You are on page 1of 29

SMA NEGERI 12 Dokumen Kurikulum SMA 12 Semarang

SEMARANG Tahun Pelajaran 2022/ 2023


RENCANA Kurikulum 2013
PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN Form SP 04
(RPP)

Mata pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas/Semester : XII/ Semester II
Materi Pokok : Peran pelajar, mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan politik
dan ketatanegaraan Indonesia
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x @45 menit)

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah
keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.7 Mengevaluasi peran pelajar, mahasiswa, 3.7.1 Menjelaskan Gerakan Pemuda pada Masa
dan pemuda dalam perubahan politik Kolonial
dan ketatanegaraan Indonesia 3.7.2 Menjelaskan Gerakan Pemuda setelah
Kemerdekaan.
3.7.3 Menganalisis Gerakan Pemuda dan
Mahasiswa yang mempengaruhi
Perubahan tata Negara di Indonesia.

4.7 Menulis sejarah tentang peran pelajar, 4.7.1 Menulis sejarah tentang peran pelajar,
mahasiswa, dan pemuda dalam mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan
perubahan politik dan ketatanegaraan politik dan ketatanegaraan Indonesia
Indonesia

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Project Based Learning peserta didik dapat mengevaluasi peran
pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik dan ketatanegaraan Indonesia serta
memiliki kecakapan abad 21 seperti berpikir kritis, kreatif, komunikasi, dan kolaboratif serta
menulis sejarah tentang peran pelajar, mahasiswa, dan pemuda dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia dengan jujur, teliti dan penuh tanggung jawab dan memiliki karakter
relijius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas

D. Materi Pembelajaran
Perkembangan IPTEK di Indonesia sejak proklamasi sampai dengan Reformasi yang
meliputi :
- Gerakan Pemuda Masa Kolonial Belanda
- Gerakan Pemuda Setelah Kemerdekaan
- Gerakan Pemuda dan Mahasiswa yang Mempengaruhi Perubahan Tata Negara di
Indonesia

E. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran Metode Pembelajaran
Project Based Learning Ceramah bervariasi dan diskusi kelompok, penugasan

F. Media dan Alat Pembelajaran


Alat : Spidol, Whiteboard, LCD-Proyektor, Speaker, Laptop.
Media : Gambar, Video dalam PPT

G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Sejarah Indonesia untuk
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Buku Referensi lain:
Poesponegoro M. D. Dkk. 2011. Sejarah Nasioal Indonesia Jilid VI (Edisi
Pemutakhiran). Jakarta: Balai Pustaka.
3. Internet :

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1:
Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.7.1 Menjelaskan Gerakan Pemuda pada Masa Kolonial
3.7.2 Menjelaskan Gerakan Pemuda setelah Kemerdekaan.
3.7.3 Menganalisis Gerakan Pemuda dan Mahasiswa yang mempengaruhi Perubahan tata
Negara di Indonesia.

Alokasi
Sintaks Deskripsi
waktu
Pendahuluan  Memberikan salam 10
 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk menit
belajar serta kerapian berpakaian
 Menanyakan kehadiran siswa
Alokasi
Sintaks Deskripsi
waktu
 Mempersilakan salah satu siswa memimpin doa
 Menyampaikan topik pembelajaran hari ini
1. Menyiapkan pertanyaan /penugasan proyek 70
Inti  Guru memberikan pertanyaan /pemahaman tentang penelitian menit
sejarah dan karya penelitian sejarah yang akan dikerjakan
 Siswa mengamati dengan seksama yang disampaikan guru dan
merespon dengan pertanyaan terhadap proyek yang akan
dikerjakan
 Guru menjawab pertanyaan dari siswa terkait penelitian
sejarah dan karya penelitian sejarah dan memberikan informasi
langkah-langkah yang harus dilaksanakan siswa
2. Mendesain perencanaan proyek
 Siswa mulai melakukan percobaan peristiwa sejarah dan
langkah penelitian sejarah
3. Menyusun jadwal sebagai langkah dari sebuah proyek
 Guru memberikan jadwal dan langkah terencana yang harus
dipahami dengan baik dalam proses percobaan agar sesuai
target substansi dan waktu
 Siswa mulai mengerjakan percobaan dengan fokus agar
substansi dan waktu tepat sasaran.
4. Monitor kegiatan dan perkembangan proyek
 Guru berkeliling memonitor perkembangan proyek (Progress)
 Siswa dapat bertanya dalam proses penyelesaikan proyek yang
sedang diselesaikan
5. Menguji hasil
 Siswa memaparkan hasil proyek dan atau pengalaman dalam
menyelesaikan proyeknya
6. Mengevaluasi kegiatan /pengalaman
Alokasi
Sintaks Deskripsi
waktu
 Guru mengevaluasi hasil proyek /pengalaman siswa
Penutup  Siswa diarahkan untuk menggeneralisasikan hasil berupa 10
kesimpulan pada suatu kejadian atau permasalahan yang sedang menit
dikaji.
 Siswa merumuskan kesimpulan dari temuannya
 Siswa mendapatkan apresiasi manakala permasalahan dipecahkan
dengan tepat

I. Penilaian Pembelajaran
a. Teknik Penilaian
1) Penilaian Sikap
a) Teknik penilaian : Observasi/ pengamatan
b) Bentuk penilaian : Jurnal Guru
c) Instrumen penilaian : Indikator kerjasama, Proaktif, Toleran
2) Pengetahuan
a. Teknik penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk penilaian : Uraian
c. Instrumen penilaian : soal berlevel kognitif C1 sampai C4
3) Keterampilan
a) Teknik penilaian : Proyek
b) Bentuk penilaian : Penugasan
c) Instrumen penilaian : Materi, Penyampaian, Kelancaran
b. Remedial
1) Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang belum mencapai KKM
(dibawah 70) pada Kompetensi Dasar yang ditentukan
2) Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remedial teaching (klasikal)
dan diakhiri dengan tes.
3) Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan jika masih belum mencapai ketuntasan,
maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali.
c. Pengayaan
1) Pembelajaran pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang mencapai dan/atau
melebihi KKM pada Kompetensi Dasar yang ditentukan
2) Tahapan pembelajaran pengayaan dilaksanakan melalui belajar kelompok, atau
belajar mandiri, atau pembelajaran berbasis tema, atau menjadi tutor sebaya bagi
teman yang membutuhkan.

