You are on page 1of 15

ISSN 2541-2922 (Online)

ISSN 2527-8436 (Print)

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)


DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN
DI SMA NEGERI 1 RAMAN UTARA KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR

Jumari
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro
E-mail: jumari.mpd@yahoo.com

Abstract
School-Based Management is a management where the school is an important decision-
making unit on the provision of education independently, by providing greater control
opportunities for schools for education in their respective schools. With the
implementation of School Based Management (MBS), making schools more independent
in managing schools, and can create school creativity by utilizing resources, resources,
and learning resources available to improve the quality of education in schools. The
goal in this research are: (1) To describe the implementation of MBS in SMA Negeri 1
Raman Utara East Lampung regency. (2) To describe the obstacles in the
implementation of MBS in improving the quality of education in SMA Negeri 1 Raman
Utara East Lampung Regency. (3) To describe which is done in overcoming obstacles
in the implementation of MBS in SMA Negeri 1 Raman Utara East Lampung regency.
This research was conducted at SMA Negeri 1 Raman Utara East Lampung regency on
May 3, 2017 until May 27, 2017. This research uses qualitative research approach with
field research. As for the subject of research as a source of data is the principal, Vice
principal in the field of infrastructure facilities, teachers, and school treasurer. Using
interview and observation data collection technique. And analyzed by using
triangulation method. From the research results can be concluded that the
implementation of school-based management implemented by the head of SMAN 1
Raman Utara is the Management of teacher empowerment, Management of school
infrastructure, and Management of education funds.

Keywords: implementation, quality of education, school based management.

PENDAHULUAN berbasis pusat menuju manajemen


Saat ini pengelolaan pendidikan peningkatan mutu berbasis sekolah,
dilakukan perbaikan berupa dengan menggunakan model
desentralisasi, sehingga perlu dilakukan desentralisasi pendidikan Manajemen
reorientasi penyelenggaraan pendidikan, Berbasis Sekolah (MBS). MBS sebagai
yaitu dari manajemen peningkatan mutu salah satu pendekatan dalam upaya

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 164
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

meningkatkan mutu pendidikan melihat 1. Rumusan Masalah


suatu permasalahan dari berbagai sudut Adapun rumusan masalah dalam
pandang dalam perspektif yang lebih penelitian ini yaitu: 1) Bagaimana
luas. Pada dasarnya MBS merupakan implementasi MBS di SMA Negeri 1
manajemen dimana sekolah merupakan Raman Utara Kabupaten Lampung
unit pengambilan keputusan penting Timur? 2) Apa yang menjadi hambatan
tentang penyelenggaraan pendidikan dalam implementasi MBS dalam
secara mandiri, dengan memberikan peningkatan mutu pendidikan di SMA
kesempatan pengendalian lebih besar Negeri 1 Raman Utara Kabupaten
bagi sekolah atas pendidikan di sekolah Lampung Timur? 3) Bagaimana upaya
mereka masing-masing. yang dilakukan dalam mengatasi
Implementasi MBS hambatan dalam pengimplementasian
memungkinkan lebih leluasanya sekolah MBS di SMA Negeri 1 Raman Utara
dalam mengembangkan program- Kabupaten Lampung Timur?
program yang lebih sesuai dengan
kebutuhan dan potensi yang dimilikinya, 2. Tujuan Penelitian
guna menjaga eksistensi dari sekolah Tujuan dalam penelitian ini adalah:
ditengah persaingan yang semakin ketat 1) Untuk mengetahui dan
dan tingginya kepercayaan yang mendeskripsikan implementasi MBS di
diberikan oleh masyarakat sekitar SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten
terhadap sekolah. Dengan diterapkannya Lampung Timur; 2) Untuk mengetahui
MBS pula, menjadikan sekolah lebih dan mendeskripsikan hambatan dalam
mandiri dalam mengelola sekolah, serta implementasi MBS dalam peningkatan
dapat memunculkan kreatifitas sekolah mutu pendidikan di SMA Negeri 1
dengan memanfaatkkan sumber daya, Raman Utara Kabupaten Lampung
sumber dana, dan sumber belajar yang Timur; 3) Untuk mengetahui dan
ada guna meningkatkan mutu pendidikan mendeskripsikan upaya yang dilakukan
di sekolah. Penerapan MBS ini dalam mengatasi hambatan dalam
diharapkan dapat menjadi solusi dari pengimplementasian MBS di SMA
problem pendidikan saat ini, yaitu Negeri 1 Raman Utara Kabupaten
kebutuhan masyarakat terhadap SDM Lampung Timur.
dengan kompetensi yang memadai.

