You are on page 1of 6

Bandung Conference Series: Pharmacy https://doi.org/10.29313/bcsp.v3i2.

8997

Karakterisasi dan Pengujian Kadar Flavonoid Total Ekstrak dan


Kombucha Bunga Telang (Clitoria ternatea L)
Nazwa Latiefah Firdaus*, Vinda Maharani Patricia, Esti
Rachmawati Sadiyah
Prodi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Islam Bandung, Indonesia.
*
nazwalatiefahfirdaus05@gmail.com,vinda.maharani@unisba.ac.id,
esti.sadiyah@gmail.com

Abstract. Telang Flower (Clitoria ternatea L) has several benefits, especially as a


medicinal plant, containing secondary metabolite compounds that can potentially be
antioxidant, antibacterial, antiparasitic and anticidal, antidiabetic, and anti-cancer.
Eagles are known to contain compounds that act as natural antioxidants that contain
phenolic and flavonoid group compounds. Therefore, this study aims to determine
the characterization of simplisia and extract of telang flowers as well as total
flavonoid levels in extracts and kombucha of telang flowers using the AlCl3
method.Specific characterization carried out includes organoleptic tests and
determination of soluble water and ethanol levels, while non-specific characterization
carried out includes determination of moisture content, filtration loss, determination
of total ash content and acid insoluble ash content. Determination of total flavonoid
levels was carried out by the AlCl3 method using a UV-Vis spectrophotometer and
quercetin as a comparison. From the results of the study showed that the simplisia of
telang flowers has the characteristics was blue color, fine powder shape, characteristic
smell, and bitter taste. As for the results of greenish-brown telang flower extract, thick
shape, characteristic smell, and bitter taste. In the water soluble-extract test, the results
were 38.615%, ethanol soluble extract content was 31.80%, water content was 10%,
drying loss was 18.580%, total ash content was 5.298%, and acid insoluble ash
content was 0.588%. The total flavonoid content in the striped flower extract was
7.2188 mgQE/mg extract and in the telang flower kombucha amounted to 197
mgQE/mL Kombucha.
Keywords: Telang Flowers, Total Flavonoid, Characterization.

Abstrak. Bunga Telang (Clitoria ternatea L) memiliki beberapa manfaat terutama


sebagai tanaman obat, mengandung senyawa metabolit sekunder yang dapat
berpotensi sebagai antioksidan, antibakteri, antiparasit dan antisida, antidiabetes, dan
anti-kanker. Bunga telang diketahui mengandung senyawa yang berperan sebagai
antioksidan alami yang mengandung senyawa golongan fenolik dan flavonoid. Maka
dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi dari simplisia dan
ekstrak bunga telang serta kadar flavonoid total pada ekstrak dan kombucha bunga
telang menggunakan metode AlCl3. Karakterisasi spesifik yang dilakukan meliputi
uji organoleptik dan penetapan kadar sari larut dalam air dan etanol, sedangkan
karakterisasi non-spesifik yang dilakukan meliputi penetapan kadar air, susut
pengeeringan, penetapan kadar abu total dan kadar abu tak larut asam. Penetapan
kadar flavonoid total dilakukan dengan metode AlCl3 menggunakan
spektrofotometer UV-Vis dan kuersetin sebagai pembanding. Dari hasil penelitian
menunjukkan simplisia bunga telang memiliki karakteristik warna biru, bentuk
serbuk halus, bau khas, dan berasa pahit. Adapun untuk hasil ekstrak bunga telang
berwarna coklat kehijauan, bentuk kental, bau khas, dan rasa pahit. Pada uji kadar
sari larut air didapatkan hasil sebesar 38,615%, kadar sari larut etanol sebesar
31,80%, kadar air sebesar 10%, susut pengeringan sebesar 18,580%, kadar abu total
sebesar 5,298%, dan kadar abu tak larut asam sebesar 0,588%. Adapun kadar
flavonoid total dalam ekstrak bunga telang adalah sebesar 7,2188 mgQE/mg Ekstrak
dan pada kombucha bunga telang sebesar 197 mgQE/mL Kombucha.
Kata Kunci: Bunga Telang, Flavonoid Total, Karakterisasi.

Corresponding Author
Email: vinda.maharani@unisba.ac.id 585
586 | Nazwa Latiefah Firdas, et al.

