You are on page 1of 19

MAKALAH

INDITIFIKASI POTENSI WILAYAH OLAHRAGA


DI KELURAHAN KALIPURO BANYUWANGI

Makalah Ini Dibuat Untuk Menenuhi Tugas Akhir Matakuliah Sport Tourism
yang Diampu Oleh Dr. Panji Sekar Pambudi, M,Pd

Disusun Oleh :
VIRGO PRAWIRA DIJAYA

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PGRI BANYUWANGI
2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Potensi Olahraga di wilayah Kelurahan Kalipuro.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak dan berbagai narasumber dalam penulisannya sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi dan akan
kami jadikan tolak ukur dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Demikian makalah tentang tentang Potensi Olahraga diwilayah Kelurahan


Kalipuro, kami susun dengan sebaik baiknya semoga bisa bermanfaat dan
memberiakn inspirasi bagi setiap pembacanya sebagai bahan pembelajaran untuk
kedepannya.

Banyuwangi, Desember 2023

(238520100191) Virgo Prawira Dijaya

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... ii

A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................................1


B. Rumusan Masalah .....................................................................................................3
C. Tujuan.........................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................5

A. Profil Desa ..................................................................................................................5


B. Potensi Desa................................................................................................................7
C. Analisis SWOT .........................................................................................................10
D. Srategi Wisata Olahraga .........................................................................................12

BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................................13

A. Kesimpulan...............................................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

LAMPIRAN ...................................................................................................................16

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah sport tourism menurut Sofield (2000) terbentuk dari kata
“sport” dan “tourism”, dimana aktivitas olahraga (sport) menarik
pengunjung dan wisatawan adalah faktor yang membentuk adanya suatu
pariwisata (tourism). Sedangkan definisi konseptual dari sport tourism
menurut Standevan dan De Knop (1999) adalah segala bentuk keterlibatan
pasif maupun aktif dalam aktivitas olahraga yang disusun secara santai atau
teratur tujuan alasan non-komersial maupun bisnis/ komersial yang dimana
harus untuk melakukan perjalanan dari rumah atau lingkungan normalnya
sehari – hari. Para ahli menambahkan bahwa suatu event dapat menjadi
sport tourism apabila mempunyai unsur aktif dan kompetitif di dalamnya
(Mitchner, 1976 dan Zauhar, 1996). Absennya unsur kompetitif di dalam
suatu sport tourism dapat mengubah tujuan event tersebut menjadi
recreational tourism. Contohnya olahraga seperti memancing, golf dan
balap kuda. Di sisi lain, dapat menjadi adventure tourism untuk aktivitas
seperti parasailing, panjat tebing dan sky surfing. Untuk melakukan
aktivitas - aktivitas olahraga tersebut memang membutuhkan kemampuan
khusus, namun dapat bersifat insidentil dan bukan menjadi tujuan utama
dari perjalanan wisata seseorang (Australian Federal Government, 2000).
Dari terdapat beberapa kunci elemen penting dalam sport tourism yaitu:
merupakan aktivitas olahraga yang kompetitif; mempunyai motivasi yang
disengaja untuk menghadiri event tersebut; adanya perjalanan yang
dilakukan untuk mencapai ke tempat destinasi (Australian Federal
Government, 2000), berhubungan dengan event; acara dapat memberikan
dampak terhadap individu, komunitas dan negara; dan partisipan
merupakan tim ofisial, pengunjung dan peserta (Faulkner et al, 2000).

Di Indonesia istilah sport tourism masih belum populer. Meskipun


begitu, menurut Astuti (2015), sport tourism merupakan paradigma yang
baru dalam pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia, dimana
pariwisata olahraga mampu menunjukan potensinya sebagai sesuatu yang

