You are on page 1of 6

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No.7, November 2021

Pengaruh Kultur Sekolah Terhadap Karakter Disiplin Siswa di SMA Negeri 2 Taruna
Bhayangkara

Cindy Ineke Ferdianti1, Sri Handono Budi Prastowo2

1
Mahasiswa Universitas Jember
2
Dosen Universitas Jember
Email: cindyinekeferdianti@gmail.com, srihandono.fkip@unej.ac.id
HP. 087789345672, 081223493124
Info Artikel Abstract:
Sejarah Artikel: The character of discipline is very important in determining student
Diterima: 30 Oktober 2021 success, but in general there are still undisciplined behaviors carried
Direvisi: 16 November 2021 out by students at school. The character of student discipline can be
Dipublikasikan: November 2021 formed from various factors, including school culture. This study
aims to determine the effect of school culture on the discipline
e-ISSN: 2089-5364 character of students at Taruna Bhayangkara Public High School 2.
p-ISSN: 2622-8327 The research method used in this study is a qualitative method with a
DOI: 10.5281/zenodo.5731332 descriptive approach. The technique used to collect information in
this research is interview and observation. The research location
used as the object of research is Taruna Bhayangkara Public High
School 2. The character of student discipline is formed through
several identifications of school culture, namely waking up at Fajr
time, congregational worship, ceremonies, habituation at the
beginning and end of Teaching and Learning Activitie, and school
rules. The school culture in Taruna Bhayangkara Public High School
2 has an effect on strengthening the disciplined character of students.

Keywords: discipline character, school culture, students

PENDAHULUAN bangsa, yang memberikan konstribusi


Pendidikan dapat didefinisikan positif bagi kemajuan negara (Safitri,
sebagai upaya sadar dan terstruktur yang 2015). Sejalan dengan hal tersebut
dilakukan seseorang dalam memperoleh menurut Suharyanto (2015), pendidikan
pengembangan potensi diri, agar dapat bukan hanya sekedar proses belajar di
bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan dalam kelas, namun proses belajar
termasuk ke dalam salah satu faktor yang dimanapun dan kapanpun serta berlaku
dapat mengubah suatu negara. Dengan sepanjang hayat.
adanya pendidikan diharapkan mampu Pendidikan tidak terlepas dari nilai-
menghasilkan generasi emas penerus nilai yang harus di pegang teguh, sehingga

