Professional Documents
Culture Documents
“PENTINGNYA BERMADZHAB”
DisusunOleh :
KELOMPOK 8
M. Burhanudin : 12310064
M. RafliTaftazani : 12310066
M. Yahya : 12310067
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul “Pentingnya Bermadzhab” ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak
terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah
Aswaja. Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca.
i
DAFTARISI
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan......................................................................................8
3.2 Saran-Saran...................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................12
ii
***
BAB 1
PENDAHULUAN
Karena banyaknya para sahabat nabi yang pindah tempat dan terpencar
ke negara yang baru, dengan demikian kesempatan untuk bertukar pikiran
atau bermusyawarah meemecahkan suatu masalah sulit dilaksanakan,
maka terjadilah banyak perbedaan pendapat antara para sahabat.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok
masalah yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai
berikut:
2
***
BAB II
Mazhab fikih dalam Islam cukup banyak, tapi yang sangat terkenal dan
masih mempunyai banyak pengikut hingga saat ini ada empat, yaitu
Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i, dan Mazhab Hambali.
( الخامس) عدم التلفيق بأن اليلفق في قضية واحدة ابتداء والدوامابين قولين يتولدمنهماحقيقة اليقول
397 , “ )بهاصاحبهما (تنويرالقلوب
(syarat kelima dari taqlid) adalah tidak talfiq, yaitu tidak mencampur antara
dua pendapat dalam satu qadliyah (masalah), baik sejak awal,
pertengahan dan seterusnya, yang nantinya, dari dua pendapat itu akan
menimbulkan satu amaliyah yang tak pernah dikatakan oleh orang
berpendapat3.”
4
Maka ketika menyentuh anjing lalu shalat, shalatnya tidak sah. Sebab
kedua imam itu tidak menganggap sah shalat yang dilakukan itu. Talfiq
semacam itu dilarang agama. Sebagaimana yang disebutkan dalam kitab
I’anah al-Thalibin:
ويمتنع التلفيق في مسئلة كأن قلدمالكا في طهارة الكلب والشافعي في بعض الرأس في صالة
17 ص1 ج, )واحدة (اعانة الطالبين
“talfiq dalam satu masalah itu dilarang, seperti ikut pada Imam Malik
dalam sucinya anjing dan ikut Imam Syafi’I dalam bolehnya mengusap
sebagian kepala untuk mengerjakan shalat4.”
Sedangkan tujuan pelarangan itu adalah agar tidak terjadi tatabbu’ al-
rukhash (mencari yang mudah), tidak memanjakan umat Islam untuk
mengambil yang ringan-ringan. Sehingga tidak akan timbul tala’ub (main-
main) di dalam hukum agama.
Atas dasar ini maka sebenarnya talfiq yang dimunculkan bukan untuk
mengekang kebebasan umat Islam untuk memilih madzhab. Bukan pula
untuk melestarikan sikap pembelaan dan fanaticme terhadap madzhab
tertentu. Sebab talfiq ini dimunculkan dalam rangka menjaga kebebasan
bermadzhab agar tidak disalah pahami oleh sebagian orang.
Sebab, diakui atau tidak bahwa kondisi Indonesia mempunyai ciri khas
tersendiri. Tuntutan kemaslahatan yang ada berbeda dari satu tempat
dengan tempat lain.
5
Banyak ulama memberikan pengertian yang cukup beragam. Seperti al-
Imam Taj al-Din al-Subki mengatakan:
… ،٢٠ ج، (جمع الجوامع. أرجع أو مساويا لغيره،التزام غير امجتهد مذهبا معينا يعتقده
١٢٣ )ص
Artinya: Berpegang teguhnya selain mujtahid kepada mazhab tertentu
yang diyakininya lebih kuat atau setara dengan selainnya5.
1.Karena perintah Allah untuk meniru jalan para nabi, syuhada, dan orang-
orang saleh yang lurus.
6
3. Selama ulama sepakat menyarankan untuk bermazhab biar tidak
tersesat di dalam beragama. Imam al-Sya’rani mengutip dawuh Sayyid Ali
al-Khawwash ketika ditanya, ia menjawab.
Dengan demikian, bermazhab hal yang alami yang dilakukan oleh umat
Islam di penjuru dunia. Dan tak harus dipertentangkan dengan ijtihad.
Seperti halnya orang Muhammadiyah yang membaca keputusan Majlis
Tarjih, lalu mengikuti putusannya. Itu bagian dari bermazhab karena
sudah mengikuti pendapat dengan Al-Quran dan hadits yang telah
diseleksi, dipilih dan disingkirkannya tafsir-tafsir lain.
Jika ditarik benang merahnya, bermazhab penting bagi setiap muslim agar
pemahaman dan praktik agamanya benar. Karena mazhab adalah metode
untuk mengetahui hukum sebuah peristiwa yang dihadapi dengan merujuk
pada fikih mazhab tertentu yang dianutnya. Atau sebuah upaya
penyimpulan dilakukan berdasarkan ushul al-mazhab yang diyakininya.
7
(Mizaan Al Kubro Juz 1 Hal 27)
7
***
BAB III
8
2. Konsep talfiq yang merupakan istilah yang relative baru dalam
wilayah kajian fiqih, muncul bersamaan dengan kebangkitan
Kembali ummat Islam, namun eksistensinya membawa pro dan
kontra di kalangan ummat( fuqaha Sebagian ulama
mengharamkan talfiq, sebagian lain membolehkan dan Sebagian
lagi membolehkan dengan syarat.
9
Dengan demikian, dalam rangka tercapainya prinsip umum
saat ini.
3.2. Saran-saran
1. Islam agama yang diturunkan Allah untuk mengatur kehidupan
padahal tidak ada anjuran al-Qur'an dan Sunnah dalam hal ini.
10
3. Sebagian hukum Islam telah ditegaskan langsung oleh nash al-
11
DAFTAR PUSTAKA
12