Semarang, 9 Januari 2022


Guru Mata Pelajaran

Sugiarto, S.Pd
NIP. 19670818 200801 1 009

A. Daftar nilai sikap dalam diskusi kelompok


No. Nama Kriteria Jumlah Rata- Predikat
1 2 3 4 5 rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.

B. Daftar Penilaian Jurnal Guru


No. Hari/tgl/ Nama Perilaku/ Butir sikap Positif/ Tindak
jam ke kejadian negatif lanjut
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lampiran 3
PENILAIAN KETERAMPILAN
Penilaian Kinerja
Nama Satuan Pendidikan : SMAN 12 Semarang
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Kelas/Semester : XII/Semester 1
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

RUBRIK PENILAIAN PRESENTASI


No. Kriteria Kurang Cukup Baik Sangat baik
(45-60) (61-75) (76-88) 89-100)
1. Substansi Peristiwa Peristiwa disusun Peristiwa disusun Peristiwa disusun
materi disusun tidak secara kronologis, secara kronologis, secara kronologis,
kronologis menyertakan: menyertakan: menyertakan:
1. Tokoh, yang 1. Tokoh, 1. Tokoh,
jelas 2. Waktu, yang 2. Waktu,
jelas 3. Tempat yang jelas
2. Ungkapan Tidak ada Ada pembukaan Ada pembukaan - Ada pembukaan
dan pembukaan dan dan penutup dan penutup dan penutup
pernyataan penutup - Mempersilahkan
Mempersilahkan teman lain untuk
teman lain untuk menanggapi
menanggapi - Memberikan
tanggapan balik
3. Ucapan, Ucapan kurang Suara cukup Suara jelas namun Suara jelas dan
suara, dan tepat, suara terdengar namun kurang lancar lancar
kelancaran pelan, dan tidak kurang lancar dalam
lancar dalam pengucapan
pengucapan
RUBRIK PENILAIAN TUGAS
No. Tugas Indikator Skor
1. Buatlah Artikel dengan Tema (1) sesuai dengan substansi materi, 1-20
“Pemimpin Indonesia di masa (2) bukti/sumber yang kuat, 1-20
depan” (3) logis, 1-20
(4) disertai dengan peristiwa sejarah (Hard Fact) 1-20
(5) disertai nama tokoh dan tahun 1-20
Daftar nilai presentasi
No. Nama Kriteria Jumlah Rata- Predikat
1 2 3 rata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
Lampiran 5: Materi
Peran Pemuda dalam Perubahan Politik
dan Ketatanegaraan Indonesia

