You are on page 1of 10

Jurnal Litbang Vol. X, No.

2 Desember 2014: 133-142

PERANAN SARANA PELAYANAN KESEHATAN DALAM PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF : STUDI PADA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KECAMATAN PATI

THE ROLE OF HEALTH CARE FACILITIES IN EXCLUSIVE


BREASTFEEDING : STUDY ON CIVIL SERVANTS IN PATI SUBDISTRICT

Aeda Ernawati
Kantor Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Pati
Email: aeda.ernawati@yahoo.com

Naskah Masuk : 19 September 2014 Naskah Revisi : 2 Oktober 2014 Naskah Diterima : 16 Oktober 2014

ABSTRACT
Regulation of Pati Regency No. 54, 2012 includes the obligation for health facilities to support the
increase of breastfeeding. The purpose of this study was to illustrate the role of health facilities to
support breastfeeding among mothers who work as civil servant in Pati Regency. This research
used qualitative approach. Subjects were chosen using snowball sampling. Data were analyzed
descriptively. The results show that some informants failed to give exclusive breastfeeding for 6
months to their child. It caused they gave infant formulas to their baby during first six months. Not
all health facilities have implemented 10 steps of exclusive breastfeeding, such as: (1) socialization
of the exclusive breastfeeding necessity toward pregnant mothers; (2) Guidance for delivery mother
to do first breastfeeding initiative; (3) Avoidance for feeding infant, except with breastfeeding; (4)
Conducting rooming in. The efforts are needed to increase exclusive breastfeeding among civil
servants in Pati Regency by providing support for health facilities to run 10 steps to succesful
breastfeeding and preventing infant formula promotion.
Keywords: exclusive breastfeeding, civil servants, health care facilities

ABSTRAK
Perbup Pati No. 54 Tahun 2012 berisi antara lain kewajiban instansi pelayanan kesehatan dalam
upaya peningkatan pemberian ASI. Tujuan penelitian untuk menggambarkan peranan dukungan
sarana pelayanan kesehatanan dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu yang bekerja sebagai PNS
Pemerintah Kabupaten Pati. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan subjek
penelitian menggunakan teknik snowball sampling. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil
penelitian menunjukkan belum semua informan berhasil memberikan ASI eksklusif pada anaknya.
Penyebab kegagalan pemberian ASI eksklusif karena bayi diberi susu formula pada saat bayi baru
lahir atau diberi susu formula sebelum usia 6 bulan. Belum semua sarana pelayanan kesehatan
melaksanakan 10 langkah menyusui eksklusif. Diantara langkah yang belum dilakukan adalah: 1)
Sosialisasi pentingnya ASI eksklusif kepada semua ibu hamil; 2) Membantu pelaksanaan inisiasi
menyusui dini pada ibu yang melahirkan 3) Tidak memberikan makanan dan minuman apapun
selain ASI pada bayi baru lahir; 4) Melakukan rawat gabung. Perlu upaya untuk meningkatkan
pemberian ASI eksklusif di kalangan Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Pati melalui peningkatan
dukungan sarana pelayanan kesehatan dengan melaksanakan semua langkah dari 10 langkah
menuju keberhasilan menyusui serta tidak mempromosikan susu formula baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kata kunci : ASI eksklusif, pegawai negeri sipil, sarana pelayanan kesehatan
133
Peranan Sarana Pelayanan……. Aeda E.

