Professional Documents
Culture Documents
Kajian Kitab Dirasat Tarikhiyyah Musnad 'Aisyah
Kajian Kitab Dirasat Tarikhiyyah Musnad 'Aisyah
Kholila Mukaromah*
Abstract
‘Aisyah wa one of the wives of the Prophet Pbuh. who atrracted much attention. Among the Sunni, he received
much praises –for one thing- because of the breadth and depth of his knowledge, as well as the narration and
mastery of his hadith which were considered to be prominent among of the other wives of the Prophet Pbuh.
On the contrary, there was a group of people from Shia who instead denounced and cursed ‘Aisha. Starting
from this, the author was interested to explore one of the hadith books that tells how the figure of ‘Aisha based
on the narration of hadiths compiled by a Shia scholar , Murtad a al-‘Askari. The writing of al-‘Askari can be
counterweight to the “bad image” that has been given by the Shia to ‘Aisha. One interesting view was also
conveyed by al-‘Askari is that the history of Islam ( from sending of the Prophet Pbuh. to the pledge of Yazid bin
Mu’awiyah) can only be truly understood after examining the hadith narration of ummul mu’mini n, ‘Aisha.
This research is a literatur review. The discussion of which uses descriptive-analytical method. This paper
generally tries to introduce the hadith book titled Dira>sa>t fi al-Hadi th wa al-Tari kh : Aha dith Ummul Mu’mini
n ‘Aisha by looking at some general aspects of the composition of the book, including writing background,
content, systematic, method, examples of discussion, and also describes the advantages and disadvantages
analyzed from several section of the book. Based on the results of the discussion, the author considers that al-
‘Askari tried to put a description of the figure ‘Aisha objectively based on the historical hadiths that originated
from ‘Aisha and also the the other companins (sahabah) about ‘Aisha and the event surrounding herself. In
discussing the death of the Prophet Pbuh., al-‘Askari included a variety of narration that seems contradictory
about the Prophet’s death moments,”whether in the lap of ‘Aisha or ‘Ali?!”. Based on the tarji h method, al-
‘Askari more favored the narration of hadith which said that the Prophet Pbuh had died in the lap of ‘Ali because
more were narrated ( four companions /sahabah). Interestingly, the source of the narration referred to by
al-‘Askari is almost entirely derived from a number of well-known Sunni scholars. This was done to show how
scientific research must be carried out without looking at affiliations of certain religious sects.
Keywords : The Narration Hadith of ‘Aisha; Murtad a al-‘Askari;The Hadith Book of Shia; the Hadith of the Death of
the Prophet Pbuh; The Islamic History.
Abstrak
‘Aisyah merupakan salah satu istri Nabi Saw yang banyak menarik perhatian. Di kalangan Sunni, Ia
banyak mendapat pujian –salah satunya- karena keluasan dan kedalaman ilmu yang dimilikinya,
serta periwayatan dan penguasaan hadisnya yang dinilai menonjol diantara istri-istri Nabi Saw yang
lain. Sebaliknya, ada sekelompok orang dari aliran Syi’ah yang malah mencela dan melaknat ‘Aisyah.
Bertolak dari sinilah, penulis merasa tertarik untuk menggali salah satu kitab yang menceritakan
bagaimana sosok ‘Aisyah berdasarkan riwayat-riwayat hadis yang ada, yang disusun oleh ulama
kenamaan Syi’ah, Murtad a al-‘Askari . Tulisan al-‘Askari ini bisa menjadi penyeimbang atas “image”
buruk yang selama ini diberikan kubu Syi’ah terhadap diri ‘Aisyah. Salah satu pandangan yang menarik
juga disampaikan Al-‘Askari, bahwa sejarah Islam (sejak diutusnya Nabi Saw hingga dibaiatnya Yazid
ibn Mu’awiyah) hanya bisa benar-benar dipahami setelah mengkaji hadis-hadis dari periwayatan
Ummul Mukmini n, ‘Aisyah. Penelitian ini merupakan kajian kepustakaan yang pembahasannya
menggunakan metode deskriptif-analitis. Tulisan ini secara umum berusaha memperkenalkan kitab
Dira sa t fi al-Hadi th wa al-Tari kh : Ah}a>di>s}| Ummul Mukmini n ‘A isyah dengan melihat pada beberapa aspek
umum penyusunan kitab, diantaranya: latar belakang penulisan, isi, sistematika, metode, contoh
pembahasan, dan juga memaparkan kelebihan dan kekurangan yang dianalisis dari beberapa bagian
kitab. Berdasarkan hasil pembahasan, penulis memandang bahwa al-‘Askari berusaha mendudukkan
gambaran tentang sosok ‘Aisyah secara objektif berdasarkan riwayat historis yang berasal dari
* IAIN Kediri. Email: lila.kholila29@gmail.com
P-ISSN: 1978-6948
152 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 13 No. 2 Juli 2019 | 151-163
di s| Ummul Mukmini n ‘A isyah. Sebagai salah Selanjutnya, penelitian ini termasuk dalam
seorang pemuka Syi’ah, ia tidak segan-segan kajian kepustakaan dengan objek materialnya
melakukan penelitian secara ilmiah terhadap yaitu kitab Dira sa t al-Hadi th wa al-Tari kh: Ah a
hadis-hadis yang diriwayatkan ‘Aisyah atau di s| Ummul Mu’mini n ‘A isyah karya al-‘Askari.
