Professional Documents
Culture Documents
Artikel Pengemembangan Profesi Konseling Kelompok 1
Artikel Pengemembangan Profesi Konseling Kelompok 1
DOSEN PENGAMPU :
Tanti Ardianti M.Pd. Kons
OLEH :
1. Risky Christiand (202301500376)
2. Yulita Gardis Barut (202301500546)
3. Olvin Pattiasina (202301500457)
4. Nodi Krisdayanti Waruwu (202301500454)
5. Lidya Feronika Simatupang (202301500555)
6. Akhdan Jauharul Ula (202301500560)
The general purpose of guidance and counseling is to help individuals develop themselves
optimally according to their developmental stage and predisposition (such as basic abilities
and talents), various existing backgrounds (such as family background, education,
socioeconomic status), and in accordance with the positive demands of the environment.
According to G. Caplan (in Shertzer in Marsudi, 2003: 123) formulates, '... a process of
interaction between two professional persons the consultant and the consultee who involves
the consultant's help in regard to a current problem with which he is having some difficulty ...
'(Consultation is a process of interaction between two professional individuals: a professional
consultant and a consul who requests consultant assistance, from the area of specialization
and who is in charge of the current problem. It is further explained that the person facing the
problem can be an individual or an organization called a client. It was also disclosed that
consultation is a service that helps consuls and or other parties in gaining insight,
understanding, and methods that need to be implemented in dealing with conditions and or
problems of students.
ABSTRAK
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar
belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta
sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Menurut G. Caplan (dalam Shertzer dalam
Marsudi, 2003: 123) merumuskan, a process of interaction between two professional
persons the consultant and the consultee who involves the consultant’s help in regard to a
current problem with which he is having some difficulty (konsultasi sebagai proses interaksi
antara dua pribadi profesional: konsultan yang profesional dan konsulti yang minta bantuan
konsultan, dari daerah spesialisasi dan yang berwenang terhadap masalah yang dihadapi
sekarang. Dijelaskan selanjutnya bahwa yang menghadapi masalah dapat bersifat
perorangan maupun organisasi yang disebut klien. Lebih jelasnya diungkapkan juga bahwa
konsultasi yaitu layanan yang membantu konsulti dan atau pihak lain dalam memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan
atau masalah peserta didik.
A. PENDAHULUAN
Salah satu perkembangan menarik dalam Profesi Konseling di Indonesia adalah bahwa
profesi ini masih terbuka untuk memahami perkembangan dan pembaharuan dalam upaya
mengokohkan, mempromosikan, dan menegaskan identitas profesi konseling. Profesi
konseling senantiasa terbuka untuk berkembang selaras dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta tuntutan lingkungan akademis dan profesional,
sehingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi dunia pendidikan dan
kehidupan manusia pada umumnya. Profesi konseling merupakan profesi yang menarik,
unik, mulia, dan altruistik yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia yang memiliki
keberagaman dalam mewujudkan sumber daya manusia menjadi genersi emas Indonesia
1945. Konseling merupakan profesi yang dinamis, selalu berkembang, dan menyenangkan,
bekerja dengan banyak orang dan hubungan yang mungkin bersifat pencegahan,
pengembangan, eksplorasi, pemberdayaan, perubahan dan dukungan terhadap krisis, dan
remediasi di dunia yang semakin kompleks. Komseling adalah sebuah aktivitas interdisiplin,
yang mencakup berbagai tradisi dan mazhab pemikiran, serta membuka dirinya bagi wacana
teori, riset, dan praktik. Banyak literatur tentang konseling yang dapat digunakan oleh para
konselor, calon konselor, dan pendidik konselor untuk mendalami tentang profesi konseling.
Profesi konseling mempunyai efek yang dinamis dan positif terhadap individu-individu
sasaran layanan yang sedang dalam proses menuju perkembangan optimal, kemandirian,
kebahagiaan dalam kehidupannya.
a) Tradisional
1. Bersifat reaktif
2. Pendekatan krisis (remediatif)
3. Hanya melakukan konseling individual
4. Hanya melayani siswa yang bermasalah
5. Menekankan pada layanan informasi
6. Programnya tidak terstruktur
7. Hanya dilakukan oleh konselor sendiri
b) Modern (berkembang)
1. Terprogram
2. Pendekatannya preventif dan remediatif
3. Melaksanakan bimbingan dan konseling
4. Melayani semua siswa (for all)
5.Menekankan kepada program pengembangan
6. Programnya terstruktur
7. Dilakukan oleh konselor bersama personal lainnya secara team work
Muro & Kottman, (1995:50-53) menyatakan bahwa bimbingan dan konseling perkembangan
adalah program bimbingan yang di dalamnya mengandung prinsip sebagai berikut:
1. Guidance and counseling are needed by all children.
Penyelenggraan program bimbingan diupayakan menyentuh semua siswa, program
bimbingan tidak hanya difokuskan kepada siswa yang memiliki masalah.