PENDAHULUAN Diantara penyebab masih


rendahnya penggunaan ASI di Indonesia
Salah satu hak bayi yang dijamin
menurut Dirjen Gizi dan KIA
oleh Undang-Undang No. 39 Tahun 2009
tentang kesehatan adalah mendapatkan Departemen Kesehatan adalah jajaran
Air Susu Ibu secara eksklusif (ASI kesehatan yang belum sepenuhnya
eksklusif). ASI eksklusif menurut mendukung Peningkatan Pemberian ASI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP-ASI). Masalah ini diperparah dengan
No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian gencarnya promosi susu formula dan
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kurangnya dukungan dari masyarakat,
pada bayi sejak dilahirkan selama enam termasuk institusi yang memperkerjakan
(6) bulan, tanpa menambahkan dan/ perempuan yang belum memberikan
mengganti dengan makanan atau
tempat dan kesempatan bagi ibu
minuman lain.
Pemberian ASI eksklusif pada bayi menyusui di tempat kerja (Depkes RI,
banyak memberikan manfaat bagi bayi 2011).
dan ibunya (Roesli, 2005). Manfaat ASI Upaya untuk mendorong
bagi bayi antara lain sebagai makanan pemberian ASI eksklusif, Pemerintah
terbaik karena mengandung semua zat Kabupaten Pati menerbitkan Peraturan
gizi yang dibutuhkan bayi, meningkatkan Bupati Pati No. 54 tahun 2012 tentang
daya tahan tubuh, meningkatkan Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif.
kecerdasan, dan meningkatkan jalinan
Peraturan tersebut mengharuskan sarana
kasih sayang antara ibu dan anak.
Manfaat bagi ibu antara lain mengurangi pelayanan kesehatan mendukung
pendarahan setelah kelahiran, keberhasilan program pemberian ASI
mengurangi terjadinya anemia, eksklusif. Ada dua hal penting yang
menjarangkan kehamilan dan harus dilakukan sarana pelayanan
mengecilkan rahim. Oleh karena itu, kesehatan dalam mendukung
Keputusan Kementerian Kesehatan keberhasilan program pemberian ASI
Republik Indonesia eksklusif, yaitu: pertama, sarana
No.1457/MENKES/SK/X/2003 tentang pelayanan kesehatan harus menerapkan
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
semua dari 10 (sepuluh) Langkah
bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
menyebutkan target cakupan pemberian Menuju Keberhasilan Menyusui
ASI eksklusif minimal sebesar 80% dari (LMKM). Kedua, sarana pelayanan
bayi yang dilahirkan. kesehatan tidak memberikan dan
Hasil cakupan ASI eksklusif di mempromosikan susu formula pada bayi
Indonesia belum mencapi target. baru lahir.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Selain itu pasal 5 Peraturan Bupati
profil kesehatan tahun 2012, cakupan Pati No. 54 Tahun 2012 menyebutkan
pemberian ASI eksklusif secara nasional
bahwa setiap Satuan Kerja Perangkat
sebesar 48,62%. Cakupan ASI eksklusif
Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 hanya Daerah (SKPD) harus menyediakan
25,6% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, ruang laktasi. Adanya peraturan tersebut
2012). Adapun cakupan pemberian ASI memberikan peluang bagi ibu yang
eksklusif di Kabupaten Pati tahun 2012 bekerja sebagai Pegawai negeri sipil
baru mencapai 62,45% (Dinkes (PNS) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Pati, 2013). Kabupaten Pati untuk memberikan ASI

