang ibu nifas yang belum pernah

melakukan pemberian olive oil maupun ekstrak kulit pisang kepok, 1 orang
mengatakan pernah melakukan pemberian kulit pisang tapi bukan kulit pisang

kepok dan ada 2 lagi yang melakukan pemberian olive oil saja untuk

menyamarkan stretch mark, dan responden tersebut mengatakan bahwa olive

oil tersebut dapat mengurangi stretch mark yang dialaminya tersebut.

Dari hasil survey diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan melakukan pemberian yaitu Olive Oil dan Ekstrak Kulit Pisang

Kepok Sehingga peneliti ingin melihat apakah ada Perbedaan Waktu

Pemudaran Stretch Mark dengan Menggunakan Olive Oil dan Ekstrak kulit

Pisang Kepok Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota

Bukittinggi Tahun 2019.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimanakah Perbedaan Waktu Pemudaran Stretch

Mark dengan Menggunakan Olive Oil dan Ekstrak kulit Pisang Kepok Pada

Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi Tahun

2019.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahui Perbedaan Waktu Pemudaran Stretch Mark dengan

Menggunakan Olive Oil dan Ekstrak kulit Pisang Kepok Pada Ibu Nifas

Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi Tahun 2019.


2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi dan frekuensi rata-rata pemudaran stretch mark

menggunakan Olive Oil Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas

Tigo Baleh Kota Bukittinggi Tahun 2019.

b. Diketahui distribusi dan frekuensi rata-rata pemudaran stretch mark

menggunakan Olive Oil dengan Olive Oil Dan Ektra Kulit Pisang

Kepok Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota

Bukittinggi Tahun 2019.

c. Diketahui perbedaan waktu pemudaran strech mark menggunakan

Olive Oil Dengan Olive Oil dan Ektra Kulit Pisang Kepok Pada Ibu

Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi

Tahun 2019.

D. Manfaat

1. Bagi Responden

Untuk dapat menambah wawasan, mengaplikasikan dan

mensosialisasikan teori yang telah diberi peneliti.

2. Bagi Tempat Penelitian

Dapat dilihat sebagai bahan masukan yang dapat ditindak lanjuti oleh

instansi pelayanan kesehatan

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan sebagai referensi perpustakaan institusi pendidikan

dan tambahan bahan bacaan serta dapat menjadi sumber informasi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan penulis.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Dapat menjadi referensi untuk peneliti seanjutnya yang ingin meneliti

tentang Perbedaan waktu Pemudaran stretch mark Olive Oil dan ektra

kulit pisang kepok Pada ibu Nifas agar dapat menambah wawasan peneliti

selanjutnya.

E. Ruang Lingkup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Perbedaan waktu

Pemudaran Olive Oil dan ektra Kulit Pisang Kepok Pada ibu Nifas Di wilayah

kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi Tahun 2019”. Jenis penelitian

ini adalah Quasi Experiment dengan desain Non-Equivalent Control Group.

Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 20 ibu nifas, penelitian ini

dilakukan pada bulan Februari-Juni 2019. Teknik pengambilan sampelnya

yaitu Accidental Sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penelitian ini

menggunakan lembar observasi. Data yang sudah dikumpulkan akan diolah

dan dianalisa secara komputerisasi dengan uji Mann-whitney. Dimana

penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota

Bukittinggi Tahun 2019.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Nifas

1. Defenisi Nifas

Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut

puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous artinya

melahirkan. Puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Masa nifas

(puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Bahiyatun, 2009).

Masa nifas adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.pelayanan pasca persalinan

harus terselengara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dna bayi

,yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi

dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian

ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi

ibu.(Saifuddin,2011).

2. Perubahan Fisiologi Masa Nifas

a. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1) Involusi Uterus

Involusi uterus adalah kembalinya uterus kepada keadaan

sebelum hamil, baik dalam bentuk maupun posisi. Dalam masa


nifas, uterus akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Perubahan uterus ini dalam keseluruhan disebut

involusi. Involusi disebabkan oleh :

a) Pengurangan estrogen plasenta. Pengurangan estrogen plasenta

menghilangkan stimulus ke hipertropi dan hiperplasia uterus.

b) Iskemia miometrium. Miometrium bisa berkontraksi dan darah

mencapai haemostatis pada sisi plasenta. Iskemia

menyebabkan atropi pada serat-serat otot.

c) Otolisis sel miometrium. Selama kehamilan, estrogen

meningkatkan sel miometrium dan kandungan protein ( aktin

dan miosin), penurunan estrogen setelah melahirkan

menstimulasi enzim proteolitik dan magrofag untuk

menurunkan dan mencerna (proses aotolisi) kelebihan protein

dan sitoplasma intra sel, mengakibatkan pengurangan ukuran

sel secara menyeluruh. Jaringan ikat dan lemak biasanya

ditelan, dihancurkan dan dicerna oleh jaringan makrofag.

d) Setelah janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat,

segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2 jari

dibawah pusat. Uterus harus teraba kontraksi dengan baik.

Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng berukuran

panjang ±15 cm, dan tebal ±10 cm. korpus uteri sekarang

sebagian besar terdiri dari miometrium yang dibungkus oleh

serosa dan dilapisi oleh desidua. Karena pembuluh darah


tertekan oleh kontraksi miometrium, uterus nifas pada

potongan tampak iskemik kalau dibandingkan dengan organ

hamil yang hipermik bewarna ungu kemerah-merahan. Selama

2 hari berikutnya uterus masih tetap pada ukuran yang sama

dan kemudian mengerut. Pada hari ke-5 postpartum uterus ± 7

cm diatas simpisis atau pertegahan simpisis dan pusat, dan

sesudah 12 hari uterus sudah tidak dapat diraba lagi diatas

simpisis. Normalnya organ ini mencapai ukuran seperti semula

dalam waktu sekitar 6 minggu. Proses tersebut berjalan cepat.

Uterus yang baru saja melahirkan mempunyai berat 1 kg.

karena involusi , 1 minggu kemudian beratnya 500 gram, pada

akhir minggu kedua turun menjadi sekitar 300 gram, dan

sesudahnya menjadi 100 gram atau kurang.

Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut


masa involusi

No Waktu involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus


1 Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
2 Plasenta lahir Dua jari dibawah pusat 750 gram
3 1 Minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
4 2 Minggu Tidak teraba diatas simpisi 350 gram
5 6 Minggu Bertambah kecil 50 gram
6 8 Minggu Sebesar normal 30 gram
2) Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina selama masa nifas. Lochea keluar dari uterus setelah bayi

lahir sampai dengan 3 atau 4 minggu postpartum.

Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat sebagai berikut :

a) Lochea rubra ( cruenta )

Muncul pada 1-2 pasca persalinan, bewarna merah

mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dari

desidua, vernik caseosa, lanugo dan mekonium.

b) Lochea sanguilenta

Muncul pada hari ke 3-7 pasca persalinan, bewarna

merah kuning dan berisi darah lendir .

c) Lochea serosa

Muncul pada hari ke 7-14 pasca persalinan, bewarna

kecoklatan mengandung lebih banyak serum, lebih sedikit

darah dan terdiri dari leukosit dan laserasi plasenta.

d) Lochea alba

Muncul sejak 2-6 minggu pasca persalinan, bewarna

putih kekuningan mengandung leukosit, selaput lendir serviks

dan serabut jaringan mati.

e) Locha purulenta

Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah dan berbau

busuk
b. Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.

Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh

darah. Konsitensinya lunak, kadang-kadang terdapat laserasi/perlukaan

kecil. Karena robekan kecil yang terjadi selama dilatasi, serviks tidak

pernah kembali pada keadaan sebelum hamil.

Bentuk seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri

yang mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi

sehingga pada perbatasan antara korpus korpus uteri dan serviks

terbentuk cincin. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu

persalinan, menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih

bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada

mingguke 6 pospartum serviks menutup.

c. Vagina dan perineum

Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium

merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara berangsur-

angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali kembali seperti ukuran

nulipara. Rugae (lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) timbul kembali

pada minggu ketiga. Pada perineum terjadi robekan hampir pada

semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan

berikutnya.

Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa

menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih
kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah

dengan ukuran yang lebih besar dari pada sirkumferensia suboksipito

bregmatika. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi

lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik.

d. Payudara

Payudara terdiri atas 15-20 lobus. Lobus terdiri dari beberapa

lobulus yang didalamnya terdapat sel acini bertugas memproduksi

ASI. Pada lobulus ini terdapat ini terdapat saluran yang halus yang

nantinya akan bergabung menjadi saluran lobulus yang berfungsi

untuk mengalirkan asi.

Pada awal masa nifas, mamae ibu belum mengandung susu,

melainkan kolostrum yang bewarna kekuningan, mengandung albumin

yang akan membeku jika dipanaskan. Kolostrum mengandung

antibody yang berfungsi sebagai zat kekebalan tubuh bayi.

e. Perubahan Sistem Pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan. Hal ini

terjadi karena pada waktu melahirkan sistem pencernaan mendapat

tekanan menyebabkan kolon menjadi kosong, kurang makan, dan

laserasi jalan lahir.

f. Perubahan Sistem Perkemihan

Diuresis postpartum normal terjadi dalam 24 jam setelah

melahirkan sebagai respon terhadap penurunan estrogen.

Kemungkinan terdapat spasme sfingter dan edema leher buli-buli


sesudah bagian ini mengalami tekanan kepala janin selama persalinan.

Protein dapat muncul di dalam urine akibat perubahan otolitik di

dalam uterus

g. Perubahan sistem musculoskeletal


Menurut Sukarni dan Margareth (2013) Adaptasi

musculoskeletal ibu yang terjadi selama masa kehamilan berlangsung

secara terbalik pada masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal

yang membantu relaksasi dan hipermorbilitas sendi dan perubahan

pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap

pada minggu ke 6 sampai minggu ke 8 setelah wanita melahirkan.

Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal sebelum

hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah melahirkan.

1) Dinding Perut dan Peritonium

Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang

begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.

Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari

otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding prut

digaris tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit.

Tempat yang lemah ini menonjo; kalu berdiri atau mengejan


2) Kulit Abdomen

Abdomen yang melebar selama kehamilan tampak mlonggar

dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-

bulan yang dinamakan striae.

3) Striae

Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang

sempurna karena membentuk garis lurus yang samar. Ibu

postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan

muskulus rektus abdominisal tersebut dapat dilihat dari pengkajian

keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat

menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.

4) Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,

berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.

h. Perubahan Sistem Hematologi

Selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan

darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel

darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan hematokrit

dan hemoglobin pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali

normal dalam 4-5 minggu postpartum


i. Perubahan Sistem Endokrin

Human Choirionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan

cepat dan menetap sampai 10 % dalam 3 jam hingga hari ke-7

postpartum

j. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Setelah persalinan volume darah ibu relatif akan bertambah.

