You are on page 1of 16

STRUKTUR BENIH

LAPORAN

OLEH:
YUFANI DEBORA TELAUMBANUA
210310003
AET-PSDKU USU NIAS UTARA

LABORATORIUM TEKNOLOGI BENIH


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Struktur Benih” yang merupakan
salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Teknologi
Benih Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu
Prof. Dr. Diana Sofia Hanafiah, SP., MP selaku dosen mata kuliah teknologi benih
yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi
perbaikan penulisan mendatang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Nias Utara, Desember 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2


DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 4
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3. Tujuan .......................................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 6
2.1. Benih............................................................................................................ 6
2.2. Struktur Benih ............................................................................................. 7
2.3. Perbedaan Benih Monokotil dan Dikotil ..................................................... 9
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 11
3.1. Waktu dan Tempat .................................................................................... 11
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................... 11
3.3. Langkah Kerja ........................................................................................... 11
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 12
4.1. Hasil ....................................................................................................... 12
4.1.1. Struktur Benih ........................................................................................ 12
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 14
4.2.1. Struktur Benih ........................................................................................ 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 15
5.1. Kesimpulan ............................................................................................ 15
5.2. Saran ....................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16
4

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam istilah pertanian, tentu kita tidak lepas dari kata biji, benih dan bibit.
Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan
perkembangan yang terkekang. Biji tersebut dapat tumbuh menjadi tanaman tanpa
campur tangan manusia misalnya terbawa perantaraan binatang. Benih ialah biji
tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usahatani,
memiliki fungsi agronomis. Benih diartikan sebagai biji yang telah mengalami
perlakukan khusus sehingga dapat dijadikan sarana dalam memperbanyak tanaman.
Bibit yaitu benih/biji yang telah disemai sebelumnya yang akan ditanam ke
lahan/media tanam dan memenuhi persyaratan dalam budidaya tanaman. Termasuk
dalam kategori bibit yaitu hasil cangkokan, sambungan, okulasi, kultur jaringan dan
bibit hasil perbanyakan vegetatif lainnya (Sutopo, 2010).
Benih berfungsi untuk memperbanyak atau mengembangbiakkan tanaman.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk
memperbaiki sifat-sifat genetik dan fisik benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih,
pengolahan, penyimpanan serta sertifikasi benih. Struktur dan tipe perkecambahan
benih merupakan bagian dari pengetahuan dalam teknologi benih.
Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya benih terdiri dari
embrio, endosperma dan cadangan makanan lainnya serta pelindung terdiri dari
kulit benih, dan pada benih-benih tertentu terdapat juga struktur tambahan. Untuk
memperdalam pengetahuan struktur dan tipe perkecambahan benih, praktikum ini
memberikan penggambaran secara jelas dan lengkap mengenai struktur dan tipe
perkecambahan benih Kedelai, Jagung, Kacang Tanah, dan Padi, yang mana tipe
perkecambahan benih ada dua macam yaitu tipe perkecambahan epigeal dan tipe
perkecambahan hipogeal. Oleh karena itu, guna memahami benih perlu dipelajari
mengenai struktur benih.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays), Kacang
Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa)?
5

1.3. Tujuan

Mengetahui struktur benih Kedelai (Glycine max), Jagung (Zea mays),


Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan Padi (Oryza sativa).
6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Benih

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 1992


Tentang Sistem Budidaya Tanaman Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 Ayat 4, benih
didefInisikan sebagai berikut: “Benih tanaman, selanjutnya disebut benih, adalah
tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman”. Dari definisi di atas jelas bahwa benih dapat
diperoleh dari perkembangbiakan secara generatif maupun secara vegetatif, yang
diproduksi untuk tujuan tertentu, yaitu mengembangbiakkan tanaman. Dengan
pengertian ini maka kita dapat membedakan antara benih (agronomy seed / seed)
dengan biji (grain) yang dipakai untuk konsumsi manusia (food stuff) dan hewan
(feed) (Soetopo, 2002).
Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang
mendasar antara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai
alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih
adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru
yang memiliki ciri atau sifat seperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik
bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas
yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman yang sehat
(Tjitrasomo, 1983). Benih sendiri mempunyai pengertian ialah merupakan biji
tanaman yang dipergunakan untuk keperluan dan pengembangan usaha tani serta
memiliki fungsi agronomis (Kartasapoetra, 2003).
Dinas Penelitian Tanaman Hortikultura Provinsi DKI Jakarta (2009)
menyatakan kriteria benih bermutu mencakup kriteria mutu genetik, mutu fisiologi,
mutu fisik dan kesehatan benih (patologis). Mutu genetik menggambarkan sifatsifat
unggul yang diwariskan oleh tanaman induk. Mutu fisiologi menunjukkan viabilitas
dan vigor benih untuk tumbuh. Mutu fisik mencakup struktur morfologi, ukuran,
berat dan penampakan visual benih, bernas (tidak hampa).
7

