You are on page 1of 136

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA

ANGGOTA PADA POLRES KEDIRI KOTA

Disusun oleh:

LEVINNA ULIMAS PURWANTI


NIM : 125020218113012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih


Derajat Sarjana Ekonomi

KONSENTRASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2018
RIWAYAT HIDUP

Nama : Levinna Ulimas Purwanti


Tempat/Tgl. Lahir : Manado, 08 Desember 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : WNI
Agama : Islam
Alamat : Jaga xiv. Ds. Warembungan. Kec. Pineleng. Kab.
Minahasa
No. HP : 085234358460

PENDIDIKAN FORMAL
2000-2006 : SDN 05 Manado
2006-2009 : SMP Negeri 4 Manado
2009-2012 : SMA Negeri 7 Manado
2012-sekarang : S1 Manajemen, Universitas Brawijaya

Pengalaman Organisasi
1. Organisasi olahraga bola voli
2. Bendahara LOKM bola voli

Prestasi Yang Pernah Diraih


1. Juara 1 bola voli putri tingkat SMA Kota Manado
2. Juara 2 bola voli putri tingkat SMA Kota Manado
3. Juara 2 bola voli putri tingkat SMA Prov. Sulawesi Utara
4. Juara 2 bola voli putri Olimpiade Brawijaya, Universitas Brawijaya
THE EFFECT OF LEADERSHIP STYLE TO WORKING DISCIPLINE OF
MEMBERS AT KEDIRI POLICE STATION

By:
Levinna Ulimas Purwanti
Faculty of economics and business of brawijaya university
Levinna_08@yahoo.com
Prof. Dr. Armanu, SE., M.Sc

ABSTRACT

The purpose of this research is 1) To know the significant influence


simultaneously from democratic, autocratic and paternalistic leadership style to
work discipline member of Kediri City Police Station 2) To know partially
significant influence from democratic, autocratic and paternalistic leadership style
to discipline member of Polres Kediri City 3) To know among the democratic,
autocratic and paternalistic leadership styles, which variables dominantly
influence the discipline of Kediri Kota Resort Police. Type of research in the
preparation of this thesis is explanatory research (explanatory research). As in this
study, the population is all employees at the Police Kediri City, which are as many
as 181 employees with the number of respondents as much as 64 respondents. The
technique of collecting a sample in this research is simple random sampling. Data
analysis technique used in this research is a descriptive statistical analysis of
multiple linear regression analysis.
The result of this research shows that 1) There is significant influence
simultaneously from democratic, autocratic and paternalistic leadership style to
work discipline of Kediri City Police officer 2) There is partially significant
influence from democratic, autocratic and paternalistic leadership style to
discipline of Kediri City Police and 3) Autocratic leadership style dominant
influence on the discipline members of Kediri City Police.

Keywords: Democratic, Autocratic and Paternalistic Leadership Style and Work


Discipline

vi
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA
ANGGOTA PADA POLRES KEDIRI KOTA

Oleh:
Levinna Ulimas Purwanti
Fakultas ekonomi dan bisnis universitas brawijaya
Levinna_08@yahoo.com
Prof. Dr. Armanu, SE., M.Sc

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini yaitu 1) Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan


secara simultan dari gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik
terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota 2) Untuk mengetahui pengaruh
yang signifikan secara parsial dari gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan
paternalistik terhadap disiplin anggota Polres Kediri Kota 3) Untuk mengetahui
diantara gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik, variabel
apakah yang berpengaruh dominan terhadap disiplin anggota Polres Kediri Kota.
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian penjelasan
(explanatory research). Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh pegawai pada Polres Kediri Kota, yaitu sebanyak 181 pegawai
dengan jumlah responden sebanyak 64 responden. Teknik pengumpulan sampel
dalam peneltian ini adalah simple random sampling. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif analisis regresi
linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan dari gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik
terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota 2) Terdapat pengaruh yang
signifikan secara parsial dari gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan
paternalistik terhadap disiplin anggota Polres Kediri Kota dan 3) Gaya
kepemimpinan otokratik berpengaruh dominan terhadap disiplin anggota Polres
Kediri Kota.

Kata Kunci: Gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik dan


disiplin kerja

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah, puji dan syukur dipanjatkan kehadirat ALLAH SWT atas

segala rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu dalam menyelesaikan skripsi yang

berjudul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN

KERJA ANGGOTA PADA POLRES KEDIRI KOTA”.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk meraih derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang ikut membantu memberikan

dorongan, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini, oleh karena

itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan penghargaan dan

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Armanu, SE., M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

proses penyusunan skripsi dengan penuh kesabaran.

2. Ibu Dr. Sumiati, SE.,MSi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.

3. Bapak Drs Nurkholis, M.Buss., Ak., Ph.D. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Brawijaya


4. Ibu, Ayah penulis cintai dan kasihi yang selalu mendengarkan keluh kesah,

memberikan dukungan dan do’a, memberikan masukan, dan seluruh

usahanya kepada penulis agar mampu menyelesaikan studi dengan lancar.

5. Adik yang penulis cintai dan kasihi yang selalu menghibur, memberikan

dukungan dan do’a, agar mampu menyelesaikan studi dengan lancar.

6. Keluarga yang penulis cintai dan kasihi, selalu memberikan dukungan dan

do’a agar mampu menyelesaikan studi dengan lancar.

7. Edi Purnomo yang selalu memberikan cinta dan kasihnya, meluangkan waktu

bersama untuk mendengarkan keluh kesah, memberikan support dan do’a,

dan memberikan masukan untuk menyelesaikan studi dengan lancar.

8. Seluruh teman-teman seperjuangan Manajemen 2012 yang selalu membantu

ketika dalam kesulitan, memberikan informasi, memberikan keceriaan dan

selalu memberikan support ketika terjatuh.

9. Mbak Devia, Laras, Riris dan teman-teman yang selalu meluangkan waktu

bersama untuk memberikan dukungan, memberikan masukan, dan

memberikan support untuk segera menyelesaikan skripsi.

10. Keluarga Besar Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya yang telah memberikan beribu pengalaman, ilmu

pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

bersedia memberikan bantuan untuk penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

masih banyak kekurangan dalam menyajikan data penelitian, masih banyak

kekurangan dalam memberikan pembahasan, untuk itu segala saran serta kritik
yang membangun sangat diharapkan untuk ikut menyempurnakan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat menjadi acuan dan bermanfaat bagi pihak yang

membutuhkan untuk penelitian berikutnya. Amin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Malang, 10 Januari 2018

Levinna Ulimas Purwanti


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... Hal


Daftar Isi .............................................................................................................. i
Daftar Tabel ......................................................................................................... iii
Daftar Gambar..................................................................................................... iv
Daftar Lampiran .................................................................................................. v
Abstrak ................................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 11
2.2 Dasar Teori ....................................................................................... 13
2.2.1 Definisi Kepemimpinan ............................................................ 13
2.2.2 Fungsi Kepemimpinan.............................................................. 14
2.2.3 Karakteristik Pemimpin ............................................................ 17
2.2.4 Tugas-tugas Pemimpin ................................................................... 18
2.2.5 Gaya Kepemimpinan ................................................................ 19
2.2.6 Macam-macam Gaya Kepemimpinan ....................................... 20
2.3 Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja........ 26
2.4 Model Kerangka Konseptual Penelitian ............................................. 27
2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 29
3.2 Lokasi Penelitian ............................................................................... 29
3.3 Sumber Data...................................................................................... 29
3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 30
3.5 Konsep, Variabel dan Definisi Operasional ........................................ 31
3.6 Skala Pengukuran .............................................................................. 35
3.7 Populasi dan Sampel.......................................................................... 36
3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 37
3.9 Metode Analisis Data ........................................................................ 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 GambaranUmum ............................................................................... 43
4.1.1 Gambaran Umum Polres Kediri Kota ....................................... 43
4.1.2 Visi dan Misi Polres Kediri Kota .............................................. 43

i
4.1.3 Struktur Organisasi Polres Kediri Kota ..................................... 45
4.2 Gambaran Karakteristik Responden ................................................... 55
4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................. 58
4.3.1 Uji Validitas ............................................................................. 58
4.3.2 Uji Reliabilitas ......................................................................... 61
4.4 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................... 62
4.4.1 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 62
4.5 Analisis Data ..................................................................................... 68
4.5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 68
4.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................................. 70
4.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis ......................................................... 73
4.6 Pembahasan....................................................................................... 77
4.6.1 Pengaruh gaya kepemimpinan demokratik terhadap disiplin kerja
anggota Polres Kediri Kota ....................................................... 77
4.6.2 Pengaruh gaya kepemimpinan otokratik terhadap disiplin kerja
anggota Polres Kediri Kota ....................................................... 78
4.6.3 Pengaruh gaya kepemimpinan paternalistik terhadap disiplin kerja
anggota Polres Kediri Kota ....................................................... 79
4.7 Implikasi Hasil Penelitian .................................................................. 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 81
5.2 Saran ................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83


LAMPIRAN ......................................................................................................... 86

ii
DAFTAR TABEL

No Judul Tabel Hal

Tabel 3.1 ... Konsep, Variabel, Indikator dan Item Penelitian ................................... 33

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 55

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................... 56

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................. 56

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ............................... 57

Tabel 4.5 Jabatan/ Pangkat Responden ................................................................ 58

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratik ..................... 59

Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Otokratik ......................... 60

Tabel 4.8 Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Paternalistik ..................... 60

Tabel 4.9 Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja Anggota Polres Kediri Kota ....... 61

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 62

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya kepemimpinan


demokratik........................................................................................... 63

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Kepemimpinan


Otokratik ............................................................................................. 65
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Kepemimpinan
Paternalistik ......................................................................................... 66

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Disiplin Kerja ................ 67

Tabel 4.15 Hasil Pengujian Multikolinearitas......................................................... 69

Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Gaya


Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Anggota Polres Kediri
Kota..................................................................................................... 70

Tabel 4.17 Hasil Uji F ........................................................................................... 74

Tabel 4.18 Perbandingan Antara Nilai t hitung Dengan tTabel ..................................... 75

Tabel 4.19 Tabel standardized Coeficient Beta ...................................................... 77

iii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Gambar Hal

Gambar 2.1 Model Kerangka Konsep Penelitian ................................................ 28

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran 2 Daftar Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Distribusi Jawaban Responden

Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Linier

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Hampir semua organisasi yang ada, pegawai merupakan aset penting

yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu setiap perusahaan harus

mengandalkan tingkat kinerja pegawai di organisasi, maka organisasi tersebut

dituntut untuk mampu mengoptimalkan kinerja pegawainya. Salah satu

pendekatan dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut dapat

dilakukan melalui praktek kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang

handal. Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan suatu faktor yang

menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan-

tujuannya. Bagi pegawai, kepemimpinan merupakan faktor pendorong

semangat dan kegairahan kerja dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.

Pemimpin dapat pula berperan sebagai pendorong yang harus mempunyai

kemampuan memahami orang lain, bisa menghargai anak buahnya, dan

mempunyai tanggung jawab dalam memimpin organisasi.

Kepemimpinan merupakan proses atau serangkaian kegiatan yang saling

berhubungan satu dengan yang lain berisi menggerakkan, membimbing dan

mengarahkan serta mengawasi orang lain dalam berbuat sama. Seluruh

kegiatan itu dapat disebut sebagai usaha mempengaruhi perasaan, pikiran dan

tingkah laku orang lain kearah pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga bisa

diartikan proses interaksi antara pemimpin dengan pegawainya untuk berbuat

sesuatu yang sesuai dengan tujuan organisasi. Kepemimpinan pada suatu

1
2

organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana pimpinan mampu

menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.

Kepemimpinan dibutuhkan manusia, karena adanya suatu keterbatasan

dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak, manusia

terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang yang

mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Disinilah timbulnya

kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan. Betapa pentingnya pemimpin

dan kepemimpinan dalam suatu kelompok jika terjadi suatu konflik atau

perselisihan diantara orang-orang dalam kelompok, maka orang-orang

mencari cara pemecahan supaya terjamin keteraturan dan dapat ditaati

bersama. Melalui kepemimpinan yang tepat maka dengan sendirinya upaya

organisasi untuk meningkatkan kinerja para karyawan dapat terwujud.

Kepemimpinan dapat memotivasi para karyawan untuk bekerja secara

maksimal diperusahaan dan pada akhirnya meningkatkan kinerjanya.

Thoha (2003) menyatakan bahwa suatu organisasi akan berhasi atau

bahkan gagal sebagian besar ditentukan oleh sebuah kepemimpinan yang bisa

bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan atau

organisasi. Keberhasilan dari gaya kepemimpinan yang efektif akan

berdampak positif pada kinerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Menurut Mangkunegara (2005) kinerja adalah pretasi atau hasil kerja baik

kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia persatuan

periode waktu dalam melaksanakan kerjanya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan. Kinerja seorang pegawai pada organisasi dipengaruhi dalam

beberapa faktor, salah satunya cara pimpinan dalam memimpin bawahannya.


3

Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang mampu memanfaatkan

seluruh sumber daya manusia yang ada dalam organisasi, sehingga

kepemimpinan merupakan bagian penting dalam meningkatkan disiplin kerja

para karyawan.

Gaya kepemimpinan menurut Sutikno (2014) mengatakan bahwa gaya

kepemimpinan atau perilaku kepemimpinan atau sering disebut tipe

kepemimpinan yang memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan

disiplin kerja karyawan. Tipe kepemimpinan ini yaitu meliputi 1) tipe

otokratik, dimana kepemimpinan adalah hak pribadinya (pemimpin),

sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan karyawan dalam penetapan

kebijakan. 2) Tipe kendali bebas atau Laisez Faire, dimana pemimpin

biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar diri

dari tanggung jawab yang harus dipenuhi. 3) Tipe paternalistik, dimana

pimpinan memiliki peran dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan

diwarnai oleh harapan bawahan. 4) tipe kharismatik, dimana pemimpin

memiliki daya tarik yang mampu mempengaruhi karyawan. 5) Tipe

militeristik dimana pemimpin dalam menggerakan bawahannya lebih sering

mempergunakan sistem perintah yang harus diikuti oleh karyawan. 6) Tipe

Pseudo-demokratik, adanya sikap seorang pemimpin yang berusaha

mengemukakan keinginan-keinginannya dan setelah itu membuat sebuah

panitia, dengan berpura-pura untuk berunding tetapi yang sebenarnya tiada

lain untuk mengesahkan saran-sarannya. 7) Tipe demokratik adalah

kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah sehingga aktivitas karyawan

dapat terbentuk.
4

Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa gaya kepemimpinan yang

diterapkan dengan baik akan mendukung upaya peningkatan disiplin kerja

karyawan sehingga aktivitas karyawan dapat sepenuhnya mendukung

pencapaian tujuan perusahaan. Seorang pimpinan diharapkan memiliki

kemampuan dalam memimpin, mengarahkan, memotivasi, dan mampu

berkomunikasi dengan bawahan agar tujuan organisasi dapat tercapai. Gaya

kepemimpinan, baik pada organisasi nonpemerintahan maupun instansi

pemerintahan, sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya terutama

instansi milik pemerintah yang berbeda dengan perusahaan swasta.

Kepemimpinan pada instansi pemerintah cenderung memiliki tantangan besar

karena berbasis pada aturan dan model kepemimpinan berdasarkan birokrasi

serta sistem manajerial, sehingga gaya kepemimpinan yang efektif adalah

gaya kepemimpinan yang dapat memotivasi dan mendorong pegawai,

menumbuhkan semangat kerja serta mudah dan cepat menyelesikan masalah

dalam segala situasi organisasi.

Disiplin kerja pada hakekatnya adalah menumbuhkan kesadaran bagi

para pekerjanya untuk melakukan tugas yang telah dibebankan, dimana

pembentuknya tidak timbul dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk

melalui pendidikan formal maupun nonformal, serta motivasi yang ada pada

setiap karyawan harus dikembangkan dengan baik dengan demikian semakin

tingginya disiplin kerja setiap karyawan yang didukung oleh keahlian, upah

yang layak, maka akan mempengaruhi aktivitas-aktivitas dari instansi itu

sendiri.
5

Menurut Setiyawan dan Waridin (2006) disiplin sebagai keadaan ideal

dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan dalam rangka mendukung

optimalisasi kerja. Salah satu syarat agar disiplin dapat ditumbuhkan dalam

lingkungan kerja ialah, adanya pembagian kerja yang tuntas sampai kepada

pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan

sadar apa tugasnya, bagaimana melakukannya, kapan pekerjaan dimulai dan

selesai, seperti apa hasil kerja yang disyaratkan, dan kepada siapa

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan itu. Untuk itu disiplin harus

ditumbuh kembangkan agar tumbuh pula ketertiban dan efisiensi. Tanpa

adanya disiplin yang baik, jangan harap akan dapat diwujudkan adanya sosok

pemimpin atau karyawan ideal sebagaimana yang diharapkan oleh

masyarakat dan perusahaan.

Gaya Kepemimpinan Otoriter Seorang pemimpin yang otoriter ialah

pemimpin yang memiliki atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi

sebagai pemilik pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan

organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau

menerima kritik, saran dan pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan

formalnya, Dalam tindakan penggerakkannya sering memperguna-kan

pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum (Citra,

2014).

Gaya kepemimpinan paternalistis menunjukkan seorang pemimpin yang

tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang memiliki

ciri sebagai berikut: menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak

dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang memberikan


6

kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang

memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, dan

jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan

daya kreasi dan fantasinya (Agung, 2012).

Gaya kepemimpinan demokratis yaitu Pengetahuan tentang

kepemimpinan yang telah membuktikan bahwa tipe pemimpin demokratislah

yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena gaya

kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut: dalam proses

penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu

adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan

kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari

pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari

bawahannya (Agung, 2012).

Berkaitan dengan adanya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin

kerja, hal ini kemungkinan juga terjadi pada Polres Kediri Kota, merupakan

instansi pemerintahan yang berada di lingkungan masyarakat Kota Kediri.

Tanggung jawab utama yaitu melindungi, mengayomi, dan melayani

masyarakat. Polres Kediri Kota juga memiliki tugas yang telah ditetapkan

sesuai dengan standart SOP Kepolisian Republik Indonesia untuk setiap

bagian-bagian atau unit-unitnya, sehingga Polres Kediri Kota harus memiliki

pengurus-pengurus dengan kinerja yang tinggiagar mereka dapat

melaksanakan tugas-tugas mereka dengan baik.

Menurut keterangan salah seorang anggota kepolisian yang memiliki

jabatan sebagai Kepala Seksi Keuangan Polres Kediri Kota, menyatakan


7

bahwa pimpinannya telah melaksanakan upaya yang dikategorikan, seperti:

pemimpin menghargai ide-ide para anggotanya, pemimpin memberi

penghargaan jika target yang ditugaskan berhasil dicapai, pemimpin bersedia

memberikan arahan tentang pekerjaan pada anggota serta pemimpin memberi

pujian jika target berhasil dicapai.

Kolisian Negara Republik Indonesia merupakan instrumen negara yang

berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,

menegakkan hukum serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan

pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam

negeri sesuai dengan Pasal 5 UU No.2Tahun2002. Kepolisian, memiliki

kewenangan dalam menyelesaikan permasalah yang terjadi baik masalah

pidana maupun masalah perdata. Tujuan dibentuknya kepolisian menurut

undang-undang dasar negara 1945 Pasal 4 UU No.2 Tahun 2002 adalah untuk

mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan

dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya

perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya

ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Terkait dengan tugas dan tanggungjawab yang diemban oleh institusi

kepolisian, kinerja kepolisian merupakan bagian yang mendapat perhatian

dari masyarakat. Beberapa waktu belakangan kepolisian mendapat sorotan

publik.

Namun demikian terjadinya kasus yang baru-baru ini telah membuat citra

kepolisian menjadi negatif, dimana Brigadir J, anggota Polres Tabalong,

Banjarmasin, Kalimantan Selatan terlibat perampokan kas Bank Mandiri


8

sebanyak Rp10 miliar dan US$25 ribu. Perampokan itu terjadi saat J

melakukan pengawalan pengiriman uang dari Cabang Banjarmasin ke

Cabang Tabalong (www.cnnindonesia.com). Selain itu kasus narkoba juga

menjadi sorotan masyarakat karena dilakukan oleh anggota kepolisian.

Beberapa kasus tersebut menjadikan citra negatif masyarakat terhadap

instansi kepolisian.