hadis-hadis yang diriwayatkan mengenai Pembahasan akan disajikan secara deskriptif-
pribadi ‘Aisyah. Penelitiannya ini selanjutnya analitis dalam menjelaskan seluk beluk isi
bisa menjadi penyeimbang atas image buruk kitab, untuk kemudian dianalisis kelebihan dan
yang selama ini diberikan oleh kubu Syi’ah kekurangan dari kitab. Dengan begitu, tulisan
kepada ‘Aisyah. ini diharapkan bisa menambah khazanah dalam
Tulisan ini secara umum berusaha periwayatan hadis, khususnya pengkajian atas
memperkenalkan kitab Dira sa t fi al-Hadi th wa sejumlah hadis yang diriwayatkan ‘Aisyah dari
al-Tari kh: Ah a di s| Ummul Mukmini n ‘A isyah perspektif Ulama Syi’ah. Selain itu, dengan
dengan melihat pada beberapa aspek umum mengkaji kitab ini, kita bisa mengetahui bahwa
penyusunan kitab, diantaranya: latar belakang selama ini ulama Syi’ah begitu mengapresiasi
penulisan, isi, sistematika, metode, contoh hasil kodifikasi hadis-hadis di kalangan Sunni.
pembahasan, dan juga memaparkan kelebihan
dan kekurangan yang dianalisis dari beberapa Mengenal Sosok Murtad a al-‘Askari
bagian kitab. Dalam contoh pembahasan, ‘Allamah Sayyid Murtad a al-‘Askari
penulis akan mengambil contoh periwayatan [selanjutnya disebut al-‘Askari] dikenal
hadis terkait detik-detik menjelang wafatnya sebagai ahli sejarah, sastrawan, muhaddis, dan
Nabi Saw. Dalam karya al-‘Askari ini, ia merupakan salah seorang ulama kenamaan
menampilkan sejumlah riwayat yang beragam, di hauzah8 ilmiah Qom. Ia lahir pada tanggal
sehingga memunculkan pertanyaan: di 18 Jumadil S|a ni tahun 1332 H/ 1901 M di di
pangkuan siapa sebenarnya Nabi Saw wafat? Samarrah. Ia kemudian menutup usia pada usia
Apakah di pangkuan ‘Aisyah ummul mu’mini n 106 tahun yang bertepatan pada hari Senin 17
( istri Nabi Saw) ataukah dipangkuan ‘Ali ra ( September 2007/ 7 Ramadan tahun 1428 di
menantu Nabi Saw). Teheran.9
Sejauh pengamatan penulis, penelitian Setelah menyelesaikan pendidikan seko
terhadap sosok ‘Aisyah dalam kajian Hadis lah dasar, ia melanjutkan studinya di hauzah
telah dilakukan, diantaranya: Aisyah Tidjani ilmiah di kota yang sama. Pada usia 28
dengan artikel berjudul “’A isyah binti Abu tahun, ia memutuskan untuk melanjutkan
Bakr Ra Wanita Istimewa yang Melampaui pendidikannya di kota Qom untuk mempelajari
Zamannya”6; juga Umniyatul Istiqlaliyah
dengan artikel berjudul “Peran dan Pengaruh 8
Hauzah bukanlah istilah asing bagi sejumlah negara
‘Aishah dalam Bidang Hadis”7. Begitu pula kitab di Timur Tengah, khususnya di Irak dan Iran. Sejarah hauzah
maupun buku yang mengulas sosok ‘Aisyah bermula dari kota Najaf yang juga pernah menjadi pusat
pemerintahan Imam Ali as. Hauzah kemudian dikenal sebagai
juga telah ada. Tetapi kajian tentang riwayat pusat pendidikan tradisional yang banyak menelurkan para
‘Aisyah yang berdasarkan kitab yang disusun pemikir dan ulama. Meski disebut sebagai pusat pendidikan
oleh ulama yang berafiliasi kepada aliran Syiah tradisional, namun banyak ulama dan pemikir kontemporer
nampaknya masih minim dilakukan. Disinilah dan progresif muncul dari tempat ini. diantara para
alumnusnya: pendiri Revolusi Islam Iran, Imam Khomeini;
letak kebaruan dari fokus bahasan dalam pemikir kontemporer, Murtad a Muthahhari; penulis tafsir
tulisan ini. Mizan, Allamah Thabathaba’i, penulis Falsafatuna dan
Iqtisaduna , Ayatollah Mohammad Baqir al-Shadr dan lain-lain.