Keadaan ini akan menimbulkan beban pada jantung, dapat

menimbulkan decompensation cordia pada penderita vitum cordia

k. Perubahan Tanda-tanda Vital

Pada ibu masa nifas terjadi peerubahan tanda-tanda vital, meliputi:

a. Suhu tubuh

24 jam setelah melahirkan subu badan naik sedikit (37,50C-

380C) sebagai dampak dari kerja keras waktu melahirkan,

kehilangan cairan yang berlebihan, dan kelelahan

b. Nadi

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat dari

denyut nadi normal orang dewasa (60-80x/menit).

c. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan bila tekanan darah

tinggi atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan

preeklamsia.
d. Pernafasan

Frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali

per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau

normal. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih

cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.

k. Perubahan Integumen

Perubahan keseimbangan hormonal dan mekanisme

peregangan bertanggung jawab terhadap derajat perubahan sistem

integumen selama kehamilan akan kembali berangsur normal begitu

memasuki masa nifas. Perubahan yang umum terjadi adalah

meningkatnya ketebalan kulit dan lemak subdermal hypopigmentasi,

pertumbuhan rambut dan kuku, kecepatan aktifitas kelenjar keringat

dan kelenjar sebasea, dan meningkatnya aktifitas sirkulasi dan

vasomotor. Adanya kerapuhan/kelemahan pada jaringan elastik

cutaneus menyebabkan timbulnya striae gravidarum atau tanda

peregangan yang jelas.

1) Pigmentasi disebabkan oleh hormon pituitary anterior ;

melanotropin, yang meningkat selama kehamilan akan berkurang

pada masa nifas. Facial Melama, disebut juga chloasma atau

topeng kehamilan, adalah bentuk seperti jerawat, merupakan

hyperpigmentasi berwarna kecokelatan di atas pipi, hidung dan

kening.
2) Linea nigra merupakan garis pigmentasi yang terentang dari

symphisis pubis sampai ke ujung atas fundus pada garis tengah,

garis ini dikenal dengan linea alba sebelum pigmentasi yang

disebabkan faktor hormonal. Pada masa nifas, linea nigra akan

mulai berkurang.

3) Striae gravidarum, atau garis peregangan, tampak pada 50%

sampai 90% wanita hamil selama pertengahan kehamilan,

mungkin disebabkan oleh aksi adrenocorticoid. Namun pada masa

nifas akan berkurang dan semakin hilang.

4) Angiomas atau telangiectasia adalah istilah yang ditujukan pada

bentuk vaskularisasi seperti jaring laba-laba. Bentuknya kecil

sekali, permukaannya seperti bintang atau bercabang-cabang,

terlihat jelas pada bagian akhir arteriola. Jaring laba-laba ini

terbentuk sebagai akibat meningkatnya sirkulasi estrogen, biasanya

ditemukan pada leher thorax, muka dan lengan. Angiomas dan

teliangiestasia juga dijelaskan sebagai jaringan awal dilatasi

arteriola yang menyebar ke arah bagian tengah. Bentuk jaring-

jaring ini berwarna kebiruan dan tidak menjadi pucat bila

dilakukan penekanan. Striae mungkin tampak jelas pada mamae

sebagai akibat peregangan pada mamae pada masa nifas.

5) Epulis (Gingival Granuloma Gravidarum) berwarna kemerahan,

berbentuk nodul dan mudah berdarah. Lesi ini mungkin


berkembang sekitar bulan ke 3 kehamilan. Namun biasanya ketika

memasuki masa nifas akan berkurang.

3. Tahapan masa nifas

Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :

a. periode masa nifas dibagi atas 3 yaitu :

1) Puerpurium Dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan

boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8

minggu.

3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna biasa berminggu-

minggu, bulan, tahunan. (Ambarwati, 2010).

b. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas paling sedikit 4 kali, kunjungan masa

nifas dilakukan untuk menilai status kesehatan ibu dan bayi baru

lahir. Selama ibu berada pada masa nifas, paling sedikit 4 kali
bidan harus melakukan kunjungan, dilakukan untuk menilai

keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi

dan menangani masalah-masalah yang terjadi. Seorang bidan pada

saat memberikan asuhan kepada ibu dalam masa nifas, ada

beberapa hal yang harus dilakukan, akan tetapi pemberian asuhan

kebidanan pada ibu masa nifas tergantung dari kondisi ibu sesuai

dengan tahapan perkembangannya.

Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan): Mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia uteri; Mendeteksi dan

merawat penyebab lain perdarahan; rujuk bila perdarahan

berlanjut. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena

atonia uteri. Pemberian ASI awal Melakukan hubungan antara ibu

dan bayi baru lahir; Menjaga bayi tetap sehatdengan cara

mencegah hipotermi; Jika petugas kesehatan menolong persalinan,

ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama

setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan sehat.

Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan): Memastikan

involusi uterus berjalan normal; uterus berkontraksi, fundus di

bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau;

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal; Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan

istirahat; Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak


memperlihatkan tanda-tanda penyulit; Memberikan konseling pada

ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap

hangat dan merawat bayi sehari-hari. Kunjunan ke-3 (2 minggu

setelah persalinan), sama seperti kunjungan hari keenam. dan

Kunjungan ke-4 (6 minggusetelah persalinan): Menanyakan pada

ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami; Memberikan

konseling untuk KB secara dini


B. Stretc Mark

1. Defenisi

Stretch Mark atau Striae Gravidarum adalah guratan yang terjadi pada

kulit dan bisa menjadi gelap pada multigravida dengan warna kulit gealap

dan hitam. Stretch mark ini akan berkurang setelah masa kehamilan dan

biasanya nampak seperti garis-garis yang berwarna keperakan pada wanita

kulit putih atau gelap/hitam yang mengkilap. Pada kulit terdapat deposit

pigmentasi dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu, pigmentasi ini

disebabkan oleh pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) yang

meningkat. stretch mark terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan,

garis-garis sedikit cekung kemerahan umumnya timbul pada kulit

abdomen kadang kala pada kulit paha dan payudara. terjadi pada separuh

wanita hamil (Jannah,2012.P:101-102).

Stretch mark merupakan tanda parut yang berupa guratan-guratan

putih yang memanjang dengan pola yang tidak beraturan. Striae

gravidarum ini terbentuk karena adanya peregangan pada kulit sedangkan

jaringan elastisnya pada bagian bawah kulit robek akibat adanya

peregangan tersebut. Untuk ibu hamil, tentunya sangat rentan terkena

stretch mark, karena kulit banyak mengalami peregangan akibat adanya

pembesaran kehamilan dari bulan ke bulannya.

Menurut penelitian American Academy of Dermatology, lebih dari

90% wanita memiliki striae gravidarum ketika masa kehamilan mereka

mencapai usia 6 sampai 7 bulan. Stretch mark sendiri muncul akibat


adanya peregangan lapisan dasar kulit selama kehamilan dan biasanya

kemunculannya ditandai dengan dengan garis berwarna merah muda atau

keunguan pada bagian perut atau dalam beberapa kasus juga terdapat di

bagian dada dan paha. Untungnya, garis-garis ini akan memudar dan

berubah warna menjadi perak seiring dengan berjalannya waktu yang

membuat garis-garis ini menjadi samar dan tidak terlalu terlihat.

Kita ketahui bahwa kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan yang

teratas epidermis, lapisan tengah dermis, dan lapisan yang ketiga atau

terdalam adalah subcutan. Munculnya stretch mark ini sangat berpengaruh

dengan lapisan dermis, karena lapisan ini berfungsi untuk mendukung

kulit, dan menjaganya agar tetap mulus. Lapisan ini, terdiri dari jaringan

elastis yang membuat kulit mampu meregang sesuai kebutuhan tubuh.

Tapi bila tubuh semakin membesar dalam tempo singkat, seperti saat

hamil, serat ini akan melemah dan akhirnya pecah akibat kulit yang

menipis. Karena itu, munculnya striae gravidarum ditandai dengan

menyebarnya pembuluh darah melalui lapisan dermis ke lapisan kulit

epidermis yang menipis.

Stretch mark merupakan hal yang wajar, karena wanita hamil

mengalami pembesaran pada perut sebagai tanda berkembangnya janin di

dalam rahim. Wanita hamil juga biasa mengalami kenaikan badan yang

cukup signifikan. Rata-rata, minimal kenaikan berat badan 10 kg terjadi

pada wanita hamil. Sehingga kulit meregang tidak hanya pada bagian

perut, juga pada lengan, payudara, pinggul, paha, dan bokong.


Stretch mark terbentuk akibat tidak mampunya lapisan dalam kulit

atau dermis yang terdiri dari serat-serat elastis yang disebut elastin atau

kolagen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan rentang kulit yang

terjadi pada masa kehamilan. Jaringan yang rusak tersebut akan terhubung

dengan lapisan bawah kulit yang akhirnya membentuk striae gravidarum.

Keadaan striae gravidarum pada kehamilan itu sendiri lebih banyak

dipengaruhi oleh perubahan kondisi hormon kehamilan dan peregangan

dinding perut yang berlebihan.

2. Faktor Penyebab Timbulnya Strech Mark

Stretch mark biasanya disebabkan oleh pembesaran tubuh yang

membuat kulit meregang. Hormon-hormon tertentu juga berperan dalam

pembentukannya. Berikut ini adalah penyebab-penyebab umum dari striae

gravidarum, antara lain:

a. Kehamilan

Selama kehamilan, dinding perut meregang untuk

menampunga rahim yang membesar. Striae gravidarum biasanya

mulai terbentuk di trimester II kehamilan pada sekitar 50% ibu hamil.

b. Obesitas

Kenaikan berat badan yang berlebihan menyebabkan

penumpukan lemak yang banyak sehingga kulit teregang


c. Pubertas

Selama masa pubertas ada peningkatan simpanan lemak dan luas

permukaan tubuh yang disebabkan oleh aktivitas hormone

pertumbuhan.

d. Sindrom Chusing

Penyakit gangguan sekresi hormone adrenalin ini menebabkan

obesitas yang meregangkan kulit

e. Binaraga

Peregangan kulit ini disebabkan oleh peregangan otot yang

berlebihan

f. Edema

Edema adalah pengumpulan cairan di dalam sel yang dapat

terjadi di semua bagian tubuh. Edema akibat penyakit ginjal dan hati

dapat mempengaruhi kulit untuk meregang.

g. Berat badan

Kenaikan atau penurunan berat badan secara signifikan dapat

menyebabkan perubahan keelastisitasan kulit.

h. Krim atau lotion kortikosteroid

Krim kortikosteroid yang digunakan untuk mengurangi

peradangan di kulit dapat mengurangi jumlah kolagen di kulit.

Kolagen adalah sejenis protein di lapisan dermis yang dibutuhkan

untuk menjaga keelastisitasan kulit. Kekurangan kadar kolagen dalam

kulit dapat memicu timbulnya stretch mark (Naviri,2011).