A. Pendahuluan
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah kondisi medis yang berlangsung lama dan progresnya
yang lambat. Menurut World Health Organization pada tahun 2022, 74% penyebab utama
kematian di seluruh dunia disumbangkan oleh PTM. Presentase kematian PTM di Indonesia
sebesar 76% dengan total kematian sebanyak 1.386.000 jiwa (1). Hasil Riset Kesehatan Dasar
(2) yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan menunjukkan bahwa PTM di Indonesia
meningkat dari tahun 2013, meliputi prevalensi kanker meningkat dari 1,4% menjadi 1,79%;
diabetes meningkat dari 1,5% menjadi 2,0%; hipertensi meningkat dari 2,1% menjadi 8,36%;
stroke meningkat dari 7% menjadi 10%; dan gagal ginjal kronis meningkat dari 2,0% menjadi
3,8%.
Menurut Kesuma pada tahun 2015, penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular
dapat disebabkan oleh radikal bebas yang bersifat reaktif. Radikal bebas dapat merusak
makromolekul pembentuk sel seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat yang dapat
menyebabkan penyakit degeneratif. Tubuh menghasilkan senyawa radikal secara terus menerus
yang melalui metabolisme sel normal, peradangan, kekurangan gizi dan pengaruh dari luar
tubuh seperti sinar UV, asap rokok dan lain-lain yang tanpa disadari terhirup (3). Aktivitas
radikal bebas tersebut tersebut dapat dicegah dengan menggunakan senyawa antioksidan.
Antioksidan merupakan zat atau senyawa yang memiliki fungsi utama yaitu untuk menetralisir
radikal bebas dan mencegah kerusakan terhadap sel normal, protein dan lemak yang ditimbulkan
oleh radikal bebas (4).
Salah satu jenis tumbuhan yang mengandung antioksidan adalah bunga telang (Clitoria
ternatea L.). Senyawa yang terkandung pada bunga telang yaitu antosianin, fenol, flavonoid,
alkaloid, tanin dan glikosida (5). Bunga telang merupakan tanaman merambat menahun yang
termasuk keluarga Fabaceae atau polong-polongan. Bunga Telang merupakan herbal yang
digunakan dalam pengobatan tradisional (6). Flavonoid merupakan golongan metabolit
sekunder yang dihasilkan oleh tanaman yang termasuk pada kelompok polifenol. Flavonoid
terdapat pada semua bagian tanaman termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar,
bunga, buah, dan biji (7). Flavonoid berpotensi sebagai antioksidan karena memiliki gugus
hidroksil yang terikat pada karbon cincin aromatik sehingga dapat berikatan dengan radikal
bebas. Senyawa flavonoid akan menyumbangkan satu atom hidrogen (8).
Senyawa antioksidan juga terkandung dalam kombucha yang merupakan minuman hasil
fermentasi. Fermentasi kombucha berlangsung dengan bantuan aktivitas bakteri dan khamir.
Kombucha memiliki khasiat yang sangat berguna bagi tubuh manusia. Beberapa manfaat dari
kombucha antara lain sebagai antioksidan, antibakteri, memperbaiki mikroflora usus,
meningkatkan ketahanan tubuh dan menurunkan tekanan darah (9).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana karakterisasi dari simplisia dan ekstrak bunga telang
(Clitoria ternatea L)?” serta “Berapakah kadar flavonoid total dari ekstrak dan kombucha bunga
telang (Clitoria ternatea L)”. Selanjutnya, tujuan dalam penelitian ini diuraikan dalam pokok-
pokok sbb.
1. Untuk mengetahui karakterisasi dari simplisia dan ekstrak bunga telang (Clitoria
ternatea L).
2. Untuk mengukur kadar flavonoid total dalam ekstrak dan kombucha bunga
telang(Clitoria ternatea L).

B. Metodologi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Univaersitas Islam Bandung. Penelitian ini terdiri
dari beberapa tahapan yang dimulai dengan pengambilan bahan utama berupa Simplisia Bunga
Telang dari Kebun Quran, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,
kemudian dilakukan determinasi di Herbarium Bandungense, Sekolah Ilmu dan Teknologi
Hayati (SITH), Institut Teknologi Bandung (ITB). Tahap kedua dilakukan pembuatan
kombucha bunga telang dengan metode fermentasi menggunakan pelarut air dan starter
kombucha. Selain pembuatan kombucha, simplisia di ekstraksi menggunakan metode maserasi
dengan peredaman selama 72 jam menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak cair yang didapat