134
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 133-142

eksklusif kepada bayinya dengan putih, serta tanpa tambahan makanan


dukungan sarana pelayanan kesehatan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit,
mengingat PNS juga mendapat jaminan bubur nasi dan nasi tim. Pemberian ASI
kesehatan dari pemerintah selaku secara eksklusif dianjurkan selama 6
bulan sejak dilahirkan (Roesli, 2005).
pemberi pekerjaan (UU RI No 24 Tahun
Suradi dan Tobing (2004)
2011).
Widiyani (2013) menyebutkan mengemukakan dasar pemberian ASI
perempuan dari kalangan pemerintah eksklusif sampai usia enam bulan adalah
berpeluang lebih besar memberikan ASI : (a) ASI mengandung zat gizi yang ideal
Eksklusif kepada bayinya karena jam dan mencukupi untuk menjamin tumbuh
kerja yang fleksibel dibandingkan dengan kembang bayi sampai umur 6 bulan. Bayi
pekerja pabrik yang mempunyai waktu yang mendapat makanan lain, misalnya
istirahat terbatas yaitu hanya satu jam, nasi lumat atau pisang hanya akan
padahal waktu yang digunakan untuk mendapat banyak karbohidrat, sehingga
memerah ASI kira-kira 40 sampai 60 zat gizi yang masuk tidak seimbang.
menit. Kondisi ini menyebabkan ibu
Terlalu banyak karbohidrat menyebabkan
yang bekerja sebagai PNS mempunyai
kesempatan 50% lebih besar dari ibu anak lebih mudah menderita kegemukan
yang bekerja di pabrik untuk dengan segala akibatnya; (b) bayi
memberikan ASI pada bayinya. dibawah usia enam bulan belum
Tujuan Penelitian ini untuk mempunyai enzim pencernaan yang
menggambarkan peranan dukungan sempurna, sehingga belum mampu
sarana pelayanan kesehatan dalam mencerna makanan dengan baik. ASI
pemberian ASI eksklusif pada ibu yang mengandung beberapa enzim yang
bekerja sebagai PNS Pemerintah memudahkan pencernaan makanan; (c)
Kabupaten Pati di Kota Pati.
ginjal bayi yang masih muda belum
TINJAUAN PUSTAKA mampu bekerja dengan baik. Makanan
tambahan termasuk susu sapi biasanya
Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
mengandung banyak mineral yang dapat
Air Susu Ibu yang selanjutnya memberatkan fungsi ginjal yang belum
disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi sempurna pada bayi; (d) makanan
kelenjar payudara ibu. ASI adalah tambahan mungkin mengandung zat
makanan terbaik untuk bayi. Tidak ada
tambahan yang berbahaya bagi bayi,
satupun makanan lain yang dapat
menggantikan ASI. Untuk mendapatkan misalnya zat pewarna dan zat pengawet;
maksimal harus segera diberikan (e) makanan tambahan bagi bayi usia
sesegera mungkin setelah dilahirkan muda (kurang dari 6 bulan) mungkin
yaitu dalam waktu 30 menit setelah lahir menimbulkan alergi.
karena daya isap bayi saat itu paling kuat
Dukungan Sarana Pelayanan
untuk merangsang produksi ASI
Kesehatan dalam Pemberian ASI
selanjutnya (Soetjiningsih, 1997).
Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat
pemberian ASI secara eksklusif adalah Peraturan Bupati Pati No 54
bayi hanya diberi ASI saja tanpa tahun 2012 tentang Peningkatan
tambahan cairan lain seperti susu Pemberian ASI Eksklusif mengharuskan
formula, jeruk, madu, air teh dan air semua sarana pelayanan kesehatan

