You are on page 1of 12

Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

PEMANFAATAN KOMPOS BLOK LIMBAH KULIT KOPI


SEBAGAI MEDIA TANAM

(the Utilization of Coffee Pulp and Coffee Husk Compost Block as Growing Media)

Elida Novita1, Anis Fathurrohman1, Hendra Andiananta Pradana2


1
Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto, Jember 68121
2
Magister Pengelolaan Sumber Daya Air Pertanian, Pascasarjana, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto, Jember 68121
Email: elida_novita.ftp@unej.ac.id

ABSTRACT
Coffee pulp and coffee husk has nutrients content that can be utilized for plant growth. One of their
utilization is as growing media called compost block. The purposes of this study were to know the macro
nutrients content in the coffee solid waste compost and the influence of compost block utilization to the
crop growth rate of cayenne pepper. The experimental design was a Completely Randomized Design
(CRD) with four treatments and three replications. The treatments were soil as control (K), coffee pulp
compost block (KOB), coffee husk compost block (KOK), and mixed compost block (KOC). The
parameters measured in this study were plant height, number of leaves, leaf area, and the diameter of
stem. Data analysis used Standard Error of Mean and presented in error bar. The results showed that
mixed compost has the highest macro nutrients content. The content of macro nutrients in coffee pulp
compost were 1,86% of Nitrogen (N), 0,16% of Phospor (P), and 1,39% of Potassium (K); coffee husk
compost were 1,68% of N, 0,11% of P, and 1,70% of K; and also mixed compost were 3,22% of N, 1,09%
of P, and 1,39% of K. The mixed compost block treatment gives the best result to vegetative growth rate
of cayenne pepper. The growth rate of plant height was 7,88 cm/week; number of leaves was 2
leaves/week; leaf area was 7,20 cm2/week; and the diameter of stem was 0,03 cm/week.

Keywords : Coffee Pulp, Coffee Husk, and Compost Block

PENDAHULUAN 24.697,56 ton. Besarnya produksi kopi


Pengolahan buah kopi terdiri dari dua tersebut berpotensi menghasilkan limbah
proses, yaitu pengolahan basah dan kulit kopi sebanyak 1.012,6 ton.
pengolahan kering. Kedua proses ini dapat Pada umumnya, limbah kulit kopi
menghasilkan limbah padat berupa kulit hanya digunakan sebagai pakan ternak
kopi dengan proporsi total 41% yang atau dibuang begitu saja tanpa dilakukan
terdiri dari kulit luar (pulp) 29% dan kulit pengolahan. Hal ini disebabkan karena
tanduk 12% (Bressani, 1979:9). rendahnya kesadaran masyarakat untuk
Kabupaten Jember merupakan salah satu menjaga lingkungan dari pencemaran
daerah penghasil kopi utama di Jawa limbah kopi, rendahnya pengetahuan dan
Timur. Menurut Badan Pusat Statistik ketrampilan masyarakat untuk mengolah
(2016), produksi kopi di Kabupaten limbah kopi menjadi kompos. Padahal
Jember pada tahun 2015 mencapai limbah kulit kopi baik hasil olah basah

Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018 61


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

maupun olah kering memiliki kandungan media tanam untuk cabai rawit. Salah satu
unsur hara yang dapat dimanfaatkan untuk bentuk pemanfaatan kulit kopi sebagai
kebutuhan tanaman. Menurut Dzung et al. media tanam cabai rawit adalah berupa
(2013), kulit tanduk buah kopi memiliki kompos blok. Kompos blok merupakan
kandungan nitrogen (N) sebesar 1,27%, produk inovasi yang dapat menggantikan
fosfor (P) 0,06% dan kalium (K) 2,46%. kompos biasa, yang terkadang dalam
Menurut Bressani (1979:21), limbah kulit pembuatan dan penggunaannya masih
luar (pulp) memiliki kandungan N 1,94%, sangat terbatas dan kurang efektif.
P 0,28%, dan K 3,61%. Berdasarkan Pemanfaatan limbah kulit kopi menjadi
kandungan unsur hara pada limbah kulit kompos blok pertama kali diperkenalkan
kopi tersebut, terdapat beberapa penelitian oleh Asmak Afriliana pada tahun 2010
terdahulu yang menggunakan kulit kopi (Maruli, 2010). Kompos blok tersebut
untuk dimanfaatkan sebagai bahan memiliki kegunaan sebagai pupuk dan
pembuatan kompos. dapat dimanfaatkan sebagai tempat
Menurut penelitian Berlian et al. pembenihan bibit tanaman, serta membuat
(2015), penambahan kompos kulit kopi tanaman lebih baik pertumbuhannya
dengan berat 90 gram pada media tanam karena jumlah daun yang muncul lebih
dapat berpengaruh sangat nyata terhadap banyak dan perakaran yang lebih kuat.
parameter pertumbuhan cabai keriting. Namun, kompos blok yang pernah dibuat
Penambahan kompos kulit kopi juga hanya berasal dari limbah kulit kopi hasil
memberikan pertumbuhan dan olah kering saja.
perkembangan yang maksimum pada Berdasarkan uraian di atas,
cabai keriting. Sedangkan penelitian pemanfaatan limbah kulit kopi sebagai
Sahputra et al., (2013) menjelaskan bahwa kompos blok masih belum banyak
pemberian kompos kulit kopi juga mampu dilakukan. Kompos blok tersebut belum
meningkatkan jumlah daun hingga pernah diteliti lebih lanjut secara ilmiah
24,96% dan diameter umbi sebesar mengenai unsur hara yang terkandung di
25,59% pada pertumbuhan bawang merah. dalamnya. Oleh karena itu, tujuan
Limbah kulit kopi tidak hanya penelitian ini yaitu mengetahui
dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, kandungan-kandungan unsur hara pada
tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai kompos blok dan pengaruh

62 Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

penggunaannya sebagai media tanam Bahan baku limbah kulit kopi


terhadap laju pertumbuhan vegetatif diperoleh dari pabrik pengolahan kopi
tanaman hortikultura. Hortikultura di daerah Sidomulyo, Jember.
memiliki masa pertumbuhan yang lebih Sedangkan bahan lainnya seperti EM-
singkat dibandingkan tanaman jenis 4, molasses, dan bibit cabai rawit
lainnya. diperoleh dari toko pertanian
setempat.
METODOLOGI PENELITIAN
b) Pembibitan Cabai Rawit

Waktu dan Tempat Penelitian Pembibitan dilakukan menggunakan

Penelitian dilaksanakan di nampan dengan ukuran 30 x 20 x 5

Laboratorium Teknik Pengendalian dan cm3. Sebelum disemai, benih terlebih

Konservasi Lingkungan, Jurusan Teknik dahulu direndam dalam air hangat. Hal

Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, ini bertujuan agar calon tunas lebih

Universitas Jember pada bulan Januari cepat tumbuh. Penyemaian benih

sampai dengan Maret 2017. dilakukan dengan menebar benih


secara merata pada media semai
Alat dan Bahan Penelitian
dengan jarak sekitar 3 – 6 cm,
Peralatan yang digunakan dalam
kemudian benih ditutupi tipis-tipis
penelitian ini antara lain ember, bak,
dengan tanah. Penyiraman dilakukan
pengepres kompos blok, kotak
setiap dua hari sekali secara merata ke
persemaian, kompor, panci, timbangan,
seluruh permukaan tanah dan jumlah
pH meter, thermometer, paralon, dan hand
airnya disesuaikan dengan keadaan
sprayer. Bahan yang digunakan adalah
tanah.
limbah kulit kopi olah basah dan olah
c) Pengomposan Kulit Buah Kopi
kering, tanah, EM-4, molasses, pupuk
Adapun prosedur pengomposan
kandang, kanji, benih cabai sebagai
limbah kulit buah kopi, sebagai
tanaman untuk pengujian, dan air.
berikut:
1. Penyiapan limbah kulit kopi olah
Tahapan Penelitian
basah, olah kering, dan campuran
Berikut ini merupakan tahapan penelitian
keduanya masing-masing
yang dilakukan.
sebanyak 5 kg;
a) Pengumpulan Bahan Baku

Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018 63


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

2. Llimbah kulit kopi kemudian 2. Disiapkan paralon berukuran 3


dicacah menjadi ukuran lebih kecil dim sepanjang 10 cm sebagai alat
untuk mempermudah proses pencetak kompos blok.
dekomposisi dan dicampur dengan 3. Kompos kulit kopi selanjutnya
pupuk kandang; diberi bahan perekat dan dicetak
3. Penambahan 100 ml larutan EM-4 menggunakan paralon.
dan 2 sdm molase yang sudah 4. Kompos blok yang sudah jadi
dilarutkan ke dalam 5 L air diberi lubang tanam dan
kedalam limbah kulit kopi dan dikeringkan di bawah sinar
diaduk-aduk agar bahan tercampur matahari hingga benar-benar
rata; kering.
4. Bahan-bahan tersebut dimasukkan e) Penanaman Cabai Rawit
ke dalam bak dan ditutup rapat Penanaman dilakukan dengan
dengan plastik selama 1 minggu memindahkan bibit pada saat bibit
agar terjadi fermentasi serta telah memiliki 3 – 4 helai daun.
dilakukan homogenisasi biomassa Penanaman bibit dilakukan pada sore
dengan pengadukan; hari. Hal ini dikarenakan pada siang
5. Kompos sudah dapat digunakan hari penguapan air sangat besar dan
setelah fermentasi matang. dikhawatirkan akan berpengaruh
Sebelum dibentuk menjadi terhadap tanaman yang baru saja
kompos blok, kompos kulit kopi dipindah.
terlebih dahulu dianalisis f) Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif
kandungan unsur haranya meliputi Tanaman Cabai
N, P, K, dan C. Variabel pertumbuhan vegetatif
d) Pengomposan Kulit Buah Kopi tanaman yang diamati meliputi tinggi
Berikut ini merupakan tahapan tanaman, jumlah daun, luas daun, dan
penelitian yang dilakukan. diameter batang.
1. Disiapkan perekat berupa tepung g) Pengukuran Laju Pertumbuhan
kanji yang dilarutkan dalam air Vegetatif Cabai Rawit
dan dipanaskan hingga mengental. Pengukuran laju pertumbuhan
dilakukan untuk mengetahui

64 Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

perbedaan pertumbuhan tanaman Analisis Data


cabai rawit pada setiap parameter
Data dianalisis menggunakan Standar
mulai minggu pertama hingga minggu
Error of Mean (SEM) untuk mengetahui
kedelapan.
perbedaan nilai rata-rata laju pertumbuhan
Rancangan Percobaan
cabai rawit. Hasil pengolahan data
Percobaan menggunakan Rancangan
disajikan dalam bentuk grafik hubungan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan
perlakuan dengan laju pertumbuhan
yaitu media tanah sebagai kontrol (K),
tanaman cabai rawit.
kompos blok kulit kopi olah basah (KOB),
kompos blok kulit kopi olah kering HASIL DAN PEMBAHASAN
(KOK), dan kompos blok kulit kopi
Hasil Analisis Kandungan Unsur Hara
campuran olah basah dan olah kering
Hasil analisis kandungan unsur hara
(KOC). Masing-masing perlakuan
pada kompos kulit kopi dan tanah yang
dilakukan 3 kali pengulangan.
ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Laboratorium Kandungan Unsur Hara pada Tanah, Kompos Kulit
Kopi Olah Basah, Kompos Kulit Kopi Olah Kering, dan Kompos Kulit Kopi
Campuran.

