You are on page 1of 12

Evaluasi Surveilans Penyakit Tuberkulosis (TB) di RSPI Prof.

Dr. Sulianti Saroso Tahun 2017

Evaluation of Tuberculosis (TB) Surveillance at Sulianti Saroso Infectious Disease


Hospital in 2017

Anita PD Nugroho*, Rosamarlina, Adria Rusli, Kunti Wijiarti, Bambang Setiaji

Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

*Korespodensi Penulis:
Anita PD Nugroho
Email: nita.pdn@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan M.tuberkulosis,
menyerang semua usia melalui droplet orang yang telah terinfeksi. Di RSPI Sulianti Saroso terdapat tantangan
berupa perbedaan output surveilans TB yaitu data akhir karena surveilans TB dilaksanakan di beberapa unit kerja.
Tujuan: Mendapatkan gambaran pelaksanaan surveilans TB melalui evaluasi input, proses dan output sistem
surveilans. Metode: Kualitatif desain studi evaluasi. Hasil: Surveilans TB tahun 2017 dilaksanakan Bidang
Pengkajian Epidemiologi dan Pokja TB/MDR-TB. Hasil evaluasi input ada perbedaan definisi kasus pada tiap unit.
Hasil evaluasi proses tidak ada diseminasi informasi. Hasil evaluasi output terdapat perbedaan pemenuhan indikator
dan perbedaan cara perolehan data. Kesimpulan dan Saran: Terdapat dua unit yang melaksanakan surveilans TB
yaitu Bidang Pengkajian Epidemiologi dan Pokja TB/MDR-TB, diperlukan peningkatan kapasitas SDM dan
peningkatan kualitas data TB untuk pemenuhan indikator pelaporan.

Kata Kunci: Surveilans, TB

Abstract
Background: Tuberculosis (TB) is a directly-transmitted infectious disease caused by M. tuberculosis,
which may infect people of all ages through droplets of infected people. At RSPI Sulianti Saroso, there
were challenges in the form of differences in TB surveillance output, namely the final data because TB
surveillance was carried out in several work units. This study aims to get an overview of the
implementation of TB surveillance by evaluating the inputs, processes and outputs of the surveillance
system. Method: This study employed a qualitative evaluation study design. Results: TB surveillance in
2017 was carried out by the Epidemiological Assessment Division and the TB/MDR-TB Working Group.
The results of the input evaluation showed that there were differences in case definitions in each unit. The
results of the process evaluation revealed that there was no dissemination of information. Meanwhile, the
results of the evaluation of the output showed that there were differences in the fulfillment of indicators and
differences in ways of obtaining data. Conclusions: There are two units that carry out TB surveillance,
namely the Epidemiological Assessment Division and the TB/MDR-TB Working Group. It is necessary to
increase human resource capacity and improve the quality of TB data to fulfill reporting indicators.