6
Aisyah Tidjani,” “’A isyah binti Abu Bakr Ra Wanita Bahkan peta perlawanan anti-imperialis dan arogansi Timur
Istimewa yang Melampaui Zamannya”, Dirosat: Journal of Tengah kini dikendalikaan penuh oleh para tokoh yang berasal
Islamic Studies 1, no.1(2016), 27-39. dari hauzah. Dikutip dari syiahali.wordpress.com diakses
7
Umniyatul Istiqlaliyah,” Peran dan Pengaruh ‘Aishah tanggal 28 Oktober 2014.
dalam Bidang Hadis”, Dirosat: Journal of Islamic Studie 1, no.1 9
“Allamah Sayyid Murtad a ‘Askari” dalam www.al-
(2016), 41-51. shia.com.
P-ISSN: 1978-6948
154 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 13 No. 2 Juli 2019 | 151-163
Sejak saat itu hingga kembali ke Iran untuk 1. Penamaan dan Latar Belakang Penulisan
yang kedua kalinya, ‘Allamah Sayyid Murtadha Penamaan kitab ini kepada ‘Aisyah –
‘Askari melakukan banyak aktifitas di berbagai menurut- nya mengikuti tren penulisan
bidang, khususnya yang menyangkut masalah kumpulan hadis kepada sahabat-sahabat
sosial kemasyarakatan. Ia kemudian dikenal tertentu selaku periwayat pertama.
telah mendirikan banyak sekolah dan klinik Sebagaimana hadis-hadis lain yang juga
kesehatan. disandarkan kepada sahabat-sahabat seperti
Anas, Abu Hurairah, ibn ‘Umar dan lain-lain.
Sekilas mengenai Kitab Aha di s| Ummul Pengumpulan hadis-hadis yang diriwayatkan
Mu’mini n ‘A isyah mereka biasanya juga meliputi kajian terhadap
Kitab ini disusun oleh Sayyid Murtad a al- kehidupan rawi, keadaan atau lingkungan
‘Askari (1901-2007), sehingga termasuk kitab tempat tinggal rawi tersebut.14 Al-‘Askari
yang disusun pada era kontemporer. Saat kemudian menyusun pembahasan dalam
ini kitab Ah a di s| Ummul Mukmini n ‘A isyah karyanya dengan menggunakan perspektif
ini mudah diakses, baik melalui himpunan historis. Hal ini juga nampak ketika ia
kitab Syi’ah dalam software al-maktabah al-syi menuliskan bab-bab pembahasan tentang
’ah maupun dengan cara download melalui kehidupan ‘Aisyah dalam konteks runtutan
alamat-alamat website Syi’ah seperti: www. sejarah Islam.
al-shia.com, www.shiabooks.net11, dan www. Mengenai latar belakang penulisan,
imamali.net12. Dalam al-Maktabah al-Syi’ah, peneliti melihat ada dua aspek yang terdiri dari
kitab ini dikelompokkan ke dalam sumber- aspek eksternal dan internal. Secara eksternal,
sumber hadis Syi’ah dalam kategori umum disebutkan bahwa motivasi disusunnya kitab
[mas a dir al-hadi s al-Syi ’ah : qism al-‘a mm]. ini untuk menjawab tuduhan para orientalis
Kitab yang dijadikan objek material dalam dan sebagainya tentang sejumlah perdebatan
penelitian ini merupakan cetakan ketujuh terkait pribadi Rasulullah Saw, terutama
dari penerbit Fakultas Ushuluddin di Teheran. terkait dengan pernikahan poligami Nabi
Karena keterbatasan peneliti, kajian ini Saw. Secara internal, Al-‘Askari berpendapat
bertolak pada kitab tercetak dari situs www. bahwa sejarah Islam (sejak diutusnya Nabi Saw
shiabooks.net. Pada bagian muqaddimah kitab hingga dibaiatnya Yazid ibn Mu’awiyah) hanya
cetakan ke lima disebutkan bahwa kitab ini bisa benar-benar dipahami setelah mengkaji
pertama kali dicetak sekitar 30 tahun yang lalu hadis-hadis dari periwayatan Ummul Mukmini
dan didalamnya ditemukan banyak kesalahan, n, ‘Aisyah.15
bahkan hingga cetakan selanjutnya. Barulah Ia menambahkan bahwa hadis-hadis
pada cetakan kelima ini, putra dari al-‘Askari, ‘Aisyah patut untuk menjadi sumber yang
Ka z im al-‘Askari merevisi (men-tashih) kitab penting dalam sejarah ke-Islam-an. Selain
ini serta menambahkan pembahasan mengenai itu, ia juga berpendapat bahwa pemahaman
hikmah poligami yang dilakukan Nabi Saw sejumlah ayat al-Qur’an dan Fiqh banyak
sebagai jawaban atas apa yang disampaikan yang disandarkan pada penjelasan-penjelasan
para Orientalis dan pihak yang memusuhi ‘Aisyah yang ada dalam hadis-hadis yang
Islam karena persoalan ini.13 diriwayatkannya. Sehingga seseorang yang
hendak meneliti sejarah Islam pada masa awal
11
http://shiabooks.net/library.php?id=9682 diakses 10 diharuskan untuk terlebih dahulu mengkaji
November 2019. sejarah Islam dalam perspektif hadis-hadis
12
https://www.imamali.net/aqaed/vb/
aqaedbooks/17/17.pdf diakses 10 November 2019.