135
Peranan Sarana Pelayanan……. Aeda E.

mendukung keberhasilan program mempertahankan menyusui meski


pemberian ASI eksklusif. Bentuk ibu dipisah dari bayi atas indikasi
dukungan berupa penerapan semua medis.
langkah dari 10 (sepuluh) Langkah 6. Tidak memberikan makanan atau
Menuju Keberhasilan Menyusui minuman apapun selain ASI kepada
(LMKM) dan tidak memberikan atau bayi baru lahir.
mempromosikan susu formula pada bayi 7. Melaksanakan rawat gabung dengan
baru lahir. Sarana pelayanan kesehatan mengupayakan ibu bersama bayi 24
menurut Peraturan Bupati Pati No. 54 jam sehari.
Tahun 2012 adalah institusi kesehatan 8. Membantu ibu menyusui semau bayi,
baik negeri maupun swasta yang tanpa pembatasan terhadap lama dan
memberikan pelayanan kesehatan perupa frekuensi menyusui.
pertolongan persalinan, 9. Tidak memberikan dot atau empeng
pemberianpengobatan, penyelenggaraan kepada bayi yang diberi ASI
rawat inap, serta pelayanan keehatan ibu 10. Mengupayakan terbentuknya
dan anak meliputi Pondok Bersalin Desa, Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
Poliklinik Kesehatan Desa, Puskesmas dan rujuk ibu kepada kelompok
Pembantu, Puskesmas, Rumah Sakit tersebut ketika pulang dari rumah
Bersalin, Balai pengobatan, Rumah sakit/rumah bersalin/fasilitas pelayan
Sakit, laboratorium klinik. kesehatan.
Sepuluh Langkah Menuju Adapun larangan mempromosikan
Keberhasilan Menyusui yang tercantum susu formula baik secara langsung
dalam Peraturan Bupati Pati No. 54 maupun tidak langsung diatur dalam
Tahun 2012 pasal 4 ayat 2 yaitu : Peraturan Bupati Pati No. 54 Tahun 2012
pasal 4 ayat 3. Sarana pelayanan
1. Sarana pelayanan kesehatan
kesehatan tingkat daerah dilarang
mempunyai kebijakan Peningkatan
Air Susu Ibu (PP-ASI) tertulis yang mempromosikan susu formula dengan
secara rutin dikomunikasikan kepada cara memasang iklan produk formula
semua petugas kesehatan. dan/atau mendisplay sampel produk susu
2. Melakukan pelatihan bagi petugas formula, maupun secara tidak langsung
kesehatan dalam hal pengetahuan dengan membekali ibu bersalin dengan
dan keterampilan untuk menerapkan produk susu formula tertentu, serta tidak
kebijaksanaan tersebut. menerima sponsorship dalam bentuk
3. Menjelaskan kepada semua ibu hamil apapun.
tentang manfaat menyusui dan
penatalaksanaannya dimulai sejak METODE PENELITIAN
kehamilan, masa bayi lahir sampai
anak umur 2 (dua) tahun termasuk Jenis metode yang digunakan
cara mengatasi kesulitan menyusui. dalam penelitian ini adalah metode
4. Membantu ibu mulai menyusui kualitatif (Idrus, 2009). Penelitian ini
bayinya dalam 30 menit setelah difokuskan pada peranan sarana
melahirkan, yang dilakukan di ruang pelayanan kesehatan dalam pemberian
bersalin. Apabila ibu mendapatkan ASI eksklusif khususnya pada Pegawai
operasi caesar, bayi disusui setelah Negeri Sipil (PNS). Penelitian
30 menit ibu sadar. dilaksanakan di Kabupaten Pati pada
5. Membantu ibu bagaimana cara bulan Pebruari-Oktober 2014. Teknik
menyusui yang benar dan cara pemilihan informan berdasarkan

136
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 133-142

snowball sampling. Informan kunci HASIL DAN PEMBAHASAN


dalam penelitian ini adalah ibu yang
bekerja sebagai PNS Pemkab Pati dan Karakteristik Informan
mempunyai anak usia 4 sampai 11 bulan. Informan kunci dalam penelitian
Data penelitian mencakup data primer ini adalah ibu yang bekerja sebagai PNS
dan data skunder. Pengumpulan data Pemerintah Kabupaten Pati dan
menggunakan multiteknik meliputi : mempunyai anak usia 4 sampai 11 bulan.
wawancara, observasi lapangan, studi Karakteristik informan dapat dilihat
dokumen. Analisis data secara deskriptif. pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1.
Karakteristik Informan yang Berhasil Memberikan ASI Eksklusif
No. Inisial Umur Pendidikan Usia bayi Paritas
1 An 28 S2 8 2
2 St 29 S1 7 2
3 Ft 30 S1, sedang S2 7 1
Sumber : Pengolahan Data (2014)
Tabel 2.
Karakteristik Informan yang Gagal dalam Memberikan ASI Eksklusif
No. Inisial Umur Pendidikan Usia bayi Paritas
1 Rb 36 D1 11 2
2 Ks 40 S1 8 2
3 El 34 S1 4 3
4 Nn 28 SMA 8 2
5 It 35 S1 6 2
6 Sp 34 SMA 11 1
7 ek 29 S1 7 1
8 Mr 39 S1 9 3
Sumber : Pengolahan Data (2014)
Tabel 1 menunjukkan umur Praktik Pemberian ASI Eksklusif
informan yang memberikan ASI Berdasarkan wawancara, ada
eksklusif semua di bawah 30 tahun. informan yang berhasil memberikan ASI
Pendidikan informan informan S1 dan eksklusif sampai 6 bulan.
S2. Informan sedang menyusui anak
“Alhamdulilah, saya bisa memberikan
kesatu atau kedua. Usia bayi 7 dan 8
ASI eksklusif sampai anak usia 6 bulan.
bulan.
Ini saya masih lanjutkan, rencana
Tabel 2 menunjukkan umur sampai 2 tahun tanpa formula”(
informan yang gagal memberikan ASI Informan An)
eksklusif termuda 28 tahun dan tertua 40
“ Syukur Alhamdulilah, dengan
tahun. Pendidikan informan bervariasi, perjuangan akhirnya saya bisa
ada yang SMA, D1, S1, S2. informan memberikan ASI eksklusif sampai anak
sedang menyusui anak pertama, kedua usia 6 bulan untuk anak kedua saya
atau ketiga. Usia bayi yang disusui ini”(Informan St)
bervariasi, usia bayi termuda usia 4 bulan “iya, Alhamdulilah, saya bisa
dan usia bayi tertua usia 11 bulan. memberikan ASI eksklusif sampai anak