Sesuai dengan keterangan tersebut, maka penting untuk ditinjau kembali

seberapa jauh gaya kepemimpinan yang telah diterapkan oleh pemimpin

Polres Kediri Kota serta seberapa besar pengaruhnya terhadap disiplin kerja

anggota. Berdasarkan pemaparan uraian latar belakang diatas maka penting

untuk melakukan penelitian mengenai gaya seorang pemimpin dalam

memimpin bawahannya yang berpengaruh langsung pada peningkatan

disiplin kerja anggota. Diharapkan, hasil penelitian ini mampu memberikan

masukan bagi pihak yang berkepentingan dalam menerapkan gaya

kepemimpinan dalam sebuah organisasi, maka penelitian ini mengangkat

judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN

KERJA ANGGOTA PADA POLRES KEDIRI KOTA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka disusun rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari gaya

kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik terhadap disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota?


9

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari gaya

kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik terhadap disiplin

anggota Polres Kediri Kota?

3. Diantara gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik,

variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap disiplin anggota

Polres Kediri Kota?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara simultan dari gaya

kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik terhadap disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota.

2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan secara parsial dari gaya

kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik terhadap disiplin

anggota Polres Kediri Kota.

3. Untuk mengetahui diantara gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan

paternalistik, variabel apakah yang berpengaruh dominan terhadap disiplin

anggota Polres Kediri Kota.

1.4 Manfaat Penlitian

1. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini merupakan media pelatihan intelektual yang diharapkan

dapat mempertajam daya pikir secara ilmiah secara mampu

meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin ilmu yang

dipelajari.
10

b. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang sumber daya

manusia terutama tentang pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

disiplin anggota kepolisian.

2. Bagi Instansi

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi serta sebagai

bahan masukan dalam penerapan gaya kepemimpinan yang mampu

meningkatkan disiplin anggota kepolisian.

b. Bentuk kerjasama dalam menjalin hubungan baik antara Jurusan

Manajemen dengan instansi pemerintah terkait, guna mendapatkan

masukan positif untuk instansi.

3. Bagi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya, penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dalam hal memperluas

pengetahuan khususnya dalam bidang sumber daya manusia.

4. Bagi Pihak Lain

a. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan perbandingan,

pertimbangan serta kajian dalam penerapan gaya kepemimpinan yang

berpengaruh terhadap kinerja anggota.

b. Sebagai tambahan referensi dan bahan masukan yang membangun bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang manajemen sumber

daya manusia.

c. Sebagai bahan untuk melengkapi temuan-temuan penelitian bidang

kepemimpinan di masa yang akan datang.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa penelitian

terdahulu sebagai bahan referensi dan sebagai perbandingan dengan

penelitian saat ini, penelitian tersebut antara lain:

1. Jhon Nasyaroeka (2011) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Disiplin kerja Karyawan PT Bentoel Prima Bandar Lampung

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap disiplin kerja karyawan PT. Bentoel Prima. Berdasarkan hasil

penelitian Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap disiplin kerja

karyawan PT. Bentoel Prima Bandar Lampung. Hasil perhitungan dengan

menggunakan rumus koefisien penentu (KP) diperoleh hasil sebesar

53,29%. Sedangkan faktor-faktor lain di luar gaya kepemimpinan

pengaruhnya sebesar 46,71%. Dengan demikian, gaya kepemimpinan pada

PT. Bentoel Prima Bandar Lampung mempunyai pengaruh yang besar

terhadap disiplin kerja karyawan.

2. Kadek Yudi Prawira Jaya (2015) dengan judul penelitian yaitu Pengaruh

Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai di Dinas Balai

Bahasa Provinsi Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan

transaksional dan gaya kepemimpinan otokratis terhadap disiplin kerja

pegawai di Dinas Balai Bahasa Provinsi Bali. Hasil penelitian ini

menunjukkan gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan

11
12

transaksional dan gaya kepemimpinan otokratis berpengaruh positif dan

signifikan terhadap disiplin kerja di Dinas Balai Bahasa Provinsi Bali.

3. Ragil Nurmaladewi (2015) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap

Disiplin Kerja Pegawai Kelurahan Kemboja Kecamatan Tanjungpinang

Barat. Hasil analisa Regresi antara gaya kepemimpinan terhadap disiplin

kerja pegawai Kelurahan Kemboja Kecamatan Tanjungpinang Barat

berdasarkan hasil perhitungan regresi linier sederhana yaitu sebasar 0,672

yang dapat diartikan interpretasi koofisien regresi adalah rendahnya

pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai.

Sedangkan hasil dari koefisien penentu yaitu sebesar 35,4% yang berarti

menunjukan rendahnya pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan

terhadap disiplin kerja pegawai.

4. Yubersius Tongo-Tongo, (2014) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Anggota Detasemen A Pelopor Satuan

Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Utara. Hasil analisis

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh linier

terhadap kinerja Anggota Detasemen A Pelopor Satuan Brigade Mobil

Kepolisian Daerah Sulawesi Utara sedangkan disiplin kerja berpengaruh

positif terhadap kinerja Anggota Detasemen A Pelopor Satuan Brigade

Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Utara.

5. Artina (2014) pengaruh kepemimpinan, budaya kerja, lingkungan kerja

terhadap disiplin kerja dan kinerja personil polda riau. Semakin baik

disiplin kerja, dapat mendorong semakin tinggi kinerja personil di

Kepolisian Daerah Riau. Disiplin kerja memiliki arti penting


13

mempertinggi kinerja personil, yakni dalam kategori besar. Hal ini

terutama karena kesetiaan pada NKRI, menjunjung tinggi martabat

negara, dan rasa saling hormat-menghormati.

6. Erni Dwi Octaviani, (2007) Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu: (1) Gaya kepemimpinan tidak

memiliki pengaruh terhadap kinerja anggota Satlantas Polres Pekanbaru.

(2) Disiplin kerja memiliki pengaruh kinerja anggota Satlantas Polres

Pekanbaru. Kedisiplinan adalah salah satu metode yang diterapkan dalam

lingkungan Kepolisian. Dedikasi dan kedisiplinan yang tinggi dari anggota

POLRI untuk menjadi lebih profesional sangat diperlukan untuk mencapai

tujuan dan peranan POLRI. Salah satu yang mempengaruhi kedisiplinan

adalah religiusitas yang dimiliki oleh seorang anggota POLRI. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara religiusitas

dengan kedisiplinan pada anggota POLRI.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Definisi Kepemimpinan

Untuk menunjang keberhasilan fungsi manajemen dalam organisasi

tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melaksanakan tugas

atau fungsi manajemen. Kepemimpinan adalah suatu faktor kemanusiaan,

mengikat suatu kelompok bersama dan memberi motivasi untuk tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Tanpa kepemimpinan

yang efektif, individu-individu maupun kelompok cenderung tidak memiliki

arah, tidak puas, dan kurang termotivasi, Amirullah (2015). Sedangkan

menurut Northouse (2013) kepemimpinan yaitu suatu proses di mana


14

individu memengaruhi sekelompok individu untuk mencapai tujuan

bersama.

Hasibuan (2013), kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin

memengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara

produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya Robbins (2003)

mendefinisikan bahwa kepemimpinan sebagai kemampuan untuk

memengaruhi kelompok dalam mencapai tujuan organisasi. Hal serupa juga

diungkapkan oleh Rivai (2009) bahwa kepemimpinan adalah proses untuk

memengaruhi orang lain baik dalam organisasi maupun dari luar organisasi

untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi

tertentu. Berdasarkan uraian maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh pemimpin organisasi untuk

memengaruhi, memotivasi, mengarahkan dan menginspirasi anggota

organisasi agar melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar yang telah

ditetapkan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

2.2.2 Fungsi Kepemimpinan

Nawawi (2003) kepemimpinan memiliki 5 fungsi utama dalam

menjalankan strategi organisasi, sebagai berikut:

a. Fungsi Pengambilan Keputusan

Dalam fungsi pengambilan keputusan sebagai pelaksana strategi

kepemimpinan, agar lebih akurat dalam kepemimpinan untuk

mengefektifkan organisasi, seorang pemimpin perlu mengikutsertakan

anggota organisasi sesuai posisi dan tanggung jawabnya masing-masing.


15

Fungsi pengambilan keputusan akan lebih efektif apabila lingkungan

organisasi pemimpin mampu menciptakan dan mengembangkan Sistem

Informasi Manajemen (SIM) dengan informasi yang cukup dari SIM

maka keputusan yang dibuat akan lebih terjamin tingkat akuratannya

serta informasi yang digunakan selalu terkini dan terbaru.

b. Fungsi Instruktif

Setiap pemimpin harus memahami bahwa di dalam posisi dan perannya

secara implicit terdapat kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab yang

harus dijalankan secara efektif. Salah satu diantaranya adalah kekuasaan

dan wewenang memerintahkan anggotanya untuk melakukan atau tidak

melakukan sesuatu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

sebagai anggota organisasi.

Dengan kata lain fungsi instruktif tidak harus dijalankan secara otoriter

yang dapat berdampak pemimpin kehilangan kewibawaannya karena

instruksi ditantang atau ditolak dan tidak dilaksanakan oleh anggota

organisasi. Kekuasaan dan wewenang tidak perlu mendorong seorang

pemimpin bertindak sebagai penguasa dan tidak boleh dibantah

instruksinya dalam melaksanakan keputusan atau kegiatan lain.

c. Fungsi Konsultatif

Fungsi konsutatif tidak sekedar berarti memberikan kesempatan pada

anggota organisasi untuk menyampaikan masalah-masalah pekerjaan

atau masalah pribadi, tetapi diharapkan pimpinan akan membantu dalam

menyelesaikannya. Fungsi konsultatif dapat juga berarti anggota


16

organisasi diberi kesempatan menyampaikan kritik, saran, informasi dan

pendapat yang berhubungan dengan pekerjaan dan organisasi.

Pelaksanaan fungsi konsultatif ini penting bagi pimpinan karena dapat

digunakan untuk menghimpun informasi-informasi terbaru atau umpan

balik yang berguna untuk melakukan perbaikan kepemimpinannya,

terutama untuk mengambil keputusan-keputusan baru dimasa mendatang

dalam rangka meningkatkan kepemimpinan dalam mengefektifkan

organisasi.

d. Fungsi Partisipatif

Fungsi partisipatif sebagai strategi kepemimpinan untuk mengefektifkan

organisasi ibarat pisau bermata dua. Mata pisau yang pertama adalah

kemampuan pemimpin mengikutsertakan anggota organisasi sesuai

posisi dan kewenangannya agar berpartisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan yang relevan. Mata pisau kedua adalah kesediaan pemimpin dan

pimpinan-pimpinan dibawahnya untuk berpartisipasi dalam membantu

anggota organisasi dalam melaksanakan pekerjaan atau menyelesaikan

masalah yang dihadapinya.

Dalam menjalankan fungsi konsultatif pimpinan harus mempu pula

menampilkan keteladanan dan kerjasama, baik dengan menunjukan

kepatuhan pada peraturan disiplin organisasi, maupun kemahiran dalam

mengerjakan sesuai dengan keahliannya sebagai kegiatan yang berada

diluar kegiatan manajerial.


17

e. Fungsi Delegatif

Fungsi delegatif artinya dalam menggunakan kekuasaan dan tanggung

jawab pemimpin harus mampu mengatur atau membuat aturan-aturan

dan berusaha menegakkan dan mematuhi aturan-aturan tersebut. Dalam

mempengaruhi orang lain agar mematuhi aturan-aturan itu, pemimpin

harus lebih dahulu menampilkan diri sebagai anggota organisasi yang

kepatuhannya paling prima.

2.2.3 Karakteristik Pemimpin

Menurut Tjiptono (2001) secara umum seorang pemimpin yang baik

harus memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

1. Tanggung jawab yang seimbang

Keseimbangan yang dimaksudkan adalah antara tanggung jawab

terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang

yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan

seimbang, agar proses pendelegasian tanggung jawab akan berjalan

lancar.

2. Model peranan yang positif

Peranan adalah tanggung jawab, perilaku, atau prestasi yang diharapkan

dari seseorang yang memiliki posisi tertentu. Segala sesuatu yang

dilakukan oleh pemimpin harus positif. Pemimpin yang menyerukan

untuk bekerja secara tuntas akan dituruti oleh pengikutnya, jika

pemimpin itu sendiri bekerja secara tuntas.


18

3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

Hal yang penting bagi seorang pemimpin adalah kemampuan untuk

mengkomunikasikan berbagai ide, pemikiran, instruksi, dan langkah-

langkah strategi kepada para pengikutnya. Seorang pemimpin dituntut

untuk menyampaikannya secara lugas, tegas, dan jelas.

4. Memiliki pengaruh positif

Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu mempengaruhi para

pengikutnya untuk melakukan sesuai dengan yang diharapkan oleh

pemimpin. Bagi pemimpin itu sendiri, pengaruh yang telah diperolehnya

seharusnya digunakan untuk hal-hal positif sehingga dapat

menguntungkan atau dapat memberikan manfaat.

5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain

untuk mampu meyakinkan para pengikutnya, tentu dituntut keahlian

khusus dari seorang pemimpin. Faktor komunikasi dan pengaruh menjadi

sangat penting, tanda dua hal tersebut pemimpin tidak akan mampu

meyakinkan pengikutnya untuk melaksanakan tanggung jawabnya secara

total.

2.2.4 Tugas-tugas Pemimpin

Menurut Ruch dalam Gerungan (2002) mengungkapkan bahwa ada tiga

tugas utama tiap-tiap pemimpin, yaitu:

1. Structuring the situation

Pemerintah memberikan struktur yang jelas tentang situasi-situasi rumit

yang dihadapi kelompoknya. Pemimpin harus mampu memberikan


19

gambaran secara spesifik dan menjelaskan tentang berbagai situasi yang

dihadapi oleh kelompoknya.

2. Controlling group-behaviour

Dalam tugas ini, pemimpin mengawasi dan menyalurkan tingkah laku

kelompok. Sebagai pemimpin ia harus mampu mengawasi berbagai

perilaku anggotanya dan menyalurkan aktivitas-aktivitas mereka sesuai

dengan peraturan-peraturan keorganisasian.

3. Spokesman of the group

Tugas pemimpin yang terakhir adalah menjadi juru bicara bagi

kelompoknya. Sebagai pemimpin harus mampu menjelaskan tentang

keorganisasian yang dipimpinnya kepada berbagai pihak.

2.2.5 Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil

kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan

seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya

(Tampubolon, 2007). Pendapat lain diungkapkan oleh Tjiptono (2006)

bahwa gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan pemimpin

dalam berinteraksi dengan bawahan. Sementara itu, Rivai (2009)

menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari

tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak

oleh bawahannya. Selanjutnya kepemimpinan dalam organisasi diarahkan

untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat

seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang lain yang

memimpinnya (Sutikno, 2014).


20

Menurut Thoha (2013) bahwa Gaya Kepemimpinan merupakan norma

perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat.

Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas, maka disimpulkan bahwa

gaya kepemimpinan adalah salah satu cara yang dipergunakan oleh seorang

pemimpin dalam mempengaruhi, mengarahkan dan mengendalikan perilaku

orang lain untuk mencapai suatu tujuan.

2.2.6 Macam-macam gaya kepemimpinan

Keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku

bawahan banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan. Beberapa ahli

mengemukakan pendapat tentang macam-macam gaya kepemimpinan.

Sebagai berikut:

Gaya kepemimpinan menurut Thoha (2013) mengatakan bahwa gaya

kepemimpinan terbagi menjadi dua kategori gaya yang ekstrem yaitu :

1. Gaya kepemimpinan otokratis, gaya ini dipandang sebagai gaya yang di

dasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas.

2. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya ini dikaitkan dengan kekuatan

personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan.

Gaya kepemimpinan menurut Sutikno (2014) mengatakan gaya

kepemimpinan atau perilaku kepemimpinan atau sering disebut Tipe

Kepemimpinan. Tipe kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui

keberadaanya adalah sebagai berikut :


21

1. Tipe Otokratik

Tipe kepemimpinan ini menganggap bahwa kepemimpinan adalah

hak pribadinya (pemimpin), sehingga ia tidak perlu berkonsultasi dengan

orang lain dan tidak boleh ada orang lain yang turut campur. Seorang

pemimpin yang tergolong otokratik memiliki serangkaian karateristik

yang biasanya dipandang sebagai karakteristik yang negatif. Seorang

pemimpin otokratik adalah seorang yang egois. Seorang pemimpin

otokratik akan menunjukan sikap yang menonjolakan keakuannya, dan

selalu mengabaikan peranan bawahan dalam proses pengambilan

keputusan, tidak mau menerima saran dan pandangan bawahannya. Ciri-

cirinya:

a. Pimpinan mendikte teknik dan langkah kegiatan bawahan dalam

bekerja setiap hari.

b. Pimpinan mengabaikan pendapat ataupun bawahannya.

c. Pempinan mengambil keputusan sendiri.

d. Pempinan kurang memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan

bawahan.

2. Tipe Kendali Bebas atau Laisez Faire

Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe

kepemimpinan otokratik. Dalam kepemimpinan tipe ini sang pemimpin

biasanya menunjukkan perilaku yang pasif dan seringkali menghindar

diri dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang kendali bebas

cenderung memilih peran yang pasif dan membiarkan organisasi berjalan

menurut temponya sendiri. Disini seorang pemimpin mempunyai


22

keyakinan bebas dengan memberikan kebebasan yang seluas-luasnya

terhadap bawahan maka semua usahanya akan cepat berhasil. Ciri-cirinya

sebagai berikut:

a. Menyerahkan tangggung jawab pada pelaksanaan pekerjaan kepada

bawahan.

b. Memberikan kebebasan kepada bawahan untuk mengemukakan ide

saran dan pendapat.

c. Menyerahkan kepada bawahan sepenuhnya dalam hal pengambilan

keputusan.

d. Percaya bahwa bawahannya mampu melakukan tugas-tugasnya

dengan baik.

e. Membiarkan bawahannya memilih cara-cara yang dikehendakinya

dalam melaksanakan tugas.

3. Tipe Paternalistik

Persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya

dalam kehidupan organisasi dapat dikatakan diwarnai oleh harapan

bawahan kepadanya. Harapan bawahan berwujud keinginan agar

pemimpin mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi dan

layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk,

memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraan

bawahannya. Pemimpin yang paternalistik mengharapkan agar

kepemimpinannya merupakan penerimaan atas peranannya yang

dominan dalam kehidupan organisasi. Pemimpin dengan tipe

paternalistik memiliki ciri sifat sebagai berikut:


23

a. Menganggap bawahan tidak dewasa.

b. Bersikap terlalu melindungi.

c. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengambil keputusan.

d. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil

inisiatif.

e. Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

mengembangkan daya kreasi dan fantasi.

f. Sering bersikap mau tahu.

4. Tipe Kharismatik

Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik khusus

yaitu daya tariknya yang sangat memikat, sehingga mampu memperoleh

pengikut yang sangat besar dan para pengikutnya tidak selalu dapat

menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut itu dikagumi. Hingga

sekarang, para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa

seorang pemimpin memiliki kharisma. Yang diketahui ialah bahwa

pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar.

a. Visi dan artikulasi.

b. Rasio personal.

c. Peka terhadap lingkungan.

d. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut.

e. Perilaku tidak konvensional


24

5. Tipe Militeristik

Pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang pemimpin

organisasi militer. Pemimpin yang bertipe militeristik ialah pemimpin

dalam menggerakan bawahannya lebih sering mempergunakan sistem

perintah, senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya, dan senang

kepada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut disiplin yang tinggi

dan kaku dari bawahannya, dan sukar menerima kritikan dari

bawahannya.

a. Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering

dipergunakan

b. Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada pangkat

dan jabatan

c. Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

d. Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya

6. Tipe Pseudo-demokratik

Tipe ini disebut juga kepemimpinan manipulatif atau semi

demokratik. Tipe kepemimpinan ini ditandai oleh adanya sikap seorang

pemimpin yang berusaha mengemukakan keinginan-keinginannya dan

setelah itu membuat sebuah panitia, dengan berpura-pura untuk

berunding tetapi yang sebenarnya tiada lain untuk mengesahkan saran-

sarannya. Pemimpin seperti ini menjadikan demokrasi sebagai selubung

untuk memperoleh kemenangan tertentu.Pemimpin yang bertipe pseudo-

demokratik hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal

sebenarnya dia bersikap otokratis. Pemimpin ini menganut demokrasi


25

semu dan lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam

bentuk yang halus.

a. tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap

otokratis

b. Pemimpin ini menganut demokrasi semu

c. lebih mengarah kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam

bentuk yang halus, samar-samar

7. Tipe Demokratik

Tipe demokratik adalah tipe pemimpin yang demokratis, dan bukan

kerena dipilihnya si pemimpin secara demokratis. Tipe kepemimpinan

dimana pemimpin selalu bersedia menerima dan menghargai saran-saran,

pendapat, dan nasehat dari staf dan bawahan, melalui forum musyawarah

untuk mencapai kata sepakat. Kepemimpinan demokratik adalah

kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Kegiatan-kegiatan

pengendalian dilaksanakan secara tertib dan bertanggung jawab.