165 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

3. Tinjauan Pustaka peningkatan mutu pendidikan sesuai


a. Manajemen Berbasis Sekolah dengan kebutuhan sekolah sendiri.
Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 MBS melibatkan berbagai pihak,
tentang SISDIKNAS Pasal 51 ayat (1) diantaranya pihak sekolah, masyarakat,
yang dimaksud dengan manajemen dan pemerintah. Dalam pelaksanaannya
berbasis sekolah adalah bentuk otonomi pihak-pihak tersebut memiliki peran
manajemen pendidikan pada satuan masing-masing yang saling mendukung
pendidikan, yang dalam hal ini kepala dan bersinergi satu sama lain. Sekolah
sekolah atau madrasah dan guru dibantu berada pada bagian paling depan dari
oleh komite sekolah dalam mengelola proses pendidikan, sehingga menjadi
kegiatan pendidikan. bagian utama dalam proses pengambilan
Bafadal (2009: 82) mendefinisikan keputusan untuk peningkatan mutu
MBS sebagai “Proses manjemen sekolah pendidikan. Masyarakat dituntut
yang diarahkan pada peningkatan mutu partisipasinya agar lebih memahami,
pendidikan, secara otonomi membantu, dan mengontrol proses
direncanakan, diorganisasikan, pendidikan. Sedangkan pemerintah
dilaksanakan, dan dievaluasi melibatkan berperan sebagai peletak kerangka dasar
semua stakeholder sekolah”. Selanjutnya kebijakan pendidikan serta menjadi
menurut (Idrus dan Saudagar, 2009: 25- fasilitator yang akan mendukung secara
26) “manejemen berbasis sekolah secara kondusif tercapainya peningkatan mutu
konseptual dapat digambarkan sebagai pendidikan di sekolah.
suatu perubahan formal struktural
penyelenggaraan, sebagai suatu bentuk b. Implementasi Manajemen Berbasis
desentralisasi yang mengidentifikasikan Sekolah
sekolah itu sendiri sebagai unit utama Manajemen Berbasis Sekolah
peningkatan serta bertumpu pada merupakan suatu pembaruan dalam
redistribusi kewenangan”. MBS pada rangka meningkatkan kualitas dan
hakikatnya merupakan pemberian demokratisasi pendidikan. Sebagai suatu
otonomi kepada sekolah untuk secara terobosan baru Manajemen Berbasis
aktif serta mandiri mengembangkan dan Sekolah dalam implementasinya tentu
melakukan berbagai program tidaklah mudah, banyak hal yang perlu
dipersiapkan. Terkait dengan

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 166
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

pelaksanaan Manajemen Berbasis motivasi dan produktivitas warga


Sekolah, ada empat faktor penting yang sekolah.
perlu diperhatikan, yaitu: Dengan demikian hanya dengan
1) Kekuasaan yang dimiliki adanya kewenangan dalam pengelolaan
madrasah/sekolah sekolah, sistem pengembangan sumber
Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, daya manusia, tranparansi, serta upaya
kepala sekolah mempunyai kekuasaan pemberian penghargaan bagi yang
yang kebih besar untuk mengambil berprestasi, pelaksanaan manjemen
keputusan berkaitan dengan kebijakan berbasis sekolah dapat berjalan efektif
yang sesuai dengan tujuan yang dan efisien.
diharapkan. Menurut Mulyasa (2007: 26)
2) Pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan MBS merupakan proses
Sekolah harus memiliki sistem yang berlangsung secara terus menerus
pengembangan sumber daya manusia dan melibatkan semua unsur yang
yang diwujudkan melalui pelatihan bertanggun jawab dalam
dan semacamnya. penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
3) Sistem informasi yang jelas Oleh karena itu, strategi utama yang
Sekolah yang melaksanakan perlu ditempuh dalam melaksanakan
Manajemen Berbasis Sekolah perlu MBS adalah sebagai berikut:
memiliki informasi yang jelas tentang 1. Mensosialisasikan konsep MBS
program pendidikan yang transparan, 2. Melakukan analisis
karena dari informasi tersebut 3. Merumuskan tujuan situsional
seseorang akan mengetahui kondisi 4. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang
sekolah. perlu dilibatkan untuk mencapai tujuan
4) Sistem penghargaan situsional dan yang masih perlu diteliti
Sekolah yang melaksanakan tingkat kesiapannya.
Manajemen Berbasis Sekolah 5. Menentukan tingkat kesiapan setiap
Manajemen Berbasis Sekolah perlu fungsi dan faktor-faktornya melalui
menyusun sistem penghargaan bagi analisis SWOT.
warga yang berprestasi, ini 6. Memilih langkah-langkah pemecahan
diharapkan mampu meningkatkan masalah atau tantangan.

