You are on page 1of 6

e-J.

Agrotekbis 4 (4) : 485-490, Agustus 2016 ISSN : 2338-3011

ANALISIS PRODUKSI KARET RAKYAT DI DESA PONTANGOA


KECAMATAN LEMBO RAYA KABUPATEN MOROWALI UTARA

The Production Analysis of People's Rubber Plantation in The Village of Pontangoa


Sub-District Lembo Raya Regency Morowali North

Ratna Pujianti1), Made Antara2)

1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu, e-mail: Ratna.Pujianti@ymail.com
2)
Dosen Program study Agribisnis, Fakultas pertanian universitas Tadulako, Palu, e-mail: yasinta90287@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to identify factors influencing rubber production of people plantation
in of Pontangoa village LemboRaya sub-districton North Morowali Regency. This research was
carried out in November – December 2015. Respondents were determined using a Random
Sampling Technique. The number of the respondents was 31 families selected from a population of
407 farmers. Data was analyzed using the Cobb-Douglas analysis. The results showed that all the
variables are simultaneously highly significant affecting the production of the rubber, where F-counted
is 545.377 > F-table (3.85) at α of 5%, thus H0 is rejected and H1is accepted.Such factors as land area,
plant number, and labor have partially significant effect on the rubber production as shown by t -
counted of land area (4.759) is >t-table (2.478), t-counted of plant number (6.236)>t-table (2.478), and t-counted
of labor (-2.567)>t-table (2.478) suggesting that the H1 for these factors is accepted. By contrast,
fertilizer (SP36) and farmer experience have no significant effect as indicated by t -counted of the SP-
36 (0.238)<t-table (2.499) and t-counted the farming experience (1.8538)<t-table (2.478) leading to that
the H0 of these factors is accepted

Key Words: People plantation and Production of rubber.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produksi karet
Rakyat di Desa Pontangoa Kecamatan Lembo Raya Kabupaten Morowali Utara. Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Pontangoa pada Bulan November- Desember. Penentuan Responden
dilakukan dengan menggunakan metode Sistem Random Sampling. Jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini sebanyak 31 KK dari 407 populasi petani. Alat analisis yang digunakan adalah
analisis fungsi produksi cobb-douglas. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan semua
variabel berpengaruh sangat nyata terhadap produksi karet, dimana F-hitung 545,377>F-tabel 3,85
pada tingkat α 5%, Sehingga H0 tidak dapat diterima dan H1 teruji kebenarannya. Berdasarkan hasil
uji t (parsial) menunjukkan bahwa variabel luas lahan t hitung (4,759)> ttabel (2,478), jumlah tanaman
thitung (6,236) >ttabel (2,478), tenaga kerja thitung (-2,567) >ttabel (2,478) sehingga hipotesisnya H0
ditolak dan H1 teruji kebenarannya, variabel SP-36 thitung (0,238) ttabel (2,499) dan pengalaman
bertani thitung (1,853) ttabel (2,478), sehingga hipotesisnya H0 tidak dapat ditolak dan H1 belum teruji
kebenarannya. Kedua variabel tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap produksi karet di Desa
Pontangoa Kecamatan Lembo Raya.

Kata Kunci: Karet, Produksi, Rakyat.

PENDAHULUAN telah memberikan harapan yang besar


bagi tercapainya tujuan pembangunan
Pembangunan perkebunan telah nasional. Komoditas perkebunan adalah
menunjukkan hasilnya yang positif dan komoditas ekspor penghasil devisa. Selain