1
menarik, sehingga dapat menciptakan sebuah atraksi wisata yang dapat
menjadikan multicultural tourism. Multicultural tourism sendiri berasal dari
cultural tourism yang berarti bahwa sifat dari kegiatan pariwisata (tourism)
dalam sport tourism memiliki unsur – unsur kebudayaan daerah tersebut.
Dalam cultural toursim, kebudayaan yang dimaksud dapat mencangkup hal
– hal yang intagible seperti adat istiadat dan perilaku, tangible seperti tempat
– tempat bersejarah dan artefak (Richards, 1996, p.25)Kabupaten
Banyuwangi merupakan kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Timur yang
secara letak geografis yang berdekatan dengan pulau bali menimbulkan
peluang dalam pengembangan sector pariwisata. Dengan adanya Pulau Bali
sebagai pusat pariwisata internasional memunculkan peluang bagi
pertumbuhan wisata kebudayaan. Kabupaten Banyuwangi kian
diperhitungkan di kacah nasional dalam bidang Pariwisata. Kali ini,
Pariwisata kabupaten yang bertajuk The Sun of Java ini dapat penghargaan
Trevel Club Tourism Award (TCTA)2012, sebagai kota/kabupaten, yang
bermutu. Lebih tepatnya Banyuwangi mendapatkan penghargaan The Most
Improved, kabupaten yang konsisten mengembangkan sector pariwisata
(Tribunnews.Con, 25 Sept 2012).

Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten di Wilayah Provinsi


Jawa Timur yang secara letak geografis yang berdekatan dengan pulau bali
menimbulkan peluang dalam pengembangan sector pariwisata. Dengan
adanya Pulau Bali sebagai pusat pariwisata internasional memunculkan
peluang bagi pertumbuhan wisata kebudayaan. Kabupaten Banyuwangi
kian diperhitungkan di kacah nasional dalam bidang Pariwisata. Kali ini,
Pariwisata kabupaten yang bertajuk The Sun of Java ini dapat penghargaan
Trevel Club Tourism Award (TCTA)2012, sebagai kota/kabupaten, yang
bermutu. Lebih tepatnya Banyuwangi mendapatkan penghargaan The Most
Improved, kabupaten yang konsisten mengembangkan sector pariwisata
(Tribunnews.Con, 25 Sept 2012).
Disamping itu juga Kabupaten Banyuwangi memiliki salah satu
Kelurahan yakni Kelurahan Kalipuro Kecamatan kalipuro Kabupaten
banyuwangi mempunyai potensi wisata di tiga tempat yaitu Lingkungan

2
Krajan, Lingkungan Papring dan Lingkungan Secang. Dari tiga tempat
tersebut memiliki daya tarik yakni Lingkungan krajan memiliki pasar pagi
yang dimana pasar tersebut menjuan aneka kebutuhan masyarakat,
Sedangkan lingkungan Papring disebut sebagai Kampung Batara, Selain itu
Wilayah Kelurahan Kalipuro potensi alam yang menarik dengan
pemandangan perbukitan dengan hamparan rerumputan yang luas dan
perkebunan tumbuhan Tebu, Kopi, Secang, Kelapa. Selain itu Kelurahan
Kalipuro juga memiliki daerah Persawahan yang memiliki Lahan yang
cukup luas dengan ditanaminya tumbuhan jangung, Kedelai, Kacang tanah
dan Ubi kayu, Oleh karna itu dengan adanya SDA dapat menjadi daya tarik
yang tidak kalah istimewanya keindahan alam wilayah tersebut. Akan tetapi
masih banyak masyarakat luar yang masih belum mengetahui tempat yang
sebagus dan semenarik ini.
Dari seluruh potensi-potensi harapanya dapat menjadi suatu
destinasi wisata yakni “Wisata Kalipuro Of THB” dengan mengankat tiga
lingkungan dengan julukan Lingkungan Krajan (Pasar tradisional),
Lingkungan Secang (Istana Herbal) dan Lingkungan Papring (Kampung
Batara) dengan terlaksanakanya suatu Event Sport Tourism di Kelurahan
Kalipuro yang dapat menarik wisatawan Lokal maupun Asing.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Potensi apa yang dapat dijadikan Sport tourism pada wisata
Kelurahan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi?
2. bagaimana daya tarik wisata yang dapat dikembangkan di
Kelurahan Kalipuro?
3. Manfaat apa yang didapat masyarakat dengan adanya wisata
Olahraga di Kelurahan Kalipuro?
C. TUJUAN
1. Untuk mengentahui Potensi wisata apa saja yang dapat dijadikan
Sport tourism di Kelurahan Kalipuro?
2. Untuk mengentahui daya tarik karakteristik Sport tourism di wisata
Kelurahan Kalipuro?

3
3. Untuk mengetahui manfaat yang di dapat masyarakat dengan
adanya destinasi wisata di Kelurahan Kalipuro?