137
Peranan Sarana Pelayanan……. Aeda E.

usia 6 bulan. ini masih terus saya sepenuhnya upaya peningkatan


lanjutkan. Ini masuk bulan ke pemberian ASI eksklusif, karena :
delapan”(Informan Ft)
1. Masih Ada Sarana Pelayanan
Beberapa informan gagal Kesehatan yang Mempromosikan
memberikan ASI eksklusif, sebagaimana Susu Formula
diungkapkan informan KS, Mr, Sp, El,
Berdasarkan wawancara dengan
Rb, Ek.
informan, ada informan mendapatkan
“Sejak lahir di rumah sakit langsung susu formula yang sudah dipaketkan
diberi susu formula karena ASI belum dengan biaya persalinan sehingga
lancar”(Informan Ks, Mr, Sp) meskipun susu formula tidak diberikan
“Diberi ASI saja hanya sampai usia 3 pada bayi tetap harus dibayar.
bulan. Setelah itu dicampur susu formula “ASI belum lancar saat di Rumah Sakit.
karena sudah masuk kerja dan tak Karena sudah berniat ASI eksklusif,
sempat memerah ASI ” (Informan El) saya tidak memberi tambahan apa-apa.
“Sejak usia 4 bulan, saya kasih susu Tapi saya tetap mendapat susu formula
formula karena ASI kurang”(Informan dari RS karena sudah satu paket dengan
Rb) biaya persalinan”(Informan El)
“Sempat dikasih susu formula pada hari Kondisi tersebut merupakan salah
ke-2 sampai ke-4 kelahiran tetapi setelah satu bentuk promosi susu formula secara
itu ASI saja sampai usia 6 tidak langsung. Hal ini bertentangan
bulan”(Informan Ek) dengan Peraturan Bupati Pati No. 15
tahun 2012 yang melarang sarana
Hasil penelitian ini menunjukkan pelayanan kesehatan tingkat daerah
hanya sebagian kecil informan yang mempromosikan susu formula baik
berhasil memberikan ASI eksklusif pada secara langsung dengan memasang
bayinya. Masih ada informan yang tidak poster maupun secara tidak langsung
bisa memberikan ASI eksklusif. dengan membekali ibu bersalin dengan
Berdasarkan wawancara dengan produk susu tertentu.
informan, penyebab gagalnya pemberian
ASI eksklusif karena bayi diberi susu 2. Masih Ada Sarana Pelayanan
formula saat bayi baru lahir atau diberi Kesehatan yang Belum
susu formula sebelum bayi berusia 6 Sepenuhnya Melakukan Sepuluh
bulan. Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui
Dukungan Sarana Pelayanan
Kesehatan Beberapa langkah yang belum
Bentuk dukungan sarana dilakukan oleh sarana pelayanan
pelayanan kesehatan dalam upaya kesehatan adalah:
peningkatan pemberian ASI Eksklusif a) Sosialisasi Pentingnya ASI
berupa pelaksanaan semua langkah dari Eksklusif kepada Semua Ibu Hamil
10 langkah keberhasilan menyusui dan
tidak mempromosikan susu formula baik Berdasarkan wawancara, semua
secara langsung maupun tidak langsung. informan melakukan pemeriksaan
Berdasarkan wawancara dengan kehamilan pada dokter Spesialis
informan, belum semua sarana pelayanan Obstretri dan Ginekologi (SpOG). Selain
kesehatan di Kabupaten Pati mendukung itu, ada beberapa informan yang