Keywords: Surveillance, TB

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No.2 42


Pendahuluan surveilans kesehatan harus didukung
Surveilans epidemiologi menurut dengan tersedianya: a. sumber daya
World Health Organization (WHO) yaitu manusia yang memiliki kompetensi di
suatu proses pengumpulan, bidang epidemiologi; b. pendanaan yang
pengolahan, analisis dan interpretasi data memadai; dan c. sarana dan prasarana yang
kesehatan secara sistematis, terus menerus diperlukan termasuk pemanfaatan teknologi
dan penyebarluasan informasi kepada pihak tepat guna.(2) Ketersediaan dukungan akan
(1)
terkait untuk melakukan tindakan. mendukung kelancaran proses dan output
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan dari surveilans kesehatan.
(KMK) RI Nomor RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai
1479/MENKES/SK/X/2003 tentang rumah sakit rujukan nasional penyakit
Pedoman Penyelenggaraan Sistem infeksi dan menular, turut melaksanakan
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular surveilans kesehatan dimana salah satunya
dan Penyakit Tidak Menular, dan Peraturan adalah surveilans epidemiologi penyakit
Menteri Kesehatan RI Nomor menular langsung. Berdasarkan tupoksi
949/MENKES/SK/VIII/2004 Seksi Pengendalian Penyakit Menular
tentang Pedoman Penyelenggaraan SKD Langsung sesuai Permenkes no 247 tahun
KLB bahwa rumah sakit merupakan salah 2008 pasal 28 disebutkan RS: “Melakukan
satu unit pelayanan kesehatan yang penyiapan bahan pengkajian dan evaluasi,
wajib serta pelaporan dibidang pengkajian
menyelenggarakan surveilans terpadu pengendalian penyakit menular
penyakit dan termasuk salah satu unit yang langsung.”(4) Dalam melaksanakan
(2)(3)
bertanggung jawab dalam SKD. Peran tupoksinya seksi Pengendalian Penyakit
rumah sakit disebutkan melakukan kajian Menular Langsung melakukan surveilans
epidemiologi ancaman KLB, memberikan pada penyakit menular langsung (PML)
peringatan kewaspadaan dini KLB dan yang berpotensi menimbulkan KLB/ Wabah
peningatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan sebagai upaya untuk mendukung program
terhadap KLB. Dalam pelaksanaan peran nasional, menghasilkan informasi sebagai
SKD tersebut, rumah sakit harus melakukan kewaspadaan dini rumah sakit, perbaikan
surveilans penyakit secara rutin dan pelayanan, serta
terpadu.(2)
Berdasarkan Permenkes RI Nomor
45 Tahun 2014, penyelenggaraan

43 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No. 2


menghasilkan bahan kajian yang dapat Surveilans TB di RSPI Prof. Dr.
dimanfaatkan baik internal maupun Sulianti Saroso memiliki berbagai
eksternal rumah sakit dan salah satu tantangan, antara lain belum adanya
surveilans PML yang telah dilaksanakan integrasi data antar unit pelaksana
oleh RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah surveilans TB Paru yang mengakibatkan
surveilans TB sesuai PMK No. 67 Tahun terjadinya perbedaan data TB yang
2016 tentang Penanggulangan dilaporkan antar unit pelapor; pemantauan
Tuberkulosis. kasus TB belum berjalan dengan baik
Pelaksanaan TB surveilans di RSPI disebabkan belum terpenuhinya tenggat
Sulianti Saroso berbasis indikator dan waktu rekap data kasus di Instalasi Rekam
surveilans berbasis kejadian.(5) Surveilans Medik dan belum berjalannya sistem
ini dilaksanakan dengan menggunakan data koding kasus baru pada pasien lama, belum
layanan rutin yang dilakukan pada pasien adanya verifikator input data untuk
TB. Sedangkan surveilans berbasis kejadian memastikan setiap data yang masuk sudah
terdiri dari surveilans berbasis kejadian valid dan tepat waktu dan belum
khusus melalui kegiatan survei periodik berjalannya surveilans faktor risiko TB
maupun sentinel dan surveilans berbasis karena kurangnya dukungan data.
KLB pada kasus TB lintas negara bagi Berdasarkan gambaran diatas maka
warga negara Indonesia yang akan diperlukan suatu kajian yang dapat
berangkat maupun yang akan kembali ke mengevaluasi pelaksanaan surveilans TB di
(6)
Indonesia (haji dan TKI). Selain itu RSPI Sulianti Saroso dengan judul
surveilans TB Paru di RSPI Prof. Dr. “Pemetaan dan Evaluasi Surveilans
Sulianti Saroso melibatkan beberapa unit Penyakit Menular Langsung Tuberkulosisi
diantaranya Pokja MDR TB melalui (TB) di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
laporan online Sistem Informasi Tahun 2017”.
Tuberkulosis Terpadu (SITT) dan e-TB
Manager, Bidang Pengkajian Epidemiologi Metode

melalui laporan rutin bulanan Surveilans Desain kajian ini yaitu studi evaluasi

Terpadu Penyakit Rumah Sakit (STP RS) dengan pendekatan kualitatif. Sampel dalam

ke Dinkes DKI Jakarta dan Instalasi penelitian ini informan terpilih untuk

Rekam Medik melalui laporan kunjungan wawancara mendalam. Sumber data

pasien TB ke Direktur Utama. menggunakan data primer dan data


sekunder. Analisa data secara deskriptif.