4
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PROFIL DESA
Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di ujung
timur pulau jawa, di kawasan tapal kuda dan berbatasan langsung dengan
Kabupatern Situbondo dan Bondowoso. Banyuwangi masuk kedalam
provinsi jawa timur dan ibu kotanya adalah kecamatan banyuwangi atau
sering disebut dengan Kota Banyuwangi. Kabupaten Banyuwangi
merupakan kabupaten terluas di Jawa Timur sekaligus menjadi yang terluas
di Pulau Jawa, dengan luas wilayahnya yang mencapai 5.782,50 km², atau
lebih luas dari Pulau Bali (5.636,66 km²). Di pesisir Kabupaten
Banyuwangi, terdapat Pelabuhan Ketapang, yang merupakan penghubung
utama antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali (Pelabuhan Gilimanuk).
Kabupaten Banyuwangi menyandang beberapa julukan, di antaranya adalah
The Sunrice Of Java, Bumi Blambangan, Osing, Santet, Gandrung. Sektor
pertanian Kabupaten Banyuwangi mencatat mengalami pertumbuhan
positif. Bahkan kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domistik Bruto
(PDB) sepanjang kuartal II-2020 merupakan satu-satunya sektor dari lima
sektor penyangga utama PDB yang tumbuh positif. Pertanian merupakan
salah satu sektor unggulan daerah Kabupaten Banyuwangi. Salah satu
sektor unggulan tersebut yaitu pertanian padi dan jagung. (Dinas Kominfo
Provinsi Jawa Timur), Diantaranya terdapat Kelurahan Kalipuro yang
mempunyai sector pertanian dan perkebunan di Kabupaten Banyuwangi.

Kalipuro adalah kelurahan di kecamatan Kalipuro, Kabupaten


Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia. Kelurahan Kalipuro terdiri dari 12
Lingkungan, 17 Rukun Warga (RW) dan 64 Rukun Tetangga (RT) yang dibagi
menjadi beberapa wilayah yaitu Lingkungan Brak, Tirtopuro, Krajan, Secang
dan Papring. Berdasarkan data tahun 2015, kelurahan yang luas wilayahnya
sebesar 22,11 % dari luas keseluruhan kecamatan ini, berpenduduk
sejumlah 12.724 jiwa, yang terdiri dari 6.445 laki-laki dan 6.279
perempuan. Artinya kelurahan ini memiliki rasio jenis kelamin sebesar
102,65. Jumlah penduduk ini terdiri dari komposisi 3.025 jiwa usia 0-14

5
tahun, 2.696 jiwa 15-29 tahun, 3.225 jiwa 30-44 tahun, 2.414 jiwa 45-59
tahun dan 1.367 jiwa 60 tahun ke atas. Pekerjaan warga di bidang pertanian
sebanyak 2.620 jiwa, perkebunan sebanyak 1.536 jiwa, kehutanan (1.069
jiwa), perikanan dan peternakan (2.195 jiwa), pertambangan (33 jiwa),
industri (718 jiwa), perdagangan (736 jiwa) dan sektor jasa sebanyak 264
jiwa, Selain itu letak Kantor Kelurahan Kalipuro terdapat di Lingkungan
Krajan dan bertepatan dengan adanya pasar Tradisional Pagi didepanya.

Komoditas padi di Kelurahan Kalipuro memiliki luas lahan panen


sebesar 521 ha dan produksi sejumlah 2.409 ton. Sedangkan komoditas
lainnya adalah sebagai berikut :

Produksi
Luas (ton)
Komoditas Lahan
(ha)
2014 2015

Jagung 547 2.572 -

Kedelai 31 106 -

Kacang Tanah 24,8 84,2 -

Ubi Kayu, Ubi Jalar,


31,2 452,7 -
Ubi Akar

Sedangkan populasi ternak di Kelurahan Kalipuro adalah sebagai


berikut :

Jumlah

Komoditas
2014 2015

6
Sapi Perah 5 -

Sapi Potong 2951 -

Kerbau 1 -

Kuda 12 -

Kambing 322 -

Domba 57 -

Ayam Kampung 1.769 -

Ayam Petelor 12.700 -

Ayam Pedaging 7.000 -

Itik 236 -

B. POTENSI DESA
Kelurahan Kalipuro, memiliki tiga wilayah yang berpotensi menjadi
destinasi wisata yaitu Lingkungan Krajan, Lingkungan Secang dan
Lingkungan Papring, Berikut ini adalah Potensi-potensi yang ada disetiap
wilayah yang berada di Kelurahan Kalipuro diantaranya :

