Professional Documents
Culture Documents
Agus Supramono
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar
Agussupramono17@gmail.com
Abstract
The purpose of this research are to provide an overview of the application of quantum teaching
model and the effect of the quantum teaching modelo the student learning outcomes in science
subject at 3rd D SD YPS Lawewu District Nuha kabupaten Luwu Timur. This research uses
quantitative research and experimental approach using pre experimental design. The population
in this study were all 3rd grade totaling 121 people. The sampling technique used in this research
is purposive sampling with a sample size used was 30 people in the 3 rd. The data collection
technique used is the achievement test, observation and documentation. Based on results showed
that the application of quantum learning model (quantum teaching) in class III D increased by 6
aspects at each meeting observed that Grow, Natural, Name, Demonstrate, Repeat and Celebrate.
Student learning outcomes before and after application of quantum teaching model showed
significant differences. Based on the results of paired samples t-test showed t count equal to -
11.568 on the degrees of freedom (df) 25 with probability (significance) of 0.000> 0.05. Based on
these results it can be concluded that the H1 accepted. It means, there are significant differences
science student learning outcomes before and after application of quantum teaching model.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan model pembelajaran quantum
(quantum teaching), mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran quantum terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas III D SD YPS Lawewu. Jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan
pendekatan eksperimen, menggunakan desain pre eksperimen. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh kelas III sejumlah 121 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah
purposivesampling dengan jumlah sampel yang digunakan adalah 30 orang di kelas III D. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar, observasi dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran quantumdi kelas III D mengalami
peningkatan disetiap pertemuannya berdasarkan 6 aspek yang diamati yaitu Tumbuhkan, Alami,
Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Hasil uji paired sample t-test menunjukkan t hitung
sebesar -11.568 pada derajat kebebasan (df) 25 dengan probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000 <
0.05, artinya H0 ditolak dan H1 diterima. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
siswa sebelum dan setelah diterapkan Quantum Teaching.
perubahan tingkah laku kearah yang positif menerima materi pelajaran secara
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. sempurna.Seorang guru dituntut untuk
Pendidikan pada dasarnya berlangsung mengadakan inovasi dan berkreasi dalam
dalam bentuk proses belajar mengajar yang melaksanakan pembelajaran yang dimulai
melibatkan dua pihak yaitu guru dengan dari tahap perencanaan hingga pada tahap
tujuan yang sama dalam rangka penilaian, sehingga pada akhirnya hasil
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru belajar siswa dapat memuaskan dan sifatnya
sebagai mediator, guru menjadi media untuk objektif.
melakukan transfer ilmu pengetahuan Berdasarkan hasil observasi diungkapkan
sehingga memudahkan siswa memahami bahwa: (1) Ketika proses pembelajaran IPA
suatu konsep. Guru sebagai evaluator perlu berlangsung terkhusus materi jenis
menilai kemajuan siswa supaya mereka dapat pertulangan daun, guru menjelaskan jenis-
melakukan perbaikan agar hasil belajarnya jenis pertulangan daun melalui media gambar
dapat meningkat. Sebagai instuktur, guru dengan bantuan proyektor. Hal ini
perlu memberikan perintah yang baik dan menimbulkan pembelajaran IPA siswa
tepat dalam bentuk tugas–tugas kepada siswa kurang terlibat dalam artian bahwa
supaya mereka lebih aktif belajar. Sebagai pembelajaran berpusat kepada guru. Guru
manajer, guru perlu memiliki jiwa yang mendominasi pembelajaran dengan
kepemimpinan yang tinggi sehingga nampak menjelaskan pelajaran melalui media yang
berwibawa bagi siswa. disiapkan atau hanya memberikan contoh
Selain peranan dan fungsi tersebut, saja, sehingga pengetahuan siswa hanya pada
terkhusus pada jenjang Sekolah Dasar guru apa yang disampaikan oleh guru. Siswa tidak
sebagai guru kelas memiliki tuntutan yang mengemukakan secara langsung ide yang
cukup rumit karena harus memahamkan mereka peroleh. (2) dalam proses
beberapa konsep bidang ilmu sehingga pembelajaran, guru hanya memberikan
tantangan guru sekolah dasar lebih berat. contoh atau menyampaikan pembelajaran
Selain tuntutan dari segi kognitif, guru juga melalui proyektor ataupun video yang
tidak boleh mengesampingkan aspek ditampilkan, sehingga siswa sebatas
psikomotorik dan afektif siswa. menyimak media yang ditampilkan guru,
Salah satu bidang studi yang cukup tidak melibatkan langsung dalam melakukan
penting di Sekolah Dasar adalah Ilmu percobaan sehingga siswa kurang
Pengetahuan Alam (IPA). Pendidikan IPA memperoleh ide serta pemahaman dalam
diharapkan dapat menjadi wahana bagi memahami materi yang dipelajari, (3) guru
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri memberikan pertanyaan di akhir
dan alam sekitar dalam kehidupan sehari- pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana
hari. Referensi [1] mengatakan bahwa, IPA siswa paham dengan konsep yang diajarkan.