3. Patofisiologi

Faktor penyebab terjadi


Hormon estrogen,
peregangan
relaksin dan hormon
1. Kehamilan
adrenokortikoid
2. Obesitas
menurun sehingga
3. Pubertas
kerapatan kolagen
4. Sindrom Chusing
menurun
5. Binaraga
6. Edema
7. Berat badan
Pembuluh darah di
lapisan dermis pecah

Adanya aktivitas
pigmen kulit melalui
melanosit

Memunculkan
guratan-guratan
berwarna ungu

STRETCH MARK

Bagan 2.1 Patofisiologi Stretch Mark

Modifikasi dari : Prawirohadjo,2008; Suwita, Hardy, 2010


4. Klasifikasi Stretch Mark

Stretch mark dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Stretch mark alba

Striae gravidarum alba biasanya ditandai dengan timbulnya

guratan yang berwarna putih pada kulit

b. Stretch mark rubra

Striae gravidarum rubra biasanya ditandai dengan timbulnya

guratan yang berwarna putih merah muda pada kulit.

5. Proses Terjadinya Stretch Mark

Kehamilan merupakan salah satu penyebab utama timbulnya stretch

mark akibat peregangan kulit secara maksimal didaerah perut. Penggunaan

obat-obatan yang mengandung stroid menyebabkan rusaknya kolagen

sehingga memicu munculnya stretch mark. Selain itu, penyebab lainnya

yaitu kekurangan vitamin A, C, dan E serta obesitas atau kenaikan berat

badan secara berlebihan dalam waktu singkat.

Dimana dalam proses terjadinya stretch mark, kulit manusia terdiri

dari 3 lapis, yaitu :

1) Epidermis

Lapisan luar kulit yang melindungi bagian dalam tubuh dan

terdiri dari lapisan sel datar

2) Dermis

Lapisan pendukung kuat ditengah yang memberikan

kekencangan dan fleksibilitas kulit


3) Subkutan

Lapisan dalam kulit terdiri dari jaringan lemak ikat

Sehingga Stretch mark umumya terlihat pada lapisan dermis, yang

terjadi karena peregangan jaringan ikat. Pada tahap awal, tanda ini terlihat

berwarna merah muda dan lama kelamaan warna ini menjadi merah, dan

berbekas yang menyerupai garis-garis di perut.

Stretch mark terjadi ketika lapisan dermis teregang melebihi daya

fleksibilitasnya dalam waktu singkat. Akibatnya dermis pecah sehingga

membentuk stretch mark. Jadi yang terpengaruh hanya lapisan dermisnya

saja, sedangkan lapisan epidermis diatas tetap utuh. Stretch mark yang

paling lazim adalah terjadi ditempat-tempat dimana lemak tersimpan atau

dibagian kulit yang sering teregang. Tempat yang paling umum adalah

perut tepatnya di dekat pusar, payudara, lengan atas, punggung, paha,

pinggul, dan pantat.

6. Cara Mengatasi Stretch Mark

a. Pengobatan Stretch Mark dengan Metode Kimiawi

1) Krim dan salep

Bahan aktif yang terkandung dalam salep anta lain sintesis

vitamin A (retinol) yang bekerja menghambat degradasi kolagen

dalam lapisan dermis


2) Terapi laser

Teknik laser yang disebut dengan fraction laser resurfacing

digunakan untuk membuat luka mikroskopis di kulit sehingga

merangsang pembentukan kolagen.

3) Scrub

Pengelupasan kulit secara halus menggunakan krim scrub atau

semacam lulur dapat digunakan untuk mengatasi striae

gravidarum.

4) Suplemen

Suplemen yang mengandung vitamin E dapat membantu

mengatasi striae.

5) Microdermabrasi

Tindakan microdermabtasi ini digunakan untuk mengatasi

striae gravidarum yang sudah parah. Caranya yaitu lapisan luar

kulit akan dikelupas dengan menggunakan lampu abrasi agar

permukaan kulit yang terkena striae dapat kencang dan halus

kembali.

b. Pengobatan Stretch Mark dengan Metode Alami

1) Pijat

Pijat secara teratur akan membantu proses penyembuhan kulit,

menghilangkan racun, mengurangi munculnya striae. Pijat ini

dapat menggunakan almond yang kaya akan vitamin E.


2) Pelembab kulit alami

a. Minyak zaitun dan kunyit

Minyak zaitun dengan campuran serbuk kunyit sangat

baik untuk mengatasi striae pada kulit, karena kandungan

vitamin E pada minyak zaitun dan kurkumin pada kunyit.

b. Serbuk Kopi

Kandungan kafein yang terdapat dalam kopi dapat

membantu merangsang aliran darah dan memperlancar

penampilan kulit.

c. Lemon

Kandungan hydroxide acid yang terdapat dalam buah

lemon bermanfaat untuk mengatasi striae, selain itu buah ini

juga bermanfaat untuk membantu mempercepat proses

regenerasi sel-sel kulit baru dan mengangkat sel kulit mati

dalam tubuh.

d. Lidah Buaya

Tumbuhan lidah buaya ini memang sangat berkhasiat

untuk perawatan kulit, dan salah satu manfaatnya yaitu untuk

mengatasi striae di kulit. Lidah buaya memiliki berbagai nutrisi

penting dan senyawa aktif yang dapat digunakan dalam luka

ringan.
e. Kentang

Kentang mengandung vitamin dan mineral yang

mempercepat pertumbuhan dan pemulihan sel kulit.

f. Gula

Gula putih adalah salah satu solusi untuk

menghilangkan stretchmark secara alami dan terbaik. Gula

juga dapat digunakan untuk mengelupaskan kulit.

g. Kulit Pisang

Kulit pisang secara in vitro memiliki aktivitas

antioksidan yang lebih tinggi dibanding bagian tanaman pisang

lainnya. Aktivitas antioksidan pada kulit pisang mencapai

94,25% pada konsentrasi 125 μg/ml atau 0,12% sedangkan

pada bagian buah pisang hanya sekitar 70% pada konsentrasi

50 mg/ml atau 5%.

5. Pencegahan Stretchmark

Cara terbaik untuk mengatasi stretchmark yaitu denagn mencegah

timbulnya stretchmark sedini mungkin. Steetchmark dapat dicegah dengan

menghindari terjadinya peregangan kulit dan deficit kolagen. Caranya

yaitu

1. Minum Banyak Air Putih

Selama kehamilan ibu hamil harus minum air putih minimal 8

gelas setiap hari, hal ini dapat membantu keelastisitasan kulit tetap

terjaga. Hidrasi adalah cara yang tepat untuk menawarkan


perlindungan kulit. Stretchmark akan muncul apabila tubuh berada

pada suhu tinggi dan kekurangan asupan air mineral.

2. Makanan Berserat

Bahan makanan yang mengandung sumber vitamin A, E dan C

merupakan bahan alami yang mampu mencegah terjadinya

stretchmark karena menjaga kulit tetap lembab. Bahan ini bisa berasal

dari sumber makanan seperti wortel, pepaya, jeruk, biji bunga

matahari, bayam. Selain itu sumber protei seperti tempe, tahu, telur,

dan susu tetap dibutuhkan untuk kesehatan tubuh.

3. Olahraga

Selama kehamilan, ibu dianjurkan untuk berolah raga secara

teratur. Karena kesehatan kulit secara langsung berasal dari kesehatan

tubuh seluruhnya.Olahraga dipercaya dapat melancarkan sirkulasi

darah dan oksigen untuk membantu menetralisir terjadinya

stretchmark.

4. Jaga Berat Badan

Bagi ibu hamil kondisi kenaikan berat badan harus tetap dikontrol.

Hal ini menghindari kenaikan berat badan secara drastis. Selam

kehamilan, kenaikan berat badan normal ibu hamil berkisar antara 12-

15 kg. jika kenaikan berat badan terlalu drastis, selain kurang baik

bagi kesehatan, kulit juga mengalami peregangan berlebih sehingga

memicu terjadinya stretchmart.


C. Minyak Zaitun (olive oil)

1. Defenisi

Olive Oil merupakan produk dari ekstrasi mekanik buah dari Olea

europeae L. (Keluarga Oleaceae), yang mengandung 70-80% dari

asam lemak. Efeknya terhadap kulit, asam ini meningkatkan

penyerapan zat yang dibawa. Komponen minor lain yang ada dalam

olive oil adalah hidrokarbon, seperti squelene (komponen utama zat

pelican dan penghalus) ß-karoten. Olive oil juga mengandung α

tokoferol sebesar 10,6% yang bermanfaat menjaga elastisitas kulit,

fatty alcohol, waxes, pigmen (klorofil dan karotenoid) dan sterol yang

berfungsi menjaga kelenturan kolagen.(Lubis,2015)

Tanaman zaitun merupakan tanaman asli dari kawasan Mediterania

dengan penyebaran cukup luas hingga ke beberapa negara seperti

Yunani, Italia, Spanyol, Portugal, dan Perancis. Pada tahun 1560,

penjelajah Spanyol membawa batang dan biji zaitun menuju Peru,

kemudian zaitun ditemukan di Meksiko. Tentara Perancis membawa

zaitun beserta tanaman lain dari Meksiko menuju Kalifornia.

Meskipun pembuatan minyak zaitun dimulai pada dekade selanjutnya,

namun minyak zaitun telah disebutkan untuk pertama kalinya pada

naskah „‟San Diego de Alcala Mission‟‟ pada tahun 1803. Selain

kawasan Eropa, zaitun juga mengalami penyebaran menuju daerah

Asia dan Afrika.


Menurut estimasi, tanaman zaitun telah dibudidayakan sejak 7000

tahun silam. Sebuah bukti arkeologi menunjukkan bahwa zaitun telah

ditanam di Crete pada tahun 3000 SM. Naskah Yunani kuno juga telah

menyebutkan mengenai kegunaan minyak zaitun dalam kesehatan.

Dalam konteks keagamaan, zaitun beberapa kali disebutkan dalam

ayat Al-Quran, salah satunya dalam Surat An-Nur ayat 35 zaitun

disebut sebagai buah yang diberkahi. Zaitun mengandung setidaknya

30 komponen fenolik termasuk oleuropein, hidroksitirosol dan tirosol,

luteolin, katekin, dan apigenin. Konsentrasi komponen fenolik sama

pada setiap bagian tanaman zaitun, baik minyak maupun daunnya.

Fenolik memiliki daya absorbsi dan bioavailabilitas yang baik.

2. Kandungan Minyak Zaitun (Olive Oil)

Zaitun adalah pohon yang buahnya mengandung minyak.Buah

Zaitunamat kaya mengandung 67% air, 23% minyak, 5% protein, 1%

garam mineral, terutama garam kalsium dan besi. Zaitun sangat

istimewa dan merupakan pohon yang berumur panjang.

Dalam penelitian yang berjudul Efek Olive Oil dan Virgin

Coconut Oil terhadap Striae Gravidarum yang dilakukan oleh Pratami,

dkk (2014), Olive oil merupakan produk yang didapatkan dari

ekstraksi mekanik buah Olea europeae L. (termasuk keluarga

Oleaceae) yang mengandung 70%−80% asam lemak, efeknya terhadap

kulit yaitu meningkatkan penyerapan zat yang dibawa (squalene, α

tokoferol, dan sterol). Komponen minor lain yang ada didalam olive
oil adalah hidrokarbon, seperti squalene (komponen utama zat pelicin

dan penghalus) dan ß karoten. Oliv eoil juga mengandung α tokoferol

sebesar 10,6% yang bermanfaat menjaga elastisitas kulit, fattyalkohol,

waxes, pigmen (klorofil dan karotenoid), dan sterol yang berfungsi

menjaga kelenturan kolagen.

keistimewaan minyak zaitun merupakan pohon yang penuh

berkah. Memakai minyak zaitun termasuk salah satu dari sunnah Nabi.

