You are on page 1of 8

ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

ANALISIS SISTEM RANTAI PASOK PT. SEMEN GRESIK


(PERSERO) Tbk
Bahrain Boru Sinaga, Gema Alif Utama, Hesti Rafianti, Kushisa Atta Jaeba,
Wiwit Afrigus
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang
Email : princes_luvflorest@yahoo.co.id, gema_utama90@yahoo.co.id, hesti_rafianti@yahoo.com,
atta_xii_ipa1@yahoo.co.id, bho_jhix@yahoo.com

Abstract
The cement industry is an industry that requires a supply chain system is structured and well
organized, it is influenced by several things, namely the level of demand for raw materials
(raw material), resources, production processes, scheduling, transportation, supplier,
allocation, distributors, retailers, product until they reach the consumer. This paper discusses
the supply chain system on PT. Semen Gresik ranging from an overview of the company,
Aggregate planning, process and production scheduling and logistics of PT Semen Gresik and
supply chain management to pursue the relationship and coordination between the processes
of other firms in the business pipelines, ranging from suppliers to give priority to current
customers as well goods between the company, since most upstream to most downstream.
The decision to determine the transportation used to distribute the products is very
important. Selection of transport strategy used to obtain the type of transport that provides
a fast time in the distribution is done by comparing the transport strategy transport using
trucks and trains. Stages of the bidding process conducted by the company Semen Gresik to
the winning vendor specified delivery of bidder list, create request for quotation, quotation
maintain vendor, price comparison, process purchase order, payments, and evaluation.
Keywords : Supply chain, logistics, strategy, supplier

1. PENDAHULUAN sangat strategis di Sumatera, Jawa dan


Sulawesi menjadikan Semen Gresik Group
Kegiatan industri tidak akan terlepas dari
(SGG) mampu memasok kebutuhan semen
keterkaitan beberapa perusahaan. Suatu
di seluruh tanah air yang didukung ribuan
perusahaan dalam memenuhi kegiatan
distributor, sub distributor dan toko-toko.
produksi hingga menghasilkan produk untuk
Semen Gresik memiliki 3 pabrik dengan
konsumen, memerlukan aliran informasi dan
kapasitas terpasang 8,2 juta ton semen per
material yang terkoordinir dengan baik dan
tahun yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur.
benar. Manajemen Rantai Pasok (Supply
Semen Gresik memiliki 2 pelabuhan, yaitu :
chain Management) merupakan ilmu yang
Pelabuhan khusus Semen Gresik di Tuban
menekanakan siklus dari keseluruhan rantai
dan Gresik.
kegiatan produksi untuk memenuhi
Perseroan ini, memproduksi berbagai
kepuasan pelanggan. Dalam manajemen
jenis semen. Semen utama yang di produksi
rantai pasok terdapat manajemen logistik
adalah Semen Portland Tipe I (OPC). Di
yang menenkankan pada transportasi,
samping itu juga memproduksi berbagai tipe
lokasi dan persediaan dalam rangkan
khusus dan semen campuran (mixed
mememenuhi kepuasan pelanggan dan
cement), untuk penggunaan yang terbatas
pemangku kepentingan. Perusahaan yang akan
dan dalam jumlah yang lebih kecil daripada
diamati untuk manajemen rantai pasok kali ini
OPC.
yaitu perusahaan semen gresik. PT. Semen
Gresik (Persero) Tbk adalah pabrik semen
yang terbesar di Indonesia. Saat ini
2. TINJAUAN PUSTAKA
kapasitas terpasang Semen Gresik Group
(SGG) sebesar 16,92 juta ton semen per 2.1 Manajemen Rantai Pasok
tahun, dan menguasai sekitar 46% pangsa
Manajemen Rantai pasok (Supply chain
pasar semen domestik.
management) adalah sebuah ‘proses
PT Semen Gresik (Persero) Tbk memiliki
payung’ di mana produk diciptakan dan
anak perusahaan PT. Semen Padang
disampaikan kepada konsumen dari sudut
(Persero) dan PT. Semen Tonasa (Persero).
struktural. Sebuah supply chain (rantai
Semen Gresik Group merupakan produsen
pasok) merujuk kepada jaringan yang rumit
semen terbesar di Indonesia. Lokasi pabrik