485
itu di sisi penawaran kegiatan agribisnis terutama di Desa Pontangoa. Tanaman karet
komoditas tanaman perkebunan secara dipilih oleh petani di Desa Pontangoa
umum melibatkan banyak masyarakat petani Kecamatan Lembo Raya, karena merupakan
sejak dari perbanyakan bibit, penanaman, salah satu komoditi unggulan di Kabupaten
perawatan, panen, pasca panen hingga ke Morowali Utara. Sistem budidaya tanaman
pemasaran. Pertumbuhan produksi dalam ini hanya dilakukan satu kali tanam.
negeri secara ekonomi berarti meningkatkan Tanaman karet merupakan tanaman tahunan
pendapatan masyarakat yang pada gilirannya yang dapat diambil getahnya 2 hari sekali
mampu menggerakkan perekonomian regional dan penimbangan dilakukukan 1 kali dalam
dan nasional serta dapat menambah devisa sebulan. Adanya tanaman karet yang diusahakan
negara. Subsektor perkebunan dimanfaatkan sehingga terjadi timbal balik yang diperoleh,
oleh pemerintah untuk menciptakan kesempatan yaitu petani dapat memenuhi kebutuhan
kerja sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan terciptanya lapangan pekerjaan
masyarakat dan sebagai sumber untuk di pedesaan.
memperoleh devisa (Mursidah, 2012). Perkebunan karet yang berada
Komoditi karet olahan merupakan di Desa Pontangoa, merupakan perkebunan
salah satu hasil industri yang menjadi karet milik rakyat yang diberikan oleh
andalan Indonesia untuk ketersediaan pemerintah pada saat trans. Sebagian besar
devisa dalam kegiatan ekspor. Indonesia petani lebih memilih untuk membudidayakan
merupakan Negara penghasil karet terbesar tanaman karet dibandingkan untuk melakukan
kedua setelah Thailand juga terdapat usahatani lainnya. hal ini dikarenakan
kecenderungan peningkatan konsumsi karet sistem budidayanya yang mudah serta hasil
dunia, meskipun saat ini sudah berkembang yang didapat oleh petani cukup menjanjikan.
karet sintesis (Iranita, 2010). Petani karet yang berada di Desa Pontangoa
Tanaman karet memiliki peranan melakukan penyadapan 2 hari sekali, hal ini
yang besar dalam kehidupan perekonomian dilakukan karena kondisi pohon yang sudah
Indonesia. Banyak penduduk yang hidup mulai rusak dan kulit pohon karet yang
dengan mengandalkan komoditi penghasil mulai tipis. Pemanenan getah karet yang
getah ini. Tanaman karet tergolong mudah telah beku dilakukan setelah 2 sampai 3 kali
penyadapan. Hal ini disebabkan karena
diusahakan, apa lagi kondisi Negara kita
produksi getah karet mulai berkurang dan
yang beriklim tropis, sangat cocok untuk
penimbangan dilakukan satu kali dalam
tanaman yang berasal dari daratan Amerika
sebulan selain itu petani karet juga menjual
yang juga beriklim tropis (Wijayanti, 2012). hasil panen kepada tengkulak sehingga harga
Luas areal perkebunan karet rakyat yang diterima oleh petani selalu berfluktuasi.
di Provinsi Sulawesi Tengah terus Berdasarkan latar belakang yang
mengalami peningkatan dari tahun 2010- telah diuraikan di atas, maka yang
2014. Hal ini disebabkan karena banyak menjadi pokok permasalahan dalam
masyarakat yang mulai menanam karet, penelitian ini adalah faktor-faktor apa
serta pemerintah terus mengembangkan saja yang mempengaruhi produksi karet
perkebunan karet guna meningkatkan di Desa Pontangoa Kecamatan Lembo
pendapatan masyarakat serta meningkatkan Raya Kabupaten Morowali Utara.
ekspor indonesia dan menambah devisa
negara. Luas areal tanaman karet rakyat METODE PENELITIAN
pada tahun 2010-2014 yaitu 25.386 Ha
dengan produksi mencapai 31.194 ton. Penelitian ini dilaksanakan di