167 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

7. Membuat rencana untuk jangka proses, dan output pendidikan. Input


pendek, menengah, dan panjang. pendidikan adalah segala sesuatu yang
8. Melaksanakan program-program harus tersedia karena dibutuhkan untuk
untuk merealisasikan rencana jangka berlangsungnya proses. Sesuatu yang
pendek manajemen berbasis sekolah. dimaksud berupa sumberdaya dan
Implementasi MBS akan perangkat lunak serta harapan-harapan
berlangsung secara efektif dan efisien sebagai pemandu bagi berlangsungnya
apabila didukung oleh sumber daya proses. Selanjutnya proses pendidikan
manusia yang profesional untuk merupakan berubahnya sesuatu menjadi
mengoprasikan sekolah, dana yang sesuatu yang lain. Sesuatu yang
cukup agar sekolah mampu mengkaji berpengaruh terhadap berlangsungnya
staf sesuai dengan fungsinya, sarana dan proses disebut input sedangkan sesuatu
prasarana yang memadai untuk dari hasil proses disebut output. Output
mendukung proses belajar mengajar, pendidikan adalah merupakan kinerja
serta dukungan masyarakat (orang tua) sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
yang tinggi. sekolah yang dihasilkan dari
proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah
c. Mutu Pendidikan
dapat diukur dari kualitasnya,
Mutu pendidikan merupakan salah
efektivitasnya, produktivitasnya,
satu pilar utama dalam upaya
efesiendinya, inovasinya, kualitas
pengembangan sumber daya manusia
kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
yang sangat penting maknanya bagi
Aliyah (2011: 03) mengemukakan
pembangunan nasional. Pendidikan
indikator mutu pendidikan dapat
yang berkualitas hanya dapat
dikelompokkan menjadi enam kategori,
diwujudkan melalui lembaga
yaitu Profesionalisme Guru, Kurikulum
pendidikan yang bermutu. Karena itu
dan Proses Pembelajaran, Sarana
upaya peningkatan mutu pendidikan
Prasarana dan Sumber Belajar, Penilaian
merupakan upaya yang strategis dalam
Belajar dan Pembelajaran, dan Daya
menciptakan sumber daya manusia yang
Tarik dan Keberhasilan Belajar ( Peserta
berkualitas sesuai dengan kebutuhan
didik).
pembangunan bangsa.
Dalam konteks pendidikan Badan/lembaga pelaksana yang
pengertian mutu mencakup input, terlibat dalam kegiatan penjaminan

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 168
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

mutu, baik tingkat, dasar, menengah mengungkapkan fakta yang ada di


maupun pergururan tinggi adalah Badan lapangan dengan pengamatan dan
Standar Nasional Pendidikan yang wawancara serta menggunakan data
selanjutnya disebut BSNP adalah badan kepustakan. Penelitian ini secara spesifik
mandiri dan independen yang bertugas lebih diarahkan kepada penggunaan
mengembangkan, memantau desain penelitian deskriptif.
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar
2. Subjek dan Objek Penelitian
nasional pendidikan. Badan Akreditasi
Subyek penelitian adalah sumber
Nasional Pendidikan Nonformal yang
utama data penelitian yaitu yang
selanjutnya disebut BAN-PNF adalah
memiiki data mengenai variabel-variabel
badan evaluasi mandiri yang
yang diteliti. Guna mendapat hasil yang
menetapkan kelayakan program dan/atau
diharapkan dalam penelitian ini, peneliti
satuan pendidikan jalur pendidikan
memerlukan subjek penelitian yang
nonformal dengan mengacu pada
dapat memberikan informasi secara
Standar Nasional Pendidikan.
lengkap sesuai dengan permasalahan
penelitian. Adapun yang menjadi subjek
METODE PENELITIAN
penelitian sebagai sumber data adalah:
1. Rancangan Penelitian
1. Kepala Sekolah,
Penelitian ini menggunakan
2. Wakil Kepala Sekolah bidang
pendekatan penelitian kualitatif.
Sarana dan Prasarana,
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang
3. Guru, dan
memiliki sasaran penelitian yang
4. Bendahara.
terbatas, tetapi dengan keterbatasan itu
digali sebanyak mungkin data mengenai Objek Penelitian adalah yang
sasaran penelitian. Metode Kualitatif menjadi pokok perhatian dari suatu
sebagai prosedur penelitian yang penelitian. Adapun objek penelitian
menghasilkan data deskriptif berupa dalam penelitian ini adalah implementasi
kata-kata tertulis atau lisan dari orang- MBS dan Peningkatan Mutu Sekolah di
orang dan perilaku yang diamati. Jenis SMA Negeri 1 Raman Utara Lampung
penelitian yang digunakan dalam Timur.
penelitian ini adalah penelitian lapangan
(field research), yaitu penelitian yang