2. Developmental guidance and counseling a focus an children’s learning.
Suasana program bimbingan atau guru pembimbing berupaya menciptakn suasana
pembelajaran yang dimaksudkan sebagai upaya dalam menumbuhkan sikap tanggung
jawab pribadi anak dalam memahami masalah yang sedang dihadapi.
3. Counselors and teacher are cofunctionaries in developmental guidance programs.
Implementasi program bimbingan melibatkan segenap personil sekolah. Diantaranya
personil sekolah yang dilibatkan konselor yang memegang peranan sentral, baik dalam
proses penyusunan program bimbingan maupun dalam pendistribusian kerja kepada
masing-masing personil.
4. An orgnized and planned curriculum is a vital of part of developmental guidance.
Layanan bimbingan dan konseling perkembangan didasarkan pada program bimbingan
yang telah disusun secara terencana yang dituangkan dalam kurikulum bimbingan.
5. Develop guidance and counseingr is concerned with self-acceptance, self-understanding
and self enhancement.
Subtansi program bimbingan salah satunya diarahkan kepada upaya siswa untuk
memahami dirinya secara proposional, baik yang menyangkut potensi maupun
kekurangannya.
6. Develop guidance and counseling focus on the encouragement process.
Program bimbingan diarahkan pada (1) menempatkan nilai pada diri anak sebagaimana
dirinya sendiri, (2) percaya pada diri sendiri, (3) percaya akan kemampuan diri anak, (4)
pengakuan untuk bekerja dan berusaha dengan sungguh-sungguh, (5) memamfaatkan
kelompok untuk mempermudah dan meingkatkan perkembangan anak, dsb.
7. Develop guidance acknowledges directional developmental rather than definitif ends.
Konselor mengakui perkembangan anak merupakan proses ke arah kematangan yang
bisa diukur kuantitas dan kualitasnya, oleh karena itu program bimbingan harus mampu
mengukur perkembangan diri siswa baik aspek fisik maupun psikologisnya.
8. Developmental guidance while team oriented, requires the serveces of a trained
profesional.
Program bimbingan perkembangan akan lebih efektif apabila didukung oleh tim yang
memiliki standar memadai dalam melakukan program bimbingan seperti konseling
individual, konseling kelompok, pengukuran dan menganalisa perkembangan anak.
9. Developmental guidance is concerned with early identification of special needs.
Program bimbingan dilaksanakan melalui kerja sama dengan guru untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dasar yang belum tercapai oleh anak.
10. Develop guidance is concerned with the psychology of use.
Konselor tidak hanya sekedar peduli pada assesment kemampuan anak untuk belajar
melainkan pada bagaimana anak menggunakan kemampuannya.
11. Develop guidance has foundation in child psychology, child developmental and learning
theory.
Penerapan program bimbingan perkembangan memperhatikan penggunaan prinsip-
prinsip psikologi anak, psikologi perkembangan dan teori-teori belajar.
12. Develop guidance is both squential and flexible.
Subtansi program bimbingan perkembangan memperlihatkan karakteristik setiap siswa
dan dirancang secara sistematis dengan memperlihatkan fase-fase perkembangan
anak.