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 4


Hasil
Input
Tabel 1. Input Sistem Surveilans TB Paru Tahun 2017

Surveilans TB Paru
Bidang Pokja TB/ Instalasi Unit lain
Evaluasi
Epidemiologi MDR-TB Rekam Medik (Laboratorium)
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ada Ada Ada Ada
ada ada ada ada
1 Man - SDM surveilans v v v v
SDM lab v v v v
2 Money (Anggaran) v v v v
3 Metode
- pedoman v v v v
- kebijakan/ payung hukum v v v v
- definisi kasus v v v v
4 Material-Machine
- APD v v v v
- Alat komunikasi v v v v
- Formulir surveilans v v v v
- Komputer v v v v
- Aplikasi surveilans v v v v
5 Market
- pengguna internal v v v v v
- pengguna eksternal v v v v
Keterangan : v = ada

Evaluasi input sistem surveilans Pengkajian Epidemiologi, Pokja TB/MDR-


meliputi penilaian terhadap Man yaitu TB, Instalasi Rekan Medik dan
SDM Surveilans dan SDM Laboratorium, Laboratorium.
Money (anggaran) yaitu anggaran untuk Proses dalam sistem surveilans
mendukung kegiatan, Metode berupa acuan meliputi pengumpulan data,
pelaksanaan dalam bentuk pedoman, pengolahan data, analisis dan interpretasi
kebijakan dan definisi kasus, Material yaitu data, serta diseminasi informasi. Dari
sarana dan prasarana pendukung evaluasi terhadap 4 unit, hanya 1 unit yang
pelaksanaan surveilans TB dan Market dapat menunjukkan proses kegiatan
yaitu sasaran penyebaran informasi surveilans yaitu Bidang Pengkajian
surveilans baik internal maupun eksternal. Epidemiologi (Tabel 2)
Pada Tabel 1 diatas terdapat 4 (empat)
unit yang terlibat dalam input sistem
surveilans yaitu Bidang

45 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No. 2


Proses
Tabel 2. Proses Sistem Surveilans TB Paru Tahun 2017

Surveilans TB Paru

Evaluasi Bidang Pokja TB/ Instalasi Unit lain


Epidemiologi MDR-TB Rekam Medik (Laboratorium)
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ada ada Ada ada Ada ada Ada ada
1 Pengumpulan data
a. Jenis data:
- Data mortalitas v v v v
- Data morbiditas v v v v
b. Metode pengumpulan
data
- surveilans aktif v v v v
- surveilans pasif v v v v
c. Periode
- harian v v v
- mingguan
- bulanan v
- tahunan
2 Pengolahan data
- distribusi epidemiologi
(orang, tempat dan waktu) v v v v
- penyajian data v v v v
Analisis dan interpretasi
3 data
- analisis orang, tempat
dan waktu v v v v
4 Diseminasi informasi
- tertulis v v v v
- verbal dalam rapat
- media cetak (jurnal, dll)
Keterangan : v = ada

Output
Tabel 3. Output Sistem Surveilans TB Paru Tahun 2017

Surveilans TB Paru

Bidang Pokja TB/ Instalasi Unit lain


Evaluasi
Epidemiologi MDR-TB Rekam Medik (Laboratorium)
Tidak Tidak Tidak Tidak
Ada Ada Ada Ada
ada ada ada ada

1 Laporan surveilans internal v v v v


2 Laporan surveilans
eksternal v v v v
Informasi kasus/ distribusi
penyakit menurut orang,
3 tempat dan waktu v v v v
Keterangan : v = ada