Pembagian tugas disertai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab

yang jelas, memungkinkan setiap anggota berpartisipasi secara aktif.

Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri sifat sebagai berikut:

a. Memberikan kesempatan pada bawahan untuk menentukan cara

penyelesaian pekerjaan.

b. Mendengar pendapat, ide, dan saran dari bawahan.

c. Mengajak bawahan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan

keputusan.

d. Memperhatikan kepentingan dan kesejahteraan bawahan.


26

e. Menindak para bawahan yang melanggar disiplin organisasi dan etika

kerja, pendekatan bersifat korektif dan edukatif.

Menurut Rivai (2003) menyebutkan gaya kepemimpinan merupakan

dasar mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan

memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksanaan tugas,

mementingkan hubungan kerjasama, dan meningkatkan hasil yang dapat

dicapai. Kepemimpinan memegang peran yang signifikan terhadap

kesuksesan dan kegagalan sebuah organisasi.

2.3 Hubungan antara Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja

Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan, seorang pemimpin tidak

lepas dari suatu gaya dalam memimpin organisasinya atau disebut dengan

gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan bertujuan untuk memengaruhi

pikiran, sikap, dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya untuk

bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan.

Dalam penelitian ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap disiplin kerja, artinya hasil dari

pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan yang dijalankan mempunyai

dampak yang selalu positif atau baik bagi organisasi, sebab semakin tinggi

pelaksanaan aktivitas manajerial kepemimpinan dilakukan, maka akan

berdampak pada sedikit/tidak sama sekali penurunan kinerja instansi dari

waktu ke waktu. Pelaksanaan aktivitas gaya kepemimpinan yang lebih

banyak ke arah menekan karyawan bisa saja menyebabkan seorang karyawan

dapat mencapai kepuasan dalam bekerja, dapat membawa pengaruh yang

positif dalam pembentukan kepribadian.


27

Disiplin kerja pada kajian yang ditelaah oleh Siswanto (2002) yang

menyatakan bahwa disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati,

menghargai, kepatuhan dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku,

baik yang tertulis maupun tidak, sanggup menjalankannya, serta tidak

mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan

wewenang yang diberikan kepadanya. Semakin baik disiplin anggota, maka

semakin tinggi pula kinerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin kerja

anggota yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan/instansi mencapai hasil

yang optimal. Selain itu kedisiplinan pada hakekatnya pembatasan kebebasan

karyawan, oleh karena itu dalam usaha menegakkan kedisiplinan tidak asal

melaksanakan, dimana kepemimpinan menjadi salah satu upaya untuk

mencapai tujuan dari upaya peningkatan disiplin kerja karyawan. Dengan

kata lain, kedisiplinan bukan hanya sekedar untuk kedisiplinan saja

melainkan juga harus menunjang tujuan perusahaan/instansi (Nitisemito,

2006).

2.4 Model Kerangka Konseptual Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan

demokratik, otokratik dan paternalistik sedangkan variabel terikat adalah

kinerja anggota (Y). Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, sedangkan

variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya variabel bebas.


28

Gambar 2.1
Model Kerangka Konsep Penelitian

Gaya Kepemimpinan
demokratik (X1)

Disiplin Anggota
Gaya Kepemimpinan Kepolisian (Y)
otokratik (X2)

Gaya Kepemimpinan
paternalistik (X3)

Keterangan: Pengaruh secara Simultan

Pengaruh secara Parsial

2.5 Hipotesis Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Berdasarkan landasan

teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan sebelumnya, maka diajukan

hipotesis sebagai berkut:

H₁ = Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari gaya

kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota

H₂ = Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari gaya

kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota

H₃ = Gaya kepemimpinan demokratik berpengaruh secara dominan

terhadap disiplin anggota kepolisian.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian

penjelasan (explanatory research), yaitu penelitian yang menyoroti

hubungan antar variabel dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya (Singarimbun, 2006). Penelitian penjelasan ini juga dinamakan

penelitian pengujian hipotesis (Testing Research) dimana dilakukakn

pengujian terhadap hipotesis sesuai dengan yang digunakan. Pada penelitian

explanatory, hipotesis yang dirumuskan akan diuji unuk mengetahui adanya

pengaruh antara variabel-variabel dalam penelitian ini mengenai pengaruh

gaya kepemimpinan terhadap disiplin anggota Polres Kediri Kota.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian dilakukan. Penelitian ini

dilaksanakan pada Polres Kediri Kota, Jl. KDP Slamet No. 2 Bandar Lor

Mojoroto, Pakelan Kecamatan Kota Kediri, Kota Kediri Jawa Timur, 64114.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.

Dalam penelitian ini data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian

yaitu melaui kuisioner kepada responden. Data primer dikumpulkan oleh

peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian.

29
30

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang di peroleh dari dokumen

dokumen Polres Kediri Kotaseperti gambaran umum instansi, falsafah,

visi dan misi instansi, struktur organisasi instansi, pembagian tugas

karyawan, kegiatan usaha, dan gambaran umum penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan

hasilnya baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

mudah diolah (Arikunto, 2002). Beberapa instrument yang dapat digunakan

sebagai alat bantu pengumpulan data yaitu :

1. Kuisioner

Kuisioner yaitu daftar sejumlah pertanyaan tertulis yang tersusun secara

terstruktur. Pertanyan tersebut diajukan kepada anggotaPolres Kediri Kota.

2. Dokumentasi

Metode penumpulan data dengan cara mencatat dokumen-dokumen yang

diperoleh dari perusahaan ataupun literatur tentang informasi yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, misalnya tentang sejarahPolres

Kediri Kota, falsafah, visi dan misi, struktur organisasi, kegiatan

perusahaan dan lain-lain.


31

3.5 Konsep, Variabel dan Definisi Operasional

1. Konsep

Sebuah penelitian memerlukan adanya pemahaman tentang konsep

dari permasalahan yang hendak di teliti, karena melalui konsep akan dapat

dirumuskan hubungan hubungan teoritis. Pengertian konsep yang

dikemukakan oleh Singarimbun (2006), adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan,

kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial.

Penelitian ini menggunakan konsep yaitu:

1. Kepemimpinan demokratik

2. Kepemimpinan otokratik

3. Kepemimpinan paternalistik

2. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2008) variabel adalah suau atribut atau nilai dari

orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik

kesimpulanya. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebgai berikut:

a. Variabel Independen (X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahan timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:


32

1. Kepemimpinan demokratik (X1)

Gaya kepemimpinan demokratik dikaitkan dengan kekuatan personal

dan keikutsertaan para pengikut dalam proses pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan yang akan ditetapkan.

2. Kepemimpinan otokratik (X2)

Gaya kepemimpinan otokratik merupakangaya yang di dasarkan atas

kekuatan posisi dan penggunaan otoritas dalam proses pengelolaan

organisasi.

3. Kepemimpinan paternalistik (X3)

Gaya kepemimpinan yang didasarkan pada persepsi seorang

pemimpin tentang peranannya yang selalu membimbing karyawan

dalam kehidupan organisasi.

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipegaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian

ini adalah disiplin anggota kepolisian (Y) yaitu disiplin kerja adalah

suatu sikap menghormati, menghargai, kepatuhandan taat terhadap

peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak, serta

sanggup menjalankannya, serta tidak mengelak untuk menerima sanksi-

sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan

kepada karyawan. Adapun konsep, variabel, indikator dan item

penelitian dapat disajikan pada Tabel 3.1.


33

Tabel 3.1
Konsep, Variabel, Indikator dan Item Penelitian

Konsep Variabel Indikator Item

Variabel Gaya 1. Menyerahkan 1. Pimpinan menerima saran dari


bebas (X) Kepemimpinan tangggung jawab anggota
demokratik (X1) pada pelaksanaan 2. Pimpinan mampu menjalankan
pekerjaan kepada peran dalam menggerakan anggota
bawahan. 3. Pimpinan melakukan penderkatan
2. Memberikan secara personal
kebebasan kepada 4. Pimpinan memiliki kenyakinan
bawahan untuk terhadap kemampuan anggota
mengemukakan ide 5. Pimpinan memberikan kebebasan
saran dan pendapat. dalam proses penyelesaian
3. Menyerahkan kepada pekerjaan
bawahan sepenuhnya 6. Pimpinan menjalankan prosedur
dalam hal kerja
pengambilan 7. Anggota diberikan kebebasan
keputusan. dalam menyampaikan gagasan
4. Percaya bahwa 8. Pimpinan diberikan kekebasan
bawahannya mampu dalam menyampaiakan gagasan
melakukan tugas- 9. Kemampuan anggota dapat
tugasnya dengan dimaksimalkan
baik. 10. Pimpinan memberikan hukuman
5. Membiarkan bagi anggota yang melanggar
bawahannya memilih 11. Upaya peningkatan disiplin kerja
cara-cara yang anggota
dikehendakinya 12. Pimpinan bersikap positif kepada
dalam melaksanakan anggota
tugas. 13. Pimpinan bersikap formal kepada
anggota
14. Pimpinan memiliki visi yang jelas
15. Pimpinan selalu mengendalikan
aktivitas anggota
16. Pimpinan memberikan perintah
secara detail kepada anggota
17. Pimpinan selalu melakukan
pengawasan atas aktivitas anggota
18. Kesejahteraan anggota kurang
diperhatikan pimpinan
19. Memenuhi kebutuhan anggota
20. Pimpinan menyerahkan kepada
anggota dalam proses penyelesaian
pekerjaan
21. Anggota diberikan kebebasan
dalam bekerja
22. Pimpinan selalu memaksimalkan
kehendak
34

Lanjutan………
Konsep Variabel Indikator Item

23. Pimpinan menjalankan prosedur


secara otoriter
Gaya 1. Pimpinan mendikte 1. Pimpinan mengabaikan pendapat
Kepemimpinan teknik dan langkah anggota
Otokratik (X2) kegiatan bawahan 2. Jaminan kesejahteraan anggota
2. Pimpinan 3. Pimpinan selalu mengikuti
mengabaikan perubahan kondisi yang terjadi
pendapat ataupun 4. Pimpinan menerima ide dari
bawahannya anggota
3. Pempinan 5. Pimpinan dapat berperan ganda
mengambil dalam menjalankan fungsi
keputusan sendiri kepemimpinan
4. Pempinan kurang 6. Anggota diberikan kebebasan
memperhatikan dalam pengajuan pendapat
kepentingan dan 7. Pimpinan berupaya menjalanakan
kesejahteraan tugas sesuai dengan ketentuan
bawahan 8. Pimpinan memberikan dukungan
terkait upaya memaksimalkan
kinerja anggota
9. Pimpinan selalu memberikan
pengarahan kepada anggota
10. Pimpinan berupaya untuk
mengaharahkan aktivitas anggota
11. Pimpinan memberikan
kepercayaan anggota dalam proses
penyelesaian tugas
12. Pimpinan selalu berupaya
menjalankan prosedur kerja dengan
benar
13. Anggota diberikan kebebasan
dalam beraktivitas
14. Keputusan didasarkan pada
keputusan individu pimpinan
Gaya 1. Menganggap 1. Memberikan perlindungan kepada
Kepemimpinan bawahan tidak anggota
paternalistik dewasa. 2. Pimpinan memiliki kepedulian
(X3) 2. Bersikap terlalu kepada anggota
melindungi. 3. Memberikan jaminan keselamatan
3. Jarang memberikan kerja anggota
kesempatan kepada 4. Pengambilan kepusan mutlak dari
bawahannya untuk pimpinan
mengambil 5. Tanggungjawab pekerjaan
keputusan diberikan kepada anggota
4. Jarang memberikan 6. Pimpinan memberikan dukungan
kesempatan kepada dalam proses penyelesian tugas
bawahan untuk 7. Anggota dalam bekerja selalu
35

Lanjutan………
Konsep Variabel Indikator Item

mengambil inisiatif. diarahkan pimpinan


5. Jarang memberikan
kesempatan kepada
bawahan untuk
mengembangkan
daya kreasi dan
fantasi.
6. Sering bersikap mau
tahu.
Variabel Disiplin Kerja 1. Menggunakan  Menghindari tingkat kesalahan
terikat (Y) peralatan dengan dalam penggunaan peralatan.
baik  Menjalankan tugas sesuai
2. Tanggung jawab dengan ketentuan.
yang tinggi  Tidak melanggar peraturan kerja
3. Ketaatan terhadap
aturan

3.6 Skala Pengukuran

Dalam penelitian ini dipergunakan kuesioner baik untuk mengungkapkan

variabel bebas maupun variabel terikat, kuesioner diberikan kepada pegawai

dan dibuat dalam bentuk pertanyaan ataupun pernyataan tertutup, dimana

jawaban dan pernyataan responden yang sesuai tinggal memberikan tanda (√)

pada kotak pilihan yang tersedia dan sesuai. Skor jawaban yang diperoleh

merupakan skala ordinal, agar dapat dianalisis maka diangkakan dengan

menggunakan skala likert lima tingkat antara 1 sampai 5, dimana pernyataan

yang mengarah positif diberi skor 5 dan pernyataan yang mengarah negatif

diberi skor 1. Secara rinci pemberian skor adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju Skor 5


Setuju Skor 4
Cukup Setuju Skor 3
Tidak Setuju Skor 2
Sangat Tidak Setuju Skor 1
36

Sebelum kuesioner digunakan untuk mengukur variabel yang ada, maka

terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.

3.7 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2006) yaitu wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun dalam penelitian ini yang

menjadi populasi adalah seluruh anggota pada Polres Kediri Kota, yaitu

sebanyak 181 pegawai.

2. Sampel

Sedangkan yang dimaksud sampel menurut Sugiyono (2006), yaitu Bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Selain

itu adanya pengambilan sampel dimaksudkan untuk memperoleh

keterangan mengenai obyek-obyek penelitian dengan cara mengamati

sebagian populasi. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi namun tetap mampu mewakili populasi

tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random

sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara random

dari populasi. Jumlah sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin, adalah sebagai berikut:


37

keterangan :

n =besar sampel

N =besarnya populasi

α = Margin of Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang

masih bisa ditolerir (ditentukan 10%). Dengan populasi sebanyak 181

maka perhitungannya adalah sebagai berikut:

181
n
1  181 0,1
2

n  64,41 = 64 orang

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat tersebut mampu mengukur

apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2005). Untuk

mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor

butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Skor total ialah

nilai yang diperoleh dari hasil penjumlahan semua skor item. Jika korelasi

antara skor item dengan skor total signifikan pada taraf nyata = 0,05

maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur yang digunakan valid. Adapun

rumusannya sebagai berikut:


38

NXY  (X )(Y )


rxy 
NX 2

 (  X ) 2 . N Y 2  (  Y ) 2 
Keterangan :
rxy = koefisienkorelasi skor buir soal dan skor total
x = skor butir
y = skor total
n = jumlah sampel
Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah teknik korelasi

product moment dari Pearson(Sugiyono, 2001), kemudian nilai korelasi

dibandingkan dengan tabel. Untuk penghitungan Uji ini menggungakan

bantuan program SPSS for windows versi 20.

b. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang berarti

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2001). Pada

dasarnya bahwa sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Pengujian reliabilitas

dilakukan dengan menggunakan skor antar item. Dalam penelitian ini,

untuk menguji tingkat reliabilitas menggunakan metode Alpha Croanbach,

dengan rumus sebagai berikut :

 K   S x  S1 
2 2
r11    
 K  1  S x 
2

Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas
K = jumlah butir kuesioner
S12 = jumlah varian sekor-skor butir

S x2 = varian skor kuesioner


39

Suatu instrumen dikatakan reliable bila memiliki koefisien keandalan

(α) ≥ 0,6 (Sekaran, 2006). Pengujian validitas dan reliabiltas masing-

masing variabel pada penelitian ini menggunakan komputer melalui

program SPSS for Windows.

3.9 Metode Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian

ilmiah, karena dengan analisis, data tersebut dapat diberi makna yang berguna

dalam memecahkan masalah penelitian. Pada penelitian ini analisis data yang

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis ini untuk mendiskripsikan karakteristik lokasi penelitian

responden yang diikuti distribusi frekuensi variabel. Data yang telah

dikumpulkan selanjutnya diolah dalam Tabel, setelah itu dibahas secara

diskriptif. Nazir (1999) Menyatakan metode diskriptif adalah suatu metode

dalam meneliti status kelompok manusia atau obyek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Lebih

lanjut dijelaskan Nazir bahwa metode diskriptif merupakan metode

penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian,

sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar

belaka. Ukuran deskriptifnya adalah pemberian angka, baik dalam

responden maupun dalam rangka persentase yang dituangkan dalam

diagram atau Tabel.


40

2. Analisis Inferensial

a. Regresi Linier Berganda

Merupakan pengujian untuk mengukur seberapa besar pengaruh

variabel gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan paternalistik

terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y).

b. Pengujian Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal

(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini peneliti mendeteksi normalitas

data dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov yang

nantinya akan dipadukan dengan kurva Normal Q-Q Plots. Menurut

Akbar (2005) Kolmogorov-Smirnov adalah uji statistik yang

dilakukan untuk mengetahui distribusi suatu data untuk data yang

minimal bertipe ordinal. Ketentuan pengujian ini adalah jika Sig atau

signifikansi atau nilai probabbilitas > 0,05 distribusi adalah normal

(Santoso, 2006).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan

linier yang sempurna. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan

oleh (Santoso, 2002) bahwa tujuan uji multikolinearitas adalah untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independent. Pedoman suatu model regresi yang bebas

multikolinearitas menurut Santoso (2002) adalah:


41

a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari

suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut

homokedastisitas. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas

(Santoso, 2002). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

dalam model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-

titik yang terdapat pada grafik scaterplot.

Lebih lanjut menurut (Santoso, 2002) dasar pengambilan keputusan

adalah sebagai berikut:

a.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang,

melebar, kemudian menyempit) maka telah terjadi

heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.
42

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Hipotesis I

Analisis bertujuan untuk menguji pengaruh secara simultan atau

bersama-bersama antara variabel gaya kepemimpinan demokratik,

otokratik dan paternalistik terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri

Kota, menggunakan Ftest / uji F.

Sedangkan pada uji F mempunyai kriteria sebagai berikut:

a. Bila Sig. F   maka terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama atau simultan antara variabel independent terhadap

variabel dependent.

b. Bila Sig. F >  maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersama-sama atau simultan antara variabel independent terhadap

variabel dependent.

b. Uji Hipotesis II

Analisis ini digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent secara parsial atau

pervariabel, dengan menggunakan uji t.

Sedangkan pada uji t mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Bila nilai Sig. t   maka terdapat pengaruh yang signifikan secara

parsial antara variabel independent terhadap variabel dependent.

2. Bila Sig. t >  maka terdapat pengaruh yang tidak signifikan secara

parsial antara variabel independent terhadap variabel dependent.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Gambaran Umum Polres Kediri Kota

Penelitian ini dilakukan di Kepolisian Resort (Polres) Kediri Kota.

Polres Kediri Kota terletak di Jl. KDP Slamet No. 2 Kelurahan Bandar Lor

Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, 64114. Lokasi tersebut

memiliki aksesbilitas baik dan mudah dijangkau, terhubung dengan kota-

kota di Jawa bagian selatan oleh jalur transportasi regional Jawa selatan baik

melalui jalan raya maupun kereta api. Kota Kediri merupakan dataran

rendah dan dataran tinggi.

4.1.2 Visi dan Misi Polres Kediri Kota

Sebagai ujung tombak dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

masyarakat, Polres Kediri Kota harus mampu beradaptasi pada perubahan

dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat di tengah

dinamika yang begitu pesat. Polres Kediri Kota menghadapi tantangan yang

semakin berat yang pada akhirnya memperluas benteng Polres Kediri Kota

dalam menghadapi perubahan yang cepat. Polres Kediri Kota harus

memiliki pandangan ke depan yang mampu memberikan arah

pengembangan dan kemajuan yang lebih tinggi dibanding dengan intensitas

permasalahan yang dihadapi. Sebagai pedoman ke depan telah dirumuskan

visi dan misi Polres Kediri Kota yaitu terwujudnya pelayanan kamtibmas

prima, tegaknya hukum dan keamanan di wilayah Polres Kediri Kota yang

mantap serta terjalinnya sinergi Polisional yang proaktif.