Pohon zaitun tumbuh di puncak bukit. Ia mendapat sinar matahari baik

di waktu matahari terbit juga sewaktu matahari terbenam, sehingga

pohonnya subur dan buahnya menghasilkan minyak yang baik. Jika

diminum, ia bermanfaat untuk menguatkan daya ingatan, mencegah

masalah pencernaan, mengobati penyakit buasir dan impotensi,

membantu masalah haid,menghilangkan racun dalam tubuh, mencegah

pertumbuhan sel-sel kanker, menurunkan kadar gula dan kolesterol,

mencegah penyakit kencing manis serta bermacam-macam khasiat lagi

untuk kesehatan manusia. Jika dioleskan bermanfaat untuk

menghilangkan kerutan pada wajah, melindungi dari bakteria,

mencegah keguguran rambut, menghilangkan penyakit kulit,

menghaluskan serta melembabkan kulit, melambatkan proses penuaan

dan menjaga kebersihan kulit kepala.

Dalam pengobatan tradisional zaitun digunakan sebagai

senyawa diuretik, hipotensif, laksatif, penurun panas, pembersih dan


penghalus kulit, serta sebagai terapi dari infeksi saluran kemih, batu

empedu, asma bronkial, dan diare. Sebagaimana telah diketahui bahwa

minyak zaitun memiliki nilai nutrisi yang tinggi, bagian lain dari

tanaman zaitun juga mempunyai manfaat bagi kesehatan, diantaranya

daun zaitun.

Menurut Fritz,A.Everyday Healt(2004) manfaat dari olive oil

yaitu bias untuk merawat ksehatan rambut, menebalkan alis,

mengencangkan kulit wajah, menghaluskan wajah, memerahkan bibir,

mengatasi kulit kering dan menyembuhkan jerawat

3. Manfaat Minyak Zaitun

1) Menurunkan resiko penyakit jantung dan kanker

2) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

3) Mencegah kanker

4) Melindungi dari diabetes

5) Melawan lemak

6) Memperlambat proses penuaan dan mempercantik kulit

7) Yang terpentin, kualitas minyak zaitun berpengaruh bagi

kesehatan. Minyak alami organic dan diperas dingin sangat

dianjrkan baik oleh para penghasil minyak zaitun maupun para

dokter medis.
4. Unsur-unsur penunjang kesehatan dalam minyak zaitun extra

virgin

Para peneliti kesehatan di aentero dunia terus saja menemukan

unsur gizi penunjang kesehatan dalam zaitun dan minyak nya. Disini

tertera beberapa unsur gizi dalam minyak zaitun :

a. Vitamin E : vitamin dan anti oksidan yang dapat membantu

memperkuat daya tahan tubuh, mengurangi resikon penyakit

jantung dan untuk kecantikan

b. Asam lemak esensial :lemak yang baik bagi kesehatan seperti

omega-3 dan omega-6 yang dapat menangkal penyakit jantung,

obesitas dan diabetes.

c. Klorofil : memiliki sifat antioksidan

d. Senyawa fenol : juga bertindak sebagai antioksidan

e. Fitoestrogen : yang dapat membantu keropos tulang,

meminimalkan gejala menopos yang mengganggu.

f. Sterol : yang menyangkal penerapan kolestrol dalam makanan

usus

5. Rahasia keemasan yang patut diecamkan dari minyak zaitun

1) Minyak zaitun banyak gizi yang menyehatkan

2) Kualitas minyak zaitun menentukan. Metode perasan dingin yang

alami dan organic disarankan oleh para penghasil minyak zaitun

dan para dokter.


3) Asal mula minyak zaitun mengandung berbagai jenis zat gizi,

termasuk serat, kalsium, vitamin A, C, dan E

4) Asam lemak esensial pembuat mukjizat dalam minyak zaitun

membantu mencegah penyakit hantung dan berbagai penyakit dan

gangguan kesehatan lainnya

5) Minyak zaitun mengandung antioksidan, kalsium, zat besi,

potassium, dan vitamin K

6) Zat penting lain dalam minyak zaitun adalah fitoestrogen dan

sterol

7) Keseluruhan zat gizi dalam minyak zaitun khususnya jika

dipasangkan dengan menu sehat dapat membantu mencegah

gangguan kesehatan denga mengusir pnyakit yang membahayakan

hidup. (cal orey,2007)

6. Kontraindikasi Minyak Zaitun

1. Kontra indikasi Minyak Zaitun

Ada juga bahayanya jika salah dalam penggunaannya.

Sama halnya dengan minyak zaitun. Ternyata ada juga efek negatif

yang bisa ditimbulkan minyak zaitun ialah :

a. Penyebab ruam kulit

Hal ini sering kali terjadi, ketika Kita oleskan minyak

zaitun pada wajah. Tujuannya mungkin Kita ingin memperoleh

kulit yang lebih cerah, namun jika kulit Kita berminyak, lebih

baik berhenti menggunakannya. Kulit berminyak adalah hasil


sekresi sebum yang berlebihan. Jika menyatu dengan zat

berminyak, seperti minyak zaitun ini, bisa menyebabkan ruam

kulit, kemerahan, dan gatal-gatal pada wajah.

b. Alergi

Ada beberapa orang yang memang mempunyai alergi

terhadap minyak zaitun. Jika Kita salah satunya, lebih baik

jauhi minyak zaitun walaupun minyak ini kaya manfaat bagi

kulit untuk banyak orang lainnya

c. Tidak baik untuk kulit berminyak

Jika kulit kita merupakan jenis kulit berminyak, maka

mengoleskan minyak zaitun malah membuat kulit kita semakin

berminyak. Minyak zaitun cocok untuk bagian kulit yang

kering, sebagai pelembab alami bagi kulit. Asam oleic

merupakan zat yang bertanggung jawab untuk permasalahan

ini.

7. Metode Pembuatan Olive Oil

Umumnya, buah zaitun yang terbaik dipanen pada saat matang,

yaitu bulan November sampai dengan bulan februari. Dengan teknik

ini buah zaitun yang dibutuhkan adalah 5kg untuk dapat menghasilkan

minyak 1 liter. Buah zaitun kemudian digiling dan menghasilkan pulp

atau bubur zaitun yang masih murni. Dari pulp inilah kemudian

diperas hingga mengeluarkan minyak, minyak inilah yang termasuk

minyak murni atau virgin.


D. Kulit Pisang Kepok

1. Definisi

Pisang (Musa Paradisiaca) sangat dikenal di mana-mana, di negeri

kita maupun di seluruh dunia. Menurut dugaan para ahli, tanaman pisang

berasal dari Asia Selatan. Pisang sudah dibudidayakan pada tahun 327 SM

(Sebelum Masehi) di daerah yang luas di lembah Indus. Pisang ternyata

merupakan bahan makanan yang paling dulu ditemukan oleh manusia

(Irianto, 2010).

Pisang adalah salah satu bahan makanan yang paling dibutuhkan di

dunia. Pisang banyak sekali manfaatnya, tidak hanya buahnya yang bisa

dimakan tapi juga hampir seluruh bagian dari pohon pisang dapat

dimanfaatkan. Bunga pisang dapat dikonsumsi sebagai sayur, acar, dan

manisan. Bunga pisang mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan

vitamin. Daun pisang umum dipakai sebagai pembungkus makanan dan

sisanya dapat digunakan sebagai makanan ternak.

Batang pisang dapat digunakan sebagai bahan serat tekstil terbaik.

Bahkan, kulit buah pisang dapat juga dimanfaatkan sebagai obat. Kulit

pisang mengandung vitamin dan zat – zat lainnya yang baik untuk

kesehatan. Pisang dapat disebut buah ajaib, banyak manfaat yang diperoleh

dengan mengkonsumsi pisang. Satu ulir pisang kuning ternyata mempunyai

kandungan 11 mg kalsium, 35 mg fosfor, 1 mg zat besi, 503 mg potasium,

260 IU vitamin A, 1 mg niasin, dan 14 mg vitamin C.


Pisang merupakan tanaman buah-buahan tropis beriklim basah dengan

curah hujan yang merata sepanjang tahun, tumbuh dengan baik di dataran

rendah, sampai 1000 meter di atas permukaan laut, sehingga dapat

berkembang di seluruh kepulauan Nusantara. Pisang merupakan sumber

karbohidrat dan vitamin yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar

maupun olahan (Irianto, 2010).

2. Kandungan Kulit Pisang

Menurut Indah SY dan Bagus Supriyanto (2013:119) Secara umum, buah

pisang banyak sekali manfaatnya. Selain buahnya, bagian tanaman pisang

yang lain dapat pula dimanfaatkan seperti kulitnya. Kulit pisang

mengandung vitamin B6, karbohidrat, fosfor, protein, vitamin C, kalium,

dan beberapa zat lainnya yang berguna untuk kesehatan tubuh dan

kecantikan. Kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai obat. Berikut ini

adalah rincian komposisi zat-zat gizi yang terkandung dalam kulit pisang:

Tabel 2.2 Komposisi Zat Gizi Kulit Pisang per 100 gram

No Zat Gizi Kadar


1. Air 68,90 gr
2. Karbohidrat 18,50 gr
3. Lemak 2,11 gr
4. Protein 0,32 gr
5. Kalsium 715 gr
6. Fosfor 117 gr
7. Zat besi 1,60 gr
8. Vitamin B 0,12 gr
9. Vitman C 17,50 gr
Sumber: Balai Penelittian dan Pengembangan industri, Jatim, Surabaya

(1982)
Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi cuka pisang,

nata, serta tepung sebagai tambahan bahan makanan. Bahan baku kulit

pisang yang diekstrak sedemikian rupa dapat menghasilkan bahan-bahan

makanan siap pakai yang berguna bagi kesehatan tubuh.

Zat lain yang terkandung dalam kulit pisang adalah vitamin B6 dan

serotonin yang berguna untuk kesehatan mata. Kulit pisang dapat diolah

sedemikian rupa dan diekstrak untuk menjaga kesehatan retina dari

kerusakan yang diakibatkan oleh cahaya berlebih.