113 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

dari hubungan yang mempertahankan


organisasi dengan rekan bisnisnya untuk 2.3 Strategis
mendapatkan sumber produksi dalam Keputusan strategis yang dapat
menyampaikan kepada konsumen [Kalakota, dilakukan dalam sistem rantai pasok
2000]. diantaranya:
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap 1. Optimalisasi jaringan strategis,
rantai pasok adalah untuk memaksimalkan termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran
nilai yang dihasilkan secara keseluruhan gudang, pusat distribusi dan fasilitas
[Chopra, 200]. Rantai pasok yang 2. Rekanan strategis dengan pemasok
terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan suplai, distributor, dan pelanggan,
nilai yang dihasilkan oleh rantai pasok membuat jalur komunikasi untuk
tersebut. informasi amat penting dan
Menurut [Turban,2004] terdapat 3 peningkatan operasional seperti cross
macam komponen rantai suplai, yaitu: docking, pengapalan langsung dan
1. Rantai pasok Hulu/Upstream supply chain logistik orang ketiga
Bagian upstream (hulu) supply chain 3. Rancangan produk yang terkoordinasi,
meliputi aktivitas dari suatu perusahaan jadi produk yang baru ada bisa
manufaktur dengan para penyalurannya diintregasikan secara optimal ke rantai
(yang mana dapat manufaktur, suplai,manajemen muatan
assembler, atau kedua-duanya) dan 4. Keputusan dimana membuat dan apa
koneksi mereka kepada pada penyalur yang dibuat atau beli
mereka (para penyalur second-trier). 5. Menghubungkan strategi organisasional
Hubungan para penyalur dapat diperluas secara keseluruhan dengan strategi
kepada beberapa strata, semua jalan dari pasokan/suplai.
asal material (contohnya bijih tambang,
pertumbuhan tanaman). Di dalam 2.4 Arus Material dan Informasi
upstream supply chain, aktivitas yang
Tujuan dalam rantai pasok ialah
utama adalah pengadaan.
memastikan material terus mengalir dari
2. Manajemen Internal Rantai
sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian
pasok/Internal supply chain management
(parts) yang bergerak di dalam rantai
Bagian dari internal supply chain meliputi
pasokharuslah berjalan secepat mungkin.
semua proses pemasukan barang ke
Dan dengan tujuan mencegah terjadinya
gudang yang digunakan dalam
penumpukan inventori di satu lokal, arus ini
mentransformasikan masukan dari para
haruslah diatur sedemikian rupa agar
penyalur ke dalam keluaran organisasi
bagian-bagian tersebut bergerak dalam
itu. Hal ini meluas dari waktu masukan
koordinasi yang teratur. Istilah yang sering
masuk ke dalam organisasi. Di dalam
digunakan ialah synchronous [Knill, 1992].
rantai pasokinternal, perhatian yang
Teknologi informasi memungkinkan
utama adalah manajemen produksi,
pembagian cepat dari data permintaan dan
pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
penawaran. Dengan membagi informasi di
3. Segmen Rantai pasok Hilir/Downstream
seluruh rantai pasokke konsumen akhir, kita
supply chain segment Downstream (arah
bisa membuat sebuah rantai permintaan,
muara) supply chain meliputi semua
diarahkan pada penyediaan nilai konsumen
aktivitas yang melibatkan pengiriman
yang lebih. Tujuannya ialah
produk kepada pelanggan akhir. Di dalam
mengintegrasikan data permintaan dan
downstream supply chain, perhatian
suplai jadi gambaran yang akuarasinya
diarahkan pada distribusi, pergudangan,
sudah meningkatdapat diambil tentang sifat
transportasi, dan after-sales-service.
dari proses bisnis, pasar dan konsumen
akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan
2.2 Aktivitas/Fungsi
peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi
Manajemen rantai pasok ialah dengan adanya integrasi ini dalam rantai
pendekatan antar-fungsi (cross functional) pasokakan meningkatkan ketergantungan
untuk mengatur pergerakan material dan inventori minimum [Harrison, 1995].
mentah kedalam sebuah organisasi dan
pergerakan dari barang jadi keluar
organisasi menuju konsumen akhir. Secara 3. METODOLOGI PENELITIAN
garis besar, fungsi manajemen ini bisa
Tahapan sistem rantai pasok PT semen
dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan
gresik,Tbk dimulai dari gambaran umum
perencaan kapasitas, dan pengembangan
perusahaan, perencanaan Agregat, proses
rantai suplai[Harrison, 1995].
dan penjadwalan produksi dan Logistik dari