13
Al-‘Alla mah al-Sayyid Murtad| a al-‘Askari , Dira sa 14
al-‘Askari , Ah a di s| Ummul Mukmini n.., hlm. 17-18.
t al-Hadi th wa al-Tari kh: Ah a di s| Ummul Mukmini n ‘A isyah 15
إن التاريخ االسالمي منذ بعثة الرسول حتى بيعة يزيد بن معاوية ال يفهم [فهام] صحيحا
(Teheran: Kulliyat Ushuluddin, 1997/1417), hlm. 7. Pdf. http:// إال بعد دراسة أحاديث أم املؤمنني. Baca selanjutnya al-‘Askari , Ah a di s|
shiabooks.net/library.php?id=9682 diakses 10 November 2019. Ummul Mukmini n.., hlm. 18.
Jilid Dua
2. Isi, Sistematika, dan Metode Penulisan Jumlah
Kitab Subbab
1 Pendahuluan ( موجز بحوث, موجز بحوث املجلد األول,املقدمــة
Kitab ini termasuk kumpulan hadis yang املجلد الثاين
dikelompokkan dalam sumber hadis Syi’ah 2 بحوث متهيدية 3
dalam kategori umum. Penyusunannya pun 3 ما روي عن أم املؤمنني عائشة خاصة
tentunya sudah jauh berbeda dengan pola yang يف سرية النبي (ص) معها 8
nampak dalam kitab hadis induk Syi’ah yang روايات التحريم والتخيري 4
empat. Secara sepintas, meski termasuk kitab ما روي عن الخليفة عمر يف قصتي التحريم والتخيري 20
yang disusun pada era kontemporer, judul kitab ما ورد عن أم املؤمنني عائشة يف خرب وفاة الرسول 3
مقارنة ما روي عن أم املؤمنني عائشة بروايات غريها 3
sepertinya masih menunjukkan kemiripan
4 ا روي عن أم املؤمنني عائشة وغريها من الصحابة يف سرية النبي 17
pola dengan penyusunan kitab Musnad
5 )مشاركات أم املؤمنني عائشة يف متحيص سنة الرسول (ص 5
yang disandarkan pada sahabat tertentu,
6 أقوال املسترشقني واستفادتهم من الروايات املاضية 8
yakni hanya merupakan kumpulan hadis
dari sahabat tertentu. Namun berdasarkan Berdasarkan gambaran bab di atas,
penelusuran lebih lanjut, kitab ini tidak hanya peneliti melihat bahwa jilid satu dari kitab
sekedar kumpulan hadis. al-‘Askari turut ini tidak langsung menyajikan hadis-hadis
melengkapinya dengan teks-teks lain [baik al- riwayat ‘Aisyah maupun yang berkaitan
Qur’an, hadis lain, maupun riwayat lain] yang dengan ‘Aisyah. Al-‘Askari menyediakan
mampu mendukung terciptanya imajinasi satu bab pendahuluan untuk mengutarakan
sosio-historis atas suatu persoalan tertentu, prinsip-prinsip penting dalam penelitian ini. Ia
baik terkait diri ‘Aisyah, Nabi Saw, maupun kemudian memulai pembahasan kitab dengan
istri-istri Nabi yang lain. memaparkan ayat-ayat al-Qur’an, yakni Q.S.