3. Kandungan Zat Aktif dalam Kulit Pisang Kepok

Pada umumnya semua jenis kulit pisang mengandung air,

karbohidrat,lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin B,dan vitamin C

(Maulana,2015). Kulit pisang kepok mengandung kalium dan serat yang

signifikan. Secara rinci, di dalam kulit pisang kepok terdapat kandungan

protein sebesar 10,09%, serat kasar sebesar 18,01%, lemak sebesar 5,17%;

bahan kering sebesar 55,59%, kalsium sebesar 0,36%, fosfor sebesar

0,10%; energi sebesar 3727 kkal/kg; glukosa sebesar 14,6%; dan sukrosa

sebesar 56% (Adlin, 2008; Maulana, 2015). Selain itu, kulit pisang kepok

juga mengandung senyawa bioaktif seperti pektin, tanin, saponin, dan

flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan. Pektin yang terkandung

dalam kulit pisang kepok merupakan suatu polisakarida linear. Komposisi

utama pektin adalah unit-unit asam D-Galakturonik (GalA) yang

membentuk rantai ikatan α-(1,4) glikosidik. Asamuronik ini mempunyai

kelompok gugus karboksil, yaitu metil ester dan gugus lainnya yang
apabila direaksikan dengan amonia akan menghasilkan gugus

karboksiamida. Terdapat ratusan hingga ribuan sakarida dengan

bentukkonfigurasi rantai dan berat molekulnya sekitar lima puluh ribu

Dalton (Srivastava dan Malviya, 2011). Selain ditemukan di dalam kulit

pisang, pektin juga ditemukan di dalam kulit kakao, jeruk, apel, bit, dan biji

bunga matahari (Utami, 2014; Luqman, 2012). Tanin yang terkandung

dalam kulit pisang kepok merupakan zat organik yang sangat kompleks dan

terdiri dari senyawa fenolik. Istilah tanin pertama sekali diaplikasikan pada

tahun 1796 oleh Seguil. Tanin terdiri dari sekelompok zat-zat kompleks

yang terdapat secara luas dalam tumbuh-tumbuhan, antara lain terdapat

pada bagian kulit kayu, batang, daun,dan buah-buahan. Ada banyak jenis

tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang dapatmenghasilkan tanin, salah

satunya tanaman pisang (Andini, 2014; Ismail,2010). Saponin yang

terkandung dalam kulit pisang kepok dikelompokkan menjadi dua, yaitu

saponin steroid dan saponin triterpenoid. Saponin steroid memiliki efek

anti jamur dan biasa digunakan sebagai bahan baku biosintesis obat

kortikosteroid. Sedangkan saponin triterpenoid merupakan turunan dari

amyirine yang mudah dikristalkan lewat asetilasi dan dapat digunakan

untukmenurunkan kadar kolesterol. Flavonoid yang terkandung dalam kulit

pisang kepok adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang

ditemukan di alam. Senyawa ini terdiri dari lima belas atom karbon dengan

dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga

membentuk susunan C6-C3-C6. Sebagianbesar senyawa flavonoid alam


ditemukan dalam bentuk glokosida, dengan unitflavonoid terikat pada

suatu gula. Glikosida adalah kombinasi antara suatugula dan suatu alkohol

yang saling berikatan melalui ikatan glokosida (Lenny,2006).

4. Manfaat kulit pisang untuk pengobatan

a. Obat Alami untuk Psoriasis

Psoriasis dialami oleh banyak orang. Kulit pisang dapat dimanfaatkan

sebagai obat alami untuk menyingkirkan psoriasis. Gosokkan bagian

dalam kulit pisang di area yang terkena psoriasis. Awalnya area tersebut

akan menjadi merah, namun dengan penggunaan secara terus-menerus

akan terlihat perbedaan hasilnya.

b. Mengobati Jerawat

Kulit pisang juga bisa dimanfaatkan untuk kondisi kulit lainnya yaitu

sebagai obat jerawat. Gosokkan bagian dalam kulit pisang pada jerawat.

Setelah penggunaan rutin, jerawat tidak akan lagi terlihat. Untuk

mendapatkan hasil terbaik, disarankan mengoleskan kulit pisang pada

jerawat di malam hari.

c. Mengobati Kutil

Manfaat lain dari kulit pisang adalah mengobati kutil. Gosok bagian

dalam kulit pisang pada kutil setiap malam, efeknya akan terlihat pada

hari ke 7-10. Sebagai alternatif, kulit pisang bisa dilekatkan pada kutil

selama semalaman. Lihat hasilnya dalam 15 hari.


d. Mempercantik Kulit

Untuk kulit kenyal yang indah, gosokkan bagian dalam kulit pisang

pada wajah sebelum tidur. Biarkan semalaman, cuci keesokan harinya

dengan air hangat.

e. Mengatasi Iritasi & Gatal

Alergi, iritasi kulit, dan memar kulit juga dapat diobati dengan kulit

pisang. Jika kulit gatal, tempelkan bagian dalam kulit pisang pada area

yang terkena gatal dan biarkan semalaman. Bahan kimia dalam kulit

pisang akan membantu menyingkirkan rasa gatal.

f. Mengobati Luka

Luka karena cedera, terutama pada lutut dapat disembuhkan dengan

kulit pisang. Gosok lutut dengan bagian dalam kulit pisang dan lihat efek

penyembuhannya.

g. Memutihkan Gigi

Beberapa orang mengklaim bahwa menggosokkan bagian dalam

kulit pisang pada gigi secara teratur bisa membantu memutihkan gigi.

Kulit pisang harus digosok pada gigi dengan gerakan melingkar. Jika

kulit pisang digunakan setiap hari, efek pemutihan gigi akan terlihat

dalam waktu sekitar dua minggu.

h. Mengatasi Gigitan Nyamuk

Bila terkena gigitan nyamuk, kulit menjadi teriritasi dan gatal. Kulit

pisang bisa digunakan untuk mengurangi pembengkakan, gatal, serta

iritasi yang disebabkan oleh gigitan nyamuk.


5. Kontraindikasi kulit pisang

1) Iritasi

2) Membuat kulit kering dan berminyak

3) Menghilangkan kelembaban wajah

4) Timbul jerawat

5) Reaksi alergi

6. Ekstraksi Kulit Pisang Kepok

Kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca L) dibersihkan kemudian

di potong-potong dan dijemur pada suhu kamar hingga kering. Kulit pisang

kepok yang di jemur tidak boleh dijemur atau terkena sinar matahari. Kulit

buah kering kemudian di timbang sebanyak 75,9 gram, kemudian kulit

pisang di blender sampai benar-benar halus hingga membentuk serbuk.

Serbuk kemudian disaring untuk mendapatkan serbuk yang lebih halus.

Kemudian dilakukan proses maserasi yaitu serbuk di masukkan ke dalam

gelas ukur dan di campurkan dengan pelarut (aquades) dengan

perbandingan 1 banding 2 (1:2), 1 adalah serbuk kulit pisang dan 2 adalah

aquades. Selanjutnya serbuk kulit pisang yang telah tercampur dengan

pelarut di tutup menggunakan aluminium dan plastic wrap dan baru

kemudian di masukkan kedalam microwave selama 20 menit. Dan

selanjutnya serbuk yang telah di campur pelarut tersebut di diamkan pada

suhu kamar selama 1x24 jam. Kemudian baru melakukan penyaringan

ekstrak dengan menggunakan kertang saring, dalam hal ini ekstrak di

lakukan dalam dua kali penyaringan.


Maserasi merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana.

ekstraksi dengan metode ini biasanya dilakukan dengan cara merendam

serbuk simplisia dalam pelarut. Pelarut akan menembus dinding sel dan

akan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan

larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara di dalam sel dengan

di luar sel, maka larutan yang terpekat akan didesak keluar. Peristiwa

tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan

di luar sel dan di dalam sel.


E. Kerangka Teori

Hormon
estrogen,relaksind
anadrenokortikoid
menurun sehingga
kerapatan kolagen
menurun

Pembuluh darah
di lapisan dermis
pecah
Kehamilan Stretch Mark Nifas
Adanya aktivitas
pigmen kulit
melalui melanosit
Olive Oil Ekstrak Kulit Pisang
Memunculkan Kepok
guratan-guratan
berwarna ungu Zat Aktif

Asam Laurat Asam Oleat Vitamin C Vitamin E


a. Anti bakteri a. Regenerasi kulit a. Mencerahkan a. Antioksidan
b. Antibiotik b. Mengencangkan kulit b. Melembabkan
c. Anti radikal kulit b. Menyamarkan kulit
bebas warna kulit

a. Stratum granulosum
Epidermis
b. Stratum spinosum
c. Stratum basal
Dermis

Hormon ACTH Hormon Kortisol

a. Katabolik Protein a. Relaksasi pembuluh darah


b. Fibroblas b. Perubahan warna stretch mark
marmark
Bagan 2.2 Kerangka Teori

Modifikasi dari:Henny dkk,2008;Suwita,Hardy, 2010;Wijaya, 2013


BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Dari kerangka teori, peneliti tidak mengambil semua variabel dari setiap

faktor karena keterbatasan waktu, tenaga dan dana yang dimiliki, sehingga

peneliti hanya memfokuskan pada untuk mengetahui Perbedaan waktu pemudaran

Stretch Mark menggunakan Olive Oil dan ektra Kulit Pisang Kepok Pada Ibu

Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittingi Tahun 2019.

Bagan 3.1

Kerangka konsep

Olive Oil

Pemudaran 1 bulan
Stretch Mark

Olive oil dan


ekstrak kulit
pisang kepok
B. Definisi Operasional

Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan

(Notoadmojo,2012).

Table 3.1

Definisi Operasional

Variable Definisi Alat Cara Hasil Skala


operasional Ukur Ukur Ukur Ukur

Olive Oil Olive oil Lembar Observasi Dilakukan Nominal


(independent) mengandung observasi perlakuan
vitamin E
yang efektif
untuk
memudarkan
striae
gravidarum

Olive oil dan Olive oil Lembar Observasi Dilakukan Nominal


Ektra Kulit mengandung observasi perlakuan
Pisang vitamin E
Kepok yang efektif
untuk
memudarkan
striae
gravidarum.
Kulit pisang
kepok
mengandung
vitamin B6,
karbohidrat,
fosfor, protein,
vitamin C,
kalium yang
berfungsi
kesehatan
tubuh,
kecantikan
dan menjaga
kelembapan
kulit yang
terdapat striae
gravidarum
Stretch mark Waktu Lembar Observasi 3:ungu Ordinal
pemudaran observasi 2:merah
(dependent) stretch mark tua
minimal 1 1:merah
bulan muda

C. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang hendak peneliti uji

kebenarannya. Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Terdapat pengaruh perbedaan waktu pemudaran stretch mark

menggunakan Olive Oil dan Ektra kulit pisang kepok pada ibu nifas di

wilayah kerja puskesmas Tigo Baleh kota Bukittinggi tahun 2019.


BAB IV

METODE PENELITIAN

D. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Quaisy Eksperimen dengan desain

Non-Equivalent Control Group yaitu memberikan perlakuan yang berbeda kepada

kelompok eksperimen sama kelompok control. Perbedaan yang ingin diperoleh

adalah perbandingan waktu pemudaran stretch mark menggunakan Olive Oil

dengan Olive Oil dan ekstra kulit pisang kepok pada ibu nifas diwilayah kerja

puskesmas Tigo Baleh Kota Bukittinggi

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Juli 2019.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Tigo Baleh kota

Bukittinggi 2019.