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 4


Evaluasi output sistem surveilans Di dalam SK Tim Kelompok Kerja TB
berupa laporan internal dan eksternal dan dan MDR TB RSPI Sulianti Saroso Tahun
informasi kasus yang telah didistribusi 2018 tercantum satu orang anggota
menurut orang, tempat dan waktu. Pada ke- kelompok kerja yang berasal dari
4 unit yang dievaluasi terdapat 3 unit kerja laboratorium sebagai seksi penunjang
yang memiliki output sistem surveilans pelaksanaan kegiatan laboratorium
yaitu Bidang Pengkajian Epidemiologi, TB/MDR-TB, namun dalam
Pokja TB/MDR-TB dan Instalasi Rekam pelaksanaannya kegiatan laboratorium
Medik. untuk TB/MDR-TB adalah seluruh petugas/
analis kesehatan di bagian mikrobiologi
Pembahasan laboratorium.(7)
Input Acuan kegiatan surveilans TB pada
SDM Bidang Pengkajian Epidemiologi setiap unit pelaksana berbeda-beda,
memiliki petugas khusus surveilans dengan sehingga definisi kasus juga berbeda.
kompetensi di bidang epidemiologi Definisi kasus TB pada Bidang Pengkajian
berlatar belakang pendidikan S1 dan S2 Epidemiologi masih mengacu pada PMK
epidemiologi. 1479 Tahun 2003 yaitu pemeriksaan
Pokja TB/MDR-TB tidak memiliki sputum BTA dan pengumpulan datanya
petugas khusus surveilans TB, namun pada seluruh kasus suspek dan konfirmasi
memiliki satu orang petugas berlatar pada rawat jalan dan rawat inap, sedangkan
belakang perawat yang bertugas sebagai definisi kasus TB di Pokja TB/MDR-TB
pelaksana pencatatan dan pelaporan TB ke saat ini telah mengikuti kebijakan terbaru
dalam aplikasi surveilans TB sekaligus PMK No. 67 Tahun 2016 tentang
membantu administrasi pasien. Penanggulangan Tuberkulosis yaitu pasien
Instalasi Rekam Medik (IRM) juga TB yang pada hasil pemeriksaan
tidak memiliki petugas khusus surveilans mikroskopis langsung, TCM TB atau
TB, SDM di Instalasi Rekam Medik biakan terbukti positif, dan pasien TB yang
umumnya adalah perekam medik yang terdiagnosis secara klinis TB dan
betugas untuk melakukan coding, filling, pengumpulan datanya hanya pada pasien
assembling dan tugas perekam medik yang memperoleh pengobatan di Pokja
lainnya. Tb/TB-MDR saja. Hingga saat kajian
dilakukan, surveilans TB di Bidang

47 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No. 2


Pengkajian Epidemiologi masih mengacu (STP RS). Untuk Instalasi Rekam Medik
pada PMK 1479 Tahun (8)(9) tidak memiliki formulir surveilans TB dan
2003.
untuk Instalasi Laboratorium tersedia
IRM tidak memiliki definisi kasus TB,
formulir hasil pemeriksaan TB yang
penginputan kasus TB di IRM mengikuti
terintegrasi dengan formulir TB di Pokja
diagnosa yang dituliskan dokter dalam
TB/MDR-TB.
berkas rekam medis pasien rawat jalan dan
Untuk aplikasi surveilans TB, hanya
rawat inap sedangkan Instalasi
tersedia di Pokja TB/MDR-TB berupa
Laboratorium hanya melalukan
aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis
pemeriksaan sesuai standar kompetensi.
Terpadu (SITT) untuk pelaporan TB
Perbedaan yang terjadi adalah
sensitif dan e-TB Manager untuk pelaporan
perbedaan hasil penghitungan jumlah kasus
TB RO. Aplikasi SITT di Pokja TB/MDR-
di Bidang Pengkajian Epidemiologi dan
TB terhubung dengan aplikasi SITT di
Pokja TB/MDR-TB/ Penghitungan jumlah
Instalasi Laboratorium.
kasus TB di Bidang Pengkajian
Variabel data yang ada dalam SITT
Epidemiologi dilihat berdasarkan rekap
dan e-TB Manager cukup banyak dan
jumlah kasus baru yang didiagnosis TB di
variatif dari pada variabel yang ada di SIM
RSPI Sulianti Saroso. yang berasal dari
RSPI Sulianti Saroso, diharapkan aplikasi
Instalasi Rekam Medik bersumber dari unit
ini dapat terintegrasi ke SIM RSPI Sulianti
layanan, baik rawat inap maupun rawat
Saroso sehingga dapat memperkaya data
jalan maupun yang datang ke Pokja
surveilans TB dan juga sebagai back up
TB/MDR-TB, sedangkan Pokja
TB/MDR-TB, penghitungan jumlah data apabila terjadi gangguan server
aplikasi SITT dan e-TB Manager.
kasus TB berdasarkan jumlah kasus baru
Acuan pelaksanaan surveilans TB
yang datang ke Pokja tersebut saja.
seharusnya telah mengikuti standar terbaru
Secara umum tersedia alat komunikasi,
yaitu terbaru PMK No. 67 Tahun 2016
komputer dan formulir surveilans. Formulir
tentang Penanggulangan Tuberkulosis yang
surveilans TB yang tersedia di Pokja
diadopsi oleh Pokja TB/MDR, mengingat
TB/MDR-TB yaitu formulir TB 01-13,
material dan machine di Pokja TB/MDR-
sedangkan di Bidang Pengkajian
TB cukup lengkap dan terkini, pelaksanaan
Epidemiologi tersedia formulir Surveilans
surveilans TB dapat dilaksanakan di Pokja
Terpadu Penyakit
TB/MDR-TB saja dengan

