Professional Documents
Culture Documents
Implementasi SCM Di Perbekalan TNI
Implementasi SCM Di Perbekalan TNI
1 Juni 2019 | 47
Oleh
Daru Putri Kusumaning Tyas1, Yusuf Ali2 , Edy
Saptono3 Universitas Pertahanan Indonesia
daruputrik@gmail.com
Abstract - Indonesian National Army is required to be able to develop a military strategy that has a
high impact and professional impact at the time of the War Operation (OMP) and also the Period of
Operation Other Than War (OMSP). For the sake of Indonesian National Army operations it is
necessary to get adequate logistical needs where logistics do not win the battle, but without logistics
the war will not be won. One of the tasks of Indonesian Armed Forces Supply Agency is to provide
supplies for combat rations and rice operations. In food supply Indonesian Armed Forces Supply
Agency, there are still obstacles encountered, namely regulatory and budgetary issues, the
procurement and distribution of rice, and coordination between the directorates in food supply
Indonesian Armed Forces Supply Agency. In addition, food supplies are less varied. These things are
part of the scope of Supply Chain Management (SCM), so researchers are interested in researching
how to implement Supply Chain Management (SCM) in food supply Indonesian Armed Forces Supply
Agency in order to support national defense. The aim of this researcher was to analyze the
implementation and also the obstacles in the implementation of Supply Chain Management (SCM) in
food supply Indonesian Armed Forces Supply Agency in order to support national defense. This study
uses a phenomenological qualitative method with data collection techniques through literature
studies, observation, audio-visual material, and interviews using in-depth interview techniques. Data
analysis techniques using data analysis techniques according to Miles and Hubermen which consists
of three elements of activities carried out jointly, namely data reduction, data presentation, and
conclusion. The discussion of the results of the study uses the scope of Supply Chain Management
(SCM), namely product development, planning, procurement, operation or production, distribution,
and return of products. The research results show that the food supply Indonesian Armed Forces
Supply Agency field has carried out product development, planning, procurement, and distribution
while the constraints experienced by food supply Indonesian Armed Forces Supply Agency are the
absence of regulations in product development and natural factors in distribution constraints.
Keywords: Implementation, Supply Chain Management, Food Supply, Indonesian Armed Forces
Supply Agency, National Defense
1
Alumnus Pascasarjana Program Manajemen Pertahanan Cohort 9, Fakultas Manajemen Pertahanan,
Universitas Pertahanan
2
Kol. Cba. Dr. Yusuf Ali, S.E., M.M adalah Sekretaris Prodi Manajemen Pertahanan Universitas Pertahanan
3
Kol. Czi. Dr. Ir. Edy Saptono, M.M adalah Sekretaris Program Doktoral Universitas Pertahanan
PENDAHULUAN Troya (1194-1184 SM), Yunani mengirim
Perkembangan ancaman bagi sebanyak 1200 kapal ke Troya. Ketika
suatu negara saat ini sangat kompleks perang Troya tersebut berlangsung,
dan multidimensional. Berbagai usaha bangsa para pasukan Yunani tidak bisa
atau aktivitas yang berada di dalam membawa cukup uang dan makanan.
negeri atau di luar negeri dapat Dampak dari ketidak mampuan
dikatakan ancaman jika aktivitas tersebut pasukan Yunani dalam membawa uang
dinilai mampu membahayakan dan makanan dalam perang Troya
kedaulatan, keutuhan wilayah dan mengakibatkan pasukan Yunani harus
keselamatan segenap bangsa. 4 Menurut menanam makanan. Selain itu, pasukan
buku putih pertahanan negara, ancaman Yunani juga melakukan penyerbuan kecil
dapat dikategorikan menjadi ancaman di Troya untuk merampas dan mencari
nyata dan belum nyata dan persediaan. Kondisi logistik yang serba
dikelompokkan dalam ancaman militer, kekurangan mengakibatkan pihak Yunani
ancaman non militer, dan juga ancaman tidak mampu melancarkan serangan
hibrida.5 Sumber ancaman dapat berasal yang signifikan sehingga dapat
dari dalam negeri dan dari luar negeri.6 mengakhiri perlawanan dari bangsa
Pelakunya bisa dari aktor negara maupun Troya. Kasus tersebut menggambarkan
aktor non negara yang bersifat nasional, pentingnya keberadaan atau ketiadaan
regional, dan internasional. logistik dalam perang.
