You are on page 1of 8

EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran

Volume 2 Number 2 Januari 2023 page 130-137


p-ISSN: 2808-358X and e-ISSN: 2809-0632
Doi: https://doi.org/10.26858/edustudent.v2i2.39145

IMPLEMENTASI BUDAYA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK


KARAKTER PESERTA DIDIK
Nurfatimah 1, Sitti Habibah 2, Sumarlin Mus 3
1,2,3
Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
Email: nurfatimahpakja@gmail.com, sitti.habibah@unm.ac.id, sumarlin.mus@unm.ac.id

Artikel info
Abstrack: The purpose of this study is to determine the implementation
Artikel history: of school culture in shaping the character of students related to religion,
Received; Nopember nationalism, independence, mutual assistance, and integrity. This
Revised:Desember research approach is qualitative with a descriptive type of research. Data
collection techniques include observation, interviews, and
Accepted;Januari
documentation. Data analysis techniques use data collection, data
reduction, data presentation, conclusion drawing. Checking the validity
of data using triangulation techniques. The results showed that: 1)
Religious character, applied through routine and spontaneous
habituation including dhuha prayer every Friday, reading prayers before
and after learning, ablution practice, memorizing short surahs, and
memorizing asmaul husna. 2) Nationalism character, applied through
routine habituation including ceremonial exercises every Saturday,
scouts every month. Then in class, namely memorizing the name of the
hero, memorizing the youth oath, proclamation where this habituation is
integrated into subjects based on the learning theme, and before entering
the class doing a line of marching while memorizing student promises. 3)
The character of Self-Reliance, applied through routine, spontaneous,
and exemplary cleaning which includes cleaning outside and inside the
classroom, reading, drawing, doing assignments or homework, lining up,
preparing to start lessons, preparing shoes and storing on shoe racks. 4)
The character of Gotong Royong, through routine, spontaneous, and
exemplary habituation which includes service work every Friday, mutual
help, and a scheduled class picket schedule every day. 5) Integrity
character, applied through routine habituation and example, which
includes obeying the rules that apply in schools.
Abstrak.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi
budaya sekolah dalam membentuk karakter peserta didik terkait
dengan religius, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan
integritas. Pendekatan Penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan
kesimpulan. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Karakter
Religius, diterapkan melalui pembiasaan rutin dan spontan
diantaranya sholat dhuha setiap hari jumat, membaca doa
sebelum dan sesudah belajar, praktek wudhu, menghafal surah-
surah pendek, dan menghafal asmaul husna. 2) Karakter
Nasionalisme, diterapkan melalui pembiasaan rutin diantaranya
latihan upacara setiap hari sabtu, pramuka setiap bulan.

130
131 | EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran

Kemudian di dalam kelas yaitu menghafal nama pahlawan,


menghafal sumpah pemuda, proklamasi dimana pembiasaan ini
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran berdasarkan tema
pembelajaran, serta sebelum masuk kelas melakukan baris berbaris
sambal menghafalkan janji murid. 3) Karakter Kemandirian,
diterapkan melalui pembasaan rutin, spontan, dan keteladanan
yang mana di antaranya membersihkan di luar dan di dalam kelas,
membaca, menggambar, mengerjakan tugas atau PR, baris
berbaris, menyiapkan untuk memulai pelajaran, menyiapkan
sepatu dan menyimpan di rak sepatu. 4) Karakter Gotong
Royong, melalui pembiasaan rutin, spontan, dan keteladanan
yang mana di antaranya kerja bakti setiap hari jumat, saling tolong
menolong, serta adanya jadwal piket kelas yang sudah terjadwal
setiap harinya. 5) Karakter Integritas, diterapkan melalui
pembiasaan rutin dan keteladanan yang mana di antaranya
menaati tata tertib yang berlaku di sekolah.