169 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

guru yang dilakukan oleh kepala sekolah


3. Teknik Analisis Data
yang pertama adalah pembinaan guru
Metode yang digunakan untuk
dan pegawai agar memiliki kesadaran
mengelola data dalam kegiatan analisis
akan tugas dan tanggung jawab guru.
data kualitatif dalam penelitian ini
Sesuai dengan petikan wawancara
adalah dengan menggunakan metode
dengan guru sebagai berikut W03/
induktif, yaitu berangkat dari fakta yang
F1/c/4/138:
khusus, peristiwa yang konkret,
“Setiap satu bulan sekali
kemudian dari fakta atau peristiwa yang dilaksanakan rapat koordinasi
konkret itu ditarik generalisasi yang antara kepala sekolah, guru, dan
staff tata usaha yang terjadwal
mempunyai sifat umum. Alur pemikiran diluar rapat pertemuan khusus
ini digunakan untuk memperoleh suatu yang sifatnya insidental dalam
pembinaan guru dan pegawai agar
pendapat yang terdiri dari beberapa memiliki rasa kesadaran dan
pendapat bersifat khusus. Dengan cara tanggungjawab”.

menghubungkan pendapat tersebut


Kedua, implementasi MBS
kemudian ditarik kesimpulan secara
dibidang tenaga pendidik dalam hal
umum. Teknik analisis data dalam
pengelolaan guru yang dilakukan oleh
penelitian ini menggunakan prosedur
kepala sekolah adalah administrasi
analisa data ke dalam 3 langkah yaitu
kepegawaian. Yaitu dengan cara
reduksi data, penyajian data, menarik
disamping administrasi sekolah
kesimpulan dan verifikasi.
dilakukan secara manual juga
dikembangkan manajemen administrasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pendekatan komputerisasi,
1. Temuan Penelitian
menerapkan usul kenaikan pangkat
Berdasarkan hasil wawancara
secarareguler maupun dengan
dengan kepala sekolah, implementasi
menetapkan berdasarkan angka kredit
manajemen berbasis sekolah di SMAN 1
jabatan guru dapat diselesaikan tepat
Raman Utara yang menonjol dilakukan
waktu. Setiap guru dan koordinator tata
oleh kepala sekolah meliputi
usaha mendapat DP3 masing-masing
pengelolaan guru, pengelolaan sarana
tepat pada waktu disertai data
prasarana, dan pengelolaan dana.
perlengkapan penilaian atas pegawai
Implementasi MBS dibidang
yang bersangkutan. Sesuai denga petikan
tenaga pendidik dalam hal pengelolaan

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 170
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

wawancara dengan guru sebagai berikut 14 Tahun 2005, tentang Guru dan
W03/ F1/c/5/139: Dosen, yaitu memberikan motivasi
“Dalam pengelolaan guru kepala kepada guru untuk memiliki sertifikasi
sekolah juga melakukan
guru.
administrasi kepegawaian dengan
cara disamping administrasi Selanjutnya pelaksanaan
sekolah dilakukan secara manual
manajemen berbasis sekolah dalam hal
juga dikembangkan manajemen
administrasi dengan pendekatan sarana prasarana yang ada di SMAN 1
komputerisasi, menerapkan usul
Raman Utara cukup banyak dan
kenaikan pangkat secarareguler
maupun dengan menetapkan kompleks, mulai dari meja kursi guru
berdasarkan angka kredit jabatan
dan siswa, almari, ruang kelas, dan
guru dapat diselesaikan tepat
waktu. Setiap guru dan sarana prasarana praktik. Dengan
koordinator tata usaha mendapat
demikian pengelolaan sarana prasarana
DP3 masing-masing tepat pada
waktu disertai data perlengkapan sekolah harus dibuat sesuai dengan
penilaian atas pegawai yang
kebutuhan dan kepentingan masing-
bersangkutan”.
masing, termasuk pengelolaan
Pengelolaan ketenagaan juga
administrasi sarana dan prasarana seperti
meliputi menganalisis kebutuhan tenaga
administrasi pembelajaran (perangkat
pendidikan, pembagian tugas guru yang
pembelajaran yang terdiri dari program
jelas sesuai dengan kemampuan dan
tahun hingga alat evaluasi dan follow up-
keahlian masing-masing, melakukan
nya), administrasi pegawai, administrasi
pengembangan guru melalui MGMP dan
keuangan, administrasi inventaris, dan
seminar, pemberian penghargaan
sebagainya. Maka dari itu, kepala
(reward) kepada guru yang berprestasi
sekolah perlu menunjuk guru untuk
dan sangsi (punishment) bagi guru yang
membantu mengelola dan menangani
melanggar.
permasalahan terkait sarana prasarana.
Dari data di atas dapat disimpulkan
Sesuai dengan petikan wawancara
bahwa implementasi manajemen
sebagai berikut W 02/F1/b/3/132:
berbasis sekolah dalam pemberdayaan
“Dapat diketahui bahwa
guru, merupakan tindakan kepala penunjukan guru untuk
membantu kepala sekolah urusan
sekolah dalam upaya meningkatkan
sarana dan prasarana
profesionalitas guru melalui berbagai merupakan bentuk implementasi
manajemen berbasis sekolah,
cara diantaranya adalah mendorong guru
tentang pendelegasian tugas,
untuk memenuhi ketentuan UU Nomor dengan adanya pendelegasian