Adanya berbagai ancaman diatas Setelah terjadinya perang Troya,
mampu menjadi penyebab muculnya tantangan logistik yang dirasakan pada
perang yang dapat terjadi kapan saja. Perang Dunia I masih terbawa hingga
Dimasa perang, logistik mencakup awal terjadinya Perang Dunia II.
proses penyediaan persenjataan, Pendistribusian logistik dilakukan
peralatan, dan juga persediaan untuk menggunakan kereta api sehingga jalur
para pasukan perang. Pada masa Perang kereta api memiliki peranan penting.
Kendaraan bermotor menjadi penolong
4
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia,
Postur Pertahanan Negara, (Jakarta, 2015), terbesar dalam bidang transportasi di
hlm. 26.
5 Perang Dunia II untuk mengangkut
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia,
Buku Putih Pertahanan Negara, (Jakarta, logistik. Perwira penanggung jawab
2015), hlm. 1.
6
Kementrian Pertahanan Republik Indonesia, logistik memiliki tugas mengelola
Doktrin Pertahanan Negara, (Jakarta, 2015),
hlm. 37. persediaan bagi para pasukan dengan
48 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 49
50 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 51
pemberian bekal beras operasi dan bekal dijumpai pada bidang bekal makanan
ransum. Jenis ransum yang diadakan dan Babek TNI yaitu masalah regulasi dan
didistribusikan oleh Babek TNI anggaran, pengadaan dan penyaluran
diantaranya T-2, TB-1, CI, FD-3, KLP, BBP, beras, serta koordinasi antara direktorat
dan Konserven. Bekal beras operasi dan yang berada di bidang bekal makanan
bekal ransum diberikan kepada personel Babek TNI.10 Selain itu, di bidang bekal
TNI yang melaksanakan tugas OMP makanan Babek TNI masih ada
dan/atau OMSP dan kegiatan latihan kekurangan dalam hal pengembangan
secara terbatas. Ransum tempur di produk bekal ransum tempur dimana
bagikan kesatuan yang berada di daerah masih kurangnya inovasi dari jenis-jenis
perbatasan, daerah terluar, dan daerah bekal ransum tempur. Hal-hal tersebut
rawan konflik. merupakan bagian dari ruang lingkup
Pemenuhan kebutuhan personel SCM, sehingga peneliti terterik untuk
TNI atas ketersediaan bekal makanan meneliti mengenai bagaimana
yang memerlukan kecepatan dan Implementasi Supply Chain Management
ketepatan waktu serta adanya (SCM) Di Bidang Bekal Makanan Badan
ketidakpastian jumlah personel yang Pembekalan TNI Dalam Rangka
merupakan kekuatan perawatan beserta Mendukung Pertahanan Negara dengan
perkiraan penambahan atau tujuan untuk menganalisis implementasi
pengurangan, lokasi satuan yang SCM di bidang bekal makanan Badan
sekarang dan perkiraan yang akan Pembekelan TNI dalam rangka
datang maupun ketentuan norma atau mendukung pertahanan negara dan
indeks dari hari bekal untuk mendukung menganalisis kendala dalam
kebutuhan membuat bidang bekal implementasi SCM di bidang bekal
makanan Babek TNI harus bergerak makanan Badan Pembekelan TNI dalam
cepat dan fleksibel. Bidang bekal rangka mendukung pertahanan negara.
makanan Babek TNI dalam menjalankan
tugasnya bukan hanya dituntut untuk
menyediakan produk dengan harga 10
Isa Agung Wicaksono, “Optimalisasi Peran
Perbekalan Untuk Menunjang Kesiapsiagaan
murah, tetapi juga kualitas dan Satuan TNI Dalam Rangka Pelaksanaan
kecepatan suplai. Pertahanan Negara RI (Studi di Direktorat
Perbekalan Makan Badan Pembekalan TNI)”
Pada bidang bekal makanan Tesis Magister, (Yogyakarta: Program
Magister Ketahanan Nasional, Universitas
Babek TNI, masih adanya kendala yang Gajah Mada, 2014).