43
44

Berdasarkan visi yang dicita-citakan tersebut selanjutnya diuraikan

dalam misi Polres Kediri Kota yang mencerminkan koridor tugas-tugas

sebagai berikut:

a. Melaksanakan deteksi dini dan peringatan dini melalui kegiatan/operasi

penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan.

b. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,

responsif, dan tidak diskriminatif.

c. Menjaga keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin

keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.

d. Menjamin keberhasilan penanggulangan gangguan keamanan dalam

negeri.

e. Mengembangkan polisi masyarakat yang berbasis pada masyarakat patuh

hukum.

f. Menegakkan hukum secara profesional, obyektif, proporsional, dan

transparan untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan.

g. Mengelola secara profesional, transparan dan modern seluruh sumber

daya Polres Kediri Kota guna mendukung operasional tugas-tugas.

h. Membangun sistem sinergis polisional interdepartemen dan lembaga

Internasional maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun

kemitraan dan jejaring kerja (partnership building/networking).

i. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dan bernegara,

mengingat Kediri Kota bagian dari Provinsi Jawa Timur.

j. Senantiasa meningkatkan kualitas SDM yang optimal, operasional dan

modern melalui diklat, dikjur, dikbang dengan didasari iman dan amal
45

sholeh yang berbudi luhur, dilaksanakan secara berjenjang dan

berkelanjutan.

4.1.3 Struktur Organisasi Polres Kediri Kota

Dalam setiap lembaga atau institusi Kepolisian mempunyai struktur

organisasi dimana terdapat satuan yang masing-masing satuan atau unit

mempunyai tugas yang berbeda-beda. Tujuannya adalah untuk

mempermudah dalam menjalankan tugas atau kegiatan sehari-hari untuk

menghindarkan tertumpuknya pekerjaan yang sejenis pada satu bagian serta

untuk mempermudah pimpinan dalam melakukan pengawasan. Di Polres

Kediri Kota mempergunakan sistem pengorganisasian, maksudnya bahwa

pembagian dan pengelompokannya disesuaikan dengan ilmu, keahlian dan

jabatan serta bidangnya masing-masing. Keterangan bagan struktur

organisasi Polres Kediri Kota tersebut di atas adalah:

Unsur Pimpinan di Polres Kediri Kota

1. Kapolres (Kepala Kepolisian Resort)

Kapolres merupakan pimpinan Polres yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kapolda. Kapolres bertugas memimpin,

membina, mengawasi, dan mengendalikan satuan organisasi di

lingkungan Polres dan unsur pelaksana kewilayahan dalam jajarannya,

dan memberikan saran pertimbangan kepada Kapolda yang terkait

dengan pelaksanaan tugasnya.


46

2. Wakapolres (Wakil Kepala Kepolisian Resort)

Wakapolres merupakan unsur pimpinan Polres yang berada di bawah

dan bertanggung jawab kepada Kapolres. Wakapolres bertugas

membantu Kapolres dalam melaksanakan tugasnya dengan mengawasi,

mengendalikan, mengkoordinir pelaksanaan tugas seluruh satuan

organisasi Polres dalam batas kewenangannya memimpin Polres dalam

hal Kapolres berhalangan dan memberikan saran pertimbangan kepada

Kapolres dalam hal pengambilan keputusan berkaitan dengan tugas

pokok Polres.

3. Unsur Pengawas dan Pembantu Pimpinan di Polres Kediri Kota terdiri

dari:

a. Siwas (Seksi Pengawasan)

Siwas bertugas melaksanakan monitoring dan pengawasan umum

baik secara rutin maupun insidentil terhadap pelaksanaan kebijakan

pimpinan Polri di bidang pembinaan dan operasional yang dilakukan oleh

semua unit kerja, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pencapaian kinerja serta memberikan saran tindak terhadap

penyimpangan yang ditemukan.

b. Sipropam (Seksi Profesi dan pengamanan)

Sipropam merupakan merupakan unsur pengawas dan pembantu

pimpinan yang berada di bawah Kapolres Sipropam bertugas

melaksanakan pembinaan dan pemeliharaan disiplin, pengamanan

internal, pelayanan pengaduan masyarakat yang diduga dilakukan oleh

anggota Polri dan/atau PNS Polri, melaksanakan sidang disiplin dan/atau


47

kode etik profesi Polri, serta rehabilitasi personel. Sipropam dipimpin

oleh Kasipropam yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres. Sipropam

dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:

1. Unit Provos

Provos bertugas melakukan pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri, penegakan

disiplin dan ketertiban personel Polres, pelaksanaan sidang disiplin

dan/atau kode etik profesi, serta pelaksanaan pengawasan dan

penilaian terhadap personel Polres yang sedang dan telah menjalankan

hukuman disiplin dan/atau kode etik profesi.

2. Unitpaminal (Unit Pengamanan Internal)

Unitpaminal bertugas melakukan pengamanan internal dalam rangka

penegakan disiplin dan pemuliaan profesi, penyiapan proses dan

keputusan rehabilitasi personel Polres yang telah melaksanakan

hukuman dan yang tidak terbukti melakukan pelanggaran disiplin

dan/atau kode etik profesi.

3. Sikeu (Seksi Keuangan)

Sikeu merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah

Kapolres. Sikeu bertugas melaksanakan pelayanan fungsi keuangan

yang meliputi pembiayaan, pengendalian, pembukuan, akuntansi dan

verfikasi, serta pelaporan pertanggung jawaban keuangan. Sikeu

dipimpin oleh Kasikeu yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan


48

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres.

Sikeu dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:

a. Subsimin (Subseksi Administrasi)

Bertugas melakukan pelayanan administrasi keuangan, meliputi

pembiayaan, pengendalian, dan pembukuan keuangan.

b. Subsigaji (Subseksi Gaji)

Bertugas melakukan pembayaran gaji personel Polri.

c. Subsiakunver (Subseksi Akuntansi dan Verifikasi)

Bertugas melakukan kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi dan

verifikasi keuangan.

d. Subsidata (Subseksi Data)

Bertugas membuat laporan pertanggung jawaban keuangan.

c. Sium (Seksi Umum)

Sium merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah

Kapolres. Sium bertugas melaksanakan pelayanan administrasi umum

dan ketatausahaan serta pelayanan markas di lingkungan Polres. Sium

dipimpin oleh Kasium yang bertanggung jawab kepada Kapolres dan

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolres. Sium

dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:

a. Subsimintu (Subseksi Administrasi dan Ketatausahaan)

Bertugas melakukan pelayanan administrasi umum, ketatausahaan,

dan kearsipan di lingkungan Polres


49

b. Subsiyanma (Subseksi Pelayanan Markas)

Bertugas melakukan pelayanan markas di lingkungan Polres, antara

lain melaksanakan pelayanan fasilitas kantor, rapat, angkutan,

perumahan, protokoler untuk upacara, pemakaman, dan urusan dalam

di lingkungan Polres.

d. Bagops (Bagian Operasi)

Bagops merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan yang

berada di bawah Kapolres. Bagops bertugas merencanakan dan

mengendalikan administrasi operasi Kepolisian, pengamanan kegiatan

masyarakat dan/atau instansi pemerintah, menyajikan informasi dan

dokumentasi kegiatan Polres serta mengendalikan pengamanan markas.

Bagops dalam melaksanakan tugas dibantu oleh :

1. Subbagbinops (Sub Bagian Pembinaan Operasi)

Bertugas menyusun perencanaan operasi dan pelatihan praoperasi

serta menyelenggarakan administrasi operasi dan melaksanakan

koordinasi antar fungsi dan instansi/lembaga terkait dalam rangka

pelaksanaan pengamanan kegiatan masyarakat dan/atau pemerintah.

2. Subbagdalops (Sub Bagian Pengendalian Operasi)

Bertugas untuk melaksanakan pengendalian operasi dan pengamanan

Kepolisian, mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data dan

pelaporan operasi Kepolisian serta kegiatan pengamanan dan

mengendalikan pelaksanaan pengamanan markas di lingkungan

Polres.
50

3. Subbaghumas (Sub Bagian Hubungan Masyarakat)

Bertugas mengumpulkan dan mengolah data, serta menyajikan

informasi dan dokumentasi kegiatan Kepolisian yang berkaitan

dengan penyampaian berita di lingkungan Polres dan meliput,

memantau, memproduksi, dan mendokumentasikan informasi yang

berkaitan dengan tugas Polres.

e. Bagren (Bagian Perencanaan)

Bagren dipimpin oleh Kabagren yang bertanggung jawab kepada

Kapolres, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali

Wakapolres. Bagren bertugas menyusun Rencana Kerja (Renja),

mengendalikan program dan anggaran, serta menganalisis dan

mengevaluasi atas pelaksanaannya, termasuk merencanakan

pengembangan satuan kewilayahan. Dalam melaksanakan tugasnya

Bagren dibantu oleh :

1. Subbagprogar (Sub Bagian Program dan Anggaran)

Bertugas untuk membantu menyusun rencana jangka sedang dan

jangka pendek Polres, antara lain Renstra, Rancangan Renja, dan

Renja membantu menyusun rencana kebutuhan anggaran Polres dalam

bentuk RKA-KL, DIPA, penyusunan penetapan kinerja, KAK atau

TOR, dan RAB.

2. Subbagdalgar (Sub Bagian Pengendalian Anggaran)

Bertugas untuk membantu dalam membuat administrasi otorisasi

anggaran tingkat Polres dan menyusun LRA dan membuat laporan


51

akuntabilitas kinerja Satker dalam bentuk LAKIP meliputi analisis

target pencapaian kinerja, program, dan anggaran.

3. Bagsumda (Bagian Sumber Daya)

Bagsumda merupakan merupakan unsur pengawas dan pembantu

pimpinan yang berada di bawah Kapolres. Bagsumda bertugas

melaksanakan pembinaan administrasi personel, sarana dan prasarana,

pelatihan fungsi, pelayanan kesehatan, bantuan dan penerapan hukum.

Bagsumda dipimpin oleh Kabagsumda, yang bertanggung jawab

kepada Kapolres, dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah

kendali Wakapolres. Bagsumda dalam melaksanakan tugas dibantu

oleh:

a. Subbagpers (Subbagian Personel)

Bertugas melaksanakan pembinaan karier personel, perawatan

personel, psikologi personel, pelatihan fungsi, dan pelayanan

kesehatan personel Polri di lingkungan Polres.

b. Subbagsarpras (Subbagian Sarana dan Prasarana)

Bertugas melaksanakan inventarisasi, SIMAK BMN, penyaluran

perbekalan umum, perawatan alat khusus, senjata api, amunisi dan

angkutan, serta memelihara fasilitas jasa dan konstruksi, listrik, air,

dan telepon.

c. Subbagkum (Subbagian Hukum)

Bertugas melaksanakan pelayanan bantuan hukum, memberikan

pendapat dan saran hokum, penyuluhan hukum, dan pembinaan


52

hukum serta analisis sistem dan metoda terkait dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan di lingkungan Polres.

4. Unsur Pelaksana Tugas Pokok Polres Kediri Kota meliputi SPKT (Sentra

Pelayanan Kepolisian Terpadu), dalam melaksanakan tugas dibantu oleh

Unit.

5. Satintelkam (Satuan Intelijen Keamanan)

Bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi Intelijen bidang

keamanan, pelayanan yang berkaitan dengan ijin keramaian umum dan

penerbitan SKCK, menerima pemberitahuan kegiatan masyarakat atau

kegiatan politik, serta membuat rekomendasi atas permohonan izin

pemegang senjata api dan penggunaan bahan peledak.

6. Satreskrim (Satuan Reserse Kriminal)

Bertugas melaksanakan penyelidikan, penyidikan, dan pengawasan

penyidikan tindak pidana, termasuk fungsi identifikasi dan laboratorium

forensik lapangan serta pembinaan, koordinasi dan pengawasan PPNS.

7. Satrasnarkoba (Satuan Reserse Narkotika, Psikotropika, dan Obat

Berbahaya)

Bertugas melaksanakan pembinaan fungsi penyelidikan, penyidikan,

pengawasan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran

gelap Narkoba berikut prekursornya, serta pembinaan dan penyuluhan

dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan

Narkoba.
53

8. Satbinmas (Satuan Binaan Masyarakat)

Bertugas melaksanakan pembinaan masyarakat yang meliputi kegiatan

penyuluhan masyarakat, pemberdayaan Perpolisian Masyarakat

(Polmas), melaksanakan koordinasi, pengawasan dan pembinaan

terhadap bentuk-bentuk pengamanan swakarsa (pam swakarsa),

Kepolisian Khusus (Polsus), serta kegiatan kerja sama dengan organisasi,

lembaga, instansi, dan/atau tokoh masyarakat guna peningkatan

kesadaran dan ketaatan masyarakat terhadap hukum dan ketentuan

peraturan perundang-undangan serta terpeliharanya keamanan dan

ketertiban masyarakat.

9. Satsabhara (Satuan Samapta Bhayangkara)

Bertugas melaksanakan Turjawali dan pengamanan kegiatan

masyarakat dan instansi pemerintah, objek vital, TPTKP, penanganan

Tipiring, dan pengendalian massa dalam rangka pemeliharaan keamanan

dan ketertiban masyarakat serta pengamanan markas.

10. Satlantas (Satuan Lalu lintas)

Bertugas melaksanakan Turjawali lalu lintas, pendidikan masyarakat

lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas

dan penegakan hukum di bidang lalu lintas.

11. Satpamobvit (Satuan Pengamanan Objek Vital)

Bertugas melaksanakan kegiatan pengamanan objek vital (Pamobvit)

yang meliputi proyek/instalasi vital, objek wisata, kawasan tertentu, dan

VIP yang memerlukan pengamanan kepolisian.


54

12. Satpolair (Satuan Kepolisian Perairan)

Bertugas melaksanakan fungsi kepolisian perairan, yang meliputi

patroli perairan, penegakan hukum di perairan, pembinaan masyarakat

pantai dan perairan lainnya, serta SAR.

13. Sattahti (Satuan Perawatan Tahanan dan Barang Bukti)

Bertugas menyelenggarakan perawatan tahanan meliputi pelayanan

kesehatan tahanan, pembinaan tahanan serta menerima, menyimpan,

dan mengamankan barang bukti beserta administrasinya di lingkungan

Polres, melaporkan jumlah dan kondisi tahanan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan

14. Unsur Pendukung yaitu Sitipol (Satuan Teknologi Informasi Polri)

Bertugas menyelenggarakan pelayanan teknologi komunikasi dan

informasi, meliputi kegiatan komunikasi kepolisian, pengumpulan dan

pengolahan serta penyajian data, termasuk informasi kriminal dan

pelayanan multimedia.

15. Unsur Pelaksana Tugas Kewilayahan Unsur pelaksana tugas

kewilayahan yaitu Polsek (Kepolisian Sektor) Polres Kediri Kota

meliputi:

a. Polsek Kota

b. Polsek Mojoroto

c. Polsek Mojo

d. Polsek Semen

e. Polsek Pesantren

f. Polsek Banyakan
55

g. Polsek Grogol

h. Polsek Tarokan

4.2 Gambaran Karakteristik Responden

Gambaran karakteristik responden dapat diketahui berdasarkan hasil

penyebaran kuesioner yang telah dilakukan. Pada penelitian ini

mendiskripsikan mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota. Hasil penyebaran kuesioner yang telah

dilakukan kepada 64 responden yaitu anggota Polres Kediri Kota dan dapat

dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, masa

kerja dan jabatan/ pangkat berdasarkan hasil tersebut maka karakteristik

responden dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin Responden

Jenis kelamin responden secara lengkap dapat dilihat atau disajikan

pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Prosentase

Pria 55 85,94%
Wanita 9 14,06%

Jumlah 64 100%

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Dari Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 64 responden yaitu anggota

Polres Kediri Kota menunjukkan bahwa sebanyak 55 responden atau

sebesar 85,94% adalah pria dan 9 responden atau 14,06% adalah wanita.

Berdasarkan hasil tersebut dapat membuktikan bahwa sebagian besar


56

pegawai adalah pria, hal tersebut dikarenakan tingginya beban kerja yang

harus diselesaikan para pegawai terutama dalam proses penyelesaian

pekerjaan.

2. Tingkat Usia Responden

Karakteristik usia responden terdiri dari empat kelompok usia secara

terperinci dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) Prosentase
< 30 tahun 11 17,18%
30- 35 tahun 19 29,68%
>35 – 40 tahun 31 48,44%
> 40 tahun 3 4,68%
Jumlah 64 100%
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.2 maka dapat diketahui bahwa dari 64 responden

yaitu anggota Polres Kediri Kota menunjukkan bahwa sebagian besar

pegawai adalah berusia >35 – 40 tahun yaitu sebanyak 31 responden atau

48,44%. Banyaknya usia tersebut menunjukkan bahwa tingginya

pengalaman kerja yang dimiliki para pegawai atas tugas dan tanggungjawab

yang harus diselesaikan.

3. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden

Tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh responden yaitu SMA

sampai pendidikan S2 secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Prosentase
SMA 43 67,19%
Perguruan Tinggi (S1) 18 28,16%
S2 3 4,68%
Jumlah 64 100%
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017
57

Berdasarkan Tabel 4.3, dari 64 responden yaitu anggota Polres Kediri

Kota dapat diketahui bahwa sebagian besar memiliki tingkat pendidikan

SMA yaitu sebanyak 43 responden atau 67,19% serta paling sedikit yaitu S2

dengan jumlah responden sebanyak 3 responden atau 4,68%. Berdasarkan

hasil tersebut maka instansi selama ini pendidikan formal menjadi hal utama

yang harus dipenuhi oleh seorang pegawai, hal tersebut merupakan upaya

dari instansi untuk mempekerjakan pegawai yang memiliki profesionalisme

kerja yang tinggi serta didukung oleh tingkat pendidikan formalnya.

4. Masa Kerja Responden

Masa kerja responden dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok dan

dapat disajikan pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Lama Bekerja Jumlah (orang) Prosentase
1 tahun – 5 tahun 12 18,75%
6 tahun – 10 tahun 31 48,44%
> 10 tahun 21 32,81%
Jumlah 64 100%
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 4.4, dari 64 responden yaitu anggota Polres Kediri

Kota menunjukkan bahwa sebanyak 12 responden atau 18,75% bekerja

selama 1 tahun sampai 5 tahun, pegawai yang bekerja selama 6 tahun

sampai 10 tahun yaitu sebanyak 31 responden atau 48,44% serta sebanyak

21 responden atau 32,81% yaitu bekerja lebih 10 tahun. Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pegawai telah

bekerja pada diinstansi yaitu selama 6 tahun sampai 10 tahun. Masa kerja

tersebut menunjukkan para pegawai memiliki dukungan atau motivasi yang

tinggi untuk bekerja diinstansi.


58

5. Jabatan/ Pangkat

Jabatan/ Pangkat dari responden penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Jabatan/ Pangkat Responden
Jabatan/ Pangkat Jumlah (orang) Persentase (%)
Briptu 12 18,75%
Brigadir 11 17,19%
Bripka 18 28,13%
Aipda 7 10,93%
Aiptu 8 12,5%
Ipda 3 4,68%
Iptu 3 4,68%
AKP 2 3,16%
Total 64 100%
Sumber :Data Primer Diolah, Tahun 2017

Berdasarkan Tabel di atas, dapat diketahui sebagaian besar pegawai

memiliki jabatan atau pangkat Bripka yaitu sebanyak 18 responden atau

28,13%. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan masa kerja sehingga

menentukan jabatan atau pangkat dalam bekerja.

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat valid tidaknya masing-masing

instrumen dalam variabel gaya kepemimpinan demokratik, otokratik dan

paternalistik serta disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota. Nilai dari

pengujian ini adalah 0,2423 dengan DF= n-1 taraf signifikan 0,05 (5%).

Instrumen dikatakan valid jika angka koefisien korelasi yang diperoleh lebih

besar dari nilai kritik r. Adapun hasil uji validitas pada pengujian ini untuk

masing-masing variabel adalah sebagai berikut:


59

Tabel 4.6
Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Demokratik (X1)
Variabel Item Koefisien r Tabel Keterangan
Korelasi
X1.1 0,498 0,2423 Valid
X1.2 0,335 0,2423 Valid
X1.3 0,340 0,2423 Valid
Gaya
Kepemimpinan X1.4 0,378 0,2423 Valid
Demokratik X1.5 0,324 0,2423 Valid
X1.6 0,307 0,2423 Valid
X1.7 0,432 0,2423 Valid
X1.8 0,409 0,2423 Valid
X1.9 0,376 0,2423 Valid
X1.10 0,399 0,2423 Valid
X1.11 0,533 0,2423 Valid
X1.12 0,441 0,2423 Valid
X1.13 0,634 0,2423 Valid
X1.14 0,471 0,2423 Valid
X1.15 0,614 0,2423 Valid
X1.16 0,318 0,2423 Valid
X1.17 0,586 0,2423 Valid
X1.18 0,393 0,2423 Valid
X1.19 0,374 0,2423 Valid
X1.20 0,282 0,2423 Valid
X1.21 0,428 0,2423 Valid
X1.22 0,284 0,2423 Valid
X1.13 0,493 0,2423 Valid
Sumber: Data Primer Diolah

Dari Tabel 4.6, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

gaya kepemimpinan demokratik adalah valid, karena terbukti bahwa nilai

koefisien lebih besar dari nilai kritik atau Tabel pada tingkat signifikan 5%.