409
istilah pendidikan karakter merupakan hal METODOLOGI PENELITIAN
yang penting. Pendidikan karakter Metode penelitian yang digunakan
merupakan serangkaian proses dalam penelitian ini ialah kualitatif dengan
pengembangan sifat, akhlak, serta budi pendekatatan deskriptif. Metode penelitian
pekerti seseorang untuk menjadi manusia kualitatif menitik beratkan pada makna,
seutuhnya (Hendriana & Jacobus, 2017). penalaran, dan juga meneliti hal-hal yang
Pendidikan berkarakter bertujuan agar para berkaitan dengan kejadian di kehidupan
siswa yang notabenenya akan menjadi sehari-hari (Rukin, 2019:6). Pendekatan
penerus bangsa dapat memiliki akhlak deskriptif merupakan pendekatan yang
serta moral yang baik, sehingga dapat menggambarkan secara terstruktur, sesuai
menciptakan kehidupan yang damai (Putri, fakta, dan juga benar mengenai berbagai
2018). fakta dan juga hubungan fenomena-
Lingkungan sekolah memiliki fenomena yang ada (Rukajat, 2018:1).
peluang dalam mencetak karakter siswa. Lokasi penelitian yang digunakan sebagai
Terlebih peserta didik menghabiskan objek penelitian yakni SMA Negeri 2
banyak waktunya di sekolah. Di setiap Taruna Bhayangkara. Sekolah ini berlokasi
lingkungan sekolah terdapat kultur sekolah di Jalan Pandan, Desa Kembiritan,
yang menggambarkan karakteristik Kecamatan Genteng, Kabupaten
sekolah dan tetntu akan mempengaruhi Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur.
karakter warga sekolah. Kultur sekolah Teknik yang digunakan untuk
dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu pengumpulan informasi dalam penelitian
kultur positif dan kultur negatif. Namun ini ialah wawancara dan observasi. Teknik
pada kenyataannya, kultur sekolah menjadi pemilihan informan dalam penelitian ini
aspek yang kerap kali kurang diperhatikan ialah purposive sampling. Purposive
dan bahkan diabaikan (Aras, 2021). sampling merupakan teknik pengambilan
Menurut Pay dalam Suswanto et al. (2015) sampel dengan pertimbangan khusus, yang
kultur sekolah berupa pola nilai, norma, dikaitkan dengan hal yang diteliti.
sikap, kepercayaan, serta kebiasaan yang Observasi dilaksanakan dengan mengamati
terbentuk dari hasil perjalanan panjang kultur sekolah di SMA Negeri 2 Taruna
suatu sekolah terbentuk. Kultur sekolah Bhayangkara secara langsung.
tersebut kemudian dijaga teguh oleh
seluruh warga sekolah, untuk dasar dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
pemecahan berbagai permasalahan yang Kultur sekolah merupakan
timbul dalam sekolah. cerminan dari karakter warga sekolah
Penguatan kultur sekolah dapat SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara
dilakukan dengan berbagai metode, salah memiliki kultur yang berbeda dengan
satunya yakni penyampaian pesan-pesan sekolah lainnya. Hal ini karena SMA
moral yang akan mendukung tercapainya Taruna Bhayangkara mengharapkan
visi dan misi yang dijadikan dasar kultur lulusan yang nantinya terjun di dunia
sekolah. Media yang digunakan dapat kepolisian, ketentaraan, dan semacamnya.
bervariasi, seperti pesan bergambar, pesan Pendidikan di SMA Negeri 2 Trauna
tertulis, serta masih banyak lagi Bhayangkara bersifat semimiliter,
contohnya. Pemantapan kultur sekolah sehingga disiplin merupakan hal yang
harus dilaksanakan dengan berbagai cara wajib dimiliki oleh semua siswa. Disiplin
oleh segenap warga sekolah. Pesan-pesan merupakan karakter sekolah yang utama di
moral dapat lebih responsif serta tidak lupa SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara.
mengingatkan betapa pentingnya Berikut ini merupakan tabel kultur sekolah
menjunung tinggi hak siswa yang berdasar yang terindikasi berpengaruh terhadap
pada kultur sekolah (Kusdaryani et al., karakter disiplin siswa SMA Negeri 2
2016). Taruna Bhayangkara.

410
Tabel 1. Kultur Sekolah yang Terindikasi Berpengaruh Terhadap Karakter Disiplin Siswa
No. Kultur Sekolah yang Kategori Keterangan
Berpengaruh Baik Cukup Kurang
Terhadap Karakter
Disiplin Siswa

1. Bangun di waktu ✔ Tidak terdapat pelanggaran yang


Shubuh dibuat siswa terkait bangun di
waktu subuh
2. Ibadah Berjamaah ✔ Tidak terdapat pelanggaran yang
dibuat siswa terkait dengan ibadah
berjamaah
3. Upacara-Upacara ✔ Tidak terdapat pelanggaran yang
dibuat siswa terkait dnegan
kegiatan upacara
4. Pembiasaan Awal ✔ Kedisiplinan siswa dalam
dan Akhir Kegiatan menjalankan piket kelas sudah
Belajar Mengajar cukup baik, namun masih terdapat
(KBM) beberapa siswa yang mangkir dari
piket kelas
5. Tata Tertib Sekolah ✔ Siswa dapat mematuhi tata tertib
yang ada meskipun masih terdapat
sedikit pelanggaran kategori
rendah yang dilakukan beberapa
siswa