METODOLOGI PENELITIAN penelitian dan dari informan yang telah
Tempat penelitian yang diambil terkumpul menggunakan teknik analisis
oleh peneliti yaitu di Badan Pembekalan data kualitatif fenomenologi. Teknik
Tentara Nasional Indonesia (Babek TNI) analisis kualitatif fenomenologi dipilih
yang beralamat di jalan kompleks Babek oleh peneliti karena peneliti mengangkat
TNI, RT.1/RW.4, Rorotan, Cilincing, suatu fenomena yang ada di Babek TNI
Jakarta Utara, DKI Jakarta. Penentuan mengenai SCM. Penelitian kualitatif
subjek penelitian yang digunakan peneliti fenomenologi yang dilakukan peneliti
melalui metode typical case sampling. menggunakan teknik analisis data
Subyek penelitian yang dipilih peneliti menurut Miles dan Hubermen yang
adalah Kepala Bidang Bekal Makanan, terdiri dari 3 unsur kegiatan yang
Kepala Seksi Perencanaan Bidang Bekal dilakukan secara bersama-sama yaitu
Makanan, Kepala Seksi Pengadaan reduksi data (data reduction), penyajian
Bidang Bekal Makanan, Kepala data (data display) dan penarikan
Pendistribusian Bidang Bekal Makanan, kesimpulan (conclusion drawing).
Penerima Bekal Makanan.
Objek penelitian dalam penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
ini diambil dari ruang lingkup SCM yaitu
Implementasi Pengembangan Produk Di
pengembangan produk, pengadaan,
Bidang Bekal Makanan Babek TNI
perencanaan dan pengendalian, operasi
Menurut Fisher, fungsi supply
atau produksi, pengiriman atau
chain pada dasarnya bisa dibedakan
distribusi, dan pengembalian barang
menjadi fungsi fisik dan fungsi mediasi
(return). Peneliti menggunakan metode
pasar.11 Pengembangan produk termasuk
wawancara, dokumentasi, dan melalui
dalam kelompok fungsi mediasi pasar
materi audio visual agar kelemahan-
bersama aktifitas riset pasar, dan
kelemahan dalam masing-masing
pelayanan setelah produk diterima oleh
metode pengumpulan data tersebut
customer. Hal tersebut dikarenakan
dapat saling tertutupi oleh metode yang
pengembangan produk adalah upaya
lain. Peneliti menggunakan triangulasi
untuk mengakomodasi aspirasi
untuk menguji keabsahan data yang
customer, sehingga produk yang
dikumpulkan.
11
Teknik yang dipakai peneliti untuk Fisher, M. L., What is The Right Supply Chain
for Your Product?, (Harvard Bussiness Review
menganalisis data yang didapatkan dari March/April, 1997), hlm. 105-116
52 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 53
dihasilkan akan sesuai dengan yang produk harus dirancang sedemikian rupa
diinginkan. sehingga kegiatan pengiriman mudah
Menurut Pujawan, di dalam dilakukan sehingga tidak menimbulkan
pengembangan produk baru, biaya-biaya persediaan yang berlebihan
perusahaan atau organisasi harus di sepanjang SCM.
mempertimbangkan beberapa hal Bidang bekal makanan Babek TNI
diantaranya: dalam melakukan pengembangan
a. Perancaan harus mempertimbangkan produk terlebih dahulu melakukan Coklit
aspirasi atau keinginan pelanggan. (Pencocokan dan Penelitian) yang
b. Produk yang dirancang harus dilaksanakan oleh seksi distribusi untuk
mencerminkan ketersediaan dan sifat- mengetahui kualitas bekal yang diterima
sifat bahan baku. oleh para personil dan juga saran-saran
c. Rancangan yang dibuat harus bisa dari para personil yang menerima bekal.
diproduksi secara ekonomis dengan Hasilnya adalah keinginan dari personel
fasilitas produksi yang dimiliki atau TNI untuk ditambahnya varian rasa.
yang akan dibangun. Berkembangnya keinginan personil TNI
d. Produk harus dirancang sedemikian akan lebih banyaknya variasi rasa pada
rupa sehingga kegiatan pengiriman bekal ransum tempur yang mereka
mudah dilakukan dan tidak konsumsi membuat Babek TNI
menimbulkan biaya-biaya persediaan melakukan pengembangan produk pada
yang berlebihan di sepanjang SCM.12 Varian rasa bekal ransum tempur TNI.