171 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

wewenang tersebut diharapkan menuangkannya kedalam format baku


dapat membantu kepala sekolah
RAPBS, menghimpun data pendukung
dalam pengelolaan sarana dan
prasarana”. yang akurat untukbahan acuan guna
mempertahankan anggaran yang
Dari data di atas, dapat dimaknai
dianjurkan. Hal ini sesuai dengan
bahwa dengan adanya pendelegasian
petikan wawancara yang dilakukan
tanggung jawab dan kewenangan kepala
dengan bendahara sekolah sebagai
sekolah kepada bawahannya yang
berikut W 04/ F1/ d/3/142:
ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah
“Dibidang keuangan, kepala
urusan sarana prasarana, menunjukkan
sekolah melakukan manajamen
bahwa di SMAN 1 Raman Utara telah dengan cara menugaskan
bendahara untuk merencanakan
mengimplementasi manajemen berbasis
rencana pendapatan dan belanja
sekolah, karena secara organisasi kepala sekolah serta pelaksanaannya
dengan cara menginvestasikan
sekolah tidak mungkin melaksanakan
program/kegiatan sekolah
sendiri mengurusi atau mengelola hal selama satu tahun mendatang,
menyusun program kegiatan
tersebut dan tidak akan berhasil tanpa
tersebut berdasarkan jenis dan
melibatkan bawahannya, mengingat prioritas, menghitung
volume,harga satuan, dan
cakupan tugas dan tanggung jawabnya
kebutuhan dana untuk setiap
sangat besar dan kompleks. komponen kegiatan, membuat
kertas kerja dan dan lembaran
Impelementasi MBS dibidang
kerja, menentukan sumber dana
keuangan/bendahara dilakukan dengan dan pembebanan anggaran, serta
menuangkannya kedalam format
merencanakan rencana pendapatan dan
baku RAPBS, menghimpun data
belanja sekolah serta pelaksanaannya pendukung yang akurat
untukbahan acuan guna
dengan cara menginvestasikan
mempertahankan anggaran yang
program/kegiatan sekolah selama satu dianjurkan”.
tahun mendatang, menyusun program
kegiatan tersebut berdasarkan jenis dan Kaitannya dengan pengelolaan
prioritas, menghitung volume,harga kepala sekolah dalam hal pendanaan,
satuan, dan kebutuhan dana untuk setiap melibatkan dan menunjuk beberapa
komponen kegiatan, membuat kertas orang baik guru maupun tenaga
kerja dan dan lembaran kerja, administrasi untuk ikut membantu dalam
menentukan sumber dana dan rangka mensukseskan MBS di sekolah.
pembebanan anggaran, serta Bendahara yang dimaksud adalah

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 172
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