Adapun untuk mengetahui uji validitas variabel gaya kepemimpinan

otokratik dapat dilihat pada Tabel 4.7.


60

Tabel 4.7
Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Otokratik
Variabel Item Koefisien r Tabel Keterangan
Korelasi
X2.1 0,385 0,2423 Valid
X2.2 0,684 0,2423 Valid
Gaya 0,274 0,2423 Valid
X2.3
Kepemimpinan
Otokratik X2.4 0,687 0,2423 Valid
X2.5 0,260 0,2423 Valid
X2.6 0,546 0,2423 Valid
X2.7 0,289 0,2423 Valid
X2.8 0,528 0,2423 Valid
X2.9 0,337 0,2423 Valid
X2.10 0,692 0,2423 Valid
X2.11 0,444 0,2423 Valid
X2.12 0,577 0,2423 Valid
X2.13 0,332 0,2423 Valid
X2.14 0,372 0,2423 Valid
Sumber: Data Primer Diolah

Dari Tabel 4.7, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

gaya kepemimpinan otokratik adalah valid, karena terbukti bahwa nilai

koefisien lebih besar dari nilai kritik atau Tabel pada tingkat signifikan 5%.

Adapun untuk mengetahui uji validitas variabel gaya kepemimpinan

paternalistik dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8
Uji Validitas Variabel Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Variabel Item Koefisien r Tabel Keterangan
Korelasi
X3.1 0,581 0,2423 Valid
X3.2 0,388 0,2423 Valid
Gaya
Kepemimpinan X3.3 0,324 0,2423 Valid
Paternalistik X3.4 0,269 0,2423 Valid
X3.5 0,308 0,2423 Valid
X3.6 0,398 0,2423 Valid
X3.7 0,470 0,2423 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
61

Dari Tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

gaya kepemimpinan paternalistik adalah valid, karena terbukti bahwa nilai

koefisien lebih besar dari nilai kritik atau Tabel pada tingkat signifikan 5%.

Adapun untuk mengetahui uji validitas variabel disiplin kerja anggota Polres

Kediri Kota dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9
Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja Anggota Polres Kediri Kota
Variabel Item Koefisien r Tabel Keterangan
Korelasi
Y1.1 0,337 0,2423 Valid
Y1.2 0,306 0,2423 Valid
Y1.3 0,267 0,2423 Valid
Y1.4 0,418 0,2423 Valid
Disiplin Kerja Y1.5 0,349 0,2423 Valid
Anggota Polres Y1.6 0,255 0,2423 Valid
Kediri Kota Y1.7 0,423 0,2423 Valid
Y1.8 0,269 0,2423 Valid
Y1.9 0,466 0,2423 Valid
Y1.10 0,347 0,2423 Valid
Y1.11 0,329 0,2423 Valid
Sumber: Data Primer Diolah

Dari Tabel 4.9, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

disiplin kerja anggota Polres Kediri adalah valid, karena terbukti bahwa

nilai koefisien lebih besar dari nilai kritik atau Tabel pada tingkat signifikan

5%.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau dihandalkan. Untuk melihat reabel atau tidak, dilakukan dengan

melihat koefisien reliabilitas (coefisient of reliability). Nilai koefisien tersebut

berkisar antara 0 hingga 1. Semakin mendekati 1 menunjukkan makin reliabel.


62

Ukuran yang dipakai untuk semakin reliabel bilamana Cronbach’s Alpha diatas

0,6. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.10 di bawah:

Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Item Koefisien Reliabilitas Hasil Uji
Demokratik 0,855 Reliabel
Otokratik 0,749 Reliabel
Paternalistik 0,710 Reliabel
Disiplin kerja 0,672 Reliabel
Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas maka dapat dikatakan bahwa seluruh

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, hal tersebut

dikarenakan koefisien Cronbach’s Alpha diatas 0,6.

4.4 Analisis Statistik Deskriptif

4.4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pada masing-masing item variabel gaya kepemimpinan demokratik,

otokratik, paternalistik dan disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota yang

secara keseluruhan jawaban responden didapatkan melalui kuesioner, baik

dalam jumlah responden maupun dalam angka persentase. Sehingga hasil

rata-rata item tersebut diklasifikasikan dengan rentang skala sebagai berikut:

a. Skor terendah = 1
b. Skor tertinggi = 5
c. Jumlah kelas = 5
Berdasarkan lima alternatif jawaban yang telah diberikan kepada

responden, rentang skala yang digunakan untuk masing-masing item adalah

1 sampai 5. Sedangkan penilaian atas tiap variabel diberikan sebagai berikut

(Sudjana 1996:47) :

nilai terbesar - nilai terkecil 5 - 1


Interval =  =0,8
banyaknya kelas 5
63

Berdasar rentang skor di atas maka dapat ditentukan interval masing-

masing kelas adalah sebagai berikut :

a. 1,00 - 1,79 = sangat rendah/ sangat tidak baik


b. 1,80 - 2,59 = rendah/ tidak baik
c. 2,60- 3,39 = cukup
d. 3,40 - 4,19 = tinggi/ baik
e. 4,20 – 5,00 = sangat tinggi/ sangat baik
Untuk mengetahui tanggapan responden atas kuesioner yang telah

disebarkan maka secara lengkap dapat didiskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya kepemimpinan
demokratik
SS S N TS STS Mean
F % F % F % F % F %
X1.1 26 40,6 34 56,1 2 3,1 2 3,1 0 0 4,31
X1.2 26 40,6 27 42,2 11 17,2 0 0 0 0 4,23
X1.3 8 12,5 22 34,4 16 25,0 17 26,6 1 1,6 3,30
X1.4 10 15,6 10 15,6 12 18,8 27 42,2 5 7,8 2,89
X1.5 3 4,7 9 14,1 4 6,3 37 57,8 11 17,2 2,31
X1.6 6 9,4 16 25,0 12 18,8 24 37,5 6 9,4 2,88
X1.7 3 4,7 11 17,2 6 9,4 33 51,6 11 17,2 2,41
X1.8 9 14,1 29 45,3 9 14,1 13 20,3 4 6,3 3,41
X1.9 11 17,2 28 43,8 7 10,9 15 23,4 3 4,7 3,45
X1.10 27 42,2 29 45,3 6 9,4 2 3,1 0 0 4,22
X1.11 12 18,8 46 71,9 4 6,3 2 3,1 0 0 4,06
X1.12 8 12,5 44 68,8 6 9,4 6 9,4 0 0 3,84
X1.13 14 21,9 49 76,6 1 1,6 0 0 0 0 4,19
X1.14 20 31,3 40 62,5 4 6,3 0 0 0 0 4,25
X1.15 11 17,2 50 78,1 2 3,1 1 1,6 0 0 4,11
X1.16 19 29,7 38 59,4 7 10,9 0 0 0 0 4,19
X1.17 11 17,2 49 76,6 3 4,7 1 1,6 0 0 4,09
X1.18 10 15,6 37 57,8 5 7,8 11 17,2 1 1,6 3,69
X1.19 13 20,3 30 46,9 7 10,9 12 18,8 2,31 0 3,69
X1.20 28 43,8 34 53,1 2 3,1 0 0 0 0 4,41
X1.21 28 43,8 32 50,0 4 6,3 0 0 0 0 4,38
X1.22 8 12,5 38 59,4 13 20,3 5 7,8 0 0 3,77
X1.23 14 21,9 43 67,2 7 10,9 0 0 0 0 4,11
Mean Variabel 4.02
Keterangan
X1.1 =Pimpinan menerima saran dari anggota
X1.2 =Pimpinan mampu menjalankan peran dalam menggerakan anggota
64

X1.3 =Pimpinan melakukan penderkatan secara personal


X1.4 =Pimpinan memiliki kenyakinan terhadap kemampuan anggota
X1.5 =Pimpinan memberikan kebebasan dalam proses penyelesaian pekerjaan
X1.6 =Pimpinan menjalankan prosedur kerja
X1.7 =Anggota diberikan kebebasan dalam menyampaikan gagasan
X1.8 =Pimpinan diberikan kekebasan dalam menyampaiakan gagasan
X1.9 =Kemampuan anggota dapat dimaksimalkan
X1.10 =Pimpinan memberikan hukuman bagi anggota yang melanggar
X1.11 =Upaya peningkatan disiplin kerja anggota
X1.12 =Pimpinan bersikap positif kepada anggota
X1.13 =Pimpinan bersikap formal kepada anggota
X1.14 =Pimpinan memiliki visi yang jelas
X1.15 =Pimpinan selalu mengendalikan aktivitas anggota
X1.16 =Pimpinan memberikan perintah secara detail kepada anggota
X1.17 =Pimpinan selalu melakukan pengawasan atas aktivitas anggota
X1.18 =Kesejahteraan anggota kurang diperhatikan pimpinan
X1.19 =Memenuhi kebutuhan anggota
X1.20 =Pimpinan menyerahkan kepada anggota dalam proses penyelesaian
pekerjaan
X1.21 =Anggota diberikan kebebasan dalam bekerja
X1.22 =Pimpinan selalu memaksimalkan kehendak
X1.23 =Pimpinan menjalankan prosedur secara otoriter
Hasil perhitungan pada Tabel 4.11 pada variabel Gaya kepemimpinan

demokratik menujukkan bahwa pada indikator pimpinan memberikan

kebebasan dalam proses penyelesaian pekerjaan diperoleh skor 2,31.

Adapun untuk indikator pada pimpinan menyerahkan kepada anggota dalam

proses penyelesaian pekerjaan memiliki skor tertinggi yaitu sebasar 4,41.

Rata-rata variabel gaya kepemimpinan demokratik sebesar 4,02

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan demokratik pada Polres Kediri

Kota dinyatakan dalam kategori baik.


65

Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Kepemimpinan
Otokratik
SS S N TS STS Mean
F % F % F % F % F %
X2.1 24 37,5 35 54,7 5 7,8 0 0 0 0 4,30
X2.2 26 40,6 33 51,6 3 4,7 1 1,6 1 1,6 4,28
X2.3 16 25,0 37 57,8 10 15,6 1 1,6 0 0 4,06
X2.4 17 26,6 44 68,8 1 1,6 2 3,1 0 0 4,19
X2.5 22 34,4 36 56,3 5 7,8 1 1,6 0 0 4,23
X2.6 20 31,3 32 50,0 9 14,1 3 4,7 0 0 4,08
X2.7 16 25,0 40 62,5 4 6,3 4 6,3 0 0 4,06
X2.8 11 17,2 43 67,2 5 7,8 5 7,8 0 0 3,94
X2.9 23 35,9 34 53,1 5 7,8 2 3,1 0 0 4,22
X2.10 18 28,1 42 65,6 3 4,7 1 1,6 0 0 4,20
X2.11 9 14,1 36 56,3 8 12,5 11 17,2 0 0 3,67
X2.12 13 20,3 45 70,3 6 9,4 0 0 0 0 4,11
X2.13 20 31,3 34 53,1 10 15,6 0 0 0 0 4,16
X2.14 5 7,8 12 18,8 18 28,1 21 32,8 8 12,5 2,77
Mean Variabel 3.82
Keterangan
X2.1 =Pimpinan mengabaikan pendapat anggota
X2.2 =Jaminan kesejahteraan anggota
X2.3 =Pimpinan selalu mengikuti perubahan kondisi yang terjadi
X2.4 =Pimpinan menerima ide dari anggota
X2.5 =Pimpinan dapat berperan ganda dalam menjalankan fungsi kepemimpinan
X2.6 =Anggota diberikan kebebasan dalam pengajuan pendapat
X2.7 =Pimpinan berupaya menjalanakan tugas sesuai dengan ketentuan
X2.8 =Pimpinan memberikan dukungan terkait upaya memaksimalkan kinerja
anggota
X2.9 =Pimpinan selalu memberikan pengarahan kepada anggota
X2.10 =Pimpinan berupaya untuk mengaharahkan aktivitas anggota
X2.11 =Pimpinan memberikan kepercayaan anggota dalam proses penyelesaian
tugas
X2.12 =Pimpinan selalu berupaya menjalankan prosedur kerja dengan benar
X2.13 =Anggota diberikan kebebasan dalam beraktivitas
X2.14 =Keputusan didasarkan pada keputusan individu pimpinan
Hasil perhitungan pada Tabel 4.12 pada variabel gaya kepemimpinan

otokratik menujukkan bahwa pada indikator keputusan didasarkan pada

keputusan individu pimpinan diperoleh skor 2,77. Adapun untuk indikator

pada pimpinan mengabaikan pendapat anggota memiliki skor tertinggi yaitu

sebesar 4,30. Rata-rata variabel gaya kepemimpinan otokratik sebesar 3,82


66

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan otokratik pada Polres Kediri Kota

dinyatakan dalam kategori baik.

Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Gaya Kepemimpinan
Paternalistik
SS S N TS STS Mean
F % F % F % F % F %
X3.1 4 6,3 17 26,6 11 17,2 29 45,3 3 4,7 2,84
X3.2 13 20,3 48 75,0 1 1,6 1 1,6 1 1,6 4,11
X3.3 13 20,3 44 68,8 6 9,4 1 1,6 0 0 3,97
X3.4 14 21,9 42 65,6 5 7,8 2 3,1 1 1,6 4,03
X3.5 11 17,2 46 71,9 5 7,8 1 1,6 1 1,6 4,02
X3.6 15 23,4 45 70,3 3 4,5 1 1,6 0 0 4,14
X3.7 4 6,3 36 56,3 20 31,3 4 6,3 0 0 3,63
Mean Variabel 3.82
Keterangan
X3.1 =Pengambilan keputusan mutlak dari pimpinan
X3.2 =Memberikan jaminan keselamatan kerja anggota
X3.3 =Pimpinan memiliki kepedulian kepada anggota
X3.4 =Tanggungjawab pekerjaan diberikan kepada anggota
X3.5 =Pimpinan memberikan dukungan dalam proses penyelesian tugas
X3.6 =Anggota dalam bekerja selalu diarahkan pimpinan
X3.7 =Memberikan perlindungan kepada anggota
Hasil perhitungan pada Tabel 4.13 pada variabel gaya kepemimpinan

paternalistik menujukkan bahwa pada indikator memberikan perlindungan

kepada anggota diperoleh skor 3,63. Adapun untuk indikator anggota dalam

bekerja selalu diarahkan pimpinan memiliki skor tertinggi yaitu sebesar

4,14. Rata-rata variabel gaya kepemimpinan paternalistik sebesar 3,82

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan paternalistik pada Polres Kediri

Kota dinyatakan dalam kategori baik.


67

Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Disiplin Kerja
SS S N TS STS Mean
F % F % F % F % F %
Y1.1 29 45,3 33 51,6 2 3,1 0 0 0 0 4,39
Y1.2 21 32,8 39 60,9 1 1,6 3 4,7 0 0 4,22
Y1.3 14 21,9 48 75,0 1 1,6 1 1,6 0 0 4,17
Y1.4 19 29,7 27 42,2 18 28,1 0 0 0 0 4,62
Y1.5 20 31,3 29 45,3 8 12,5 7 10,9 0 0 3,97
Y1.6 16 25,0 38 59,4 8 12,5 2 3,1 0 0 4,06
Y1.7 16 25,0 38 59,4 4 6,3 6 9,4 0 0 4,00
Y1.8 11 17,2 43 67,3 9 14,1 1 1,6 0 0 4,00
Y1.9 16 25,0 40 62,5 3 4,7 5 7,8 0 0 4,05
Y1.10 19 29,7 35 54,7 8 12,5 2 3,1 0 0 4,11
Y1.11 6 9,4 25 39,1 33 51,6 0 0 0 0 3,58
Mean Variabel 3.92
Keterangan
Y1.1 =datang ke kantor tepat pada waktunya
Y1.2 =melaksanakan tugas-tugas dengan tanggung jawab dan sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan
Y1.3 =bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan jika melanggar
peraturan
Y1.4 =memberikan perhatiannya bagi anggota yang berprestasi dengan
mendapatkan imbalan tambahan (promosi jabatan, dll)
Y1.5 =Upah dapat mempengaruhi disiplin kerja sebagai seorang anggota yang
professional
Y1.6 =Dedikasi yang tinggi terhadap instansi dipengaruhi oleh kesejahteraan
yang diberikan
Y1.7 =Dedikasi dan loyalitas sangat erat kaitannya dengan peraturan dan
kebijakan yang diberlakukan
Y1.8 =Atasan bertindak tegas dalam menghukum siapa saja yang melanggar
peraturan instansi
Y1.9 =Pengawasan melekat dari atasan membuat semakin disiplin dalam bekerja
Y1.10 =Peraturan yang ditetapkan menjadikan termotivasi dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan pimpinan
Y1.11 =Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan
Hasil perhitungan pada Tabel 4.14 pada variabel disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota menujukkan bahwa pada indikator bertanggung jawab

terhadap pekerjaan yang diberikan diperoleh skor 3,58. Adapun untuk

indikator memberikan perhatiannya bagi anggota yang berprestasi dengan

mendapatkan imbalan tambahan (promosi jabatan, dll) memiliki skor

tertinggi yaitu sebesar 4,62. Rata-rata variabel disiplin kerja anggota Polres
68

Kediri Kota sebesar 3,92 menunjukkan bahwa disiplin kerja anggota Polres

Kediri Kota dinyatakan dalam kategori baik.

4.5 Analisis Data

4.5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik

Untuk membuktikan apakah model regresi linier berganda yang

dipergunakan dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi klasik atau

belum, maka selanjutnya akan dilakukan evaluasi ekonometrika. Evaluasi

ekonometrika terdiri dari uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan

uji autokorelasi.

a. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas menunjukkan adanya lebih dari satu hubungan

linier yang sempurna. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh

Santoso (2002:203) bahwa tujuan uji multikolinearitas adalah untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variabel independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat

problem multikolinearitas. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas

adalah dari besarnya VIF (Variance Inflating Factor) dan tolerance.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas menurut

Santoso (2002:206) adalah:

a. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1

b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian multikolinearitas yang

dilakukan dengan bantuan SPSS for windows, secara lengkap hasil

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.15.


69

Tabel 4.15
Hasil Pengujian Multikolinearitas
Collinearity Statistics
Variabel Tolerance VIF
1 (constant)
XI .937 1.072
X2 .951 1.096
X3 .939 1.055
Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas dapat diketahui bahwa

nilai VIF masing-masing variabel bebas di sekitar angka satu dan nilai

tolerance mendekati angka 1. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa model regresi yang digunakan bebas multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari

suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut

homokedastisitas. Jika varian berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso,

2002:208). Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam

model regresi bisa dilihat dari pola yang terbentuk pada titik-titik yang

terdapat pada grafik scaterplot.

Lebih lanjut menurut Santoso (2002:210) dasar pengambilan

keputusan adalah sebagai berikut:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar,

kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas.


70

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengujian heteroskedastisitas (lampiran)

diketahui bahwa titik-titik yang terbentuk pada grafik scaterplot tidak

membentuk pola yang jelas serta tersebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa model regresi

yang digunakan bebas heteroskedastisitas.

4.5.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam bagian ini disajikan hasil statistik mengenai pengaruh variabel

gaya kepemimpinan demokratik, gaya kepemimpinan otokratik dan gaya

kepemimpinan paternalistik terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri

Kota, dengan hasil penelitian yang telah diolah komputer melalui program

SPSS dengan analisis regresi linier berganda (multiple regression) secara

parsial dan simultan.

Tabel 4.16
Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja Anggota Polres
Kediri Kota
Standardized
coefficients
Variabel Beta t Sig
1 (constant)
XI .243 2.306 .025
X2 .520 5.806 .000
X3 .206 2.020 048
R R square Fhitung Sig
0,869a 0,754 61.428 0,000b
Sumber: Data primer diolah
71

Perhitungan regresi linier berganda untuk memprediksi besarnya

variabel terikat terhadap variabel bebas. Persamaan regresi yang

digunakan yaitu sebagai berikut:

Y  β1X1  β 2 X 2 .  ...........   k X k

Berdasarkan hasil analisis regresi, maka dapat dirumuskan suatu

persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = 0,243 X1 +0,520X2 + 0,206X3

Hasil Analisis Regresi Linier Parsial

Dari Tabel 4.16, maka secara parsial masing-masing variabel bebas

berpengaruh terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y).

Dengan koefisien sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan demokratik (X1) terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota.