54 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 55
56 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 57
58 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 59
15
Ricky Martono, Manajemen Logistik
Terintegrasi, (Jakarta: PPM Manajemen,
2015), hlm. 10.
16
I Nyoman Pujawan, op.cit., hlm 14
mendistribusikannya kepada satuan TNI. pengemasan. Setelah pengemasan
Kegiatan produksi bekal beras yang selesai, diterbitkanlah Surat Ijin
diadakan oleh bidang bekal makanan Pengiriman Bekal (SIPB). Sedangkan
Babek TNI juga diserahkan kepada untuk bekal beras, ada tiga sampel beras
Perum Bulog. Bidang bekal makanan yang masing-masing disimpan oleh
Babek TNI hanya melakukan kontrol Babek TNI, Perum Bulog, dan satuan
untuk kualitas beras yang akan dikirim ke yang menerima.
satuan. Usaha yang dilakukan oleh
Demi menjaga kualitas bekal rekanan dalam menjaga kualitas
ransum tempur maupun bekal beras, makanan juga dengan cara menanyakan
bagian pengadaan meminta penyedia ke bidang bekal makanan Babek TNI
untuk memberikan sampel yang sesuai mengenai barang yang diterima.
kriteria kebutuhan prajurit. Pembekalan Sedangkan usaha yang dilakukan bidang
makanan yang diadakan oleh Babek TNI bekal makanan Babek TNI dalam
sudah teruji karena sebelumnya rekanan menjaga kualitas bekal makanan yang
Babek TNI dalam bidang bekal makanan mereka adakan adalah dengan dibuatnya
menyerahkan uji makanan yang mereka tim Dallakprod, Komisi Uji Terima, dan
tawarakan. Selain itu, staf seksi juga diadakan Coklit (Pencocokan dan
perencanaan akan selalu memastikan Penelitian) yang dilakukan oleh seksi
hasil-hasil laboratorium dari bekal pendistribusian bidang bekal makanan
ransum tempur yang diserahkan adalah Babek TNI.
hasil yang terbaru.
Implementasi Pengiriman Atau
Selain diadakan uji laboratorium,
Distribusi Di Bidang Bekal Makanan
untuk bekal ransum tempur terdapat
Babek TNI
masa inkubasi selama 14 hari yang
Distribusi merupakan suatu
prosesnya dilakukan oleh rekanan.
proses penyampaian barang jadi dari
Kesalahan pada proses produksi maka
produsen ke konsumen atau pemakai
kaleng dari bekal makanan akan meledak
pada saat dibutuhkan.17 Menurut
sebab pemusnahan bakteri yang gagal.
Muhammad Arif, distribusi juga dapat
Jika tidak terjadi reaksi apa-apa, maka
diartikan sebagai kegiatan pemasaran
bekal makanan tersebut dapat dikatakan
17
aman secara laboratorium dan secara Willem Siahaya, Sukses Supply Chain
Management; Akses Demand Chain
fisik sehingga dapat dilanjutkan dengan Management (Bogor; In Media, 2016), hlm. 92
60 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 61
62 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 63
64 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 65
bidang bekal makanan Babek TNI untuk supply chain.25 Keadaan ini dapat
melakukan pengembangan produk. berpengaruh kepada produksi yang
dilakukan oleh rekanan tidak efisien,
Kendala dalam mengimplementasikan
utilitas (kepuasan relatif yang dicapai)
Perencanaan dan Pengendalian Di
dalam hal distribusi menjadi rendah,
Bidang Bekal Makanan Babek TNI
pelayanan konsumen dan image
Saat ini, kegiatan perencanaan
perusahaan menjadi buruk.