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti

(Notoatmodjo,2012). Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Ibu nifas

yang Mengalami Strech Mark Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota

Bukittinggi Tahun 2019.


2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo,2012).

Sampel yang diambil sebagai responden sebanyak 20 orang ibu nifas

yang mengalami stretch mark yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo

Baleh Kota Bukittinggi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik Purposive

sampling dan menggunakan Accidental sampling yaitu sesuai dengan kriteria

inklusi dan esklusi yang telah ditetapkan. Adapun kriteria inklusi yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah:

a. Kriteria inklusi

Adalah kriteria umum subjektif penelitian dan suatu populasi target

yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2013)

1) Ibu nifas yang bersedia menjadi responden

2) Ibu nifas yang mengalami striae gravidarum/stretch mark tingkat 3

3) Ibu nifas primipara

4) Ibu nifas tidak mengalami alergi pada kulitnya

5) Ibu nifas yang tidak memberikan terapi pada kulitnya

b. Kriteria eksklusi

1) Ibu nifas yang tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu nifas yang tidak mengalami striae gravidarum/stretch mark

tingkat 3

3) Ibu nifas multipara


4) Ibu nifas yang memiliki alergi pada kulitnya

5) Ibu nifas yang memberikan terapi pada kulitnya

G. Prosedur Kerja

Pada dasarnya meneliti adalah melakukan pengukuran dengan menggunakan

alat ukur yang baik untuk mengukur variabel penelitian yang disebut instrumen

penelitian (Notoatmodjo,2012). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah lembar observasi dan juga memakai bahan dan alat sebagai berikut dalam

melakukan penelitian ini adalah

1. Alat

a. microwave/pemanas

b. Timbangan

c. Blender

d. Saringan

e. Baskom

f. Spatula

2. Bahan

a. Olive Oil merk

b. Kulit Pisang Kepok

3. Tahap pembuatan ekstrak kulit pisang kepok

a. Siapkan dan kumpulkan kulit pisang yang sudah masak sempurna

berwarna kuning.

b. Kulit pisang dicuci bersih kemudian ditiriskan


c. Lakukan pengeringan kulit pisang dengan cara menjemur atau diangin-

anginkan tanpa terkena sinar matahari, sampai kadar air stabil (kurang

dari 10%) selama kurang lebih 7 hari

d. Timbang kulit pisang 75,9 gram dan kemudian potong kecil-kecil

e. Simplisia yang didapat sudah berupa serbuk

f. Serbuk kering kulit pisang kemudian dimaserasi dengan pelarut aquades

g. Maserasi dilakukan selama 1x24 jam kemudian lakukan penyaringan

sebanyak 2 kali

h. Letakkan maserat pada tempat yang terhindar sinar matahari

H. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan penelitian adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Adapun teknik pengumpulan data yang

digunakan ialah :

1. Jenis data

Data hasil penelitian mengenai Perbandingan pemudaran stretch mark

menggunakan Olive Oil dengan Olive Oil dan ektra Kulit Pisang Kepok pada

Ibu Nifas.

2. Sumber data

a. Data primer

Menurut Notoadmojo (2012), data primer disebut juga dengan data

tangan pertama. Pengumpulan data yang dikumpulkan langsung dari


sumbernya. Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data

ibu hamil.

b. Data sekunder

Menurut Notoadmojo (2012), data sekunder adalah data yang

diperoleh dari pihak lain. Pengumpulan data penunjang atau pelengkap

yang diambil dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi dan Puskesmas Tigo

Baleh Kota Bukittinggi.

c. Cara pengumpulan data

1) Meminta persetujuan judul kepada pembimbing 1 dan 2

2) Mengambil surat rekomendasi pengambilan data awal dari LPPM

STIKes Fort De Kock

3) Mengambil surat rekomendasi pengambilan data awal dari

Kesbangpol ke Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi

4) Mengambil surat pengambilan data awal dari Dinas Kesehatan Kota

Bukittinggi ke Puskesmas Tigo Baleh

5) Mengambil rekomendasi penelitian dari LPPM STIKes Fort De Kock

6) Mengambil surat rekomendasi penelitian dari Kesbangpol ke Dinas

Kesehatan Kota Bukittinggi

7) Mengambil surat penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi ke

Puskesmas Tigo Baleh


8) Memberitahu Kepala Puskesmas, UPTD Puskesmas serta Bidan dan

Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo bahwa akan melakukan

pemberian terapi Olive Oil dengan Olive oil Dan Ekstrak Kulit Pisang

Kepok Untuk Mengurangi Striae Gravidarum Atau Stertch Mark pada

ibu nifas

9) Peneliti melakukan penelitian

10) Pernyataan persetujuan menjadi responden

11) Melakukan wawancara dan mengisi lembar observasi mengenai skala

striae gravidarum atau stretch mark

12) Setelah peneliti selesai melakukan wawancara

13) Kemudian dilakukan intervensi dengan memberikan terapi pemberian

Olive Oil dengan Olive oil dan ekstrak kulit pisang kepok pada ibu

nifas

14) Peneliti melakukan evaluasi menanyakan kepada responden tentang

pemberian terapi tersebut dan melihat perubahan pada kulit pada

perut ibu nifas

15) Setelah diberikan pemberian terapi Olive oil dengan Olive oil dan

ekstrak kulit pisang kepok setelah satu minggu lakukan observasi

untuk melihat perubahan pada perut ibu nifas.

I. Teknik Pengolahan Data

1. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul kemudian di olah melalui tahapan, sebagai

berikut (Notoadmojo,2012):
a. Penyuntingan data (Editing)

Hasil observasi pre dan postest dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

b. Pengkodean data (Coding)

Setelah semua lembar observasi terisi, maka langkah selanjutnya yaitu

melakukan peng”kodean” atau “coding” yakni mengubah data berbentuk

kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Peng”kodean” atau

coding ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).

c. Penetapan skor (Scoring)

Scoring dilakukan dengan menetapkan skor (nilai) pada setiap

pertanyaan kuesioner dan pada saat pengkategorian setiap variabel.

d. Memasukkan data (data entry)

Data merupakan jawaban dari responden-responden yaitu dalam

bentuk kode yang dimasukkan kedalam program atau “software”

komputer.Software computer ini bermacam-macam dan memiliki

kelebihan dan kekurangan. Salah satu paket program yang sering

digunakan yaitu program SPSS for Window.

e. Pembersihan data (cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kemudian untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ke tidak lengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini

disebut pembersihan data (data cleaning).


J. Analisis data

1. Analisis Univariat

Analisa ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian, yang disajikan dalam bentuk statistik

meliputi mean,minimal-maksimal dan standar deviasi (Notoatmodjo,2012).

2. Abalisis Bivariat

Analisis bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variable yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmodjo, 2010).

Analisis yang digunakan adalah uji Mann-whitney. Pengambilan

kesimpulan dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%).

Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan criteria sebagai

berikut :

1. Jika nilai signifikan >0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regrisi tidak

signifikan) tidak ada perbedaan waktu pemudaran stretch mark

menggunakan olive oil dan ekstra kulit pisang kapok di wilayah kerja

puskesmas tigo baleh Bukittinggi 2019

2. Jika nilai signifikan ≤0,05 maka hipotesis di terima (koefisisen regresi

signifikan) terdapat ada perbedaan waktu pemudaran stretch mark

menggunakan olive oil dan ekstra kulit pisang kepok di wilayah kerja

puskesmas tigo baleh Bukittinggi 2019

3. Dilakukan uji normalitas yaitu untuk melihat apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data


dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang memilikipola

seprti distribusi normal, distribusi data tersebut tidak menceng kekiri dan

kekanan.
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Tempat Penelitian

Puskesmas Tigo Baleh terletak di Kota Bukittinggi tepatnya di Jl.

Koto Selayan, Kelurahan Pakan Labuah, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh,

yang merupakan salah satu dari 7 Puskesmas yang ada di Kota Bukittinggi

dan memiliki 9 kelurahan yang ada di Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh

yaitu :

1. Kelurahan Belakang Balok

2. Kelurahan Birugo

3. Kelurahan Aur Kuning

4. Kelurahan Sapiran

5. Kelurahan Kubu Tanjung

6. Kelurahan Pakan Labuah

7. Kelurahan Ladang Cakiah

8. Kelurahan Parit Antang

B. Keterbatasan Penelitian

1. Pada penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan waktu yang singkat

yaitu 30 hari ,dan disini peneliti hanya melihat perbedaan waktu

pemudaran bukan untuk menghilangkan sepenuhnya stretch mark tersebut.

2. Pada saat penelitian peneliti tidak menyiapkan absensi responden

3. Pada saat penelitian peneliti tidak menjelaskan prosedur sesuai SOP.


C. Karakteristik Responden

1. Umur Ibu

Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur responden

Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Ibu

NO. Umur Jumlah


1. <20 tahun dan >35 tahun (resiko tinggi) 0
2. 20-35 tahun (tidak beresiko) 20

D. Analisis Univariat

a. Rerata pemudaran stretch mark pada ibu nifas menggunakan olive oil

Tabel 5.2
Rerata pemudaran stretch mark pada ibu nifas menggunakan olive oil
di wilayah kerja puskesmas Tigo Baleh
kota Bukittinggi tahun 2019

Intervensi N Mean SD Min Max

Pemakaian Olive Oil 10 2.3 .48305 2.0 3.0

Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa rerata pemudaran stretch mark

menggunakan olive oil adalah 2,3 dengan kategori 2 (sedang)


b. Rerata pemudaran stretch mark pada ibu nifas menggunakan olive oil

dan ektra kulit pisang kepok

Tabel 5.3
Rerata pemudaran stretch mark pada ibu nifas menggunakan ektrak
kulit pisang kepok di wilayah kerja puskesmas Tigo Baleh
kota Bukittinggi tahun 2019

Intervensi N Mean SD Min Max


Pemakaian Olive Oil dan 10 1.0 .00000 1.0 1.0
Ekstrak Kulit Pisang Kepok

Berdasarkan tabel 5.2 diketahui terdapat rerata pemudaran stretch mark

menggunakan olive oil dan ekstra kulit pisang kepok adalah 1,0 dengan kategori

1 (ringan).