Kitab ini terdiri dari dua jilid dengan al-Ahza b : 28-33, beserta penafsirannya yang
rincian : jilid satu dengan jumlah sekitar 408 meliputi tafsir perkata; mengaitkan dengan
halaman dan sejumlah sekitar 3000 nuskhah. hadis-hadis dan ayat-ayat lain yang terkait,
Sedangkan jilid dua sejumlah 383 halaman dan serta mendeskrispsikan asbab al-wurud khusus
memuat sekitar 4000 nuskhah. Secara umum maupun yang umum.
jilid satu terdiri dari 6 bab dengan 52 subbab, Ia juga tidak lupa menjelaskan pribadi-
dan jilid kedua terdiri dari 6 bab dengan jumlah pribadi istri-istri Nabi Saw yang lain serta
subbab sebanyak 71. perempuan-perempuan dari kalangan Sahabat
Berikut ini merupakan deskripsi umum yang menawarkan dirinya untuk bisa dinikahi
dari bab-bab yang ada dalam kitab ini: oleh Rasulullah Saw. Pada akhir pembahasan
bab pertama, al-Askari memberikan
Jilid Satu
kesimpulan penelitiannya terkait konteks
Bab Nama Bab Jumlah
Subbab yang ada di semenanjung Arab, pernikahan
1 Pendahuluan ( muqaddimah cetakan kelima, Nabi Saw dengan para janda, pernikahan dini
kata Pengantar dari Mahmud Abu Rayyah, ‘Aisyah, dan hikmah pernikahan poligami yang
muqaddimah penulis, biografi singkat sosok
‘Aisyah, زوجات رسول الله, حكمة تعدد زوجات الرسولحكمة تعدد
dilakukan oleh Nabi Saw. 17
نتيجة البحث, الواهبات أنفسهن,
2 أم املؤمنني عائشة يف السطور 6
3 عىل عهد الخليفتني 6 17
Salah satu hikmah pernikahan poligami Nabi Saw
4 عىل عهد الصهرين 18 –menurut al-‘Askari- bahwa pernikahan ini hanya hanya
dikhususkan untuk Nabi, dan bukan untuk kaum Mukminin.
Pernikahan Nabi Saw juga bukan merupakan bentuk dari
Al-Sayyid Murtad|a al-‘Askari , Ah a di s| Ummul
16
pemuasan hawa nafsu, melainkan lebih mengarah pada tujuan
Mukmini n, hlm. 18. politik dan kesejahteraan sosial.
P-ISSN: 1978-6948
156 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 13 No. 2 Juli 2019 | 151-163
Barulah pada bab selanjutnya, al-‘Askari Thabari, al-Isti’ab, Usdul Ga bah, Ishabah fi Ma’rifah
terfokus menyajikan riwayat-riwayat ‘Aisyah, al-Shahabat, Siyar A’lam al-Nubala’, dan lain-lain.
dan juga mengimbanginya dengan periwayatan Sedangkan dalam penafsiran, ia mengutip dari
dari Sahabat lain, baik terkait pribadi ‘Aisyah karya-karya seperti: tafsir al-Tabari, tafsir al-
atau topik persoalan yang diriwayatkannya. Suyuthi. Kitab ini juga telah dilengkapi dengan
Kajian riwayat-riwayat yang terangkum pada takhrij hadis dari masing-masing riwayat yang
jilid satu lebih mencakup bagaimana pribadi disebutkan dalam pembahasan.
‘Aisyah menurut periodesasi kepemimpinan Contoh Bahasan tentang Sejumlah
saat itu, yakni ketika pada masa Abu Bakar Riwayat Mengenai Wafatnya Nabi Saw
hingga Yazid ibn Mu’awiyah. Berikut ini penulis berusaha menampilkan
Pembahasan jilid dua dari kitab ini beberapa contoh hadis riwayat ‘Aisyah
kemudian diawali dengan kajian mengenai mengenai peristiwa wafatnya Nabi Saw. Sub
problem terkait perintah periwayatan hadis, bab bahasan diberi judul ma ruwiya ‘an ummu
pertimbangan mengenai keadilan sahabat al-mu’mini n ‘Aisyah fi khabar wafa t al-Rasu l Saw.