juga harus dilakukan dengan
Faktor-faktor yang
berkoordinasi dengan pihak-pihak lain
mempengaruhi perencanaan kebutuhan
pada supply chain. Di dalam cakupan
bekal makanan ialah jumlah personel
perencanaan dan pengendalian terdapat
yang merupakan kekuatan perawatan
berbagai keputusan yang berkaitan
beserta perkiraan penambahan atau
dengan persediaan (inventory) juga
pengurangan, lokasi satuan yang
harus dibuat. Selain keputusan yang
sekarang dan perkiraan yang akan
bersifat tradisional seperti berapa
datang dan ketentuan norma atau indeks
tingkat persediaan pengamanan (safety
dari hari bekal untuk mendukung
stock) dan beberapa reorder point untuk
kebutuhan (kekuatan, norma atau
setiap jenis item atau SKU, manajer PPIC
indeks, hari bekal). Bullwhip Effect (BE)
juga dituntut untuk bisa menentukan
yang dialami oleh bidang bekal makanan
dimana persediaan harus disimpan
Babek TNI disebabkan oleh
dimana dan siapa yang seharusnya
ketidakpastian jumlah personel TNI yang
memiliki tanggung jawab dalam
akan diberangkatkan bertugas dimana
pengelolaan persediaan. 24
bekal ransum tempur dan bekal beras ini
Di dalam merlakukan
diberikan kepada personel TNI yang
perencanaan, bidang bekal makanan
berada di pulau terluar, wilayah
Babek TNI sering kali mengalami
perbatasan, dan wilayah rawan konfik.
Bullwhip Effect (BE). Bullwhip Effect (BE)
Jumlah personel untuk daerah
merupakan suatu keadaan yang terjadi
rawan konflik misalnya, dapat sewaktu-
dalam supply chain dimana permintaan
waktu bertambah dikarenakan terjadi
dari pelangan mengalami perubahan
konflik yang besar sehingga
yang menyebabkan distorsi (perubahan
membutuhkan kekuatan personel TNI
jumlah) permintaan dari setiap tahap
24 25
I Nyoman Pujawan, op.cit., hlm 14 Ibid., hlm. 246
dengan jumlah besar untuk dapat Untuk menghadapi adanya BE,
menjaga kedaulatan negara. bidang bekal makanan sudah memiliki
Peningkatan jumlah personel TNI yang stock level. Tingkat persediaan
dikirimkan kedaerah perbatasan inilah pengaman (safety stock) dan reorder
yang menyebabkan peningkatan point untuk jenis makanan atau SKU di
kebutuhan bekal ransum tempur dan bidang bekal makanan Babek TNI untuk
juga bekal beras operasi. Dampak dari BE bekal makanan sudah diatur dalam
yang dialami oleh bidang bekal makanan Peraturan Panglima Tentara Nasional
Babek TNI dapat mengurangi batas stok Indonesia Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
aman (safety stock), kualitas pelayanan Perubahan Atas Peraturan Panglima
terhadap personel TNI menurun, biaya Tentara Nasional Indonesia Nomor 40
transportasi bertambah, dan merubah Tahun 2014 Tentang Dukungan Bekal
KAK. Umum Operasi Dan Penugasan Di
BE yang terjadi di bidang bekal Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
makanan Babek TNI memang susah Sehingga dengan adanya stock level
diprediksi karena kebutuhan akan bekal maka para personel TNI yang bertugas
ransum tempur dan beras operasi tidak akan pernah kekurangan bekal
dipengaruhi oleh jumlah personil TNI makanan.
yang ditugaskan di pulau terluar, daerah
Kendala dalam mengimplementasikan
perbatasan, dan daerah rawan konflik.
Pengadaan Di Bidang Bekal Makanan
Besar kecilnya konflik yang mucul di
Babek TNI
Indonesia juga tidak bisa diprediksi
Di samping tugas-tugas rutinnya
secara pasti. Di dalam penelitiannya,
untuk melakukan pembelian produk,
Fransoo dan Wouters mengemukakan
bagian pengadaan ini juga diharapkan
cara menghitung besar BE di suatu
bisa merancang hubungan yang tepat
eselon supply chain. Fansoo dan Wouters
dengan supplier, memilih supplier,
mengusulkan ukuran BE disuatu eselon
memilih dan memgimplementasikan
supply chain sebagai perbandingan
teknologi yang cocok dalam pengadaan,
antara koefisien variansi dari order yang
memelihara data item yang dibutuhkan
diciptakan dengan koefisien variansi dari
dan data supplier, melakukan pembelian,
permintaan yang diterima oleh eselon
dan mengevaluasi kinerja supplier.26
yang bersangkutan.