bendahara BOMM, bendahara sekolah dilaporkan kepada pemerintah dan


yang mengurusi gaji, bendahara Komite kepada orang tua siswa.
yang terkait dengan sumbangan wali Temuan penelitian berikutnya
atau orang tua siswa, dan sebagainya. terkait faktor pendukung dalam
Senada dengan petikan wawancara implementasi MBS di SMAN 1 Raman
sebagai berikut W 04/ F1/ d/4/143: Utara, sesuai dengan petikan wawancara
“Dalam hal pendanaan sebagai berikut W 01/F2/a/6/128:
pendidikan, kepala sekolah
“Faktor pendukung dalam
bekeja sama dengan semua unsur
implementasi MBS di SMAN 1
sekolah, guru, staf, maupun
Raman Utara adalah
komite sekolah sebagai wakil
kepemimpinan kepala sekolah
masyarakat merencanakan,
bersifat demokrasi yang tercermin
melaksanakan, dan melakukan
dalam pengelolaan keuangan
evaluasi dan pelaporan dalam
secara transparasi, akuntabilitas
pengelolaan biaya pendidikan.
dan otonomi sekolah. Kemudian
Biaya pendidikan sekolah
jumlah guru memadai dan semua
diperoleh dari berbagai sumber
guru sudah berkualifikasi S1.
diantaranya dari APBN, APBD,
Kemauan dan keinginan kepala
dan dana yang bersumber dari
sekolah untuk meningkatkan mutu
masyarakat. Khususnya dana
pendidikan yang besar, dalam
yang bersumber dari masyarakat,
membuat kebijakan sekolah kepala
kepala sekolah bekerja sama
sekolah selalu bersama-sama
dengan komite sekolah untuk
dengan warga sekolah
merencanakan biaya
berkolaborasi dan semua
pendidikan”.
keputusan yang diambil
merupakan keputusan bersama.
Dalam aspek pengelolaan
Kepala sekolah menjadikan warga
keuangan juga dana dipegang oleh sekolah sebagai mitra kerja serta
aktif dalam mengembangkan
seorang bendahara sekolah. Pengeluaran
sekolah. Dukungan sarana prasara
dana atas perintah dan ditandatangani yang memadai. Dan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh
oleh kepala sekolah. Bendahara
guru mengacu pada pendekatan
mengelola keuangan dengan memakai pembelajaran yang aktif dan
kreatif sehingga menunjang
sistem akuntansi dan di buat dalam buku
prestasi akademik siswa”.
keuangan sekolah. Bukti-bukti
Implementasi MBS di sekolah
administrasi keuangan pun dicatat atau
tidak semudah membalikkan telapak
disimpan oleh bendahara sebagai barang
tangan. Implementasi MBS dalam
bukti pelaporan keuangan sekolah.
pelaksanaanya tidak selalau berjalan
Setiap akhir penggunaan dana pun
mulus dan sesuai dengan harapan serta

173 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

tujuan. Sekolah kadangkala menemui akan berhasil menggapai cita-citanya


beberapa kendala yang dapat menjadi bila tidak ada yang menuntunnya. Oleh
faktor penghambat proses pelaksanaan sebab itu, dukungan perlu diberikan
manajemen berbasis sekolah tersebut. kepada kepala sekolah dalam upaya
Beberapa hambatan yang yang dihadapi peningkatan mutu sekolah.
SMAN 1 Raman Utara dalam Temuan penelitian selanjutnya
implementasi MBS, sesuai dengan ditemukan adanya beberapa upaya yang
petikan wawancara sebagai berikut W dilakukan kepala SMAN 1 Raman Utara
01/F2/a/6/129: dalam mengatasi hambatan implementasi
“Hambatan dalam implementasi MBS di sekolahnya, sesuai dengan
MBS di SMAN 1 Raman Utara
petikan wawancara sebagai berikut W
adalah kurangnya peran serta
komite sekolah dalam pelaksanaan 01/F3/a/8/129:
MBS di sekolah dan sikap
“Upaya yang sudah dilakukan
sebagian kecil orangtua yang
dalam mengatasi hambatan
masih acuh takacuh terhadap
implementasi MBS di sekolah
perkembangan anak di sekolah”.
adalah dengan berusaha
Hambatan dalam implementasi
memberikan pemahaman
MBS di sekolah perlu diatasi agar tidak mengenai MBS dalam setiap
kesempatan kepada orangtua
mengganggu usaha pencapaian tujuan
siswa, misalnya ketika
MBS tersebut. Kepala sekolah sebagai pengambilan raport kenaikan
kelas, dan menyampaikan laporan
pemimpin di sekolah perlu berpikir
tertulis kepada pihak komite
cerdas dan kreatif dalam mengupayakan mengenai program-program yang
telah dilaksanakan maupun
solusi untuk mengatasi hambatan yang
kendala yang sekolah hadapi serta
dapat menghambat tercapainya tujuan bantuan yang sekolah perlukan
dari pihak komite. Kepala sekolah
pelaksanaan MBS di sekolah. Kepala
menyempatkan diri datang
sekolah membutuhkan dukungan dari langsung mengamati kegiatan
pembinaan anak sehingga
semua pihak dari warga sekolah,
mengetahui sejauh mana
masyarakat dan pemerintah untuk keberhasilan pembinaan yang
diilakukan oleh guru pembina
mencapai tujuan pendidikan sesuai visi
kegiatan tersebut dan
misi sekolah. Kepala sekolah tidak akan meningkatkan partisipasi guru
dengan fokus pada proses
menjadi pemimpin bila tidak ada yang
pembelajaran”.
dipimpinnya. Guru dan karyawan tidak
Dengan adanya hambatan-
akan tahu arah bila tidak ada yang
hambatan yang diidentifikasi tersebut
membimbingnya dan para siswa tidak