merupakan mata pelajaran yang memiliki Hal ini menunjukkan bahwa guru bertanya
suatu dimensi proses yang sangat penting hanya sebatas pertanyaan ingatan dan
dalam menunjang perkembangan diri siswa pengetahuan saja untuk mengetahui sejauh
karena dalam proses pembelajaran guru mana siswa paham terhadap materi yang
mengajak siswa memanfaatkan alam sekitar dijelaskan, tidak mengarahkan pada
sebagai sumber belajar. Melalui dimensi pertanyaan yang mengacu pada
proses siswa tidak hanya memperoleh pengembangan pemahaman berpikir siswa.
pengetahuan namun memperoleh kemampuan Berdasarkan permasalahan tersebut,
dalam menggali pengetahuannya sendiri di menunjukkan kurang melibatkan secara
alam. IPA dibagi kedalam tiga bagianyaitu maksimal seluruh aspek pembelajaran seperti
ilmu pengetahuan sebagai produk, IPA suasana kelas yang kurang dimanfaatkan oleh
sebagai proses dan IPA sebagai sebagai sikap guru untuk dikaitkan dengan pembelajaran,
[2]. interaksi guru dan siswa serta rancangan
Pemilihan model yang tepat berpengaruh pembelajaran sehingga proses pembelajaran
terhadap keberhasilan proses belajar menjadi tidak menyenangkan bagi siswa.
mengajar di kelas. Pembelajaran IPA sangat Disisi lain juga ada kecenderungan bahwa
diperlukan keterampilan dari seorang guru aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
agar siswa mudah memahami materi yang IPA masih rendah karena pembelajaran masih
diberikan oleh guru. Jika guru kurang berpusat kepada guru.
menguasai strategi pembelajaran, maka Hasil belajar siswa juga memperlihatkan
tentusiswa akanmendapatkan kesulitan dalam bahwa dari 30 siswa di kelas III DSD YPS
Lawewu Kec. Nuha Kab. Luwu Timur, hanya sebelum dan setelah penerapan Model
20 siswa yang memenuhi standar Kriteria Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching)
Ketuntasan Minimal (KKM) sedangkan 10 pada siswa kelas III SD YPS Lawewu.