26
Ibid., hlm. 13
66 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 67
68 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 69
mengirim produk agar sampai di tangan TNI juga melakukan kerjasama dengan
customer pada waktu, jumlah, dan perusahaan jasa pengiriman.
tempat yang tepat. Pengiriman produk
Kendala dalam mengimplementasikan
kepada customer atau pengguna akhir
Pengembalian Produk Di Bidang Bekal
biasanya melibatkan kegiatan
Makanan Babek TNI
transportasi. Aktivitas pengiriman ini bisa
Bagi beberapa perusahaan atau
dilakukan sendiri oleh perusahaan atau
organisasi, pengembalian produk dari
organisasi atau dengan menyerahkan ke
hilir ke hulu merupakan proses yang
perusahaan atau organisasi jasa
penting. Produk yang dikembalikan dari
transportasi.30
hilir ke hulu bisa dikarenakan produk
Pengiriman bekal ransum tempur
tidak memenuhi standar kualitas,
sering terkendala oleh perubahan cuaca
sehingga harus diganti atau diproses
yang ada di Indonesia. Namun keadaan
ulang (rework).31 Selain dikarenakan
tersebut susah dikendalikan mengingat
produk tidak memenuhi standar kualitas,
fenomena tersebut adalah fenomena
pengembalian juga bisa terjadi karena
alam dan bekal ransum tempur yang
memang proses bisnis perusahaan atau
dikirim ke wilayah perbatasan, pulau
organisasi mengharuskan kemasan
terluar, dan rawan konflik yang secara
produk atau sisa produk untuk kembali
geografis jauh dari lokasi Babek TNI.
ke hulu, baik digunakan untuk proses
Bidang bekal makanan Babek TNI juga
produksi berikutnya, atau karena
telah melakukan berbagai alternatif
tekanan regulasi lingkungan.
pengiriman. Alternatif pengiriman yang
Disepanjang rangkaian
digunakan oleh bidang bekal makanan
pembekalan makanan yang dilakukan
Babek TNI mulai dari pengiriman
oleh bidang bekal makanan Babek TNI,
langsung dari pihak rekanan ke satuan
belum ada kasus return atau
yang menerima bekal maupun berbagai
pengembalian produk. Selama ini tidak
alternatif pengiriman yang dilakukan
pernah terdapat keluhan atau komplain
satuan angkutan Babek TNI baik melalui
dari para customer yang dalam hal ini
transportasi darat, laut, maupun udara.
adalah personel TNI kepada Babek TNI.
Bahkan, bidang bekal makanan Babek
Disisi lain, tidak adanya kasus
pengembalian produk dikarenakan
30
I Nyoman Pujawan dan Mahendrawathi, op.cit.,
31
hlm. 185. Ibid., hlm. 18
belum adanya saluran pengembalian belum adanya regulasi dalam
produk bekal ransum tempur dan juga pengembangan produk serta faktor
bekal beras. Belum adanya saluran alam pada kendala distribusi.
pengembalian ini juga disebabkan tidak
adanya bagian yang menangani DAFTAR PUSTAKA
pengembalian produk tersebut. Buku
Di bidang bekal makanan Babek Agus Purwanto, Erwan dan Diah Ratih
Sulistyastuti. 2012. Implementasi
TNI hanya terdapat seksi perencanaan,
Kebijakan Publik. Yogyakarta:
seksi pengadaan, dan seksi distribusi. Gava Medika
Tugas dari seksi-seksi yang ada juga tidak Ali, Yusuf. 2017. Dari Timor Sampai
ada yang memiliki wewenang untuk Jakarta (Kumpulan Artikel).
Pontianak: Lembaga Kajian
melakukan proses pengembalian produk. Pembangunan dan Pelatihan
Hal tersebut juga dikarenakan belum Sumber Daya Manusia (LKP2SDM)
70 | Daru Putri K., Yusuf Ali, Edy Saptono: Implementasi Supply Chain…
Manajemen Pertahanan, Vol. 5 No. 1 Juni 2019 | 71
Siahaya, Willem. 2016. Sukses Supply tanggal 16 Juli 2018, pukul 13.09
Chain Management; Akses WIB
Demand Chain Management.
Bogor: In Media
Jurnal
Undang-Undang
https://ppid.tni.mil.id/vieW/32435551/prof
il-babek-tni.html, diakses pada