(BPS, 2015). Desa Pontangoa Kecamatan Lembo Raya,
Perkebunan karet rakyat merupakan Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi
salah satu komoditi yang menjadi andalan Tengah. Lokasi penelitian ditentukan secara
masyarakat di Kecamatan Lembo Raya sengaja (Purposive) dengan pertimbangan
486
bahwa Desa pontangoa merupakan salah dalam bentuk logaritma natural (ln),
satu Desa yang sebagian besar masyarakatnya sehingga menjadi:
mengusahakan tanaman karet, Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan November sampai Ln Y= ln b0 + b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln
dengan Desember 2015. X3+ b4 ln X4 + b5 ln X5 + µ
Penentuan responden dilakukan Keterangan:
dengan metode sampel acak sederhana Y = Produksi Karet (Kg)
(Simple Random Sampling) dengan X1 = Luas Lahan (Ha)
pertimbangan bahwa petani-petani tersebut X2 = Jumlah Tanaman (Pohon)
sangat berkompeten untuk memberikan X3 = Pupuk SP-36 (Kg)
informasi sehubungan dengan penelitian. X4 = Tenaga Kerja (HOK)
Untuk menentukan ukuran sampel dapat X5 = pengalaman Bertani (Tahun)
menggunakan rumus Slovin (Sujarweni, b0 = Konstanta
2014). b1...b5 = Parameter yang akan ditaksir
e = Logaritma
𝑁
n= µ = Kesalahan pengganggu (error)
1+𝑁(e)2
Nilai koefisien determinasi (R2)
Berdasarkan rumus diatas, jumlah digunakan untuk mengetahui seberapa jauh
populasi (N) sebanyak 407 petani dengan keragaman yang dapat dijelaskan oleh
tingkat kesalahan yang diinginkan e sebesar faktor bebas terhadap faktor yang tidak
18% maka jumlah petani responden yang bebas. Nilai koefisien determinan dapat
diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak dihitung dengan rumus :
31 responden. JKR
R² = JKT
Data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi data primer dan Keterangan :
sekunder. Data primer diperoleh dengan R2 = Koefisien determinasi
cara observasi dan wawancara langsung JKR = Jumlah kuadrat regresi
dengan responden yang menggunakan JKT = jumlah kuadrat total
daftar pertanyaan (Questionare), sedangkan Pengaruh semua variabel
data sekunder diperoleh dari berbagai independent (X) secara bersama-sama
literatur dan Dinas/instansi terkait dan terhadap variabel terikat dependent (Y)
dapat diketahui dengan menggunakan uji F
literatur-literatur yang ada relevansinya
(F-test) dengan rumus (Gujarati, 2003)
dengan penelitian ini.
sebagai berikut:
Analisis Data. Berdasarkan tujuan KTR
penelitian, yaitu untuk mengetahui faktor- 𝐹 =
Keterangan : KTS
faktor yang mempengaruhi produksi karet, F = Uji Fisher (Fisher test)
dianalisis melalui pendekatan fungsi KTR = Kuadrat Tengah Regresi
produksi bertipe Cobb-Douglas yaitu suatu KTS = Kuadrat Tengah Sisa
fungsi atau persamaan yang melibatkan dua
variabel atau lebih, Variabel yang satu Bentuk Statistik :
disebut Variabel Independent (X) dan 1. H0 : b1 = 0, artinya bahwa faktor-faktor
yang lain disebut Variabel dependent (Y) yang diamati berpengaruh tidak nyata
yang secara matematis formulasinya dapat terhadap produksi.
dituliskan menggunakan rumus sebagai 2. H1 : b1 ≠ 0, artinya bahwa faktor produksi
berikut: yang diamati berpengaruh nyata terhadap
Y= b0 X1 b1 X2 b2 X 3 b3 X4 b4 X5 b5 e µ produksi.
Dengan ketentuan :
Selanjutnya untuk mempermudah 1. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima.
perhitungan, maka persamaan diatas di ubah Artinya secara bersama-sama variabel
487
bebas (X) berpengaruh tidak nyata kehidupan, karena pendidikan memiliki
