REGIO GENU

dr. NURLIS MAHMUD,

M.M.
REGIO GENU ANTERIOR
DAPAT DIRABA:
PATELLA
CONDYLI FEMORIS
TUBEROSITAS TIBIAE
CRISTA ANTERIOR TIBIAE
CAPITULURI FIBULAE
LIG. PATELLA (TENDO M. QUADRICEPS FEMORIS)

ARTICULATIO GENU EKSTENSI PENUH:

TERDAPAT ALUR: MEDIAL, LATERAL, PROXIMAL
VASCULARISASI: Aa. GENU
REGIO GENU POSTERIOR

FOSSA POPLITEA
BENTUK : BELAH KETUPAT
BATAS
: CRANIO MEDIAL
M. SEMITENDINOSUS
M. SEMIMEMBRANOSUS

: CRANIO LATERAL
M. BICEPS FEMORIS

: DISTAL (LATERAL MEDIAL)

M. GASTROCNEMIUS
ALAT DANGKAL

V. SAPHENA PARVA:
MENEMBUS FASCIA CRURIS MASUK FOSSA POPLITEA

M. CUTANEUS SURAE:
BERJALAN BERSAMA V. SAPHENA PARVA

M. SAPHENUS
BERJALAN BERSAMA V. SAPHENA MAGNA DI MEDIAL

N. PRONEUS COMMUNIS
DAPAT DIRABA SEBELAH POSTERIOR CAPITULUM FIBULAE DAN LATERALIS COLLUM
FIBULAE
FASCIA POPLITEA
ASAL FASCIA LATA
ATAP FOSSA POPLITEA
MELEKAT PADA EPICONDYLUS FEMORIS & CAPITULUM
MEMBENTUK SEPTUM INTERMUSCULARE LATERAL

ISI FOSSA POPLITEA

DARI LATERAL KE MEDIAL
N. FIBULARIS COMMUNIS
N. TIBIALIS
V. POPLITEA
A. POPLITEA
CABANG-CABANG A. POPLITEA

1. A. GENU SUPERIOR MEDIALIS

2. A. GENU SUPERIOR LATERALIS
3. A. GENU MEDIA
4. A. SURALES
5. A. GENU INFERIOR MEDIALIS
6. A. GENU INFERIOR LATERALIS
7. A. TIBIALIS ANTERIOR Sudut bawah fossa
8. A. TIBIALIS POSTERIOR poplitea
 Arteri Poplitea

A. Tibialis posterior

A. Tibialis anterior
A. politea
A. fibularis

A. Dorsalis pedis
A. TIBIALIS

A. TIBIALIS ANTERIOR
MENEMBUS MEMBRAN OSEA REGIO
ANTERIOR CRURIS

A. TIBIALIS POSTERIOR
R. FIBULARIS
A. PERONEA
A. TIBIALIS

A. Tibialis anterior

A. Tibialis posterior

M. Tibialis anterior
 REFLEKS PATELA

MEMUKUL LIGAMENTUM PATELLA DENGAN

REFLEKS HAMMER
UNTUK MENGUJI LENGKUNG REFLEK YANG
MELALUI L3 L4
HASIL:
HYPOREFLEKTOR :
TERPUTUSNYA LENGKUNG REFLEKS
KERUSAKAN PADA LMN
HILANG TONUS OTOT
PARALISIS
ATROFI OTOT CEPAT TERJADI

HYPERREFLEEKTOR:
KERUSAKAN BAGIAN DARI LENGKUNG REFLEKS
KERUSAKAN ARINE
REGIO CRURIS
 m. Biceps femoris m. Vastus lateralis

Patellae
Tractus iliotibilalis
Lig. patellae

m. gastrocnemius m. Fibularis longus

m. Fibularis breves
m. soleus
m. Tibialis anterior
(tendo)
m. Hallucis longus
Tendo calcaneus
REGIO CRURIS INTERIOR

1. OTOT OTOT EKSTENSOR

M. PETRONEUS LONGUS
M. EKSTENSOR DIGITORUM LONGUS
M. EKSTENSOR HALLUCIS LONGUS
M. PERINEUS TERTIUS

INERVASI : N. PERONEUS PROFUNDUS

REGIO CRURIS INTERIOR...