138
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 133-142

melakukan pemeriksaan kehamilan ke mencari sendiri areola ibu. IMD


bidan. merupakan faktor yang memungkinkan
“saya periksa ke dokter spesialis ibu memberikan ASI eksklusif sampai
kandungan rutin. Tapi.. ya… tidak bayi berusia 6 bulan. Hasil penelitian Ida
pernah dapat informasi tentang ASI (2012) menunjukkan ibu yang
eksklusif”(Informan It, El, Mr) melakukan IMD berpeluang 2,368 kali
lebih besar memberikan ASI eksklusif
“saya periksa ke spesialis kandungan sampai bayi berusia 6 bulan
rutin. Selain itu ke bidan juga. Saya dibandingkan dengan ibu yang tidak
sedikit tahu tentang ASI esksklusif ya… melakukan IMD.
dari bidan. Kalo dari dokter spesialis
kandungan… tidak dapat”(Informan Ft, c) Tidak Memberikan Makanan dan
An) Minuman Apapun Selain ASI pada
Bayi Baru Lahir
Tetapi hanya sedikit informasi
tentang ASI eksklusif yang didapatkan Beberapa informan mendapatkan
dari petugas kesehatan. Adapun susu formula dari sarana pelayanan
informasi yang didapat seperti batas usia kesehatan saat melahirkan. Bayi baru
bayi diberi ASI saja secara eksklusif, lahir segera diberi susu formula oleh
inisiasi menyusui dini, dan cara-cara agar petugas kesehatan. Ibu bayi hanya
ASI keluar dengan lancar. Informan ditanya merk susu formula untuk
tidak mendapatkan informasi cara bayinya. Pada umumnya alasan diberikan
memberikan ASI ketika ibu bekerja. susu formula karena ASI belum keluar
pada hari pertama sampai hari ketiga
b) Membantu Semua Ibu Melahirkan melahirkan.
untuk Melakukan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) “saat di Rumah Sakit langsung ditanya
mau pakai susu apa”(Informan Sp)
Berdasarkan wawancara, ada
informan yang mendapat pelayanan dari “diberi susu formula saat di RS.
petugas kesehatan untuk melakukan Langsung diberikan tanpa ditanya mau
IMD. ASI eksklusif apa tidak”(Informan Mr)
“Saya mendapat pelayanan IMD” Menurut Suradi dan Tobing (2004)
(informan An) banyak petugas kesehatan yang tidak
tahu bahwa bayi dapat bertahan tanpa
“Setelah lahir, bayi saya langsung diberi makanan sampai tiga hari setelah
ditaruh di dada saya untuk mencari dilahirkan. Biasanya ketika bayi sejak
putting susu sendiri”(Informan Ks, Mr) hari pertama dilahirkan sudah diberi susu
formula, selanjutnya tetap diberi susu
Tetapi, ada juga informan yang formula meskipun ASI sudah keluar
tidak mendapat pelayanan IMD, dengan lancar dan bayi masih berusia
meskipun sudah meminta. kurang dari 6 bulan. Penelitian
“saya tidak mendapat pelayanan Kurniawan (2013) di Rumah Sakit
IMD”(informan It, Ek) Muhammadiyah Lamongan
menunjukkan bahwa faktor pemberian
“Saya tidak mendapat pelayanan IMD.
susu formula selama perawatan
Padahal sudah meminta” (Informan St)
postpartum di instansi pelayanan
IMD adalah pemberian ASI yang kesehatan menunjukkan hubungan
dilakukan seketika setelah bayi lahir negatif dengan keberhasilan ibu
dengan bayi diletakkan di dada ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Pemberian
139
Peranan Sarana Pelayanan……. Aeda E.