Vol. 3 No. 2 (2023), Hal: 585-590 ISSN: 2828-2116


Pengujian Aktivitas Antioksidan, Kadar Flavonoid Total, Kadar Fenol Total dari Ekstrak dan Kombucha Bunga Telang | 587

dipekatkan menggunakan rotary vacuum evaporator dan diuapkan diatas waterbath hingga
didapatkan ekstrak kental dan dilanjutkan dengan proses karakterisasi dan penetapan kadar
flavonoid total.
Karakterisasi simplisia dan ekstrak kental bunga telang yang dilakkukan mengacu
kepada Departemen Kesehatan RI tahun 2000. Karakterisasi yang dilakukan yaitu karakterisasi
spesifik dan non-spesifik. Karakterisasi spesifik yang dilakukan meliputi uji organoleptik dan
penetapan kadar sari larut dalam air dan etanol, sedangkan karakterisasi non-spesifik yang
dilakukan meliputi penetapan kadar air, susut pengeeringan, penetapan kadar abu total dan kadar
abu tak larut asam. Selanjutnya dilakukan penetapan kadar flavonoid total dilakukan dengan
metode AlCl3 menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan kuersetin sebagai pembanding.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan


Penetapan parameter standar simplisia dibagi menjadi dua, yaitu parameter spesifik dan
parameter non-spesifik. Parameter spesifik meliputi 2 pengujian, yaitu uji organoleptik dan
penetapan kadar sari larut air dan larut etanol.
Tabel 2. Hasil pengujian organoleptik
Hasil Pengujian
Karakteristik
Simplisia Ekstrak

Warna Biru Coklat Kehijauan

Bentuk Serbuk Ekstrak Kental

Rasa Pahit Pahit

Bau Bau Khas Bau Khas

Dari hasil yang didapat, dapat diketahui hasil dari uji organoleptik. Uji organoleptik
bertujuan untuk mendeskripsikan warna, bau, rasa dan tekstur simplisia dan tanaman segar
dengan menggunakan panca indera, sehingga didapatkan hasil yang objektif (10). Data tersebut
dapat digunakan sebagai dasar untuk menguji simplisia dan ekstrak selama dalam masa
penyimpanan.
Tabel 3. Hasil pengujian kadar sari
Parameter Hasil Syarat FHI (%) (Depkes, 2017)

Kadar Sari Larut Air 38,615 >32,2

Kadar Sari Larut Etanol 31,80 >20,5

Dari hasil yang didapatkan, dapat diketahui hasil pengujian kadar sari. Penetapan kadar
sari larut air pada simplisia bunga telang diperoleh hasil sebesar 38,615% dimana hasil tersebut
memenuhi persyaratan FHI yaitu harus lebih besar dari 32,2%. Penetapan kadar sari larut etanol
pada simplisia bunga telang diperoleh hasil sebesar 31,80% dimana hasil tersebut memenuhi
persyaratan FHI yaitu harus lebih besar dari 20,5%. Hasil kadar sari etanol lebih kecil
dibandingkan dengan kadar sari larut air, hal tersebut menandakan bahwa sebagian besar senyawa
metabolit sekunder dalam bunga telang lebih mudah larut dalam pelarut yang bersifat polar. Besar
kecil hasil penetapan kadar sari dapat dipengaruhi faktor lain, seperti faktor biologi yaitu lokasi
tumbuh, periode pemanenan dan umur tumbuhan. Penyimpanan dan pemanenan yang tidak tepat
pada waktunya juga dapat mempengaruhi kandungan senyawa kimia pada simplisia tersebut (10).
Parameter non-spesifik meliputi 3 pengujian, yaitu penetapan kadar air, susut
pengeringan dan kadar abu (kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam).
Tabel 3. Hasil pengujian parameter non-spesifik
Parameter Hasil (%) Syarat FHI (%) (Depkes, 2017)

Pharmacy
588 | Nazwa Latiefah Firdas, et al.