114 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

PT Semen Gresik dan manajemen rantai Tabel 2. Lokasi Gudang Penyangga Semen
pasok dengan mengusahakan hubungan dan Gresik beserta Kapasitas Penyimpanan
koordinasi antar proses dari perusahaan- Semen.
Kapasitas
perusahaan lain dalam business pipelines, Propins i Lokasi Gudang Pe nyangga
(Zak)
Jawa Barat Narogong (SWABINA) 70.000
mulai dari suppliers sampai kepada Bandung (Swabina) 45.000
pelanggan juga mengutamakan arus barang Tasik Malaya (WA)
Cibitung (VUB)
50.000
40.000
antar perusahaan, sejak paling hulu sampai Serang (WA) -
Bogor (WA) 26.000
paling hilir. Cirebon (WA) 12.000
Jawa Tengah Magelang (SWABINA) 40.000
Sayung (VUB) 91.200
3.1 Manajemen Permintaan Alas Tuwo (VUB)
Mojopahit (VUB)
-
15.000
Purwekorto (SWA) 40.000
Semen gresik mendapatkan informasi Tegal (SWABINA) 25.000
Solo (VUB) 80.000
permintaan semen berdasarkan laporan Kudus (KWSG) -
penjualan semen dari tahun-tahun Di Yogyakarta Lempuyang (SWA)
Janti (SWABINA)
45.000
40.000
sebelumnya. Permintaan semen dari tahun Jawa Timur Margomulyo (WA) 80.000
Bangkalan (SWA) 35.000
ke tahun semakin meningkat seiring dengan Tanjung Wangi (KWSG) 60.000
Swabina Gresik 75.000
perkembangan pembangunan di Indonesia. Bali Denpasas (Wira Bakti) 26.750
Berikut ini rekaptulasi permintaan semen Singaraja (WIROKA INDAH)
Kediri Tabanan (BGR)
-
-
gresik untuk pulau Jawa beserta kapasitas Total Kapasitas Gudang Pe nyangga 895.950

volume produksi semen gresik pada tahun (Sumber: www.semengresik.com)


2010 :
Tabel 1. Rekaptulasi Permintaan Semen Gresik 3.1.2 Manajemen Kualitas
untuk Pulau jawa tahun 2010
Bulan
Permintaan Se men Volume Produksi Manajemen kualitas dilakukan untuk
(ton) (ton)
Januari 1,803,307 868,345 mempertahankan kulaitas dan loyalitas
Februari 1,569,062 689,529 pelanggan terhadap produk. Produk semen
Maret 1,740,914 722,568
April 1,685,254 616,902 diatur menurut standar internasional yaitu
Mei 1,760,545 627,136 ASTM dan standar nasional bagi semen yang
Juni 1,854,545 680,518
Juli 2,101,976 827,634 beredar di Indonesia yaitu Standar Nasional
Agustus 2,025,694 846,543
September 1,285,852 559,839
Indonesia (SNI).
Oktober 2,117,606 885,4
November 1,837,341 739,381
Desember 2,155,525 867,587
3.2 Proses Produksi
(Sumber: www.semengresik.com) Proses Produksi semen gresik terdiri
dari 2 jenis yaitu proses basah dan proses
3.1.1 Perencanaan Kapasitas kering. Berikut adalah gambaran flow
Perencanaan kapasitas dilakukan process aliran produksi semen gresik.
untuk memenuhi permintaan pasar terhadap
semen yang terus meningkat. Perencanaan
kapasitas yang dilakukan dengan
menggunakan metode level strategi dan
overtime.
Perencanaan agregat diawali dengan
melakukan peramalan untuk 12 periode
berikutnya terhadap permintaan semen
gresik. Peramalan dilakukan dengan
mengguankan software minitab. Peramalan
dilakukan dengan trend analysis dengan
metode exponensial growth. Order dari
distributor dapat dipenuhi dari pabrik
maupun gudang penyangga. Berikut ini
lokasi gudang penyangga berserta kapasitas
yang dimiliki :
Gambar 1. Diagram Produksi semen Proses
basah (Sumber: anonim.flow
production process semen
gresik.http.wikipedia)