1. Bangun di waktu Subuh Ketika jam 4 pagi alarm asrama berbunyi,


SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara sehingga seluruh siswa harus bergegas
merupakan sekolah yang berbasis asrama. bangun. Seluruh siswa juga saling
Seluruh siswa tinggal di asrama yang telah membangunkan satu sama lain, sehingga
di sediakan pihak sekolah. Ketika tiba tidak ada siswa yang bangun kesiangan.
waktu Shubuh maka seluruh siswa harus Berdasarkan hasil wawancara dengan
bangun, bergegas merapikan tempat tidur, pihak SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara,
serta sholat berjamaah bagi yang Islam. dijelaskan bahwa tidak ada pelanggaran
Segala aktifitas siswa diawasi langsung yang dilakukan siswa terkait dengan
oleh pengasuh yang merupakan polisi. bangun di waktu Subuh. Hal tersebut
Pihak SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara menunjukkan bahwa seluruh siswa telah
memberi aturan untuk bangun di waktu terbiasa berdisiplin diri dengan kultur
Shubuh bukan tanpa alasan. Hal ini karena bangun Subuh di SMA Negeri 2 Taruna
dengan bangun di waktu Shubuh aka nada Bhayangkara.
banyak manfaat yang siswa peroleh, 2. Ibadah Berjamaah
diantaranya yaitu bangun di waktu Shubuh Seluruh siswa SMA Negeri 2 Taruna
akan membuat siswa merasa lebih segar Bhayangkara diwajibkan melaksanakan
dan siswa akan terbiasa untuk menjalankan ibadah secara berjamaah, kecuali siswa
ibadah tepat waktu. yang sedang sakit. Segala aktifitas harus
Berdasarkan hasil wawancara dapat dihentikan ketika waktu sholat telah tiba.
diketahui bahwa seluruh siswa SMA Seluruh siswa yang beragama Islam maka
Negeri 2 telah dapat menerapkan kultur harus segera berbaris per kelas untuk
bangun di waktu Shubuh dengan baik. menuju mushola. Kultur sekolah ini

411
membuat siswa terbiasa disiplin dalam Kegiatan upacara-upacara yang ada di
beribadah dan berbaris. Di dalam mushola SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara
pun terdapat aturan yang melarang seluruh melatih karakter disiplin siswa. Sesaat
siswa untuk berbicara, apalagi berbuat sebelum kegiatan upacara sedang
gaduh. Dari kultur sekolah tersebut, maka berlangsung, seluruh siswa harus tepat
seluruh siswa akan memiliki karakter waktu berada di lapangan depan SMA
disiplin dalam hal beribadah. Harapannya Negeri 2 Taruna Bhayangkara, sehingga
agar saat telah lulus nanti seluruh siswa siswa belajar untuk disiplin dalam
SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara dapat mengatur waktu. Siswa juga harus berbaris
menjadi manusia yang disiplin dalam hal dengan rapi dan dilarang bergurau ketika
beribadah, serta beriman dan bertqwa kegiatan upacara, sehingga siswa belajar
kepada Tuhan Yang Maha Esa. untuk disiplin dalam bersikap sesuai
Pembiasaan ibadah berjamaah di SMA dengan aturan. Ketika upacara siswa harus
Negeri 2 Taruna Bhayangkara merupakan mengenakan pakaian yang sesuai dengan
kultur positif yang mencetak siswa untuk ketentuan yang ada, seperti memakai dasi,
disiplin beribadah. Berdasarkan pemaparan topi, serta kelengkapan lainnya. Apabila
dari pihak konseling SMA Negeri 2 terdapat siswa yang melanggar maka
Taruna Bhayangkara menyatakan bahwa hukuman yang diberikan pengasuh untuk
seluruh siswa mampu mengikuti kultur seluruh siswa di SMA Negeri 2 Taruna
ibadah berjamaah yang telah ada dengan Bhayangkara merupakan hukuman fisik,
baik. Tidak terdapat pelanggaran yang dapat berupa push up, sit up, lari
dibuat siswa terkait dengan ibadah mengelilingi lapangan, atau hukuman fisik
berjamaah. Seluruh siswa di SMA Negeri lainnya Hal tersebut juga membuat siswa
2 Taruna Bhayangkara telah memiliki disiplin dalam berseragam sesuai
karakter disiplin dalam beribadah. Hal ini ketentuan.
diperkuat dengan ketika observasi secara Berdasarkan pemaparan dari pihak
langsung, peneliti menjumpai banyak konseling SMA Negeri 2 Taruna
siswa sedang melaksankan ibadah sunah Bhayangkara, dalam setiap tahun angka
Sholat Dhuha yang tidak diwajibkan oleh pelanggaran yang berkaitan dengan
pihak sekolah. kegiatan upacara dinyatakan tidak ada,
3. Upacara-Upacara sehingga dapat diartikan karakter disiplin
Terdapat beberapa kegiatan upacara siswa terkait kegiatan upacara sudah
yang dilaksanakan di SMA Negeri 2 sangat baik. Pihak konseling SMA Negeri
Taruna Bhayangkara. Apel pagi 2 Taruna Bhayangkara juga menambahkan
merupakan upacara singkat yang bahwa seluruh siswa sudah memiliki
dilaksanakan setiap hari. Upacara bendera kedisiplinan penuh terkait kegiatan
di hari Senin rutin dilaksanakan, dengan upacara. Kegiatan upacara sudah menjadi
durasi yang lebi lama dibandingkan bagian dalam kehidupan di SMA Negeri 2
dengan apel pagi. Upacara Peringatan Hari Taruna Bhayangkara. Banyaknya kegiatan
Besar Nasional (PHBN) juga kerap upacara yang ada membuat siswa terbiasa
dilaksanakan di SMA Negeri 2 Taruna dengan etika dalam melaksanakan upacara.
Bhayangkara, mislanya ialah peringatan 4. Pembiasaan Awal dan Akhir Kegiatan
Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Belajar Mengajar (KBM)
hari Sumpah Pemuda, hari Pramuka, hari Pembiasaan di awal dan akhir Kegiatan
Pahlawan, hari Kesaktian Pancasila, dan Belajar Mengajar (KBM) di SMA Negeri 2
masih banyak lagi. Kegiatan upacara Taruna Bahayangkara ialah piket kelas
lainnya ialah penerimaan peserta didik sebelum bel masuk berbuyi dan setelah bel
baru, pelepasan seluruh siswa kelas XII, pulang berbunyi. Piket kelas telah
serta serah terima jabatan. dijadwalkan untuk setiap siswa, dimana
setiap siswa akan bertugas satu hari dalam

