You are on page 1of 5

Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811

Vol. 4 No 2, 2016
PENGELOLAAN MUSEUM ARMA SEBAGAI DAYA TARIK WISATA BUDAYA DI DESA UBUD
I Nyoman Muliadi a, 1, Ida Ayu Suryasih a, 2
1 mul_adhy@ymail.com, 2 iasuryasih@yahoo.com
a Program Studi S1 Destinasi Pariwisata,Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

ABSTRACT

Arma Museum is a museum located in the village of Ubud. When viewed from the type collection
Arma Museum categorized as museum of art. Arma Museum as a cultural tourist attraction, hopes to become a
cultural center is a place for preserving art and culture, therefore the manager is expected to preserve the art of
Balinese culture by means of training, education and organizing events related to art and culture of Bali. That
assumption is underlying me to choose this topic for research. The topic is “Management of Arma Museum as Cultural
Tourist Attraction in the village of Ubud”.
The method used in this research is a research method with qualitative descriptive analysis technique to
analyze management of Arma Museum . Sources of data derived from primary data and secondary data. Data
collecting technique using in-depth interviews, observation and study of literature. Determination of informants from
Arma Museum in this study using purposive sampling technique. This study is limited by using the concept of
management, the concept of the museum, tourist attraction concept and the concept of cultural tourism.
Five museums in the Ubud area has different types of categories the same collection are paintings, but in its
management Arma Museum combines the museum as an institution which is a non-profit that is supported by the
business unit such as a café, a coffee shop, Restaurant, and the cottages are located in the area Arma museum.. Arma
Museum is able to become a cultural tourist attraction because apart from being institutions that preserve works of
art, but the museum arma also able to preserve some kind of art such as dance, sculpture and traditional music.