1. Wilayah Lingkungan Krajan (Pasar Tradisional)

Lingkungan Krajan dimana Kantor Kelurahan Kalipuro terdapat di


Lingkungan Krajan dan bertepatan dengan adanya pasar Tradisional
Pagi yang terdapat di depan Kantor Kelurahan Kalipuro dengan
banyaknya masyarakat yang berprofesi sebagai Petani dan Peternak

7
memjual hasil panen dan hasil ternak mereka dipasar tradisional tersebut
tak lupa dengan Kue dan Jajanan khas Banyuwangi diantaranya Ladrang
Sabran yang terbuat dari Ubi jalar Opak dari Ubi Akar dan masih banyak
lagi, adapun kue Khas Banyuwangi yang dijual Lanon, Lupis, Serabi.
Diwilayah Krajan dengan peduduk terpadat juga memiliki suatu daerah
dengan persawahan yang cukup luas dan Lingkungan Krajan memiliki
suatu pasar Tradisional di pagi hari yang menampung banyak kebutuhan
masyarakat sekitar dengan menjual aneka jajanan tradisional, hasil bumi
yakni sayur-sayuran buah-buahan, perlengkapan lainya dan dibuka
setiap hari mulai dari pukul 04:00 am-11:00 am. Adapun wilayah
dengan perbukitan dengan banyak ditumbui oleh pohon secang sehingga
disebut menjadi Istana herbal Desa Secang.

2. Wilayah Lingkungan Secang (Istana Herbal)

Wilayah Lingkungan Secang terletak disamping barat dari


Lingkungan Krajan dengan jarak yang tidak terlalu jauh berkisar 3 km
dari Pasar Tradisional untuk menuju wisata kesehatan yakni Istana
Herbal yang berada di Lingkungan secang dapat menikmati keindahan
alam dengan nuansa perbukitan berumput hijau dan terdapat perkebunan
pohon secang, Kopi, Kelapa, Jangung, Singkong dan Tebu.
Adapun asal usul dinamakanya desa Istana Herbal dikarnakan
masyarakat sekitar menyakini adanya Pohon secang tua yang konon
ukuran lingkar batangnya melebihi bentang tangan dua orang. Pohon
secang dikenal sebagai bahan rempah (herbal/jamu) untuk mengatasi
berbagai penyakit. Masyarakat sekitar memanfaatkan kayu dari untuk
obat Diare dengan Cara 1.) Memotong dahan kayu pohon secang setelah
itu dibersihkanya kulit kayu tersebut dari kayu tersebut 2.) Dipotong
tipis-tipis dan memanjang 3.) Setelah itu dicuci menggunakan air bersih
4.) Dijemur kurang lebih 3 sampai 5 hari dibawah panas matahari 5.)
Dikemas dan disimpan ditempat yang kering. Kayu secang dapat
diseduh menggunakan air hangan dan dijadikan sebuah untuk obat Diare
oleh masyarakat sekitar. Selain dari sumber daya alamnya juga
masyarakat sekitar banyak berprofesi sebagai peternak

8
Masyarakat Lingkungan Secang sebagian besar berprofesi sebagai
peternak diantaranya Peternakan Sapi dan Kambing yang diambil
susunya untuk Minuman susu kedelai. Adapun peternakan Lainya
seperti Peternakan Ayam dan Itik.
3. Wilayah Lingkungan Papring (Kampung Batara)
Wilayah Lingkungan Papring terletak pada timur Istana Herbal
Lingkungan Secang dengan jarak tempuh 5 km. Lingkungan Papring
memiliki julukan sebagai desa Kampung Batara, Untuk menuju
Kampung Batara wisatawan dapat menikmati pemandangan perkebunan
Jangung, Kacang tanah, Kedelai, Ubi Batang, Ubi Jalar, Ubi Akar
dengan suasana sejuk, Selain itu kampung ini memilihi perhutani
dengan banyak ditumbuhi oleh pohon jati, mohoni dan karet.
Diberikannya julukan Kampung Batara dilingkungan Papring
tersebut dikarnakan mempunyai suatu adat dan budaya, Alat musik
gamelan sampai kerajinan tangan yang dilestarikan oleh masyarakat
sekitar dan telah diturun temurunkan.
Kampung Batara menjadi salah satu kampung Pendidikan budaya
untuk mendidik anak-anak dan remaja yang harapanya dapat
melestarikan adat dan budaya serta menjaga lingkungan alam sekitar,
dikarnakan Perkembangan Zaman yang membuat anak-anak lupa akan
kayanya kebudaayaan yang ada diwilayah lingkungan tersebut. Adapun
alat musik dan permainan tradisional yang dibuat sendiri oleh
masyarakat papring diantaranya yakni Kendang, Seruling, Angklung
dan masih banyak lagi.
Oleh karna itu Kampung batara tersebut dijuluki sebagai desa
Pendidikan budaya dikarnakan desa tersebut mengajarkan permainan
alat musik dan juga menerapkan akan pentingnya melestarikan
permainan alat music, permainan tradisional, adat dan budaya yang telah
ada.