Keywords: Coresponden author:


Budaya Sekolah, Jalan: Tamalate 1 Tidung Makassar
Karakter Peserta Email: nurfatimahpakja@gmail.com
Didik

artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC BY-NC-4.0

PENDAHULUAN Ranah seharusnya, penddikan adalah


masalah pembudayaan. Suatu proses
Pendidikan merupakan suatu proses yang pemanusiaan manusia menjadi bernilai
diperlukan untuk mendapatkan keseimbangan manusiawi. Akan tetapi, pada ranah
dan kesempurnaan dalam perkembangan kontekstual terjad pemutarbalikan, pendidikan
individu maupun masyarakat. Penekanan justru seolah suatu proses dehumanisasi.
pendidikan dibanding dengan pengajaran Bukan menjadikan manusia beradab,
terletak pada pembentukan karakter dan melainkan pendidikan justru membiadabkan
kepribadian individu maupun kelompok. manusia. Korupsi pada umumnya yang
Pendidikan juga merupakan sebuah aktivtas dilakukan kaum terdidik adalah bukti nyata.
yang memiliki maksud tertentu yang dirahkan Padahal, secara historis menunjukkan bahwa
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius
manusia baik sebagai manusia ataupun dan beradab. Tidak hanya itu, masalah besar
sebagai masyarakat dengan sepenuhnya. yang dihadapi bangsa saat ini yaitu
Undang-Undang Republik Indonesia perkelahian antar pelajar, seks bebas, sikap
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem tidak etis terhadap guru, pelanggaran tata
Pendidikan Nasional yang dalam pasal 3 tertib sekolah, siswa menyontek, masih
ditegaskan bahwa pendidikan nasional minimnya prestasi yang dicapai para pelajar,
berfungsi mengembangkan kemampuan dan sampai pada masalah komersialisasi
membentuk watak serta peradaban bangsa, pendidikan mengakibatkan adanya ancaman
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan penurunan nilai karakter dapat memengaruhi
kehdupan bangsa, bertujuan berkembangnya kehancuran bangsa. Ketika karakter anak
potensi peserta didik agar menjadi manusia bangsa rusak, maka tujuan pendidikan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan nasionalpun tidak dapat terwujud merupakan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, akibat terjadinya perubahan lingkungan global
berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang melanda seluruh dunia.
negara yang demokratis serta bertanggung Hal utama yang menjadi pegangan dalam
jawab. menghadapi permasalahan tersebut terdapat
Implementasi Budaya Sekolah (Nurfatimah, Sitti Habibah, Sumarlin Mus)| 132