Dari hasil perhitungan parsial, ternyata variabel gaya kepemimpinan

demokratik (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y) pada alfa 0,05 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dibuktikan dari besarnya koefisien

regresi (b1) sebesar 0,243. Hasil analisis tersebut dapat membuktikan

bahwa gaya kepemimpinan demokratik secara positif berpengaruh

terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota.

2. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan otokratik (X2) terhadap disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota

Dari hasil perhitungan parsial, ternyata variabel gaya kepemimpinan

otokratik (X2) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap


72

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y) pada alfa 0,05 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dibuktikan dari besarnya koefisien

regresi (b2) sebesar 0,520. Hasil analisis tersebut dapat membuktikan

bahwa gaya kepemimpinan otokratik secara positif berpengaruh

terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota.

3. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan paternalistik (X3) terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota

Dari hasil perhitungan parsial, ternyata variabel gaya kepemimpinan

paternalistik (X3) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y) pada alfa 0,05 sehingga

Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini dibuktikan dari besarnya koefisien

regresi (b3) sebesar 0,206. Hasil analisis tersebut dapat membuktikan

bahwa gaya kepemimpinan paternalistik secara positif berpengaruh

terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dari masing-masing

variabel gaya kepemimpinan demokratik (X1), gaya kepemimpinan

otokratik (X2) dan gaya kepemimpinan paternalistik (X3) hasilnya

menunjukkan bahwa adanya korelasi berganda (R) sebesar 0,869. Angka

tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas

terhadap variabel terkait.

Dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah

dilakukan menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan pengaruh

variabel independent terhadap variabel dependent adalah besar, hal

tersebut dapat dilihat pada nilai koefisien determinasi (R2) yaitu sebesar
73

0,754. Dengan demikian berarti bahwa model regresi yang digunakan

mampu menjelaskan pengaruh variabel gaya kepemimpinan demokratik,

gaya kepemimpinan otokratik dan gaya kepemimpinan paternalistik

terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota sebesar 75,4%,

sedangkan sisanya sebesar 24,6% dijelaskan oleh variabel-variabel lain

yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Dari hasil uji di atas dapat

diketahui bahwa variabel disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota secara

bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap disiplin kerja anggota Polres

Kediri Kota (Y).

4.5.3 Hasil Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis 1 (Hasil Uji F/ Uji Serempak)

Untuk mengetahui apakah variabel independent secara simultan

(bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependent atau

tidak berpengaruh maka digunakan uji F (F-test), dengan

membandingkan Fhitung dan Ftabel pada taraf nyata 5% (  =0,05) atau

perbandingan nilai signfikan F. Apabila Fhitung> Ftabel atau nilai Sig.F <

0,05 berari Ho ditolak, sebaliknya Fhitung< Ftabel atau nilai Sig.F > 0,05

berari Ho diterima. Berdasarkan hasil analisis maka hasil uji F dapat

disajikan pada Tabel 4.17


74

Tabel 4.17
Hasil Uji F
Nilai
Hipotesis Alternatif (Ha) Fhitung Ftabel Sig. F Status
Terdapat pengaruh yang signifikan 61.428 2.479 0.000 Ha diterima/
secara serentak dari variabel gaya Ho ditolak
kepemimpinan demokratik, gaya
kepemimpinan otokratik dan gaya
kepemimpinan paternalistik
terhadap disiplin kerja anggota
Polres Kediri Kota (Y)
Sumber: Data primer diolah

Dari hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan Df1 = 3

dan Df2 = 60 pada alpha sebesar 5% diperoleh F tabel sebesar 2,479

sedangkan F hitungnya diperoleh sebesar 61,428 sehingga dari perhitungan

di atas dapat diketahui bahwa Fhitung > FTabel, sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima, dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara serentak

variabel gaya kepemimpinan demokratik, gaya kepemimpinan otokratik

dan gaya kepemimpinan paternalistik berpengaruh terhadap disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota (Y).

b. Pengujian Hipotesis 2 (Uji t / Uji Parsial)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent,

yaitu variabel gaya kepemimpinan demokratik, gaya kepemimpinan

otokratik dan gaya kepemimpinan paternalistik berpengaruh secara

parsial terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota, maka

digunakan uji t (t- test) yaitu dengan cara membandingkan nilai t hitung

dengan tTabel, sedangkan nilai t Tabel pada alpha sebesar 5% dapat

diperoleh angka sebesar 1,980 pada taraf nyata 5% (  =0,05) atau

perbandingan nilai signfikan t. Apabila t hitung> ttabel atau nilai Sig.t <

0,05 berarti Ho ditolak, sebaliknya t hitung< ttabel atau nilai Sig.t > 0,05
75

berari Ho diterima. Di bawah disajikan hasil perbandingan antara nilai t

hitung dengan t tabel.

Tabel 4.18
Perbandingan Antara Nilai thitung Dengan tTabel
Nilai
Variabel thitung Sig.t ttabel Status
Variabel gaya kepemimpinan 2,306 0.025 1.980 Signifikan
demokratik berpengaruh secara
signifikan terhadap disiplin kerja
anggota Polres Kediri Kota
Variabel gaya kepemimpinan 5.805 0.000 1.980 Signifikan
otokratik berpengaruh secara
signifikan terhadap disiplin kerja
anggota Polres Kediri Kota
Variabel gaya kepemimpinan 2.020 0.048 1.980 Signifikan
paternalistic berpengaruh secara
signifikan terhadap disiplin kerja
anggota Polres Kediri Kota
Sumber: Data primer diolah

Dari perbandingan nilai t hitung dan t Tabel di atas maka dapat

diuraikan hasil analisis secara parsial yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan demokratik (X 1) terhadap

kinerja karyawan (Y), dari hasil perhitungan parsial menunjukkan

bahwa pada taraf nyata 5% (  =0,05) dengan tingkat kepercayaan

95% diperoleh nilai tabel sebesar 1,980. Dengan pengujian statistik

diperoleh nilai t hitung sebesar 2,306, karena nilai t hitung > t Tabel

(2,306 > 1,980) maka disimpulkan bahwa maka secara parsial

variabel gaya kepemimpinan demokratik (X1) berpengaruh

signifikan terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan dengan semakin baiknya gaya

kepemimpinan demokratik maka disiplin kerja anggota Polres Kediri

Kota juga akan mengalami peningkatan.


76

2. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan otokratik (X2) terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y), dari hasil perhitungan

parsial menunjukkan bahwa pada taraf nyata 5% (  =0,05) dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai tabel sebesar 1,980. Dengan

pengujian statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 5,806, karena nilai

thitung > t Tabel (5,806 > 1,980) maka disimpulkan bahwa maka secara

parsial variabel gaya kepemimpinan otokratik (X2) berpengaruh

signifikan terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan semakin baiknya gaya kepemimpinan

otokratik yang terdapat diperusahaan maka disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota juga akan mengalami peningkatan.

3. Pengaruh variabel gaya kepemimpinan paternalistik (X3) terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota (Y), dari hasil perhitungan

parsial menunjukkan bahwa pada taraf nyata 5% (  =0,05) dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai tabel sebesar 1,980. Dengan

pengujian statistik diperoleh nilai t hitung sebesar 2,020, karena nilai

thitung > t Tabel (2,020 > 1,980) maka disimpulkan bahwa maka secara

parsial variabel gaya kepemimpinan paternalistik (X3) berpengaruh

signifikan terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota. Hal ini

menunjukkan bahwa dengan semakin baiknya gaya kepemimpinan

paternalistik maka disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota juga

akan mengalami peningkatan.


77

c. Penentuan Variabel Bebas Yang Mempunyai Pengaruh Dominan

Adapun untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat maka dapat diketahui dari hasil perbandingan

koefisien regresi masing-masing variabel. Dengan menggunakan

standardized Coeficient Beta mampu mengeliminasi perbedaan unit

ukuran pada variabel independent (bebas) yang terdiri dari variabel.

Tabel 4.19
Tabel standardized Coeficient Beta
Model Standardized Coeficient Beta
Gaya kepemimpinan demokratik 0,243
Gaya kepemimpinan otokratik 0,520
Gaya kepemimpinan paternalistik 0,206
Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan Standardized Coeficients Beta maka variabel gaya

kepemimpinan otokratik mempunyai pengaruh dominan terhadap

disiplin kerja anggota Polres Kediri Kota. Adanya pengaruh dominan

dikarenakan gaya kepemimpinan otokratik memiliki Standardized

Coeficients Beta lebih besar dibandingkan variabel yang lainnya.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh gaya kepemimpinan demokratik terhadap disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh

antara gaya kepemimpinan demokratik terhadap disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin

baiknya gaya kepemimpinan demokratik yang diterapkan maka disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota akan mengalami peningkatan. Hasil

analisis juga dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan otokratik


78

mempunyai pengaruh dominan terhadap disiplin kerja anggota Polres Kediri

Kota. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai,

kepatuhan dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun tidak, serta sanggup menjalankannya, serta tidak mengelak

untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan wewenang

yang diberikan kepadanya.

Hasil penelitian Yubersius Tongo-Tongo, (2014), hasil analisis

menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh linier terhadap

kinerja Anggota Detasemen A Pelopor Satuan Brigade Mobil Kepolisian

Daerah Sulawesi Utara sedangkan disiplin kerja berpengaruh positif

terhadap kinerja Anggota Detasemen A Pelopor Satuan Brigade Mobil

Kepolisian Daerah Sulawesi Utara.

4.6.2 Pengaruh gaya kepemimpinan otokratik terhadap disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh

antara gaya kepemimpinan otokratikterhadap disiplin kerja anggota Polres

Kediri Kota. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin baiknya

gaya kepemimpinan demokratik yang diterapkan maka disiplin kerja

anggota Polres Kediri Kota akan mengalami peningkatan.Semakin baik

disiplin karyawan, maka semakin tinggi pula kinerja yang dapat

dicapainya.Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi

perusahaan mencapai hasil yang optimal. Selain itu kedisiplinan pada

hakekatnya pembatasan kebebasan karyawan, oleh karena itu dalam usaha

menegakkan kedisiplinan tidak asal melaksanakan,dimana kepemimpinan


79

menjadi salah satu upaya untuk mencapai tujuan dari upaya peningkatan

disiplin kerja karyawan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Erni Dwi Octaviani, (2007)

Disiplin kerja memiliki pengaruh kinerja anggota Satlantas Polres

Pekanbaru. Kedisiplinan adalah salah satu metode yang diterapkan dalam

lingkungan Kepolisian. Dedikasi dan kedisiplinan yang tinggi dari anggota

POLRI untuk menjadi lebih profesional sangat diperlukan untuk mencapai

tujuan dan peranan POLRI.

4.6.3 Pengaruh gaya kepemimpinan paternalistik terhadap disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh

antara gaya kepemimpinan paternalistik terhadap disiplin kerja anggota

Polres Kediri Kota. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan semakin

baiknya gaya kepemimpinan demokratik yang diterapkan maka disiplin

kerja anggota Polres Kediri Kota akan mengalami peningkatan.Dengan kata

lain, kedisiplinan bukan hanya sekedar untuk kedisiplinan saja melainkan

juga harus menunjang tujuan perusahaan (Nitisemito, 2006).

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Jhon Nasyaroeka (2011) dan Kadek Yudi Prawira Jaya (2015) yang

diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya

kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan.


80

4.7 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap didiplin kerja polisi.

Berdasarkan hasil tersebut maka implikasi hasil penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. Hendaknya pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya disesuaikan

dengan situasi dan kondisi yang ada dalam lingkungan kesatuan seperti

aturan-aturan antara lain UU (Undang-Undang), PP (Peraturan

Pemerintah), Perkap (Peraturan Kapolri), Protap (Prosedur Tetap), Juknis

(Petunjuk Teknis), SOP (Standar Operasional Prosedur), PUDD (Peraturan

Urusan Dinas Dalam) yang berlaku di kesatuan tetap menjadi pedoman

dalam pelaksanaan tugas agar tercapai target kinerja yang baik sesuai

dengan visi misi dan tujuan organisasi.

2. Disipilin kerja tetap dipertahankan dan ditingkatkan karena itu menjadi

bagian dari kehidupan sebagai polri serta sebagai salah satu indikator

untuk meningkatkan kinerja anggota sehingga akan dengan sendirinya

kinerja satuan atau organisasi akan meningkat dalam pelaksanaan tugas

untuk masa kedepan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan demokratik terhadap disiplin kerja

anggota Polres Kediri Kota.

2. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan otokratik terhadap disiplin anggota

Polres Kediri Kota.

3. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan paternalistik terhadap disiplin

anggota Polres Kediri Kota.

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan maka

diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

1. Bagi Polres Kediri Kota

a. Dalam upaya untuk menciptakan kedisiplinan kerja anggota maka

pimpinan diharapkan selalu berupaya untuk menjelaskan secara detail

atas tujuan yang akan dicapaisehingga aktivitas karyawan benar-benar

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Upaya tersebut

dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa aktivitas anggota tidak

melanggar ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Pimpinan harus menetapkan batas waktu dalam proses penyelesaian

pekerjaan sehingga pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya dan

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan instansi.

81
82

c. Pimpinan harus memberikan instruksi dalam memberikan tugas secara

jelas sehingga karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas dan

ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Pimpinan harus memberikan dorongan atau motivasi kepada anggota

agar menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggungjawab sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan.

2. Bagi pihak lain

Berdasarkan hasil analisis maka diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk

menggunakan variabel lain yang berpengaruh terhadap disiplin kerja

pegawai dengan harapan penelitian ini dapat lebih berkembang.


83

DAFTAR PUSTAKA

A, Gerungan W. 2002.Psikologi Sosial. Bandung: Refika aditama.

Agung, Anak KSA, dan Kusdewi Yanti. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Dan
Budaya Perusahaan Terhadap Turnover Karyawan Pada PT. Planet
Selancar Mandiri, Badung Bali.Jurnal Manajemen & Akuntansi STIE
Triatma Mulya.Vol 18,No. 2 Edisi Desember 2012, Hal. 154- 167.

Akbar, Ali. 2005. Menggunakan SPSS bagi Peneliti Pemula.Cetakan pertama.


Bandung: M2S.

Alex Nitisemito, 2006, Manajemen Personalia.Edisi kedua.Ghalia Indonesia.


Jakarta.

Amirullah. 2015. Pengantar Manajemen. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi


VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Syaifudin. 2001 . Metode Penelitian, Edisi I, cet. 3. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Bintari Aprilia Rizky, 2014,Pengaruh Budaya Organisasi Polri Terhadap


Disiplin Kerja Kepolisian Kesatuan Subbagpamkol Yanma Polri. Jakarta:
Badan Penerbit Universitas Gunadarma.

Erni Dwi Octaviani, 2007, Pengaruh Disiplin Terhadap Kinerja Anggota Pada
Satlantas Polresta Pekanbaru. Semarang : Badan Penerbit UNISSULA.

Fandi Tjiptono. 2001.Kualitas Jasa: Pengukuran, Keterbatasan dan Implikasi


Manajerial, majalah manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta.

Fandy Tjiptono. 2006. Manajemen Jasa. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi

Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadari Nawawi, 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang
Komptitif, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2013.”Manajemen Sumber Daya manusia”. Cetakan Ketujuh


Belas. Jakarta. Bumi Aksara.

Jhon Nasyaroeka, 2011, Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin kerja


Karyawan PT Bentoel Prima Bandar Lampung.
84

Kadek Yudi Prawira Jaya, 2015, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap


Disiplin Kerja Pegawai di Dinas Balai Bahasa Provinsi Bali.

Mangkunegara, A.P., 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,


Cetakan Kesebelas, Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.

Moh., Nazir, 1999, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia Indonesia.

Mulyadi dan Rivai, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta cetakan
kesembilan.

Northouse, Peter G. 2013.Leadership: Theory and Practice, 6 th edition. California:


Sage Publications, Inc.

Ragil Nurmaladewi, 2015, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin


Kerja Pegawai Kelurahan Kemboja Kecamatan Tanjungpinang Barat.

Rivai, Veitzal., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari
Teori ke Praktik. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada.

Robbins, Stephen P. 2003.Perilaku Organisasi.Index. Jakarta.

Santoso, 2006, Menggunakan SPSS untk Statistik Non Parametrik, Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.

Setiyawan,Budi dan Waridin.2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan Dan


Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Kinerja Di Devisi Radiologi RSUP
Dokter Kariadi Semarang.JRBI.Vol 2.N o 2.Hal : 181-198.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 2006.Metode Penelitian Dan Survai,


Edisi Revisi Cetakan kedelapan belas. Jakarta: PT Pustaka LP3ES. SMP
Kristen BPK PENABUR.Jurnal Pendidikan Penabur. No 4. Th IV.

Siswanto, Bedjo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja, Rancangan Dalam


Pendayagunaan dan Pengembangan Unsur Tenaga Kerja. Bandung: Sinar
Baru

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sutikno. 2014, Pemimpin dan Kepemimpin: Tips Praktis untuk Menjadi Pemimpin
yang diidolakan. Lombok; Holistica Lombok.

Tampubolon, Biatna. D. 2007. Analisis Faktor Gaya Kepemimpinan Dan Faktor


Etos Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Organisasi Yang Telah
Menerapkan SNI 19-9001-2001. Jurnal Standardisasi. No 9. Hal: 106-115.
85

Thoha, M. 2003. Perilaku Organisasi :Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:


Raja Grafindo Persada. Vol. 4 No. 3, pp. 273-293.

Thoha, M. 2013. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Jakarta: PT. Raja Grafindo


persada.

TumbolCitra, Bernhard, Jantje, 2014, Gaya Kepemimpinan Otokratis, Demokratik


Dan Laissez Faire Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Pada
Kpp Pratama Manado. Vol.2 No.1.Hal.38-47.

Uma Sekaran, 2006, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat.