Keywords: Management, Arma Museum, Cultural Tourism

I. PENDAHULUAN Berdasarkan lima museum yang tersebar di


Bali merupakan sebuah pulau di Indonesia kawasan Ubud, penelitian ini dilakukan di
yang memiliki daya tarik tersendiri bagi Museum Arma, hal ini dikarenakan museum
wisatawan nusantara maupun wisatawan Arma memiliki keunikan dalam bidang
mancanegara. Keunikan tradisi dan adat- pengelolaan sebuah museum, yang dalam
istiadat Masyarakat Bali membuat wisatawan pengelolaan.ya Museum arma mencoba
seakan tidak pernah merasa bosan berkunjung menyuguhkan seni secara utuh dan mengklaim
ke Bali. diri sebagai “living Museum”.
Bali menjadi primadona dengan memiliki Konsep living museum yang diterapkan di
beberapa julukan, diantaranya Pulau Dewata, Arma, menurut keyakinan Agung Rai
Pulau Seribu Pura hingga pulau yang eksotik. merupakan “sebagai acuan pendirian dan
Dengan memanfaatkan potensi keindahan alam pengelolaan Museum di masa depan, dimana
serta kekayaan budaya yang dimiliki membuat lingkungan sekitar berikut kehidupan sosial-
Pulau Bali terkenal sebagai destinasi pariwisata kultural sehari-harinya, menjadi bagian yang
yang memiliki berbagai jenis daya tarik wisata. tak terpisahkan dari keberadaan museum ini”.
Dilihat berdasarkan potensi kepariwisataan Couteau (2013 : 166). Berdasarkan dari konsep
maka jenis pariwisata yang sesuai untuk living museum yang diterapkan di Museum
dikembangkan di Bali adalah pariwisata Arma, pengemasan unsur budaya seni lukis,
budaya. Ubud merupakan salah satu kecamatan “seni kehidupan”, seni pertunjukan, dan seni
di Kabupaten Gianyar yang memiliki beberapa makanan sebagai suatu produk yang dijadikan
pilihan daya tarik wisata budaya, terdapat sebagai daya tarik wisata di Museum Arma.
beberapa daya tarik wisata budaya yang Tentunya hal ini merupakan sesuatu yang
tersebar di kecamatan Ubud. Sebagai kawasan menarik bagi perkembangan museum di
yang memiliki daya tarik wisata budaya maka Indonesia dan Bali pada khususnya. Berkaitan
terdapat beberapa museum yang berada di dengan latar belakang yang telah dipaparkan di
kawasan Ubud, yakni Museum Puri Lukisan, atas, penelitian ini meneliti mengenai
Museum Arma, Museum Antonio Blanco, pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik
Museum Neka, dan Museum Rudana. wisata budaya di Desa Ubud. Tujuan penulisan
58
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
jurnal ini adalah untuk mengetahui pengelolaan pendidikan dan kesenangan, barang-barang
Museum Arma sebagai daya tarik wisata pembuktian manusia dan lingkungannya.
budaya di Desa Ubud. Direktorat Cagar Budaya dan Museum (2007 :
2).
II. TINJAUAN PUSTAKA Konsep wisata budaya oleh Pendit (1994 :
Tinjauan penelitian lain yang digunakan 41), wisata budaya adalah suatu perjalanan
dalam penelitian ini yaitu penelitian oleh Deta yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
(2012) yang berjudul “Upaya Pengelolaan memperluas pandangan hidup seseorang
Museum Bali untuk Meningkatkan Jumlah dengan melakukan perjalanan ke suatu daya
Kunjungan Wisatawan dalam Mendukung tarik wisata yang memiliki keunikan berupa
program Gerakan Nasional Cinta Museum tahun kebiasaan dan adat istiadat serta seni budaya
2010-2014”. Dalam penelitian ini memiliki yang dimiliki.
kesamaan pada fokus penelitian yaitu mengenai
pengelolaan di sebuah Museum, namun III. RUANG LINGKUP PENELITIAN
penelitian yang di lakukan Museum Arma lebih Guna memperjelas penelitian ini, yang
menekankan terhadap upaya pengelolaan dimaksud dengan pengelolaan adalah suatu
Museum Arma sebagai daya tarik wisata upaya yang dilakukan oleh pihak Museum Arma
budaya dalam pelestarian seni budaya. untuk mengembangkan dan mengelola Museum
Penelitian oleh Mardika (2001) dengan Arma sebagai salah satu daya tarik wisata
judul Manajemen Sumber Daya Budaya (Studi budaya yang berada di Desa Ubud yang
Kasus di Museum Arma). Dalam penelitian ini bertujuan untuk melestarikan dan
memiliki kesamaan pada fokus dan lokus mengembangkan seni budaya. Upaya
penelitian. Yang sama-sama meneliti mengenai pengelolaan tersebut meliputi beberapa tahap,
pengelolaan di Museum Arma, namun yaitu :
penelitian ini lebih terfokus kepada peran 1. Planning(Perencanaan), meliputi :
Museum Arma dalam pelestarian kesenian a. Upaya pelestarian benda-benda koleksi
tradisional. Dan lokusnya sama-sama budaya di Museum Arma.
melakukan penelitian di Museum Arma yang b. Upaya pelestarian seni budaya.
berada di Desa Ubud. c. Pengembangan unit usaha yang berada di
Dalam penelitian ini menggunakan kawasan Museum Arma dalam mendukung
beberapa landasan konsep, antara lain konsep keberadaan Museum Arma sebagai unsur
pengelolaan oleh Arikunto (2010 : 31), dapat non provit.
diartikan dengan manajemen, yang berarti pula 2. Organizing (pengorganisasian)
pengaturan atau pengurusan. Banyak orang Meliputi struktural organisasi yang
yang mengartikan manajemen sebagai dibentuk oleh Yayasan Arma, dengan
pengaturan, dan pengelolaan, yang dapat pembentukan panitia kerja secara struktural
diartikan dengan manajemen, yang juga berarti yang terdiri dari jabatan-jabatan kerja untuk
pengaturan atau pengurusan. Dalam mempermudah deskripsi bagian kerja dan
pengelolaan suatu daya tarik wisata tidak lepas tanggung jawab dalam fungsi melaksanakan
dari unsur – unsur manajemen yang terdiri dari program kerja pengelolaan Museum Arma yang
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, sesuai dengan perencanaan. Dalam hal ini
serta pengawasan. meliputi :
Batasan pengertian museum menurut a. Jabatan pada bidang pelestarian benda-
Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian benda koleksi museum.
Pendidikan dan Kebudayaan dalam bukunya b. Jabatan pada bidang pelestarian seni
yang berjudul “Pengelolaan Koleksi Museum”, budaya.
museum adalah suatu lembaga yang bersifat c. Jabatan pada bidang pengembangan unit
tetap, tidak mencari keuntungan, melayani usaha di Museum Arma
masyarakat dan perkembangannya terbuka 3. Actuating (pelaksanaan)
untuk umum yang Dalam hal ini bagaimana proses kerja atau
memperoleh,merawat,menghubungkan, dan upaya yang dilakukan oleh pihak Museum Arma
memamerkan untuk tujuan-tujuan studi,