pada penguatan karakter karena karakter merupakan suatu pembiasaan yang diterapkan
seseorang akan berdampak besar terhadap oleh sekolah dan dipraktekkan oleh warga
kualitas suatu bangsa. Sekolah adalah lembaga sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan
formal dalam membentuk kepribadian siswa. mutu pendidikan yang dilandasi nilai-nilai,
Menanamkan kepribadian kepada siswa tradisi yang diyakini sebagai suatu pemecahan
sangat tepat dilakukan ketika masih berada di masalah di setiap sekolah.
sekolah dasar Syafira & Ramadan, (2021). Peneliti melakukan observasi awal yang
Dapat dipahami bahwa, penataan dilakukan pada tanggal 29 September 2021
kembali atau transformasi pendidikan nasional yang bertujuan untuk meminta izin kepada
Indonesia tersebut dapat dimulai dengan kepala sekolah dan untuk mengetahui
menempatkan kembali karakter sebagai ruh gambaran atau kondisi sekolah melalui
atau dimensi terdalam pendidikan nasional. wawancara antara kepala sekolah dan peneliti.
Oleh karena itu, selain pengembangan Berdasarkan hasil observasi awal yang
intelektualitas, pengembangan karakter peserta didapatkan, UPT SD Negeri 8 Bontoramba
didik sangat penting dalam sistem pendidikan merupakan salah satu sekolah di Kabupaten
nasional indonesia. Namun, penanaman nilai- Jeneponto yang terletak di Dusun
nilai karakter bangsa bukan hanya menjadi Karampuang, Desa Datara, Kec. Bontoramba,
tanggung jawab pemeritah saja, melainkan Kab. Jeneponto. Peneliti menemukan
menjadi tanggung jawab semua pihak beberapa budaya sekolah yang sudah
termasuk pendidikan formal yang lebih diterapkan di UPT SD Negeri 8 Bontoramba
berperan dalam pendidikan. Mengingat yang memuat lima nilai karakter yaitu religius,
pentingnya karakter dalam membangun nasionalisme, kemandirian, gotong royong,
sumber daya manusia sebagai pondasi dan integritas. Temuan yang didapatkan dari
pembangunan bangsa, maka lembaga nilai religius yaitu menyalami guru ketika
pendidikan khususnya sekolah dipandang datang ke sekolah dan pulang sekolah,
sebagai tempat strategis untuk membentuk mengucapkan salam setiap masuk kelas,
karakter peserta didik. Berdasarkan hal berdoa sebelum dan sesudah belajar,
tersebut, salah satu solusi yang dapat menghafal asmaul husna setiap pulang
digunakan dalam meningkatkan karakter sekolah. Nilai nasionalisme yaitu melakukan
peserta didik adalah budaya sekolah. upacara bendera setiap hari senin,
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu-
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 lagu nasional lainnya. Nilai kemandirian yaitu
Tahun 2015 pasal 1 tentang Penumbuhan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Budi Pekerti, dinyatakan bahwa Penumbuhan secara mandiri tanpa bantuan orang atau
Budi Pekerti yang selanjutnya disingkat PBP teman kelas. Nilai gotong royong yaitu kerja
adalah kegiatan pembiasaan sikap dan bakti setiap hari jumat, guru menerapkan
perilaku positif di sekolah yang dimulai sejak jadwal piket kelas setiap hari senin-sabtu, guru
dari hari pertama sekolah, masa orientasi memberikan tugas secara berkelompok agar
peserta didik baru untuk jenjang sekolah bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang
menengah pertama, sekolah menengah atas diberikan oleh guru. Nilai integritas yaitu
dan sekolah menengah kejuruan, sampai kepala sekolah dan guru menerapkan tata
dengan kelulusan sekolah. tertib di dalam maupun di luar kelas untuk
Pada era globalisasi, sekolah wajib dipatuhi oleh peserta didik seperti, menyapa
menciptakan budaya positif untuk guru dengan sopan, melewati guru dengan
mempersiapkan generasi milenial pada sains, permisi, meminta izin ketika keluar kelas,
teknologi, serta karakter. Setiap tahun pasti memakai atribut lengkap ke sekolah.
ada pergantian komponen sekolah, kelas Adapun alasan dalam memilih judul ini
kelulusan, peserta didik baru, pengajar serta dan meneliti di sekolah tersebut karena dilihat
staf. Tujuan sekolah yaitu menciptakan dari sekolah tersebut masih kurangnya
budaya sekolah yang dapat menciptakan tertanam karakter peserta didik yang dilihat
kebiasaan dengan menerapkan nilai-nilai dari observasi awal yang dilakukan, masih ada
sekolah (regiliusitas, nasionalisme, beberapa siswa yang menyepelekan tata tertib
kemandirian, gotong royong, dan integritas sekolah yang berlaku, seperti tidak memakai
Tuati et al., (2020). Pendapat di atas, dapat atribut lengkap ke sekolah, keluar masuk di
disimpulkan bahwa budaya sekolah kelas pada saat jam pelajaran, dan mencontek
133 | EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran

pada teman kelas yang disebabkan masih interaktif dan berlangsung secara terus
kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh menerus sampai tuntas, sehingga datanya
kepala sekolah dan guru mengenai budaya sudah jenuh.
sekolah yang diterapkan karena karakter yang
berkualitas perlu dibentuk sejak dini salah HASIL DAN PEMBAHASAN
satunya di sekolah dasar, apabila kita gagal A. Hasil Penelitian
dalam penanaman karakter pada peserta didik, a. Karakter Religius
maka akan membentuk pribadi yang Berdasarkan hasil wawancara yang telah
bermasalah di masa depan kelak. Mencermati dilakukan bahwa implementasi budaya
realita di atas, maka penulis tertarik sekolah dalam membentuk karakter religius
melakukan penelitian melalui kajian ilmiah diantaranya shalat dhuha setiap hari jumat,
guna mengkaji Implementasi budaya sekolah membaca doa sebelum dan sesudah belajar,
dalam membentuk karakter peserta didik di praktek wudhu, menghafal surah-surah
UPT SD Negeri 8 Bontoramba. pendek, dan menghafal asmaul husna.