susu formula akan mempengaruhi merupakan rumah sakit di Kabupaten


produksi air susu ibu dan kemampuan Pati yang banyak menjadi pilihan
bayi menyusu selanjutnya. masyarakat di Kabupaten Pati. Informasi
dari RSUD SAA Soewondo menyatakan
d) Melakukan Rawat Gabung
bahwa rumah sakit sudah menerapkan 10
Berdasarkan wawancara dengan langkah menuju keberhasilan menyusui.
informan, ternyata belum semua rumah Ketika masih ada ibu menyusui belum
sakit memberikan pelayanan rawat mendapat pelayanan salah satu langkah
gabung pada semua ibu melahirkan. dari 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui maka pengawasan yang perlu
“Saya rawat gabung dengan bayi saya.
ditingkatkan. Sedangkan dari RS. KSH
Sebelumnya saya memang mencari info
menyatakan setelah ada pegawai yang
di beberapa rumah sakit. Dan saya
mengikuti pelatihan konselor ASI yang
memilih RS yang sudah memberikan
diadakan oleh Dinas Kesehatan
rawat gabung”(Informan St)
Kabupaten Pati pada pertengahan tahun
“ Saya dapat rawat gabung dengan bayi 2014, beberapa langkah dari 10
saya karena saya meminta”(Informan keberhasilan menyusui dapat diterapkan
El) seperti tidak memberikan makanan pada
“Tidak satu ruangan dengan bayi. bayi baru lahir sampai 2 x 24 jam.
Katanya yang bisa rawat gabung hanya
di ruang VIP”(Informan Ks, Pj) KESIMPULAN DAN SARAN
Tidak semua informan mendapat Kesimpulan
pelayanan rawat gabung. Rawat gabung
Belum semua informan berhasil
adalah salah satu cara perawatan dimana
ibu dan bayi baru dilahirkan tidak memberikan ASI eksklusif pada
dipisahkan, melainkan ditempatkan anaknya. Penyebab kegagalan pemberian
dalam sebuah ruangan selama 24 jam ASI eksklusif karena bayi diberi susu
penuh dalam seharinya. Salah satu tujuan formula pada saat bayi baru lahir atau
rawat gabung adalah agar ibu dapat diberi susu formula sebelum usia 6
menyusui bayinya sedini mungkin (Nur, bulan. Belum semua sarana pelayanan
2007). Ada rumah sakit yang kesehatan melaksanakan 10 langkah
menyediakan perawatan rawat gabung menyusui eksklusif. Diantara langkah
hanya di ruang VIP. Selain itu, ada yang belum dilakukan adalah: 1)
informan yang mendapat rawat gabung sosialisasi pentingnya ASI eksklusif
karena permintaan informan. kepada semua ibu hamil; 2) membantu
Hasil penelitian menunjukkan semua ibu melahirkan untuk melakukan
informan yang berhasil memberikan ASI Inisiasi Menyusui Dini (IMD); 3)
eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan petugas kesehatan tidak memberikan
mendapatkan dukungan dari sarana makanan dan minuman apapun selain
pelayanan kesehatan yang lebih memadai ASI pada bayi baru lahir; 4) melakukan
dibandingkan ibu yang gagal rawat gabung. Dukungan yang memadai
memberikan ASI eksklusif. Bentuk dari sarana pelayanan kesehatan
dukungan berupa pelayanan IMD, rawat menunjang keberhasilan pemberian ASI
gabung dan tidak memberikan makanan eksklusif.
dan minuman selain ASI pada bayi baru
lahir. Saran
RSUD SAA Soewondo dan RS. Perlu upaya untuk meningkatkan
Keluarga Sehat Hospital (KSH) pemberian ASI eksklusif khususnya di
140
Jurnal Litbang Vol. X, No. 2 Desember 2014: 133-142

kalangan PNS Kabupaten Pati melalui Magister Kesehatan Masyarakat.