59
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
dalam mengelola Museum Arma agar semua pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik
yang direncanakan dalam berjalan dengan baik. wisata budaya.
4. Controlling (pengawasan) 2. Wawancara mendalam menurut
Dalam hal ini upaya pimpinan atau pihak Kusmayadi (2000 : 83) yaitu teknik
yang berwenang dalam mengawasi dan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
meninjau kembali semua proses pengelolaan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan
yang ada agar berjalan dengan baik dan sesuai atau langsung. Pengumpulan data melalui
dengan apa yang telah direncanakan. wawancara dengan pihak pengelola dan staf
Museum Arma yang berpedoman pada sebuah
IV. METODE PENELITIAN pertanyaan yang berkaitan dengan upaya
4.1 Lokasi Penelitian pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik
Lokasi penelitian yang dilakukan berada di wisata budaya.
kawasan Museum Seni Agung Rai “ARMA” yang 4.4 Teknik Penentuan Informan
terletak di jalan pengosekan, Kecamatan Ubud, Teknik Penentuan informan dalam
Kabupaten Gianyar. Kawasan Museum Arma penelitian ini dilakukan dengan teknik
berada di tempat yang sangat strategis karena purposive sampling. Menurut Sugiyono (2014 :
berada diantara persilangan wilayah antara, 85), purposive sampling adalah teknik
Desa Ubud (ujung selatan), Desa Mas (ujung pengambilan sampel atau informan sebagai
barat), dan Desa Peliatan (wilayah barat daya) sumber data dengan pertimbangan
yang ketiga tempat tersebut dikenal sebagai tertentu,karena orang tersebut dianggap paling
pusat perkempungan seniman di wilayah Ubud. tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga
4.2 Jenis dan Sumber Data akan memudahkan peneliti menjelajahi objek
Jenis dan sumber data yang digunakan atau situasi sosial yang diteliti. Informan dalam
dalam penelitian ini adalah : penelitian ini antara lain : Agung Rai selaku
Data kualitatif adalah data yang berbentuk founder dan ketua Museum Arma, Anak Agung
uraian dan bukan numerik atau angka, seperti Gde Asrama selaku penasehat dan kurator di
kalimat-kalimat/catatan, foto, rekaman suara Museum Arma, dan Made Pande Artha selaku
dan gambar. Kusmayadi (2000 : 80). Data kordinator Museum Arma.
kualitatif dalam penelitian ini antara lain : 4.5 Teknik Analisis Data
sejarah pendirian Museum Arma dan upaya Teknik analisi data dalam penelitian ini
pengelolaan Museum Arma sebagai daya tarik menggunakan teknik analisis data menurut
wisata budaya. Miles dan Huberman (1992 : 16). Aktivitas
Data primer menurut Wardiyanta (2006 : dalam menganalisis data yaitu reduksi data,
28), data yang diperoleh atau dikumpulkan penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
secara langsung di lapangan yang berupa
informasi dari informan yaitu pihak pengelola V. HASIL DAN PEMBAHASAN.
Museum Arma melalui wawancara mendalam, 5.1 Gambaran Umum Museum Arma
dan observasi. Data primer meliputi, gambaran Museum Arma (Agung Rai Museum of
umum Museum Arma, upaya pengelolaan Arts) merupakan salah satu museum yang ada
Museum Arma sebagai daya tarik wisata di Desa Ubud, yang berlokasi di jalan
budaya. Pengosekan, kecamatan Ubud. Total jumlah
4.3 Teknik Pengumpulan Data koleksi lukisan yang ada di Museum Arma
Dalam penelitian ini menggunakan dua mencapai 880 buah lukisan, yang terdiri dari
metode teknik pengumpulan data antara lain : 280 lukisan yang dipajang di dua bangunan
1. Observasi menurut Kusmayadi (2000 : pameran, dan 600 lukisan tersimpan di gudang
84) yaitu teknik pengumpulan data yang penyimpanan. Museum Arma dikatagorikan
dilakukan dengan cara mengadakan suatu sebagai museum seni lukis berdasarkan dari
pengamatan langsung secara teliti serta koleksi yang berada di Museum Arma. Total
pencatatan secara sistematis, meneliti atau dari 280 koleksi lukisan tersebut dibagi ke
mengukur kejadian yang sedang berlangsung, dalam dua buah gedung yaitu Bale Dauh dan
guna memperoleh memperoleh data berupa Bale Daje.
gambaran umum Museum Arma dan upaya