siswa memperoleh nilai dibawah standar. Hal
ini menunjukkan nilai ketuntasan hasil belajar TINJAUAN PUSTAKA
siswa adalah 57,14%. Oleh sebab itu, masih A. Model Pembelajaran Quantum
banyak siswa tidak mampu mencapai nilai (Quantum Teaching)
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Pembelajaran Quantum bermakna
yang telah ditetapkan oleh sekolah yakni 75. interaksi-interaksi yang mengubah energi
Menurut Ref. [3] belajar adalah suatu menjadi cahaya karena semua energi adalah
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk kehidupan dan dalam proses pembela-
memperoleh suatu perubahan tingkah laku jarannya mengandung keberagaman dan
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil interdeerminisme. Interaksi-interaksi yang
pengalamannya sendiri dalam interaksi dimaksud mengubah kemampuan dan bakat
dengan lingkungannya. Belajar adalah alamiah murid menjadi cahaya yang akan
perubahan yang terjadi dalam kemampuan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi
manusia setelah belajar secara terus menerus, orang lain. Lebih lanjut dijelaskan oleh Sa’ud
bukan karena proses pertumbuhan saja [4]. dalam Ref. [6] bahwa Pembelajaran quantum
Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi mengonsep tentang menata lingkungan
hasil belajar siswa. Referensi [5] mengatakan belajar yang tepat, bagaimana upaya penataan
bahwa, faktor-faktor yang dapat situasi lingkungan belajar yang optimal baik
memengaruhi hasil belajar siswa secara secara fisik maupun mental. Ref. [7]
umum dibedakan menjadi 2, yaitu faktor berpendapat bahwa pembelajaran quantum
internal dan faktor eksternal.Faktor internal merupakan model pembelajaran yang
adalah faktor yang berasal dari dalam diri menyenangkan yang diharapkan dapat
individu seperti kodisi kesehatan, kondisi meningkatkan minat belajar siswa sehingga
fisik, motivasi, intelegensi, serta daya hasil belajar siswa dapat meningkat secara
nalar.Sedangkan faktor eksternal adalah menyeluruh.
faktor yang berasal dari luar individu.Faktor Jadi, dapat disimpulkan bahwa
eksternal dapat berupa suasana kelas, guru, pembelajaran quantum adalah salah satu
sarana dan prasarana serta rancangan dan model pembelajaran yang melibatkan seluruh
desain pembelajaran.Untuk mencapai tujuan aspek-aspek yang mendukung pencapaian
pembelajaran secara maksimal, maka guru tujuan pembelajaran sehingga proses
harus memperhatikan faktor internal dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
eksternal yang berpengaruh terhadap hasil dan bermakna bagi pendidik dan peserta
belajar siswa. didik.
Salah satu model yang dapat digunakan
untuk meningkatkan suasana dan aktivitas Landasan Model Pembelajaran Quantum
pembelajaran menjadi lebih kondusif pada (Quantum Teaching)
pembelajaran IPA adalah melalui Model Landasan utama dalam pembelajaran
Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching). quantum adalah membawa dunia peserta
Model Pembelajaran Quantum (Quantum didik ke dunia pendidik dan mengantarkan
Teaching) merupakan model pembelajaran dunia peserta didik ke dunia pendidik
yang dapat menciptakan lingkungan belajar sehingga mengisyarakatkan pentingnya
yang efektif, mendesain pembelajaran seorang pendidik memasuki dunia atau
menjadi lebih menarik, penyampaian isi dan kehidupan peserta didik sebagai langkah awal
proses pembelajaran menjadi lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran..
dan menyenangkan [5]. Memahami dunia dan kehidupan anak
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik merupakan lisensi bagi para pendidik untuk
untuk meneliti tentang Pengaruh Model memimpin, menutun, dan memudahkan
Pembelajaran Quantum (Quantum Teaching) perjalanan peserta didik dalam meraih hasil
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD belajar yang optimal.
YPS Lawewu Kecamatan Nuha Kabupaten Menurut Referensi [8], prinsip-prinsip
Luwu Timur.Adapun tujuan penelitian ini yang digunakan dalam pembelajaran
yaitu untuk mengetahui gambaran penerapan quantum adalah sebagai berikut:
Model Pembelajaran Quantum (Quantum
Teaching), dan perbedaan hasil belajar siswa
penelitian yang pada dasarnya menggunakan sampel ini adalah karakteristik siswa kelas
pendekatan deduktif-induktif.Jenis penelitian IIID berbeda dengan kelas IIIA, IIIB,dan
yang digunakan dalah deskriptif kuantitatif IIIC.
dan Pre Experiment dengan desain One Teknik pengumpulan data yang
Group Pretest-Posttest. Penelitian ini digunakan yaitu tes, observasi, dan
memiliki dua variabel, yakni variabel bebas dokumentasi. Adapun teknik analisis data
(model Pembelajaran Quantum (Quantum yang digunakan yaitu analisis statistik
Teaching), dengan symbol X) dan variabel deskriptif dan analisis statistik inferensial.