serta kesahihan periwayatan mereka, dan juga Setelah itu ia menampilkan kronologi menje
pembahasan mengenai hadis-hadis riwayat lang wafatnya Nabi Saw dengan memaparkan
‘Aisyah beserta peranannya. Pembahasan kutipan-kutipan Hadis dari periwayatannya
kemudian dilanjutkan dalam empat bab terkait ‘Aisyah. Pada sub bab in, aa merujuk pada
tema-tema tertentu, seperti: mengenai sirah beberapa kitab hadis seperti: Shahi h al-Bukha
Nabi; peristiwa tahrim; takhyir; wafatnya Nabi ri ; Shahi h Muslim; Musnad Ahmad; Musnad
Saw, perbandingan hadis riwayat lain tentang Abu ‘Awwa nah; al-Mustadrak; al-Muntakhabah;
wafatnya Nabi Saw; serta peran ‘Aisyah dalam Thabaqah ibn Sa’d; Sunan al-Nasa i; Kanzul ‘Umma
memberikan konfirmasi atas suatu hadis yang l. Ia membahasnya dalam lima halaman.18
nampaknya bertentangan. Pembahasan diawali dengan kutipan
Jika melihat dengan seksama, meskipun hadis riwayat ‘Aisyah dalam Shahi h al-Bukha ri
mengkhususkan pada penghimpunan berikut: 19
riwayat-riwayat hadis, namun al-‘Askari
أخرج البخاري يف صحيحه عن عائشة ان رسول الله ( ص ) كان
nampaknya tidak terlalu mementingkan
penggunaan sanad secara lengkap. Ia hanya « أين أنا غدا ؟ أين أنا غدا ؟: يسأل يف مرضه الذي مات فيه
cukup menyebutkan rawi pertamanya saja, . « حرصا عىل بيت عائشة
yaitu Sahabat. berdasarkan pernyataannya Potongan hadis ini menceritakan bahwa
terkait latar belakang penyusunan kitab, kala Nabi dalam keadaan sakit menjelang
peneliti melihat bahwa al-‘Askari berusaha kematiannya, ia masih sering bertanya :
menampilkan kajian penggunaan riwayat “Dirumah siapa aku besok? Dirumah siapa aku
hadis sebagai dokumen kesejarahan yang besok?20... terdapat redaksi yang semakna yang
memuat uraian tentang kepribadian tokoh, mengisyaratkan bahwa Nabi kala itu tidak
yaitu ‘Aisyah. Selain itu, penyajian sejarah sabar menanti giliran berkunjung ke rumah
kehidupan ‘Aisyah disampaikan secara tematik ‘Aisyah. Pada riwayat yang lain disebutkan
sehingga alur yang nampak layaknya cerita bahwa sakit Nabi Saw mulai kambuh ketika
yang disampaikan dalam kitab-kitab sejarah. beliau berada di rumah Maimunah.
Sebagai salah satu pemuka agama Syi’ah,
ia terlihat lebih banyak mengambil riwayat- أول ما اشتىك رسول الله ( ص ) يف: ويف حديث آخر قالت
riwayat dari literatur-literatur Sunni. Diantara بيت ميمونة
yang banyak ia rujuk antara lain: 1) dalam
kajian riwayat hadis : Shahihal-Bukhari, 18
al-‘Askari ,Dira sa t al-Hadi th wa al-Tari kh..,jilid 2, hlm.
Shahih Muslim, Sunan al-Nasa’i, Musnad Ahmad, 187-192.
Mustadrak al-Ha kim, Thabaqat ibn Sa’ad, Tarikh 19
al-‘Askari ,Dira sa t al-Hadi th wa al-Tari kh.., hlm. 188 .
20
P-ISSN: 1978-6948
158 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 13 No. 2 Juli 2019 | 151-163
lam fi hi ahadan” tersebut tidaklah bermaksud paru-paruku (bersandar di dadaku [‘Aisyah]), maka
menyatakan ‘Aisyah telah mengambil hari ibnu ‘Abbas berkata:” apakah kamu bisa berpikir?”,
giliran (lam az lim) para ‘ummhat al-mu’mini n. demi Allah Rasulullah Saw sungguh telah wafat dan
Karena sebenarnya, para istri Nabi Saw yang lain sesungguhnya ia benar-benar bersandar pada dada
mengizinkan beliau untuk dirawat dimanapun ‘Ali, dan dia lah yang memandikan jenazah Nabi
Saw, bersama saudara saya , al-Fad l ibn ‘Abbas,
beliau suka. Kemudian beliau memilih dirawat
dan bapak saya menghadiri (pemakamannya). Ia
di rumah ‘Aisyah hingga beliau wafat di sana.
berkata: sesungguhnya Rasulullah Saw menyuruh
Hal ini diperkuat dengan riwayat dari Abi Mali
kami untuk menutupinya, sementara ia (‘Ali)
kah dari ‘Aisyah bahwa ia berkata: tuwuffiya al- berada disekitar penutup (satir ) tersebut.