60
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
Lukisan yang dipajang berlandaskan pada dengan baik sesuai dengan apa yang telah
periodisasi perkembangan lukisan, sehingga direncanakan maka dilakukanlah pembagian
pada saat wisatawan melihat lukisan-lukisan tugas yang sesuai dengan fungsi-fungsinya dari
tersebut akan merasakan perkembangan masing-masing pengurus, antara lain dalam
lukisan dari waktu ke waktu. Koleksi lukisan di bidang pelestarian benda-benda koleksi di
Museum Arma berasal dari pelukis klasik Museum Arma diberikan kepada kurator /
Kamasan, karya seniman Batuan, karya pelukis guide supervisor serta guide sesuai dengan
Bali seperti I Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus fungsi pokok jabatan yaitu menjamin bahwa
Made, Anak Agung Gde Sobrat, dan I Gusti Made tiap koleksi mendapatkan perawatan,
Deblog, termasuk juga pelukis yang hidup dan pengawetan dan pemeliharaan. Dalam bidang
bekerja di Bali, yaitu Willem Gerard Hofker, pelestarian seni budaya di Museum Arma
Rudolf Bonnet, Walter Spies, Adrien Jean Le diberikan tanggung jawab kepada ketua
Mayuer De Merpres dan Willem Dooijeward. sanggar, sesuai dengan fungsi pokok jabatan
(Sumber : Museum Arma, 2015) dari ketua sanggar di Museum Arma adalah
5.2 Pengelolaan Museum Arma sebagai Daya mengadakan pelatihan kepada generasi muda
Tarik Wisata Budaya di Ubud. khususnya yang ingin belajar mengenai seni
Museum Arma merupakan museum swasta lukis, tari, maupun tabuh. Dalam bidang
yang dalam pengelolaaanya berada di bawah pengembangan unit usaha di Museum Arma di
Yayasan Arma. Museum ini merupakan pimpin oleh seorang Direktur Arma Museum
museum yang menyatukan unsur lingkungan dan Resort yang mengelola museum serta unit-
sekitar berikut kehidupan sosial-kultural unit usaha yaitu resort, restaurant, warung kopi,
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dan café.
keberadaan Museum Arma. Konsep living 5.2.3 Pelaksanaan, berikut adalah proses kerja
museum yang diterapkan di Museum Arma atau upaya yang dilakukan oleh pihak pengelola
selain bertujuan untuk menampilkan Museum Arma dalam mengelola Museum Arma
kehidupan masyarakat Bali, juga bertujuan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
untuk membuat Museum Arma menjadi pusat 1. Dalam pelestarian benda-benda koleksi
seni budaya. Adapun tahapan pengelolaan yang budaya yaitu lukisan, maka upaya yang
dilakukan sebagai berikut: dilakukan untuk menjaga kerusakan
5.2.1 Perencanaan, meliputi: terhadap koleksi lukisan yaitu dengan,
1) Upaya pelestarian benda-benda koleksi perawatan yang bersifat pencegahan
budaya di Museum Arma. Pelestarian benda- sebelum terjadi kerusakan pada koleksi
benda koleksi budaya di Museum Arma seni lukis dengan melakukan pembersihan
merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan rutin kepada lukisan baik lukisan yang
untuk menjaga agar koleksi seni lukis yang ada dipajang ataupun lukisan yang berada di
di Museum Arma dapat bertahan ataupun tidak gudang penyimpanan.
mengalami kerusakan. 2. Dalam melestarikan seni budaya, pihak
2) Upaya pelestarian seni budaya. Museum museum melakukan beberapa kegiatan
Arma selain sebagai tempat untuk yang bertujuan untuk menjaga kesenian-
menampilkan koleksi-koleksi yang berupa kesenian yang ada di Ubud, antara lain
lukisan, Museum Arma juga memiliki misi melalui pembentukan sanggar tari, seni
dalam melestarikan seni budaya yang ada. lukis, dan pahat, serta melalui culture
3) Pengembangan unit usaha yang berada di workshop yang diadakan oleh pihak
kawasan Museum Arma dalam mendukung pengelola.
keberadaan Museum Arma sebagai unsur non 3. Pada kawasan Museum Arma terdapat
provit. Museum Arma yang dalam beberapa unit usaha yang mendukung
pengelolaannya merupakan museum swasta, keberadaan dari Museum Arma, usaha
tentunya diharapkan mampu mengupayakan tersebut antara lain : warung kopi, kafe,
sendiri sumber-sumber dana untuk membiayai restaurant, penginapan, dan sebuah toko
operasional di Museum Arma. buku. Selain dari keberadaan unit usaha
5.2.2 Pengorganisasian, agar semua proses tersebut, pihak pengelola kini sudah
pengelolaan di Museum Arma dapat berjalan mengembangkan potensi yang ada di