A. Sejarah Perkembangan Mahasiswa dalam perubahan politik Indonesia


Peranan mahasiswa di bumi Nusantara, dapat dilihat pasca muncul politik etis. Melalui
program edukasi, sedikit demi sedikit mata telanjang bangsa Indonesia mulai terbuka.
Banyak anak bangsa disekolahkan ke Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
Awal abad-20, eksistensi mahasiswa pribumi, kelas sosial terpelajar, mengisi peran strategis
dalam masyarakat. Mahasiswa terlibat aktif dalam gerakan perubahan. Mahasiswa jadi
penggerak utama perubahan sosial politik di tanah air. Aktivitas mahasiswa merambah
wilayah lebih luas, bukan sekedar belajar di perguruan tinggi. Mahasiswa Indonesia telah
berperan dalam menciptakan perubahan sebelum kemerdekaan NKRI. Sejarah mencatat
tentang mahasiswa-mahasiswa dengan gerakan dan aktivitasnya dari masa ke masa antara
lain :
1. Tahun 1908
Dalam Sejarah peradaban bangsa Indonesia, ada beberapa catatan peristiwa yang
layak kita pandang sebagai awal mula pergerakan mahasiswa di tanah air. Pada masa
itu,mahasiswa-mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA mendirikan sebuah wadah
pergerakan pertama di Indonesia yang bernama Boedi Oetomo, dimana organisasi ini
didirikan di Jakarta pada tanggal 20 Mei 1908. Selain itu, pada tahun 1908 ini juga,
mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi di Belanda yaitu
Drs. Moh. Hatta mendirikan organisasi Indische Vereeninging yang kemudian berubah
nama menjadi Indonesische Vereeninging pada tahun 1922. Misi nasionalisme yang
ditunjukkan organisasi ini lebih jelas dipertajam dengan bergantinya nama organisasi ini
menjadi Perhimpunan Indonesia.
Selain itu, masih ada organisasi pemuda mahasiswa yang lain seperti Indische Partij
yang secara radikal menyuarakan kemerdekaan Indonesia,selain itu ada juga Sarekat
Islam, dan Muhammadiyah yang arah pergerakan politiknya lebih condong ke ideologi
nasionalisme demokratik yang berlandaskan Islam.
2. Tahun 1928
Pada tahun 1926, terbentuklah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia
(PPPI) yang merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh mahasiswa
di Indonesia dan lebih menyuarakan yang namanya wawasan kebangsaan dalam diri
mahasiswa. Hal tersebut lah yang kemudian mereka realisasikan dengan
menyelenggarakan sebuah kongres paling bersejarah dalam dunia kepemudaan
mahasiswa di tanah air. Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28
Oktober 1928 yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah
tersebut. Sebagai tonggak sumpah pemuda yang menyatukan seluruh etnisitas dan
kedaerahan dalam satu tanah air, satu bahasa, dan satu bangsa.
3. Tahun 1945
Periode ini merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia,
peran pemuda mahasiswa juga tidak lepas dan terlihat sangat vital dalam mewujudkan
suatu misi besar bangsa Indonesia pada saat itu yaitu melepaskan diri dari belenggu
pejajahan atau merebut kemerdekaan. Kondisi pergerakan mahasiswa pada saat itu tidak
semudah pada periode-perode sebelumnya. Pada masa tersebut adalah, mahasiswa-
mahasiswa pada waktu itu lebih memilih untuk menjadikan asrama mereka sebagai
markas pergerakan. Dimana terdapat 3 asrama yang terkenal dalam mencetak tokoh-
tokoh yang sangat berpengaruh dalam sejarah, yaitu asrama Menteng Raya, Asrama
Cikini, dan Asrama Kebon Sirih. Melalui diskusi di asrama inilah kemudian lahir tokoh-
tokoh yang nantinya bakal menjadi motor penggerak penting munculnya kemerdekaan
bangsa Indonesia. Mahasiswa-mahasiswa yang terdiri dari Soekarni dan Chairul Saleh
inilah yang akhirnya terpaksa menculik tokoh proklamator tersebut sampai ke
Rengasdengklok agar lebih memberikan tekanan kepada mereka untuk lebih cepat dalam
memproklamasikan kemerdekaan. Peristiwa inilah yang kemudian tercatat dalam sejarah
sebagai peristiwa Rengasdengklok.
4. Tahun 1966
Berawal dari munculnya organisasi mahasiswa yang dibentuk oleh beberapa
mahasiswa di Sekolah Tinggi Islam (STI) di Yogyakarta, yang dimotori oleh Lafran Pane
dengan mendirikan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tanggal 5
Februari 1947. Selain itu pada tahun yang sama, dibentuk pulalah Perserikatan
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI). Lalu pada waktu yang berikutnya didirikan
juga organisasi-organisasi mahasiswa yang lain seperti Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia (GMNI) yang berhaluan pada ideologi Marhaenisme Soekarno, Gerakan
Mahasiswa Sosialis Indonesia (GAMSOS) yang lebih cenderung ke ideologi Sosialisme
Marxist, dan Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) yang lebih
berpandangan komunisme sehingga cenderung lebih dekat dengan PKI.
Atas serangan yang dilakukan oleh pihak PKI dan CGMI terhadap beberapa
organisasi mahasiswa yang secara ideologi bertentangan dengan mereka, akhirnya
beberapa organisasi mahasiswa yang terdiri dari HMI, GMKI (Gerakan Mahasiswa
Kristen Indonesia), PMKRI, PMII, Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal
(SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI), mereka
sepakat untuk membentuk KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Munculnya
KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI),
Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia
(KASI), dan lain-lain.
5. Tahun 1974
Periode ini sangat berbeda sekali dengan periode sebelumnya di tahun 1966, dimana
pada masa pergerakan mahasiswa tahun 1966 mahasiswa melakukan afiliasi dengan
pihak militer dalam menumpas PKI. Pada periode 1974 ini, mahasiswa justru
berkonfrontasi dengan pihak militer yang mereka anggap telah menjadi alat penindas bagi
rakyat. Gelombang perlawanan bermula sejak dinaikkannya harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) yang dianggap menyengsarakan rakyat. Selain itu, isu pemberantasan korupsi
juga dengan lantang digalakkan oleh mahasiswa yang mendesak agar pemerintah lebih
tegas dalam menjerat koruptor yang terdiri dari pejabat-pejabat pemerintahan saat itu.
Melalui pergerakan inilah muncul suatu gerakan yang disebut "Mahasiswa Menggugat"
yang dimotori oleh Arif Budiman dan Hariman Siregar yang menyuarakan isu korupsi
dan kenaikan BBM. Menyusul pergerakan mahasiswa yang terus meluas, secara inisisatif
mahasiswa membentuk Komite Anti Korupsi (KAK) yang diketuai oleh Wilopo. Secara
bersama-sama, masyarakat dan mahasiswa terus melancarkan sikap ketidakpercayan
mereka terhadap 9 partai politik dan Golongan Karya yang selama ini menjadi wadah
aspirasi politik mereka dengan munculnya Deklarasi Golongan Putih (Golput) pada
tanggal 28 Mei 1971. Dimana gerakan ini dimotori oleh Adnan Buyung Nasution,
Asmara Nababan, dan Arif Budiman. Selain itu mahasiswa juga melancarkan kritik
kepada pemerintah yang telah melakukan pemborosan anggaran negara dengan
melakukan beberapa proyek eksklusif yang dinilai tidak perlu untuk pembangunan.
Gelombang protes inilah yang memunculkan suatu gerakan yang dikenal dengan nama
peristiwa Malari pada tahun 1974 yang dimotori oleh Hariman Siregar. Melalui gerakan
tersebut lahirlah Tritura Baru selain daripada 2 tuntutan yaitu Bubarkan Asisten Pribadi
dan Turunkan Harga.
6. NKK/BKK
Pada masa inilah pergerakan mahasiswa mulai dimatikan peran dan fungsinya oleh
pemerintah, yaitu sejak terpilihnya Soeharto untuk yang ketiga kalinya melalui Pemilihan
Umum. Maka guna meredam sikap ktiris mahasiswa terhadap pemerintah dan untuk
mempertahankan status quo pemerintahan maka dikeluarkanlah Kebijakan Normalisasi
Kehidupan Kampus (NKK) melalui SK No.0156/U/1978. Konsep ini mencoba
mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan menjauhkan
dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat membahayakan posisi rezim.
Menyusul diadakannya konsep NKK tersebut maka pemerintah melakukan tindakan
pembekuan terhadap beberapa organisasi Dewan Mahasiswa di beberapa kampus di
Indonesia yang kemudian diganti dengan membentuk struktur organisasi baru yang
disebut Badan Koordinasi Kampus (BKK). Munculnya beberapa organisasi
kemasyarakatan yang pada saat itu justru menjadi alat kepentingan politik pemerintah.
Sehingga tidak heran pada saat itu kondisi rezim semakin kuat dan tegak.
7. Tahun 1998
Pengekangan terhadap mahasiswa melalui NKK/BKK tidak bertahan lama. Gejolak
krisis moneter di seluruh dunia telah membuat kondisi perekonomian di Indonesia
terguncang hebat. Hal tersebut ditandai dengan menaiknya angka tukar rupiah terhadap
dolar yang menembus Rp 17.000/Dolar. Hal ini tentu saja sangat mengejutkan
masyarakat Indonesia, khususnya mahasiswa yang akhirnya animo pergerakannya mulai
bangkit setelah sebelumnya mengalami mati suri yang cukup panjang. Dimulai ketika
pada saat 20 mahasiswa UI yang mendatangi gedung MPR/DPR RI denga tegas menolak
pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan melalui sidang umum MPR dan
menyerahkan agenda reformasi nasional kepada MPR. Demonstrasi besar-besaran yang
dilakukan oleh mahasiswa pun akhirnya semakin merebak dan meluas. Di Jakarta sendiri,
ribuan mahasiswa telah berhasil menduduki gedung MPR/DPR RI pada tanggal 19 Mei
1998. Atas berbagai tekanan yang terjadi itulah akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 pukul
09.00, presiden RI pada saat itu, yaitu Soeharto resmi mengundurkan diri, dan kemudian
menyerahkan jabatannya ke wakil presidennya yaitu Prof. BJ Habibie.
Hal tersebut tidak serta merta membuat masyarakat puas, karena mereka masih
menganggap bahwa Habibie merupakan antek orde baru. Peristiwa terus berlanjut hingga
menjelang akhir tahun, yaitu ketika sidang istimewa MPR digelar pada bulan November.
Mahasiswa terus melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Habibie yang masih
mereka anggap sebagai regenerasi Orde Baru, dan menyatakan sikap ketidakpercayaan
terhadap anggota MPR/DPR RI yang masih berbau orde baru. Selain itu mereka juga
mendesak agar militer dibersihkan dari kegiatan politik dan menentang dwifungsi ABRI.
Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa
setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di
Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari seluruh Indonesia dan dunia
internasional. Hampir seluruh sekolah dan universitas di Jakarta, tempat diadakannya
Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mencegah mahasiswa berkumpul. Apapun
yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan
universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak
menghendaki aksi mahasiswa. Aksi perlawanan terus bergejolak dan ketika itulah tragedi
ini bermula. Yaitu ketika beberapa aksi mahasiswa tersebut dihadang oleh pihak militer
yang bersenjata api lengkap dengan kendaraan lapis baja mereka. Usaha militer untuk
membubarkan mahasiswa telah mengakibatkan bentrok yang cukup hebat, usaha tersebut
diwarnai dengan beberapa tembakan senjata yang dilakukan oleh aparat terhadap
mahasiswa secara membabi buta guna membubarkan massa. Alhasil, Tindakan membabi
buta yang dilakukan pihak militer pada saat itu telah menyebabkan 17 orang meninggal
dunia, dan ratuan lainnya luka berat. Korban meninggal dan luka-luka tidak hanya
memakan nyawa mahasiswa saja, mulai dari tim relawan kemanusiaan, wartawan, dan
masyarakat juga ikut menjadi korban, termasuk anak kecil yang masih berusia 6 tahun
tewas tertembak peluru nyasar.
Peristiwa reformasi inilah yang kemudian menjadi catatan kelam negeri ini, yang
telah menumpahkan darah mereka-mereka yang ingin berjuang untuk negeri. Yang juga
menjadi titik pencerahan baru bagi perubahan Indonesia di masa selanjutnya. Dimana
kebebasan dalam menyampaikan aspirasi dan kebebasan pers yang sebelumnya tidak
dijumpai pada masa orde baru kembali diperoleh oleh masyarakat di negeri ini. Namun,
ada 1 agenda reformasi yang sampai sekarang belum bisa terwujudkan yaitu
pemberantasan korupsi yang hingga kini masih menjadi wabah berbahaya bagi stabilitas
negara.