2
2.2. Struktur Benih

Justice dan Bass (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya benih terdiri dari
embrio, endosperma dan cadangan makanan lainnya serta pelindung terdiri dari
kulit benih, dan pada benih-benih tertentu terdapat juga struktur tambahan. Secara
botanis benih adalah bahan tanam dari beberapa rumpun tanaman buah, bukan biji
dalam arti yang sebenarnya. Berikut 3 bagian utama struktur benih (Apriyanti,
2012):
a. Kulit Benih (Seed Coat; Testa)
Bagian luar benih dibatasi oleh sebuah struktur pembungkus atau lapisan
pelindung yang berkembang dari integument atau perpaduan dari kulit buah
(dinding ovary) atau pericarp dengan kulit biji yang sesungguhnya bersatu dengan
tangkai ovule. Kulit biji memiliki 2 lapisan, yaitu lapisan dalam tipis, berselaput
dan lunak sedangkan lapisan luar tebal dan keras. Fungsi dari kulit biji diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Melindungi bagian luar benih dari benturan, gesekan, sentuhan mekanis dan
kondisi lingkungan.
2. Mengatur kondisi benih agar terhindar dari Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) dan menghambat masuknya jasad renik kedalam benih.
3. Mengatur kecepatan penyerapan air komponen bagian dalam benih.
4. Mengatur kecepatan masuknya oksigen, karbondioksida, dan gas lain yang
dibutuhkan untuk metabolisme.
5. Mengatur waktu perkecambahan dengan menyebabkan benih mengalami
dormansi.
b. Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan
Biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan
cadangan makanan, yaitu kotiledon (kelas dikotiledoneae), endosperm (kelas
monokotiledoneae) dan perisperm (famili Chenopodiaceae dan caryophyllaceae),
scutellum (grasse; rumput-rumputan). Jaringan penyimpan cadangan makanan
mengandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim.
8

c. Kotiledon
Kotiledon ini terdapat pada kacang-kacangan (Legumes), Semangka
(Citrulusvulgaris Schard), Labu (Cucurbita pepo L.). Pada biji Kedelai, Kacang
Tanah, Alfalfa, Clover, Bunga Matahari, Kacang Polong yang sudah matang,
endosperm tidak ditemukan lagi karena sudah habis diserap oleh embrio untuk
pertumbuhannya sebelum perkecambahan. Biji-biji ini pada waktu matang hanya
mempunyai: kotiledon, embrio (terdiri dari plumula dan radikula), dan kulit biji
(seed coat/testa). Pada biji-biji ini makanan cadangan disimpan pada kotiledon atau
juga sedikit pada embryonic axis sendiri. Biji-biji tipe ini akan berkecambah relatif
lebih cepat, karena proses pencernaan sudah terjadi lebih dahulu.
Tanaman monokotil, misalnya Jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap
makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula. Selain itu, pada Jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi
melindungi radikula.
a. Endosperm
Endosperm adalah suatu jaringan penyimpanan makanan cadangan (storage tissue)
yang mana diserap oleh embrio sebelum atau selama perkecambahan biji dan selalu
terdapat di dalam biji yang sangat muda.
Jaringan penyimpan makanan ini terdapat pada: Jagung, Gandum, Kelapa (bagian
dalam yang berwarna putih dan dapat dimakan merupakan endospermnya), Padi,
Oats, Sorghum, Jarak, dan golongan serealia lainnya. Endosperm dapat
didefinisikan sebagai suatu jaringan penyimpan makanan cadangan yang mana
diserap oleh embrio sebelum dan atau selama proses perkecambahan biji. Jadi
endosperm selalu terdapat di dalam biji yang sangat muda yang kemudian habis
diserap atau tidak oleh embrio sewaktu pertumbuhannya. Biji-biji tipe ini akan
berkecambah relatif lebih lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan
tidak akan terjadi atau baru dimulai sewaktu biji tersebut dikecambahkan.
b. Perisperm
Jaringan penyimpan cadangan makanan tipe ini terdapat pada: familia
Chenopodiaceae (Beta vulgaris L.; Spinacia oleraceedae L.) dan familia
Caryophyllaceae (Dianthus sp.; Agros temaa sp.). Disini sewaktu ovule sedang
9