Kandungan Unsur Hara Tanah KOB KOK KOC


N-Total (%) 0,19 1,86 1,68 3,22
P2O5 (%) 0,21 0,16 0,11 1,09
K2O (%) 0,68 1,39 1,70 1,76
C-Organik (%) 2,15 29,60 25,48 33,58
C/N Rasio 11,00 16,00 15,00 10,00

Pada Tabel 1. dapat diketahui bahwa dalam larutan tanah ber-pH 6 – 7,5. Pada
tanah yang digunakan sebagai media pH lebih rendah atau lebih tinggi
tanam kontrol memiliki kandungan unsur ketersediaan unsur hara tersebut menurun.
hara yang tergolong sangat rendah hingga Menurut persyaratan teknis minimal
rendah menurut Balai Penelitian Tanah pupuk organik padat berdasarkan
(2005). Rendahnya kandungan unsur hara Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70
pada tanah dapat dipengaruhi oleh nilai Tahun 2011, kompos yang baik memiliki
pH tanah tersebut. Menurut Novizan kandungan C-organik minimal 15%, C/N
(2002), unsur-unsur makro seperti N, P, rasio 15 – 25, dan total unsur hara makro
K, Mg, Ca, dan S lebih banyak tersedia di minimal 4%. Berdasarkan Tabel 1., nilai

Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018 65


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

C-organik pada ketiga jenis kompos kulit memenuhi standar karena nilainya kurang
kopi telah memenuhi standar tersebut. dari 4%. Kompos kulit kopi olah basah
Untuk nilai C/N rasio, hanya kompos kulit memiliki kandungan unsur hara makro
kopi olah basah dan kompos kulit kopi total sebesar 3,41%. Proses pengomposan
olah kering saja yang memenuhi standar, yang dilakukan menambah kandungan
sedangkan kompos kulit kopi campuran hara dalam jumlah yang sedikit,
tidak memenuhi. Hal ini dikarenakan dikarenakan kulit kopi yang digunakan
tingginya kandungan C-organik dan pada penelitian ini merupakan hasil proses
nitrogen pada kompos kulit kopi pengolahan yang sudah cukup lama.
campuran, sehingga menyebabkan nilai Kondisi lingkungan yang tidak terkontrol
C/N rasio kecil. menyebabkan kulit kopi olah basah
Kandungan unsur hara makro total memiliki kelembaban yang cukup tinggi
yang memenuhi standar hanya kompos akibat bercampur dengan air hujan.
kulit kopi campuran, yaitu sebesar 6,07%. Menurut Indriani (2010), kelembaban
Tingginya kandungan unsur hara makro yang tinggi menyebabkan
tersebut dikarenakan kulit kopi hasil olah mikroorganisme tidak berkembang atau
basah dan olah kering pada dasarnya bahkan mati, sehingga proses dekomposisi
memiliki kandungan unsur hara berbeda. yang terjadi secara alami tidak berjalan
Ketika limbah kulit kopi dari kedua proses dengan baik.
tersebut dicampur, akan menghasilkan Kompos kulit kopi olah kering
kandungan unsur hara yang lebih tinggi. memiliki kandungan unsur hara makro
Penambahan EM-4 juga berpengaruh total sebesar 3,49%. Hasil penelitian
terhadap kandungan hara pada kompos. Dzung et al. (2013) menunjukkan bahwa
Hal ini dikarenakan EM-4 mengandung kulit kopi merupakan limbah pertanian
banyak mikroorganisme, terutama asam yang kaya akan kalium, sehingga baik
laktat, bakteri, serta ragi yang dapat digunakan untuk proses pengomposan.
meningkatkan ketersediaan unsur hara Namun, kulit kopi olah kering memiliki
sehingga mudah diserap tanaman. kandungan lignin cukup tinggi yang dapat
Kandungan unsur hara makro total menghambat proses dekomposisi. Oleh
pada kompos kulit kopi olah basah dan karena itu, pada proses pengomposan kulit
kompos kulit kopi olah kering tidak kopi ditambahkan larutan EM-4 karena