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 4


mengakomodir baik data rawat jalan diadopsi Bidang Pengkajian
maupun rawat inap. Epidemiologi. Sedangkan Pokja TB/MDR-
Unit pelaksana surveilans TB yang TB dibentuk oleh rumah sakit pada tahun
memiliki sasaran penyebaran informasi 2016 berdasarkan Surat Keputusan Direktur
adalah Bidang Pengkajian Epidemiologi Utama dengan tujuan untuk mendukung
dan Pokja TB/MDR-TB. Sasaran hasil pengendalian TB yang menjadi salah satu
surveilans TB di Bidang Pengkajian program utama pemerintah saat itu dengan
Epidemiologi adalah Dinas Kesehatan DKI sasaran penyebaran informasi adalah sesuai
Jakarta, sedangkan sasaran hasil surveilans dengan acuan payung hukum surveilans
Pokja TB/MDR-TB adalah Kementerian TB.
Kesehatan, Dinas Kesehatan DKI Jakarta,
Sudinkes Jakarta Utara serta internal RSPI Proses

Sulianti Saroso. Terjadi dua unit pelaksana Jenis data TB yang dikumpulkan oleh

surveilans dengan sasaran penyebaran Bidang Pengkajian Epidemiologi adalah

informasi yang berbeda karena kedua- data morbiditas dan mortalitas. Periode

duanya memang melaksanakan surveilans pengambilan data adalah bulanan, metode

sesuai dengan tugas dan fungsinya. pengumpulan data adalah pasif dengan

Pelaksanaan surveilans dilakukan di Bidang sumber data berasal dari rekap data dalam

Pengkajian Epidemiologi dari tahun 2008 aplikasi SIM RS yang berasal dari rekam

dimana tugas dan fungsi surveilans medik pasien.(10)

merupakan bagian dari Struktur Organisasi Jenis data yang dikumpulkan oleh

dan Tata Kerja (SOTK) Rumah Sakit Pokja TB/MDR-TB adalah data morbiditas

berdasarkan Permenkes No 247 tahun 2008 yang sesuai pada formulir rekam medik dan

dan RSPI Sulianti Saroso merupakan satu- formulir TB 01-TB13. Periode

satunya rumah sakit di Indonesia yang pengumpulan data adalah harian, metode

memiliki tugas dan fungsi surveilans pengumpulan data aktif dan pasif. Data

penyakit infeksi dan penyakit menular. Dari pasien dihitung berdasarkan kasus baru

awal pembentukan sasaran penyebaran TB/MDR-TB yang memperoleh pelayanan

informasi adalah Dinas Kesehatan sesuai di Pokja TB/MDR-TB.