B. Peran Mahasiswa dalam perubahan politik Indonesia


Peran mahasiswa terhadap bangsa dan negeri ini bukan hanya duduk di depan meja
dan dengarkan dosen berbicara, akan tetapi mahasiswa juga mempunyai berbagai perannya
dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah
a. sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada
suatu kaum,
b. sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan
perilakunya,
c. sebagai generasi pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan
penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum.
Peran ini senantiasa harus terus terjaga dan terpartri di dalam dada mahasiswa
Indonesia baik yang ada di dalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar diluar
negeri. Apabila peran ini bisa dijadikan sebagai sebuah pegangan bagi seluruh mahasiswa
Indonesia, “ruh perubahan” itu tetap akan bisa terus bersemayam dalam diri seluruh
mahasiswa Indonesia.
Pada kesimpulannya, mahasiswa memiliki 3 modal dasar yang membuat ia mampu
disebut sebagai agent of change (agen perubahan) dan agent of social control (agen
pengawas sosial) yaitu kekuatan moralnya dalam berjuang karena pada intinya apa yang ia
buat adalah semata-mata berlandaskan pada gerakan moral yang menjadi idealismenya
dalam berjuang, yang kedua adalah kekuatan intelektualitasnya, melalui ilmu pengetahuan
yang ia raih di bangku pendidikan, ia senantiasa ingin mengaplikasikan segenap
keilmuannya untuk gerakan moral dan pengabdian kepada masyarakat, karena baginya ilmu
merupakan suatu amanah dan tanggung jawab yang harus diamalkan, yang ketiga adalah
mahasiswa sebagai seorang pemuda memiliki semangat dan jiwa muda yang merupakan
karakter alami yang pasti dimiliki oleh setiap pemuda secara biologis, dimana melingkupi
kekuatan otak dan fisik yang bisa dikatakan maksimal, lalu kratifitas, responsifitas, serta
keaktifannya dalam membuat inovasi yang sesuai dengan bidang keilmuannya.
Mungkin hal - hal inilah yang menjadi faktor utama mengapa pemuda mahasiswa yang
selalu menjadi aktor peradaban dan tulang punggung perjuangan bangsa dalam membangun
peradabanya, bahkan seorang Soekarno juga mengakui kemampuan yang dimiliki pemuda
mahasiswa tersebut melalui statementnya "berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku
guncang dunia". Dan memang begitu lah kenyataannya dan fakta yang tidak bisa ditolak
oleh siapapun perihal tinta emas yang telah digoreskan oleh pemuda mahasiswa dimanapun
dia berada.