115 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3.4 Logistik
3.4.1 Pergudangan Produk
Untuk menjangkau wilayah pemasaran
yang tersebar di seluruh wilayah geografis
yang luas sesuai dengan lokasi unit
produksinya, Perseroan memiliki jaringan
distribusi yang tersebar dari ujung Barat
sampai ujung Timur Indonesia. Jaringan
distribusi Perseroan,terdiri atas distributor
yang tersebar diseluruh pelosok Nusantara.
Lokasi pabrik di tiga kawasan strategis,
Semen Padang di wilayah barat, Semen
Gresik di tengah, dan Semen Tonasa di
wilayah timur Indonesia,memberikan
keunggulan kompetitif dan komparatif dalam
manajemen distribusi dan kontinuitas
pasokan. Suatu keunggulan Perseroan yang
Gambar 2. Diagram Produksi semen Proses mendukung pertumbuhan berkelanjutan di
kering (Sumber: anonim.flow tengah persaingan pasar yang makin ketat.
production process semen
gresik.http.wikipedia)

3.3 Mekanisme Pemilihan Pemasok


Mekanisme pemilihan pemasok
(vendor) merupakan hal penting yang harus
dikelola dengan baik oleh perusahaan.
Klasifikasi barang yang harus dibeli oleh
perusahaan manufaktur antara lain, bahan
baku dan komponen untuk kebutuhan
produksi, capital equipment seperti mesin
dan peralatan jangka panjang, suku cadang
mesin, alat tulis kantor, dan sebagainya.
Berikut ini proses pembelian rutin dan
lelang tender :

Gambar 3.Jaringan lokasi Pabrik Semen


Gresik Group (SGG)
(sumber:www.semengresik.com)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Perencanaan Kapasitas
Peramalan dilakukan dengan
mengguankan software minitab. Peramalan
dilakukan dengan trend analysis dengan
metode exponensial growth. Berikut ini tabel
hasil permalan dengan trend analysis:

Gambar 3. Flowchart Pembelian lelang/


Tender

116 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 4. Hasil Peramalan 12 Periode dengan dan 18 berupa biaya sewa gudang,
Trend Analysis administrasi, asuransi, dan bertambahnya
Periode Hasil Peramalan
13 2069660
modal. Stategi Overtime.
14 2125387 2. Strategi Overtime
15 2185094
16 2248779 Strategi ini dilakukan dengan melakukan
17 2316444 penambahan jumlah jam kerja. Diasumsikan
18 2388088
19 2463712 hari kerja sama dengan 6 hari seminggu
20 2543314 dengan rata-rata running mesin 18 jam
21 2626896
22 2714457 dalam sehari. Berarti selama satu tahun
23 2805997 tersedia hari kerja selama 300 hari (5400
24 2901517
jam kerja).
Kapasitas produksi semen gresik
Trend Analysis Plot for permintaan sebesar 9.000.000 ton/tahun. Berarti dalam
Quadratic Trend Model
Yt = 1707313 + 2008*t + 1990*t**2 satu hari bisa memproduksi semen sebanyak
3000000 Variable
A ctual
30000 ton. Jika dikonversikan kedalam
Fits
Forecasts
satuan waktu, maka untuk memproduksi 1
2500000 A ccuracy Measures
MA PE 9.51426E+00
ton semen membutuhkan waktu selama
permintaan

MA D
MSD
1.58698E+05
4.86497E+10
0.0162 menit 0.00027 jam). Dengan artian
2000000 dalam selang waktu 0.00027 jam
menghasilakn 1 ton semen. Diasumsikan
1500000
ongkos Lembur : Rp 20.000/jam.

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Tabel 6. Perencanaan Kapasitas dengan
Index Strategi Overtime
Gambar 3. Grafik Peramalan Permintaan Jam yang Jam yang
Periode Permintaan Ongkos Total ongkos
dibutuhkan per tersedia Lembur (jam)
Semen Gresik untuk 12 periode ke (ton)
bulan (jam) (jam)
Lembur (Rp) (Rp)