peningkatan dukungan sarana pelayanan Jakarta : Universitas Indonesia.
kesehatan dengan tidak mempromosikan Idrus, M. 2009. Metode Penelitian Sosial
susu formula baik secara langsung Pendekatan Kualitatif dan
maupun tidak langsung dan Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
melaksanakan semua langkah dari 10
langkah keberhasilan menyusui terutama; Kementerian Kesehatan Republik
1). sosialisasi kepada semua ibu hamil Indonesia. 2013. Profil Kesehatan
tentang manfaat menyusui dan Indonesia Tahun 2012. Jakarta.
penatalaksanaannya dimulai sejak Keputusan Menteri Kesehatan Republik
kehamilan, masa bayi lahir sampai anak Indonesia Nomor
umur 2 (dua) tahun termasuk cara 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang
mengatasi kesulitan menyusui; 2). Standar Pelayanan Minimal
membantu semua ibu melahirkan untuk Bidang Kesehatan di Kabupaten
melakukan Inisiasi Menyusui Dini Kota.
(IMD); 3) petugas kesehatan tidak
Kurniawan, B. 2013. Determinan
memberikan makanan dan minuman Keberhasilan Pemberian Air Susu
apapun selain ASI pada bayi baru lahir;
Ibu Eksklusif. Jurnal Kedokteran
4) melaksanakan rawat gabung dengan Brawijaya, Vol. 27(4) : 236-240.
mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam
sehari. Nur, D. A. 2007. Faktor yang berperan
dalam kegagalan Praktik
DAFTAR PUSTAKA Pemberian ASI eksklusif (Studi
Kualitatif di Kecamatan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. 2013. Tembalang, Kota Semarang Tahun
Profil Kesehatan Kabupaten Pati 2007). Tesis. Magister Gizi
Tahun 2012. Pati. Masyarakat. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
2013. Profil Kesehatan Provinsi Peraturan Bupati Pati Nomor 54 Tahun
Jawa Tengah Tahun 2012. 2012 tentang Peningkatan
Semarang. Pemberian Air Susu Ibu.
Departemen Kesehatan Republik Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia. 2011 . Banyak sekali Indonesia Nomor 15 Tahun 2013
tentang Fasilitas khusus untuk
manfaat ASI bagi Bayi dan Ibu
Menyusui dan Memerah ASI.
melalui.
http://www.bppsdmk.depkes.go.id/i Peraturan Pemerintah Republik
ndex.php?option=com_content&vi Indonesia Nomor 33 Tahun 2012
ew=article&id=170:banyak- tentang Pemberian ASI Eksklusif.
sekali-manfaat-asi-bagi-bayi-dan- Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif.
ibu&catid=38:berita&Itemid=82, Jakarta : Trubus Agriwidya.
diakses tanggal 18 januari 2013. Soetjiningsih. 2007. Seri Gizi Klinik, ASI
Ida, 2012. Faktor-faktor yang Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
berhubungan dengan Pemberian Jakarta : Penebit Buku Kedokteran
ASI Eksklusif 6 Bulan di Wilayah EGC.
Kerja Puskesmas Kemiri Muka Suradi, R dan H. K. P. Tobing. 2004.
Kota Depok Tahun 2011. Tesis. Manajemen Laktasi Cetakan 2.

141
Peranan Sarana Pelayanan……. Aeda E.

Jakarta : Program Manajemen http://health.kompas.com/read/201


Laktasi Perkumpulan Perinatologi 3/05/15/09033841/PNS.Lebih.Ber
Indonesia. peluang.Beri.ASI. Eksklusif,
diakses 18 November 2013.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2011 tentang BIODATA PENULIS
Badan Penyelenggara Jaminan
Aeda Ernawati, lahir 22 November 1976
Sosial.
di kota Purworejo Jawa Tengah.
Undang-Undang Republik Indonesia Magister Gizi Masyarakat Universitas
Nomor 39 Tahun 2009 tentang Diponegoro Semarang. Bekerja sebagai
Kesehatan. peneliti di Kantor Penelitian dan
Pengembangan Kabupaten Pati.
Widiyani, R. 2013. PNS Lebih
Berpeluang Beri ASI Eksklusif.

142

You might also like