C. Organisasi mahasiswa pada masa Reformasi


Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa dan gerakan
rakyat pro-demokrasi pada akhir dasawarsa 1990-an. Gerakan ini menjadi monumental
karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari jabatan Presiden Republik
Indonesia pada tangal 21 Mei 1998, setelah 32 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret
1966 hingga tahun 1998.
Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa yang menuntut Reformasi. Tuntutan mundurnya
Soeharto menjadi agenda nasional gerakan mahasiswa. Demonstrasi bertambah gencar
dilaksanakan oleh para mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan
harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998.
Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan,
seperti:
1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya,
2. Laksanakan amandemen UUD 1945
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI,
4. Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya,
5. Tegakkan supremasi hukum,
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN
Gedung parlemen, yaitu Gedung Nusantara dan gedung-gedung DPRD di daerah,
menjadi tujuan utama mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh elemen
mahasiswa yang berbeda paham dan aliran dapat bersatu dengan satu tujuan untuk
menurunkan Soeharto. Organisasi mahasiswa yang mencuat pada saat itu antara lain adalah
FKSMJ dan Forum Kota karena mempelopori pendudukan gedung DPR/MPR.
Meski salah satu agenda perjuangan mahasiswa yaitu menuntut lengsernya sang
Presiden tercapai, namun banyak yang menilai agenda reformasi belum tercapai atau malah
gagal. Gerakan Mahasiswa Indonesia 1998 juga mencuatkan tragedi Trisakti yang
menewaskan empat orang Pahlawan Reformasi. Pasca Soeharto mundur, nyatanya masih
terjadi kekerasan terhadap rakyat dan mahasiswa, yang antara lain mengakibatkan tragedi
Semanggi yang berlangsung hingga dua kali