terikat (hasil belajar IPA siswa, yang Ada beberapa uji yang dilakukan yaitu uji
selanjutnya diberi simbol Y). prasyarat (uji normalitas data) dan uji
Adapun desain penelitian yang digunakan hipotesis (Paired Sample t-Test).
dalam penelitian ini adalah one group pretest
posttest. Pada desain penelitian ini hanya HASIL PENELITIAN
terdapat satu kelas sampel yang dipilih untuk Berdasarkan pelaksanaan pada pertemuan
diterapkan model pembelajaran quantum I hingga pertemuan III dapat diketahui bahwa
(quantum teaching).Untuk melihat pengaruh penerapan model pembelajaran quantum
model pembelajaran quantum terhadap hasil (quantum teaching) terus mengalami
belajar siswa maka dibandingkan hasil tes peningkatan persentase dari segi proses
sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran. Untuk memberikan judgement
pembelajaran quantum. terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru
Hasil belajar diukur setelah subjek maka digunakan Pedoman Pengkate-
diberikan perlakuan. Hasil belajar IPA dalam gorisasian Aktivitas Belajar Siswa dan
penelitian ini adalah skor total yang Aktivitas Guru [10]. Aktivitas mengajar guru
menggambarkan tingkat penguasaan siswa pada pertemuan I berada pada kategori
terhadap materi mata pelajaran IPA yang cukup, pertemuan II berada pada kategori
diperoleh melalui tes hasil belajar IPA berupa baik dan pertemuan III berada pada kategori
pilihan ganda. Menurut Ref. [9] pilihan ganda sangat baik.Peningkatan aktivitas mengajar
guru tersebut dikuti dengan meningkatya
merupakan salah satu bentuk tes objektif
aktivitas belajar siswa.Pada pertemuan I
yang terdiri atas suatu keterangan atau
aktivitas siswa berada pada kategori cukup,
pertanyaan tentang suatu pengertian yang
pertemuan II berada pada kategori baik dan
belum lengkap dan untuk melengkapinya
pertemuan III berada pada kategori sangat
harus memilih satu dari beberapa
baik.
kemungkinan jawaban yang telah disediakan.
Penerapan pembelajaran quantum
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
(quantum teaching) pada penelitian ini
siswa kelas III SD YPS Lawewu Tahun
didasarkan pada kerangka pembelajaran
Pelajaran 2015/2016.Jumlah populasi
tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan,
sebanyak 121 siswa yang terbagi kedalam 4 ulangi dan rayakan (Tandur). Aspek
kelas yaitu kelas IIIA, IIIB. IIIC, IIID. Tumbuhkan, guru berusaha membangkitkan
Teknik penarikan sampel yang digunakan motivasi dan semangat belajar siswa dengan
dalam penelitian ini adalah purposive menerapkan kekuatan “Apa Manfaat
sampling. Adapun yang menjadi sampel Bagiku”. Pada awal kegiatan pembelajaran,
dalam penelitian ini adalah kelas III D. guru menumbuhkan motivasi belajar siswa
Pertimbangan yang digunakan dalam dengan mengajak siswa melakukan senam
memilih sampel kelas (kelompok) adalah otak (brain gym).Selain itu, guru juga
karena kelas tersebut memilki hasil belajar menyampaikan tujuan pembelajaran dengan
IPA yang paling rendah jika dilihat dari nilai menekankan manfaat materi pelajaraan
Ujian Tengah Semesternya. Selain itu, yang setelah mempelajari materi pelajaran.