13 2069660 1,242 450 792 15,835,920 15,835,920


Berikut ini perencanaan kapasitas yang 14 2125387 1,275 450 0 0 15,835,920
dilakukan dengan metode level strategi dan 15 2185094 1,311 450 861 17,221,128 33,057,048
overtime 16 2248779 1,349 450 899 17,985,348 51,042,396
1. Level strategi 17 2316444 1,390 450 940 18,797,328 69,839,724
Pada strategi ini, perencanaan kapasitas 18 2388088 1,433 450 983 19,657,056 89,496,780
yang dilakukan dengan mengubah level 19 2463712 1,478 450 1,028 20,564,544 110,061,324
20 2543314 1,526 450 1,076 21,519,768 131,581,092
produksi. Kelebihan produksi yang terjadi
21 2626896 1,576 450 0 0 131,581,092
pada periode permintaan rendah disimpan 22 2714457 1,629 450 1,179 23,573,484 155,154,576
sebagai persediaan yang nantinya 23 2805997 1,684 450 1,234 24,671,964 179,826,540
dipergunakan untuk menutupi kekurangan 24 2901517 1,741 450 1,291 25,818,204 205,644,744
produksi pada waktu terjadi permintaan Total Biaya 1,188,957,156
yang lebih tinggi.
Initial inventory didapatkan dari kapasitas Berdasarkan hasil total ongkos yang
gudang penyangga sebesar: 44,7975 ton didapatkan dari tabel 2.4, strategi overtime
memerlukan biaya yang sangat besar yaitu
Tabel 5. Perencanaan kapasitas dengan metode
Level Strategi sebesar Rp 1.188.957.156/tahun.
Demand Forecast Production Inventory Adjusted
Perusahaan dapat memilih strategi-startegi
Periode yang cocok untuk melakukan perencanaan
(ton) Level (ton) (ton) Inventory (ton)
13 2069660 2449112.083 379452.0833 379496.8808 kapasitas guna memenuhi permintaan sesuai
14 2125387 2449112.083 323725.0833 323769.8808 dengan kemampuan perusahaan.
15 2185094 2449112.083 264018.0833 264062.8808 Berikut ini pendukung kapasitas lain
16 2248779 2449112.083 200333.0833 200377.8808 yang dibar-baru ini dilakukan oleh
17 2316444 2449112.083 132668.0833 132712.8808 Perusahaan Semen Gresik untuk
18 2388088 2449112.083 61024.08333 61068.88083 meningkatkan kapasitas produksi semen :
19 2463712 2449112.083 -14599.91667 -14555.11917 1. Peningkatan kapasitas pabrik.
20 2543314 2449112.083 -94201.91667 -94157.11917
a. Peningkatan kapasitas produksi Pabrik
21 2626896 2449112.083 -177783.9167 -177739.1192
Tuban I yang sebelumnya 7.500 ton
22 2714457 2449112.083 -265344.9167 -265300.1192
2805997
per hari, kini menjadi 9.000 ton per
23 2449112.083 -356884.9167 -356840.1192
24 2901517 2449112.083 -452404.9167 -452360.1192
hari.
b. Peningkatan kapasitas produksi Pabrik
Tuban II dan III ditingkatkan
Berdasarkan Tabel dapat diketahui kapasitasnya masing-masing dari
strategi ini menimbulkan biaya penyimapan 7.800 ton menjadi 8.200 ton per hari.
persediaan pada periode 13,14,15,16,17,