D. Gerakan Mahasiswa 1998 dalam Perubahan Ketatanegaraan Pada Masa Reformasi


Gerakan mahasiswa ini merupakan gerakan nilai menjunjung aspirasi atau suara-suara
dari rakyat untuk melakukan perubahan secara drastis untuk perbaikan bidang sosial,
perbaikan ekonomi dan politik di negara Indonesia ke arah reformasi tetapi berakhir dengan
sebuah tragedi.
Pada tahun 1997-1998 Asia mengalami krisis finansial. Krisis finansial Asia ini
mempengaruhi melemahnya perekonomian Indonesian pada awal tahun 1998. Inflasi yang
meningkat mengakibatkan banyak pengangguran dimana-mana. Ketidakpuasan rakyat
terhadap kinerja pemerintah yang terbilang lamban dan praktek Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme merajalela, bapak Soeharto kembali menjadi presiden April 1998, rakyat tidak
terima menuntut pemilu ulang.
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia pada era Orde baru, antara lain sebagai
berikut :
 Sistem Pemerintahan Presidensiil
Sistem pemerintahan pada orde baru adalah presidensiil karena kepala negara sekaligus
sebagai kepala pemerintah dan menteri-menteri bertanggung jawab kepada presiden.
Tetapi dalam kenyataan, kedudukan presiden terlalu kuat. Presiden mengendalikan peranan
paling kuat dalam pemerintahan.
 Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian menggunakan sistem multipartai, tetapi hanya ada 3 partai, yaitu Golkar,
PDI, dan PPP. Secara faktual hanya ada 1 partai yang memegang kendali yaitu partai
Golkar dibawah pimpinan Presiden Soeharto.
Pada tanggal 12 Mei 1998 Mahasiswa Universitas Trisakti menyalurkan aspirasi rakyat
tersebut dengan melakukan demonstrasi yang diselenggarakan di dalam kampus sesuai
dengan anjuran aparat, namun ternyata aparat terlalu mengekang mahasiswa dan akhirnya
mahasiswa tidak terima dengan perlakuan aparat. Mahasiswa menuntut untuk berdemo di
gedung DPR agar aspirasi mereka bisa langsung disampaikan kepada pemerintah akhirnya
para mahasiswa nekat dengan menerobos gedung DPR. Entah siapa yang memulai, hujan
pelurupun terjadi memukul mundur mahasiswa untuk kembali ke kampus Trisakti
menghantarkan 4 mahasiswa tewas, yaitu Hendriawan Sie umur 20 tahun lehernya tertembus
peluru saat berada di balik pintu gerbang kampus, Elang Mulya Lesmana 19 tahun ditembak
didada langsung tewas di kampus saat jalan menuju kampus, Hafidhin Royan 21 tahun
ditembak di kepala dan meninggal di rumah sakit, Hery Hartanto 21 tahun ditembak di
punggung ketika dia berlari sambil membersihkan perih matanya terkena gas. Maka dari itu
mereka disebut dengan pahlawan reformasi.
Setelah terjadi tragedi Trisakti tidak terima dengan tewasnya 4 mahasiswa tersebut,
meletuslah kerusuhan 13-15 Mei 1998 khususnya di Jakarta. Kemudian melampiaskan
kemarahan dengan merusak dan membakar seluruh bangunan dan pertokoan di kota. Jakarta
akhirnya menjadi kota horor, jalanan dihiasi pecahan perkantoran, gedung pemerintahan dan
sekolah-sekolah di tutup. Hanya bandara internasional yang melakukan aktivitas dan
pemadam kebakaran bereaksi memadamkan toko-toko dan bangunan yang mengeluarkan
asap. Korban mayat-mayat dikubur masal. Dan akhirnya 21 Mei 1998 Presiden Soeharto
mundur menanggalkan jabatan sebagai presiden RI.
Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang
Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan
yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui
pemerintahan ini dan mereka mendesak pula untuk menyingkirkan militer dari politik serta
pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru.
Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menentang
dwifungsi ABRI/TNI karena dwifungsi inilah salah satu penyebab bangsa ini tak pernah bisa
maju sebagaimana mestinya. Benar memang ada kemajuan, tapi bisa lebih maju dari yang
sudah berlalu, jadi, boleh dikatakan kita diperlambat maju. Sepanjang diadakannya Sidang
Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke
jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat
perhatian sangat besar dari dunia internasional terlebih lagi nasional. Hampir seluruh sekolah
dan universitas di Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk
mecegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian
ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat
yang tidak menghendaki aksi mahasiswa. Sejarah membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa
tak bisa dibendung, mereka sangat berani dan jika perlu mereka rela mengorbankan nyawa
mereka demi Indonesia baru.
Pada tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju
ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang
berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga
Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan
mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok pertama kali di daerah Slipi dan puluhan
mahasiswa masuk rumah sakit. Satu orang pelajar, yaitu Lukman Firdaus, terluka berat dan
masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.
Esok harinya Jum'at tanggal 13 November 1998 ternyata banyak mahasiswa dan
masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung
dengan mahasiswa yang sudah ada di depan kampus Atma Jaya Jakarta. Jalan Sudirman
sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat
semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa
bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan
menggunakan kendaraan lapis baja.
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan
sekitar jam 3 sore kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat
masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga
terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat dan saat di jalan itu juga sudah ada
mahasiswa yang tertembak dan meninggal seketika di jalan. Ia adalah Teddy Wardhani
Kusuma, merupakan korban meninggal pertama di hari itu.
Mahasiswa terpaksa lari ke kampus Atma Jaya untuk berlindung dan merawat kawan-
kawan dan masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan,
yang nama lengkapnya adalah Bernadus R Norma Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi
Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang
terluka di pelataran parkir kampus Atma Jaya, Jakarta. Mulai dari jam 3 sore itu sampai pagi
hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi
dan saat itu juga lah semakin banyak korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak
maupun terluka. Gelombang mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus
berdatangan dan disambut dengan peluru dan gas airmata.
Era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya
perubahan, hingga pengawalan terhadap perubahan dalam masyarakat akibat reformasi.
Gerakan mahasiswa masih tetap berpikir kritis dan memberikan pernyataan sikap terhadap