E. Analisis Data Bivariat

Perbandingan rerata pemudaran stretch mark menggunakan olive oil dan

ekstra kulit pisang kapok pada ibu nifas dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 5.4
Hasil Uji Mann-Whitney

Perbandingan N Mean SD Sig

Olive Oil 10 2.3 .48305 .000

Olive Oil dan Ekstrak 10 1.0 .00000


Kulit Pisang Kepok

Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa rerata pemudaran stretch

mark pada 10 ibu nifas menggunakan olive oil adalah 2,3 sedangkan rerata

pemudaran stretch mark pada 10 ibu nifas menggunakan olive oil dan Ekstra
kulit pisang kepok adalah 1,0. Terdapat Perbedaan rata-rata pemudaran stretch

mark dari kedua variabel dengan nilai signifikasi .000 <0,05


BAB VI
PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat

1. Rerata pemudaran stretch mark pada ibu nifas menggunakan Olive Oil

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rerata pemudaran

stretch mark menggunakan Olive Oil adalah 2,3 dengan standar deviasi

.548305

Olive oil merupakan produk yang didapatkan dari ekstraksi mekanik

buah Olea europeae L. (termasuk keluarga Oleaceae) yang mengandung

70%−80% asam lemak, efeknya terhadap kulit yaitu meningkatkan

penyerapan zat yang dibawa (squalene, α tokoferol, dan sterol). Komponen

minor lain yang ada didalam olive oil adalah hidrokarbon, seperti squalene

(komponen utama zat pelicin dan penghalus) dan ß karoten. Oliv eoil juga

mengandung α tokoferol sebesar 10,6% yang bermanfaat menjaga elastisitas

kulit, fattyalkohol, waxes, pigmen (klorofil dan karotenoid), dan sterol yang

berfungsi menjaga kelenturan kolagen.(Pratami,dkk.2014)

Hasil penelitian ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan

(susilawati dan julia,2016) menyatakan bahwa pemudaran stretch mark pada

ibu nifas yang menggunakan Olive Oil (minyak zaitun) lebih cepat

dibandingkan dengan ibu nifas yang tidak menggunakan Olive Oil, karena

Olive Oil (minyak zaitun) kaya akan vitamin E, 100g minyak zaitun

mengandung 14,3 mcg atau (segitar 96%) alpha tocopherol. Dan dari
kandungan yang ada pada minyak zaitun dapat memberikan kelembapan

pada kulit.

Menurut asumsi peneliti, pemakaian minyak zaitun (Olive Oil) yang

di berikan untuk ibu nifas primigravidarum wilayah kerja puskesmas Tigo

Baleh yang terkena stretch mark dikarenakan minyak zaitun sangat mudah

didapat, harga nya terjangkau, tidak menyebabkan iritasi pada kulit dan bisa

dipakai dalam waktu jangka panjang. Sebagian orang juga sudah mengetahui

manfaat dari minyak zaitun bagus untuk kulit yang dapat mencerahkan dan

melembapkan kulit. Pada observasi 30 hari yang dilakukan, proses

pemudaran yang dirasa dari 10 ibu nifas dengan stretch mark yang

menggunakan Olive Oil, 7 diantaranya dapat merasakan adanya pemudaran

pada stretch mark nya walaupun tidak banyak akan tetapi proses pemudaran

tersebut berlangsung dalam waktu hampir cukup lama, dan 3 diantaranya

tidak merasakan adanya proses pemudaran tersebut.

2. Rerata pemudaran stretch mark menggunakan Olive Oil dan Ektrak

Kulit Pisang Kepok

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rerata pemudaran

stretch mark pada ibu nifas menggunakan Olive Oil dan Ektrak Kulit Pisang

Kepok adalah 1.0 dengan standar deviasi .00000.

Olive Oil dan ektrak Kulit Pisang Kepok mempunyai kelebihan, yaitu

kandungan dalam olive oil yaitu asam oleat fenolat, sterol, tokoferol dan
flavonoid untuk mencerahkan kulit (Pratami,2014). Secara umum, buah

pisang banyak sekali manfaatnya. Selain buahnya, bagian tanaman pisang

yang lain dapat pula dimanfaatkan seperti kulitnya. Kulit pisang mengandung

vitamin B6, karbohidrat, fosfor, protein, vitamin C, kalium, dan beberapa zat

metabolik lainnya yang berguna untuk kesehatan tubuh dan kecantikan

(Indah SY dan Bagus Supriyanto, 2013). Kulit pisang mengandung

flavonoid, tannin, steroid dan saponin. Flavonoid dipercaya sebagai salah

satu komponen penting dalam proses penyembuhan luka. Tanin memiliki

kemampuan sbagai anti mikroba serta dapat meningkatkan epitelisasi, proses

pnyembuhan luka oleh tannin juga brkaitan dengan proses terbentuknya

kolagen sehingga mempercepat penyembuhan luka (Atun, 2007).

Penelitian ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan (Anis

Shofiani, 2015). Menyatakan bahwa dengan pengaruh pemberian masker

kulit pisang terhadap kulit kering, menunjukkan bahwa dari 10 responden

terdapat pengaruh elastisitas kulit dan melembabkan kulit.

Penelitian ini juga sebanding dengan penelitian yang dilakukan

(Hasniar, 2018). Menyatakan bahwa dengan pengaruh pemberian ekstrak

etanol kulit pisang kepok dapat menurunkan dan menyembuhkan luka sayat

pada kelinci, dan menunjukkan efek penyembuhan luka sayat yang paling

efektif.

Menurut asumsi peneliti, penggunaan Olive Oil dengan tambahan

ektrak kulit pisang kepok untuk pemudaran stretch mark pada ibu nifas
cukup baik. Dimana karena selain harga nya terjangkau dan kebanyakan

orang sudah mengetahui manfaat dari olive oil yang bagus untuk

mecerahkan serta melembapkan kulit dan kandungan yang terdapat di dalam

ekstrak kulit pisang kepok pun juga ada salah satu nya yang bagus untuk

kulit. Disini yang digunakan adalah ekstrak dari kulit pisang kepok bukan

langsung kulit pisang nya yang di berikan karena, selain memudahkan ibu

dalam pemakaian, tidak repot ,dapat di berikan dengan mudah dan kapan

saja serta ingin mejadikan salah satu penemuan terbaru dari peneliti. Ini

dibuktikan kepada 10 responden, diantara 10 responden tidak ada satupun

yang tidak memudar dan tidak ada satupun yang mengalami alergi.
B. Analisis Bivariat

Perbedaan waktu pemudaran stretch mark dengan menggunakan Olive Oil

dan ektrak kulit pisang kepok pada ibu nifas diwilayah kerja puskesmas

Tigo Baleh kota Bukittinggi tahun 2019.

Bedasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa rerata pemudaran

stretch mark pada 10 responden yang dipakaikan Olive Oil adalah 2.3

.Sedangkan rerata pemudaran stretch mark pada 10 responden yang

dipakaikan Olive Oil dan Ektrak kulit pisang kepok adalah 1,0 . berdasarkan

uji statistic, diperoleh nilai signifikansi .000 < 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada perbedaan waktu pemudaran stretch mark

menggunakan Olive Oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok di wilayah kerja

puskesmas Tigo Baleh kota Bukittinggi tahun 2019.

Olive Oil merupakan produk yang didapatkan dari ekstrasi mekanik

buah Olea europeae L. yang mengandung 70%-80% asam lemak, efeknya

terhadap kulit yaitu meningkatkan penyerapan zat yang dibawa (tokoferol dan

sterol). Komponen minor lain yang ada didalam olive oil adalah hidrokarbon,

seperti squalene (komponen utama zat pelican dan penghalus) dan karoten.

Olive oil juga mengandung tokoferol sebesar 10,6% yang bermanfaat menjaga

elastisitas kulit, fatty alcohol, waxes, pigmen (klorofil dan karotenoid), dan

sterol yang berfungsi menjaga kelenturan kolagen.(Pratami dkk,2015)


Penelitian yang dilakukan (Anis Shofiani, 2015). Menyatakan

bahwa dengan pengaruh pemberian masker kulit pisang terhadap kulit

kering, menunjukkan bahwa dari 10 responden terdapat pengaruh elastisitas

kulit dan melembabkan kulit. Penelitian yang dilakukan (Hasniar, 2018).

Menyatakan bahwa dengan pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit pisang

kepok dapat menurunkan dan menyembuhkan luka sayat pada kelinci, dan

menunjukkan efek penyembuhan luka sayat yang paling efektif hingga 100%

penyembuhan luka.

Menurut asumsi peneliti, ada perbedaan waktu pemudaran stretch

mark menggunakan Olive Oil dan ektrak Kulit Pisang Kepok ini disebabkan

dengan hasil olah statistic yang didapatkan nilai lebih kecil dari 0.05 dan

selain itu diperoleh nilai rerata perbedaan waktu pemudaran stretch mark

hasil yang menggunakan Olive Oil lebih besar dibandingkan hasil yang

menggunakan Ektrak Kulit Pisang Kepok dan hasil observasi dari 10 pasien

yang menggunakan Olive Oil 3 diantaranya tidak memudar dan pasien yang

menggunakan Olive Oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok tidak ditemukan

satupun pasien yang tidak memudar. Dan pada saat observasi 30 hari yang

menggunakan Olive Oil 5 pasien mengalami pemudaran di hari ke-20,

sedangkan 4 pasien yang menggunakan Olive Oil dan Ektrak Kulit Pisang

Kepok memudar di hari ke 13. Penggunaan Olive Oil dan Ektrak Kulit

Pisang Kepok juga mempunyai penyerapan yang bagus, Hal ini di lihat dari

karakteristik responden yang mana apabila umur responden masuk kedalam


umur yang tidak beresiko maka disitu elastisitas kulit masih bagus sehingga

bisa menyebabkan pemudaran stretch mark. Sehingga Olive Oil dan Ektrak

Kulit Pisang Kepok bisa digunakan untuk pemudaran stretch mark pada ibu

nifas dan dapat meminimalisir guratan stretch mark untuk penerapan asuhan

sayang ibu yang lebih baik lagi.


BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rata-rata pemudaran stretch mark menggunakan Olive Oil adalah 2,3

dengan standar deviasi .48305.

2. Rata-rata pemudaran stretch mark menggunakan Olive Oil dan Ekstrak

Kulit Pisang Kepok adalah 1,0 dengan standar deviasi 0.0000.

3. Hasil uji statistik didapatkan nilai signifikansi .000 < 0.05 sehingga

dapat disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata pemudaran stretch

mark menggunakan Olive Oil dan ektrak Kulit Pisang Kepok di

wilayah kerja puskesmas Tigo Baleh kota Bukittinggi tahun 2019.

B. Saran

1. Bagi tempat penelitian

Ibu nifas di wilayah kerja puskesmas Tigo Baleh kota Bukittinggi

menggunakan Olive Oil dan ektrak kulit pisang kepok untuk stretch

mark agar memudar.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Agar dapat mengembangkan penelitian lainnya terhadap pengunaan

Olive Oil dan ektrak kulit pisang kepok. Untuk mengaplikasikan mata

kuliah Asuhan Kebidanan Nifas, Komunitas, dan Metedologi

Penelitian.
3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi bahan bacaan dan kepustakaan bagi mahasiswa STIKes

Fort De Kock dalam pemudaran stretch mark.

4. Responden

Dapat membantu mengatasi permasalahan yang terjadi pada ibu nifas

yaitu stretch mark, sehingga ibu tersebut dapat merasakan manfaat,

perubahan atau pun terjadinya pemudaran pada stretch mark yang

dialami ibu nifas.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,E,R,Diah,W.2010.Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:Nuha Medika


Aprillia Y. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, Dan Aman Saat Hamil & Melahirkan.
Jakarta: Gagas Media; 2010.
Arifin, Bambang Syamsul, 2015.
Psikologi Sosial. Bandung: CV Pustaka Setia

Astri Yulia Sari Lubis, Syarief T, Melyana n W, Suhartono, 2015


Efektifitas peberian Olive Oil dan Virgin Coconut Oil (VCO) Topikal, jurnal
riset kesehatan

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar asuhan Kebidanan Nifas normal. Jakata: EGC.