117 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

2. Pembelian Mesin baru “"Coal Mill" baru d. Untuk mengurangi mean tardiness:
berkapasitas 80 ton per jam. Coal Mill menggunakan metode SPT, EDD, dan
digunakan untuk meningkatkan efisiensi, slack lalu dilanjutkan dengan algoritma
menyusul adanya perubahan Wilkerson-Irwin
pemanfaatan batubara dari kalori tinggi e. Untuk mengurangi number of tardy job:
ke batubara kalori sedang dan rendah, menggunakan metode EDD lalu dilanjut
untuk bahan bakar produksi. dengan algoritma hodgon
3. Untuk mendukung kecepatan distribusi ke f. Untuk meminimalkan maximum tardiness
seluruh pelosok nusantara dan : menggunakan metode EDD
meningkatkan efisiensi dan jaringan
distribusi, Pembangunan pabrik Tingkat permintaan semen dari periode
pengepaka (packing plant) Semen Gresik ke periode berpotensi terjadi kendala dalam
di Dumai dan dimulainya pembangunan pendistribusian semen karena tidak
pabrik pengepakan di Sorong, Papua. terpenuhinya permintaan.
Pabrik pengepakan Dumai berkapasitas Tidak lancarnya distribusi berdampak
produksi 300.000 semen kantong dan terhadap melambungnya harga semen, hal
450.000 ton semen curah per tahun. ini memberikan kerugian terhadap
Sedangkan unit di Sorong yang masyarakat umumnya. Salah satu penyebab
rencananya mulai dibangun pada 2011, tidak lancarnya proses pendistribusian
mampu berproduksi 600.000 semen disebabkan karena proses penjadwalan
kantong per tahun. produksi yang tidak terschedule dengan
baik. Oleh karena itu diperlukan proses
4.2 Penjadwalan Produksi penjadwalan produksi yang tepat.
Berdasarkan kriteria pemilihan metode
Semen gresik merupakan perusahaan
yang diatas, metode yang paling tepat
dengan tipe parallel mesin. Metode-metode
dalam penjadwalan produksi semen yaitu
yang dapat digunakan untuk penjadwalan
penggunaan metode Earlies Due Date
produksi dengan mesin yang paralel antara
(EDD), karena metode ini cocok digunakan
lain:
untuk meminimalkan maksimum
a. Metode Shortest Processing Time (SPT)
keterlambatan. Dengan demikian diharapkan
b. Metode Longest Processing Time (LPT)
permintaan konsumen dapat terpenuhi tepat
c. Metode Earliest Due Date (EDD)
waktu sehingga kestabilan harga semen di
d. Aturan Slack
pasaran bisa dipertahankan.
e. Algoritma Wilkerson-Irwin
f. Algoritma Hodgson
4.3 Pengelolaan Pemasok
Sedangkan Kriteria-kriteria yang dapat
digunakan sebagai dasar pemilihan metode Pemasok Bahan Baku :
penjadwalan yang sesuai antara lain 1. Bahan baku Batu kapur
(Nasution 2003:172): Lahan batu kapur yang dimiliki PT.
a. Mean flow time: rata-rata waktu tinggal Semen Gresik berkisar 797,44 hektar,
pekerjaan sistem sehingga pemasok untuk bahan baku
b. Makespan: waktu penyelesaian semua batu kapur dipenuhi PT. Semen Gresik
pekerjaan sendiri. Batu kapur diperoleh dari lokasi
c. Tardiness: keterlambatan yang telah dikuasai oleh perusahaan,
d. Mean tardiness: rata-rata waktu terletak di area pabrik.
keterlambatan 2. Bahan baku Tanah Liat
e. Maximum tardiness: keterlambatan Tanah liat seperti halnya batu kapur, juga
maksimum diperoleh di sekitar pabrik yang telah
f. Number of tardy job: jumlah pekerjaan dikuasai perusahaan.
yang terlamabat 3. Bahan baku Silica
Metode-metode penjadwalan yang tepat Pasir silika sebagai bahan baku untuk
berdasarkan kriteria-kriteria tersebut antara mengoreksi komposisi kimia tanah liat,
lain: tersedia di sekitar lahan dekat pabrik.
a. Untuk meminimalkan mean flow time: Jumlah pemakaian pasir silica 3 % dari
menggunakan metode SPT kebutuhan bahan baku. Pasir silica juga
b. Untuk meminimalkan mekespan dan tersedia cukup banyak di beberapa
mean flow time: menggunakan metode daerah yang dekat lokasi pabrik.
LPT lalu dilanjut dengan SPT 4. Gypsum
c. Untuk mengurangi tardiness: Gypsum digunakan untuk mengendalikan
menggunakan aturan slack kecepatan pengerasan semen, yang
dalam pemakaiannya mengambil persi