METODE b. Karakter Nasionalisme


Pendekatan yang digunakan dalam Berdasarkan hasil wawancara yang telah
meneliti Implementasi Budaya Sekolah dalam dilakukan bahwa implementasi budaya
Membentuk Karakter Peserta Didik di UPT sekolah dalam membentuk karakter
SD Negeri 8 Bontoramba Kabupaten nasionalisme, diantaranya latihan upacara
Jeneponto adalah pendekatan kualitatif. setiap hari sabtu, pramuka setiap bulan,
Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang kemudian di dalam kelas yaitu menghafal
mengungkapkan peristiwa yang terjadi di nama pahlawan, sumpah pemuda dan
lokasi penelitian secara menyeluruh melalui proklamasi.
pengumpulan data secara alami dengan c. Karakter Kemandirian
memanfaatkan peneliti sebagai instrument Berdasarkan hasil wawancara yang telah
kunci dalam mencari keterangan atau makna dilakukan bahwa implementasi budaya
Moleong, (2018a). sekolah dalam membentuk karakter
Jenis penelitian yang digunakan adalah kemandirian, diantaranya membersihkan di
jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif luar dan di dalam kelas, membaca,
bertujuan untuk memberikan gambaran suatu menggambar, mengerjakan tugas atau pr, baris
masyarakat atau sekelompok orang mengenai berbaris, menyiapkan untuk memulai
suatu gejala serta hubungan antara dua gejala pelajaran, melepaskan sepatu dan menyimpan
atau lebih Soehartono, (2011). di rak sepatu.
Instrumen penelitian yang dipergunakan
dalam penelitian ini berupa wawancara d. Karakter Gotong Royong
menurut (Rahardjo, 2011) mendefinisikan Berdasarkan hasil wawancara yang telah
wawancara sebagai proses komunikasi atau dilakukan bahwa implementasi budaya
interaksi untuk mengumpulkan informasi sekolah dalam membentuk karakter gotong
dengan cara tanya jawab antara peneliti royong, diantaranya kerja bakti setiap hari
dengan informan atau subjek penelitian. jumat, saling tolong menolong, serta adanya
Selanjutnya Observasi yang dilakukan secara jadwal piket kelas yang sudah terjadwal setiap
nonpartisipan, kegiatan pengamatan dimana harinya.
peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas e. Karakter Integritas
objek yang diamati. Studi dokumentasi Berdasarkan hasil wawancara yang telah
digunakan untuk mempelajari dokumen- dilakukan bahwa implementasi budaya
dokumen yang berhubungan dengan topik sekolah dalam membentuk karakter integritas,
yang dikaji. diantaranya budaya disiplin seperti menaati
Analisis data dalam penelitian ini tata tertib yang berlaku di sekolah dengan
menggunakan model analisis Miles & tujuan melatih dan mengubah sikap maupun
Huberman dalam Sugiyono, (2015): (1) perilaku siswa untuk bertanggung jawab.
pengumpulan data (2) reduksi data (3)
penyajian data (4) penarikan kesimpulan.
Analisis data kualitatif dilakukan secara
Implementasi Budaya Sekolah (Nurfatimah, Sitti Habibah, Sumarlin Mus)| 134