Program bimbingan konseling di sekolah akan efektif apabila didasarkan pada kebutuhan
nyata dan kondisi objektif perkembangan peserta didik. Program tersebut harus mampu
memberikan kemudahan-kemudahan bagi gerak peserta didik dalam menjalani alur
perkembangannya. Pelayanan bimbingan konseling berlangsung dan dipusatkan untuk
menunjang kematangan dalam perkembangan peserta didik. Karakteristik program
bimbingan dan konseling komperhensif yang pipaparkan Gysbers & Henderson (1988:
27) yaitu (a) proses pencapaian kompetensi siswa yang dilakukan oleh konselor
professional, (b) kegiatan bimbingan dilakukan secara terencana dan teratur dalam
pencapaian kompetensi siswa tertentu. Program bimbingan dan konseling komperhensif
terdiri dari layanan informasi, perencanaan individual, referal, pentapan, dan tindak
lanjut. (c) Program bimbingan dan konseling komperhensif melibatkan setiap personel
sekolah. Artinya, setiap personel sekolah memiliki tugas masing-masing dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling perkembangan untuk mencapai tujuan
sekolah. Fenomena di lapangan, tidak semua personel sekolah terlibat dalam
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di
sekolah telah menggunakan konsep bimbingan dan konseling perkembangan, akan
tetapi dalam pelaksanaannya belum berdasarkan bimbingan dan konseling
perkembangan. Guru bimbingan dan konseling di sekolah dijadikan tumpuan dalam
setiap penyelesaian permasalahan di sekolah. Sehingga tidak jarang permasalahan yang
dihadapi siswa hanya ditangani oleh guru bimbingan dan konseling tanpa campur tangan
dari wali kelas, guru mata pelajaran, atau wakasek kesiswaan. Karena itu, bimbingan dan
konseling masih dianggap hanya untuk siswa yang bermasalah, bukan untuk keseluruhan
siswa di sekolah.
3. Kep. Men. Pan nomor 84 tahun 1993 tentang jabatan fungsional guru dan
angka menegaskan tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program
bimbingan, melaksanakan program bimbingan, mengevaluasi pelaksanaan program
bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut pelaksanaan
program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggungjawabnya.
7. Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 tentang guru (bab 3: 15) yang
menyatakan bahwa salah satu persyaratan bagi pendidik yang telah menyandang
sertifikat pendidik untuk memperoleh tunjangan profesi adalah apabila pendidik
yang bersangkutan “….melaksanakan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling
atau konselor sesuai tugas beban guru bimbingan dan konseling atau konselor”.
9. SKB Mendikbud dan kepala BAKN nomor 0433/P/1993 dan nomor 25 tahun 1993
pasal 10, menyatakan bahwa penyusunan program bimbingan dan konseling adalah
membuat rencana pelayanan bimbingan dan konseling dalam bidang bimbingan
pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier.
B. METODE PENULISAN
2. Pengumpulan Data
Metode penulisan bersifat studi pustaka (library research) yaitu
metode pengumpulan data dengan cara memahami dan
mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan
dengan penelitian ini. Informasi didapat dari berbagai literatur dan
disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang diperoleh.
3. Analisis Data
Data yang terkumpul diseleksi sesuai dengan topik kajian. Kemudian
dilakukan penyusunan penulisan artikel berdasarkan data yang telah
dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat
deskriptif argumentatif.
C. SIMPULAN
Dalam artikel mengenai pengembangan profesi konseling ini, simpulan yang dapat diambil
adalah :
1. Pengembangan profesi konseling merupakan hal yang
penting untuk meningkatkan kualitas layanan konseling.
2. Metode kualitatif dapat digunakan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan
tantangan dalam profesi konseling.
3. Sumber data yang beragam seperti dokumen resmi, jurnal,
dan literatur, dapat memberikan informasi yang berharga
untuk pengembangan profesi konseling.
4. Dengan menerapkan pendekatan yang komprehensif dalam
mengumpulkan dan menganalisis data, dapat dihasilkan
rekomendasi yang relefan dan efektif untuk meningkatkan
profesi konseling secara keseluruhan.
D. UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu, dan juga kepada teman-teman
sekelompok atas kerjasama, masukan, bantuan, dan waktu yang telah diluangakan sehingga
penulisan artikel ini dapat terselesaikan sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
“Pengembangan Profesi Konseling”.
Daftar Pustaka
Syafriana Nasution, Henni dan Abdillah. 2019. Bimbingan Konseling: Konsep, Teori dan Aplikasinya.
(Medan: LPPPI)
Satriah, Lilis. 2020. Bimbingan Konseling Pendidikan. (Bandung: CV. Mimbar Pustaka)
Muro, J J dan Kottman, T. (1995). Guidance dan Counseling in The Elementary and
Suherman, Uman As. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung: Madani Production.
Blocher, Donal H. (1987). Development Counseling. Second Edition. New York: John Wiley & Sons
Gysbers, Norman C & Henderson, Patricia. (1988). Developing and Managing Your School Guidance
Program. Alexandria, Virginia: American Association for Counseling and Development
3. https://www.scribd.com/document/372100427/Landasan-Yuridis-Bk