Oleh karna itu, saya berpendapat bahwasanya dapat dibuatkanya


suatu Destinasi Wisata yang bernama “Wisata Kalipuro Of THB” karna
setiap wilayah mempunyai keunikan tersendiri yakni Lingkungan Krajan

9
(Pasar tradisional), Lingkungan Secang (Istana Herbal) dan Lingkungan
Papring (Kampung Batara) di Kelurahan Kalipuro tersebut.

C. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) yang terkait dengan Dertinasi
Wisaya yang dapat dikembangkan di Kelurahan Kalipuro dengan tiga
pilarnya diantaranya :
1) Strengths (Kekuatan)
Kelurahan Kalipuro merupakan wilayah yang tidak jauh dari
pusat kota Banyuwangi yang hanya memiliki jarak tempuh 8 km dari
pusat kota. Selain itu Kelurahan Kalipuro Memiliki tiga pilar
keunikan dan karakteristik yang dapat menjadi Destinasi Wisata
dengan wilayah masing masing yang mempunyai julukannya sendiri
yaitu Pasar tradisional untuk Lingkungan Krajan, Istana Herbal
untuk Lingkungan Secang dan Kampung Batara untuk Lingkungan
Papring dan dapat digabungkan menjadi “Destinasi Wisata
Kalipuro Of THB”.
2) Weaknesses (Kelemahan)
Kelurahan Kalipuro juga memiliki beberapa Kekurangan
diantaranya yaitu :
a. Kurangnya papan informasi yang memadai di sepanjang
jalan menuju objek wisata dapat menghambat pengunjung
pertama kali untuk menemukan lokasi dengan mudah.
b. Terdapat adanya jalan yang masih belum diperbaiki pada
wilayah perbukitan dan perkebunan.
c. Kurangnya wilayah perairan yang luas dikarnakan sungai
yang kecil dengan debit air yang kurang deras untuk olahraga
air dikarnakan sumber mata air pada hulu sungai menjadi
PAM (Perairan Air Masyarakat)yang dibendung dan
dialirkan untuk kebutuhan masyarakat sekitar.

10
d. Kurangnya tempat peristirahatan atau penginapan yang
memadai untuk wisatawan.

3) Opportunities (Peluang)
Kelurahan Kalipuro mempunyai peluang untuk menarik
perhatian masyarakat luar atau wisatawan dengan adanya keunikan
disetiap daerahnya diantaranya Pasar Tradisional yang menjual
berbagai makanan, minuman dan jajanan Tradisional Khas
Banyuwangi, Adapun Istana Herbal yang mempunyai asal usul dan
minuman herbal dari khasiat kayu secang yang dapat
menyembuhkan diare dan juga telah dikembangkan menjadi jamu
tradisional yang ditemukan oleh masyarakat sekitar, Dan yang
terakhir adanya kampung Pendidikan Adat dan Budaya yaitu
Kampung Batara yang menampilkan kesenian budaya Banyuwangi
dengan alat musik gamelan dan juga pemandangan yang indan lan
sejuk.
Oleh karna itu, adanya suatu Destinasi Wisata di Kelurahan
Kalipuro yang dapat dikembangkan dan dapat berdampak pada
Perekonomian untuk masyarakat sekitar.
4) Threats (Ancaman)
Adanya Destinasi Wisata di Kelurahan Kalipuro dapat
menuai ancaman diantaranya adanya persaingan industry pariwisata
dan kepopuleran dengan wilayah lain, Selain itu dikarnakan wilayah
Kelurahan Kalipuro dengan wilayah perbukitan dan perkebunan
memiliki ancaman berupa perubahan cuaca seperti kondisi cuaca
hujan yang tidak menguntungkan dapat memengaruhi jumlah
pengunjung dan pengalaman.