kinerja pemerintah, serta kebijakan-kebijakan. Saat ini peran mahasiwa untuk terus mengawal
reformasi masih berjalan.
Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia pada era reformasi, antara lain sebagai
berikut :
 Sistem Pemerintahan
Sistem presidensial itu, yaitu Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen, akan
tetap bertanggung kepada rakyat dan senantiasa dalam pengawasan DPR. Presiden hanya
dapat diberhentikan dalam masa jabatannya karena melakukan perbuatan melanggar
hukum yang jenisnya telah ditentukan dalam Undang-Undang Dasar atau tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden.
 Sistem Kepartaian
Sistem kepartaian menggunakan sistem multipartai
E. Tokoh-tokoh masyarakat dalam perubahan politik dan
ketatanegaraan Indonesia masa reformasi
a. Abdurrahman Wahid (Gusdur)
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur, adalah pemimpin
Nahdhatul Ulama, sebuah ormas Islam terbesar di Indonesia. Gus Dur memiliki karisma
yang kuat. Selain ulama, beliau juga negarawan yang memiliki wawasan tentang
pentingnya pluralisme bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang
membawa dampak banyak bagi Indonesia. Gus Dur yang mencentuskan pertemuan
Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sir Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais.
Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di Ciganjur menamai dirinya sebagai
kelompok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan agenda reformasi di Indonesia. Gus
Dur juga sebagai penggagas berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang
anggotanya sebagian besar adalah orang-orang NU. Di PKB, Gus Dur menduduki jabatan
sebagai Ketua Dewan Penasihat, sedangkan ketua umum partai Matori Abdul Jalil. Partai
ini juga banyak melahirkan tokoh-tokoh reformasi dengan pemikiran kritis. Pada masa
pemilu pertama di awal orde reformasi, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI oleh
tokoh-tokoh reformasi dari PKB dan disokong penuh oleh kelompok Poros Tengah.
Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai Presiden RI menggantikan BJ Habibie, sedangkan
Megawati diangkat menjadi wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun di tengah masa
pemerintahnya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR. Abdurrahman Wahid meninggal
dunia pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di Jombang. Tokoh-tokoh reformasi ikut
mengantarkannya hingga liang lahat.
b. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X merupakan sosok Raja Yogyakarta yang memiliki
peran penting mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter
Indonesia mengalami ancaman disintregrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari
pangkuan ibu pertiwi, memicu timbulnya separatisme di beberapa tempat di
Indonesia. Banyak yang tidak tahu, bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh-tokoh
reformasi. Pada masa menjelang reformasi, Sri Sultan sering turun ke jalan menenangkan
demonstran agar tak bertindak anarkis, terutama di Yogyakarta. Pada waktu itu, hari-hari
menjelang Soeharto turun terjadi aksi huru-hara di Jakarta, Solo, dan Banjarmasin.
Sebagai salah satu dari tokoh-tokoh reformasi, beliau membawa dampak baik bagi
masyarakat Yogyakarta. Agar aksi anarkis tak menjalar ke Yogyakarta, Sang Raja ini
selalu hadir setiap ada demonstrasi dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di
rumah sakit. Terbukti, Yogyakarta tetap terkendali walau sempat ada bentrok di sudut kota
seperti di Gejayan, yang menelan korban satu orang. Tapi tetap, tidak separah di daerah
lain. Sebagai salah satu tokoh yang tergabung dalam tokoh-tokoh reformasi, beliau lebih
berperan sebagai pengendali massa. Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan ditunjuk
menjabat Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Sri Paku Alam IX
menggantikan gubernur sebelumnya Sri Paku Alam VIII yang telah wafat.
c. Megawati Soekarno Putri
Berbicara mengenai tokoh-tokoh reformasi tidak sah rasanya jika tidak menyebutkan
nama wanita yang satu ini. Megawati Soekarno Putri merupakan simbol dari perlawan
terhadap rezim orde baru. Saat jabatan ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeryadi yang
disokong oleh rezim orde baru, Megawati mendirikan partai baru yang diberi nama Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebagai partai tandingan PDI. Sejak itu, Megawati
berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, pemeran dalam tokoh-tokoh
reformasi ini memiliki peran yang cukup penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai
nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu legislatif, partai yang didirikan Megawati
memperoleh banyak suara, bahkan mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai
wakil presiden mendamping Gus Dur. Dia didukung oleh banyak tokoh-tokoh reformasi
lainnya. Dua tahun berikutnya, Megawati naik menjadi presiden menggantikan
kedudukan Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz
sebagai wakil presiden untuk mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
d. Baharuddin Jusuf Habibie (B J Habibie)
Beliau berhasil menghentikan secara cepat dan nyaris sempurna kerusakan parah
ekonomi yang terjadi pada bangsa Indonesia. Saat krisis begitu bergejolak dengan tekanan
ekonomi begitu berat, dengan cepat khas BJ Habibie, beliau sukses menurunkan mata uang
Indonesia yang saat itu meleleh tanpa daya terhadap USD di titik 16.000 menjadi sekitar
8.000! Sebuah prestasi yang sampai saat ini tidak bisa diraih oleh pemerintahan berikutnya.
Pada titik itu, BJ Habibie berhasil memulihkan kembali kepercayan diri bangsa. BJ
Habibie juga yang memperkenalkan kebebasan pers dalam sistem demokrasi kita. BJ
Habibie ini peletak dasar sendi-sendi demokrasi bangsa ini. Kebebasan pers yang kita
nikmati saat ini adalah tidak terlepas dari peran besar BJ Habibie. Di titik akhir hari-hari
ini BJ Habibie kembali menunjukkan sikap negarawananya dengan tidak mmemberikan
dukungan terbuka kepada salah satu capres, meskipun sebagai tokoh besar BJ Habibie
tetap memberikan arahan kepada bangsa, siapa tokoh yang sebaiknya dipilih untuk jadi
pemimpin Indonesia
e. Muhammad Amien Rais
Amien Rais adalah tokoh kunci utama reformasi Indonesia. Di saat bangsa ini, kala
itu benar-benar tenggelam dalam keputusasaan terhadap massifnya praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme jaman ORBA, Amien Rais adalah energi bangsa kala itu untuk
membuat kita tetap semangat melawan praktek KKN. Amien Rais adalah orang yang tepat,
pada saat yang tepat dan memimpin bangsa ini dengan cara yang tepat sehingga kita bisa