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 174
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

diatas, sekolah lantas tidak mengalami meningkatkan mutu pendidikan dapat


kesulitan dalam melaksanakan MBS diketahui berdasarkan hasil wawancara
karena pihak sekolah telah mencari dengan kepala sekolah yang menyatakan
solusi agar hambatan-hambatan tersebut bahwa penerapan MBS dititik beratkan
dapat diminimalisir bahkan diatasi. dalam 3 hal, yakni pengelolaan
Bahkan dengan adanya kendala ini pemberdayaan guru, pengelolaan bidang
sekolah juga bisa menjadikannya sebagai sarana prasana, dan pengelolaan dana
bahan untuk dievaluasi apa yang masih pendidikan.
kurang dalam peningkatan implementasi Dalam pengelolan pemberdayaan
MBS dalam rangka meningkatkan mutu guru kepala sekolah mendorong para
pendidikan agar bisa diperbaiki diwaktu guru senantiasa meningkatkan
mendatang. profesionalismenya dengan melanjutkan
studi ke jenjang yang lebih tinggi dan
2. Pembahasan Penelitian
ikut serta dalam acara pelatihan guru
Berdasarkan hasil penelitian
yang diadakan oleh lembaga pemerintah
seperti disajikan di atas, pelaksanaan
ataupun swasta dan juga ikut dalam
manajemen berbasis sekolah di SMAN 1
seminar ataupun workshop yang
Raman Utara telah melaksanakana
dilaksanakan baik di daerah sendiri
berbagai pengelolaan yang meliputi
maupun yang diadakan di luar kota
pengelolaan guru, pengelolaan sarana
sehingga gru memiliki pengalaman yang
prasarana, dan pengelolaan dana.
dapat diimplementasikan dalam proses
Pelaksanaan manajemen berbasis
belajar mengajar di dalam kelas. Yang
sekolah yang dilaksanakan oleh Kepala
tak kalah penting kepala sekolah juga
SMAN 1 Raman Utara dalam
memberikan pembinaan kepada guru-
pengelolaan pemberdayaan guru
guru yang kinerjanya kurang
menunjukkan bahwa kepala sekolah
memuaskan.
telah mampu mengelola guru dengan
Pembinaan guru ini dilakukan oleh
baik, meskipun ada kendala namun tidak
kepala sekolah secara pribadi antara
begitu berarti.
kepala sekolah dengan guru yang
Berdasarkan hasil analisis data
bersangkutan. Guru yang bersangkutan
terhadap data yang diperoleh peneliti,
dipanggil oleh kepala sekolah ke
maka diperoleh hasil temuan penelitian
ruangannya untuk menanyakan kendala
implementasi MBS di sekolah dalam

175 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

yang dihadapi guru dalam menjalankan kebijakan baik secara tertulis maupun
tugasnya, kemudian kepala sekolah tidak. Pengelolaannya dimulai dari
memberikan nasihat dan saran yang perencanaannya, mendayagunakan
kiranya perlu untuk dilaksanakan oleh sarana dan prasarana pendidikan,
guru yang bersangkutan. Dengan adanya memelihara sarana dan prasarana serta
pembinaan ini, guru-guru merasa senang pengevaluasian. Pemeliharaan sarana
terhadap kepemimpinan kepala sekolah dana prasarana dianggap hal yang sangat
dan akan dapat meningkatkan kinerjanya penting untuk dilakukan mengingat
dengan penuh kesadaran tanpa ada pentingnya ketersediaan sarana dan
paksaan dari pihak lain. prasarana untuk masa yang akan datang
Kesenangan dalam bekerja demi lancarnya proses pembelajaran
merupakan suatu hal yang akan pendidikan. Pengelolaan fasilitas fisik
membangkitkan semangat kerja yang untuk kegiatan ekstra kurikuler
tinggi. Dengan adanya semangat kerja disesuaikan dengan perkembangan
yang tinggi akan dapat meningkatkan ekstra kurikuler siswa. Sarana dan
hasil kerja, semakin meningkatnya hasil prasarana dikelola oleh guru yang
kerja akan memberikan hasil maksimal mempunyai keahlian bidangnya masing-
terhadap lembaga dan akan mempunyai masing.
daya tarik oleh masyarakat luar terhadap Dalam pengelolaan dana
sekolah dan akan menjadikan nilai jual pendidikan kepala sekolah bekerja sama
bagi sekolah. dengan semua unsur sekolah, guru, staf,
Dalam pelaksanaan pengelolaan maupun komite sekolah sebagai wakil
sarana dan prasarana, sekolah masyarakat yang bertugas
memprioritaskan pada upaya mengelola merencanakan, melaksanakan, dan
dan mendayagunakan sumber daya melakukan evaluasi dan pelaporan dalam
sarana prasarana yang ada. pengelolaan biaya pendidikan. Biaya
Mengembangkan dan meningkatkan pendidikan sekolah diperoleh dari
sumber daya yang ada dengan berbagai sumber diantaranya dari APBN,
mempertimbangkan mobilitas kebutuhan APBD, dan dana yang bersumber dari
dalam upaya peningkatan mutu masyarakat. Khususnya dana yang
pendidikan sekolah. Di samping itu, bersumber dari masyarakat, kepala
sekolah juga menetapkan kebijakan- sekolah bekerja sama dengan komite