terhadap variabel terikat (Y) pada tingkat peranan untuk meningkatkan taraf hidup
α tertentu. seseorang. Pendidikan terdiri dari pendidikan
2. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak. formal, nonformal dan informal dimana
Artinya secara bersama-sama variabel pendidikan formal. tingkat pendidikan
bebas (X) berpengaruh nyata terhadap responden di Desa Pontangoa bervariasi,
variabel terikat (Y) pada tingkat α tertentu. yaitu SD sebanyak 7 jiwa (22,58%),
Adanya pengaruh pada setiap kemudian diikuti oleh SMP dengan 14 jiwa
variabel independent (X) terhadap variabel (45,16%) dan responden dengan pendidikan
dependent (Y) digunakan t-uji (t-test) SMA sebanyak 10 jiwa (33,26%). Tingkat
dengan rumus sebagai berikut: pendidikan petani responden, menjelaskan
bᵢ bahwa petani karet di Desa Pontangoa cukup
thitung =
St . bi baik, hampir separuh dari petani yang ada
Keterangan : sudah berpendidikan SMP dan SMA.
Thit = Uji t (t student)
Bi = Nilai koefisien regresi dari variabel ke-i Jumlah Tanggungan Keluarga. Tanggungan
Sbi = Standar deviasi variabel ke-i keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang menjadi tanggungan seorang kepala
Bentuk hipotesis : keluarga (KK) yang terdiri dari istri, anak
1. H0 : b1 = 0, artinya variabel bebas maupun sanak saudara yang tinggal
berpengaruh tidak nyata terhadap bersama-sama dalam satu rumah tangga.
variabel terikat. jumlah tanggungan keluarga responden
2. H0 : b1 = 0, artinya variabel bebas petani karet di Desa Pontangoa yang
berpengaruh nyata terhadap variabel berjumlah 2 - 4 orang yaitu 27 responden
terikat (87,09%) dan ≥ 5 orang yaitu 4 responden
(12,91%). Rata-rata jumlah tanggungan
Dengan ketentuan keluarga petani karet di Desa Pontangoa
1. jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima yaitu 3,354 orang. Hal ini menunjukkan
artinya secara parsial variabel bebas (X) bahwa semakin banyak jumlah tanggungan
berpengaruh tidak nyata terhadap variabel keluarga maka pendapatan yang diperoleh
terikat (Y) pada tingkat α tertentu. semain kecil karena dipengaruhi oleh biaya
2. jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, hidup akan tetapi tanggungan keluarga yang
Artinya secara parsial variabel bebas (X) berada pada usia produktf untuk bekerja
berpengaruh nyata terhadap variabel akan menambah tenaga kerja dan dapat
terikat (Y) pada tingkat α tertentu. meningkatkan produksi serta pendapatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Produksi Cobb-Douglas.
Soekartawi (2003), mengemukakan bahwa
Umur Responden. Umur responden sangat fungsi produksi adalah hubungan antara
berhubungan dengan kemampuan seseorang variabel yang dijelaskan (Y) dengan
dalam berfikir, kemampuan fisik dan variabel yang menjelaskan (X). Analisis
kemampuan merespon terhadap perubahan fungsi produksi sering dilakukan para
disekitarnya terutama yang berhubungan peneliti, karena peneliti menginginkan
dengan usaha yang sedang dijalankan. informasi bagaimana sumberdaya yang
sebagian besar umur responden petani karet terbatas dapat dikelola dengan baik agar
berada pada umur 36-48 tahun (46,66%), produksi yang dihasilkan maksimal.
kemudian umur 49-59 tahun (26,67 %) dan Tingkat signifikan ditunjukkan oleh
23-35 tahun (46,66 %). Rata-rata umur masing-masing nilai koefisien regresi
petani responden yaitu 43,354 tahun. parsial variabel independen tersebut
terhadap variabel dependen. Pengujian
Tingkat Pendidikan. Pendidikan merupakan dengan uji statistik ini dapat dilakukan