Kadar Air 10 <10

Susut Pengeringan 18,580 <10

Kadar Abu Total 5,298 <6,0

Kadar Abu Tidak Larut Asam 0,588 <0,7

Dari hasil yang didapatkan, dapat diketahui hasil parameter non-spesifik. Pemeriksaan
karakterisasi kadar air dilakukan menggunakan metode destilasi azeotroph dengan pelarut toluen
PA yang telah dijenuhkan dengan air. Hasil pemeriksaan karakterisasi kadar air simplisia yang
diperoleh adalah 10. Kadar air yang melebihi 10% maka simplisia akan mudah ditumbuhi oleh
kapang dan bakteri karena air merupakan media pertumbuhan mikroorganisme dan sebagai reaksi
enzimatis yang dapat menguraikan senyawa aktif. Kadar air juga dapat menentukan kualitas
simplisia dan lama penyimpanan (11).
Hasil pengujian susut pengeringan simplisia bunga telang adalah 18,58% Hal ini
menunjukkan bahwa selama proses pengeringan kadar air dan senyawa-senyawa yang hilang
adalah sebesar 18,58%, dimana hasil tersebut tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu
dibawah 10% karena susut pengeringan juga mewakili kandungan air yang menguap. Faktor
penyebabnya kadar air dan susut pengeringan yang tinggi adalah waktu penyimpanan simplisia
yang terlalu lama, tempat penyimpanan yang kurang baik, waktu pengerjaan yang tidak serentak,
serta simplisia tidak mengalami proses pengeringan secara maksimal, sehingga memiliki
kandungan air yang masih tinggi.
Pada penetapan kadar abu total dari simplisia bunga telang diperoleh hasil sebesar
5,298%, dan penetapan kadar abu tidak larut asam dari simplisia bunga telang diperoleh hasil
sebesar 0,588% dimana hasil tersebut memenuhi persyaratan FHI, yaitu untuk kadar abu total
kurang dari 6% dan untuk kadar abu tidak larut asam adalah kurang dari 0,7%. Pemeriksaan kadar
abu total dan kadar abu tidak larut asam pada simplisia dilakukan untuk mengetahui kadar
senyawa anorganik dan unsur mineral dalam simplisia dengan medestruksi senyawa organik dan
turunannya, dan mengetahui kandungan mineral yang tidak dapat larut dengan penambahan asam
Penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode AlCl 3. Flavonoid dalam sampel
ditetapkan dengan panjang gelombang 432 nm yang didapatkan dari pengujian panjang
gelombang. Kemudian dibuat larutan standar kuersetin dengan menggunakan pelarut metanol dan
dibuat berbagai konsentrasi yaitu 40, 60, 80, 100, dan 120 ppm dengan ditambahkan AlCl3.
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi larutan baku kuersetin tersebut didapatkan kurva baku
kuersetin 1 dan 2 dengan persamaan garis lurus y= 0.0012x + 0.4098 dan y= 0.0012x + 0.4096,
serta nilai R mendekati 1 yaitu R= 0.9985 dan R= 0.9995.
Tabel 4. Hasil kadar flavonoid ekstrak dan kombucha bunga telang
Sampel Total Flavonoid

Ekstrak Bunga Telang 7,2188 mgQE/mg Ekstrak

Kombucha Bunga Telang 197 mgQE/mL Kombucha

Dari persamaan regresi linier didapatkan nilai x yang merupakan konsentrasi ekstrak bunga telang
dan konsentrasi kombucha bunga telang, dimana hasil rata-rata pengujian kadar flavonoid total
pada ekstrak bunga telang yang didapat adalah 7,2188 mgQE/mg Ekstrak, dan pada kombucha
bunga telang yang didapat adalah 197 mgQE/mL Kombucha. Hasil yang diperoleh pada kadar
flavonoid total ekstrak bunga telang ini berbeda jauh dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Rissa Laila Vifta et al (12), yang menunjukkan nilai kadar flavonoid total pada ekstrak bunga
telang sebesar 60,79 ± 0,14 mgQE/g. Menurut Borges et al pada tahun 2013, faktor lingkungan
seperti komposisi tanah, suhu, curah hujan, dan radiasi ultraviolet dapat mempengaruhi
konsentrasi komponen flavonoid (13). Selain itu, pelarut merupakan faktor penting dalam
mengekstraksi flavonoid, dimana flavonoid terdistribusi secara luas pada jaringan tanaman dalam
bentuk glikosida yang bersifat polar (14).