2. OTOT OTOT PERONEI (LATERAL)

M. PERONEUS LONGUS
M. PERONEUS BREVES

INERVASI : N. PRONEUS SUPERFICIALIS

 DI PROXIMAL :
FASCIA CRURIS SEBAGAI PANGKAL OTOT-OTOT
EKSTENSOR DAN OTOT OTOT PERONEI

DI DISTAL :
RETINACULUM EKSTENSOR SUPERIOR
RETINACULUM EKSTENSOR INFERIOR

1/3 TUNGKAI BAWAH

DITEMBUS PERONEUS SUPERFICIALIS KE
DORSUM PEDIS
V. SAPHENA MAGNA:

DARI ANTERIOR MALLEOLUS MEDIALIS

KE PROXIMAL DI SISI MEDIALIS

BERJALAN BERSAMA N. SAPHENUS

A. TIBIALIS ANTERIOR

CABANG:
A. RECURRENS TIBIALIS ANTERIOR
POSTERIOR
A. MALLEOLARIS MEDIALIS ANTERIOR
A. MALLEOLARIS LATERALIS ANTERIOR
A. DORSALIS PEDIS
A. TIBIALIS ANTERIOR SETELAH MENEMBUS
MEMBRANA INTERLOSSEA TERLETAK
ANTARA M. TIBIALIS ANTERIOR DAN M.
EKSTENSOR HALLUCIS LONGUS

DI DISTAL: ANTARA TENDO M. TIBIALIS ANTERIOR

DAN TENDO M. EKSTENSOR HALLUCIS
LONGUS TERTUTUP OLEH RETINACOLUM
EKSTENSORUM SUPERIOR
N. PERONEUS COMMUNIS
N. PERONEUS COMMUNIS

TEPAT DISTAL CAPITULUM

FIBULA /
ANTARA KEDUA PANGKAL N. PERONEUS
LONGUS BERCABANG:

N. PERONEUS SUPERFICIALIS

N. PERONEUS PROFUNDUS
N. PERONEUS SUPERFICIALIS

BERJALAN ANTARA M. PERONEUS

LONGUS DAN BREVES

1/3DISTAL BAWAH MENEMBUS

FASCIA CRURIS SENSORIS KULIT

ANTEROLATERAL CRURIS ANTERIOR

DAN DORSUM PEDIS
 N. PERONEUS PROFUNDUS
MENEMBUS SEPTUM INTERMUSCULARE
ANTERIOR OTOT OTOT EKSTENSOR
MENEMBUS PROKSIMAL M. EKSTENSOR
DIGITORUM LONGUS
KE DISTAL BERSAMA A.V. TIBIALIS ANTERIOR
(SEBELAH LATERALNYA)
DI FOSSA POPLITEA BERCABANG:
N. CUTANEUS SURAE LATERALIS
N. CUTANEUS SURAE MEDIALIS