118 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4%- 5% berat yang dicampurdengan Berikut ini juga beberapa contoh indikator
kelinker 95% - 96% pada penggilingan dari setiap kriteria dalam evaluasi pemasok
semen. Gypsum ini di peroleh dari dalam sebagai berikut (Gaspersz, 2002):
negeri, yaitu dari PT. Petrokimia Gresik 1. Keadaan umum pemasok
dan impor dari Thailand, Australia, dan a. Ukuran atau kapasitas produksi
Filipina. b. Kondisi finansial
Terkait untuk pemasok bahan baku c. Kondisi operasional
batubara, kertas kraft, belt conveyor, brick, d. Fasilitas riset dan desain
castable dan suku cadang sejenis., dikelola e. Lokasi geografis
dengan menerapkan vendor management f. Hubungan dagang antar industry
dalam rangka identifikasi, evaluasi dan 2. Keadaan pelayanan
hubungan kerjasama dengan pemasok. a. Waktu penyerahan material
Pemasok Bahan Tambahan atau Bahan b. Kondisi kedatangan material
Lainnya : c. Kuantitas pemesanan yang ditolak
1. Bahan baku Batubara d. Penanganan keluhan dari pembeli
Batubara merupakan salah satu bahan e. Bantuan teknik yang diberikan
baku untuk pembuatan semen. Pemasok f. Informasi harga yang diberikan
untuk batu bara ini adalah dipenuhi dari 3. Keadaan material
PT. Batubara Bukit Asam. a. Kualitas material
2. Bahan Baku Kertas Kraft merupakan b. Keseragaman material
salah satu bahan baku untuk pengepakan c. Jaminan dari pemasok
semen. Kertas kraft ini dipenuhi oleh PT. d. Keadaan pengepakan (pembungkusan)
Kertas Krfat Aceh.
3. Energi Listrik sangat dibutuhkan dalam Dari ketiga kriteria tersebut, bobot
produksi semen,kebutuhan energi listrik (berdasarkan tingkat kepentingan yang
dipenuhi dari PLN dan pembangkit milik terbesar diberikan pada kriteria keadaan
PT. Semen Gresik. material, karena keadaan material akan
Berikut ini, elemen-elemen yang diperlukan mempengaruhi kinerja fungsi produksi dan
dalam pemilihan vendor (pemasok) operasi khususnya kualitas produk.
diantaranya: Selanjutnya dilakukan penilaian untuk setiap
1. Catalouge Produk indikator dan dihitung total skor-nya.
Vendor harus menyediakan catalouge
produk untuk mempermudah perusahaan 4.4 Strategi Transportasi
dalam mencari barang yang diinginkan.
Keputusan untuk menentukan
Sebaiknya vendor menyediakan informasi
transportasi yang digunakan untuk
yang lengkap mengenai produknya
mendistribusikan produk merupakan hal
seperti nama produk, gambar, harga,
yang sangat penting. Pemilihan Strategi
dimensi, dan spesisifikasi-spesifikasi
transportasi digunakan untuk mendapatkan
lainnya.
jenis transportasi yang memberikan waktu
2. Reference list
yang cepat dalam pendistribusian mencapai
Terdapat list-list perusahaan lain yang
tujuan tersebut, berikut ini strategi
dapat dijadikan referensi bagi perusahaan
transportasi darat dengan membandingkan
Semen Gresik bahwa vendor yang dipilih
tranportasi menggunakan Kereta Api dengan
memiliki network yang baik dengan
angkutan jalan (truk, trailer dan container.)
perusahan-perusahaan lainnya..
produk dan memberikan biaya operasional
3. Company profile
serta biaya infrastruktur yang rendah.
Profile perusahaan juga dapat dijadikan
Terdapat penelitian yang dilakukan oleh
pertimbangan untuk memilih vendor yang
SUDIHARTO, Program Pasca Sarjana
diinginkan. Misalnya dengan mengetahui
Universitas Brawijaya, Agustus 2001.
gambaran umum perusahaan, jumlah
Analisis Perbandingan Antara Moda Truk
pekerja, dapat memberikan informasi
Dengan Kereta Api Guna Kelayakan
tambahan seberapa reliable perusahaan
Investasi Jalur Kereta Api Angkutan Semen
pemasok tersebut.
Tuban. Berikut ini Analisisnya:
4. Uji Coba produk
a. Kereta Api
Barang baru yang datang dari vendor
Kereta api sebagai sarana transportasi
sebelum ditetapkan menjadi vendor
pada umumnya dipilih karena
pemasok dilakukan uji coba terlebih
kemampuannya mengangkut muatan dalam
dahulu, untuk mengetahui bahwa produk
jumlah besar melalui jarak yang jauh,
telah sesuai dengan spesifikasi yang
mengangkut penumpang dalam jumlah
dibutuhkan perusahaan.
besar untuk jarak sedang, dan sebagai