11
D. STRATEGI WISATA OLAHRAGA
Adapun straregi Wisata Olahraga di Kelurahan Kalipuro yakni
diantaranya dengan adanya Trail Running/Lari Lintas Alam,
Trekking/Pendakian Gunung dan Bersepeda Gunung (Mountain Biking),
Contoh adanya Event Trail Running dengan melewati Wisata Pasar
Tradisional, Istana Herbal, Kampung Batara dengan jarak tempuh 7 km
yang dapat dijadikan Event tahunan.

12
BAB 3
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Kelurahan Kalipuro Memiliki tiga Wilayah yang berpotensi
dijadikan Destinasi wisata yakni Lingkungan Krajan dengan Pasar
Tradisionalnya, Lingkungan Secang dengan Istana Herbalnya serta
Lingkungan Papring dengan Kampung Batara dapat dijadikan suatu Event
seperti Trail Running/Lari Lintas Alam, Trekking/Pendakian Gunung dan
Bersepeda Gunung (Mountain Biking) yang dapat Diadakan dan
dikembangkan lagi untuk kemajuan Kelurahan Kalipuro, Contoh adanya
Event Trail Running dengan melewati Wisata Pasar Tradisional, Istana
Herbal, Kampung Batara ini dapat menguntungkan bagi ekonomi
masyarakat sekitar.
B. SARAN
Untuk meningkatkan daya tarik dan keberlanjutan Destinasi Wisata
di Kelurahan Kalipuro, sejumlah saran dapat dipertimbangkan. Pertama,
perbaikan dan peningkatan papan informasi di sepanjang jalan menuju
Destinasi wisata di Kelurahan Kalipuro akan memudahkan pengunjung
dalam menemukan lokasi.
Kemudian, memperluas variasi aktivitas olahraga air, tebing dan lain
sebagainya. Seperti mengenalkan kegiatan baru, dapat menjangkau
khalayak yang lebih luas. Strategi promosi yang lebih efektif, termasuk
kerjasama dengan pihak berwenang dan pemanfaatan media sosial, akan
meningkatkan kesadaran tentang adanya Destinasi Wisata di Kelurahan
Kalipuro. Pengenalan aktivitas baru, kolaborasi dengan sekolah dan
kelompok pecinta alam, serta fokus pada praktik pariwisata yang
berkelanjutan dapat meningkatkan pengalaman pengunjung dan
mendukung komunitas lokal.
Sistem pemantauan cuaca yang efektif dan penekanan pada
keselamatan pengunjung juga diperlukan. Edukasi lingkungan untuk
pengunjung dapat membangun kesadaran tentang pelestarian lingkungan
lokal. Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan Wisata di Kelurahan

13
Kalipuro dapat menjadi destinasi yang lebih menarik, beragam, dan
berkelanjutan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Finahari, Nurida, Gatut Rubiono, and Ikhwanul Qiram. "Analisis Potensi
Tari Gandrung Banyuwangi Sebagai Tarian Wisata Olahraga (Sport
Tourism)." Prosiding Seminar Nasional IPTEK Olahraga (SENALOG). Vol. 2. No.
1. 2019.
https://kampungbatara.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kalipuro,_Banyuwangi
https://prasetya.ub.ac.id/tim-departemen-biologi-bantu-warga-kabupaten-
banyuwangi-kembangkan-potensi-daerahnya/
https://m.facebook.com/p/Istana-Herbal-Banyuwangi-100067340825487/

15
LAMPIRAN

Foto 1.1 : Bukit berumput Foto 1.2 : Jalan menuju secang

Foto 1.3 : Kantor Kelurahan Kalipuro Foto 1.3 : Area persawahan krajan

Foto 1.3 : Pasar tradisional pagi L.krajan Foto 1.4 : Kampung Batara

Foto 1.5 : Istana Herbal Foto 1.6 : Ramuan Herbal Secang

16

You might also like