66 Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

mengandung bakteri asam laktat yang Grafik hubungan perlakuan terhadap


berfungsi untuk mempercepat laju pertumbuhan tinggi tanaman cabai
perombakan bahan organik seperti lignin rawit disajikan pada Gambar 1. Gambar
dan selulosa serta menekan bakteri tersebut menunjukkan bahwa tinggi
pathogen dengan asam laktat yang tanaman pada semua perlakuan
dihasilkan. mengalami kenaikan pada setiap
Penggunaan kompos blok kulit kopi minggunya. Laju pertumbuhan tinggi
sebagai media tanam memiliki beberapa tanaman cabai rawit paling tinggi terdapat
keuntungan, yaitu mengurangi pada perlakuan kompos blok kulit kopi
penumpukan limbah kulit kopi, campuran (KOC) yaitu sebesar 7,88
mengurangi penggunaan polybag cm/minggu. Hal ini dapat dikarenakan
sehingga lebih ramah lingkungan, dan kebutuhan unsur hara tanaman cabai rawit
efektif digunakan sebagai media tanam telah terpenuhi. Berdasarkan hasil analisis
pada lahan sempit. Dengan adanya pada Tabel 1, kompos kulit kopi
kompos blok, diharapkan dapat menjadi campuran memiliki kandungan N sebesar
alternatif solusi dalam mengatasi 3,22%, P 1,09%, dan K 1,76%.
permasalahan lahan pertanian yang Kandungan unsur hara pada kompos kulit
semakin berkurang. kopi campuran tersebut telah memenuhi
Laju Pertumbuhan Vegetatif Cabai standar sesuai Peraturan Menteri Pertanian
Rawit No. 70 Tahun 2011.
Tinggi Tanaman

Gambar 1. Grafik Hubungan Perlakuan terhadap Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Cabai Rawit

Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018 67


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

Laju pertumbuhan tinggi tanaman dan KOC. Sedangkan perlakuan KOK dan
terendah terdapat pada perlakuan kompos KOC tidak terjadi tumpang tindih,
blok kulit kopi olah basah (KOB). Hal ini sehingga kedua perlakuan berbeda secara
dikarenakan kulit kopi yang digunakan signifikan.
pada penelitian ini merupakan hasil proses
pengolahan yang sudah cukup lama. Jumlah Daun
Proses pengomposan yang dilakukan Grafik hubungan perlakuan terhadap
hanya menambah kandungan hara dalam laju pertumbuhan jumlah daun tanaman
jumlah yang sedikit, dan mengakibatkan cabai rawit yang disajikan pada Gambar 2.
penggunaannya sebagai media tanam Laju pertambahan jumlah daun terbanyak
tidak memberikan pertumbuhan yang terdapat pada perlakuan KOC yaitu 2
maksimal. Gambar 1 juga dapat dilihat helai/minggu. Hal ini dapat dikarenakan
bahwa laju pertumbuhan tinggi tanaman perlakuan KOC memiliki kandungan N
pada perlakuan kontrol lebih tinggi lebih tinggi dari pada ketiga perlakuan
dibandingkan KOB. Hal ini dikarenakan lainnya yaitu sebesar 3,22%. Pertambahan
kompos kulit kopi olah basah belum daun pada setiap minggu dapat
terdekomposisi dengan sempurna, dipengaruhi oleh kandungan unsur N yang
sehingga mikroorganisme pengurai yang mampu diserap dengan baik oleh tanaman.
terdapat pada kompos akan bersaing Pada fase vegetatif, tanaman
dengan tanaman dalam memperoleh unsur berkonsentrasi untuk menumbuhkan akar,
hara. Kondisi ini menyebabkan batang, dan daun, sehingga diperlukan
pertumbuhan tanaman pada KOB lebih unsur nitrogen yang cukup. Hal ini sesuai
lambat dibandingkan dengan kontrol. dengan pernyataan Lingga (1992), bahwa
Berdasarkan Gambar 1, diketahui bahwa nitrogen berperan dalam merangsang
perlakuan kontrol tidak berbeda secara pertumbuhan tanaman secara keseluruhan,
signifikan dengan perlakuan KOB. Hal ini khususnya batang, cabang, dan daun.
dilihat dari error bar yang sedikit Nitrogen juga berperan dalam
tumpang tindih. Namun, keduanya pembentukan zat hijau daun yang berguna
berbeda secara signifikan terhadap KOK dalam proses fotosintesis.