119 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120


ISSN 2088-4842 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

sarana angkutan komuter di kota-kota 5. KESIMPULAN DAN SARAN


besar.
5.1 Kesimpulan
Bagi PT KAI jalur ini diposisikan sebagai
produk pasar angkutan semen dalam PT Semen Gresik memiliki ratusan
klasifikasi pasar rendah (KA barang biasa/ bahkan ribuan pemasok, produk-produk
regular dengan pendapatan lebih rendah dari yang dihasilkan oleh perusahaan
BOT/ isi) (PERUMKA, 1998). Kuantitas didistribusikan oleh beberapa pusat distribusi
pengangkutan mencapai 7,5 % dari produksi yang melayani ratusan bahkan ribuan
pabrik semen Tuban atau 1.125 s/d 1.200 distributor, retailer, pedagang kecil, dan
ton/ hari. sebagainya.
b. Transportasi jalan (truk,tronton,trailer) Keputusan dalam menentukan
Berbeda dengan moda truk dalam proses transportasi yang digunakan untuk
distribusi semen dari pabrik semen Tuban mendistribusikan produk merupakan hal
yang digunakan mencapai 75 % dari yang sangat penting. Pemilihan Strategi
produksi atau 11.250 s/d 12.000 ton per transportasi digunakan untuk mendapatkan
hari. Dengan kondisi yang kontra produktif jenis transportasi yang memberikan waktu
tersebut PT KAI berupaya meningkatkan yang cepat dalam pendistribusian mencapai
kualitas pelayanannya. Salah satunya tujuan tersebut. strategi transportasi Kereta
dengan membuka jaringan jalan baru dan Api dengan angkutan jalan (Truk, trailer
meningkatkan operasi pada lintas cabang dan container.) produk dan memberikan
Tuban Babat. biaya operasional serta biaya infrastruktur
Penelitian yang dilakukan oleh yang rendah.
SUDIHARTO ini mencoba mengestimasi
kemungkinan pembukaan jaringan jalan 5.2 Saran
baru lintas cabang Merakurak Tuban Babat
dalam kaitannya dengan angkutan semen 1. Agar perusahaan selalu dapat
Tuban, sebagai faktor pemilihan moda memimpin dalam berkompetisi di
angkutan semen bagi perusahaan tersebut. pasaran, cara-cara baru yang lebih
Evaluasi antar moda yakni truk dan kereta inovatif perlu ditemukan atau
api dilakukan dengan membandingkan biaya dikembangkan. Penerepan konsep Just
dan manfaat yang didapat secara ekonomis In Time, Vendor Managed Inventory
bagi perusahaan semen. Sementara bagi (VMI), Global Pipeline Management
perusahaan kereta api (dalam hal ini PT KAI) (GPM), dapat dilakukan untuk lebih
dengan dibangunnya jaringan jalan rel baru meningkatkan produktivitas dan
antara Merakurak Tuban, dari sudut mendukung perusahaan agar tetap
pandang investasi, kelayakan operasi pada bertahan dipasaran.
jalur kereta api lintas cabang Merakurak 2. Strategi transportasi dapat dilakukan
Tuban Babat akan dapat dievaluasi. Analisis dengan menggunakan tranportasi
moda angkutan semen, didapat : menggunakan Kereta Api dibandingkan
dnegan angkutan jalan (Truk, trailer
Tabel 7. Perbandingan moda angkutan semen dan container.) karena kereta api
Truk dengan Kereta Api memberikan biaya operasional serta
[sumber:Sudiharto] biaya infrastruktur yang rendah.
Tingkat Keuntungan Biaya
Analisis Biaya %
Truk KA
Metode Satuan Teknis Rp. 92.883.929.170 /th Rp.76.719.867.890 /th 17,40 DAFTAR PUSTAKA
Biaya Perjalanan Rp. 15.134,139 .km Rp. 11.416,622 .km 24,56 [1] Harrison, Logistic and Supply Chain,
Biaya Lingkungan Institute Of Operation Research And The
1. Polusi Udara Rp. 10.595.459.490 Rp. 3.274.766.573 69,09 Management Sains, 1995.
2. Kebisingan Rp. 1.435.158.370 Rp. 673.666.266,6 53,06 [2] J. Naylor, Operation Management, British
Waktu Perjalanan 216.140,83 jam 137.544,17 jam 36,36 Journal of Surgery Society Ltd, 1995.

Dari tabel dapat diketahui, bahwa biaya


transportasi dengan menggunakan truk lebih
besar dan memerlukan waktu yang lebih
lama dibandingkan dengan menggunakan
jalur kereta api.

120 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 10 No. 1, April 2011:113-120

You might also like