dengan acuan payung hukum surveilans TB Jenis data yang dikumpulkan oleh

yang Instalasi Rekam medik adalah data jumlah


kunjungan pasien atau data

49 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No. 2


agregat. Periode pengumpulan data adalah Unit surveilans TB yang melaksanakan
bulanan, triwulan, semester dan tahunan. pengolahan data adalah Bidang Pengkajian
Metode pengumpulan data adalah pasif. Epidemiologi. Bidang Pengkajian
Pengumpulan data di Bidang Epidemiologi telah melakukan pengolahan
Pengkajian Epidemiologi bergantung pada data secara deskriptif berdasarkan orang,
hasil rekap data bulanan yang diambil dari tempat dan waktu. Unit surveilans TB yang
aplikasi SIM RS yang merupakan serapan melaksanakan analisis dan interpretasi data
data dari seluruh unit layanan yang telah adalah Bidang Pengkajian Epidemiologi.
dikoding akhir di Instalasi Rekam Medik. Analisis data surveilans TB masih univariat
Rekap data bulanan TB di aplikasi SIM RS berdasarkan pola penyakit secara
sangat dipengaruhi oleh ketepatan waktu epidemiologi berdasarkan orang, tempat
koder dalam menginput data diagnosa dan waktu. Variabel orang dikumpulkan
utama akhir ke dalam aplikasi. untuk melihat karakteristik penyakit TB
Berdasarkan penelusuran sumber seperti dilihat dalam umur dan jenis
terdapat informasi bahwa kepentingan kelamin, variabel tempat untuk melihat
klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) kewaspadaan dini penyakit TB seperti
dan persepsi koder juga dapat wilayah tempat tinggal, sedangkan variabel
mempengaruhi kevalidan jumlah akhir data waktu meliputi hari, minggu, bulan, tahun,
yang dilaporkan oleh Bidang Pengkajian musim, dan lain-lain bertujuan untuk
Epidemiologi. Data TB yang ada dalam melihat kecenderungan kasus TB. Secara
aplikasi SIM RS merupakan hasil input data keseluruhan analisis data TB di RSPI
diagnosa utama akhir dari koder Instalasi Sulianti Saroso banyak dimanfaatkan untuk
Rekam Medik dan koder Instalasi JKN. mendukung penelitian di rumah sakit,
Dimana koding data yang dilakukan di selain itu untuk melihat kecenderungan
Instalasi Rekam Medik dapat berubah di kasus, sebagai sistem kewaspadaan dini,
Instalasi JKN karena penyesuaian klaim dan evaluasi program layanan.
JKN/BPJS. Diharapkan dapat dilakukan Tahun 2017, diseminasi informasi
kajian lanjutan untuk melihat sejauh mana belum berjalan maksimal sekalipun proses
perbedaan data sebelum dan sesudah sistem surveilans sudah berjalan di Bidang
penyesuaian klaim JKN/BPJS terhadap Pengkajian Epidemiologi dan Pokja
hasil akhir rekap data surveilans. TB/MDR-TB, demikian juga untuk tahun-
tahun

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 5


sebelumnya, hal tersebut disebabkan masih ketepatan waktu penginputan data dan
lemahnya pendokumentasian kegiatan kepatuhan pengisian data secara lengkap
diseminasi informasi hasil surveilans TB. oleh penginput data akhir di IRM dan JPK.

Output Untuk Pokja TB/MDR-TB ketepatan dan

Output surveilans Bidang Pengkajian kelengkapan pelaporan surveilans TB

Epidemiologi adalah laporan TB dan terpenuhi 100%. Indikator terpenuhi karena

Suspek TB pada formulir Surveilans petugas dapat menginput langsung data

Terpadu Penyakit Rumah Sakit (STP-RS) pasien secara real time ke dalam system.

yang dikirimkan melalui email ke Dinas Namun seiring dengan bertambahnya

Kesehatan DKI Jakarta setiap awal bulan jumlah pasien di Pokja TB/MDR-TB,

sebelum tanggal 10. Output surveilans TB pemenuhan indikator tersebut harus tetap

pada Pokja TB/MDR-TB adalah laporan dipertahankan dan memerlukan perhatian

online melalui aplikasi e-TB Manager apakah SDM surveilans yang bertugas

untuk kasus MDR TB setiap hari dan rangkap masih mampu atau tidak dalam

aplikasi SITT untuk TB sensitif setiap memenuhi indikator tersebut.