Vol. 3 No. 2 (2023), Hal: 585-590 ISSN: 2828-2116


Pengujian Aktivitas Antioksidan, Kadar Flavonoid Total, Kadar Fenol Total dari Ekstrak dan Kombucha Bunga Telang | 589

D. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan beberapa hasil penelitian
sebagai berikut:
1. Simplisia bunga telang memiliki karakteristik berwarna biru, berbentuk serbuk halus,
berbau khas, dan berasa pahit. Adapun untuk hasil ekstrak bunga telang berwarna coklat
kehijauan, berbentuk kental, berbau khas, dan berasa pahit. Pada uji kadar sari larut air
didapatkan hasil sebesar 38,615%, kadar sari larut etanol sebesar 31,80%, kadar air
sebesar 10%, susut pengeringan sebesar 18,580%, kadar abu total sebesar 5,298%, dan
kadar abu tak larut asam sebesar 0,588%.
2. Ekstrak etanol 96% bunga telang (Clitoria ternatea L) mengandung kadar flavonoid total
sangat sedikit yaitu sebanyak 7,1288 mgQE/mg Ekstrak. Sedangkan kombucha bunga
telang mengandung kadar flavonoid total yang sangat tinggi yaitu 197 mgQE/mL
Kombucha.

Acknowledge
Dalam berlangsungnya penelitian ini hingga dengan selesai penulis ucapkan terimakasih kepada
ibu apt. Sani Ega Priani, M. Si. selaku Ketua Program Studi Farmasi FMIPA Unisba serta
kepada Ibu apt. Vinda Maharani Patricia, M. Si dan Ibu Esti Rachmawati Sadiyah, M. Si. selaku
dosen pembimbing yang membantu dalam proses penulisan dan pengarahan kepada peneliti
sehingga penelitian yang dilakukan dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir dan skripsi.

Daftar Pustaka
[1] WHO. (2022). Non-communicable diseases Progress Monitor 2022. In World Health
(Issue Oct). https://www.who.int/publications/i/item/9789240047761
[2] Riskesdas. (2018). Laporan Nasional RKD 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Lap
oran_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
[3] Kesuma, Y. (2015). Antioksidan Alami dan Sintetik.
[4] Murray R.K, Granner D.K., R. V. (2009). Biokimia Harper (27th ed.).
[5] Al-snafi, P. A. E., & Medicine, C. (2016). Pharmacological importance of Clitoria
ternatea – A review. 6(3), 68–83.
[6] Marpaung, A. M. (2020). Tinjauan manfaat bunga telang (clitoria ternatea l.) bagi
kesehatan manusia. Journal of Functional Food and Nutraceutical, 1(2), 63 85.
https://doi.org/10.33555/jffn.v1i2.30
[7] Banjarnahor, S. D. S., & Artanti, N. (2014). Antioxidant propertie of flavonoids. In
Medical Journal of Indonesia (Vol. 23, Issue 4, pp. 239–244). Faculty of Medicine,
Universitas Indonesia. https://doi.org/10.13181/mji.v23i4.1015
[8] Treml, J., & Šmejkal, K. (2016). Flavonoids as Potent Scavengers of Hydroxyl Radicals.
In Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety (Vol. 15, Issue 4, pp. 720–
738). Blackwell Publishing Inc. https://doi.org/10.1111/1541-4337.12204
[9] Suhardini, P. N., & Zubaidah, E. (2016). Study of Antioxidant Activity on Various
Kombucha Leaves During Fermentation. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 4(1), 221–
229.
[10] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, Dikjen POM, Direktorat Pengawasan Obat
Tradisional.
[11] Syamsul, E. S., Supomo, & Jubaidah, S. (2020). Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas
Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Pidada Merah (Sonneratia caseolaris L). Kovalen:
Jurnal Riset Kimia, 6(3), 184–190. https://doi.org/10.22487/kovalen.2020.v6.i3.15319
[12] Rissa Laila Vifta, Nani Winarti, & Supiani Rahayu. (2020). Flavonoid Total Dan Potensi
Antioksidan Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) Sebagai Tanaman Fungsional
Pharmacy
590 | Nazwa Latiefah Firdas, et al.

Kabupaten Semarang. Media Informasi Penelitian Kabupaten Semarang, 3(1), 38–49.


Https://Doi.Org/10.55606/Sinov.V3i1.72
[13] Borges, L., Alves, S., Sampaio, B., Conceicao, E., Bara, M., & Paula, J. (2013).
Environmental factors affecting the concentration ofphenolic compounds in Myrcia
tomentosaleaves. Brazilian Journal of Pharmacognosy, 23(2),230
238.doi:10.1590/S0102-695X2013005000019.
[14] Khoddami, A., Wilkes, M. A., & Roberts, T. H. (2013). Techniques for analysis of plant
phenolic compounds. Molecules 18 (2), 2328-2375. doi:10.3390/molecules18022328.

Vol. 3 No. 2 (2023), Hal: 585-590 ISSN: 2828-2116

You might also like