68 Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

Gambar 2. Grafik Hubungan Perlakuan terhadap Laju Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Cabai Rawit

Perlakuan kontrol, KOB, dan KOK tanaman cabai rawit mendapatkan suplai
memiliki laju pertumbuhan jumlah daun unsur hara yang cukup, utamanya unsur
yang sama yaitu 1 helai/minggu. Hal ini nitrogen (N). Menurut Wijaya (2008),
dikarenakan ketiga perlakuan tersebut peran unsur N dalam tanaman yaitu
memiliki kandungan unsur hara yang mendorong pertumbuhan organ-organ
hampir sama. Namun, kandungan unsur yang berkaitan dengan fotosintesis yaitu
hara tersebut belum memenuhi standar, daun. Tanaman yang cukup mendapat
sehingga perlu penambahan nutrisi untuk suplai N akan membentuk daun dengan
membantu pertumbuhan daun tanaman. helaian lebih luas dengan kandungan
Berdasarkan error bar pada Gambar 2, klorofil tinggi, sehingga tanaman
diketahui bahwa perlakuan kontrol, KOB, menghasilkan karbohidrat dalam jumlah
dan KOK tidak berbeda secara signifikan. yang cukup untuk menopang pertumbuhan
Namun, perlakuan kontrol dan KOB vegetatif. Laju pertumbuhan luas daun
berbeda secara signifikan terhadap KOC. paling kecil terdapat pada perlakuan
Sedangkan perlakuan KOK dan KOC kontrol. Hal ini dikarenakan kandungan
tidak berbeda secara signifikan. unsur hara pada media tanam kontrol
paling rendah diantara ketiga perlakuan
Luas Daun lainnya. Tanaman yang tidak mendapat
Berdasarkan grafik pada Gambar 3, suplai N dan P yang cukup akan
laju pertumbuhan luas daun paling tinggi menghambat pertumbuhan luas daunnya
terdapat pada perlakuan KOC sebesar 7,20 dan mengakibatkan daun tumbuh
cm2/minggu. Hal ini dapat dikarenakan berukuran kecil. Berdasarkan error bar

Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018 69


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

pada Gambar 3 diketahui bahwa signifikan terhadap KOC, sedangkan


perlakuan kontrol, KOB, dan KOK tidak perlakuan kontrol berbeda secara
berbeda secara signifikan. Perlakuan KOB signifikan terhadap KOC.
dan KOK juga tidak berbeda secara

Gambar3.Grafik Hubungan Perlakuan terhadap Laju Pertumbuhan Luas Daun Tanaman Cabai Rawit

Diameter Batang perlakuan lainnya. Pertambahan diameter


Berdasarkan grafik pada Gambar 4, batang pada setiap minggunya dapat
diketahui bahwa perlakuan KOC memiliki terjadi karena kebutuhan unsur hara
laju pertumbuhan diameter batang paling tanaman cabai rawit telah terpenuhi,
besar yaitu 0,03 cm/minggu. Hal tersebut utamanya unsur nitrogen (N).
disebabkan karena kandungan unsur N
pada KOC lebih tinggi daripada ketiga

Gambar 4. Grafik Hubungan Perlakuan Terhadap Nilai Laju Pertumbuhan Diameter Batang Tanaman
Cabai Rawit