menjadi pertimbangan dalam pemilihan
Hasil observasi menunjukkan antusiasme tentang jenis gerak benda. Aktivitas siswa
siswa dalam mengikuti setiap gerakan menunjukkan bahwa pemahaman siswa
sehingga dapat melatih kinestetik siswa. semakin meningkat ketika guru melakukan
Ketika guru menyampaikan pentingnya demonstrasi di depan kelas. Hal ini
materi pelajaran maka siswa sangat antusias dibuktikan ketika guru melakukan tanya
dalam mengikuti pelajaran serta siswa jawab dengan siswa, siswa mampu menjawab
mengetahui manfaat mempelajari gerak pertanyaan guru tentang perbedaan jenis
benda. Makin tepat motivasi yang diberikan, gerak benda. Hal tesebut sejalan dengan
akan makin berhasil pula hasil belajar. Jadi pernyataan Ref. [5] yang mengungkapkan
motivasi akan senantiasa menentukan bahwa demonstrasikan merupakan
intensitas usaha belajar bagi siswa. menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
Aspek Alami dalam pembelajaran menunjukkan bahwa siswa mengerti materi
quantum yaitu menciptakan atau yang telah diajarkan.
membangkitkan pengalaman umum siswa Aspek Ulangi, guru melakukan
yang berkaitan dengan materi yang akan pengulangan sebelum mengakhiri
dipelajari. Pada aspek ini, guru pembelajaran setiap pertemuannya. Guru
membangkitkan pengalaman siswa terkait mengulangi konsep-konsep materi yang telah
dengan materi pelajaran yang akan dipelajari. dipelajari sebelumnya dengan menjelaskan
Pada aspek ini guru berusaha mengaitkan kembali. Selain itu, guru juga melakukan
pengalaman siswa untuk masuk ke materi tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana
gerak benda. Berdasarkan hasil observasi, siswa paham terhadap materi yang telah
siswa lebih mudah beradaptasi dengan materi dipelajari. Hasil observasi menunjukkan,
yang akan dipelajari ketika guru mengaitkan dengan adanya pengulangan, siswa yang
pengalaman siswa sebelumnya terhadap kurang mengerti terhadapmateri pelaajaran
materi yang akan dipelajari. maka akan paham terhadap materi pelajaran.
Aspek namai, guru menjelaskan kepada Aspek Rayakan dilakukan guru dengan
siswa tentang pengertian serta konsep pada merayakan kesuksesan proses pembelajaran.
materi yang sedang dipelajari. Pada bagian Guru mengajak siswa melakukan “tepuk
ini, guru menyediakan kata kunci sebagai semangat” untuk merayakan kesuksesan
jembatan bagi siswa untuk mudah mengingat setelah melakukan kegiatan praktikum. Guru
konsep yang dipelajari.Adapun bentuk kata mengajak siswa berkumpul dengan teman
kunci dalam penelitian ini yang dilaksanakan kelompoknya kemudian mengajak siswa
oleh guru berupa lagu “8 Gerak Benda” serta saling bersalaman dan mengucapkan
faktor gerak benda yaitu bobot, bentuk, terimakasih.
permukaan dan lintasan.Kata kunci tersebut Selain itu, guru juga memberikan
membantu siswa untuk mengingat materi reinvorcement yaitu penguatan positif
pelajaran dengan mudah. terhadap siswa atau kelompok yang
Pada aspek Demonstrasikan, guru mengikuti pelajaran dengan sunggu-sungguh
melakukan demonstrasi di depan kelas ataupun siswa yang menunjukkan prestasi
tentang beberapa percobaan untuk seperti menjawab pertanyaan yang diberikan
memberikan pemahaman serta pembuktian oleh guru. Aspek Rayakan dalam rangka
terhadap materi pembelajaran. selain itu, guru pembelajaran Tandur merupakan pengakuan
memberikan kesempatan kepada peserta terhadap pencapaian siswa, penyelesaian
didik untuk menunjukkan bahwa mereka aktivitas dalam proses pembelajaran,
mengerti materi yang telah dipelajari. Hal ini partisipasi dalam proses pembelajaran serta
dilakukan oleh guru agar siswa semakin pemerolehan keterampian dan pengetahuan
mengerti dan mampu membedakan beberapa yang patut untuk dihargai [6].
gerak benda yang hampir mirip yang bisa Berdasarkan uraian tersebut maka dapat
membuat siswa mengalami miskonsepsi disimpulkan bahwa pada pelaksanaan proses