BERANASTOMOSE PERANTARAAN R. ANASTOMOSE PERONEUS

REGIO CRURIS POSTERIOR
 REGIO CRURIS POSTERIOR

OTOT OTOT FLEKSOR

SUPERFICIALIS TRICEPS SURAE:
M. GASTROCNEMIUS
M. SOLEUS TENDO ACHILLES

M. PLANTARIS
PROFUNDUS M. POPLITEUS
M. FLEKSOR DIGITORUM LONGUS
M. TIBIALIS POSTERIOR
M. FLEKSOR HALLUCIS LONGUS

INERVASI : N. TIBIALIS
V. SAPHENA MAGNA
DI PERTENGAHAN TUNGKAI BAWAH
DALAM FOSSA POPLITEA MENEMBUS FASCIA
POPLITEA ANTARA KEDUA PANGKAL M.
GASTROCNEMIUS V. POPLITEA
BERJALAN BERSAMA N. SURALIS
CANALIS MALLEOLARIS DIBENTUK OLEH:
MALLEOLUS MEDIALIS
RETINACULUM FLEKSORUM
MEDIALIS CANALIS
TENDO-TENDO OTOT FLEKSOR MELALUI
CANALIS MALLEOLARIS / DARI ANTERIOR KE
POSTERIOR
TENDO M. TIBIALIS
A. TIBIALIS POSTERIOR
V. TIBIALIS POSTERIOR
N. TIBIALIS
TENDO M. FLEKSOR DIGITORUM
LONGUS
TENDO M. FLEKSOR HALLUCIS LONGUS
 DENYUT A. TIBIALIS POSTERIOR DAPAT
DIRABA:
ANTARA PERMUKAAN POSTERIOR
MALLEOLUS MEDIALIS DAN TEPI
MEDIAL TENDO CALCANEUS ACHILLES
N. TIBIALIS

BERJALANBERSAMA A. TIBIALIS
POSTERIOR

PADA REGIORETRO MALLEOLARIS

MEDIALIS CABANG R. CALCANEI
MEDIALIS
REGIO RETRO MALLEOLARIS
MEDIALIS

CABANG A. TIBIALIS POSTERIOR

RR. CALCANEI MEDIALIS
A. TIBIALIS POSTERIOR

N. TIBIALIS BERCABANG: RR. CALCANEI MEDIALIS N.

FIBIALIS

N. SURALIS
BERJALAN BERSAMA N. SAPHENA PARVA
CAB. RR. CALCANEI LATERALIS N. SURALIS

LANJUTANNYA: N. CUTANEUS PEDIS DORSALIS LATERALIS

N. Suralis

N. Suralis
 POSTERIOR MALLEOLARIS LATERALIS:
TENDO M. PECTINEUS BEREVES
TENDO M. PECTINEUS LONGUS

KEDUA OTOT INI DITAHAN OLEH:

RETINACULUM PERONEURUM
SUPERFICIALIS
RETINACULUM PERONEURUM INFERIUS
REGIO CALCANEUS
DI BAGIAN POSTERIOR TENDO ACHILLES DAN OTOT-OTOT

M. GASCTROCNEMIUS
FLEXI PLANTAR PD ANKLE JOINT
MENGANGKAT TUMIT WAKTU BERJALAN
FLEXI TUNGKAI BAWAH PADA ARTIC. GENU
M. SOLEUS
FLEXI PLANTAR PD. PERGELANGAN KAKI
FIKSASI TUNGKAI PADA KAKI

M. PLANTARIS
MEMBANTU M. GASTROCNEMIUS PADA FLEKSI PLANTAR KAKI
SECARA LEMAH
FLEXI ARTIC. GENU
Calcaneus
Plantaris
KLINIS:

1. RUPTUR TENDON, PEREGANGAN

TENDON ATAU RADANG
NYERI WAKTU BERLARI
NYERI TIBA - TIBA PADA BAGIAN
PROXIMAL CRURIS
BENJOLAN DI BETIS KARENA
PEMENDEKAN M. TRICEPS SURAE
FLEKSI KAKI KE ARAH PLANTAR
DORSO FLEKSI SECARA LUAS
2. REFLEKS TENDO CALCANEUS
ACHILLES (S1)

KETUK TENDON

REFLEKS HILANG S1 TERPUTUS / TERJEPIT

REGIO PEDIS

REGIO DORSUM PEDIS

OTOT OTOT
M. EKSTENSOR HALLUCIS BREVIS
M. EKSTENSOR DIGITORUM BREVIS
INERVASI: N. PERONEUS PROFUNDUS
 TENDO-TENDO:
M. TIBIALIS
PROKSIMAL DAN MEDIALES OS CUNEIFORME I
BASIS OSSIS METATARSALIS I

M. EKSTENSOR HALLUCIS LONGUS

M. EKSTENSOR HALLUCIS BREVIS

M. EKSTENSOR DIGITORUM LONGUS

M. PERONEUS TERTIUS

INERVASI KULIT DORSUM PEDIS

 A. DORSALIS PEDIS
BERJALAN ANTARA TENDO M. EKSTENSOR
HALLUCIS LONGUS DAN TENDO M. EKSTENSOR
DIGITORUM LONGUS

MENEMBUS SPATIUM INTEROSSEA I R.