Depkes RI, 2010,


Analisis Obat Tradisional. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Elvariny A. (2011). Seluk Beluk Stretch Mark, Pencegahan dan Penanganannya.


Yogyakarta: Aqwam Medika.

Ersoy E, Ersoy AO, Yasar Celik E, Tokmak A, Ozler S, Tasci Y. 2016. Is It Possible
To Prevent Striae Gravidarum. Jurnal of the Chinese Medical Association.
Vol. 79 No. 5 May 2016
Fakhiroh,D.(2017) Penggunaan Minyak Zaitun Untuk Mengurangi Striae Gravidarum
Pada Ibu Hamil Trimester II
Farer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Fatmasari Alif Eka.(2014) Penanganan Pada Kulit Ibu Pasca Melahirkan Akibat
Stretch Mark
Hernia Libel Octa Carin(2017) Uji Efektifitas Antioksidan Ekstrak Daun Zaitun
(Olea Europaea L) Menggunakan Pelarut Etanol Dengan Metode DPPH
http://www.wajibbaca.com/2015/11/6-bahaya-dari-minyak-zaitun-jika-salah.html (di
akses pada tanggal 2 Februari 2019)

Irianto, Koes., (2010), Sukse beragrobisnis Pisang, Cokelat, Manggis, Melon dan
Erbis Unggul Indonesia, PT. Puri Delco, Bandung

Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:ANDI


Janiwarty, Bethsaida & Pieter, Herry Zan. 2013. Pendidikan Psikologi Untuk Bidan
Suatu Teori Dan Terapannya. Yogyakarta: Rapha Publishing.

Kamila Nihayatul (2016).Efek Pmberian Ekstrak Daun Zaitun (Olea Europaea L)


Sebagai Terapi Asma Terhadap Hepar Mencit BACB/c

K,Icesmi Sukarni, Margareth ZH.2013.Kehamilan, Persalinan dan Nifas.Yogyakarta:


Nuha Medika
Lubis, Thaufik, Widyawati, dan Suhartono. (2015). The Effectiveness of Olive Oil
and Virgin Coconut Oil (VCO) Topical tp Prevent of Striae Gravidarum in The
Second Trimester of Pregnancy. Jurnal Riset Kesehatan Vol.4 No.2

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta


. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika

Orey Cal, 2007


Khasiat Minyak Zaitu Resep Umur Panjang ala Mediterania Jakarta, Hikmah
Pandaleke, Kapantow 2015

Mikrodermabrasi. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi

Saifuddin AB. 2009. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: EGC.

Sharon A, Salter M, Alexa B, Kimball M. 2006. Striae Gravidarum. Clinic in


Dermatology.

Sinta,F.(2018) Keistimewaan Minyak Zaitun Dalam Pengobatan (Analisis Hadis


Sunan Ibnu Majah). No Indeks 3320.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Taavoni S, Soltanipour F, Haghani H, Ansarian H, Kheikhan MM. (2011). Effect of
olive oil on striae gravidarum in the second trimester of pregnancy.
Complement Ther Clin Pract

Varney Helen (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.Jakarta:EGC


Young G, Jewell D. (2010). Creams for preventing stretch mark in pregnancy.
Cochrane Database of Systematic Reviews.
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:

Yth Ibu Calon Responden

Di-

Tempat

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangah dibawah ini :

Nama : Windi Oktafiani

Nim : 1815301189

Dengan ini mohon bantuan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian
yang berjudul “Perbedaan waktu pemudaran Stretch Mark menggunakan Olive
Oil dan ektra kulit pisang kepok Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tigo Baleh Kota Bukittingi Tahun 2019”. Penelitian ini tidak akan berdampak
buruk pada Ibu dan informasi yang diberikan akan dirahasiakan serta hanya
digunakan untuk penelitian saja. Apabila Ibu menyetujui, maka saya mohon untuk
menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan
kesediaan Bapak/Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Bukittinggi, 2019

Peneliti

WINDI OKTAFIANI
Lampiran 2

FORMAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORM CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi menjadi respondenpenelitian yang

dilakukan oleh Mahasiswa STIKes Fort De Kock Bukittinggi dengan Judul

“Perbedaan waktu pemudaran Stretch Mark menggunakan Olive Oil dan ektra

kulit pisang kepok Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota

Bukittingi Tahun 2019.”.Tanda tangan ini menunjukkan bahwa saya bersedia untuk

memberikan informasi dan memutuskan berpartisipasi dalam kegiatan penelitian ini.

Bukittinggi, 2019

Yang membuat pernyataan

Responden

( )
PROSEDUR PELAKSANAAN DENGAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP) PEMBERIAN OLIVE OIL TERHADAP STRETCH MARK PADA IBU
NIFAS

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN STIKes FORT DE KOCK

Pengertian : Pemberian Olive Oil pada perut ibu nifas yang mempunyai
stretch mark

Tujuan : Untuk memudarkan stretch mark pada ibu nifas

Peralatan : Olive Oil

Prosedur : 1. Memperkenalkan diri dan meminta persetujuan


responden
2. Menjelaskan maksud, tujuan dan cara dilakukannya
pemberian olive oil terhadap stretch mark pada ibu
nifas.
3. Mengkaji derajat stretch mark sebelum dilakukan
intervensi dengan melihat warna
4. Persiapan sebelum plaksanaan :
a. Persiapan ruangan
 Ruangan yang nyaman
 Menjaga privasi pasien
b. Persiapan ibu
 Minta ibu untuk membersihkan daerah
perut dengan air bersih dan di lap kering
5. Langkah-langkah pemberian olesan olive oil :
a. Mencari posisi yang paling dan aman bagi ibu
dan menjaga privasi ibu
b. Menganjurkan ibu untuk membuka pakaian
khususnya pada area perut ibu
c. Menganjurkan ibu untuk memberikan terlebih
dahulu area perut dengan menggunakan air
d. Setelah diberishkan kemudian lap dengan kain
bersih hingga kering
e. Siapkan olive oil
f. Oleskan olive oil ke bagian perut ibu sebanyak 3
tetes hingga merata ke seluruh area stretch mark
g. Setelah dioleskan secara merata tunggu selama 2
menit sampai olive oil meresap kedalam kulit.
h. Pakaikan kembali pakaian ibu.
i. Ingatkan ibu untuk mengulang treatment sesuai
dengan jadwal yaitu 3 kali sehari
PROSEDUR PELAKSANAAN DENGAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP) PEMBERIAN OLIVE OIL DAN EKTRAK KULIT PISANG KEPOK
TERHADAP STRETCH MARK PADA IBU NIFAS

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN STIKes FORT DE KOCK

Pengertian : Pemberian Olive Oil Ektrak Kulit Pisang Kepok pada perut ibu
nifas yang mempunyai stretch mark

Tujuan : Untuk memudarkan stretch mark pada ibu nifas

Peralatan : Olive Oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok

Prosedur : 6. Memperkenalkan diri dan meminta persetujuan


responden
7. Menjelaskan maksud, tujuan dan cara dilakukannya
pemberian olive oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok
terhadap stretch mark pada ibu nifas.
8. Mengkaji derajat stretch mark sebelum dilakukan
intervensi dengan melihat warna
9. Persiapan sebelum pelaksanaan :
c. Persiapan ruangan
 Ruangan yang nyaman
 Menjaga privasi pasien
d. Persiapan ibu
 Minta ibu untuk membersihkan daerah
perut dengan air bersih dan di lap kering
10. Langkah-langkah pemberian olesan olive oil dan
Ektrak Kulit Pisang Kepok:
j. Mencari posisi yang paling dan aman bagi ibu
dan menjaga privasi ibu
k. Menganjurkan ibu untuk membuka pakaian
khususnya pada area perut ibu
l. Menganjurkan ibu untuk membersihkan terlebih
dahulu area perut dengan menggunakan air
m. Setelah diberishkan kemudian lap dengan kain
bersih hingga kering
n. Siapkan olive oil dan Ektrak Kulit Pisang Kepok
o. Oleskan olive oil ke bagian perut ibu sebanyak 3
tetes hingga merata ke seluruh area stretch mark
p. Setelah dioleskan secara merata tunggu selama 2
menit sampai olive oil meresap kedalam kulit.
q. Lalu bila Olive Oil telah meresap campurkan
ektrak kulit pisang kepok 3 tetes pada perut dan
diamkan selama 2 menit.
r. Pakaikan kembali pakaian ibu.
s. Ingatkan ibu untuk mengulang treatment sesuai
dengan jadwal yaitu 3 kali sehari
Explore
DESCRIPTIVES VARIABLES=hasilpemudaranstretchmark perlakuan
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

[DataSet0] E:\spss betul.sav

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perlakuan 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%
hasil pemudaran stretch mark 20 100.0% 0 .0% 20 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error


Perlakuan Mean 1.5000 .11471
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.2599
Mean
Upper Bound 1.7401
5% Trimmed Mean 1.5000
Median 1.5000
Variance .263
Std. Deviation .51299
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Range 1.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .000 .512
Kurtosis -2.235 .992
hasil pemudaran stretch mark Mean 1.8000 .20000
95% Confidence Interval for Lower Bound 1.3814
Mean
Upper Bound 2.2186
5% Trimmed Mean 1.7778
Median 1.5000
Variance .800
Std. Deviation .89443
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Range 2.00
Interquartile Range 2.00
Skewness .432 .512
Kurtosis -1.672 .992

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Perlakuan .335 20 .000 .641 20 .000
hasil pemudaran stretch mark .314 20 .000 .739 20 .000
a. Lilliefors Significance Correction

GET
FILE='E:\KTI D4 kebidanan\spss betul skripsi\data descriptiv betul.sav'.
DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT.
DESCRIPTIVES VARIABLES=hasiloliveoil hasiloliveoildanekstrak

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives
[DataSet1] E:\KTI D4 kebidanan\spss betul skripsi\data descriptiv betul.sav

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


hasil olive oil 10 2.00 3.00 2.3000 .48305
hasil olive oil dan ekstrak pisang
10 1.00 1.00 1.0000 .00000
kepok
Valid N (listwise) 10

NPAR TESTS
/M-W= hasilpemudaranstretchmark BY perlakuan(1 2)
/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests
[DataSet0]

Mann-Whitney Test

Ranks

perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks


hasil pemudaran stretch mark olive oil 10 15.50 155.00
olive oil dan ekstrak kulit pisang
10 5.50 55.00
kepok
Total 20

b
Test Statistics
hasil pemudaran
stretch mark
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 55.000
Z -4.147
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: perlakuan
Penggunaan Olive Oil

Hari ke-7

Hari ke-21

Hari ke-30
Penggunaan Olive Oil dan Ekstra Kulit Pisang Kepok

Hari ke-7

Hari ke-21

Hari ke-30

You might also like