salah satu faktor yang penting bagi dengan adjusted R2 , F-uji dan t-uji.
488
Tabel 1. Hasil Pendugaan Faktor-faktor koefisien regresi pada Tabel 2 dapat ditulis
Produksi secara Simultan dalam bentuk persamaan matematik sebagai
Sum of Mean Fhitun berikut :
Model Df Sig
Squares Square g Y* = *6,215+ *0,350 X1+ *0,355 X2 -
Regression 1,067 5 0,213 545, 0,000a
Residual 0,010 25 0,000 377 *0,008 X3 +*0,033 X4 + *0,013 X5
Total 1,077 30 Keterangan :* = Dalam bentuk logaritma
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015. natural
Pengaruh masing-masing faktor
Tabel 2: Hasil Analisis Faktor-faktor yang produksi terhadap produksi petani karet di
Mempengaruhi Produksi Karet di Desa Pontangoa adalah sebagai berikut:
Desa Pontangoa, 2015
Luas lahan (X1). Hasil analisis
Variabel Koefisien t– hitung Sig menunjukkan bahwa luas lahan (X1)
regresi Berpengaruh nyata terhadap produksi karet.
Constant 6,215 14,872 0,000 Hal ini dapat terlihat dari nilai thitung
Luas Lahan 0,350 4,759 0,000 4,759>ttabel (2,478), dengan nilai signifikan
(X1) 0,000<0,05 taraf α, sehingga H0 ditolak dan
Jumlah 0,355 6,236 0,000 H1 teruji kebenarannya. Nilai koefisien
Tanaman(X2) regresi variabel luas lahan (X1) yaitu
SP-36 (X3) 0,008 -0,238 0,814
sebesar 0,350 artinya setiap penambahan
Tenaga Kerja 0,033 -2,567 0,017 1% luas lahan dapat meningkatkan produksi
(X4)
Pengalaman 0,013 1,853 0,076
sebesar 0,350% dengan asumsi bahwa
Bertani (X5) variabel lain dianggap konstan. Rata-rata
R-Square 0,989 luas lahan petani responden yaitu 1,451 Ha
dengan produksi rata-rata 4.609Kg.
F-Hitung 545,377
t tabel = α 5 % = Jumlah Tanaman (X2). Hasil analisis
2,478 menunjukkan bahwa jumlah tanaman (X2)
Ftabel = α 5% = 3,85 berpengaruh sangat nyata terhadap produksi
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015. karet. Hal ini terlihat dari niai thitung 6,236<
ttabel (2,478), dengan nilai signifikan 0,000<
Berdasarkan tabel 1 diatas, hasil 0,05 taraf α, sehingga H0 ditolak dan H1
analisis menunjukkan bahwa secara teruji kebenarannya. Nilai koefisien regresi
simultan variabel bebas (X) berpengaruh variabel jumlah tanaman (X2) yaitu sebesar
nyata terhadap variabel tidak bebas (Y), 0,355 artinya setiap penambahan 1% luas
dimana nilai F hitung (545,377) > F tabel (3,85) lahan dapat meningkatkan produksi sebesar
pada tingkat α 5 %) dengan nilai signifikan 0,355% dengan asumsi bahwa variabel lain
0,000< 0,05, sehingga hipotesis nol (H0) dianggap konstan. Rata-rata Luas lahan
pada α = 5%. Pengaruh dari masing-masing petani responden 1,451 Ha dengan produksi
variabel bebas (Y) terhadap variabel tidak rata-rata 4.609 Kg.
bebas (X) dapat diketahui dengan cara uji t Jumlah SP-36 (X3). Hasil analisis
menggunakan model analisis fungsi produksi menunjukkan bahwa penggunaan SP-36
yang diperoleh. (X3) berpengaruh tidak nyata terhadap
Berdasarkan Tabel 2 diatas, koefisien produksi karet. Hal ini terlihat dari niai
determinasi yang disesuaikan (R2) sebesar thitung 0,238 < ttabel (2,478), dengan nilai
0,989 menunjukkan bahwa variasi faktor signifikan 0,814 > 0,05 taraf α, sehingga
produksi karet (Y) dapat diterangkan oleh H0 diterima dan H1 belum teruji
variabel bebas Luas lahan (X1), Jumlah kebenarannya. Nilai koefisien regresi
tanaman (X2), SP-36 (X3), Tenaga kerja variabel pupuk SP-36 (X3) yaitu sebesar
(X4) dan pengalaman bertani (X5). Estimasi 0,008 artinya setiap penambahan 1% SP-36
489
tidak dapat meningkatkan produksi sebesar ttabel (2,478), jumlah tanaman thitung (6,236)