61
Jurnal Destinasi Pariwisata ISSN: 2338-8811
Vol. 4 No 2, 2016
kawasan Museum Arma untuk mendukung pemandu (guide) agar selalu berada di
keberadaan dari Museum Arma dengan area museum yang bertujuan agar
menggunakan kawasan museum sebagai wisatawan yang berkunjung ke museum
tempat seminar ataupun sosial gathering, untuk pertama kali tidak merasa
festival-festival, serta wedding party.
bingung ketika berada di kawasan
5.2.4 Pengawasan
Dalam mendukung proses pengelolaan di
museum.
Museum Arma dapat berjalan dengan baik dan
DAFTAR PUSTAKA
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Suatu
maka Ketua Yayasan Arma yaitu Anak Agung Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Gde Rai selaku pimpinan tertinggi di Museum Couteau, Jean & Warih Wisatsana. 2013. Gung Rai : Kisah
Arma yang bertugas mengawasi dan Sebuah Museum. Jakarta. KPG (Kepustakaan
Populer Gramedia).
memonitoring semua proses pengelolaan yang Deta, Jeny Umbu. 2012. Upaya Pengelolaan Museum Bali
dilakukan di Museum Arma, serta melakukan untuk Meningkatkan Jumlah Kunjungan
evaluasi hasil kerja secara keseluruhan Wisatawan dalam Mendukung program Gerakan
berdasarkan hasil laporan tiap-tiap sub bagian Nasional Cinta Museum tahun 2010-2014. (Sebuah
yang ada di Museum Arma. Laporan Akhir). Denpasar. Fakultas Pariwisata
Program Studi D4 Pariwisata. Universitas
Udayana.
VI. SIMPULAN Direktorat Cagar Budaya dan Museum. 2007. Pengelolaan
6.1. Simpulan Koleksi Museum. Jakarta : Direktorat Museum
Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala
Dalam pengelolaan Museum Arma Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
sebagai daya tarik wisata budaya yang Kusmayadi & Endar Sugiarto. 2000. Metodelogi Penelitian
menampilkan keindahan kekayaan seni Dalam Bidang Kepariwisataan. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
serta budaya, dan program-program serta Mardika, I Made. 2001. Manajemen Sumber Daya Budaya
kegiatan yang ada di Museum Arma tidak (Studi Kasus di Museum Arma). (Sebuah Tesis).
hanya bertujuan untuk konservasi namun Denpasar. Program PascaSarjana. Universitas
Udayana.
juga bertujuan untuk pengembangan seni Miles, Mathew B. & A. Michael Huberman. 1992. Analisis
budaya, maka dari itu dalam Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-
pengelolaannya Museum Arma Press)
Pendit, Nyoman S. 1994. Ilmu Pariwisata : Sebuah
mengedepankan program-program yang Pengantar Perdana. Jakarta : Pradnya Paramita.
berhubungan dengan upaya-upaya Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
pelestarian seni budaya khas Bali, antara dan R&D. Bandung : Penerbit Alfabeta.
Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata.
lain seni lukis, seni musik, seni pahat serta Yogjakarta : Andi.
seni tari.
6.2. Saran
1. Untuk pihak pengelola Museum Arma
diharapkan dapat memiliki sebuah
laboratorium seni lukis yang bertujuan
sebagai tempat untuk memperbaiki
lukisan-lukisan yang mengalami
kerusakan.
2. Pengelola museum diharapkan dapat
meningkatkan kerja sama dengan
seniman-seniman Bali melalui pameran-
pameran seni yang bertujuan untuk
meningkatkan kreatifitas seniman lokal.
3. Untuk pihak pengelola Museum Arma
seharusnya mengelola karyawannya
dengan lebih baik, khusunya bagi

62

You might also like