tumbuh, embrio juga tumbuh, nucellus tidak habis dipakai untuk pertumbuhan
tersebut, adakalanya berkembang, sehingga terbentuk suatu jaringan yang disebut
perisperm dan masih terdapat pada biji di waktu matang.
c. Gametophyte Betina yang Haploid.
Tipe ini terdapat pada kelas Gymnospermae misalnya pada pinus (Pinus sp.),
di mana pinus mempunyai 15 kotiledon. Pada rumput-rumputan (Grasses)
kotiledon yang seperti perisae disebut scutellum.
Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari:
karbohidrat, lemak, protein dan mineral. Komposisi dan persentasenya berbedabeda
tergantung pada jenis biji. Misalnya pada Bunga Matahari kaya akan lemak,
kacang-kacangan kaya protein, dan pada serealia kaya akan karbohidrat.
d. Embrio
Berasal dari telur yang dibuahi (Zygote), yaitu bersatunya gamet jantan dan
gamet betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya
sempurna akan terdiri dari struktur-struktur, calon pucuk (plumula), calon akar
(radikula), cadangan makanan dan sebagainya.
Fungsi biji adalah untuk reproduksi atau memperbanyak diri, oleh karena itu
ada organ biji yang dapat mengaktifkan pertumbuhan dan pembelahan sel, yaitu:
poros embrio. Disebut poros embrio karena pertumbuhannya dapat diaktifkan
kedua arah yaitu untuk pertumbuhan akar dan batang. Poros embrio merupakan
bagian-bagian yang sangat kecil dibandingkan dengan biji.
Bagian-bagian embrio:
a. Pada tanaman monokotil embrio terdiri atas: 1. Endosperm (scutellum), 2.
Embryonic axis terdiri atas: coleoptiles, plumula, seminal root, radikula,
coleorhizae. Pada Padi, Gandum, Sorghum, Oats, Barley, dan Rye embryonic
axis tidak mempunyai seminal root.
b. Pada tanaman dicotyledoneae embryo terdiri atas: 1. Kotiledon, 2. Embryonic
axis yang terdiri atas: plumula (epikotil), radikula (hipokotil).
2.3. Perbedaan Benih Monokotil dan Dikotil

Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu


tumbuhan. Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan
tumbuhan baru di luar induknya. Jika biji tanaman dikotil seperti kacang-kacangan,
10

jika dibelah menjadi dua akan mendapatkan struktur biji yang terdiri atas plumula,
hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio (Rachmawati, 2009).
Sedangkan, struktur biji tanaman monokotil, misalnya Jagung terdiri atas
koleoptil, plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma. Bagian-bagian
biji tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman. Pada
biji tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan
radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya Jagung, kotiledon mengalami modifikasi
menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap
makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi
melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi
melindungi radikula (Rachmawati, 2009).