0.008. Rata-rata jumlah penggunaan >ttabel (2,478), tenaga kerja thitung (-2,567)
SP-36 2,224 Kg dengan produksi rata-rata >ttabel (2,478) sehingga hipotesisnya H0
sebesar 4.609 Kg. ditolak dan H1 teruji kebenarannya, sedangkan
SP-36 thitung (0,238) ttabel (2,499) dan
Tenaga Kerja HOK (X4). Hasil
pengalaman bertani thitung (1,853) ttabel
analisis menunjukkan tenaga kerja (X4),
(2,478), sehingga hipotesisnya H0 diterima
berpengaruh sangat nyata terhadap produksi
dan H1 belum teruji kebenarannya. Kedua
karet. Hal ini dapat terlihat dari nilai thitung -
variabel tersebut berpengaruh tidak nyata
2,567 < ttabel (2,478), dengan nilai signifikan
terhadap produksi karet di Desa Pontangoa
0,033< 0,05 taraf α, sehingga H0 ditolak
Kecamatan Lembo Raya.
dan H1 teruji kebenarannya. Nilai koefisien
regresi tenaga kerja (X4) sebesar 0,033 Saran
artinya bahwa pada penambahan 1% maka Peningkatan produksi karet
akan diikuti dengan kenaikan produksi merupakan hal yang sangat penting karena
sebesar 0,033%, dengan asumsi faktor lain dapat meningkatkan pendapatan dan
dianggap konstan. rata-rata jumlah tenaga mensejahterakan kehidupan petani karet.
kerja 0,754 HOK dengan produksi rata-rata diharapkan kepada para petani, agar lebih
sebesar 4,609 Kg. mengefisienkan penggunaan faktor-faktor
Pengalaman Bertani (X5). Hasil analisis produksi sehingga dapat meningkatkan produksi.
menunjukkan bahwa pengalaman bertani
(X5) berpengaruh tidak nyata terhadap DAFTAR PUSTAKA
produksi karet. Hal ini terlihat dari nilai Badan Pusat Statistik Provins Sulawesi Tengah,
thitung 1,853< t tabel (2,478), dengan nilai 2014. Luas Areal, Produksi dan
signifikan 0,013 > 0,05 taraf α, sehingga Produktivitas Tanaman Perkebunan
H0 tidak dapat ditolak dan H1 tidak Menurut Jenis Perkebunan.
http://sulteng.bps.go.id/endback/pdf_publik
dapat teruji kebenarannya. Artinya secara asi/statistik-Daerah-Sulawesi-Tengah
parsial variabel pengalaman bertani (X5) 2014.pdf
berpengaruh tidak nyata terhadap produksi
karet. Hal ini berarti bahwa lama atau Iranita. 2010. Pengaruh Kualitas Produk dan
Customer Value Terhadap Hasil Penjualan
tidaknya petani responden dalam bertani Karet Alam Sumatera Barat. J. JEMI, Vol.
karet, tidak dapat mempengaruhi produksi 1(1). Desember 2010. Universitas Maritim
karet karena tergantung pada keadaan Raja Ali Haji.
pohon karet yang disadap oleh petani.
Mursidah. 2012. Analisis Komparatif Usahatani
Tumpangsari Karet-Pisang Kepok dan
KESIMPULAN DAN SARAN Karet-Nenas. J. EPP, Vol. 4(2): 37-42.
Universitas Mulawarman.
Kesimpulan
Wijayanti, T. dan Saefuddin., 2012. Analisis
Berdasarkan hasil dan pembahasan, Pendapatan Usahatani Karet (Hevea
maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil Brasiliensis) Di Desa Bunga Putih
analisis Cobb-Douglas menunjukkan bahwa Kecamatan Marang Kayu Kabupaten
secara simultan semua variabel berpengaruh Kutai Kartanegara. J. ZIRAA’AH, Vol. 34
(2). Juni 2012. Universitas Mulawarman.
sangat nyata terhadap produksi karet di Samarinda.
Desa Pontangoa Kecamatan Lembo Raya,
dimana F-hitung 545,377 > f-tabel 3,85 Soekartawi, 2003. Teori Ekonomi Produksi. PT Raja
pada tingkat α 5%, sehingga hipotesisnya Grafindo Persada. Jakarta.
H0 diotolak dan H1 teruji kebenarannya. Sujarweni. W. V., 2014. Metodologi Penelitian.
Berdasarkan hasil uji t (parsial) menunjukkan Cetakan Pertama 1-Yogyakarta. Pustaka
bahwa variabel luas lahan thitung (4,759)> Baru Press.

490

You might also like