bulan. Untuk Instalasi Rekam Medik, tidak Kesimpulan


disebutkan sebagai laporan surveilans TB 1. Rangkaian pelaksanaan surveilans TB di
tetapi laporan kunjungan pasien TB yang RSPI Sulianti Saroso dilaksanakan oleh
dilaporkan setiap bulan berupa data agregat dua unit kerja yaitu Bidang
atau rekapan akhir sebagai salah satu Pengkajian Epidemiologi dan Pokja
Indikator Kinerja Individu Direktur Utama TB/MDR-TB sedangkan unit lain adalah
(IKI Dirut). untuk mendukung ketersediaan data
Pemenuhan indikator ketepatan waktu surveilans TB adalah Instalasi Rekam
pelaporan surveilans TB dalam tahun 2017 Medik dan Instalasi Laboratorium.
(12 bulan) di Bidang Pengkajian 2. Berdasarkan evaluasi input surveilans;
Epidemiologi yaitu sebesar 66,7, sedangkan hanya Bidang Pengkajian Epidemiologi
kelengkapan laporan sebesar 33,3 %. Tidak yang memiliki SDM khusus surveilans,
terpenuhinya indikator pelaporan 100% di perbedaan fungsi dan definisi kasus
Bidang Pengkajian Epidemiologi adalah surveilans TB
karena rekap data yang diperoleh dari
aplikasi SIM RS sangat bergantung pada

51 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No. 2


antara Bidang Pengkajian Epidemiologi dan pelaksanaan surveilans TB satu
dengan Pokja TB/MDR-TB karena pintu di Pokja TB/MDR-TB.
perbedaan acuan pedoman
(kebijakan/payung hukum). Daftar Pustaka
3. Berdasarkan evaluasi proses surveilans,
rangkaian proses surveilans dari 1. Lapau B, Birwin A. Prinsip dan metode

pengumpulan data hingga analisis dan epidemiologi. In: Prinsip dan metode

interpretasi data dilaksanakan oleh epidemiologi. 2017.

Bidang Pengkajian Epidemiologi. 2. Peraturan Menteri Kesehatan RI PMK.

4. Berdasarkan evaluasi output surveilans; No 45 Tahun 2014. tentang

capaian indikator surveilans Bidang penyelenggaraan Surveilans

Pengkajian Epidemiologi tidak tercapai Kesehat. 2014;19(1):27–40.

karena dipengaruhi oleh ketepatan waktu 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI RI No

dan kelengkapan data oleh penginput 949 Tahun 2004 tentang Pedoman

data akhir di IRM dan JPK. Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan


Dini (SKD) Kejadian Luar Biasa
Saran (KLB).2004;
1. Peningkatan kualitas data TB dalam 4. Kementrian Kesehatan RI. Peraturan
aplikasi SIM RS untuk mendukung Menteri Kesehatan No
ketersediaan data yang lengkap dan tepat 247/MENKES/PER/III/2008. tentang
waktu Organisasi dan Tata Kerja RS Prof Dr
2. Penguatan dan peningkatan kompetensi Sulianti Saroso. 2008;
SDM surveilans agar hasil surveilans 5. Permenkes. No 67 Tahun 2016.
dapat dimanfaatkan untuk peningkatan Penanggulangan Tuberkulosis.
pelayanan, penelitian dan sebagai dasar 2016;
evaluasi program penanggulangan TB 6. Direktorat Jenderal Pengendalian
3. Peningkatan kualitas data TB dapat Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
berupa integrasi aplikasi data TB dengan Modul 3 Dasar-Dasar Surveilans
SIM RSPI Sulianti Saroso Epidemiologi. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2009.
7. Amiruddin R. Surveilans Kesehatan
Masyarakat. IPB Press. 2012;
8. Menteri Kesehatan. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 1479/MENKES/SK/
X/2003 tentang pedoman

The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 5


penyelenggaraan sistem surveilans
epidemiologi penyakit menular dan
penyakit tidak menular terpadu. 2003;
9. Novanty F, Ningrum DNA. Evaluasi
Input Sistem Surveilans Penemuan
Suspek Tuberkulosis (Tb) Di
Puskesmas Wilayah Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Magelang.
unnes j public heal. 2016;
10. Arina Mufida Ersanti, Agung Nugroho
ACH. Gambaran Kualitas Sistem
Surveilans TB di Dinas Kesehatan
Kabupaten Gresik Berdasarkan
Pendekatan Sistem dan penilaian
Atribut. J Inf Syst Public Heal. 2017;

53 The Indonesian Journal of Infectious Disease | Volume 6 No. 2

You might also like