Gambar 1. Struktur Biji Monokoti (A) Dan Monokotil (B)


III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 22 November 2023 pada jam
15.00 Sampai selesai, di Desa Holi, kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara.
3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri, cutter, kaca
pembesar, alat tulis, dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan praktikum ini adalah benih Padi (Oryza sativa),
Jagung (Zea mays), Kedelai (Glycine max), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), dan
kapas, serta air.
3.3. Langkah Kerja

Langkah kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Terlebih dahulu menyiapkan benih utuh (padi, jagung, kedelai dan kacang tanah)
untuk dipotong membujur.
c. Menyiapkan benih utuh (padi, jagung, kedelai dan kacang tanah) untuk dipotong
melintang.
d. Meletakkan setiap benih yang telah dipotong untuk diamati pada cawan petri
menggunakan kaca pembesar.
e. Menggambar hasil potongan melintang dan membujur yang telah diamati.
Mencatat dan memberi keterangan selengkapnya.
12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Struktur Benih

Gambar. Struktur Benih Jagung

Gambar. Struktur benih Kedelai

Gambar. Struktur benih Kacang Tanah


Gambar. Struktur Benih Padi
14

4.2. Pembahasan

4.2.1. Struktur Benih


Berdasarkan hasil praktikum struktur benih, benih Jagung (Zea mays) terdiri
dari endosperma, kulit biji, kotiledon, dan embrio. Struktur benih Kedelai (Glycine
max) terdiri dari kulit benih, hipokotil, kotiledon, dan radikula. Struktur benih Padi
(Oryza sativa) terdiri dari kulit benih dan endosperm. Struktur benih Kacang Tanah
(Arachis hypogaea) terdiri dari kulit benih, kotiledon, plumula dan radikula.
Menurut Sutopo (2002), bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian yaitu embrio,
cadangan makanan, dan pelindung biji. Embrio yang berkembang sempurna terdiri
dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon
batang), kotiledon (calon daun), dan radikula (calon akar). Sedangkan definisi
perkecambahan menurut Prihantoro (2000) adalah berkembangnya struktur penting
dari embrio yang ditandai dengan munculnya struktur tersebut dengan menembus
kulit.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil praktikum struktur benih yaitu Jagung (Zea mays)
terdiri dari endosperma, kulit biji, kotiledon, dan embrio. Struktur benih Kedelai
(Glycine max) terdiri dari kulit benih, hipokotil, kotiledon, dan radikula. Struktur
benih Padi (Oryza sativa) terdiri dari kulit benih dan endosperm. Struktur benih
Kacang Tanah (Arachis hypogaeal) terdiri dari kulit benih, kotiledon, plumula dan
radikula.
4.2. Saran

Saran dari praktikum ini adalah dalam pengamatan struktur dan perkecambahan
benih harus dilakukan dengan cermat dan menggunakan alat dokumentasi yang
memiliki kefokusan yang tinggi agar dapat terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Apriyanti, N. N., Onicius, T. S., Rosdiana, A., Febrina, P. V. T. 2012. Laporan


Praktikum Struktur Benih. Program Sttudi Agroteknologi. Fakultas Pertanian.
Universitas Padjajaran. Bandung.
Campbell, N. A., Jane, B., Reece and Lawrence, G. M. 2000. Biolog edisi 5 jilid 3.
Alih Bahasa: Wasman Manalu. Erlangga. Jakarta.
Hasnunidah, N. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung. Bandar Lampung
Justice, O. L. and L. V. Bass. 2002. Prinsip Prakek Penyimpanan Benih terjemahan:
Rennic. Rajawali Press. Jakarta.
Kartasapoetra, AG. 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta. Jakarta.
Pratiwi. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Prihantoro. 2000. Budidaya Pertanian Jagung (Zea mays L.) Sistim Informasi
Manajemen Pembangunan di Pedesaan. Proyek PEMD, BAPPENAS.
Jakarta.
Rachmawati, F., Nurul, U., dan Ari, W. 2009. Biologi untuk SMA/MA kelas XII
Program IPA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Sitompul, S. M., dan Guritno, B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press.
Yogyakarta.
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press. Jakarta. 245 hal.
Tjitrosomo dan Sutarmi, S. 1983. Botani Umum 1. Angkasa. Bandung.
Wusono, S. J. (2015). Pengaruh Ekstrak Berbagai Bagian Dari Tanaman Swietenia
Mahagoni Terhadap Perkecambahan Benih Kacang Hijau Dan Jagung.
Jurnal Agrologia, 4(2), 105-113

You might also like