PLANTARIS PROFUNDUS

PROXIMAL RETINACULUM BERCAB:

A. MALLEOLARIS ANTERIOR MEDIALIS
A. MALLEOLARIS MEDIALIS

MEMBENTUK A. ARCUATA Aa. METATARSALIS

DORSALIS
 REGIO PLANTARIS PEDIS
APONEUROSIS PLANTARIS
M. ABDUCTOR HALLUCIS N. PLANTARIS MEDIALIS

M. FLEXOR HALLUCIS BREVIS

M. ADDUCTOR HALLUCIS N. PLANTARIS LATERALIS
 OTOT OTOT RUANGAN TENGAH
M. FLEKSOR DIGITORUM BREVIS N.
PLANTARIS MEDIALIS
Mm. LUMBRICALES
Mm. INITOSSEI DORSALIS (4)
N.
PLANTANIS (5) PLANTARIS
Mm. LUMBRICALES LATERALIS

Mm. FLEKSOR ACCESORIUS

 OTOT-OTOT DIGITI V

M. ABDUCTOR DIGITI V
N. PLANTARIS
M. FLEKSOR DIGITI V BREVIS LATERALIS
M. OPPONEUS DIGITI V
KLINIS
1. CEREBRA N. FIBULARIS COMMUNIS
1. SERING TERJADI, LETAK SANGAT DANGKAL SEWAKTU
MELINGKARI COLLUM FIBULA
2. FRACTUR COLLUM / CAPUT FIBULA: NERVUS PUTUS
3. JIKA ARTIC. GENU CIDERA: NERVUS TEREGANG BERAT
AKIBATNYA:
SEMUA OTOT-OTOT DORSOFLEKSI DAN EVERSI KAKI
LUMPUH KAKI TERGANTUNG LEMAS FOOT DROP :
KAKI DIANGKAT LEBIH TINGGI, SUPAYA JARI KAKI TIDAK
MENYENTUH LANTAI
KAKI DITURUNKAN SEKONYONG-KONYONG BUNYI DERAP
ANESTESI PADA ANTEROLATERAL TUNGKAI BAWAH &
DORSUM PEDIS
2. SYNDROMA KOMPARTEMEN ANTERIOR
(SAIN SPLINT)
1. KEADAAN NYERI KOMPARTEMEN ANTERIUS
TUNGKAI BAWAH SETELAH KEGIATAN (LATIHAN
YANG BERAT DAN LAMA)
2. M. TIBIALIS ANTERIOR MEMBENGKAK
KARENA HIPERAKTIFITAS TIBA-TIBA
3. PEMBENGKAKAN ALIRAN DARAH KE OTOT
OTOT TERASA SAKIT DAN PEGAL
3. KLAUDI KATIO INTER MIITEN
1. KRAM PADA TUNGKAI BAWAH SEWAKTU
BERJALAN
2. MENGHILANG SETELAH ISTIRAHAT
3. NYERI, AKIBAT ISCHEMIA OTOT-OTOT
TUNGKAI BAWAH KARENA PENYEMPITAN /
PENYUMBATAN ARTERI ARTERI KE
PANGKAL BAWAH
4. BUERGER DISEASE
THROMBOANGITIS OBLITERANS
PENYAKIT WINIWATER BUEGER

ETIOLOGI :
SEGMEN PEMBULUH DARAH TERSUMBAT
MENGKERUT, KERAS, SEPERTI TAMBANG

GEJALA :
NYERI PERSISTENS YANG DISEBABKAN ISCHMIA
PADA 1 ATAU 2 KAKI
Semoga Bermanfaat

Figure source:

Atlas of Human Anatomy interactive CD version 3.0

University of Rochester
Sobotta interactive CD Urban Schwarzenberg

Blue in corp