412
seminggu. Berdasarkan hasil wawancara semimiliter yang di dalamnya terdapat
dengan pihak SMA Negeri 2 Taruna banyak tata tertib sekolah yang harus
Bhayangkara diperoleh informasi bahwa dipatuhi oleh semua siswa. Tata tertib di
kedisiplinan siswa dalam menjalankan SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara
piket kelas sudah cukup baik, namun merupakan salah satu kultur sekolah yang
masih terdapat beberapa siswa yang dapat diamati.
mangkir dari piket kelas. Siswa yang tidak Dari hasil pengamatan serta
menjalankan kewajibannya, maka akan berdasarkan wawancara dengan pihak
diberikan hukuman. Hukuman yang ada konseling, secara keseluruhan siswa dapat
membuat siswa merasa jera, hingga siswa mematuhi tata tertib yang ada, meskipun
berusaha untuk lebih disiplin. masih terdapat sedikit pelanggaran yang
Adanya jadwal piket kelas tersebut, dilakukan beberapa siswa. Angka
maka setiap siswa akan memiliki rasa pelanggaran tata tertib di SMA Negeri 2
tanggungjawab dalam mengemban Taruna Bhayangkara dapat dikatakan
kewajibannya. Ketika terus-menerus rendah. Hukuman yang diberikan
menjadi kebiasaan maka siswa akan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran
terlatih untuk disiplin menjalankan piket yang dilakukan siswa. Semakin berat
kelas sesuai jadwal yang telah ditetapkan. pelanggaran yang dilakukan, maka
Selain melatih karakter siswa untuk hukuman yang diberikan akan semakin
disiplin dalam menjalankan kewajiban, berat juga dan begitupun sebaliknya. Rata-
adanya sistem piket kelas di SMA Negeri rata pelanggaran yang dilakukan siswa
2 Taruna Bhayangkara juga melatih siswa tergolong ke pelanggaran ringan, seperti
untuk disiplin dalam menjaga kebersihan berbicara di saat makan.
lingkungan, seperti membuang sampah
pada tempatnya. KESIMPULAN
Membaca Asmaul Husna juga Kultur sekolah di SMA Negeri 2
merupakan pembiasaan di SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara berpengaruh terhadap
Taruna Bhayangkara sebelum memulai penguatan karakter disiplin siswa. Kultur
KBM. Seluruh siswa harus masuk kelas sekolah di SMA Negeri 2 Taruna
tepat waktu, agar dapat bersama-sama Bhayangkara memperkuat karakter disiplin
membaca Asmaul Husna, hal ini tentu siswa melalui beberapa unsur, yaitu
menanamkan karakter dalam diri siswa. bangun di waktu Subuh, ibadah berjamaah,
Siswa akan terbiasa masuk kelas tepat upacara-upacara, pembiasaan awal dan
waktu untuk membaca Asmaul-Husna akhir KBM, dan tata tertib sekolah.
bersama-sama. Kultur yang tercipta di Kararkter disiplin bangun pagi telah
SMA Negeri 2 Taruna Bhayangkara ini dengan baik dimiliki siswa melalui kultur
membuat siswa memiliki karakter disiplin bangun di waktu Subuh. Karakter disiplin
dalam berdoa sebelum memulai KBM. beribadah telah tertanam kuat dalam diri
5. Tata Tertib siswa melalui kultur ibadah berjamaah.
Dalam lingkup sekolah terdapat ke Karakter bedisiplin diri telah tertanam kuat
beragaman sifat dan karakteristik siswa. dalam diri siswa melalui kultur tertib
Hal tersebutlah yang mempengaruhi dalam kegiatan upacara. Karakter disiplin
tingkat kedisiplinan siswa (Sobri et al., dalam kegiatan awal dan akhri KBM serta
2019). Tata tertib sekolah dibuat untuk tata tertib cukup, meskipun masih ada
mendisiplinkan siswa. Tata tertib sekolah pelanggaran ringan yang dilakukan siswa.
berisi hal-hal yang wajib dipatuhi siswa
dan hal-hal yang dilarang dilakukan siswa, DAFTAR PUSTAKA
ketika siswa melanggar maka akan Aras, A. (2021). Revitalisasi Kultur
dikenakan hukuman. SMA Negeri 2 Sekolah dalam Pembangunan
Taruna Bhayangkara merupakan sekolah Karakter Peserta Didik. AL