melewati fase genting keruntuhan ORBA berganti ke pemerintahan transisi. Amien Rais
saat reformasi seakan spirit harapan bangsa untuk membangun fase baru pemerintahan
yang lebih bersih. Amien Rais juga berhasil mengantarkan proses reformasi yang dia
pimpim tanpa pertumpahan darah. Rakyat Indonesia menunggu dengan harap-harap cemas
sikap kenegarawan Amien Rais terhadap hasil akhir pemilu presiden 2014 ini. Akan kah
Amien Rais kembali menunjukkan sikap kenegarawanannya dengan pengaruh yang
dimilikinya, untuk membuat pilpres ini berakhir damai jika hasilnya tidak menguntungkan
kelompoknya? Itu harapan seluruh bangsa Indonesia.
f. Akbar Tandjung
Akbar Tandjung berperan besar dalam membangun sistem administratif politik yang
modern disaat partai politik Indonesia kala itu secara mana manajem pengelolaan begitu
primitif. Akbar Tandjung sangat mungkin bisa disebut sebagai Bapak Partai Modern
Indonesia. Saat reformasi berlangsung maka semua kemarahan dipancarkan kepada
Golkar. Semua orang ingin Golkar ditutup. Hanya sesungguhnya Golkar itu infrakstruktur
politik modern milik bangsa Indonesia yang menjadi aset bangsa. Akbar Tandjung lah
yang berperan besar mereformasi partai Golkar yang tadinya hampir bubar menjadi partai
dengan sistem administrasi, jenjang pengkaderan paling modern di Indonesia. Ke depan
dalam hal pengelolaan (catatan: bukan dalam hal visi dan platform), parpol di Indonesia
mesti melihat Golkar sebagai referensi. Disaat ini pun Akbar Tandjung menunjukkan
bahwa berpolitik dalam pilpres itu tidak harus diakhiri dengan permusuhan. Akbar
Tandjung menunjukan pada publik Indonesia kalah dan menang dalam politik adalah biasa,
dengan cara mengunjungi seterunya Jusuf Kalla untuk bersilahturahmi di markas Jusuf
Kalla.
g. Adi Sasono
Adi Sasono merupakan salah satu tokoh kunci reformasi melawan KKN jaman Orba.
Setelah proses alih transisi pemerintahan selesai, Adi Sasono yang menjadi Menteri
Koperasi kala itu segera kebut dengan programnya pemberdayaan Usaha Kecil dan
Menengah. Simpul-simpul sektor-sektor ekonomi rakyat dia gerakan. Adi Sasono fokus
membangun sistem ekonomi mandiri yang tidak tergantung pada kekuatan asing. Akibat
kebijakannya yang amat nasionalis ini maka oleh majalah Asiaweek dan Far Eastern
Economic Review dicap sebagai “the most dangerous man” dari Asia. Dikarenakan
kebijakan ekonomi Adi Sasono amat merugikan kepentingan pemodal asing. Adi Sasono
tercatat sebagai salah seorang yang menyadarkan kita kembali pentingnya membangun
ekonomi nasional yang mandiri. Di saat ini Adi Sasono sudah meninggalkan gelanggang
politik tetapi tetap konsisten dengan kerja-kerja riilnya membangun simpul-simpul
ekonomi sektor UKM dan koperasi.
h. Nurcholis Madjid (Cak Nur)
Cak Nur berperan besar menjadi penasehat Pak Harto di saat-saat genting. Cak Nur
yang pro reformasi tapi dikarenakan pribadinya yang terhormat dan humanis menjadi
kepercayaan Pak Harto dalam mengambil keputusan menyikapi gerakan masyarakat anti
Soeharto. Atas saran Cak Nur inilah akhirnya Pak Harto bersedia mundur dengan cara
elegan tanpa ada perumpahan darah. Jadilah alih pemerintahan yang menandakan
berakhirnya era ORBA berlangsung damai. Sampai akhirnya hayatnya Cak Nur dikenal
dengan pemikiran yang humanisnya tentang Islam. Cak Nur seperti juga Gus Dur dikenal
sebagai tokoh yang menghormati kebhinekaan bangsa Indonesia.
i. Wiranto
Wiranto adalah orang yang mempunyai jasa besar bagi bangsa Indonesia yang
bersedia menjunjung tinggi kepentingan bangsa kala Indonesia sedang chaos pasca
kerusuhan besar di era reformasi. Wiranto saat itu diberi mandat oleh Pak Harto untuk
membangun Junta Militer dibawah kepemimpinannya. Hanya Wiranto cukup mampu
membaca keinginan bangsa Indonesia. Meskipun Wiranto saat itu punya kekuasaan nyaris
mutlak tapi Wiranto memutuskan untuk tunduk pada keinginan rakyat dengan membiarkan
reformasi berlangsung secara damai. Wiranto memilih lebih tunduk pada konstitusi. Saat
ini Wiranto berjuang dengan Jokowi-JK untuk ikut terlibat lagi dalam membangun
pemerintahan. Semoga kelak jika kembali di kekuasaan dalam kesempatan kedua kalinya,
Wiranto bisa memberikan dedikasi terbaiknya.
j. Harmoko
Menjelang Pemilu 1998, Soeharto sebenarnya sudah berniat mundur. Dia bertanya
apakah rakyat masih menginginkan dia jadi presiden, kalau tidak Soeharto siap lengser
keprabon. Nah, Harmoko merupakan salah satu orang yang mengusulkan agar Soeharto
kembali menjabat sebagai presiden untuk periode 1998-2003 sebelum pelaksanaan Sidang
Istimewa MPR. Harmoko berusaha meyakinkan dengan memberikan data-data bahwa
rakyat masih menginginkannya menjadi presiden dan tidak ada calon lain yang pantas
menduduki jabatan itu. Karena penjelasan Harmoko, Soeharto mau kembali dicalonkan.
Sesuai rencana, sidang yang digelar pada tanggal 10 Maret 1998, sebagai Ketua
MPR, Harmoko sukses mengendalikan Sidang Umum MPR untuk memperpanjang masa
kepresidenan Soeharto sekali lagi. "Mencalonkan Bapak haji Muhammad Soeharto sebagai
Presiden Republik Indonesia kembali," teriak Harmoko saat membacakan keputusan
sidang. Disambut gemuruh tepuk tangan para peserta sidang umum MPR. Tepuk tangan
semu itu tak lama. Demonstrasi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa dan masyarakat
mendesak Soeharto turun tahta. Aksi demo kemudian diikuti tragedi kerusuhan Mei 1998
yang penuh darah dan air mata.
Massa mengepung dan menduduki Gedung MPR/DPR selama beberapa minggu.
Tanpa diduga-duga, dalam hitungan kurang dari tiga bulan atau tepatnya pada 18 Mei
1998, Harmoko mengeluarkan keterangan pers dan meminta agar Soeharto mundur demi
kepentingan nasional. "Pimpinan Dewan baik ketua maupun wakil-wakil Ketua
mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan
bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," kata Harmoko ketika itu. Banyak yang menduga,
pernyataan itu keluar karena Harmoko merasa ketakutan. Rumah keluarga Harmoko di
Solo memang sudah dibakar massa. Apakah kondisi itu membuat Harmoko memilih untuk
balik badan dan melawan orang yang telah membesarkan namanya? Atau Harmoko tahu
akhir Soeharto dan Orde Baru sudah dekat. Pada tanggal 19 Mei, Soeharto bertemu dengan
sembilan pemimpin Islam terkemuka, termasuk Abdurrahman Wahid dan Nurcholis
Madjid, namun tidak mengikutsertakan Amien Rais. Soeharto meminta pendapat mereka
apakah dia memang seharusnya turun dari jabatan.
Soeharto mundur tanggal 21 Mei 1998. Keluarga Cendana menganggap Harmoko
orang yang paling berdosa atas lengsernya Soeharto . Keduanya tak pernah bertemu,
hingga akhirnya tanggal 16 Januari 2008, Harmoko menjenguk Soeharto yang terbaring
sakit di RSPP Jakarta. Baru setelah 10 tahun, Harmoko berani menemui bosnya.

You might also like