nabi fi bayti wa fi laylati (Nabi Saw wafat di
rumahku dan pada malamku (jatah giliranku). Sementara itu, terdapat riwayat lain yang
Pada bagian yang lain, al-‘Askari berusaha juga disampaikan oleh al-‘Askari yang juga
membandingkan antara riwayat dari Aisyah berasal dari T abaqah ibn Sa’ad dan juga kitab
dengan riwayat dari sahabat lain. Terdapat Kanzul ‘Umma l, sebagai berikut:
riwayat yang berbeda yang memaparkan والذي: يف مسند احمد واملستدرك عن أم سلمة قالت- ب
bahwa Nabi Saw wafat bersandar di pangkuan
ان كان عيل بن أيب طالب ألقرب الناس عهدا برسول، أحلف به
Ali. jika riwayat dari ‘Aisyah dominan
berasal dari kutub tis’ah, namun riwayat yang ( جاء عيل: الله ( ص ) عدنا رسول الله ( ص ) غداة وهو يقول
dikomparasikan oleh al-‘Askari ini terbilang : كأنك بعثته يف حاجة قالت: جاء عيل « مرارا فقالت فاطمة،
riwayat yang kurang masyhur dikalangan فخرجنا، فظننت ان له إليه حاجة: قالت أم سلمة، فجاء بعد
Sunni karena riwayat ini terdapat dalam kitab
، من البيت فقعدنا عند الباب وكنت من أدناهم إىل الباب
T abaqah Ibn Sa’ad serta Kanzul ‘Umma l.
Berikut ini merupakan riwayat mengenai ثم قبض، فأكب عليه رسول الله ( ص ) وجعل يساره ويناجيه
wafatnya Nabi Saw yang menyatakan bahwa رسول الله ( ص ) من يومه ذلك فكان عيل أقرب الناس عهدا
Nabi Saw wafat di pangkuan ‘Ali dan kemudian
disertai adanya wasiat yang disampaikan Nabi )يف طبقات ابن سعد يف « ذكر من قال تويف رسول الله (ص
Saw untuk ‘Ali. يف حجر عيل بن ايب طالب « بسنده عن جابر بن عبد الله
سألت ابن: ويف طبقات ابن سعد بسنده عن ايب غطفان قال- األنصاري ان كعب األحبار قام زمن عمر فقال ونحن جلوس
أرأيت رسول الله ( ص ) تويف ورأسه يف حجر أحد ؟: عباس ما كان آخر ما تكلم به رسول الله: عند عمر أمري املؤمنني
فان عروة حدثني: قلت، تويف وهو مستند إىل صدر عيل: قال ، هو هنا: أين هو ؟ قال: قال، سل عليا: (ص) ؟ فقال عمر
تويف رسول الله ( ص ) بني سحري: عن عائشة انها قالت اسندته إىل صدري فوضع رأسه عىل منكبي: فسأله فقال عيل
اتعقل ؟ والله لتويف رسول الله ( ص: فقال ابن عباس، ونحري كذلك آخر عهد األنبياء: الصالة الصالة ! فقال كعب: فقال
وهو الذي غسله وأخي الفضل، ) وانه ملستند إىل صدر عيل فمن غسله يا أمري املؤمنني ؟: قال، وبه أمروا وعليه يبعثون
ان رسول الله ( ص ) كان: ابن عباس وأىب أيب ان يحرض وقال كنت أنا أغسله وكان عباس: فسأله فقال: قال، سل عليا: قال
26
يأمرنا ان نسترت فكان عند السرت ويف كنز. وكان أسامة وشقران يختلفان إيل باملاء، جالسا
Dalam Tabaqah ibn S’ad dengan sanad dari Abi Ghat دخلت عىل نبي الله ( ص ) وهو مريض: العامل عن عيل قال
fa n ia berkata: saya bertanya kapada Ibn ‘Abbas: ( فإذا رأسه يف حجر رجل أحسن ما رأيت من الخلق والنبي
apakah engkau mengetahui Rasulullah Saw ketika
wafat sementara kepala beliau berada di pangkuan ادن: أدنو ؟ فقال الرجل: فلام دخلت عليه قلت، ص ) نائم
siapa? , ia berkata: “beliau wafat sementara kepala ،إىل ابن عمك فأنت أحق مني
beliau bersandar pada dada ‘Ali, saya berkata:”
Berdasarkan telaah komparatif antara
maka sesungguhnya ‘Urwah menceritakan
kedua riwayat di atas, ia membandingkan
kepadaku dari ‘Aisyah bahwa sesungguhnya ia
berkata:” Rasulullah Saw wafat diantara dada dan
riwayat yang berasal dari ‘Aisyah dan
riwayat dari selain ‘Aisyah terkait dengan
26
al-‘Askari ,Dira sa t al-Hadi th wa al-Tari kh.., hlm. 204. peristiwa sakitnya Nabi Saw hingga wafatnya.