70 Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

Lingga (1992) menyatakan bahwa olah kering 3,22% N; 1,09% P; dan


nitrogen berperan dalam merangsang 1,76% K.
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, b) Perlakuan kompos blok kulit kopi
khususnya batang, cabang, dan daun. campuran (KOC) memberikan hasil
Nitrogen juga berperan dalam paling baik pada laju pertumbuhan
pembentukan zat hijau daun yang berguna vegetatif cabai rawit. Laju
dalam proses fotosintesis. Perlakuan KOB pertumbuhan tinggi tanaman sebesar
menunjukkan hasil laju pertumbuhan 7,88 cm/minggu; laju pertumbuhan
diameter batang yang paling kecil yaitu jumlah daun sebanyak 2 helai/minggu;
0,013 cm/minggu. Hal ini dapat terjadi laju pertumbuhan luas daun 7,20
karena tanaman kekurangan unsur N dan cm2/minggu; dan laju pertumbuhan
P. Tanaman yang kekurangan unsur N dan diameter batang 0,03 cm/minggu.
P akan menyebabkan pertumbuhan
DAFTAR PUSTAKA
terhambat dan batang yang kecil.
Berdasarkan error bar pada Gambar 4, Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten
Jember Dalam Angka 2016. Jember:
diketahui bahwa perlakuan kontrol, KOK, BPS Kabupaten Jember
dan KOC tidak berbeda secara signifikan. Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk
Teknis Analisis Kimia Tanah,
Namun, ketiganya berbeda secara Tanaman, Air, dan Pupuk. Bogor:
signifikan terhadap perlakuan KOB. Balai Penelitian Tanah.
Berlian, Z., Syarifah, dan D. S. Sari. 2015.
Pengaruh Pemberian Limbah Kulit
KESIMPULAN Kopi (Coffea robusta L.) terhadap
Pertumbuhan Cabai Keriting
Berdasarkan hasil dan pembahasan (Capsicum annum L.).Jurnal Biota,
yang telah diperoleh, maka ditarik 1(1):22-32.
Bressani, R.1979. The by-products of
kesimpulan sebagai berikut: coffee berries.dalam coffee pulp:
a) Kandungan unsur hara makro (N, P, K) composition, technology, and
utilization. Editor J. E. Braham dan
pada kompos kulit kopi olah basah R. Bressani. Ottawa: Institute of
yaitu 1,86% N, 0,16% P, dan 1,39% K; Nutrition of Central America and
Panama.
kompos kulit kopi olah kering 1,68% Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk
N; 0,11 P; dan 1,70 K; serta kompos Kompos Cair. Jakarta: Agromedia
Pustaka.
kulit kopi campuran olah basah dan Indriani, Y. H. 2010. Membuat Kompos
Secara Kilat. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018 71


Elida Novita : Pemanfaatan Kompos Blok Limbah Kulit Kopi sebagai Media Tanam

Lingga, P. 1992. Petunjuk Penggunaan Sahputra, A., A. Barus, dan R. Sipayung.


Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. 2013. Pertumbuhan dan produksi
Maruli, A. 2010.Limbah kopi antar bawang merah (Allium ascalonicum
mahasiswa ke jerman. L.) terhadap pemberian kompos
http://www.antaranews.com/berita/2 kulit kopi dan pupuk organik cair.
27334/limbah-kopi-antarmahasiswa- Jurnal Online Agroekoteknologi,
ke-jerman/2017.07.18. 2(1):26-35.
Novizan.2002. Petunjuk Pemupukan Yang Wijaya, K. A. 2008. Nutrisi Tanaman:
Efektif. Jakarta: AgroMedia Pustaka. Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70 Retensi Alami Tanaman. Jakarta:
Tahun 2011.Pupuk Organik, Pupuk Prestasi Pustaka.
Hayati dan Pembenah tanah.25
Oktober 2011.

72 Jurnal Agrotek Vol. 2 No. 2 September 2018

You might also like