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 176
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

sekolah untuk merencanakan biaya tanggungjawab dan komitmen yang


pendidikan. tinggi. Belum lagi sikap sebagian kecil
Sekolah membuat pedoman orangtua yang masih acuh tak acuh
pengelolaan biaya operasional sekolah terhadap perkembangan anak di sekolah.
tentang sumber pemasukan, pengeluaran Ini juga menjadi salah satu penghambat
dan jumlah dana yang dikelola dan pelaksanaan MBS di sekolah.
membuat pendoman penyusunan dan Walaupun dengan adanya
pencairan anggaran sesuai dengan hambatan tersebut, kepala sekolah
perencanaannya, pembukuan semua sebagai pimpinan di sekolah, tak tinggal
penerimaan dan pengeluaran dan diam. Diperoleh hasil temuan penelitian
penggunaan anggaran, kemudian sekolah yaitu kepala sekolah telah melakukan
melaporkan penggunaannya kepada upaya-upaya untuk menanggulangi
komite sekolah dan dinas pendidikan. permasalahan tersebut dengan cara
Pedoman pengelolaan biaya investasi kepala sekolah berusaha memberikan
dan biaya operasional sekolah pemahaman mengenai MBS dalam
disosialisasikan kepada seluruh warga setiap kesempatan kepada orang tua
sekolah untuk menjamin tercapainya siswa, misalnya ketika pengambilan
pengelolaan secara transparan dan raport kenaikan kelas, dan
akuntabel, dalam penggunaannya semua menyampaikan laporan tertulis kepada
penggunaan dana dilaporkan secara pihak komite mengenai program-
transparan dalam bentuk laporan program yang telah dilaksanakan
terbuka. maupun kendala yang sekolah hadapi
Faktor penghambat dalam serta bantuan yang sekolah perlukan dari
pengimplemetasian MBS di sekolah pihak komite.
adalah peran serta komite sekolah masih MBS akan terwujud jika pengelola
kurang dalam menjadi mitra kerja kepala pendidikan mampu memberdayakan
sekolah dalam mengambil setiap stakeholder, termasuk komite sekolah,
keputusan oleh kepala sekolah yang orangtua, dan masyarakat dalam
merupakan keputusan bersama kepala menentukan kebijakan,
sekolah dan warga sekolah sehingga pengadministrasian, dan inovasi yang
dalam pelaksanaan keputusan tersebut dilakukan sekolah.
semua warga sekolah memiliki

177 Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017
ISSN 2541-2922 (Online)
ISSN 2527-8436 (Print)

SIMPULAN sekolah terkait dengan


1. Implementasi Berbasis Sekolah
program-program MBS, serta
merupakan suatu model
kendala yang dihadapi
manajemen yang memberikan
sekolah dan bantuan yang
otonomi lebih besar kepada
diperlukan sekolah.
sekolah dan mendorong
pengambilan keputusan DAFTAR PUSTAKA
partisipatif yang melibatkan
Idrus, Ali dan Fachruddin Saudagar.
secara langsung semua warga (2009). Pengembangan
Profesionalisme Guru,
sekolah termasuk guru, siswa,
Jakarta: Gaung Persada.
kepala sekolah, karyawan, orang
Bafadal, Ibrahim. (2009). Teknik Analisa
tua siswa, dan masyarakat untuk
Data Penelitian kualitatif,
meningkatkan mutu pendidikan (dalam Metodologi
Penelitian Kualitatif:
sekolah.
TinjauanTeoritis dan
2. Hambatan dalam implementasi Praktis). Malang: Unisman.
MBS di SMAN 1 Raman Utara
Mulyasa, E. (2007). Manajemen
adalah kurangnya peran serta Berbasis Sekolah: Konsep,
Strategi dan Implementasi.
komite sekolah dalam
Bandung: Remaja
pelaksanaan MBS di sekolah dan Rosdakarya.
sikap sebagian kecil orangtua
yang masih acuh tak acuh
terhadap perkembangan anak di
sekolah.
3. Upaya yang sudah dilakukan
dalam mengatasi hambatan
implementasi MBS di SMAN 1
Raman Utara adalah dengan:
a. Melakukan sosialisasi MBS
kepada orang tua siswa pada
saat pembagian raport
kenaikan kelas.
b. Menyampaikan laporan
tertulis kepada pihak komite

Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO Vol. 2. No. 2, Desember 2017 178

You might also like