P-ISSN: 1978-6948
160 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 13 No. 2 Juli 2019 | 151-163
memahami melalui perantara kitab-kitab tersebut, wafatnya Nabi Saw dari jalur ‘Aisyah begitu
dan kemudian ia menyangka dengan kitab-kitab juga mengkomparasikannya dengan riwayat
tersebut, maka sesungguhnya mereka mengabaikan yang berbicara persoalan yang sama dari
pemberian ini karena berpegang teguh pada taqlid sahabat lain.
buta, dan menyembah orang-orang terdahulu! Kelebihan al-‘Askari juga terlihat dari sikap
Pemikiran Abu Rayyah yang diikuti fleksibelnya untuk mengutip hadis-hadis dari
oleh al-‘Askari tersebut sebenarnya menjadi sumber Sunni. Hal ini sebenarnya bukanlah
kecenderungan sebagian ulama Syi’ah terhadap menjadi sesuatu yang langka, telah banyak
konsep keadilan Sahabat. Quraish Shihab ulama Syi’ah yang berusaha menjatuhkan
menjelaskan bahwa selama ini salah satu hal ‘Aisyah dengan menggunakan sumber-
yang kerapkali menimbulkan pertentangan di sumber yang tertulis dalam literatur Sunni.
antara Sunni dan Syiah adalah sikap masing- Pada mulanya, al-‘Askari sepertinya menjaga
masing kelompok ini terhadap sahabat-sahabat jarak dengan obyek kajiannya, dia hanya
Nabi Saw. Di satu sisi, Syiah menganggap menampikan hadis-hadis yang diriwayatkan
bahwa Sunni terlalu mengagungkan para ‘Aisyah, tanpa turut campur memberikan
sahabat Nabi Saw. Hal ini tercermin dalam keterangan tambahan. Hal ini tentunya
konsep ‘adalah yang diberikan kepada semua sangat berbeda dengan apa yang dilakukan
sahabat Nabi Saw. Sebaliknya, Sunni menilai pemuka Syi’ah yang lain, yakni menambahkan
bahwa kelompok Syi’ah terlalu meremehkan keterangan tambahan yang terkadang terlihat
sahabat-sahabat Nabi Saw, mengutuk, dan provokatif.28
mencaci maki, bahkan membuat-buat riwayat Namun, melihat sikap al-‘Askari ketika
yang penuh kebohongan.27 mempertemukan dua hadis [antara yang
Sampai di sini, penulis memunculkan menyatakan Nabi wafat di pangkuan ‘Aisyah
dua pertanyaan: apakah al-‘Askari hendak ataukah ‘Ali], ia kemudian kembali menetapkan
menelaah ulang riwayat-riwayat tentang sosok posisinya terkait dengan afiliasi keagamaannya.
‘Aisyah dengan merujuk pada sumber hadis Ia mengunggulkan riwayat yang menyatakan
ulama Sunni dengan tujuan meneliti secara bahwa Nabi Saw di akhir hayatnya meninggal
kritis tentang kepribadian, bahkan lebih lanjut di pangkuan Ali, yang mana dalam riwayat yang
bisa dikaitkan dengan keadilan ‘Aisyah??. ditampilkan menunjukkan keunggulan dari
Ataukah apa yang dilakukan oleh al-‘Askari, riwayat ‘Aisyah, karena riwayat ‘Ali nyatanya
yakni dengan menghimpun riwayat-riwayat di dukung oleh sahabat seperti ibn ‘Abbas,
dari ‘Aisyah yang notabene termasuk salah satu ‘Abdullah ibn ‘Umar, Ummu Salamah dan
istri yang diagungkan oleh kelompok Sunni sedangkan riwayat ‘Aisyah hanya didukung
sebenarnya hendak menetralisir tuduhan oleh ‘Urwah.
buruk yang diberikan kepada Syiah karena Jika ditelaah kembali, secara penamaan
tuduhan melaknat, mencaci, dan mencela kitab ini mendasarkan kajiannya pada hadis
‘Aisyah?. dan sejarah. Secara pengutipan Hadis, al-
Terlepas dari itu semua, kitab karyanya ‘Askari sepertinya tidak terlalu memperhatikan
ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan kualitas hadis yang ia kutip. Semua hadis
karya lain yang sama-sama membahas tentang yang menyangkut periwayatan ‘Aisyah ia
sosok ‘Aisyah. Ia berusaha meletakkan kajian ambil. Meskipun sejumlah besar periwayatan-
atas sosok ‘Aisyah dalam bingkai ilmu dengan dalam contoh bahasan di atas- lebih banyak
mendasarkannya pada riwayat-riwayat diambil dari kitab hadis primer Sunni yang
historis tentang diri Aisyah. Sebagai salah dianggap dapat dipercaya. Namun al-‘Askari
satu buktinya, ia paparkan semua riwayat mengkomparasikan riwayat ‘Aisyah tersebut
yang berbicara mengenai hadis-hadis tentang
28
Seperti halnya dalam buku dialog Sunni-Syi’ah
27
Shihab, Sunnah-Syiah Bergandengan..,145. terbitan Mizan.
P-ISSN: 1978-6948
162 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 13 No. 2 Juli 2019 | 151-163
DAFTAR PUSTAKA