Yubersius Tongo-Tongo, 2014,Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Disiplin


Kerja Terhadap Kinerja Anggota Detasemen A Pelopo Satuan Brigade
Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Utara. Jurnal Riset dan Manajemen.Vol.
2.No. 4.Hal.1-117.
Lampiran 1 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dapat disajikan pada Grafik berikut:


Lampiran 2 Daftar Kuesioner

DAFTAR KUESIONER

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA


ANGGOTA PADA POLRES KEDIRI KOTA

A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin :
2. Usia :
3. Pendidikan Terakhir :
4. Masa Kerja :
5. Jabatan/Pangkat :
B. Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda Centang ( √ ) pada jawaban yang Anda anggap benar atau sesuai dengan
keyakinan Bapak/Ibu/Saudara
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
N = Netral
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju

FAKTOR-FAKTOR KEPEMIMPINAN

Alternatif Jawaban
No. Pernyataan SS S N TS STS
Pimpinan selalu melakukan pengawasan
1. atas aktivitas anggota
Pimpinan berupaya untuk mengaharahkan
2. aktivitas anggota
Pengambilan kepusan mutlak dari
3. pimpinan
Keputusan didasarkan pada keputusan
individu pimpinan
4.
5. Pimpinan mengabaikan pendapat anggota
Pimpinan kurang memberikan perhatian
6. kondisi anggota
Kesejahteraan anggota kurang
7. diperhatikan pimpinan
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan SS S N TS STS
Anggota diberikan kebebasan dalam
8. bekerja
Tanggungjawab pekerjaan diberikan
9. kepada anggota
Anggota diberikan kebebasan dalam
10. pengajuan pendapat
Pimpinan diberikan kebebasan dalam
11. menyampaiakan gagasan
Anggota diberikan kebebasan dalam
12. beraktivitas
Anggota diberikan kebebasan dalam
13. menyampaikan gagasan
Pimpinan memberikan kepercayaan
14. anggota dalam proses penyelesaian tugas
Pimpinan memiliki kenyakinan terhadap
15. kemampuan anggota
Pimpinan memberikan dukungan dalam
16. proses penyelesian tugas
Pimpinan memberikan kebebasan dalam
17. proses penyelesaian pekerjaan
Pimpinan selalu mengendalikan aktivitas
18. anggota
Anggota dalam bekerja selalu diarahkan
19. pimpinan
Memberikan perlinduangan kepada
20. anggota
Memberikan jaminan keselamatan kerja
21. anggota
Pimpinan menyerahkan kepada anggota
22. dalam proses penyelesaian pekerjaan

23. Pimpinan bersikap positif kepada anggota


Pimpinan memiliki kepedulian kepada
anggota
24.
25. Pimpinan memiliki visi yang jelas
Pimpinan selalu memberikan pengarahan
26. kepada anggota
Pimpinan melakukan penderkatan secara
27. personal
Alternatif Jawaban
No. Pernyataan SS S N TS STS
Pimpinan selalu berupaya menjalankan
28. prosedur kerja dengan benar
29. Memenuhi kebutuhan anggota
Pimpinan selalu mengikuti perubahan
30. kondisi yang terjadi
Pimpinan memberikan perintah secara
31. detail kepada anggota
Pimpinan memberikan dukungan terkait
32. upaya memaksimalkan kinerja anggota
33. Pimpinan menjalankan prosedur kerja
34. Pimpinan bersikap formal kepada anggota
35. Upaya peningkatan disiplin kerja anggota
Pimpinan berupaya menjalanakan tugas
36. sesuai dengan ketentuan
37. Pimpinan selalu memaksimalkan kendak
Pimpinan menjalankan prosedur secara
38. otoriter
Pimpinan mampu menjalankan peran
39. dalam menggerakan anggota
Pimpinan dapat berperan ganda dalam
40. menjalankan fungsi kepemimpinan
41. Kemampuan anggota dapat dimaksimalkan
42. Pimpinan menerima ide dari anggota
43. Pimpinan menerima saran dari anggota
44. Jaminan kesejahteraan anggota
Pimpinan memberikan hukuman bagi
45. anggota yang melanggar
DISIPLIN KERJA

Alternatif Jawaban
No. Pernyataan SS S N TS STS
Bapak/Ibu/Saudara datang ke kantor tepat
1. pada waktunya
Bapak/Ibu/Saudara melaksanakan tugas-
tugas dengan tanggungjawab dan sesuai
2. dengan waktu yang telah ditentukan
Bapak/Ibu/Saudara bersedia dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan jika
3. melanggar peraturan
Pimpinan memberikan perhatiannya bagi
anggota yang berprestasi dengan
mendapatkan imbalan tambahan (promosi
4. jabatan, dll)
Upah dapat mempengaruhi disiplin kerja
Bapak/Ibu/Saudara sebagai seorang
5. anggota yang professional
Dedikasi Bapak/Ibu/Saudara yang tinggi
terhadap instansi dipengaruhi oleh
6. kesejahteraan yang diberikan
Dedikasi dan loyalitas Bapak/Ibu/Saudara
sangat erat kaitannya dengan peraturan dan
7. kebijakan yang diberlakukan
Atasan Bapak/Ibu/Saudara bertindak tegas
dalam menghukum siapa saja yang
8. melanggar peraturan instansi
Pengawasan melekat dari atasan membuat
Bapak/Ibu/Saudara semakin disiplin dalam
9. bekerja
Peraturan yang ditetapkan menjadikan
Bapak/Ibu/Saudara termotivasi dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan
10. pimpinan
Bapak/Ibu/Saudara bertanggungjawab
11. terhadap pekerjaan yang diberikan
Lampiran 3 Hasil Distribusi Jawaban Responden

Frequency Table
X1.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 2 3.1 3.1 6.3
Valid 4 34 53.1 53.1 59.4
5 26 40.6 40.6 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 11 17.2 17.2 17.2
4 27 42.2 42.2 59.4
Valid
5 26 40.6 40.6 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 17 26.6 26.6 28.1
3 16 25.0 25.0 53.1
Valid
4 22 34.4 34.4 87.5
5 8 12.5 12.5 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 5 7.8 7.8 7.8
2 27 42.2 42.2 50.0
3 12 18.8 18.8 68.8
Valid
4 10 15.6 15.6 84.4
5 10 15.6 15.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
X1.5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 11 17.2 17.2 17.2
2 37 57.8 57.8 75.0
3 4 6.3 6.3 81.3
Valid
4 9 14.1 14.1 95.3
5 3 4.7 4.7 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 6 9.4 9.4 9.4
2 24 37.5 37.5 46.9
3 12 18.8 18.8 65.6
Valid
4 16 25.0 25.0 90.6
5 6 9.4 9.4 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 11 17.2 17.2 17.2
2 33 51.6 51.6 68.8
3 6 9.4 9.4 78.1
Valid
4 11 17.2 17.2 95.3
5 3 4.7 4.7 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 4 6.3 6.3 6.3
2 13 20.3 20.3 26.6
3 9 14.1 14.1 40.6
Valid
4 29 45.3 45.3 85.9
5 9 14.1 14.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
X1.9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 3 4.7 4.7 4.7
2 15 23.4 23.4 28.1
3 7 10.9 10.9 39.1
Valid
4 28 43.8 43.8 82.8
5 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 6 9.4 9.4 12.5
Valid 4 29 45.3 45.3 57.8
5 27 42.2 42.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.11
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 4 6.3 6.3 9.4
Valid 4 46 71.9 71.9 81.3
5 12 18.8 18.8 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.12
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 6 9.4 9.4 9.4
3 6 9.4 9.4 18.8
Valid 4 44 68.8 68.8 87.5
5 8 12.5 12.5 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.13
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
4 49 76.6 76.6 78.1
Valid
5 14 21.9 21.9 100.0
Total 64 100.0 100.0
X1.14
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 4 6.3 6.3 6.3
4 40 62.5 62.5 68.8
Valid
5 20 31.3 31.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.15
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 2 3.1 3.1 4.7
Valid 4 50 78.1 78.1 82.8
5 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.16
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 7 10.9 10.9 10.9
4 38 59.4 59.4 70.3
Valid
5 19 29.7 29.7 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.17
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 3 4.7 4.7 6.3
Valid 4 49 76.6 76.6 82.8
5 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.18
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 11 17.2 17.2 18.8
3 5 7.8 7.8 26.6
Valid
4 37 57.8 57.8 84.4
5 10 15.6 15.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
X1.19
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 2 3.1 3.1 3.1
2 12 18.8 18.8 21.9
3 7 10.9 10.9 32.8
Valid
4 30 46.9 46.9 79.7
5 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
X1.20
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 2 3.1 3.1 3.1
4 34 53.1 53.1 56.3
Valid
5 28 43.8 43.8 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.21
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 4 6.3 6.3 6.3
4 32 50.0 50.0 56.3
Valid
5 28 43.8 43.8 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.22
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 5 7.8 7.8 7.8
3 13 20.3 20.3 28.1
Valid 4 38 59.4 59.4 87.5
5 8 12.5 12.5 100.0
Total 64 100.0 100.0

X1.23
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 7 10.9 10.9 10.9
4 43 67.2 67.2 78.1
Valid
5 14 21.9 21.9 100.0
Total 64 100.0 100.0
X2.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 5 7.8 7.8 7.8
4 35 54.7 54.7 62.5
Valid
5 24 37.5 37.5 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 1 1.6 1.6 3.1
3 3 4.7 4.7 7.8
Valid
4 33 51.6 51.6 59.4
5 26 40.6 40.6 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 10 15.6 15.6 17.2
Valid 4 37 57.8 57.8 75.0
5 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 1 1.6 1.6 4.7
Valid 4 44 68.8 68.8 73.4
5 17 26.6 26.6 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 5 7.8 7.8 9.4
Valid 4 36 56.3 56.3 65.6
5 22 34.4 34.4 100.0
Total 64 100.0 100.0
X2.6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 3 4.7 4.7 4.7
3 9 14.1 14.1 18.8
Valid 4 32 50.0 50.0 68.8
5 20 31.3 31.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 4 6.3 6.3 6.3
3 4 6.3 6.3 12.5
Valid 4 40 62.5 62.5 75.0
5 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 5 7.8 7.8 7.8
3 5 7.8 7.8 15.6
Valid 4 43 67.2 67.2 82.8
5 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 5 7.8 7.8 10.9
Valid 4 34 53.1 53.1 64.1
5 23 35.9 35.9 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 3 4.7 4.7 6.3
Valid 4 42 65.6 65.6 71.9
5 18 28.1 28.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
X2.11
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 11 17.2 17.2 17.2
3 8 12.5 12.5 29.7
Valid 4 36 56.3 56.3 85.9
5 9 14.1 14.1 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.12
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 6 9.4 9.4 9.4
4 45 70.3 70.3 79.7
Valid
5 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.13
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 10 15.6 15.6 15.6
4 34 53.1 53.1 68.8
Valid
5 20 31.3 31.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

X2.14
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 8 12.5 12.5 12.5
2 21 32.8 32.8 45.3
3 18 28.1 28.1 73.4
Valid
4 12 18.8 18.8 92.2
5 5 7.8 7.8 100.0
Total 64 100.0 100.0

X3.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 3 4.7 4.7 4.7
2 29 45.3 45.3 50.0
3 11 17.2 17.2 67.2
Valid
4 17 26.6 26.6 93.8
5 4 6.3 6.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
X3.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 1 1.6 1.6 3.1
3 1 1.6 1.6 4.7
Valid
4 48 75.0 75.0 79.7
5 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

X3.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 6 9.4 9.4 10.9
Valid 4 44 68.8 68.8 79.7
5 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

X3.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 2 3.1 3.1 4.7
3 5 7.8 7.8 12.5
Valid
4 42 65.6 65.6 78.1
5 14 21.9 21.9 100.0
Total 64 100.0 100.0

X3.5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
2 1 1.6 1.6 3.1
3 5 7.8 7.8 10.9
Valid
4 46 71.9 71.9 82.8
5 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
X3.6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
1 1 1.6 1.6 1.6
3 3 4.7 4.7 6.3
Valid 4 45 70.3 70.3 76.6
5 15 23.4 23.4 100.0
Total 64 100.0 100.0

X3.7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 4 6.3 6.3 6.3
3 20 31.3 31.3 37.5
Valid 4 36 56.3 56.3 93.8
5 4 6.3 6.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.1
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
4 33 51.6 51.6 54.7
Valid
5 29 45.3 45.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.2
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 3 4.7 4.7 4.7
3 1 1.6 1.6 6.3
Valid 4 39 60.9 60.9 67.2
5 21 32.8 32.8 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.3
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 1 1.6 1.6 3.1
Valid 4 48 75.0 75.0 78.1
5 14 21.9 21.9 100.0
Total 64 100.0 100.0
Y1.4
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 18 28.1 28.1 28.1
4 27 42.2 42.2 70.3
Valid
5 19 29.7 29.7 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.5
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 7 10.9 10.9 10.9
3 8 12.5 12.5 23.4
Valid 4 29 45.3 45.3 68.8
5 20 31.3 31.3 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.6
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 8 12.5 12.5 15.6
Valid 4 38 59.4 59.4 75.0
5 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.7
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 6 9.4 9.4 9.4
3 4 6.3 6.3 15.6
Valid 4 38 59.4 59.4 75.0
5 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.8
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 1 1.6 1.6 1.6
3 9 14.1 14.1 15.6
Valid 4 43 67.2 67.2 82.8
5 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
Y1.9
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 5 7.8 7.8 7.8
3 3 4.7 4.7 12.5
Valid 4 40 62.5 62.5 75.0
5 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.10
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
2 2 3.1 3.1 3.1
3 8 12.5 12.5 15.6
Valid 4 35 54.7 54.7 70.3
5 19 29.7 29.7 100.0
Total 64 100.0 100.0

Y1.11
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
3 33 51.6 51.6 51.6
4 25 39.1 39.1 90.6
Valid
5 6 9.4 9.4 100.0
Total 64 100.0 100.0
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

Hasil Uji Validitas X1


Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.1 X1.1 X1.1 X1.1
0 1 2 3
1 -.212 .574* - .211 - .727** - .770* -.132 .781* - .658*
Pearson *
.352* .423* .825* * *
.634* *
Correlation * * * *
X1.1
Sig. (2- .093 .000 .004 .094 .001 .000 .000 .000 .299 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.212 1 -.238 .434* -.177 .424* -.257* .263* - .589* -.175 .268* -.122
Pearson * *
.462* *
Correlation *
X1.2
Sig. (2- .093 .059 .000 .161 .000 .040 .036 .000 .000 .166 .033 .335
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.574** -.238 1 - .313* - .659** - .757* - .488* - .437*
Pearson
.391* .368* .693* *
.260* *
.577* *
Correlation * * * *
X1.3
Sig. (2- .000 .059 .001 .012 .003 .000 .000 .000 .038 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.352** .434* - 1 .026 .690* -.268* .311* - .395* - .235 -.069
Pearson *
.391* *
.482* *
.326*
Correlation * * *
X1.4
Sig. (2- .004 .000 .001 .836 .000 .032 .012 .000 .001 .009 .062 .588
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.211 -.177 .313* .026 1 .032 .361** - .330* -.163 .285* - .186
Pearson
.376* *
.467*
Correlation * *
X1.5
Sig. (2- .094 .161 .012 .836 .804 .003 .002 .008 .199 .023 .000 .141
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.423** .424* - .690* .032 1 -.362** .379* - .348* - .333* -.203
Pearson *
.368* * *
.479* *
.407* *
Correlation * * *
X1.6
Sig. (2- .001 .000 .003 .000 .804 .003 .002 .000 .005 .001 .007 .108
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.727** - .659* - .361** - 1 - .788* - .778* - .805*
Pearson
.257* *
.268* .362* .940* *
.293* *
.865* *
Correlation * * *
X1.7
Sig. (2- .000 .040 .000 .032 .003 .003 .000 .000 .019 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.825** .263* - .311* -.376** .379* -.940** 1 - .276* - .835* -
Pearson
.693* *
.801* .755* *
.741*
Correlation * * * *
X1.8
Sig. (2- .000 .036 .000 .012 .002 .002 .000 .000 .027 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.770** - .757* - .330** - .788** - 1 - .757* - .641*
Pearson
.462* *
.482* .479* .801* .397* *
.741* *
Correlation * * * * * *
X1.9
Sig. (2- .000 .000 .000 .000 .008 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.132 .589* - .395* -.163 .348* -.293* .276* - 1 -.165 .278* -.026
Pearson *
X1.10 .260* * *
.397*
Correlation *
Sig. (2- .299 .000 .038 .001 .199 .005 .019 .027 .001 .194 .026 .839
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.781** -.175 .488* - .285* - .778** - .757* -.165 1 - .788*
Pearson *
.326* .407* .755* *
.863* *
Correlation * * * *
X1.11
Sig. (2- .000 .166 .000 .009 .023 .001 .000 .000 .000 .194 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.634** .268* - .235 -.467** .333* -.865** .835* - .278* - 1 -
Pearson
.577* * *
.741* .863* .757*
Correlation * * * *
X1.12
Sig. (2- .000 .033 .000 .062 .000 .007 .000 .000 .000 .026 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.658** -.122 .437* -.069 .186 -.203 .805** - .641* -.026 .788* - 1
Pearson *
.741* * *
.757*
Correlation * *
X1.13
Sig. (2- .000 .335 .000 .588 .141 .108 .000 .000 .000 .839 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.205 .512* - .610* -.185 .647* -.318* .330* - .681* -.184 .278* .056
Pearson *
.450* * * *
.465* *
Correlation * *
X1.14
Sig. (2- .104 .000 .000 .000 .144 .000 .011 .008 .000 .000 .147 .026 .658
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.720** -.199 .445* -.183 .288* - .738** - .719* -.103 .894* - .856*
Pearson *
.296* .702* * *
.818* *
Correlation * *
X1.15
Sig. (2- .000 .115 .000 .148 .021 .018 .000 .000 .000 .416 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.103 .432* - .383* -.236 .297* -.230 .227 - .485* -.074 .132 .039
Pearson *
.285* *
.386* *
Correlation *
X1.16
Sig. (2- .416 .000 .023 .002 .060 .017 .067 .071 .002 .000 .563 .299 .761
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.752** -.224 .466* -.228 .230 - .750** - .731* -.131 .915* - .837*
Pearson *
.340* .719* * *
.836* *
Correlation * * *
X1.17
Sig. (2- .000 .076 .000 .070 .068 .006 .000 .000 .000 .304 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.694** .279* - .309* -.342** .389* -.953** .921* - .301* - .904* -
Pearson
.612* * *
.782* .829* *
.810*
Correlation * * * *
X1.18
Sig. (2- .000 .026 .000 .013 .006 .001 .000 .000 .000 .016 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.763** - .686* - .316* - .813** - .945* - .783* - .675*
Pearson
.421* *
.472* .513* .802* *
.370* *
.750* *
Correlation * * * * * *
X1.19
Sig. (2- .000 .001 .000 .000 .011 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.671** .427* - .320* -.351** .249* -.710** .756* - .460* - .604* -
Pearson *
.700* * *
.827* *
.541* *
.507*
Correlation * * * *
X1.20
Sig. (2- .000 .000 .000 .010 .004 .047 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.937** - .698* - .209 - .740** - .790* -.214 .706* - .604*
Pearson
X1.21 .275* *
.391* .447* .839* * *
.630* *
Correlation * * * *
Sig. (2- .000 .028 .000 .001 .097 .000 .000 .000 .000 .089 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
-.698** .297* - .356* -.411** .457* -.796** .806* - .169 - .775* -
Pearson
.579* * * *
.673* .706* *
.625*
Correlation * * * *
X1.22
Sig. (2- .000 .017 .000 .004 .001 .000 .000 .000 .000 .182 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
.726** -.178 .612* - .310* - .888** - .764* -.202 .892* - .823*
Pearson *
.300* .408* .848* * *
.880* *
Correlation * * *
X1.23
Sig. (2- .000 .159 .000 .016 .013 .001 .000 .000 .000 .109 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .498** .335* .340* .378* .324** .307* .432** .409* .376* .399* .533* .441* .634*
* * * * * * * * *
Gaya Correlation
Kepemimpinan Sig. (2- .000 .007 .006 .002 .009 .014 .000 .001 .002 .001 .000 .000 .000
Demokratik tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64

Correlations
X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20 X1.21 X1.22 X1.23 Gaya
Kepemimpi
nan
Demokratik
Pearson -.205 .720 -.103** .752** -.694 .763** -.671** .937** -.698** .726 .498**
Correlation
X1.1 Sig. (2- .104 .000 .416 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .512 -.199 .432 -.224** .279 -.421** .427* -.275* .297** -.178** .335
Correlation
X1.2 Sig. (2- .000 .115 .000 .076 .026 .001 .000 .028 .017 .159 .007
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.450** .445 -.285 .466** -.612* .686** -.700** .698** -.579** .612* .340**
Correlation
X1.3 Sig. (2- .000 .000 .023 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .006
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .610** -.183** .383** -.228 .309 -.472** .320* -.391* .356** -.300** .378**
Correlation
X1.4 Sig. (2- .000 .148 .002 .070 .013 .000 .010 .001 .004 .016 .002
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.185 .288 -.236* .230 -.342 .316 -.351** .209** -.411** .310 .324*
Correlation
X1.5 Sig. (2- .144 .021 .060 .068 .006 .011 .004 .097 .001 .013 .009
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .647** -.296** .297** -.340** .389 -.513 .249** -.447** .457** -.408** .307**
Correlation
X1.6 Sig. (2- .000 .018 .017 .006 .001 .000 .047 .000 .000 .001 .014
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.318** .738* -.230** .750* -.953** .813** -.710 .740** -.796** .888* .432**
Correlation
X1.7 Sig. (2- .011 .000 .067 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .330** -.702* .227** -.719* .921** -.802** .756** -.839 .806** -.848* -.409**
Correlation
X1.8
Sig. (2- .008 .000 .071 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.465** .719** -.386** .731** -.782** .945** -.827** .790** -.673 .764** .376**
Correlation
X1.9 Sig. (2- .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .681 -.103** .485* -.131** .301 -.370** .460* -.214* .169** -.202 .399
Correlation
X1.10 Sig. (2- .000 .416 .000 .304 .016 .003 .000 .089 .182 .109 .001
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.184** .894 -.074** .915** -.829* .783** -.541** .706** -.706** .892 .533
Correlation
X1.11 Sig. (2- .147 .000 .563 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .278** -.818* .132** -.836 .904** -.750** .604** -.630** .775** -.880* -.441**
Correlation
X1.12 Sig. (2- .026 .000 .299 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .056** .856 .039** .837 -.810 .675 -.507** .604** -.625** .823 .634**
Correlation
X1.13 Sig. (2- .658 .000 .761 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson 1 -.042** .551** -.080** .313 -.459** .482* -.280** .356** -.236** .471
Correlation
X1.14 Sig. (2- .744 .000 .528 .012 .000 .000 .025 .004 .060 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.042** 1 -.016** .971 -.784* .696* -.498** .640** -.623** .785 .614**
Correlation
X1.15 Sig. (2- .744 .901 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .551 -.016** 1* .043** .228 -.362* .332 -.150 .161** -.151** .318
Correlation
X1.16 Sig. (2- .000 .901 .736 .069 .003 .007 .238 .203 .233 .010
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.080** .971 .043** 1 -.796 .716** -.513** .687** -.649** .817 .586**
Correlation
X1.17 Sig. (2- .528 .000 .736 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .313** -.784* .228** -.796* 1** -.805** .667** -.703** .734** -.900* -.393**
Correlation
X1.18 Sig. (2- .012 .000 .069 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .001
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.459** .696** -.362** .716** -.805* 1** -.756** .760** -.682** .801** .374**
Correlation
X1.19 Sig. (2- .000 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .482** -.498** .332** -.513** .667** -.756* 1** -.745** .559** -.597** -.282**
Correlation
X1.20 Sig. (2- .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .024
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.280** .640* -.150** .687** -.703 .760** -.745** 1** -.694** .713 .428**
Correlation
X1.21 Sig. (2- .025 .000 .238 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .356** -.623* .161** -.649** .734** -.682** .559** -.694** 1** -.776 -.284**
Correlation
X1.22 Sig. (2- .004 .000 .203 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .023
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.236** .785 -.151** .817* -.900* .801** -.597** .713** -.776** 1 .493**
Correlation
X1.23 Sig. (2- .060 .000 .233 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .471** .614** .318** .586** .393** .374* .282** .428** .284** .493** 1**
Gaya Correlation
Kepemimpinan Sig. (2- .000 .000 .010 .000 .001 .002 .024 .000 .023 .000
Demokratik tailed)
N 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validias X2


Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7
Pearson 1 -.182 .448** -.109 .574** -.243 .547**
Correlation
X2.1
Sig. (2-tailed) .150 .000 .392 .000 .053 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.182 1 -.245 .831** -.321** .842** -.279*
Correlation
X2.2
Sig. (2-tailed) .150 .051 .000 .010 .000 .026
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .448** -.245 1 -.329** .492** -.412** .544**
Correlation
X2.3
Sig. (2-tailed) .000 .051 .008 .000 .001 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.109 .831** -.329** 1 -.306* .839** -.300*
Correlation
X2.4
Sig. (2-tailed) .392 .000 .008 .014 .000 .016
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .574** -.321** .492** -.306* 1 -.454** .736**
Correlation
X2.5
Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .014 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.243 .842** -.412** .839** -.454** 1 -.481**
Correlation
X2.6
Sig. (2-tailed) .053 .000 .001 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .547** -.279* .544** -.300* .736** -.481** 1
Correlation
X2.7
Sig. (2-tailed) .000 .026 .000 .016 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.201 .774** -.268* .746** -.417** .848** -.524**
Correlation
X2.8
Sig. (2-tailed) .111 .000 .032 .000 .001 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .571** -.285* .483** -.273* .722** -.385** .761**
Correlation
X2.9
Sig. (2-tailed) .000 .022 .000 .029 .000 .002 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.125 .847** -.264* .936** -.365** .862** -.312*
Correlation
X2.10
Sig. (2-tailed) .325 .000 .035 .000 .003 .000 .012
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .316* -.718** .382** -.811** .517** -.861** .530**
X2.11
Correlation
Sig. (2-tailed) .011 .000 .002 .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.198 .733** -.191 .802** -.431** .788** -.448**
Correlation
X2.12
Sig. (2-tailed) .118 .000 .132 .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .428** -.210 .563** -.149 .560** -.406** .608**
Correlation
X2.13
Sig. (2-tailed) .000 .095 .000 .240 .000 .001 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.448** .770** -.489** .791** -.644** .855** -.613**
Correlation
X2.14
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .385** .684** .274* .687** .260* .546** .289*
Gaya Kepemimpinan Correlation
Otokratik Sig. (2-tailed) .002 .000 .029 .000 .038 .000 .021
N 64 64 64 64 64 64 64

Correlations
X2.8 X2.9 X2.10 X2.11 X2.12 X2.13 X2.14
Pearson -.201 .571 -.125** .316 -.198** .428 -.448**
Correlation
X2.1
Sig. (2-tailed) .111 .000 .325 .011 .118 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .774 -.285 .847 -.718** .733** -.210** .770*
Correlation
X2.2
Sig. (2-tailed) .000 .022 .000 .000 .000 .095 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.268** .483 -.264 .382** -.191** .563** -.489**
Correlation
X2.3
Sig. (2-tailed) .032 .000 .035 .002 .132 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .746 -.273** .936** -.811 .802* -.149** .791*
Correlation
X2.4
Sig. (2-tailed) .000 .029 .000 .000 .000 .240 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.417** .722** -.365** .517* -.431 .560** -.644**
Correlation
X2.5
Sig. (2-tailed) .001 .000 .003 .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .848 -.385** .862** -.861** .788** -.406 .855**
Correlation
X2.6
Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .000 .000 .001 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.524** .761* -.312** .530* -.448** .608** -.613
Correlation
X2.7
Sig. (2-tailed) .000 .000 .012 .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson 1 -.382** .772* -.848** .879** -.419** .798**
Correlation
X2.8
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .001 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.382** 1* -.289** .440* -.307** .549** -.554**
Correlation
X2.9
Sig. (2-tailed) .002 .021 .000 .014 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .772 -.289** 1* -.855** .821** -.160** .821*
Correlation
X2.10
Sig. (2-tailed) .000 .021 .000 .000 .207 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.848* .440** -.855** 1** -.882** .390** -.902**
Correlation
X2.11
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .879 -.307** .821 -.882** 1** -.312** .821**
Correlation
X2.12
Sig. (2-tailed) .000 .014 .000 .000 .012 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson -.419** .549 -.160** .390 -.312** 1** -.429**
Correlation
X2.13
Sig. (2-tailed) .001 .000 .207 .001 .012 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .798** -.554** .821** -.902** .821** -.429** 1**
Correlation
X2.14
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 64 64 64 64 64 64 64
Pearson .528** .337** .692* -.444** .577* .332** .372*
Gaya Kepemimpinan Correlation
Otokratik Sig. (2-tailed) .000 .006 .000 .000 .000 .007 .003
N 64 64 64 64 64 64 64

Correlations
Gaya Kepemimpinan
Otokratik
Pearson Correlation .385
X2.1 Sig. (2-tailed) .002
N 64
Pearson Correlation .684
X2.2 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .274**
X2.3 Sig. (2-tailed) .029
N 64
Pearson Correlation .687
X2.4 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .260**
X2.5 Sig. (2-tailed) .038
N 64
Pearson Correlation .546
X2.6 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .289**
X2.7 Sig. (2-tailed) .021
N 64
Pearson Correlation .528
X2.8 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .337**
X2.9 Sig. (2-tailed) .006
N 64
Pearson Correlation .692
X2.10 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation -.444*
X2.11 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .577
X2.12 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .332**
X2.13 Sig. (2-tailed) .007
N 64
X2.14 Pearson Correlation .372**
Sig. (2-tailed) .003
N 64
Pearson Correlation 1**
Gaya Kepemimpinan
Sig. (2-tailed)
Otokratik
N 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas X3


Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4
Pearson Correlation 1 -.067 .168 -.151
X3.1 Sig. (2-tailed) .601 .185 .235
N 64 64 64 64
Pearson Correlation -.067 1 -.599** .905**
X3.2 Sig. (2-tailed) .601 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation .168 -.599** 1 -.663**
X3.3 Sig. (2-tailed) .185 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation -.151 .905** -.663** 1
X3.4 Sig. (2-tailed) .235 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation .222 -.584** .933** -.683**
X3.5 Sig. (2-tailed) .078 .000 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation -.037 .924** -.603** .911**
X3.6 Sig. (2-tailed) .772 .000 .000 .000
N 64 64 64 64
Pearson Correlation .090 -.153 .431** -.217
X3.7 Sig. (2-tailed) .481 .226 .000 .085
N 64 64 64 64
Pearson Correlation .581** .388** .324** .269*
Gaya Kepemimpinan Paternalistik Sig. (2-tailed) .000 .002 .009 .031
N 64 64 64 64

Correlations
X3.5 X3.6 X3.7
Pearson Correlation .222 -.037 .090
X3.1 Sig. (2-tailed) .078 .772 .481
N 64 64 64
Pearson Correlation -.584 .924 -.153**
X3.2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .226
N 64 64 64
Pearson Correlation .933 -.603** .431
X3.3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 64 64 64
Pearson Correlation -.683 .911** -.217**
X3.4 Sig. (2-tailed) .000 .000 .085
N 64 64 64
Pearson Correlation 1 -.591** .313**
X3.5 Sig. (2-tailed) .000 .012
N 64 64 64
Pearson Correlation -.591 1** -.164**
X3.6 Sig. (2-tailed) .000 .196
N 64 64 64
Pearson Correlation .313 -.164 1**
X3.7 Sig. (2-tailed) .012 .196
N 64 64 64
Gaya Kepemimpinan Paternalistik Pearson Correlation .308** .398** .470**
Sig. (2-tailed) .013 .001 .000
N 64 64 64

Correlations
Gaya Kepemimpinan
Paternalistik
Pearson Correlation .581
X3.1 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .388
X3.2 Sig. (2-tailed) .002
N 64
Pearson Correlation .324
X3.3 Sig. (2-tailed) .009
N 64
Pearson Correlation .269
X3.4 Sig. (2-tailed) .031
N 64
Pearson Correlation .308
X3.5 Sig. (2-tailed) .013
N 64
Pearson Correlation .398
X3.6 Sig. (2-tailed) .001
N 64
Pearson Correlation .470
X3.7 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation 1**
Gaya Kepemimpinan Paternalistik Sig. (2-tailed)
N 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Hasil Uji Validitas Y


Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6
Pearson Correlation 1 -.567** .727** .019 .737** .083
Y1.1 Sig. (2-tailed) .000 .000 .880 .000 .515
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.567** 1 -.539** .348** -.687** .132
Y1.2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000 .300
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .727** -.539** 1 -.007 .658** .056
Y1.3 Sig. (2-tailed) .000 .000 .957 .000 .659
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .019 .348** -.007 1 -.131 .348**
Y1.4 Sig. (2-tailed) .880 .005 .957 .301 .005
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .737** -.687** .658** -.131 1 -.139
Y1.5 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .301 .272
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .083 .132 .056 .348** -.139 1
Y1.6 Sig. (2-tailed) .515 .300 .659 .005 .272
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .693** -.623** .729** -.074 .907** -.107
Y1.7 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .559 .000 .400
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.117 .514** -.197 .302* -.382** .362**
Y1.8 Sig. (2-tailed) .356 .000 .118 .015 .002 .003
N 64 64 64 64 64 64
Y1.9 Pearson Correlation .702** -.596** .756** -.054 .881** -.062
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .672 .000 .625
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.483** .598** -.463** .222 -.406** .199
Y1.10 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .078 .001 .115
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.017 .065 -.063 .201 .080 .192
Y1.11 Sig. (2-tailed) .897 .609 .623 .111 .528 .128
N 64 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .337** .306* .267* .418** .349** .255*
Disiplin Kerja Sig. (2-tailed) .006 .014 .033 .001 .005 .042
N 64 64 64 64 64 64

Correlations
Y1.7 Y1.8 Y1.9 Y1.10 Y1.11
Pearson Correlation .693 -.117** .702** -.483 -.017**
Y1.1 Sig. (2-tailed) .000 .356 .000 .000 .897
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.623** .514 -.596** .598** .065**
Y1.2 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .609
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .729** -.197** .756 -.463 -.063**
Y1.3 Sig. (2-tailed) .000 .118 .000 .000 .623
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.074 .302** -.054 .222 .201
Y1.4 Sig. (2-tailed) .559 .015 .672 .078 .111
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .907** -.382** .881** -.406 .080
Y1.5 Sig. (2-tailed) .000 .002 .000 .001 .528
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.107 .362 -.062 .199** .192
Y1.6 Sig. (2-tailed) .400 .003 .625 .115 .128
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation 1** -.400** .967** -.386 .029**
Y1.7 Sig. (2-tailed) .001 .000 .002 .822
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.400 1** -.360 .140* .117**
Y1.8 Sig. (2-tailed) .001 .003 .271 .359
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .967** -.360** 1** -.338 .008**
Y1.9 Sig. (2-tailed) .000 .003 .006 .949
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation -.386** .140** -.338** 1 .096**
Y1.10 Sig. (2-tailed) .002 .271 .006 .450
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .029 .117 .008 .096 1
Y1.11 Sig. (2-tailed) .822 .359 .949 .450
N 64 64 64 64 64
Pearson Correlation .423** .269* .466* .347** .329**
Disiplin Kerja Sig. (2-tailed) .001 .031 .000 .005 .008
N 64 64 64 64 64

Correlations
Disiplin Kerja
Pearson Correlation .337
Y1.1 Sig. (2-tailed) .006
N 64
Pearson Correlation .306**
Y1.2 Sig. (2-tailed) .014
N 64
Pearson Correlation .267**
Y1.3 Sig. (2-tailed) .033
N 64
Y1.4 Pearson Correlation .418
Sig. (2-tailed) .001
N 64
Pearson Correlation .349**
Y1.5 Sig. (2-tailed) .005
N 64
Pearson Correlation .255
Y1.6 Sig. (2-tailed) .042
N 64
Pearson Correlation .423**
Y1.7 Sig. (2-tailed) .001
N 64
Pearson Correlation .269
Y1.8 Sig. (2-tailed) .031
N 64
Pearson Correlation .466**
Y1.9 Sig. (2-tailed) .000
N 64
Pearson Correlation .347**
Y1.10 Sig. (2-tailed) .005
N 64
Pearson Correlation .329
Y1.11 Sig. (2-tailed) .008
N 64
Pearson Correlation 1**
Disiplin Kerja Sig. (2-tailed)
N 64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability X1

Case Processing Summary


N %
Valid 64 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 64 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.855 23

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
X1.1 4.31 .687 64
X1.2 4.23 .729 64
X1.3 3.30 1.049 64
X1.4 3.39 1.255 64
X1.5 2.61 1.255 64
X1.6 3.42 1.166 64
X1.7 2.67 1.261 64
X1.8 4.05 .722 64
X1.9 2.98 1.076 64
X1.10 4.38 .787 64
X1.11 4.02 .630 64
X1.12 3.84 .739 64
X1.13 4.19 .500 64
X1.14 4.23 .584 64
X1.15 4.11 .508 64
X1.16 4.17 .631 64
X1.17 4.05 .575 64
X1.18 3.67 .993 64
X1.19 3.63 1.106 64
X1.20 4.41 .555 64
X1.21 4.38 .604 64
X1.22 3.77 .771 64
X1.23 4.11 .567 64
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X1.1 83.59 31.324 .504 .501
X1.2 83.67 35.494 -.040 .567
X1.3 84.61 30.337 .366 .505
X1.4 84.52 26.920 .551 .454
X1.5 85.30 26.910 .552 .454
X1.6 84.48 27.778 .532 .464
X1.7 85.23 28.944 .379 .496
X1.8 83.86 33.869 .153 .543
X1.9 84.92 38.168 -.275 .618
X1.10 83.53 33.301 .193 .538
X1.11 83.89 31.623 .516 .503
X1.12 84.06 41.901 -.708 .641
X1.13 83.72 30.872 .819 .485
X1.14 83.67 34.414 .134 .546
X1.15 83.80 31.276 .729 .493
X1.16 83.73 34.992 .038 .556
X1.17 83.86 30.726 .724 .485
X1.18 84.23 44.817 -.762 .677
X1.19 84.28 29.507 .412 .494
X1.20 83.50 38.698 -.482 .601
X1.21 83.53 32.063 .474 .510
X1.22 84.14 41.075 -.606 .634
X1.23 83.80 30.958 .697 .489

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
87.91 35.674 5.973 23

Reliability X2

Case Processing Summary


N %
Valid 64 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 64 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.749 14
Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
X2.1 4.30 .609 64
X2.2 4.28 .766 64
X2.3 4.06 .687 64
X2.4 4.19 .614 64
X2.5 4.23 .660 64
X2.6 4.08 .803 64
X2.7 4.06 .753 64
X2.8 3.94 .753 64
X2.9 4.22 .723 64
X2.10 4.20 .596 64
X2.11 3.67 .927 64
X2.12 4.11 .538 64
X2.13 4.16 .672 64
X2.14 2.77 1.137 64

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X2.1 51.97 12.983 .236 .464
X2.2 51.98 11.000 .552 .374
X2.3 52.20 13.434 .096 .493
X2.4 52.08 11.565 .586 .389
X2.5 52.03 13.523 .088 .494
X2.6 52.19 11.710 .370 .422
X2.7 52.20 13.307 .094 .495
X2.8 52.33 11.938 .362 .428
X2.9 52.05 13.061 .154 .480
X2.10 52.06 11.615 .596 .390
X2.11 52.59 18.372 -.610 .674
X2.12 52.16 12.324 .470 .424
X2.13 52.11 13.147 .162 .478
X2.14 53.50 12.476 .077 .519

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
56.27 14.389 3.793 14
Reliability X3

Case Processing Summary


N %
Valid 64 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 64 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.710 7

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
X3.1 2.84 1.072 64
X3.2 4.11 .645 64
X3.3 3.97 .854 64
X3.4 4.03 .755 64
X3.5 4.02 .678 64
X3.6 4.14 .639 64
X3.7 3.63 .701 64

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
X3.1 23.89 3.083 .100 .003
X3.2 22.63 3.952 .094 .043
X3.3 22.77 4.151 -.077 .189
X3.4 22.70 4.307 -.085 .181
X3.5 22.72 4.174 -.008 .117
X3.6 22.59 3.928 .108 .033
X3.7 23.11 3.686 .161 -.016a

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
26.73 4.611 2.147 7
Reliability Y

Case Processing Summary


N %
Valid 64 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 64 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.672 12

Item Statistics
Mean Std. N
Deviation
Y1.1 4.39 .657 64
Y1.2 4.22 .701 64
Y1.3 4.17 .521 64
Y1.4 4.02 .766 64
Y1.5 3.97 .942 64
Y1.6 4.06 .710 64
Y1.7 4.00 .836 64
Y1.8 4.00 .617 64
Y1.9 4.05 .785 64
Y1.10 4.11 .737 64
Y1.11 3.58 .662 64
Disiplin 44.72 2.292 64
Kerja

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Y1.1 84.89 25.591 .438 .641
Y1.2 85.06 29.044 -.079 .698
Y1.3 85.11 26.512 .401 .651
Y1.4 85.27 25.722 .338 .650
Y1.5 85.31 24.440 .387 .640
Y1.6 85.22 26.650 .243 .662
Y1.7 85.28 24.332 .474 .630
Y1.8 85.28 27.951 .092 .678
Y1.9 85.23 24.246 .527 .624
Y1.10 85.17 28.176 .028 .688
Y1.11 85.70 26.783 .250 .662
Disiplin 44.56 11.012 .833 .515
Kerja
Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
89.28 28.936 5.379 12
Lampiran 6 Hasil Analisis Regresi Linier

Hasil Analisis Regression

Variables Entered/Removed a
Model Variables Variables Method
Entered Removed
1 X3, X2, X1b . Enter
a. Dependent Variable: Y
b. All requested variables entered.

Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
l Square the Estimate Watson
a
1 .869 .754 .742 1.324 .667
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 323.242 3 107.747 61.428 .000b
1 Residual 105.242 60 1.754
Total 428.484 63
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinear
Coefficients Coefficients ity
Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e
(Constant -4.113 5.586 -.736 .464
)
1 X1 .197 .085 .243 2.306 .025 .937
X2 .553 .095 .520 5.806 .000 .951
X3 .212 .105 .206 2.020 .048 .939

Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
VIF
(Constant)
X1 1.072
1
X2 1.096
X3 1.055
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalu Condition Variance Proportions
e Index (Constant) X1 X2 X3
1 3.992 1.000 .00 .00 .00 .00
2 .006 24.881 .03 .00 .01 .49
1
3 .001 75.848 .29 .04 .96 .12
4 .000 104.616 .68 .96 .03 .39

Residuals Statisticsa
Minimu Maximu Mean Std. N
m m Deviation
Predicted Value 40.98 52.09 48.73 2.265 64
Residual -4.354 2.071 .000 1.292 64
Std. Predicted -3.424 1.483 .000 1.000 64
Value
Std. Residual -3.287 1.564 .000 .976 64

Charts
RIWAYAT HIDUP

Nama : Levinna Ulimas Purwanti


Tempat/Tgl. Lahir : Manado, 08 Desember 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : WNI
Agama : Islam
Alamat : Jaga xiv. Ds. Warembungan. Kec. Pineleng. Kab.
Minahasa
No. HP : 085234358460

PENDIDIKAN FORMAL
2000-2006 : SDN 05 Manado
2006-2009 : SMP Negeri 4 Manado
2009-2012 : SMA Negeri 7 Manado
2012-sekarang : S1 Manajemen, Universitas Brawijaya

Pengalaman Organisasi
1. Organisasi olahraga bola voli
2. Bendahara LOKM bola voli

Prestasi Yang Pernah Diraih


1. Juara 1 bola voli putri tingkat SMA Kota Manado
2. Juara 2 bola voli putri tingkat SMA Kota Manado
3. Juara 2 bola voli putri tingkat SMA Prov. Sulawesi Utara
4. Juara 2 bola voli putri Olimpiade Brawijaya, Universitas Brawijaya

You might also like