413
MA’ARIEF : Jurnal Pendidikan (2015). Culture-based humanistic
Sosial Dan Budaya, 3(1), 26–34. education in tumbuh i elementary
https://doi.org/10.35905/almaarief.v3i school yogyakarta. 3(1), 69–80.
1.1996
Hendriana, E. C., & Jacobus, A. (2017).
Implementasi Pendidikan Karakter Di
Sekolah Melalui Kegiatan
Pembiasaan Dan Keteladanan.
Tarbawi: Jurnal Keilmuan
Manajemen Pendidikan, 3(02), 249.
https://doi.org/10.32678/tarbawi.v3i0
2.1952
Kusdaryani, W., Purnamasari, I., & Tika
Damayani, A. (2016). Penguatan
Kultur Sekolah Untuk Mewujudkan
Pendidikan Ramah Anak. Jurnal
Cakrawala Pendidikan, 1(1), 125–
133.
https://doi.org/10.21831/cp.v1i1.8383
Putri, D. P. (2018). Pendidikan Karakter
Pada Anak Sekolah Dasar Di Era
Digital. AR-RIAYAH : Jurnal
Pendidikan Dasar, 2(1), 37.
https://doi.org/10.29240/jpd.v2i1.439
Rukajat, A. (2018). Pendekatan Penelitian
Kuantitatif. Penerbit Deepublish.
Rukin. (2019). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Yayasan Ahmar Cendikia
Indonesia.
Safitri, N. (2015). Implementasi
Pendidikan Karakter Melalui Kultur
Sekolah Di SMP N 14
YOGYAKARTA. Jurnal Pendidikan
Karakter, 2, 122482.
https://doi.org/10.21831/jpk.v0i2.862
1
Sobri, M., Nursaptini, N., Widodo, A., &
Sutisna, D. (2019). Pembentukan
karakter disiplin siswa melalui kultur
sekolah. Harmoni Sosial: Jurnal
Pendidikan IPS, 6(1), 61–71.
https://doi.org/10.21831/hsjpi.v6i1.26
912
Suharyanto, A. (2015). Jurnal Pendidikan
Ilmu-Ilmu Sosial Pendidikan dan
Proses Pembudayaan dalam Keluarga.
Pendidikan Dan Proses
Pembudayaan Dalam Keluarga, 162–
165.
Suswanto, Kuntoro, S. A., & Suyata.

414

You might also like