B. Pembahasan proklamasi dimana pembiasaan ini


a. Karakter Religius dintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Hasil penelitian menemukan bahwa berdasarkan tema pembelajaran, serta sebelum
implementasi budaya sekolah dalam masuk kelas melakukan baris berbaris sambil
membentuk karakter religius dilakukan menghafalkan janji murid. Penerapannya
melalui pembiasaan rutin dan spontan dilakukan dengan cara kepala sekolah
diantaranya shalat dhuha setiap hari jumat, melakukan pendekatan tersendiri kepada
membaca doa sebelum dan sesudah belajar, siswa, sedangkan guru mengelompokkan
praktek wudhu, menghafal surah-surah siswa di dalam kelasnya. Namun, pada
pendek, dan menghafal asmaul husna. Dalam karakter nasionalisme ini masih perlu untuk
penerapannya dilakukan dengan secara ditingkatkan karena masih kurangnya
berulang-ulang setiap hari serta mengingatkan kesadaran dan pemahaman siswa akan betapa
sehari sebelum kegiatan seperti melaksanakan pentingnya karakter nasionalisme di dalam
shalat dhuha pada hari jumat. Namun, pada dirinya. Sejalan dengan pendapat Mustari
karakter religius ini masih perlu untuk dalam Hutagalung, (2009) Nasionalisme
ditingkatkan karena masih ada beberapa siswa merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat
mengabaikan informasi yang disampaikan yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
oleh kepala sekolah dan guru serta masih penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
kurangnya kesadaran siswa mengenai lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan
pentingnya karakter religius ditanamkan politik bangsanya.
didalam dirinya. Sejalan dengan pendapat Hal ini juga didukung oleh hasil
Suparlan dalam Zamrodah, (2016) Karakter penelitian yang telah dilakukan oleh Siagian &
religius sebagai sikap dan perilaku patuh Alia, (2020) bahwa karakter nasionalisme
dalam melaksanakan ajaran agama yang peserta didik melalui beberapa cara, yaitu:
dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah terntegrasi ke dalam seluruh mata pelajaran,
agama lain dan hidup rukun dengan pemeluk melalui budaya sekolah, dan kegiatan
agama lain. ekstrakurikuler. Pengembangan karakter
Hal ini juga didukung oleh hasil melalui budaya sekolah yaitu upacara bendera
penelitian yang telah dilakukan oleh Esmael & secara rutin setiap hari senin, memperingati
Nafiah, (2018) bahwa karakter religius hari-hari besar nasionalis dengan upacara,
dilakukan melalui metode pembiasaan yang lomba-lomba, gerak jalan dan karnaval,
terdiri dari kegiatan religius yaitu membaca al-quran selama 15 menit pada awal
mengucapkan salam dengan berjabat tangan jam pelajaran, menyanyikan lagu Indonesia
(mencium tangan guru) sebagai simbol rasa raya setelah membaca al-quran, serta
hormat kepada guru dan kepala sekolah, menyanyikan lagu daerah pada jam pelajaran.
berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler yaitu
dengan tujuan agar siswa terbiasa berdoa pramuka, palang merah remaja, pasukan
dimanapun dia berada setiap akan melakukan pengibar bendera (paskibra).
sesuatu , sholat dhuha bersama agar siswa
lebih disiplin dan rajin dalam melakukan c. Karakter Kemandirian
ibadah, tartil Al-qur’an agar siswa bisa Hasil penelitian menemukan bahwa
membaca al-qur’an dengan benar, kemudian implementasi budaya sekolah dalam
melaksanakan sholat dzuhur berjamaah agar membentuk karakter kemandirian melalui
membentuk kepribadian yang berakhlaqul pembiasaan rutin, spontan, dan keteladanan
qarimah dan bertakwa. yang mana di antaranya membersihkan di luar
dan di dalam kelas, membaca, menggambar,
b. Karakter Nasionalisme mengerjakan tugas atau PR, baris berbaris,
Hasil penelitian menemukan bahwa menyiapkan untuk memulai pelajaran,
implementasi budaya sekolah dalam menyiapkan sepatu dan menyimpan di rak
membentuk karakter nasionalisme melalui sepatu. Penerapannya dilakukan dengan cara
pembiasaan rutin di antaranya latihan upacara mengingatkan secara berulang-ulang setiap
setiap hari sabtu, pramuka setiap bulan. sebelum pulang sekolah mengenai jadwal yang
Kemudian di dalam kelas yaitu menghafal akan ditugaskan agar melaksanakan secara
nama pahlawan, menghafal sumpah pemuda, kesadaran dan inisiatifnya. Namun, pada
karakter kemandirian ini masih perlu untuk
135 | EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran

ditingkatkan karena masih kurang akan e. Karakter Integritas


kesadaran dan pemahaman siswa akan betapa Hasil penelitian menemukan bahwa
pentingnya karakter kemandirian di dalam implementasi budaya sekolah dalam
dirinya. Sejalan dengan pendapat Barnadib membentuk karakter integritas melalui
dalam Maryam, (2015) Kemandirian meliputi pembiasaan rutin dan keteladanan yang mana
perilaku mampu berinisiatif, mampu di antaranya budaya disiplin seperti menaati
mengatasi hambatan atau masalah, tata tertib yang berlaku di sekolah.
mempunyai rasa percaya diri dan dapat Penerapannya dilakukan dengan memberikan
melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain. nasehat serta ancaman agar siswa dapat
Hal ini juga didukung oleh hasil mendengarkan terhadap apa yang diucapkan.
penelitian yang telah dilakukan oleh Maryono Namun, pada karakter integritas ini masih
et al., (2018) bahwa guru sebagai tenaga perlu untuk ditingkatkan karena masih ada
pendidik di sekolah harus bisa sebagian siswa yang acuh terhadap tata tertib
mengimplementasikan nilai karakter mandiri yang diterapkan seperti tidak berpakaian
di kelas dengan memberikan tugas kepada lengkap ke sekolah. Sejalan dengan pendapat
siswa agar peserta didik bisa mengerjakan Yaumi dalam Pangestika, (2018) Integritas
tugas yang diberikan guru secara adalah integrasi antara etika dan moralitas,
individu/mandiri sehingga memacu siswa semakin keduanya terintegrasi semakin tinggi
tidak terlalu bergantung pada guru. Siswa level integritas yang ada sehingga dapat
harus bisa menalar dan harus memiliki sikap menghasilkan keteladanan seperti kejujuran,
percaya diri, pantang menyerah, dan terhindar ketulusan, tanggung jawab, dan loyalitas yang
dari ketergantungan pada orang lain. melekat di dalam diri seseorang.
Hal ini juga didukung oleh hasil
d. Karakter Kemandirian penelitian yang telah dilakukan oleh Haryuni,
Hasil penelitian menemukan bahwa (2018) bahwa sekolah dasar mempunyai
implementasi budaya sekolah dalam berbagai budaya dan semua budaya
membentuk karakter gotong royong melalui mengajarkan dalam penanaman karakter
pembiasaan rutin, spontan, dan keteladanan tanggung jawab siswa. Misalnya budaya hidup
yang mana di antaranya kerja bakti setiap hari sehat mengajarkan kepada siswa untuk hidup
jumat, saling tolong menolong, serta adanya sehat dengan cara memberlakukan hidup
jadwal piket kelas yang sudah terjadwal setiap bersih. Budaya hemat, mengajarkan kepada
harinya. Penerapannya dilakukan dengan siswa untuk hidup hemat dengan cara
memberikan arahan sebelum pulang sekolah menyisihkan sebagian uang saku mereka.
untuk mengingatkan hari selanjutnya yang Budaya disiplin, mengajarkan kepada siswa
dikena jadwal piket untuk membersihkan baik untuk hidup disiplin dan menghargai waktu
di dalam maupun di luar kelas secara bekerja dengan cara memberi hukuman pada siswa
sama serta mendampingi siswa agar tidak yang terlambat, siswa yang tidak mengerjakan
main-main. Namun, pada karakter PR, dan siswa yang melanggar hukuman.
kemandirian ini masih perlu untuk Budaya taat dan patuh, mengajarkan siswa
ditingkatkan karena masih kurangnya untuk membiasakan taat dan patuh kepada
kesadaran dan kepekaan siswa akan betapa guru dan orang tua seperti izin ketika
pentingnya karakter gotong royong di dalam meninggalkan kelas, patuh kepada aturan, dan
dirinya. Sejalan dengan pendapat Ibid dalam mendengarkan guru dan orang tua ketika
Puspita, (2020) Gotong Royong merupakan dinasehati.
sebuah sikap bekerja sama dengan baik,
berprinsip bahwa tujuan akan lebih mudah UCAPAN TERIMKASIH
dan cepat tercapai jika dikerjakan secara Penghargaan dan ucapan terima kasih
bersama-sama. setinggi-tingginya tak lupa penulis haturkan
Hal ini juga didukung oleh hasil kepada Kepala Sekolah UPT SD Negeri 8
penelitian yang telah dilakukan oleh Mulyani Bontoramba Kabupaten Jeneponto serta
et al., (2020) bahwa penanaman sikap gotong tenaga pendidik dan kependidikan yang telah
royong dilakukan dengan cara memberi memberikan izin dan meluangkan waktunya
contoh langsung kepada siswa, memberikan untuk membantu penulis dalam melaksanakan
reward berupa pujian-pujian, adanya piket penelitian.
kelas agar terbentuk sikap gotong royong.
Implementasi Budaya Sekolah (Nurfatimah, Sitti Habibah, Sumarlin Mus)| 136

SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR RUJUKAN


Kesimpulan RI, P. (2003). Undang-undang (UU) No. 20
a. Karakter Religius,di terapkan melalui Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
pembiasaan rutin dan spontan diantaranya Nasional [jdih bpk ri]. Jdih Badan
shalat dhuha setiap hari jumat, membaca Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 37.
doa sebelum dan sesudah belajar, praktek Syafira, W. N., & Ramadan, Z. H. (2021).
wudhu, menghafal surah-surah pendek, Analisis Implementasi Program Penguatan
dan menghafal asmaul husna. Pendidikan Karakter (Ppk) Di Sd Negeri 18
b. Karakter Nasionalisme, diterapkan melalui Pekanbaru. 5(4), 75–82.
pembiasaan rutin di antaranya latihan Pendidikan, M., Kebudayaan, d. a. n., &
upacara setiap hari sabtu, pramuka setiap Indonesia, R. (2019). No Title. 1–8.
bulan. Kemudian di dalam kelas yaitu Tuati, A. F., Rosyidi, U., Zulaikha, S.,
menghafal nama pahlawan, menghafal Suryadi, M., & Sari, E. (2020). Build Up
sumpah pemuda, proklamasi dimana School Culture Through Implementation
pembiasaan ini dintegrasikan ke dalam of Character Education. International
mata pelajaran berdasarkan tema Journal of Engineering Technologies and
pembelajaran, serta sebelum masuk kelas Management Research, 6(5), 162–171.
melakukan baris berbaris sambil Moleong, L. J. (2018a). Metodologi Penelitian
menghafalkan janji murid. Kualitatif. PT. Remaja Rosda Karya.
c. Karakter Kemandirian diterapkan melalui Soehartono, I. (2011). Metode Penelitian Sosial:
pembiasaan rutin, spontan, dan suatu teknik penelitian bidang kesejahteraan
keteladanan yang mana di antaranya sosial dan ilmu sosial lainnya. Tesis KOMI.
membersihkan di luar dan di dalam kelas, Rahardjo, M. (2011). Metode Pengumpulan Data
membaca, menggambar, mengerjakan Penelitian Kualitatif.
tugas atau PR, baris berbaris, menyiapkan Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan
untuk memulai pelajaran, menyiapkan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
sepatu dan menyimpan di rak sepatu. R&D. Alfabeta.
d. Karakter Gotong Royong, melalui Zamrodah, Y. (2016). Pendidikan Karakter.
pembiasaan rutin, spontan, dan Jurnal Basicedu, 15(2), 1–23.
keteladanan yang mana di antaranya kerja Esmael, A., & Nafiah. (2018). Implemetasi
bakti setiap hari jumat, saling tolong Pendidikan Karakter Religius di Sekolah
menolong, serta adanya jadwal piket kelas Dasar Khadijah Surabaya. Edustream:
yang sudah terjadwal setiap harinya. Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 16.
e. Karakter Integritas, diterapkan melalui
Hutagalung, S. (2009). Pendidikan karakter
pembiasaan rutin dan keteladanan yang
Nasionalisme. Skripsi., 9–43.
mana di antaranya menaati tata tertib yang
Siagian, N., & Alia, N. (2020). Strategi
berlaku di sekolah.
penguatan karakter nasionalis di
kalangan siswa. Konferensi Pendidikan
Saran
Nasional, 2(1), 190–197.
a. Bagi UPT SD Negeri 8 Bontoramba,
disarankan tetap mempertahankan budaya Maryono, Budiono, H., & Okha, R.
sekolah agar terbentuk karakter peserta (2018). Implementasi Pendidikan
didik di dalam dirinya. Karakter Mandiri di Sekolah Dasar.
Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 3(1),
b. Bagi Kepala Sekolah, disarankan 20–38.
memanfaatkan sumber daya yang ada Puspita, R. C. (2020). Internalisasi Nilai-
secara maksimal.
Nilai Karakter Gotong Royong
c. Bagi Guru, disarankan dapat mengarahkan Dalam Pembelajaran Tematik Di
dan mendidik siswa dengan melakukan Kelas 2 SD Tarbiyatul Islam
pembiasaan. Kertosari Ponorogo. Pendidikan
d. Bagi Siswa, lebih memahami, menyadari, Humaniora, 1(1), 60–79.
dan mengikuti semua budaya sekolah yang Barnadib (dalam Maryam. (2015). Pengaruh
ada. Kemandirian Terhadap..., Rifqi
Hidayat, Fakultas Agama Islam UMP,
137 | EDUSTUDENT: Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Pengembangan Pembelajaran

2017. 6.
Mulyani, D., Ghufron, S., Akhwani, &
Kasiyun, S. (2020). Peningkatan
Karakter Gotong Royong di Sekolah
Dasar. Jurnal Pendidikan, 11(32), 73–
92.
Pangestika, A. W. (2018). Implementasi
Penanaman Nilai…, Anisa Widya
Pangestika, FKIP UMP, 2018. 9–39.
Haryuni. (2018). Upaya Sekolah dalam
Menanamkan Karakter Tanggung
Jawab Siswa Melalui Budaya Sekolah
di SD Ma'arif Ponorogo Tahun Ajaran
2017/2018.Skripsi,3(2),

You might also like